Inventory and
Warehouse
Management
Konsep Pengadaan
(Bagian 1)
01
Teknik Teknik Industri 05510006 Muchammad Fauzi, S.T., M.log.
Verani Hartati, S.T., M.T.
Abstract Kompetensi
Pada pertemuan pertama mata Mahasiswa Mampu menjelaskan
kuliah Inventory and Warehouse peran pengadaan, definisi pengadaan,
Management ini akan dibahas prinsip pengadaan, skema pengadaan,
mengenai Konsep Pengadaan proses pengadaan, metoda pengadaan,
sebagai bagian dari Sistem Rantai tahapan pengadaan, spesifikasi
Pasok. barang, serta e-procurement
Pendahuluan
Value Chain pada Gambar 1 merupakan gabungan dari values activities dan margin sebagai
capaian aktivitas tersebut. Values activities dapat dibagi menjadi aktivitas fisik dan aktivitas
teknis. Porter membedakan menjadi dua yaitu primary activities dan support activities.
Primary Activities merupakah aktivitas transformasi dan pemindahan fisik pada produk akhir,
dimana perusahaan akan mengirimkan barang ke pelanggan seperti pada Gambar 1 distribusi
barang ke pelanggan dan pelayanan merupakan bagian dari primary activities. Support
Activities memungkinkan akan mendukung berjalanya primary activities. Porter membedakan
menjadi 5 kategori pada primary activities dan 4 kategori pada support activities. Untuk
mendukung berjalannya primary activities dengan capaian margin, diperlukan sistem
pengadaan yang baik untuk mendapatkan kualitas barang yang baik dengan minimum biaya.
Pengadaan (Procurement) merupakan proses akuisisi terhadap barang dan/atau jasa yang
memberikan Best Value for Money, dengan menggunakan prosedur dan proses yang tepat
untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas yang tepat pada tempat yang tepat dan dari sumber
yang tepat yang dapat dimanfaatkan baik untuk kepentingan publik, pemerintah, perusahaan,
maupun individu. Pengadaan termasuk kedalam semua aktivitas yang dibutuhkan dalam
pemesanan barang dari pemasok hingga ke tujuan akhir. Pengadaan meliputi fungsi pembelian,
penyimpanan, lalu lintas dan transportasi, inspeksi masuk, quality control and assurance,
pengambilan keputusan pemilihan pemasok berdasarkan TCO (Total Cost Ownership).
Information Flow
Production Finance
R&D
DEMAND MANAGEMENT
ORDER FULFILLMENT
RETURNS MANAGEMENT
Secara umum siklus pengadaan merupakan aliran pengadaan yang berawal dari rencana
kebutuhan dari pengguna sampai barang diterima pengguna untuk dipakai seperti yang
ditunjukkan Gambar 2.
Rencana
Kebutuhan
Program
Pemasok
Pengadaan
Penyimpanan
Pemakaian
Pada aktivitas pengadaan, umumnya terdapat 8 tahapan aktivitas mulai dari permintaan
pelanggan internal hingga proses pembayaran ke pemasok seperti yang ditunjukkan Gambar 3.
Prinsip Pengadaan
Untuk mengadakan suatu barang tentunya harus paham proses yang mendasar dalam
menjalankan pengadaan tersebut seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4. Aktor utama dalam
proses pengadaan adalah pengusul sebagai pengguna, pelaksana sebagai pihak yang mencari
pemasok, dan pemasok sebagai pihak penyedia barang. Ketika proses pembelian dan
pengiriman berlangsung tentunya diperlukan unit-unit lain sebagai pendukung agar proses
pengadaan dapat berjalan seperti transporter, finance, dan logistik. Untuk menjalankan proses
pembelian, tentunya perencanaan harus dilakukan terlebih dahulu. Diawali dengan adanya
kebutuhan barang dari pengguna dan melihat status persediaan di gudang. Jika jumlah
persediaan mencukupi sesuai kebutuhan pengguna, bisa jadi tidak ada proses pembelian, atau
jika perusahaan menginginkan selalu ada persediaan yang cukup maka proses pembelian harus
tetap berjalan karena jumlah persediaan menurun. Selanjutnya melihat dari sudut pandang
finansial, apakah anggaran belanja untuk pembelian barang tersebut ada?. Jika ada maka lanjut
ke proses rencana pembelian, jika tidak maka menentukan kuantitas yang sesuai dengan
anggaran dana yang ada atau kemungkinan terburuknya adalah pembatalan pembelian barang,
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5.
2
Rencana Pengadaan
3a 3b
4 Metoda Pengadaan
Pelaksanaan Pembelian Langsung Penyedia
Panitia Pengadaan Seleksi Persyaratan
Fungsi Pengadaan Pengadaan Langsung Kualifikasi
Lelang
5 Proses Pengadaan
Persiapan
Pelaksanaan
Perjanjian/Kontrak
6 7
Penerimaan
Pembayaran
Penyimpanan
8 Pengeluaran 9 Manajemen
Pemakaian Aset
Rencana Status
kebutuhan (RK) Persediaan
Penentuan
Kebutuhan Riil (KR)
Tdk
Dana Cukup
Ya
Rencana
Pembelian
Jenis barang yang akan dibeli akan menentukan skema perencanaan pengadaan barang
tersebut, sehingga dari barang tersebut dapat menentukan nominal pengadaan, panitia
pengedaan, dan metode pengadaan. Berikut adalah klasifikasi pembelian barang berdasarkan
jenisnya:
Spesifikasi Barang
Setelah menentukan barang apa yang akan dibeli, selanjutnya menentukan spesifikasi barang
yang diinginkan dengan detil untuk menghindari kesalahan pada saat barang datang dan akan
digunakan. Berikut adalah contoh spesifikasi barang:
Contoh barang EXTINGUISHER CARBON DIOXIDE
Paradigma Pengadaan
Saat ini kita telah memasuki era disrupsi teknologi dimana fenomena Internet of Thing, big
data, cloud computing hingga artificial intelegent telah menjadi bagian yang mendukung
aktivitas kita semua. Hal tersebut juga pada akhirnya merubah paradigma seluruh organisasi
pemerintah dengan bertransformasinya organisasi menjadi kondusif (efficiency resources) dan
terus mengembangkan inovasi untuk membangun sinergi dan kolaborasi (mengubah dari sama-
sama bekerja menjadi bekerja sama) dengan menumbuhkan saling percaya seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 7.
Di sisi lain disrupsi teknologi juga mentransformasi organisasi pemerintah dengan memotong
rantai birokrasi, memudahkan prosedur, dan mengubah pola kerja yang bertujuan agar
organisasi lebih responsif, transparan dan accessible sehingga terjadi “check and balance”.
Perkembangan teknologi informasi tersebut menuntut LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah) untuk merumuskan kembali aturan pengadaan barang/jasa
pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah. Dalam aturan ini, pengadaan barang/jasa pemerintah pun semakin didorong untuk
memberikan value for money terhadap hasil pengadaan barang/jasa dengan tidak lagi
menjadikan harga termurah sebagai tolok ukur efektivitas pengadaan barang/jasa.
Perubahan pola bisnis dan aktivitas pasar tersebut juga membawa perubahan terhadap
kebutuhan sumber daya manusia sebagai pengelola dan unit pengelola pengadaan yang dituntut
Transaksional : Kegiatan hanya dari sudut satu pelaku (produsen) untuk meraih keuntungan
Kolaborasi : Kegiatan yang menggabungkan lebih dari satu pelaku untuk kemajuan bersama
Parsial : Berpikir hanya dari satu sudut pandang
Sistemik : Berpikir secara menyeluruh dari segala sudut pandang
e-Procurement
Rencana
Kuantitas Pembayaran
Pengadaan
Katalog
Pemakaian
Proses
Penyimpanan
Pengadaan Manajemen
Asset
Kualifikasi
Pemasok
Rencana
Pengadaan
Sistem
Penerimaan
Manajemen
dan
Pemasok
Pemeriksaan
Vendor Vendor
Registration Performance
Reject Market
Material Request
e-RFQ
e-Approval
Price Purchasing
e-Bidding e-Inventory
e-Direct Appointment e-Warehouse
e-Direct Purchase
Kelebihan
Ada tiga sumber manfaat nyata yang dapat dicapai dari e-Procurement:
1. Penurunan harga beli - pengiriman tabungan langsung ke garis bawah. Menerapkan alat
transaksi e-Purchasing tidak akan dengan sendirinya mengurangi harga yang dibayarkan
kepada pemasok untuk barang dan jasa. Melalui peningkatan kepatuhan kontrak (pengguna
yang membeli dari kontrak pemasok yang telah dinegosiasikan sebelumnya daripada secara
lokal), harga keseluruhan yang dibayarkan untuk barang dan jasa akan menurun. Aplikasi
e-Sourcing mendukung proses negosiasi komersial dengan pemasok untuk meningkatkan
kondisi pasokan dan harga
2. Pengurangan biaya proses - penggunaan waktu yang lebih efektif, yang dapat diterjemahkan
ke dalam keuntungan finansial jika dikelola dan diukur dengan benar
3. Ada juga manfaat tak berwujud, seperti perubahan budaya dan memungkinkan e-Business
masuk ke dalam organisasi yang tidak terukur tetapi mungkin menjadi motivasi untuk
memperkenalkan e-Procurement.
Prinsip e-Procurement
1. Kerahasiaan
2. Integritas
3. Ketersediaan
4. Non-repudiation
Dalam model pembelian yang berpusat pada pembeli atau yang dikelola pembeli, organisasi
pembelian mengimplementasikan perangkat lunak untuk mendukung proses pengadaannya,
memperoleh data katalog dari pemasok yang dikontraknya, dan menggabungkan data katalog
ke dalam satu katalog internal untuk digunakan oleh petugas pembeliannya. Dalam hal model
hub dan jari-jari, pembeli berada di hub dengan pemasok terhubung di ujung jari-jari.
Kelebihan
1. Manfaat utama bagi organisasi pembelian adalah bahwa kontrol yang ketat dapat
dipertahankan atas perangkat lunak pengadaan, data dan proses katalog (dan pengadaan
lainnya).
2. Solusi dapat sangat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan organisasi pembelian.
3. Sistem ini juga mempermudah solusi pengadaan untuk diintegrasikan sepenuhnya ke dalam
sistem manajemen keuangan organisasi pembelian sehingga seluruh proses pengadaan dapat
dengan mudah diotomatisasi dari awal hingga akhir.
4. Mereka cenderung menawarkan fungsionalitas pengadaan paling banyak kepada pembeli.
5. Mereka mengarah pada pencarian dan pemilihan produk yang cepat dan mudah.
6. Mereka memberi pembeli akses ke penawaran beberapa pemasok dan biasanya dapat
melakukan perbandingan harga.
7. Untuk pemasok, biaya untuk berpartisipasi dalam sistem ini umumnya rendah, tidak ada
biaya transaksi dan sebagian besar memerlukan sedikit investasi dari pemasok untuk
berpartisipasi.
Kekurangan
1. Model ini umumnya menghasilkan lingkungan pembelian yang tertutup, yang
memungkinkan pemasok untuk berdagang hanya dengan organisasi pembelian pusat.
Model Pengadaan Elektronik yang Terpusat pada Penjual (Seller Centric e-Procurement)
Dalam model pengadaan yang berpusat pada penjual, penjual berada di pusat hub, dengan
organisasi pembeli terhubung di jari-jarinya. Pembeli menggunakan sistem pemasok, yang
dapat diakses melalui Internet, untuk menelusuri katalog pemasok dan melakukan pemesanan.
Ruang di pasar ini sebagian besar telah menjadi domain penjualan bisnis-ke-konsumen,
meskipun semakin banyak perdagangan bisnis-ke-bisnis yang terjadi di situs-situs ini.
Kelebihan
1. Bagi pembeli, solusi ini umumnya menawarkan biaya investasi terendah.
2. Beberapa situs digabungkan menjadi e-mall virtual untuk mengurangi kebutuhan mencari
banyak situs yang berbeda, tetapi pembeli masih perlu tahu di mana menemukan situs
tersebut.
3. Untuk pemasok, solusi ini mungkin optimal dalam hal kontrol, biaya, pemeliharaan, dan
fungsionalitas, tetapi pelanggan mereka perlu tahu di mana menemukannya sehingga
penggunaannya mungkin terbatas.
Kekurangan
1. Situs pemasok hanya memberikan dukungan terbatas untuk pembelian pembeli. Proses,
biasanya hanya kemampuan untuk menelusuri katalog dan memesan.
Model e-Marketplace
Marketplace adalah sebuah website atau aplikasi online yang memfasilitasi proses jual beli dari
berbagai toko. Sebenarnya online marketplace memiliki konsep yang kurang lebih sama
dengan pasar tradisional. Pada dasarnya, pemilik marketplace tidak bertanggung jawab atas
barang-barang yang dijual karena tugas mereka adalah menyediakan tempat bagi para penjual
yang ingin berjualan dan membantu mereka untuk bertemu pelanggan dan melakukan transaksi
dengan lebih simpel dan mudah. Transaksinya sendiri memang diatur oleh marketplacenya.
Kemudian setelah menerima pembayaran, penjual akan mengirim barang ke pembeli. Salah
satu alasan mengapa marketplace terkenal adalah karena kemudahan dan kenyamanan dalam
penggunaan. Banyak yang menggambarkan online marketplace seperti department store.
Pertama kali marketplace mulai menjadi popular pada tahun 1995. Pada tahun itu, Amazon dan
eBay mulai terkenal dan banyak orang yang menggunakannya. Di tahun itu juga sebuah bank
di Amerika bernama The Presidential Bank meluncurkan online banking pertama. Pada tahun
1998, PayPal diluncurkan dan memberi kemudahan lebih banyak untuk transaksi online. Di
Asia sendiri, Jack Ma meluncurkan Alibaba di China pada tahun 1999.
Sudah lewat dua dekade dan industri marketplace terus berkembang. Sekarang, Anda bisa
menemukan banyak marketplace untuk berbagai kategori; mulai dari baju sampai bahan
kerajinan. Di Indonesia sendiri, kita sudah memiliki beberapa marketplace lokal terkenal
seperti Tokopedia dan Bukalapak. Kedua marketplace ini sudah sangat sukses di Indonesia
sampai mereka menjadi 2 dari 4 Startup Unicorn di Indonesia.
Yang berbeda dengan pasar tradisional adalah seorang penjual tidak perlu membayar uang
sewa untuk mendapat tempat di marketplace. Ini tentunya menjadi salah satu daya tarik
Daftar Pustaka
1. Saaty, T. L. (2008): Decision Making with The Analytic Hierarchy Process, Int. J. Service
Sciences, Vol. 1 No. 1.
2. Weele, A. V. (2010): Purchasing and Supply Chain Management 5th Edition. Cengage
Learning EMEA. United Kingdom.
3. Bahagia, S. N. (2006). Sistem Inventori,.Bandung: Penerbit ITB.
4. Bahagia, S.N. (2016). Bahan Ajar Kuliah Pengadaan: e-Procurement. ITB.
5. https://www.dewaweb.com/blog/apa-itu-marketplace/