Anda di halaman 1dari 3

Nama : Roisya Marhabaeni

Nmp : 01210000017

Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat

Mata Kuliah : PPU bid. Kesehatan

Universitas Indonesia Maju (UIMA)

KAJIAN TENTANG ISU-ISU STRATEGIS DALAM


RUU PERUBAHAN UU BUMN

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai agent of development memiliki


peran penting dalam perkembangan perekonomian nasional guna
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mengoptimalkan peran BUMN
tersebut, pengurusan dan pengawasan terhadap BUMN harus dilakukan
secara profesional. Hal tersebut telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 19
tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (UU BUMN).

Berdasarkan program legislasi nasional rancangan undang-undang prioritas


(Prolegnas RUU Prioritas) Tahun 2018, UU BUMN telah masuk dalam rencana
undang-undang yang akan dilakukan perubahan dengan inisiatif dari Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Untuk membahas hal tersebut,
Rabu, 16 Mei 2018 lalu telah dilaksanakan rapat Tim RUU BUMN di ruang rapat
lantai 10 gedung Kementerian BUMN. Rapat dipimpin Kepala Biro Hukum yang juga
selaku Ketua Tim Pengkajian, dengan agenda penyusunan isu-isu strategis RUU
BUMN.

Isu-isu strategis dalam RUU BUMN cukup banyak, dari hal yang terkait bentuk
BUMN, maksud dan tujuan BUMN, pemberlakuan hukum, kekayaan dan penyertaan
modal negara, pengurusan dan pengawasan, restruturisasi, pembubaran BUMN,
pelayanan umum, status karyawan, auditor, penggunaan laba, optimalisasi dan
penghapusan asset, tanggung jawab sosial dan lingkungan, kemandirian persero
sebagai badan usaha termasuk pengelolaan asset, privatisasi, penyelesaian rugi
perusahaan, penyelenggaraan monopoli, pengelolaan anak perusahaan, sinergi
BUMN, hingga mediasi BUMN.

Bentuk BUMN diusulkan menjadi satu bentuk badan hukum, yaitu Persero saja dan
badan usaha yang berbentuk Perum dihapuskan. Sementara untuk maksud dan
tujuan BUMN dibagi menjadi 2, yaitu korporasi dan agent of development. Korporasi
fokus pada upaya mencari keuntungan dan memberikan kontribusi bagi pemasukan
negara sementara agnet of development bertugas mendukung perekonomian
nasional dengan memberikan bimbingan bagi pengusaha dan perusahaan di bawah
BUMN.

Untuk pemberlakuan hukum, arah RUU akan dibentuk pada arah lex specialist atau
pelengkap bagi undang-undang perseroan terbatas (UU 40 tahun 2007). Isu
strategis selanjutnya ialah kekayaan dan penyertaan modal negara, dimana
seluruhnya dikuasai oleh BUMN, sumber dari modal pemerintah, modal yang
dipisahkan atau pemilik modal lainnya, aset BUMN, dan sumber lain yang sah
sesuai dengan RPP 45. Mengenai pengurusan dan pengawasan diperlukan
penegasan bahwa direksi BUMN bukan penyelenggara negara atau pelaksana
negara, dan dalam menjalankan tugasnya direksi melaksanakannya sesuai prinsip-
prinsip business judgement rule (BJR), begitu pula dewan komisaris.

Dalam restrukturisasi, segala tindakan dilakukan oleh perusahaan dalam rangka


meningkatkan kinerja perusahaan, untuk mencakup ruang lingkup restrukturisasi
internal dan restrukturisasi sektoral serta penjualan saham. Isu strategis
Pembubaran BUMN dilaksanakan sesuai dengan undang-undang perseroan
terbatas apabila restrukturisasi sudah tidak dapat dilakukan. Pelayanan Umum/PSO
(Public Service Obligation) dapat dilakukan dengan memberikan penugasan kepada
BUMN serta apabila konsep Perum dihilangkan maka pemerintah dapat
membentuk/menetapkan BUMN tertentu dengan tujuan melaksanakan PSO
sebagaimana saat ini dilakukan oleh Perum. Sementara status karyawan merujuk
kepada RPP 45, antara lain status karyawan BUMN pada peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan, perlu diatur mengenai karyawan yang bersumber
dari professional hire, perlu pengaturan batas usia karyawan yang dijadikan direksi
tidak perlu pensiun. Mengenai isu strategis mengenai auditor, sesuai dengan RPP
45, akuntan publik bertugas sebagai auditor eksternal. Selanjutnya pengaturan
penggunaan laba dan cadangan persero disesuaikan dengan undang-undang
perseroan terbatas.

Isu strategis optimalisasi dan penghapusan aset dilakukan oleh direksi termasuk
pula kepengurusannya, berdasarkan mekanisme yang diatur direksi dengan
memperhatikan pembatasan kewenangan yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan, keputusan RUPS atau keputusan Menteri. Sedangkan isu tanggung
jawab sosial dan lingkungan memiliki dua perhatian, yaitu sumber dana PKBL
berasal dari penyisihan laba dan atau dibiayakan. Kedua dana program kemitraan
dapat diserahkan BUMN khusus Pembina UKM.

Untuk isu kemandirian Persero sebagai badan usaha termasuk pengelolaan aset,
Direksi berwenang penuh dalam pengelolaan BUMN sesuai dengan pembatasan
peraturan perundang-undangan, keputusan RUPS atau Menteri serta di luar BUMN
dilarang campur tangan. Privatisasi diubah menjadi “penjualan saham”. Sementara
penyelesaian rugi perusahaan perlu pengaturan lebih lanjut yang membahas
mengenai kesalahan administrasi yang pelanggarannya diselesaikan dengan proses
sesuai ketentuan korporasi.

Isu strategis selanjutnya ialah penyelenggaraan monopoli. Terkait hal ini, Persero
dapat melakukan monopoli yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak serta
cabang-cabang produksi lain sepanjang ditetapkan dalam undang-undang. Untuk isu
pengelolaan anak perusahaan dan sinergi BUMN keduanya diselaraskan dengan
definisi dan pengaturan RPP 45. Isu terakhir adalah mediasi yang mengatur
bagaimana BUMN dan anak BUMN melakukan mediasi, dalam rangka
menyelesaikan keadaan yang tidak sepaham.

Kegiatan rapat penyusunan isu-isu strategis RUU BUMN ini ditutup oleh Kepala Biro
Hukum Kementerian BUMN dengan kesimpulan para peserta rapat akan melakukan
inventaris kembali atas isu-isu strategis yang sudah disusun guna ditambah atau
dikurangi, Isu-isu strategis tersebut akan dikaji per topik oleh tim, dan akan disajikan
dalam rapat berikutnya. Hal ini merupakan langkah persiapan internal, menunggu
draft resmi dari DPR mengenai perubahan UU BUMN dimaksud. [jdih
KemenBUMN]

Anda mungkin juga menyukai