Anda di halaman 1dari 8

BUMN di Indonesia

Lihat pula: Daftar badan usaha milik negara Indonesia


Di Indonesia, definisi BUMN menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara
melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan. BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup khalayak luas, baik dalam bentuk barang atau jasa.
Sejak tahun 2001 seluruh entitas BUMN berada dibawah pengawasan dan
pengelolaan Kementerian BUMN yang dipimpin oleh Menteri BUMN.
BUMN di Indonesia berbentuk perusahaan perseroan, perusahaan umum, dan
perusahaan jawatan.

Perusahaan Perseroan
Perusahaan perseroan (persero) adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas
yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51%
sahamnya dimiliki oleh pemerintah (atas nama negara) yang tujuan utamanya
mengejar keuntungan.
Ciri-ciri persero adalah sebagai berikut:
• Pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden
• Pelaksanaan pendirian dilakukan oleh mentri dengan memperhatikan perundang-
undangan
• Statusnya berupa perseroan terbatas yang diatur berdasarkan undang-undang
• Modalnya berbentuk saham
• Sebagian atau seluruh modalnya adalah milik negara dari kekayaan negara yang
dipisahkan
• Organ persero adalah RUPS, direksi dan komisaris
• Menteri yang ditunjuk memiliki kuasa sebagai pemegang saham milik pemerintah
• Apabila seluruh saham dimiliki pemerintah, maka menteri berlaku sebagai RUPS,
jika hanya sebagian, maka sebagai pemegang saham perseroan terbatas
• RUPS bertindak sebagai kekuasaan tertinggi perusahaan
• Dipimpin oleh direksi
• Laporan tahunan diserahkan ke RUPS untuk disahkan
• Tidak mendapat fasilitas negara
• Tujuan utama memperoleh keuntungan
• Hubungan-hubungan usaha diatur dalam hukum perdata
• Pegawainya berstatus pegawai swasta

Dalam menjalankan kegiatannya, BUMN selalu melakukan RUPS sebagai wadah


pertemuan petinggi perusahaan untuk membahas berbagai langkah-langkah yang
akan dilakukan perusahaan kedepannya. RUPS mempertemukan posisi penting
dalam perseroan seperti, Direksi dan Komisaris. RUPS juga memungkinkan
terjadinya pergantian komisaris dan direksi. Komisaris adalah posisi jabatan yang
berfungsi untuk melakukan pengawasan dan koordinasi terhadap para direksi yang
menjabat dalam perseroan tersebut dan melaporkan hasil evaluasinya dalam RUPS.
Sementara itu, direksi adalah posisi jabatan yang berfungsi untuk mengeksekusi
kegiatan usaha perseroan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Berkembangnya perseroan BUMN dalam menjalankan usahanya untuk tetap hadir
di pasar, ditambah lagi dengan makin meningkatnya persaingan yang makin sengit,
membuat keterbukaan menjadi reputasi yang merefleksikan tolak ukur usaha
perseroan. Akhirnya perseroan mulai memutuskan untuk melakukan IPO atau sering
disebut sebagai Penawaran Saham Perdana Publik (PSPP) untuk mendorong
perseroan mengelola kegiatan usahanya secara transparan, akuntabel dan kredibel
dengan tata kelola yang layak dengan melepas sebagian kepemilikan perseroan
kepada publik lewat bursa saham. Perseroan yang telah melakukan PSPP adalah
perusahaan yang secara finansial dan tata kelola siap dan mampu untuk mengelola
dan mengusahakan kegiatan didalam perseroan secara efektif, efisien dan
kompetitif.
Secara hukum, ketentuan perseroan untuk melepas sebagian kepemilikan usaha
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun, terdapat
beberapa pengecualian bagi beberapa perseroan yang struktur kepemilikannya tidak
bisa diubah, seperti:
• Persero yang menurut perundang-undangan harus berbentuk BUMN
• Persero yang bergerak di bidang hankam negara
• Persero yang diberi tugas khusus untuk kepentingan masyarakat

Perusahaan Umum
Perusahaan umum (perum) adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara
dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar
keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
Ciri-ciri perum:
• Melayani kepentingan masyarakat umum.
• Dipimpin oleh seorang direksi/direktur.
• Mempunyai kekayaan sendiri dan bergerak di perusahaan swasta. Artinya,
perusahaan umum (PERUM) bebas membuat kontrak kerja dengan semua pihak.
• Dikelola dengan modal pemerintah yang terpisah dari kekayaan negara.
• Pekerjanya adalah pegawai perusahaan swasta.
• Memupuk keuntungan untuk mengisi kas negara.
• Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go public
• Dapat menghimpun dana dari pihak

Perusahaan Jawatan
Perusahaan jawatan (perjan) sebagai salah satu bentuk BUMN memiliki modal yang
berasal dari negara. Saat ini hanya TVRI yang merupakan satu-satunya perjan yang
dimiliki oleh BUMN. Besarnya modal perjan ditetapkan melalui APBN. Ciri-ciri perjan
antara lain sebagai berikut:
• Memberikan pelayanan kepada masyarakat
• Merupakan bagian dari suatu departemen pemerintah
• Dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada menteri
atau direktur jenderal departemen yang bersangkutan
• Status karyawannya adalan pegawai negeri

Isu terkait BUMN di Indonesia


Sejak pendiriannya di Indonesia, BUMN juga kerap menjadi sasaran isu dari
berbagai pihak. Dari KKN, dalih kesejahteraan dan nasionalisme hingga benteng
kapitalisme. Isu mulai menerpa BUMN secara signifikan pada jaman orde baru,
BUMN kerap menjadi sasaran "sapi perah", bagi oknum birokrat dan pejabat partai.
Otomatis, direksi BUMN yang menjabat tentu tidak bisa bekerja dengan tenang
dengan banyaknya kepentingan yang ingin memanfaatkan keadaan tersebut.
Bagaimana tidak, mereka bekerja dibawah tekanan yang sangat tinggi, dimana
mereka sekali tidak menuruti permintaan sang oknum, dari diturunkan jabatan
hingga, penghilangan anggota keluarga menjadi taruhan. Hal ini terbukti benarnya,
ketika Direktur Utama Garuda Indonesia, Wiweko Soepono yang dikenal sebagai
tokoh yang sangat otoriter, namun reformis dengan membawa garuda sebagai
maskapai yang paling berpengaruh di belahan bumi selatan dan menciptakan sistem
pesawat berkokpit dua pilot, malah diberhentikan dengan tidak hormat hanya karena
tidak mau menerima proposal usaha dari salah satu pejabat tinggi negara.

Tidak hanya berhenti disitu saja, turunnya performa ekonomi Indonesia pada masa
reformasi mendorong Pemerintah untuk mengharuskan BUMN melakukan program
restrukturisasi secara besar-besaran, salah satunya adalah privatisasi. Akhirnya,
muncul isu nasionalisme dan kesejahteraan yang menjadi alasan kuat dibalik
penolakkan masyarakat terkait privatisasi. Kebanyakan, para pendukung dari
pendapat ini membenarkan pernyataan bahwa setiap objek usaha yang dikerjakan
dan diperdagangkan dalam kegiatan usaha BUMN merupakan milik negara yang
secara tidak langsung dimiliki rakyat. Namun, tanpa disadari oleh para pendukung
itu sendiri, isu ini justru dijadikan tameng dan beking terselubung bagi para oknum
pejabat tinggi negara dan pengusaha yang menolak privatisasi demi melindungi
keuntungannya, sekaligus sebagai ajang pembodohan untuk masyarakat untuk
mempercayai isu tersebut dengan dibumbui isu-isu yang tidak rasional, berlogika
dan berdata, bahkan menjatuhkan BUMN itu sendiri. Otomatis, hal seperti inilah
yang justru perlu diperhatikan oleh masyarakat, yaitu bukan siapa yang
menguasai,bukan siapa yang mendapat untung, tetapi siapa yang memanfaatkan
keadaan tersebut.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_usaha_milik_negara
Perusahaan Jawatan (perjan)

Perusahaan Jawatan (perjan) sebagai salah satu bentuk BUMN memiliki


modal yang berasal dari negara. Besarnya modal Perusahaan Jawatan
ditetapkan melalui APBN. Ciri-ciri Perusahaan Jawatan antara lain sebagai
berikut:

 memberikan pelayanan kepada masyarakat


 merupakan bagian dari suatu departemen pemerintah
 dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung
kepada menteri atau dirjen departemen yang bersangkutan
 status karyawannya adalan pegawai negeri

Contoh Perusahaan Jawatan (Perjan): Perjan RS Jantung Harapan Kita


Perjan RS Cipto Mangunkusumo Perjan RS AB Harahap Kita Perjan RS
Sanglah Perjan RS Kariadi Perjan RS M. Djamil Perjan RS Fatmawati
Perjan RS Hasan Sadikin Perjan RS Sardjito Perjan RS M. Husein Perjan
RS Dr. Wahidin Perjan RS Kanker Dharmais Perjan RS Persahabatan

- Perusahaan jawatan kereta api(PJKA),bernaung di bawah


Departemen Perhubungan.Sejak tahun 1991 Perusahaan Jawatan
Kereta Api (PJKA) berubah menjadi Perusahaan Umum Kereta Api
(PERUMKA) berubah menjadi Perusahaan Negara Kereta Api
(PENKA),dan yang terakhir berubah nama menjadi PT.Kereta Api
Indonesia (PT.KAI).

- Perusahaan Jawatan Pegadaian bernaung di bawah Departemen


Keuangan.Pada saat ini,Perusahaan Jawatan Pengadaian berubah
nama menjadi Perum Penggadaian.

Sumber : http://badanusaha.com/perusahaan-jawatan-perjan
7 Ciri Ciri Perusahaan Jawatan Di Indonesia
Berbicara mengenai perusahaan jawatan atau sering disingkat dengan sebutan
PerJan memang cukup menarik, apalagi bila membahas mengenai ciri – cirinya.
Sebelum mulai mengetahuinya lebih baik mengenal apa itu yang disebut sebagai
Perusahaan Jawatan. Berikut ulasan selengkapnya.

Ciri Ciri Perusahaan Jawatan


Perusahaan Jawatan, sejatinya merupakan salah satu bentuk Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang modalnya sendiri didapat dari dana milik negara yang
dikelola oleh pemerintah melalui departemen terkait. Dan perusahaan jawatan ini
pun memiliki tujuan yang lebih berorientasi pada kepentingan dan pelayanan
umum dan bukannya berorientasi keuntungan atau komersial saja.
Berikut beberapa ciri perusahaan jawatan, diantaranya.

• Beroreintasi pada Pelayanan Publik


Perusahaan Jawatan yang merupakan milik negara umumnya berorientasi pada
pelayanan publik. Sehingga setiap layanan yang diberikan selalu bertujuan
untuk melayani kepentingan hajat hidup masyarakat luas. seperti menyediakan
layanan jasa yang tidak berorientasi pada keuntungan semata.
• Berdiri atas Dasar Peraturan Pemerintah
Sebuah perusahaan Jawatan didirikan berdasarkan atas Peraturan Pemerintah
(PP). Dan usul pendiriannya sendiri diusulkan oleh Menteri yang kemudian
harus mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan serta Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara.
3 Bagian dari Pemerintahan
Perusahaan Jawatan menjadi bagian dari sebuah departemen pemerintahan,
Direktorat, Dirjen maupun pemerintah daerah terkait yang mengelola
perusahaan tersebut sesuai bidangnya. Sehingga status kepegawaian para
karyawan yang bekerja di dalam perusahaan jawatan pun adalah pegawai
negeri sipil sesuai dengan peraturan pemerintah.
Termasuk setiap modal yang dipergunakan pun juga berasal dari dana APBN.
Yang karenanya setiap aset dan keuntungannya serta merta menjadi hak
negara yang dikelola melalui kementerian yang terkait. Perusahaan Jawatan
pun berhak menggunakan fasilitas milik negara guna memperlancar usaha
yang dijalankannya.

4 Dikelola secara Transparan oleh Pejabat Pemerintah


Sebuah perusahaan jawatan dipimpin oleh seorrang kepala jawatan yang
merupakan pegawai dalam kementrian yang terkait. Dan kepala jawatan ini
bertanggung jawab secara langsung pada Dirjen (Direktur Jenderal) maupun
pada Menteri yang terkait dengan usaha yang dijalankan perusahaan jawatan
tersebut.
Termasuk kepengurusan di dalam Perusahaan Jawatan di pegang oleh direksi
dan juga diawasi langsung oleh dewan pengawas. Direksi Perjan bertanggung
jawab langsung atas sistem pengurusan dan pengelolaan sebuah Perusahaan
jawatan, dan juga mewakili perusahaan dalam setiap urusannya. Serta Dewan
Pengawas Perusahaan Jawatan memiliki tugas sebagai penasihat sekaligus
mengawasi setiap kegiatan perusahaan yang dilakukan oleh direksi.
5 Aset yang dimiliki Merupakan Milik Negara
Karena suntikan modal didapat dari dana APBN sehingga setiapnjadi bagian
dari aset milik negara, yang dipergunakan untuk membiayai operasional
Perusahaan Jawatan tersebut. Sehingga dalam operasionalnya dapat
menggunakan fasilitas milik pemerintah, demi menunjang keberlangsungan
perusahaan.
Karena merupakan perusahaan milik negara alias BUMN sehingga modal
dalam perusahaan jawatan pun tidak terbagi menjadi saham – saham terpisah.
Sebab seluruh sahamnya dipegang oleh pemerintah, hal ini karena layanan
yang diberikan menyangkut kepentingan masyarakat luas. Dan jika dikelola
bersama pihak diluar pemerintahan dapat membuat fungsinya beralih
orentasinya menjadi keuntungan dan bukannya pelayanan publik lagi.
6 Penghasilan dari Perusahaan Jawatan
Perusahaan Jawatan mendapatkan keuntungan dari jasa yang diberikan, dan
setiap pola tarif yang digunakan ditetapkan oleh Menteri terkait yang
membawahi perusahaan Jawatan tersebut sesuai dengan arahan dan
pertimbangan dari Menteri Keuangan. Dan setiap penerimaan yang didapatkan
Perusahaan Jawatan sebagai imbalan jasa, bukan dihitung sebagai PNBP atau
Penerimaan Negara Bukan Pajak.
7 Resiko Usaha ditanggung Pemerintah
Karena usaha yang dijalankan dikuasai penuh oleh pemerintah, maka jika
terjadi sebuah kerugian pada usaha yang dijalankan tersebut maka pemerintah
yang bertanggung jawab secara penuh atas hal tersebut. Hal ini juga karena
setiap kebijakan dalam perusahaan jawatan ditentukan oleh pemerintah,
melalui kementrian yang mengelola perusahaan tersebut.
Status Hukum Perusahaan Jawatan
Karena merupakan perusahaan milik negara, maka perusahaan jawatan
cenderung dikelola oleh negara sehingga memiliki kekuatan hukum yang tetap
seperti yang tercantum dalam Undang-undang No. 9 Tahun 1969. Bahwa seluruh
aset dan juga modal yang dimilikinya merupakan milik Pemerintah sepenuhnya
dan tidak terbagi menjadi saham – saham yang terpisah yang menjadi kekayaan
milik Negara.

Perusahaan jawatan (Perjan) sendiri didirikan dengan dasar hukum melalui


Peraturan Pemerintah (PP). Karenanya sebuah Perusahaan Jawatan bisa
memperoleh status berbadan hukum setelah diajukan oleh menteri yang terkait
dan disahkan dalam Peraturan Pemerintah (PP).
Peraturan Pemerintah (PP) tersebut memuat beberapa isi, diantaranya:
1 Penetapan tentang pendirian Perusahaan Jawatan
2 Penetapan mengenai besaran kekayaan negara yang adadalam Perjan
3 Anggaran Dasar Perusahaan Jawatan (PERJAN)
4 Menunjuk Mentri yang secara teknis bertanggungjawab atas keberlangsungan
Perusahaan Jawatan tersebut.
Dan usulan mengenai pendirian Perusahaan Jawatan sendiri diajukan oleh
Menteri terkait, setelah persetujuan dari Menteri Keuangan dan Menteri yang
bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara
didapatkan. Hingga saat ini tidak lagi ada BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
yang masih berstatus sebagai Perjan, oleh karena status tersebut telah beralih
menjadi bentuk usaha berbadan hukum lainnya. Sebagaimana berikut :

1. Perusahaan jawatan yang statusnya kini beralih menjadi Perseron Terbatas,


sperti PT. KAI misalnya,
2. Perusahaan jawatan yang kemudian statusnya beralih menjadi Perusahaan
Umum (Perum), seperti Perum Pegadaian,
3. Perusahaan jawatan yang statusnya beralih menjadi Badan Layanan Umum,
- Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita
- Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo
- Rumah Sakit Dr. Kariadi
- Rumah Sakit Dr. M. Djamil
- Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin
Perusahaan jawatan yang statusnya kemudian beralih menjadi lembaga penyiaran
publik, misalnya Perjan Radio Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai