PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan
barang atau jasa bagi masyarakat. Pada beberapa BUMN di Indonesia, pemerintah
BUMN tersebut menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya bisa dimiliki oleh
publik. Contohnya adalah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Sejak tahun 2001
bertentangan dengan semangat persaingan usaha sehat (UU no. 5 tahun 1999),
tidak jarang BUMN bertindak selaku pelaku bisnis sekaligus sebagai regulator.
BUMN kerap menjadi sumber korupsi, yang lazim dikenal sebagai sapi perahan
bagi oknum pejabat atau partai. Pasca krisis moneter 1998, pemerintah giat
Fungsi regulasi usaha dipisahkan dari BUMN. Sebagai akibatnya, banyak BUMN
yang terancam gulung tikar, tetapi beberapa BUMN lain berhasil memperkokoh
barang dan jasa yang memenuhi hajat hidup orang banyak,maka dapat dipastikan
bahwa rakyat kecil yang akan menjadi korban sebagai akibat dari tingkat harga
2. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian BUMN
2. Dasar hokum
a. PERSERO
saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen)
sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya
mengejar keuntungan.
saing kuat;
Organ Persero:
- RUPS
hal seluruh saham Persero dimiliki oleh negara dan bertindak selaku
pemegang saham pada Persero dan perseroan terbatas dalam hal tidak
- Direksi
- Komisaris
Indo Farma Tbk, PT Tambang Timah Tbk, PT Indosat Tbk (pada akhir
tahun 2002 41,94% saham Persero ini telah dijual kepada Swasta
b. PERUM
tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa
- Menteri
perundang-undangan
- Direksi
- Dewan Pengawas.
Dewan Pengawas adalah organ Perum yang bertugas melakukan
Pustaka, dll.
yang bertanggung jawab atas pengurusan BUMN untuk kepentingan dan tujuan
dan tujuan BUMN serta mewakili BUMN, baik di dalam maupun di luar
kewajaran.
dan “fairness”. Hukum sebagai suatu sistem terdiri dari tiga unsur : substansi,
hukum tersebut yang berkaitan dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), baik
dari segi substansi hukum, aparatur maupun budaya hukum masyarakat, termasuk
1. SUBSTANSI HUKUM
Terbatas yang antara lain menjadi dasar kegiatan BUMN Persero, Undang-
Undang BUMN, Undang-Undang Keuangan Negara, Undang-Undang
Pasal 1 ayat (2) UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu
badan hukum dari harta kekayaan pemilik dan pengurusnya. Dengan demikian
Koperasi.
ayat (2) Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Keuangan Negara yang menyatakan keuangan negara adalah semua hak dan
kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik
berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara
berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut (Pasal 1 angka 1).
dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang,
barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan
BUMN dalam lahirnya adalah berbentuk saham yang dimiliki oleh negara,
bukan harta kekayaan BUMN tersebut. Akan tetapi ada yang mengartikan
kekayaan negara yang dipisahkan tersebut tetap milik negara, bukan milik
BUMN sebagai Badan Hukum. Pendapat ini keliru, sebagai contoh, andaikata
kita memasukkan tanah Hak Milik sendiri sebagai modal PT, Hak Milik tadi
berubah menjadi HGB atau HGU atas nama PT, bukan atas nama kita lagi.
Kekayaan kita hanyalah saham sebagai bukti modal yang kita setor dan
Tahun 2003 ini tentang pengertian dan ruang lingkup keuangan negara yang
menyatakan:
Negara menyatakan :
cara dan penghapusan secara bersyarat dan penghapusan secara mutlak atas
PUPN, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan. Dengan demikian
peraturan ini tidak memisahkan antara kekayaan BUMN Persero dan kekayaan
(Persero) Tbk, PT. Bank BNI (Persero) Tbk, PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Pemerintah merencanakan penghapusan pasal 19 dan Pasal 20 PP No. 14
2003 tentang Keuangan Negara. Ada usul anggota DPR, untuk perubahan PP No.
24 Tahun 2005 perlu meminta fatwa Mahkamah Agung RI. Namun ada pula yang
menyatakan bahwa tagihan bank BUMN bukan tagihan negara karena bank
BUMN Persero tunduk pada UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.
2003 tentang Badan Usaha Milik Negara sebagai hukum positif yang mengatur
BUMN, secara tegas dalam Pasal 4 menyatakan bahwa kekayaan negara yang
Nomor 19 Tahun 2003 tersebut juga ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan
dan Belanja Negara (APBN) untuk dijadikan penyertaan modal negara pada
terdapat pada BUMN sebagai akibat perjanjian yang dilaksanakan oleh BUMN
selaku entitas perusahaan tidak lagi dipandang sebagai Piutang Negara. Sejalan
ada pada Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 saat ini menjadi tidak
diperlukan lagi.
Fatwa Mahkamah Agung bukan sumber hukum yang lebih tinggi dari undang-
Negara, maka DPR menganggap dapat campur tangan dalam memutuskan atau
Milik Negara? dan apakah Perjanjian BOT dimaksud perlu melakukan proses
2003 tentang Badan Usaha Milik Negara tersebut. Dalam Perjanjian BOT,
jangka waktu tertentu dan setelah jangka waktu tersebut berakhir, seluruh asset
bersama antara negara-negara anggota ASEAN saat itu. Hal ini terlihat jelas
dalam the 7th ASEAN Economic Ministers Meeting di Kuala Lumpur pada
Agreements for ASEAN Urea Project (Indonesia) and the ASEAN Urea Project
(Malaysia).
Selanjutnya dalam Basic Agreement on ASEAN Industrial Projects
diadakannya Basic Agreement adalah “to give priority to projects which utilize
the available resources in the member States and which contribute to the
State shall have at least one ASEAN Industrial Project in its country” dimana
Indonesia memilih bidang pupuk urea. Dalam Pasal 3 (1) terkait dengan
shall have five (5) shareholder entities.” Selanjutnya dalam Pasal 3 (2)
Indonesia.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah Pasal 3 (3) yang menyebutkan
”The shareholder entity of the host country shall have sixty per cent (60%) of
the total equity of the respective ASEAN Industrial Project, with the balance to
pada UU No. 9 Tahun 1969 tentang Bentuk-bentuk Usaha Negara dan PP No.
Menteri Keuangan”.
Pemegang Saham PT. Asean Aceh Fertiizer. Akte Pendirian ini dengan jelas
menyatakan PT. Pupuk Sriwidjaya menjadi pemegang saham (60%) PT. Asean
Aceh Fertilizer.
Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan oleh para pemegang saham, yaitu:
PT. Pupuk Sriwidjaya sebanyak 5.634 (lima ribu enam ratus tiga puluh
empat) saham, sebesar tiga puluh lima milyar lima puluh tujuh juta
lima ratus enam puluh lima ribu rupiah Rp.35.057.565.000, (US $
56.340,00 lima puluh enam juta tiga ratus empat puluh ribu Dolar
Amerika Serikat).
(Pernyataaan Keputusan Rapat PT.Asean Aceh Fertilizer (AAF)
tanggal 29 Juni 2000 tentang Asean Aceh Fertilizer (AAF), Akte
Notaris H.Abu Jusuf, S.H, No.64, 29 Juni 2000).
penambahn penyertaan modal Negara ke dalam modal saham PT. PUSRI yang
selanjutnya oleh PT.PUSRI seluruh penambahan penyertaan modal Negara
tersebut dijadikan sebagai penyertaan modal PT. PUSRI dalam pendirian PT.
Terkait dengan status sisa hasil likuidasi, dapat kami sampaikan bahwa
sisa hasil likuidasi PT. AAF (apabila ada), proporsional sebesar 60%
merupakan hak dari PT. PUSRI sebagai salah satu Pemegang Saham PT.
AAF.”
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melainkan anak perusahaan PT. Pupuk
(3) Perseroan bubar pada saat yang ditetapkan dalam keputusan RUPS.
(4) Pembubaran perseroan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diikuti
Agustus 2007, dalam jangka waktu mana Rapat Umum Pemegang PT. Asean
menyebutkan:
Asean Aceh Fertilizer (AAF) yang berlaku. Namun DPR meminta likuidasi
dalam hal ini Menteri BUMN meminta Fatwa Mahkamah Agung R.I.
Fatwa yang menyatakan, bahwa PT. AAF tersebut bukan merupakan BUMN.
Mahkamah Agung menyatakan, bahwa karena tidak ada saham yang dimiliki
tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada
seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat.
terbatas kepada perusahaan dibidang sumber daya alam. Pasal 74 ayat (1)
usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Ayat (2) pasal ini
ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur
Sebenarnya jika mengacu kepada tanggung jawab sosial perusahaan dalam arti
luas berarti pasal kedua undang-undang tersebut tadi menekankan lagi perlunya
tanggung jawab sosial terjadi pada tahun 1930-an di Amerika Serikat. Saat
itulah istilah tanggung jawab perusahaan atau corporate social responsibility
saja. Posisi yang dominan pada waktu itu menolak corporate social resposibility
utama para pemegang saham. Setiap keputusan perusahaan ada di tangan para
pemegang saham.
tanggung jawab sosial lebih besar di Eropa dari pada di Amerika Serikat, tetapi
ada kesadaran yang terus berkembang tentang perlunya tanggung jawab sosial
konteks tingkah laku yang menyimpang dari perusahaan dan berakhir dengan
menjadi suatu pertanyaan besar dalam proses tersebut. Adanya tanggung jawab
yang ketat untuk mencegah skandal yang sama terulang lagi di masa yang akan
datang. Namun demikian Amerika Serikat tetap pada prinsipnya dan tidak
masalah-masalah sosial.
perusahaan di Amerika sekarang ini tidak berubah dari pandangan Adolf Berle
beberapa tahun yang lalu. Perusahaan tidak mempunyai tanggung jawab sosial
konteks ekonomi pada abad 21 ini, dimana globalisasi telah merubah fokus.
sama dimana mereka membayar pajak. Hal itu mensyaratkan bahwa negara
pajak. Namun, dalam gambaran ekonomi abad 21 ini, batas-batas nasional suatu
tersebut dan dengan demikian tidak ada penerimaan pajak oleh negara yang
karenanya pendapat yang mengatakan bahwa bekerja dengan baik yaitu artinya,
sematamata memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham harus dirubah
berisi konsep dari tanggung jawab sosial perusahaan dari dimensi internal
2
Oliver Krackhardt, “Beyond the Neem Tree Conflict : Questions of Corporate Behaviour in a Globalised
World”, 21 New Zealand University Law Review 347, (June 2005).
mempunyai dan memelihara keuntungan konpetitif terhadap pesaingnya dengan
sukarela dan menjadi payung politik untuk inisiatif tanggung jawab sosial yang
efektif dan kurang birokratis, ide ini mendapat kritik yang tajam karena
mengurangi retorika dan secara total menolak opsi untuk suatu peraturan
publik dan privat dapat ikut juga dalam program ini. EMAS telah menyebabkan
alam.
Disamping itu pada 21 Juni 1976 lahir “The OECD Guidelines for
perpajakan.
Kemudian lahir pula ILO Declaration tahun 1977. Pada tahun 2000
Davos apa yang disebut “U.N. Global Compact”, yang terdiri dari sembilan
prinsip di bidang hak azasi manusia, perburuhan, dan lingkungan hidup. Pada
tanggung jawab sosial perusahaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan hak
azasi manusia sebagaimana yang tercantum dalam “The U.N. Norms on the
3
Surya Deva, “Sustainable Good Governance and Corporation : An Analysis of Asymmetries”, Georgetown
International Environmental Law Review, (Summer, 2006), h. 735-740
Terdapat dua pertanyaan dasar mengenai tanggung jawab sosial
perusahaan.
yang lalu? Pertanyaan kedua adalah, apa jawaban yang diberikan sekarang
keuntungan dan bukan untuk keuntungan, dimana modal dapat digunakan untuk
perusahaan philanthropic salah satu dari konsensi atau perasaan belas kasihan,
lain, dapat dikatakan pemimpin bisnis selalu menyadari bahwa untuk dapat
menjamin kondisi hidup pekerja yang lebih baik, artinya mendorong mereka
keseluruhan.
mereka yang harusnya mendapat manfaat. Kedua, codes seringkali tidak berisi
4
Stefano Zamagni and Henry Schawalbenberg, “Religious Values and Corporate Decision Making : An
Economist’s Perspective”, Fordham Journal of Corporate and Financial Law, 2006, h. 575-576.
substansi yang nyata dan gagal menempatkan unsur-unsur yang vital untuk
Agreements (IFAs)”.5
Ketika Enron dan Worldcom bangkrut pada tahun 2001 dan 2002 para
untuk mencegah kegagalan pasar dan korupsi di masa depan. Dalam konteks
5
Owen E. Herrnstadt, “Are International Framework Agreements a Path to Corporate Social
Responsibility”, University of Pennsylvania Journal of Business and Employment Law (Fall 2007), h.187
6
Niloufar A. Park and Carmen M. Butler, “Mayday Payday : Can Corporate Social Responsibility Save
Payday Lenders”, Rutgers Journal of Law & Urban Policy (Fall, 2005), h. 119.
Keempat, bagaimana sebaiknya Badan Usahan Milik Negara (BUMN)
Persero yang tidak “go public”; kecuali bagi pelaksanaan hak masyarakat untuk
mendapatkan informasi?
Fakta material adalah fakta yang dapat mempengaruhi turun naiknya harga
saham.
Besar manfaat yang akan diperoleh oleh Perum dan PT BUMN Persero
public”.
Perum dan PT. BUMN Persero akan membawa manfaat bagi perusahaan-
atau jasanya.
7
Lihat juga Cheryl L. Wade, “racial Discrimination and the Relationship Between the Directorial Duty of
Care and Corporate Disclosure”, 63 University of Pittsburgh Law Review (2002), h.390.
terbongkar skandal dan runtuhnya Enron Corporation, yang diikuti oleh
yang semula berlaku bagi perusahaan publik ini diperlakukan pula untuk
“non-profit sectors”.
(Trade Screet). Rahasia Dagang adalah suatu informasi yang bernilai ekonomi
8
Lihat juga, Joan Macleod Heminway, “Personal Facts About Executive Officers : A Proposal For Tailored
Disclosure to Encourage Reasonable Investor Behavior”, 42 Wake Forest Law Review (Fall 2007), h. 755
Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.9 Pekerja yang
BUMN Persero yang tidak “go public” tetap penting. Namun masih harus
kelemahan.
2. APARATUR
1959, Ismail Sunny menulis disertasinya yang kemudian terkenal dengan nama
UUD 1945, dengan tidak memperlakukan lagi UUD Sementara 1950 dan
yang dipilih langsung oleh rakyat terhadap Pemerintah yang Presiden dan
9
Pasal 1 butir 1 Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
10
Pasal 17 Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
Wakilnya juga dipilih langsung oleh rakyat, lebih kuat, dibandingkan dengan
sama antara Pemerintah dan DPR. Misalnya, apakah perjanjian “Build, Operate,
No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN dan “AAF” bukan BUMN, melainkan anak
tetapi yang tidak dapat dibantah adalah Kabinet Presidensiil sekarang ini berada
3. BUDAYA HUKUM
Friedman, budaya hukum ini yang menentukan suatu sistem hukum berjalan.
pengelolaan Perseroan.
tersebut menjadi tangung jawab pribadi. Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang
sebagaimana dimaksud dalam pasal 108 ayat (1) untuk kepentingan Perseroan
dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Pasal 114 ayat (3),
secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau
Selanjutnya Pasal 114 ayat (4) menyebutkan, bahwa dalam hal Dewan
Komisaris terdiri atas 2 (dua) anggota Dewan Komisaris atau lebih, tanggung
jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku secara tanggung renteng
bagi setiap anggota Dewan Komisaris. Ayat (5) kemudian menyatakan, anggota
pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara dapat menggugat anggota Dewan
Begitu pula Pasal 115 ayat (1) menyebutkan, bahwa dalam hal terjadi
ikut bertanggung jawab dengan anggota Direksi atas kewajiban yang belum
dilunasi. Tanggung jawab tersebut berlaku juga bagi anggota Dewan Komisaris
yang sudah tidak menjabat 5 (lima) tahun sebelum putusan pernyataan pailit
Perseroan;
kepailitan.
sebagai Komisaris. Pasal 110 ayat (1) menyatakan yang dapat diangkat menjadi
pengangkatannya pernah:
a. dinyatakan pailit;
dimaksud pada ayat (1) tidak mengurangi kemungkinan instansi teknis yang
perundang-undangan.
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dibuktikan dengan surat yang disimpan
oleh Perseroan. Dalam penjelasannya yang dimaksud dengan “surat” adalah
surat pernyataan yang dibuat oleh calon anggota Dewan Komisaris yang
bersangkutan berkenaan dengan persyaratan ayat (1) dan surat dari instansi
Saya kira perlu pula syarat seperti itu dalam bidang-bidang usaha yang
lain, sehingga yang dapat menjadi Komisaris itu adalah mereka yang sudah
sehari-hari Direksi perusahaan, bukan hanya datang dalam satu-dua kali rapat
budaya hukum
kesejahteraan
mengakomodir
Departemen
Perundang-Undangan dapat
amat penting
internal
peraturan
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
http://matakuliahekonomi.wordpress.com/2011/04/23/pengertian-bumn/
http://blackmouses.blogspot.com/2010/05/bumn.html
http://www.scribd.com/doc/98505089/makalah-tentang-BUMN