Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PENGANTAR HUKUM & BISNIS

NAMA : MOHAMMAD RIZALDY


NIM : E0122185

BADAN USAHA MILIK NEGARA


Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah perusahaan yang dimiliki oleh negara atau
pemerintah.

Dasar-dasar hukum BUMN di Indonesia meliputi beberapa peraturan yang mengatur


tentang pendirian, pengelolaan, dan pengawasan BUMN, antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, yang mengatur tentang


pendirian, pengelolaan, dan pengawasan BUMN serta menetapkan prinsip-prinsip tata
kelola yang baik dalam pengelolaan BUMN.
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang menjadi
dasar hukum bagi pendirian BUMN dalam bentuk perseroan terbatas (PT).
3. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2005 tentang Penyertaan Modal Negara pada
BUMN, yang mengatur tentang penyertaan modal negara pada BUMN dan menetapkan
persyaratan dan tata cara penyertaan modal negara pada BUMN.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pengelolaan Barang
Milik Negara/daerah yang Dikuasai BUMN, yang mengatur tentang tata cara
pengelolaan barang milik negara/daerah yang dikuasai BUMN.
5. Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-01/MBU/2011 tentang Kriteria dan Tata Cara
Penetapan BUMN Sub Holding, yang mengatur tentang kriteria dan tata cara penetapan
BUMN sub-holding.
6. Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-06/MBU/12/2018 tentang Pedoman Tata Kelola
BUMN, yang mengatur tentang pedoman tata kelola BUMN berdasarkan prinsip-prinsip
good corporate governance (GCG).

Dengan adanya dasar-dasar hukum tersebut, BUMN diharapkan dapat beroperasi secara
profesional, transparan, akuntabel, dan bertanggung jawab terhadap pemegang saham,
stakeholder, dan masyarakat luas.
Syarat-syarat untuk mendirikan BUMN antara lain:

1. Didirikan oleh negara atau pemerintah: BUMN harus didirikan oleh negara atau
pemerintah. Sehingga, modal atau kepemilikan BUMN juga berasal dari negara atau
pemerintah.
2. Memiliki tujuan untuk melayani kepentingan publik: BUMN harus mempunyai tujuan
untuk melayani kepentingan publik, seperti menyediakan barang atau jasa yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
3. Berbentuk badan hukum: BUMN harus berbentuk badan hukum yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di negara tersebut.
4. Memiliki keuntungan yang dapat dibagi: BUMN harus mempunyai keuntungan yang
dapat dibagi, tetapi harus disesuaikan dengan kepentingan publik dan tujuan BUMN.
5. Menjalankan kegiatan usaha yang bersifat ekonomi: BUMN harus menjalankan kegiatan
usaha yang bersifat ekonomi, seperti produksi, distribusi, dan pemasaran barang atau
jasa.
6. Terbuka untuk pengawasan dan pengendalian: BUMN harus terbuka untuk pengawasan
dan pengendalian oleh negara atau pemerintah. Hal ini untuk memastikan bahwa
BUMN beroperasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan tujuan yang
ditetapkan.
7. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik: BUMN harus menerapkan tata kelola
perusahaan yang baik, seperti transparansi, akuntabilitas, dan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Namun, syarat-syarat yang berlaku untuk mendirikan BUMN dapat berbeda-beda di


setiap negara, tergantung pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara
tersebut.
Kepengurusan BUMN meliputi dua tingkatan pengelolaan, yaitu Dewan Komisaris dan
Direksi. Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan dan pengendalian
manajemen BUMN, sedangkan Direksi bertanggung jawab atas pengelolaan operasional
perusahaan.

Dewan Komisaris terdiri dari beberapa orang yang dipilih oleh pemegang saham, dan
mereka bertugas mengawasi kinerja Direksi dalam menjalankan strategi perusahaan dan
menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik. Dewan Komisaris juga bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa BUMN beroperasi dengan memperhatikan kepentingan
pemegang saham dan masyarakat secara umum.

Sementara itu, Direksi BUMN adalah pelaksana operasional perusahaan. Mereka dipilih
oleh Dewan Komisaris dan bertanggung jawab atas manajemen dan pengelolaan
operasional perusahaan sehari-hari. Tugas-tugas utama Direksi meliputi pengambilan
keputusan strategis, manajemen keuangan, pengembangan bisnis, pemasaran, serta
pengelolaan sumber daya manusia.

Selain itu, dalam menjalankan tugas-tugasnya, BUMN juga harus memperhatikan aspek-
aspek tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG), seperti
transparansi, akuntabilitas, keadilan, dan keterbukaan. Hal ini sangat penting untuk
menjamin kinerja dan pertumbuhan BUMN yang berkelanjutan serta memperkuat
kepercayaan publik terhadap perusahaan tersebut.

Dalam praktiknya, pengangkatan Dewan Komisaris dan Direksi BUMN harus memenuhi
persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh pihak otoritas terkait, termasuk
Kementerian BUMN dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pemilihan dilakukan melalui
proses seleksi yang ketat untuk memastikan bahwa para pengurus yang terpilih adalah
orang-orang yang berkualitas, memiliki pengalaman yang memadai, dan dapat
memimpin perusahaan dengan baik.
Sebagai badan usaha yang dimiliki negara, BUMN mempunyai tanggung jawab untuk
melaksanakan fungsi sosial dan ekonomi sesuai dengan amanat negara. BUMN harus
beroperasi secara profesional, transparan, akuntabel, dan bertanggung jawab terhadap
pemegang saham, stakeholder, dan masyarakat luas.

Tanggung jawab BUMN dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, antara lain:

1. Tanggung jawab sosial: BUMN harus berperan aktif dalam memajukan perekonomian
nasional dan mensejahterakan masyarakat dengan memberikan pelayanan yang baik,
menyediakan lapangan kerja, memberikan kontribusi dalam pembangunan infrastruktur
dan sosial, serta mendukung pengembangan industri nasional.
2. Tanggung jawab lingkungan: BUMN harus memperhatikan dampak operasionalnya
terhadap lingkungan dan berusaha untuk mengurangi dampak negatifnya, seperti
dengan mengimplementasikan teknologi hijau dan praktik bisnis berkelanjutan.
3. Tanggung jawab ekonomi: BUMN harus beroperasi secara efisien dan produktif, dengan
tujuan menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham, dan memperbaiki kondisi
ekonomi nasional.
4. Tanggung jawab terhadap karyawan: BUMN harus memperhatikan kesejahteraan
karyawan, memberikan pelatihan dan pengembangan karir, serta memastikan
keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan.
5. Tanggung jawab terhadap pemegang saham: BUMN harus bertanggung jawab kepada
pemegang saham, dengan menyampaikan informasi yang akurat dan transparan
mengenai kinerja perusahaan, serta memberikan dividen secara adil.
6. Tanggung jawab hukum: BUMN harus mematuhi peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan menjaga integritas dalam melaksanakan bisnis.

Jika terjadi pelanggaran terhadap tanggung jawab BUMN, perusahaan dapat dikenakan
sanksi, seperti penurunan reputasi, denda, hingga pencabutan izin usaha. Oleh karena
itu, penting bagi BUMN untuk memastikan bahwa tanggung jawab sosial dan ekonomi
dilaksanakan dengan baik dan bertanggung jawab secara profesional.
Pembubaran BUMN dapat dilakukan apabila perusahaan tidak dapat lagi beroperasi
dengan baik dan tidak memberikan manfaat bagi negara dan masyarakat. Pembubaran
BUMN juga dapat dilakukan apabila perusahaan melakukan tindakan melanggar hukum
atau tindakan-tindakan yang merugikan negara dan masyarakat.

Namun, pembubaran BUMN tidak bisa dilakukan dengan mudah dan harus
mempertimbangkan beberapa hal, antara lain:

1. UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN memperbolehkan pembubaran BUMN apabila


BUMN tersebut tidak dapat lagi beroperasi dengan baik dan tidak memberikan manfaat
bagi negara dan masyarakat.
2. Keputusan pembubaran BUMN harus melalui persetujuan Pemerintah dan DPR RI.
Pemerintah dan DPR RI harus mempertimbangkan kembali dan melakukan evaluasi
terhadap kondisi perusahaan dan dampak dari pembubaran BUMN terhadap
masyarakat, karyawan, dan negara.
3. Pembubaran BUMN harus memperhatikan hak-hak karyawan, kreditur, dan pemegang
saham. Pemberian ganti rugi dan kompensasi harus dipertimbangkan agar hak-hak
mereka terlindungi.
4. Dalam hal BUMN terlibat dalam praktik korupsi, penggelapan atau pelanggaran hukum
lainnya, maka pengadilan akan memutuskan untuk mencabut izin usaha perusahaan dan
melakukan pembubaran BUMN.

Pembubaran BUMN dapat menjadi pilihan terakhir ketika semua upaya untuk
memperbaiki kondisi perusahaan telah dilakukan namun hasilnya masih buruk. Oleh
karena itu, penting bagi BUMN untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
secara baik dan bertanggung jawab agar dapat memberikan manfaat bagi negara dan
masyarakat serta terhindar dari kemungkinan pembubaran.

Anda mungkin juga menyukai