Anda di halaman 1dari 6

NAMA : FIRMAN DAVID HARAPAN WARUWU

NPM : 2320106
KELAS : MA-2

1. Proses perkembangan badan usaha BUMN dan BUMS di Indonesia

PROSES PERKEMBANGAN BADAN USAHA BUMN DI INDONESIA


A. PENGERTIAN BUMN
BUMN atau Badan Usaha Milik Negara adalah perusahaan yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh
negara. Ciri perusahaan ini antara lain label “persero” di belakang nama perusahaan atau badan hukum
yang berbentuk perusahaan umum (perum).
Pada saat ini, BUMN memiliki bisnis di sejumlah sektor seperti minyak dan gas, energi, tambang, bank,
pupuk, perikanan, asuransi, transportasi dan sebagainya. Sejumlah BUMN merupakan perusahaan yang
dulunya merupakan perusahaan yang didirikan oleh Belanda pada masa kolonial.
Tidak semua BUMN membukukan keuntungan secara konsisten setiap tahunnya. Sejumlah perusahaan,
seperti PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., membukukan kerugian selama bertahun-tahun. Sementara itu,
BUMN lain membukukan keuntungan dengan pertumbuhan yang bervariasi setiap tahunnya.
Kementerian Pengelola BUMN
Pada saat ini, dua kementerian yang mengelola BUMN adalah Kementerian Keuangan dan Kementerian
BUMN. Dua kementerian itu mengelola BUMN yang berbeda. Kementerian BUMN mengelola sekitar
115 BUMN dan Kementerian Keuangan mengelola sekitar 4 BUMN.
Secara regulasi, Kementerian BUMN memiliki sejumlah hak terhadap BUMN, antara lain mengubah
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta menunjuk anggota dewan direksi atau dewan komisaris.
Tidak heran, pejabat seperti Menteri BUMN atau Deputi Menteri BUMN memiliki pengaruh yang kuat
terhadap perkembangan BUMN.
Kementerian merupakan wakil pemerintah sebagai pemegang saham di BUMN. Biasanya, pemerintah
memiliki saham seri A yang memiliki sejumlah wewenang yang tidak dimiliki oleh pemegang saham
lainnya.
BUMN Tbk dan Non-Tbk
Berdasarkan kepemilikan saham, BUMN dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu BUMN Tbk dan
BUMN Non-Tbk. BUMN Tbk adalah perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh investor melalui
Bursa Efek Indonesia. Meski demikian, sebagian besar atau mayoritas sahamnya masih dimiliki oleh
negara melalui pemerintah.
Pada saat ini, setidaknya terdapat 17 BUMN yang berstatus sebagai BUMN Tbk. Sebagian besar saham
atau minimal 51 persen saham dari BUMN tersebut dimiliki oleh negara. BUMN Tbk bergerak di
berbagai bidang, mulai dari perbankan, farmasi, industri dasar sampai konstruksi.
Sementara itu, sebagian besar BUMN lainnya merupakan BUMN Non-Tbk. Pada umumnya, 100 persen
saham dari perusahaan ini dimiliki oleh negara. BUMN Non-Tbk bergerak di berbagai bidang, terutama
di bidang yang minim persaingan seperti kereta api atau penyalur listrik.
Badan hukum BUMN Non-Tbk antara lain perseroan terbatas (PT) dan perusahaan umum (perum).
Contoh BUMN Non-Tbk yang berbadan hukum PT adalah PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero), sedangkan BUMN yang berbadan hukum perum seperti Perum Jamkrindo dan
Perum Perindo.
Perkembangan BUMN pada Lima Tahun Terakhir
Pada dasarnya, perkembangan BUMN sangat ditentukan oleh pemerintah yang sedang berkuasa. Menteri
BUMN sebagai perpanjangan tangan Presiden adalah pihak yang memiliki peran sentral dalam membuat
keputusan mengenai BUMN.

Perkembangan sebuah BUMN juga tidak lepas dari sebuah proses politik. Karena sebagian besar
modalnya dimiliki oleh negara, DPR turut memiliki peran untuk mengawasi kinerja BUMN. Situasi ini
merupakan salah satu hal yang membedakan antara BUMN dan perusahaan swasta pada umumnya.

Dalam lima tahun masa pemerintahan Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, BUMN
mengalami sejumlah perkembangan dan perubahan. Pemerintah memiliki sejumlah kebijakan yang
berbeda terhadap BUMN. Yuk, kita simak sejumlah perkembangan BUMN dalam kurun 2014-2019.

Penyertaan Modal Negara


Salah satu kebijakan besar pemerintah dan DPR terhadap BUMN adalah pemberian Penyertaan Modal
Negara (PMN). PMN adalah dana yang diberikan oleh negara kepada BUMN sebagai tambahan modal.
Dana itu berasal dari APBN.

Sebelum 2014, tidak banyak BUMN yang menerima PMN. BUMN yang menerima PMN pada masa itu
hanya satu atau dua BUMN. Namun, pada 2015 dan 2016, puluhan BUMN menerima PMN dengan nilai
keseluruhan mencapai puluhan triliun rupiah setiap tahun yang dianggarkan oleh negara di APBN dan
disetujui oleh DPR.

BUMN menyatakan dana PMN itu akan digunakan untuk mendanai perusahaan dalam mengerjakan
berbagai proyeknya. Di samping itu, BUMN menyatakan akan menggunakan dana PMN itu untuk
memperluas kegiatan usaha.

Pembentukan holding
Selain PMN, pemerintah berhasil membentuk sejumlah holding BUMN dalam kurun 2014-
2019. Holding BUMN adalah penunjukan sebuah BUMN menjadi perusahaan induk yang membawahi
sejumlah BUMN lain yang statusnya akan berubah menjadi anak usaha BUMN.

Pada masa kepemimpinan Menteri BUMN Rini Soemarno, pemerintah membentuk dua holding BUMN,
yaitu holding BUMN energi dan holding BUMN tambang. Holding BUMN energi dipimpin oleh PT
Pertamina (Persero) dan melibatkan BUMN energi lain, yaitu PT Perusahaan Gas Negara Tbk.

Selain holding BUMN energi, pemerintah juga membentuk holding BUMN tambang dengan PT
Indonesia Asahan Aluminium (Persero) sebagai induk usahanya. Inalum, begitu perusahaan itu biasa
disingkat, membawahi perusahaan tambang lain, seperti PT Bukit Asam Tbk., PT Antam Tbk., dan PT
Timah Tbk. Tiga perusahaan itu statusnya berubah menjadi anak BUMN.

Aksi fenomenal holding BUMN tambang adalah akuisisi saham mayoritas PT Freeport Indonesia,
perusahaan yang mengelola tambang emas di Papua. Sebelumnya, saham mayoritas itu dikuasai oleh
Freeport McMoran yang berasal dari Amerika Serikat.

IPO Anak Usaha BUMN


Salah satu cara mendapatkan dana untuk mendanai berbagai kegiatan usaha perusahaan adalah penawaran
umum saham perdana (initial public offering/IPO). Dalam kurun 2014-2019, setidaknya sembilan anak
usaha BUMN melakukan IPO.

Pada 2016, anak usaha BUMN yang melakukan IPO adalah PT Waskita Beton Precast Tbk. dan pada
2015 adalah PT PP Properti Tbk. Sementara itu, tahun 2017 adalah tahun ketika BUMN memecahkan
rekor baru, yaitu anak usaha BUMN yang melakukan IPO mencapai empat perusahaan atau terbanyak
dalam sepanjang sejarah BUMN itu tersendiri.

Empat perusahaan itu antara lain PT PP Presisi Tbk., PT Wijaya Karya Gedung Tbk., PT Garuda
Maintenance Facility AeroAsia Tbk., dan PT Jasa Armada Indonesia Tbk. Pada 2018, anak usaha BUMN
yang melakukan IPO adalah:

IPO BUMN
Kendati ada banyak anak usaha BUMN yang melakukan IPO pada kurun 2014-2019, dalam kurun waktu
tersebut tidak ada satu induk BUMN pun yang melakukan IPO. BUMN terakhir yang melakukan IPO
adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. pada 2012.

Pada dasarnya, IPO BUMN tidak semudah IPO perusahaan swasta. IPO BUMN bukan hanya
membutuhkan izin dari pemerintah, tapi juga restu dari DPR. Hal tersebut tidak berlaku bagi perusahaan
swasta yang hendak IPO. Padahal, seperti kita tahu, proses pembahasan privatisasi di DPR bukan hal
yang bisa diselesaikan dengan cepat.

IPO BUMN adalah aksi korporasi yang relatif langka dalam beberapa tahun terakhir. Apabila hal itu
terjadi di masa depan bukan tidak mungkin akan menarik minat yang besar dari para pelaku pasar.
Sekarang, kira-kira BUMN mana yang pantas untuk IPO dalam waktu dekat

PROSES PERKEMBANGAN BADAN USAHA BUMS DI INDONESIA


Di dalam dunia bisnis, ada bermacam-macam jenis badan usaha yang bisa didirikan di Indonesia. Setiap
badan usaha memiliki tujuan dan spesifikasi yang berbeda-beda satu sama lain. Persyaratan untuk
mendirikan badan usaha juga berbeda. Salah satu diantara banyaknya badan usaha di Indonesia adalah
BUMS atau Badan Usaha Milik Swasta. Berikut adalah pengertian dan penjelasa lain dalam
membangun BUMS di Indonesia.

BUMS adalah salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia. BUMS merupakan badan usaha yang
didirikan dan dimiliki oleh pihak swasta. Tujuan BUMS adalah untuk memperoleh laba sebesar-
besarnya. BUMS didirikan dalam rangka ikut mengelola sumber daya alam Indonesia, namun
dalam pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan peraturan pemerintah dan UUD 1945.
BUMS dalam melakukan perannya mengandalkan kekuatan pemilikan modal. Perkembangan
usaha BUMS terus didorong pemerintah dengan berbagai kebijaksanaan. Kebijaksanaan
pemerintah ditempuh dengan beberapa pertimbangan berikut ini.
a. Menumbuhkan daya kreasi dan partisipasi masyarakat dalam usaha mencapai kemakmuran
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.
b. Terbatasnya modal yang dimiliki pemerintah untuk menggali dan mengolah sumber daya alam
Indonesia sehingga memerlukan kegairahan usaha swasta.
c. Memberi kesempatan agar perusahaan-perusahaan swasta dapat memperluas kesempatan
kerja.
d. Mencukupi kebutuhan akan tenaga ahli dalam menggali dan mengolah sumber daya alam.
Perusahaan-perusahaan swasta sekarang ini telah memasuki berbagai sektor kehidupan antara
lain di bidang perkebunan, pertambangan, industri, tekstil, perakitan kendaraan, dan lain-lain.
Perusahaan swasta terdiri atas dua bentuk yaitu perusahaan swasta nasional dan perusahaan
asing. Contoh perusahaan swasta nasional antara lain PT Astra Internasional (mengelola industri
mobil dan motor), PT Ghobel
Dharma Nusantara (mengelola industri alat-alat elektronika), PT Indomobil (mengelola industri
mobil), dan sebagainya. Adapun contoh perusahaan asing antara lain PT Freeport Indonesia
Company (perusahaan Amerika Serikat yang mengelola pertambangan tembaga di Papua, Irian
Jaya), PT Exxon Company (perusahaan Amerika Serikat yang mengelola pengeboran minyak
bumi), PT Caltex Indonesia (perusahaan Belanda yang mengelola pertambangan minyak bumi di
beberapa tempat di Indonesia), dan sebagainya.
Perusahaan-perusahaan swasta tersebut sangat memberikan peran penting bagi perekonomian di
Indonesia. Peran yang diberikan BUMS dalam perekonomian Indonesia seperti berikut ini.
a. Membantu meningkatkan produksi nasional.
b. Menciptakan kesempatan dan lapangan kerja baru.
c. Membantu pemerintah dalam usaha pemerataan pendapatan.
d. Membantu pemerintah mengurangi pengangguran.
e. Menambah sumber devisa bagi pemerintah.
f. Meningkatkan sumber pendapatan negara melalui pajak.
g. Membantu pemerintah memakmurkan bangsa.

2. ASAL MULA BERKEMBANGNNYA KOPERASI DI INDONESIA

Pada 12 Juli 1947 atau 73 tahun yang lalu didirikanlah suatu organisasi ekonomi di Indonesia
dengan berlandasan atas asas kekeluargaan yaitu adalah koperasi. Seiring perkembangan zaman
yang bergerak cepat tidak serta merta membuat eksistensi dari koperasi memudar. Terbukti di
beberapa daerah di Indonesia masih memanfaatkan koperasi dalam kesehariannya.

Lembaga ekonomi yang satu ini menetapkan bahwa setiap tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi
Indonesia. Ditetapkannya tanggal 12 Juli ini terkait dengan penyelenggaraan Kongres Koperasi
Pertama sesuai dalam buku Garis-garis Besar Rentjana Pembangunan Lima Tahun 1956-1960
(1954) yang diterbitkan Biro Perantjang Negara dan dicetak oleh Percetakan Negara. Pada
kongres pertama tersebut tidak hanya menetapkan 12 Juli sebagai Hari Koperasi tetapi juga
menghasilkan keputusan lainnya seperti dibentuknya Sentral Organisasi Koperasi Rakyat
Indonesia (SOKRI) dan menunjuk para pengurusnya.
Kongres Koperasi pertama kali dilangsungkan di Pusat Koperasi Kabupaten atau Kota
Tasikmalaya (PKKT). Alasan dipilihnya Tasikmalaya adalah karena saat itu Kota Bandung
sedang diduduki oleh Belanda yang datang kembali saat setelah Indonesia mendapatkan
kemerdekaannya

Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia


Sebelumnya di atas kita sudah membahas mengenai kongres pertama yang dilaksanakan di
Tasikmalaya. Sedangkan untuk Kongres Koperasi Nasional kedua baru dilaksanakan pada 15
hingga 17 Juli 1953 selang beberapa tahun dengan kongres pertama yang dilakukan. Hal tersebut
dikarenakan situasi dan kondisi setelah kongres pertama terbilang belum cukup stabil dengan
Belanda atau pada saat era pasca kemerdekaan Indonesia (1945-1949).

Kondisi mulai agak membaik setelah Belanda melakukan penyerahan kedaulatan di akhir
Desember 1949 kepada Indonesia. Karena itu Indonesia dapat melakukan kongres yang kedua
kalinya dan diselenggarakan di Bandung. Saat itu perwakilan koperasi dari seluruh wilayah
Indonesia hadir. Pada kongres tersebut juga menetapkan Mohammad Hatta sebagai Bapak
Koperasi Indonesia. Ya karena saat itu Mohammad Hatta yang juga sebagai Wakil Presiden RI
dianggap sangat berjasa bagi perkembangan perekonomian Indonesia.

Lalu, Koperasi Indonesia semakin baik dan dikenal setelah memperoleh badan hukum sesuai
dengan Undang-Undang No.12 Tahun 1967 yang menyebutkan bahwa Koperasi merupakan
organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum
dengan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama serta berdasarkan asas kekeluargaan.

Lembaga koperasi pun akhirnya semakin berkembang pesat ke seluruh penjuru wilayah di
Indonesia, bahkan menjadi tumpuan sekaligus pilar penting dalam ekonomi nasional sampai saat
ini.
3. MENURUT SAYA, SISTEM MANAJEMEN YANG DITERAPKAN DI
KOPERASI SAMA DENGAN SISTEM MANAJEMEN YANG
DITERAPKAN DI BUMN/BUMS. JELASKAN DISERTAI DENGAN
CONTOHNYA.
BIDANG PERMODALAN
Koperasi : dari simpanan anggota sifatnya berubah-ubah
BUMN : kekayaan negara yang dipisahkan, sifatnya tetap
BUMS : dari perseoranagan atau dari para pemegang saham dan penjualan obligasi sifatnya tetap

BIDANG TUJUAN USAHA


Koperasi : meningkatkan kesejahteraan anggota yang berwatak sosial yang berusaha
untuk meningkatkan SHU (Sisa Hasil Usaha) dari tahun ke tahun
BUMN : melayani kepentingan umum dan untuk memperoleh keuntungan
BUMS : umumnya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang berwatak ekonomi (profit motif)

BIDANG HUBUNGAN USAHA


Koperasi : senantiasa mengadakan koordinasi kerja sama antara koperasi yang satu dengan
yang lainnya
BUMN : berusaha mengadakan hubungan usaha, baik dengan Koperasi maupun
BUMS BUMS : adakalanya di antara BUMS terjadi persaingan

BIDANG ORGANISASI
Koperasi : organisasi yang mempunyai kepentingan yang sama antara para anggotanya
BUMN : dikelola oleh negara
BUMS : anggotanya terbatas, kepada orang-orang yang memilki modal

BIDANG KEKUASAAN TERTINGGI


Koperasi : Rapat Anggota
BUMN : Pemerintah
BUMS : Pemegang saham dan nama pemilik

Anda mungkin juga menyukai