Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH MATERI PEMBELAJARAN EKONOMI

“PERKEMBANGAN BADAN USAHA MILIK


NEGARA (BUMN) DI INDONESIA”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Ekonomi
Perkembangan Badan Usaha

Disusun Oleh:
KELOMPOK D:
Abraham Akel
Andika Dava
Dave Dhini
Dimas Intan
Rama Zahara

SMA NEGERI 1 TEBING TINGGI SERGAI


KELAS: X IPA 1

KATA PENGANTAR
Salam Sehat dan Salam Sejahtera untuk kita semua. Puji dan syukur kami
ucapkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan hidayah-
Nya sehingga kami kelompok D dari kelas X IPA 1 bisa menyelesaikan
Makalah kami yang berjudul “Perkembangan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) Di Indonesia”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
terlebih kepada guru pembimbing mata pelajaran Ekonomi kelas X yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentu
kami tidak dapat menyelesaikan makalah ini tanpa adanya dukungan dari
berbagai pihak.

Sebagai pihak penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat


kekurangan di dalam makalah ini, baik dari penyusunan maupun tata bahasa
dalam penyampaian materi. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar bisa menjadi pembelajaran
bagi kami di kedepannya nanti.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan


manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Paya Mabar, April 2023

DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………….….………….1

A. Pengertian BUMN…………………………………………………….………

B. Teori Tambahan……………………………………………………….……....

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………...2

A. Perkembangan BUMN di Indonesia………………………………..…………..

1. Sejarah BUMN………………………………………………………..………..

2. Proses Perkembangan BUMN………………………………...………………..

BAB III PENUTUP………………………………………………….3

A. Kesimpulan………………………………………………….............................

B. Saran……...……………………………………………………………………

LAMPIRAN…………………...………………………………………4

A. Artikel Tentang BUMN………….…………………………………………….

B. Daftar Pustaka…………………………………………………………………5
BAB I
PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN BUMN

BUMN merupakan kepanjangan dari Badan Usaha Milik Negara. Sesuai namanya,
BUMN memiliki peran penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Keberadaan BUMN diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat dari segala sisi.
Saat ini BUMN mengelola berbagai sektor yang dibutuhkan masyarakat meliputi
kesehatan, transportasi, konstruksi, energi, pertambangan dan mineral, pertanian,
perikanan, perkebunan, keuangan, dan lain-lain.

B. TEORI TAMBAHAN

yang menyangkut kepentingan masyarakat. Operasional BUMN dipegang dan


dikuasai penuh oleh negara. Dengan begitu pemerintah bisa memanfaatkan usaha
milik BUMN agar menghasilkan kekayaan negara sehingga bisa dimanfaatkan untuk
kesejahteraan rakyat. Selain itu, BUMN harus dipegang pemerintah demi
meminimalisir tindakan-tindakan yang menyeleweng.
BUMN merupakan salah satu sumber pendapatan negara selain pajak yang cukup
besar. Unit usahanya banyak didominasi oleh bidang yang dibutuhkan masyarakat
kemudian dikomersialkan, misalnya barang dan jasa. Hasil dari keuntungan tersebut
biasanya digunakan sebagai tambahan pendapatan negara.
Sebagai usaha milik negara, BUMN bergerak di bidang yang bersifat untuk
kepentingan umum dan pelayanan untuk kehidupan orang banyak. Beberapa bidang
tersebut meliputi air, energi, komunikasi, kesehatan, konstruksi, pertanian,
kehutanan, pertanian dan lain sebagainya.
Sesuai tujuannya yakni untuk mensejahterakan masyarakat, BUMN memiliki peran
untuk menyediakan produk yang dibutuhkan rakyat. Sebab negara harus turut andil
untuk menyediakan barang atau jasa

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN BUMN DI INDONESIA

1. SEJARAH BUMN

Berdasarkan catatan sejarah, perusahaan yang menyerupai BUMN sudah ada sejak
pemerintahan kolonial Belanda yakni Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC).
Sejak tahun 1602, perusahaan dagang asal Hindia Belanda itu sudah beroperasi di
Nusantara dan terus berkembang.
Kemudian sekitar tahun 1940-1950, negara mulai menyadari bahwa banyak sektor
kebutuhan masyarakat yang belum bisa terpenuhi. Hal itu disebabkan karena kegiatan
usaha di Indonesia masih dikuasai oleh pedagang asing, ditambah kelompok usaha
jumlahnya masih minim.
Kemudian dibentuklah BUMN dari hasil nasionalisasi bekas perusahaan-
perusahaan milik Belanda. Selain itu, negara juga merasa perlu membentuk
perusahaan sebagai korporasi yang bisa diandalkan dalam menjaga kepemilikan aset
nasional.
Sebagai badan usaha yang diciptakan untuk melakukan kegiatan komersial atas
nama pemerintah, BUMN tetap memerlukan pengurusan dan pengawasan secara
profesional. Oleh sebab itu aturan mengenai BUMN diatur dalam UU 19 tahun 2003
tentang BUMN.

2. PROSES PERKEMBANGAN BUMN

Pada dasarnya, perkembangan BUMN sangat ditentukan oleh pemerintah yang


sedang berkuasa. Menteri BUMN sebagai perpanjangan tangan Presiden adalah pihak
yang memiliki peran sentral dalam membuat keputusan mengenai BUMN.
Perkembangan sebuah BUMN juga tidak lepas dari sebuah proses politik. Karena
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara, DPR turut memiliki peran untuk
mengawasi kinerja BUMN. Situasi ini merupakan salah satu hal yang membedakan
antara BUMN dan perusahaan swasta pada umumnya.
Dalam lima tahun masa pemerintahan Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Presiden
Joko Widodo, BUMN mengalami sejumlah perkembangan dan perubahan. Pemerintah
memiliki sejumlah kebijakan yang berbeda terhadap BUMN.

2
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Saat ini BUMN mengelola berbagai sektor yang dibutuhkan masyarakat meliputi
kesehatan, transportasi, konstruksi, energi, pertambangan dan mineral, pertanian,
perikanan, perkebunan, keuangan, dan lain-lain.
Sebagai usaha milik negara, BUMN bergerak di bidang yang bersifat untuk
kepentingan umum dan pelayanan untuk kehidupan orang banyak.
Sesuai tujuannya yakni untuk mensejahterakan masyarakat, BUMN memiliki
peran untuk menyediakan produk yang dibutuhkan rakyat.
Sebagai badan usaha yang diciptakan untuk melakukan kegiatan komersial atas
nama pemerintah, BUMN tetap memerlukan pengurusan dan pengawasan secara
profesional.
Menteri BUMN sebagai perpanjangan tangan Presiden adalah pihak yang memiliki
peran sentral dalam membuat keputusan mengenai BUMN.
Dalam lima tahun masa pemerintahan Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Presiden
Joko Widodo, BUMN mengalami sejumlah perkembangan dan perubahan.

B. SARAN

Kami menyarankan agar penyederhanaan jumlah perusahaan BUMN dan


penguatan peran negara dilakukan untuk memperkuat daya saing yang bisa
menjadi solusi agar tidak ada lagi perusahaan milik negara yang bangkrut.
Menurut kami, penyederhanaan BUMN bisa direalisasikan menjadi dua
entitas saja, yakni BUMN terkait sumber daya alam dan BUMN yang terkait
industry strategis termasuk sector industry transportasi seperti Garuda
Indonesia.
Penyederhanaan bisa dilakukan melalui reorientasi pengolahan
perusahaan milik negara sehingga bisa lebih kompetitif dan mampu bersaing
secara global.

3
LAMPIRAN
A. ARTIKEL TENTANG BUMN

III FAKTA UNIK TENTANG BUMN


YANG AKAN DIBUBARKANIII

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membuat suatu
gebrakan lagi dengan berencana membubarkan 14 perusahaan pelat merah. Langkah
tersebut sebagai upaya perampingan di tubuh perusahaan milik negara.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, Kementerian BUMN saat ini
tengah melakukan transformasi di tubuh perusahaan plat merah. Saat ini sudah dipetakan
mana saja perusahaan BUMN yang dipertahankan dan yang mana dibubarkan.
Arya juga menyebut, pengklasifikasian BUMN juga didasari atas nilai ekonomi dan
layanan publik yang dimiliki BUMN."Saat ini fokus BUMN memenuhi nilai eko dan
layanan publik. Transformasi yang kita lakukan adalah melakukan klasifikasi BUMN
berdasarkan ekonomi dan BUMN layanan publik atau keduanya," katanya beberapa
waktu lalu. Dari isu pembubaran perusahaan pelat merah, ada sejumlah fakta menarik di
dalamnya. Seperti yang dirangkum di Jakarta, Senin (5/10/2020).

5
DAFTAR PUSTAKA

Koto, Ismail. "Peran Badan Usaha Milik Negara Dalam Penyelenggaraan


Perekonomian Nasional Guna Mewujudkan Kesejahteraan
Masyarakat." Seminar Nasional Teknologi Edukasi Sosial Dan Humaniora.
Vol. 1. No. 1. 2021.
Ngantung, Narwastu Bima, Inggriani Elim, and Syermi SE Mintalangi. "Evaluasi
Penerimaan PPh Pasal 4 Ayat 2 Wajib Pajak UMKM Menurut PP NO. 45 Tahun
2018 di KPP Pratama Manado." Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis dan Akuntansi 10.3 (2022).
Utari, Kuta Karmila, et al. "Efisiensi Keputusan Merger Tiga Bank Syariah di
Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19 (Studi di BSI Kc Bengkulu
Panorama)." EKOMBIS REVIEW: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis 10.S1
(2022): 311-324.

Anda mungkin juga menyukai