Anda di halaman 1dari 18

MODUL PERKULIAHAN

Inventory and
Warehouse
Management
Konsep Pengadaan
(Bagian 1)

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

01
Teknik Teknik Industri 05510006 Muchammad Fauzi, S.T., M.log.
Verani Hartati, S.T., M.T.

Abstract Kompetensi
Pada pertemuan pertama mata Mahasiswa Mampu menjelaskan
kuliah Inventory and Warehouse peran pengadaan, definisi pengadaan,
Management ini akan dibahas prinsip pengadaan, skema pengadaan,
mengenai Konsep Pengadaan proses pengadaan, metoda pengadaan,
sebagai bagian dari Sistem Rantai tahapan pengadaan, spesifikasi
Pasok. barang, serta e-procurement
Pendahuluan

Value Chain pada Gambar 1 merupakan gabungan dari values activities dan margin sebagai
capaian aktivitas tersebut. Values activities dapat dibagi menjadi aktivitas fisik dan aktivitas
teknis. Porter membedakan menjadi dua yaitu primary activities dan support activities.
Primary Activities merupakah aktivitas transformasi dan pemindahan fisik pada produk akhir,
dimana perusahaan akan mengirimkan barang ke pelanggan seperti pada Gambar 1 distribusi
barang ke pelanggan dan pelayanan merupakan bagian dari primary activities. Support
Activities memungkinkan akan mendukung berjalanya primary activities. Porter membedakan
menjadi 5 kategori pada primary activities dan 4 kategori pada support activities. Untuk
mendukung berjalannya primary activities dengan capaian margin, diperlukan sistem
pengadaan yang baik untuk mendapatkan kualitas barang yang baik dengan minimum biaya.

Gambar 1. Pembelian dan Nilai Rantai


Digambar ulang dari Porter (1985)

Pengadaan (Procurement) merupakan proses akuisisi terhadap barang dan/atau jasa yang
memberikan Best Value for Money, dengan menggunakan prosedur dan proses yang tepat
untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas yang tepat pada tempat yang tepat dan dari sumber
yang tepat yang dapat dimanfaatkan baik untuk kepentingan publik, pemerintah, perusahaan,
maupun individu. Pengadaan termasuk kedalam semua aktivitas yang dibutuhkan dalam
pemesanan barang dari pemasok hingga ke tujuan akhir. Pengadaan meliputi fungsi pembelian,
penyimpanan, lalu lintas dan transportasi, inspeksi masuk, quality control and assurance,
pengambilan keputusan pemilihan pemasok berdasarkan TCO (Total Cost Ownership).

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


2 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
Jika dilihat dari proses Supply Chain Management Lambert (1999) pada Gambar 2. Untuk
mendukung berjalannya sebuah aliran produk diperlukan proses pembelian (purchasing)
kepada pemasok (Tier 1 Supplier) dan pemasok tier 1 melakukan pemesanan ke pemasok tier
2 dan seterusnya. Pembelian merupakan bagian dari aktivitas pengadaan. Pengadaan bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dengan kualitas, kuantitas, waktu dan harga yang tepat
serta sesuai dengan kebijakan yang berlaku sehingga mendukung pencapaian tujuan
perusahaan.

Information Flow

Tier 2 Tier 1 Manufacturer


Customer Consumer/
Supplier Supplier End- User
Logistics
Purchasing Marketing
PRODUCTION FLOW

Production Finance
R&D

CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT


Supply Chain Business Processess

CUSTOMER SERVICE MANAGEMENT

DEMAND MANAGEMENT

ORDER FULFILLMENT

MANUFACTURING FLOW MANAGEMENT

SUPPLIER RELATIONSHIP MANAGEMENT

PRODUCT DEVELOPMENT AND COMMERCIALIZATION

RETURNS MANAGEMENT

Sumber: Lambert (1999). Supply Chain Management: What Does it Involve?

Gambar 2. Proses Supply Chain Management, Lambert (1999)

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


3 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
Siklus Pengadaan

Secara umum siklus pengadaan merupakan aliran pengadaan yang berawal dari rencana
kebutuhan dari pengguna sampai barang diterima pengguna untuk dipakai seperti yang
ditunjukkan Gambar 2.

Rencana
Kebutuhan

Program
Pemasok
Pengadaan

Penyimpanan

Pemakaian

Gambar 2. Siklus pengadaan

Tugas secara umum bagian pengadaan adalah:


1. Memfasilitasi layanan pengadaan barang dan jasa bagi pelanggan internal perusahaan
2. Menyelenggarakan perencanaan, pembinaan, pelaksaan, dan penatausahaan pengadaan
barang dan jasa
3. Mencari dan memilih pemasok
4. Evaluasi proses pengadaan dan pemasok
5. Memelihara data base barang dan pemasok

Pada aktivitas pengadaan, umumnya terdapat 8 tahapan aktivitas mulai dari permintaan
pelanggan internal hingga proses pembayaran ke pemasok seperti yang ditunjukkan Gambar 3.

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


4 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
Gambar 3. Tahapan pengadaan

Prinsip Pengadaan

Prinsip pengadaan adalah Fair Play antara lain:


1. Transparan
Tidak terbatas pada pemasok tertentu, terbuka bagi siapa saja
2. Adil/Tidak Diskriminatif
Tidak membeda-bedakan antar pemasok
3. Bersaing
Berlomba-lomba untuk menjadi pemasok
4. Efisien
Menghasilkan sesuatu yang tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya
5. Efektif
Mencapai tujuan
6. Akuntabel
Dapat dipertanggungajawabkan

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


5 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
Terdapat 3 aktor utama dalam sistem pengadaan yaitu:
1. Pembeli
Pembeli (buyer) merupakan pihak yang akan membeli barang kepada pemasok (supplier)
sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh pengguna (user). Seorang pembeli dapat
melakukan pembelian untuk digunakan oleh dirinya sendiri, pelanggan internal, atau dijual
kembali, sehingga pembeli ini disebut reseller.
2. Pengguna
Pengguna (user) merupakan pihak pengguna barang, baik itu pengguna internal perusahaan
atau pengguna eksternal (konsumen), dimana barang tersebut akan dijual kembali dengan
bentuk yang sama atau berbeda setelah melalui proses.
3. Pemasok
Pemasok (supplier) merupakan pihak yang akan mengirimkan barang sesuai dengan
spesifikasi yang diminta kepada pembeli.

Proses dan Rencana Pengadaan

Untuk mengadakan suatu barang tentunya harus paham proses yang mendasar dalam
menjalankan pengadaan tersebut seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4. Aktor utama dalam
proses pengadaan adalah pengusul sebagai pengguna, pelaksana sebagai pihak yang mencari
pemasok, dan pemasok sebagai pihak penyedia barang. Ketika proses pembelian dan
pengiriman berlangsung tentunya diperlukan unit-unit lain sebagai pendukung agar proses
pengadaan dapat berjalan seperti transporter, finance, dan logistik. Untuk menjalankan proses
pembelian, tentunya perencanaan harus dilakukan terlebih dahulu. Diawali dengan adanya
kebutuhan barang dari pengguna dan melihat status persediaan di gudang. Jika jumlah
persediaan mencukupi sesuai kebutuhan pengguna, bisa jadi tidak ada proses pembelian, atau
jika perusahaan menginginkan selalu ada persediaan yang cukup maka proses pembelian harus
tetap berjalan karena jumlah persediaan menurun. Selanjutnya melihat dari sudut pandang
finansial, apakah anggaran belanja untuk pembelian barang tersebut ada?. Jika ada maka lanjut
ke proses rencana pembelian, jika tidak maka menentukan kuantitas yang sesuai dengan
anggaran dana yang ada atau kemungkinan terburuknya adalah pembatalan pembelian barang,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


6 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
1 Pengusul

2
Rencana Pengadaan
3a 3b
4 Metoda Pengadaan
Pelaksanaan Pembelian Langsung Penyedia
Panitia Pengadaan Seleksi Persyaratan
Fungsi Pengadaan Pengadaan Langsung Kualifikasi
Lelang

5 Proses Pengadaan
Persiapan
Pelaksanaan
Perjanjian/Kontrak

6 7
Penerimaan
Pembayaran
Penyimpanan

8 Pengeluaran 9 Manajemen
Pemakaian Aset

Gambar 4. Proses pengadaan

Rencana Status
kebutuhan (RK) Persediaan

Penentuan
Kebutuhan Riil (KR)

Gunakan Barang Tdk Ya Rencana


KR>0
yang Ada Pengadaan

Tdk
Dana Cukup

Ya

Rencana
Pembelian

Gambar 5. Alur rencana pengadaan

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


7 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
Metoda Pengadaan

Pada dasarnya metode pengadaan mengikutin kebijakan masing-masing perusahaan. Jika


perusahaan tersebut bukan perusahaan dibawah instansi pemerintahaan yang menggunakan
APBN/APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Negara/Daerah) maka gunakan kebijakan yang
berlaku pada instansi tersebut. Jika pengadaan menggunakan APBN/APBD maka wajib
menggunakan kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Perpres No. 16 Tahun 2018
yang dikeluarkan oleh LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah).
Berikut merupakan metoda pengadaan menurut Perpres No. 16 Tahun 2018: (detil akan
dijelaskan pada pertemuan 15)
1. Pengadaan Langsung (Direct Purchase)
Metode pemilihan untuk mendapatkan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya
yang bernilai paling banyak Rp200.000.000.
2. Penunjukan Langsung (Direct Appointment)
Metode pemilihan untuk mendapatkan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa
konsultasi/jasa lainnya dalam keadaan tertentu.
3. Seleksi
Metode pemilihan untuk mendapatkan penyedia jasa konsultasi.
4. Tender
Metode pemilihan untuk mendapatkan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya.
5. Pelelangan Umum (Open Bidding)
Metode pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya untuk semua
pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya
yang memenuhi syarat.
6. Pelelangan Terbatas (Closed Bidding)
Metode pemilihan pekerjaan konstruksi untuk pekerjaan konstruksi dengan jumlah penyedia
yang mampu melaksanakan diyakini terbatas dan untuk pekerjaan yang kompleks.

Klasifikasi Pembelian Barang

Jenis barang yang akan dibeli akan menentukan skema perencanaan pengadaan barang
tersebut, sehingga dari barang tersebut dapat menentukan nominal pengadaan, panitia
pengedaan, dan metode pengadaan. Berikut adalah klasifikasi pembelian barang berdasarkan
jenisnya:

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


8 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
1. Barang Bahan Mentah
Contoh: Bijih besi, Bijih tembaga, Batubara, Biji-bijian, Kedelai, Kopi, Coklat
2. Barang Bahan Tambahan
Contoh: Minyak, Air, Elektroda, Gas, Polishing materials
3. Barang Semi Manufaktur
Contoh: Plat baja, Kawat gulung, Foil plastik
4. Barang Komponen
Contoh: Lampu, Baterai, Engine parts, Electronic parts, Transmission parts
5. Barang Jadi
Contoh: Motor, Mobil, Sepeda (barang siap pakai)
6. Barang Investasi/Perlengkapan Modal
Contoh: Mesin produksi, Rak Gudang, Pallet
7. Barang Pemeliharaan/Perbaikan/Operasi
Contoh: Consumable, Greese, Office supplies
8. Pelayanan Jasa
Contoh: Cleaning service, security, driver

Spesifikasi Barang

Setelah menentukan barang apa yang akan dibeli, selanjutnya menentukan spesifikasi barang
yang diinginkan dengan detil untuk menghindari kesalahan pada saat barang datang dan akan
digunakan. Berikut adalah contoh spesifikasi barang:
Contoh barang EXTINGUISHER CARBON DIOXIDE

Gambar 6. Extinguisher Carbon Dioxide

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


9 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
Tabel 1. Spesifikasi Extinguisher Carbon Dioxide

Paradigma Pengadaan

Saat ini kita telah memasuki era disrupsi teknologi dimana fenomena Internet of Thing, big
data, cloud computing hingga artificial intelegent telah menjadi bagian yang mendukung
aktivitas kita semua. Hal tersebut juga pada akhirnya merubah paradigma seluruh organisasi
pemerintah dengan bertransformasinya organisasi menjadi kondusif (efficiency resources) dan
terus mengembangkan inovasi untuk membangun sinergi dan kolaborasi (mengubah dari sama-
sama bekerja menjadi bekerja sama) dengan menumbuhkan saling percaya seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 7.

Di sisi lain disrupsi teknologi juga mentransformasi organisasi pemerintah dengan memotong
rantai birokrasi, memudahkan prosedur, dan mengubah pola kerja yang bertujuan agar
organisasi lebih responsif, transparan dan accessible sehingga terjadi “check and balance”.
Perkembangan teknologi informasi tersebut menuntut LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah) untuk merumuskan kembali aturan pengadaan barang/jasa
pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah. Dalam aturan ini, pengadaan barang/jasa pemerintah pun semakin didorong untuk
memberikan value for money terhadap hasil pengadaan barang/jasa dengan tidak lagi
menjadikan harga termurah sebagai tolok ukur efektivitas pengadaan barang/jasa.

Perubahan pola bisnis dan aktivitas pasar tersebut juga membawa perubahan terhadap
kebutuhan sumber daya manusia sebagai pengelola dan unit pengelola pengadaan yang dituntut

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


10 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
untuk lebih profesional dan memiliki kompetensi khusus maupun kompetensi teknis dalam
bidang pengadaan barang/jasa. Salah satu bentuk kebijakan reformasi birokrasi di bidang
pengadaan barang/jasa pemerintah adalah dengan diterapkannya proses pengadaan barang/jasa
yang memanfaatkan teknologi informasi melalui aplikasi sistem pengadaan secara elektronik
yang lingkupnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai dengan katalog elektronik.
Metode baru pada SPSE (Sistem Pengadaan Secara Elektronik) juga diperkenalkan antara lain
metode repeat order dan e-reverse auction, sebagai bentuk adaptasi terhadap praktek bisnis
internasional.

AKU VS KAMU KITA


Transaksional Kolaborasi
Win – Loss Win – Win
Produk Pasar
KEPERCAYAAN
Parsial Sistemik
Tertutup Transparan
Birokrasi Profesional

Transaksional : Kegiatan hanya dari sudut satu pelaku (produsen) untuk meraih keuntungan
Kolaborasi : Kegiatan yang menggabungkan lebih dari satu pelaku untuk kemajuan bersama
Parsial : Berpikir hanya dari satu sudut pandang
Sistemik : Berpikir secara menyeluruh dari segala sudut pandang

Gambar 7. Paradigma pengadaan

e-Procurement

e-procurement adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan penggunaan metode


elektronik di setiap tahap proses pembelian mulai dari identifikasi persyaratan, tender, hingga
pembayaran dan, berpotensi, hingga manajemen kontrak. Berikut adalah aliran informasi
proses pengadaan, proses pembelian, hingga dilakukan proses elektronisasi.

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


11 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
Harga

Rencana
Kuantitas Pembayaran
Pengadaan

Katalog

Pemakaian
Proses
Penyimpanan
Pengadaan Manajemen
Asset

Kualifikasi
Pemasok
Rencana
Pengadaan
Sistem
Penerimaan
Manajemen
dan
Pemasok
Pemeriksaan

Gambar 8. Proses pengadaan

Vendor Vendor
Registration Performance

Adm. Request Report


Request

Pra Selected Vendor Purchasing


Vendor
Qualification Vednor Selection Method
Assessment
List
Criteria &
Method

Reject Market

Gambar 9. Proses pembelian

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


12 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
e-Catalog Service

Material Request
e-RFQ
e-Approval
Price Purchasing
e-Bidding e-Inventory
e-Direct Appointment e-Warehouse
e-Direct Purchase

Manufacture & Supplier


Vendor Management
e-Quotation
e-Pra Qualification
e-PO Payment
e-Vendor Assessment
e-Auction

Gambar 10. Elektronisasi proses pengadaan

Kelebihan

Ada tiga sumber manfaat nyata yang dapat dicapai dari e-Procurement:
1. Penurunan harga beli - pengiriman tabungan langsung ke garis bawah. Menerapkan alat
transaksi e-Purchasing tidak akan dengan sendirinya mengurangi harga yang dibayarkan
kepada pemasok untuk barang dan jasa. Melalui peningkatan kepatuhan kontrak (pengguna
yang membeli dari kontrak pemasok yang telah dinegosiasikan sebelumnya daripada secara
lokal), harga keseluruhan yang dibayarkan untuk barang dan jasa akan menurun. Aplikasi
e-Sourcing mendukung proses negosiasi komersial dengan pemasok untuk meningkatkan
kondisi pasokan dan harga
2. Pengurangan biaya proses - penggunaan waktu yang lebih efektif, yang dapat diterjemahkan
ke dalam keuntungan finansial jika dikelola dan diukur dengan benar
3. Ada juga manfaat tak berwujud, seperti perubahan budaya dan memungkinkan e-Business
masuk ke dalam organisasi yang tidak terukur tetapi mungkin menjadi motivasi untuk
memperkenalkan e-Procurement.

Prinsip e-Procurement

1. Kerahasiaan
2. Integritas
3. Ketersediaan
4. Non-repudiation

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


13 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
Model e-Procurement

Terdapat tiga model e-Procurement diantaranya:


1. Model Pembelian Terpusat (Buyer Centric)
2. Model Pengadaan Elektronik yang Terpusat pada Penjual (Seller Centric e-Procurement)
3. Model e-Marketplace

Model Pembelian Terpusat (Buyer Centric)

Dalam model pembelian yang berpusat pada pembeli atau yang dikelola pembeli, organisasi
pembelian mengimplementasikan perangkat lunak untuk mendukung proses pengadaannya,
memperoleh data katalog dari pemasok yang dikontraknya, dan menggabungkan data katalog
ke dalam satu katalog internal untuk digunakan oleh petugas pembeliannya. Dalam hal model
hub dan jari-jari, pembeli berada di hub dengan pemasok terhubung di ujung jari-jari.

Kelebihan
1. Manfaat utama bagi organisasi pembelian adalah bahwa kontrol yang ketat dapat
dipertahankan atas perangkat lunak pengadaan, data dan proses katalog (dan pengadaan
lainnya).
2. Solusi dapat sangat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan organisasi pembelian.
3. Sistem ini juga mempermudah solusi pengadaan untuk diintegrasikan sepenuhnya ke dalam
sistem manajemen keuangan organisasi pembelian sehingga seluruh proses pengadaan dapat
dengan mudah diotomatisasi dari awal hingga akhir.
4. Mereka cenderung menawarkan fungsionalitas pengadaan paling banyak kepada pembeli.
5. Mereka mengarah pada pencarian dan pemilihan produk yang cepat dan mudah.
6. Mereka memberi pembeli akses ke penawaran beberapa pemasok dan biasanya dapat
melakukan perbandingan harga.
7. Untuk pemasok, biaya untuk berpartisipasi dalam sistem ini umumnya rendah, tidak ada
biaya transaksi dan sebagian besar memerlukan sedikit investasi dari pemasok untuk
berpartisipasi.

Kekurangan
1. Model ini umumnya menghasilkan lingkungan pembelian yang tertutup, yang
memungkinkan pemasok untuk berdagang hanya dengan organisasi pembelian pusat.

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


14 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
Pemasok perlu menggunakan pengaturan lain untuk berdagang secara elektronik dengan
pembeli lain.
2. Akan ada biaya pemeliharaan sistem yang lebih tinggi dalam solusi ini untuk pembeli, tetapi
umumnya pemeliharaan katalog (memperbarui item, harga, dan ketersediaan) masih dapat
dilakukan oleh penjual, dengan data yang diperbarui diberikan kepada pembeli.
3. Masalah dapat muncul seperti mata uang data, ketersediaan stok, dll, ketika pemasok tidak
memiliki kendali langsung atas item yang tercantum dalam katalog pembeli.
4. Solusi ini juga dapat memerlukan investasi di muka yang cukup tinggi untuk organisasi
pembeli.
5. Karena model ini umumnya tidak mengizinkan pemasok untuk berdagang secara universal,
pemasok yang ingin beralih ke perdagangan online mungkin perlu mengakomodasi
sejumlah sistem berbeda yang digunakan oleh pelanggan mereka, meningkatkan biaya dan
mempersulit manajemen konten.

Model Pengadaan Elektronik yang Terpusat pada Penjual (Seller Centric e-Procurement)

Dalam model pengadaan yang berpusat pada penjual, penjual berada di pusat hub, dengan
organisasi pembeli terhubung di jari-jarinya. Pembeli menggunakan sistem pemasok, yang
dapat diakses melalui Internet, untuk menelusuri katalog pemasok dan melakukan pemesanan.
Ruang di pasar ini sebagian besar telah menjadi domain penjualan bisnis-ke-konsumen,
meskipun semakin banyak perdagangan bisnis-ke-bisnis yang terjadi di situs-situs ini.

Kelebihan
1. Bagi pembeli, solusi ini umumnya menawarkan biaya investasi terendah.
2. Beberapa situs digabungkan menjadi e-mall virtual untuk mengurangi kebutuhan mencari
banyak situs yang berbeda, tetapi pembeli masih perlu tahu di mana menemukan situs
tersebut.
3. Untuk pemasok, solusi ini mungkin optimal dalam hal kontrol, biaya, pemeliharaan, dan
fungsionalitas, tetapi pelanggan mereka perlu tahu di mana menemukannya sehingga
penggunaannya mungkin terbatas.

Kekurangan
1. Situs pemasok hanya memberikan dukungan terbatas untuk pembelian pembeli. Proses,
biasanya hanya kemampuan untuk menelusuri katalog dan memesan.

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


15 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
2. Pembeli kehilangan kendali atas data katalog.
3. Dukungan untuk kontrak yang telah diatur sebelumnya mungkin terbatas.
4. Pembeli harus mengakses setiap sistem organisasi pemasok secara individual, dan hanya
satu katalog pemasok yang dapat diakses dalam satu waktu.
5. Pembeli harus belajar menggunakan beberapa sistem pemasok dan mengelola beberapa
detail hak akses (mis. Nama pengguna dan sandi).
6. Pembeli harus tahu di mana menemukan situs tersebut.
7. Integrasi ke dalam sistem manajemen keuangan di pihak pembeli mungkin sangat sulit.

Model e-Marketplace

Marketplace adalah sebuah website atau aplikasi online yang memfasilitasi proses jual beli dari
berbagai toko. Sebenarnya online marketplace memiliki konsep yang kurang lebih sama
dengan pasar tradisional. Pada dasarnya, pemilik marketplace tidak bertanggung jawab atas
barang-barang yang dijual karena tugas mereka adalah menyediakan tempat bagi para penjual
yang ingin berjualan dan membantu mereka untuk bertemu pelanggan dan melakukan transaksi
dengan lebih simpel dan mudah. Transaksinya sendiri memang diatur oleh marketplacenya.
Kemudian setelah menerima pembayaran, penjual akan mengirim barang ke pembeli. Salah
satu alasan mengapa marketplace terkenal adalah karena kemudahan dan kenyamanan dalam
penggunaan. Banyak yang menggambarkan online marketplace seperti department store.

Pertama kali marketplace mulai menjadi popular pada tahun 1995. Pada tahun itu, Amazon dan
eBay mulai terkenal dan banyak orang yang menggunakannya. Di tahun itu juga sebuah bank
di Amerika bernama The Presidential Bank meluncurkan online banking pertama. Pada tahun
1998, PayPal diluncurkan dan memberi kemudahan lebih banyak untuk transaksi online. Di
Asia sendiri, Jack Ma meluncurkan Alibaba di China pada tahun 1999.
Sudah lewat dua dekade dan industri marketplace terus berkembang. Sekarang, Anda bisa
menemukan banyak marketplace untuk berbagai kategori; mulai dari baju sampai bahan
kerajinan. Di Indonesia sendiri, kita sudah memiliki beberapa marketplace lokal terkenal
seperti Tokopedia dan Bukalapak. Kedua marketplace ini sudah sangat sukses di Indonesia
sampai mereka menjadi 2 dari 4 Startup Unicorn di Indonesia.
Yang berbeda dengan pasar tradisional adalah seorang penjual tidak perlu membayar uang
sewa untuk mendapat tempat di marketplace. Ini tentunya menjadi salah satu daya tarik

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


16 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
marketplace. Siapa yang tidak ingin berjualan dengan gratis? Mereka hanya perlu
mendaftarkan diri dan mereka sudah bisa mulai berjualan

Horizontal dan Vertical Marketplace


Dalam membahas online marketplace, Anda mungkin akan menemukan istilah seperti
horizontal dan vertical marketplace. Apa artinya?

Horizontal marketplace menjual berbagai produk dengan kategori yang berbeda-beda.


Tokopedia dan Bukalapak masuk ke dalam jenis marketplace yang satu ini. Di kedua website
tersebut, Anda bisa menemukan banyak barang, mulai dari buku, furniture, makanan, baju,
mainan anak, gadget, dan masih banyak lagi. Biasanya, horizontal marketplace menampilkan
dirinya sebagai toko serba ada dan mengangkat kenyamanan sebagai selling pointnya.

Dibanding dengan horizontal marketplace, vertical marketplace lebih bersifat spesialis.


Marketplace yang dikategorikan sebagai vertical marketplace adalah website yang menjual
produk dari satu jenis yang sama. Misalnya, sebuah marketplace yang hanya menjual keperluan
bayi atau sepatu. Kalau Anda memilih untuk berjualan di vertical marketplace, Anda bisa
menunjukkan produk Anda dengan lebih baik. Ini karena di vertical marketplace pengunjung
website sudah pasti mencari barang yang mereka inginkan dan Anda bisa lebih fokus untuk
menceritakan apa yang membuat produk Anda unggul dibanding penjual lain

Daftar Pustaka

1. Saaty, T. L. (2008): Decision Making with The Analytic Hierarchy Process, Int. J. Service
Sciences, Vol. 1 No. 1.
2. Weele, A. V. (2010): Purchasing and Supply Chain Management 5th Edition. Cengage
Learning EMEA. United Kingdom.
3. Bahagia, S. N. (2006). Sistem Inventori,.Bandung: Penerbit ITB.
4. Bahagia, S.N. (2016). Bahan Ajar Kuliah Pengadaan: e-Procurement. ITB.
5. https://www.dewaweb.com/blog/apa-itu-marketplace/

‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran


17 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id
‘20 Manajemen Persediaan dan Pengadaan Biro Akademik dan Pembelajaran
18 Muchammad Fauzi, S.T., M.Log. http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai