Anda di halaman 1dari 6

Tugas.

IRPAN PEBRIANSAH

NIM : 031195394

Kerjakan Tugas Berikut :

SEBUTKAN DAN JELASKAN:

1. Bagaimanakah  periodisasi perkembangan usaha-usaha milik negara dan daerah

Jawabannya

Perkembangan BUMN di Indonesia diawali pada periode tahun 1800-1948. Pada zaman
sesudah VOC sampai sebelum Ministeriele Verantwoordelijkheid, Pemerintah Kerajaan
Belanda melaksanakan kebijakan cultur-stelsel dan open door policy guna menciptakan
ketenteraman dan ketertiban. Pada masa itu para pengusaha swasta Belanda berdatangan ke
wilayah Nusantara. Setelah masa itu usaha- usaha milik negara berbentuk Naamlosche
Venootschap (N.V), Pada tahun 1921 didirikan Nederland Indische Maatschappij. Indische
Bedrijven Wet (1927) mengatur dan memungkinkan adanya bentuk tata usaha perusahaan
yang menunjang usaha-usaha milik negara.

Periode tahun 1945-1960 ditandai oleh dominasi peran perusahaan asing atau perusahaan
dengan BUMN/D pada masa ini dikelompokkan dalam beberapa kategori berikut (1)
Perusahaan Negara yang diatur dalam IBW; (2) Perusahaan Negara yang diatur dalam ICW;
(3) Perusahaan Negara yang diatur di luar ketentuan IBW dan ICW. Periode tahun 1960-1974
ditandai dengan terbitnya UU No. 19 tahun 1960 tentang Perusahaan Negara sebagai upaya
menyeragamkan cara pengelolaan dan pengendalian serta bentuk hukum dari Perusahaan
Negara dalam Sistem Ekonomi Terpimpin. Pemerintah pada periode ini mengeluarkan
berbagai produk hukum berikut (1) UU No. 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, (2)
UU No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan UU No. 6 Tahun 1968 tentang
Penanaman Modal Dalam Negeri, (3) UU No. 14 Tahun 1967 tentang Bank Pemerintah, dan
(4) UU No. 9 Tahun 1969 yang mengelompokkan BUMN ke dalam PERJAN, PERUM, dan
Perusahaan Perseroan (PERSERO). Dasawarsa 70-an, seiring meningkatnya tuntutan
pembangunan di semua sektor kehidupan, mendorong BUMN/D termasuk PERSERO
menjalankan tugas-tugas pembangunan.

Periode tahun 1974-1982 terjadi oil boom tahun 1973 dan mendorong pemerintah untuk
melakukan ekspansi besar-besaran dalam pembangunan infrastruktur ekonomi dengan
mendirikan BUMN.

Periode Tahun 1982-1990 terjadi krisis minyak bumi yang mendorong Pemerintah
mengambil serangkaian tindakan penyesuaian, di antaranya dengan Kebijakan Pengetatan
Anggaran Belanja Negara, penjadwalan ulang proyek-proyek, penyesuaian kurs mata uang
dan kebijakan deregulasi yang diikuti kebijakan pemerintah tentang Tax Reform.
Periode Tahun 1990-2003 ditandai oleh semakin kuatnya fenomena perekonomian
antarbangsa dan arus liberalisasi perdagangan. Sejalan dengan amanat UU No. 9 Tahun 1969,
Pemerintah membuat pedoman pembinaan BUMN yang mengatur secara rinci.

Periode Tahun 2003-2008. Beberapa produk hukum yang telah ditetapkan guna
mengoptimalkan peran BUMN dalam perkembangan ekonomi dunia yang semakin terbuka
dan kompetitif ini, di antaranya UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN, PP No. 41 Tahun
2003 tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas, dan Kewenangan Menteri Keuangan Pada
Persero, Perum, dan Perjan Kepada Menteri Negara Badan Usah Milik Negara. Keputusan
Menteri BUMN No. Kep-236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan BUMN Dengan Usaha
Kecil dan Program Bina Lingkungan, Peraturan Menteri Negara BUMN No.: PER-
05/MBU/2006 tentang Komite Audit Bagi Badan Usaha Milik Negara, dan Peraturan Menteri
Negara BUMN No.: PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN Dengan Usaha
Kecil dan Program Bina Lingkungan.

Sumber : BMP ADPU4337/Modul 3 Kegiatan Belajar 1

2. Bagaimanakah Bentuk dan karakteristik Badan usaha milik negara dan daerah

Jawabannya

Dalam upaya menciptakan keseragaman cara menguasai, mengelola dan menyeragamkan


bentuk hukum Usaha-Usaha Milik Negara, Pemerintah telah menerbitkan UU No. 9 Tahun
1969 yang mengelompokkan BUMIN Ke dalam tiga badan hukum, yaitu PERJAN, PERUM,
dan PERSERO. Karakteristik pokok yang dimiliki ketiga badan hukum tersebut pada
dasarnya dapat dilihat dari sifat usahanya, kedudukan dan tugasnya, modal dan keuangannya,
serta aspek kepegawaiannya. Hal ini mencerminkan tekad Pemerintah untuk mengembangkan
BUMN sesuai dengan fungsinya masing-masing.

UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN dimaksudkan untuk memenuhi visi pengembangan
BUMN di masa yang akan datang dan meletakkan dasar-dasar atau prinsip-prinsip tata kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance). Dalam undang-undang ini, usaha- usaha
negara disederhanakan bentuknya menjadi dua badan hukum, yaitu Perusahaan Umum
(Perum), dan Perusahaan Perseroan (Persero). Modal BUMN seluruh atau sebagian besar
dimiliki oleh negara melalui penyertaan langsung dipisahkan. Penyertaan modal negara
dalam rangka pendirian atau penyertaan pada BUMN bersumber dari APBN, kapitalisasi
cadangan, dan sumber lainnya.

Di Samping itu, kita mengenal pula BUMN yang mempunyai Karakteristik khusus dan
tunduk pada ketentuan peraturan perundang- undangan tersendiri, di antaranya BUMN
Perbankan.

Pembentukan BUMD tidak terlepas dari fungsinya sebagai Penyelenggara pelayanan publik
di daerah dan sekaligus sebagai sumber Pendapatan daerah yang akan digunakan bagi
pembiayaan pembangunan daerah, UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 177 menyebutkan banwa,
pemerintah daerah dapat memiliki BUMD yang pembentukan, Pengabungan, pelepasan
kepemilikan, dan/atau pembubarannya. ditetapkan dengan Perda yang berpedoman pada
peraturan perundang-undangan. Untuk menjamin pengelolaan BUMD dapat terselenggara
secara efektif, efisien dan produktif maka melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 5
Tahun 1990 BUMD digolongkan ke dalam FERUMDA dan PERSERODA. Selain itu, kita
mengenal pula bentuk BUMD lainnya, di antaranya BPD dan BPR.

BPD maupun BPR merupakan alat kelengkapan daerah dalam bidang keuangan atau
perbankan yang didirikan dengan maksud untuk membantu dan mendorong pertumbuhan
perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber
pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

Sumber: BMP ADPU4337/Modul 3 Kegiatan Belajar 2

BERIKAN ANALISIS:

1. Mengapa terjadi perubahan atas nama/status BUMN? (dapat saudara analisis melalui
analisis SWOT)

Jawaban

PP 43 tahun 2005 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, dan Perubahan


Bentuk Badan Hukum Badan Usaha Milik Negara menjelaskan bahwa urutan langkah-
langkah Perubahan Bentuk Badan Hukum BUMN adalah pengkajian, penyusunan rancangan
perubahan bentuk badan hukum, pengumuman, persetujuan RUPS/Menteri, dan kemudian
diusulkan kepada Presiden disertai rancangan peraturan pemerintah.

Pasal 30

Perubahan Bentuk Badan Hukum BUMN pada dasarnya merupakan transformasi


yang hanya mengakibatkan perubahan bentuk badan hukum tanpa mengakibatkan
terjadinya perubahan subjek hukum (subjek hukum tetap sama). Oleh karena itu,
secara hukum segala hak dan kewajiban yang melekat pada BUMN sebelum terjadi
perubahan bentuk, tetap melekat pada BUMN yang bersangkutan setelah terjadinya
perubahan bentuk.

Pasal 33

Ayat (1) dan (2)

Pengkajian bersama dengan Menteri Keuangan dilakukan mengingat tindakan-


tindakan tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap struktur penyertaan
modal negara. Sedangkan keterlibatan Menteri Teknis dan/atau pimpinan instansi
lain sehubungan dengan kebijakan sektoral pada bidang usaha BUMN, peraturan
perundangan dan kewajiban pelayanan umum (public service obligation).
Ayat (3)

Dalam hal usulan Perubahan Bentuk Badan Hukum BUMN dilakukan atas
inisiatif Menteri Teknis, maka Menteri mengikutsertakan Menteri Teknis yang
bersangkutan dalam pengkajian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini.

Pasal 42

Dengan pengaturan seperti ini, dikaitkan dengan ketentuan Pasal 33, Pasal 34, Pasal
35, Pasal 36, dan Pasal 37 Peraturan Pemerintah ini, maka urutan langkah-langkah
Perubahan Bentuk Badan Hukum BUMN adalah pengkajian, penyusunan rancangan
perubahan bentuk badan hukum, pengumuman, persetujuan RUPS/Menteri, dan
kemudian diusulkan kepada Presiden disertai rancangan peraturan pemerintah.

Penjelasan PP 43 tahun 2005 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, dan


Perubahan Bentuk Badan Hukum Badan Usaha Milik Negara

Tujuan Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan BUMN, bertujuan agar BUMN dapat
meningkatkan efisiensi, transparansi dan profesionalisme sehingga menjadi BUMN yang
sehat, kinerja dan nilai perusahaannya meningkat, dividen meningkat, pajak meningkat,
penyerapan tenaga kerja bertambah, dan produk serta layanannya menjadi lebih kompetitif.
Demikian juga dapat dilakukan Perubahan Bentuk Badan Hukum BUMN, baik dari Perum
menjadi Persero maupun sebaliknya, dengan memperhatikan titik berat tujuan usaha BUMN.

Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2005 tentang Penggabungan, Peleburan,


Pengambilalihan, dan Perubahan Bentuk Badan Hukum Badan Usaha Milik Negara
ditetapkan Presiden Doktor Haji Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 25 Oktober 2005
di Jakarta. PP 43 tahun 2005 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, dan
Perubahan Bentuk Badan Hukum Badan Usaha Milik Negara diundangkan Menkumham
Hamid Awaludin pada tanggal 25 Oktober 2005 di Jakarta.

PP 43 tahun 2005 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, dan Perubahan


Bentuk Badan Hukum Badan Usaha Milik Negara ditempatkan dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 115. Penjelasan PP 43 tahun 2005 tentang
Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, dan Perubahan Bentuk Badan Hukum Badan
Usaha Milik Negara ditempatkan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4554. Agar setiap orang mengetahuinya.

Maksud dan Tujuan PP 43 tahun 2005 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan,


dan Perubahan Bentuk Badan Hukum Badan Usaha Milik Negara adalah:

1) meningkatkan efisiensi, transparansi dan profesionalisme guna menyehatkan BUMN;


2) meningkatkan kinerja dan nilai BUMN;
3) memberikan manfaat yang optimal kepada negara berupa dividen dan pajak; dan
menghasilkan produk dan layanan dengan kualitas dan harga yang kompetitif kepada
konsumen.
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan BUMN ditetapkan dengan peraturan
pemerintah setelah persetujuan RUPS untuk Persero dan Menteri untuk Perum. Ketentuan
Penggabungan, Peleburan dan Pengambilalihan BUMN adalah:

1) Penggabungan yang dilakukan antara Perum dengan Perum lainnya, atau Persero
dengan Persero lainnya;
2) Peleburan yang dilakukan antara Perum dengan Perum lainnya, atau Persero dengan
Persero lainnya; atau
3) Pengambilalihan yang dilakukan Perum terhadap Persero, Perum terhadap perseroan
terbatas, Persero terhadap Persero lainnya, atau Persero terhadap perseroan terbatas.

Sumber : https://www.jogloabang.com/ekbis/pp-43-2005-penggabungan-peleburan-
pengambilalihan-perubahan-bentuk-badan-hukum-badan-usaha

2.  Berikan contoh praktis; mengapa dapat terjadi kegagalan (kinerja rendah) dan
keberhasilan BUMN atau BUMD dalam mendukung pembangunan ekonomi atau
kesejahteraan rakyat (misalnya terkait dengan kinerja PLN, PT KAI, PDAM, dll)

Jawaban

Struktur organisasi PT. PLN (Persero) Provinsi Riau sudah disusun sesuai dengan keputusan
dari Direksi PT. PLN (Persero) wilayah Riau dan Kepulauan Riau yaitu para pegawai dari
PT.PLN (Persero) Provinsi Riau sudah ditetapkan sesuai dengan jabatannya masing-masing
dan juga menjalankan tugasnya sesuai dengan jabatan yang mereka pimpin. Kemudian
kemampuan aparat pada PT. PLN (Persero) sudah sesuai dengan prosedur yang ditentukan
dan sudah menjalankan tugasnya dengan cukup baik serta para pegawai sudah menunjukan
sikap yang baik dan sopan kepada setiap pelanggan yang datang ke kantor PT. PLN (Persero)
Provinsi Riau yang ingin melaporkan keluhan-keluhan yang mereka dapatkan pada PT. PLN
(Persero) Provinsi Riau tersebut.

Selanjutnya sistem pelayanan PT. PLN (Persero) Provinsi Riau dapat dilihat dari kemudahan
akses dari berbagai jaringan pelayanan yang tersebar di wilayah kerja organisasi tersebut
maupun dari berbagai macam bentuk pelayanan yang disediakan, dan dapat juga dilihat
dengan adanya ketertiban, kelancaran, keteraturan dalam penyelenggaraan pelayanan
pelanggan. Serta adanya sarana pelayanan pelanggan untuk memberikan alternatif pelayanan
yang lebih cepat, mudah, dan akurat, yang dapat dilihat dari berbagai sarana pelayanan yang
dioperasikan, yaitu Pelanggan dapat menyampaikan pengaduan melalui Call Center dengan
nomor Hp. (123), untuk Telp. Rumah (0761) 123, melalui Website PLN (Diisi sesuai dengan
jenis pengaduan/pelayanan yang diinginkan). Sarana pelayanan yang ada di PT.PLN
(Persero) Provinsi Riau antara lain alatalat transportasi, alat-alat pengolahan data dan
pelayanan pelanggan, dan alat komunikasi. Serta program layanan atau teknologi informasi
yang dioperasikan antara yaitu SIMANIS (Sistem Informasi Manajemen Teknis), SIGADIS
(Sistem Informasi Gardu Distribusi), dan Trafo Bergerak.
Dari empat faktor yang mempengaruhi pelayanan pada PT.PLN (Persero) Provinsi Riau
faktor yang masih tergolong lemah yaitu dari faktor struktur organisasi dari PT.PLN
(Persero) Provinsi Riau. Karena PT.PLN (Persero) Provinsi Riau masih belum bisa berdiri
sendiri ataupun mengambil keputusan tanpa persetujuan dari PLN Pusat hal ini dikarenakan
PT.PLN (Persero) Provinsi Riau masih bersifat sentralistik.

Sumber : https://media.neliti.com/media/publications/31478-ID-faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-pelayanan-ptpln-persero-provinsi-riau.pdf

Anda mungkin juga menyukai