A. Dasar Hukum
Landasan Hukum keberadaan Badan Usaha Milik
Negara dapat dilihat dalam Pasal 33 ayat 2 dan
ayat 3 UUD 1945. Pasal 33 ayat 2 UUD 1945
mengatakan bahwa Cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
Sedangkan ayat 3 nya mengatakan bahwa Bumi,
air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar besarnya
kemakmuran rakyat.
Di samping itu juga keberadaan BUMN diatur
dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2003
Tentang Badan Usaha Milik Negara.
B. Pengertian BUMN
Menurut Pasal 1 butir 1 : Badan Usaha Milik
Negara, yang selanjutnya disebut BUMN adalah
badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan.
Maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah :
1. memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian
nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya;
2. mengejar keuntungan;
3. menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi
pemenuhan hajat hidup orang banyak;
4. menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat
dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi;
5. turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada golongan
ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat.
C. Jenis-Jenis BUMN
Menurut Pasal 9 UU No. 19 tahun 2003, Bahwa BUMN
terdiri dari Persero dan Perum.
Perusahaan Perseroan yang selanjutnya disebut Persero
adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang
modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau
paling sedikit 51 % (lima puluh satu persen) sahamnya
dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan
utamanya mengejar keuntungan.
Perusahaan Perseroan terbuka, yang selanjutnya
Persero terbuka adalah Persero yang modal dan
jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria
tertentu atau persero yang melakukan penawaran
umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan
di bidang pasar modal.
Perusahaan Umum (Perum) adalah BUMN yang
Pengaturan :
Keputusan Menteri BUMN No : KEP-117/M-
MBU/2002 Tentang Praktek Good Corporate
Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Pasal 2 ayat (1) : BUMN wajib menerapkan good
corporate governance sebagai landasan
operasionalnya.
Prinsip-prinsip Good Corporate Governance,
meliputi : (Pasal 3)
1.Transparansi, yaitu keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan dan
keterbukaan dalam mengemukakan informasi
materil dan relevan mengenai perusahaan;
2.Kemandirian, yaitu suatu keadaan di mana
perusahaan dikelola secara profesional tanpa
benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari
pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat;
3. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan
dan pertanggungjawaban organ sehingga
pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.;
4.Pertanggungjawaban, yaitu kesesuain di dalam
pengelolaan perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-
prinsip korporasi yang sehat;
5. Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan dalam
memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul
berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
Penerapan good corporate governance pada
BUMN bertujuan untuk :
a.Memaksimalkan nilai BUMN dengan cara
meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas,
dapat dipercaya, bertanggung jawab, dan adil
agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat
baik secara nasional maupun internasional;
b.Mendorong pengelolaan BUMN secara profesional,
transparan dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan
meningkatkan kemandirian organ ;
c. Mendorong agar organ dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi
dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan
yg berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggung
jawab sosial BUMN terhadap stakehoders maupun
kelestarian lingkungan disekitar BUMN;
d.Meningkatkan kontribusi BUMN dalam
perekonomian nasional;
e. Meningkatkan iklim investasi nasional;
f. Mensukseskan program privatisasi.