Anda di halaman 1dari 92

DAFTAR ISI

03 51
Catatan Redaksi Analisis Prospek Bisnis BUMN Yang Tergabung
Di IDX BUMN20 Pasca Kasus Korupsi
04 (Studi Kasus pada PT Waskita Karya, Tbk
dan PT Wijaya Karya, Tbk)
Hambatan Penuntasan Utang Pajak pada BUMN
Agatha Christiani Prasetyo, Agung Billy Sanjaya
Dr. Wirawan, Ak., S.H., M.H., M.Si., CPA.
Universitas Katolik Soegijapranata
Universitas Katolik Atma Jaya

10 58
Digitalisasi Analisis Risiko Kredit di Pertamina Dampak Pengelolaan Perusahaan Milik Negara
dengan Aplikasi dan Daerah Terhadap Imbal Hasil Sahamnya
Yohannes Fernandez, Indah Zakkiyah Zahra, Elizabeth Lucky Maretha S.
Poeti Surya Safira Adhelia Universitas Katolik Soegijapranata
PT Pertamina - Telkom University
67
21 Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen
Dapatkah Levers of Control dan Manajemen Risiko Terhadap Kinerja Perusahaan BUMD dengan
Perusahaan Terintegrasi?: Kajian Konseptual Intervensi Pengendalian Sebagai Variabel
Pendekatan Kontinjensi dan Pengaruhnya Moderasi
Terhadap Kinerja Keuangan BUMN Anisa, Lely Dahlia
I Made Pradana Adiputra Universitas Trilogi
Universitas Pendidikan Ganesha
75
28 Digital Operating Model dan Change Management:
Politik Hukum Pembentukan Super Holding Menuju Tata Kelola Badan Usaha Milik Negara
Badan Usaha Milik Negara Indonesia (BUMN) yang Unggul dalam Upaya Transformasi
Yani Kurniasih Digital
Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Nugroho
Purwakarta Petronas Carigali Indonesia

38 82
Pengaruh Keberagaman Komposisi Gender Efek Mediasi Reputasi Terhadap Hubungan
Anggota Dewan Direksi dan Komite Audit Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan Badan
Terhadap Pengungkapan Laporan Keberlanjutan Usaha Milik Negara di Indonesia
dan Nilai Perusahaan Mediaty, Robert Jao
Theresia Marchella Septyani, Christina Juliana Universitas Hasanuddin
Universitas Katolik Atma Jaya
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 3

CATATAN REDAKSI
IAMI Call for Essay and Paper 2019 merupakan kegiatan tahunan pertama
yang dilakukan oleh Institut Akuntan Manajemen Indonesia bersama para
akademisi dan praktisi yang bertujuan untuk menjembatani para praktisi
dan komunitas peneliti akuntansi di seluruh Indonesia atau pun lingkup
regional MEA, membina peneliti junior, meningkatkan kualitas penelitian
akuntansi yang ujung akhirnya adalah meningkatkan keterampilan
mengajar para dosen akuntansi melalui peningkatan pemahaman ilmu dan
praktek akuntansi di Indonesia. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan
masukan-masukan yang bukan hanya untuk para akuntan manajemen
tetapi juga untuk para pemangku kepentingan (stakeholders).

Dalam Buletin Edisi Khusus ini, IAMI menampilkan 10 (sepuluh) paper


terbaik pilihan reviewer yang lolos dalam kegiatan IAMI 1st Call for Essay and
Paper yang diselenggarakan pada tahun 2019. Semoga buletin IAMI Edisi
Khusus ini dapat menambah wawasan para pembaca khususnya para
akuntan manajemen.
4 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

HAMBATAN PENUNTASAN UTANG PAJAK


PADA BUMN
Dr. Wirawan, Ak., S.H., M.H., M.Si., CPA.
Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta

ABSTRAK

Penelitian ini difokuskan pada aspek hukum khususnya mengenai hakekat badan hukum BUMN
serta penegakan hukum pajak terkait dengan penuntasan utang pajak pada Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang kerap mendapat kendala karena tidak sinkronnya pengaturan norma
terhadap badan hukum BUMN. Penelitian mengkaji proses hukum sesuai perundang-undangan
yang berlaku. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode yuridis normatif yang
mendasarkan pada bahan hukum primer. Hasil penelitian menunjukkan perundang-undangan
yang mengatur BUMN terlihat diskriminatif, padahal esensi dibentuknya BUMN sejak semula jelas
dikehendaki selain untuk tujuan kesejahteraan juga dimaksudkan mencari keuntungan agar bisa
memberi sumbangsih pada negara dalam bentuk dividen. Disisi lain, penuntasan utang pajak
semestinya dikelola secara bijak sesuai hukum pajak agar terdapat kesamaan hukum (equal)
dengan pihak swasta dalam pemenuhan kewajiban pajaknya.

Kata kunci : Informasi Keuangan, Utang Pajak, Penegakan Hukum, APBN


BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 5

A. LATAR BELAKANG MASALAH D. METODE PENELITIAN

Ketika kepentingan umum (dimaknai Penelitian menggunakan pendekatan yuridis


kesejahteraan masyarakat) menjadi fokus segala normatif serta filosofis menggunakan bahan hukum
aktifitas negara, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) primer yakni perundang-undangan yang mengatur
sebagai satu entity sengaja dibentuk negara untuk BUMN maupun badan hukum swasta, khususnya
melayani kepentingan umum (UU No. 19 Tahun 2003). UU BUMN No 19 Tahun 2003, UU No 40 tahun 2007,
Dari sisi hukum, dalam kenyataan menunjukkan UU No. 1 Tahun 2004, UU No 19 Tahun 2000 jo
Undang-Undang (UU) BUMN merupakan sandaran UU No 6 Tahun 1983 yang diubah dengan UU No.
negara mewujudkan kebijaksanaan dalam 16 Tahun 2009. Selain itu digunakan bahan hukum
pembangunan ekonomi sehingga menjadi tindakan sekunder yang memberi penjelasan bahan hukum
dapat dilaksanakan (Satjipto Rahardjo. 1980). primer, berupa buku-buku mengenai korporasi,
perpajakan, filsafat hukum, putusan Mahkamah
Persoalan pokoknya bagaimana kewajiban pajak
Konstitusi, putusan Mahkamah Agung dan putusan
mesti dipenuhi BUMN, apakah UU yang mengatur
peradilan lainnya serta informasi data dan informasi
kewajiban pajak BUMN untuk melayani kepentingan
yang diperoleh dari artikel, jurnal, dan media massa.
umum, mendapat perlakuan hukum tidak sama
Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan
dengan bentuk usaha swasta lain ? Persoalan hukum
UU dan pendekatan kasus di bidang bisnis dan
pemenuhan kewajiban pajak, termasuk penuntasan
perpajakan.
utang pajak, menjadi penting karena negara butuh
pajak untuk membiayai pembangunan. E. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bahwa pemahaman pajak menjadi keharusan
E.1. KEPENTINGAN MELAKUKAN BISNIS ATAU
dalam hidup masyarakat dan merupakan satu hal
USAHA
yang pasti terjadi. Segala kepentingan masyarakat
tidak dapat dipenuhi tanpa pajak sehingga pajak dan Sudah menjadi pemahaman bahwa
masyarakat tidak dapat dipisahkan (Matthijs Alink and perkembangan bisnis (usaha) jauh lebih cepat
Victor van Kommer, 2011). Pernyataan itu dibenarkan ketimbang perkembangan hukum yang mengatur suatu
dari data penerimaan pajak yang meningkat setiap bisnis. Kepentingan bisnis kerap melihat jangka waktu
tahun. Tahun 2019, ditetapkan Rp. 1.786,4 triliun panjang, sedangkan hukum kurang responsif (Zainal
atau 82% dari APBN 2019 sebesar Rp.2.165,1 triliun. Arifin Hoesein, 2012). Masih terdapat kecenderungan
Bahkan Soemitro menekankan dominasi pajak untuk memahami hukum dan perkembangan bisnis secara
masyarakat, menunjukkan dimana ada kepentingan parsial dan sektoral, seakan tidak disadari dilema ini
masyarakat disitu timbul pungutan pajak, hingga menjadi persoalan hukum dikemudian hari.
pajak senyawa dengan kepentingan umum (Rochmat Lebih kentara jika diamati perkembangan bisnis
Soemitro, 1988). bidang digital yang terbentur oleh keterbatasan
B. RUMUSAN MASALAH regulasi hingga menimbulkan persoalan pengenaan
pajaknya (Kompas, 9 Juli 2019). Regulasi saat ini
Dari uraian di atas, dua hal untuk dikaji, pertama, belum mengakomodasi perkembangan bisnis digital
mengapa penyusun UU tidak melakukan harmonisasi terkait pungutan pajak oleh otoritas pajak.
hukum dalam menyusun norma hukum guna
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai
menghindari sifat ambigu dari BUMN (termasuk anak-
bagian dari lembaga negara kerap menuai perdebatan
anak usaha BUMN). Kedua, apakah diperlukan sifat
dari sisi hukum sehingga menimbulkan dilema dalam
keistimewaan bagi BUMN melakukan pemenuhan
mengembangkan bisnisnya. Persoalan pokoknya
kewajiban pajak yang mesti dilunasi BUMN ?
apakah bisnis yang dijalankan hendak memberi
C. TUJUAN PENELITIAN kesejahteraan umum atau murni kepentingan
bisnis seperti halnya swasta (privat). Kondisi itu
Penelitian ini bertujuan pertama, mengetahui mengakibatkan tidak sedikit pengurus BUMN terkena
penyusun UU kurang melakukan harmonisasi dalam masalah hukum akibat dilema hukum yang mengatur
penyusunan norma UU BUMN. Kedua, mengetahui BUMN seperti yang penulis singgung di atas. Dari
perlu tidaknya memberi keistimewaan (privilege) bagi aspek pajak, penyelesaian utang pajak BUMN pun
BUMN dalam pemenuhan kewajiban pajak untuk terjadi diskriminasi hukum, padahal esensi BUMN
negara. maupun swasta memiliki karakter hukum sama untuk
6 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

tujuan keuntungan (profit) seperti dinyatakan UU Sebenarnya kepastian hukum soal itu sudah
BUMN. dinyatakan Mahkamah Agung (MA) dengan fatwa No.
WKMA/Yud/20/VIII/2006 tgl 16-08-2006 bahwa tagihan
Dari sisi politik hukum perumusan UU kurang
bank BUMN bukan tagihan negara karena bank BUMN
dilakukan harmonisasi dengan UU Perseroan
tunduk pada UU PT No. 1 tahun 1995. Karenanya, MA
Terbatas (UUPT), sehingga penegak hukum memiliki
berpendapat kekayaan negara terpisah dari kekayaan
penafsiran sendiri. Penulis teringat ungkapan Jacques
BUMN (Erman Rajagukguk, 2019). Penulis simpulkan
Derrida, ‘ketika suatu teks sudah dituliskan maka
BUMN tunduk pada UUPT karena BUMN merupakan
seluruh teks terlepas dari si penyusun teks’. Artinya,
badan hukum mandiri yang punya kekayaan sendiri.
betapa tidak mudah menyusun norma UU.
Dalam praktek bisnis murni (pure business),
Sejak UU BUMN berlaku tanggal 19 Juni 2003,
sepanjang Direksi memutus berpedoman doktrin
diketahui ada tiga hakekat dibentuknya BUMN: (i) BUMN
business judgement rules, Direksi terlindungi dari
dimaksudkan memberi manfaat bagi masyarakat; (ii)
pidana. Sepanjang keputusan Direksi merupakan
BUMN menjadi penyeimbang kekuatan swasta besar;
keputusan bisnis, beritikad baik, tidak ada konflik
(iii) BUMN menjadi sumber penerimaan negara dalam
kepentingan, maka hukum melindunginya. Hakim tidak
bentuk pajak dan dividen. Dua dari tiga kepentingan
boleh menilai salah dan benar keputusan Direksi.
memberi hakekat nyata BUMN tidak berbeda dengan
swasta. Erman Rajagukguk berpendapat BUMN yang E.2. ANALISIS HUKUM ATAS PUTUSAN MK DAN
mendapat modal APBN, bukan uang negara lagi. MA
Negara memiliki saham BUMN karena modal itu, tetapi
Kasus Karen Agustiawan yang sudah divonis
kekayaan BUMN bukan kekayaan negara melainkan
memberi fakta bahwa hukum semakin rancu.
kekayaan BUMN (Erman Rajagukguk, 2019).
Pemahaman hukum atas putusan MK No. 48/PUU-
Dalam soal pajak, mestinya BUMN dan badan XI/2013 serta Putusan MA No. 21P/HUM/2017
swasta lain punya perlakuan hukum sama, termasuk menjadi bukti hukum adanya pihak yang beranggapan
penyelesaian utang pajaknya saat ditagih. UU kekayaan anak usaha BUMN adalah kekayaan
pajak tidak membedakan perlakuan hukum BUMN negara. Padahal tidak demikian. Putusan MA No.
maupun yang lainnya. Sedari awal, secara filosofis 21 menegaskan kekayaan negara yang dipisahkan
pembentuk UUBUMN menyadari supaya dikelola telah bertransformasi menjadi saham. Kata
secara profesional. Kata ‘profesional’ pengelolaannya ‘bertransformasi menjadi saham’ menegaskan
dilakukan dengan kontrol ketat. Keberadaan ‘Direksi’, keterlibatan negara hanya sebatas saham yang dimiliki,
‘Komisaris’ dan ‘RUPS’ dalam UUBUMN sama jadi kekayaan BUMN sama dengan swasta. Putusan
dengan UUPT. MA memberi makna norma Pasal 11 UUBUMN bahwa
Secara hukum mestinya harus dipahami terhadap persero berlaku ketentuan dan prinsip hukum
‘kekayaan yang dipisahkan’ sebagai modal BUMN sesuai UU PT.
tidak dimaknai ‘kekayaan negara’ tetapi ‘kekayaan Dalam Putusan MK Nomor 48 ditegaskan bahwa
BUMN’ atau ‘kekayaan pertamina’ karena BUMN dalam perspektif hukum keuangan negara dan fungsi
modalnya terbagi dalam saham. Namun, Putusan BUMN tidak dapat sepenuhnya dianggap sebagai
Mahkamah Konstitusi (MK) terkait kekayaan negara badan hukum privat. MA mengutip Putusan MK No.
dan kekayaan BUMN, menegaskan pemisahan 103/PUU-X/2012 berkaitan dengan PTN BH sebagai
kekayaan negara tidak diartikan sebagai putusnya lembaga pendidikan. Putusan MK No. 103 ditujukan
kaitan negara dengan BUMN (Putusan MK No. 62/ pada BUMN bidang pendidikan menimbulkan dua
PUU-XI/2013). pertanyaan, pertama, apakah Putusan MK 103 bisa
Analisisnya, apakah BUMN tunduk pada UUPT dipersamakan dengan BUMN bidang usaha lain ?
atau tidak ? Norma Pasal 3 UUBUMN menyatakan Kedua, apakah anak usaha BUMN dicakup dalam
terhadap BUMN berlaku ketentuan UU lain yang putusan dimaksud ? Dua pertanyaan itu penting
dalam penjelasannya kemudian disebutkan UUPT diketahui ketika menelusuri BUMN Telkom maupun
yang secara sehat. Namun, ketika BUMN rugi, Direksi Pertamina.
dituntut pidana dengan dugaan ‘merugikan keuangan BUMN Telkom memiliki lima anak usaha, lalu anak
negara’ atas dasar UU Tipikor No. 20 tahun 2001, usaha memiliki delapan belas anak usaha. Pertamina
hingga keberadaan BUMN tidak ada gunanya. Ibarat punya 22 anak usaha. Bila anak usaha punya anak
burung terbang, kakinya diikat dengan tali hingga usaha lagi (cucu) dan cucu punya anak lagi, apakah
tidak bisa terbang tinggi. mungkin kekayaan anak usaha, dan cucu menjadi
kekayaan negara ?
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 7

E.3. PENUNTASAN KASUS UTANG PAJAK Paksa No. 19 Tahun 2000, terhadap suatu asset BUMN
Persoalan pajak menjadi bagian penting bagi (termasuk BUMD), proses penyitaan terhalang oleh
pebisnis. Sekalipun UU pajak dengan sistem norma UU Perbendaharaan Negara di atas. Padahal,
self-assessment sudah memberi kepercayaan hakekat BUMN sebagaimana telah penulis uraikan di
penuh kepada wajib pajak (WP) guna memenuhi atas jelas dengan alasan makna bisnis dengan tujuan
kewajibannya, praktek pungutan pajak tidak meraih untung serta makna hukum badan BUMN
sesederhana yang dipikirkan dalam konsep sistem itu. menjadi badan otonom terpisah dari negara (negara
Oleh karena keberhasilan dititikberatkan pada empat hanya pemegang saham). Kalau begitu, perlakuan
hal penting yang diharapkan dari wajib pajak, yaitu (i) kesamaan penegakan hukum pajak pada semua
kesadaran pajak (tax consciousness), (ii) kejujuran entity bisnis mestinya tidak boleh dibedakan.
(honesty), (iii) hasrat untuk membayar pajak (tax Tindakan hukum penyitaan sebagai satu sanksi
mindedness), dan (iv) disiplin pajak (tax discipline), yang dimaksud UU pada dasarnya dimaksudkan
disiplin terhadap peraturan pajak sehingga pada supaya wajib pajak patuh. Sebab Jika orang yang
waktunya wajib pajak memenuhi kewajiban yang patuh dan yang tidak patuh mendapat perlakuan
dibebankan untuk membayar pajak pada waktunya sama, orang yang patuh bisa berubah pendirian dan
tanpa perlu diperingatkan untuk melakukan hal itu mencoba melakukan hal yang tidak patuh. Persoalan
(Rochmat Soemitro, 1998). tingkat kepatuhan seseorang membayar pajak
Dalam hukum pajak sudah jelas diatur bahwa adalah faktor yang berdiri sendiri tanpa dipengaruhi
pajak yang dibayar wajib pajak adalah pajak atas kebijakan atau policy yang dilakukan pemerintah.
penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak, Seperti dinyatakan Carlos Silvani “....the level of
antara lain berupa keuntungan dari usaha. Jika wajib tax compliance seems relatively independent of the
pajak dalam melakukan usahanya tidak memperoleh taxpayers degree of acceptance of their government
keuntungan alias rugi, maka tidak ada pajak yang and its policies (Carlos A. Silvani, 1992).
dibayar. Kalau begitu, menjadi pertanyaan besar,
Konsep demikian berlaku sama bagi semua mengapa BUMN tidak patuh dalam membayar
wajib pajak, tanpa terkecuali wajib pajak BUMN. pajak hingga menimbulkan utang pajak ? Padahal
Diskursusnya berkembang ketika BUMN memiliki kita ketahui pendapatan negara bersumber dari pajak
utang pajak yang belum dilunasi, yang tidak dapat yang setiap tahun terus meningkat hingga dibutuhkan
ditagih karena UU memberi proteksi khusus bagi kepatuhan lebih tinggi dengan menerapkan sanksi
BUMN. Diskriminasi hukum seperti itu disebutkan sesuai UU yang merupakan tujuan dari reformasi
jelas dalam norma Pasal 50 UU Perbendaharaan administrasi pajak (Hadi Purnomo, 2004). Ketika
Negara No. 1 Tahun 2004 yang menyatakan “pihak BUMN menunggak pajak maka dengan sendirinya
mana pun dilarang melakukan penyitaan terhadap penerimaan pajak akan terganggu (Richard Burton,
: (a) uang atau surat berharga milik negara/daerah 2001) yang akhirnya memaksa hukum memberi
baik yang berada pada instansi Pemerintah maupun sanksi dengan cara melakukan penyitaan. Bahkan,
pada pihak ketiga; (b) uang yang harus disetor oleh tindakan hukum berupa pemblokiran rekening
pihak ketiga kepada negara atau daerah; (c) barang dan penyanderaan bagi pengurus (Direksi) BUMN
bergerak milik negara/daerah baik yang berada pada hakikinya bisa dilakukan guna penuntasan utang
instansi Pemerintah maupun pada pihak ketiga; (d) pajak (PP No. 35, 2000).
barang tidak bergerak dan hak kebendaan lainnya Dalam penuntasan utang pajak, dalam
milik negara/daerah; (e) barang milik pihak ketiga analisis penulis mestinya Direksi dan Komisaris
yang dikuasai oleh negara/daerah yang diperlukan harus bertanggungjawab secara renteng jika
untuk penyelenggaraan tugas pemerintahan”. BUMN tidak patuh membayar pajak, seperti
Dari norma tersebut hanya dijelaskan butir e-nya halnya Direksi dan Komisaris suatu Perseroan
bahwa yang dimaksud barang milik pihak ketiga yang Terbatas maupun lembaga bisnis lain - termasuk
dikuasai adalah barang yang secara fisik dikuasai koperasi dan yayasan - yang tidak patuh pajak.
atau digunakan atau dimanfaatkan pemerintah Pengaturan norma Pasal 50 UU No. 1/2004 yang
berdasarkan hubungan hukum yang dibuat antara memberi pengecualian telah memberi landasan
pemerintah dan pihak ketiga. berfikir hukum yang tidak responsif karena terus
terkungkung pada pengertian badan hukum yang
Ketika Jurusita Pajak hendak melakukan kurang tepat (Erman Rajagukguk, 2019). Lagi-
penyitaan sesuai UU Penagihan Pajak dengan Surat lagi itu disebabkan dari pengertian BUMN sebagai
8 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

badan hukum yang terikat pada kebijakan hukum d. Menimbulkan inefisiensi pengelolaan BUMN yang
negara, padahal esensi badan hukum adalah pada akhirnya inefisensi perekonomian nasional.
memiliki kekayaan (vermogen) sendiri. Melalui dekonstruksi norma hukum BUMN yang
Melalui pemahaman hukum seperti itu mau tidak dipahami dalam cara berfikir hukum dalam tataran
mau UU Perbendaharaan Hukum mesti dilakukan mendahulukan kepentingan rakyat (bukan kepentingan
revisi agar terbentuk kesamaan perlakuan hukum BUMN an sich) menjadi langkah terbaik memahami
dalam proses penyitaan aset BUMN maupun bukan BUMN. Dekonstruksi hukum BUMN menjadi sangat
BUMN. Urusan hukum pajak mestinya ‘equal’ buat urgent dan memberi responsible terhadap setiap hal
semua subjek pajak yang diwajibkan membayar yang perlu dipertanggungjawabkan kepada publik
pajak. Mengutip Wiwoho terkait peningkatan baik pada tataran teoritis maupun praktis dalam
kepatuhan (BUMN atau bukan BUMN), tidak ada konteks keadilan (Jegalus, 2011).
pilihan lain kecuali melakukan penekanan tindakan
F. KESIMPULAN
untuk membayar pajak dengan pendekatan hukum
dan memberi perlindungan hukum, terlebih dengan Dengan penjelasan sebagaimana telah
nilai tunggakan besar. diuraiakan di atas, dua hal dapat disimpulkan :
a. Sudah saatnya dilakukan kajian serta
Penuntasan utang pajak semestinya dilihat
harmonisasi perundang-undangan mengenai
dalam konteks tujuan hukum klasik yang sering
pengaturan status hukum BUMN sebagai bagian
dikemukakan Radbruch dan sering dibicarakan
dari proses politik perundang-undangan yang
dalam ruang publik yakni tujuan keadilan,
tidak boleh ditunda-tunda lagi oleh pembuat UU
kemanfaatan dan kepastian. Tujuan pajak
untuk kepentingan masyarakat (umum). Seperti
relatif dominan pada tujuan kemanfaatan untuk
dikemukakan Pound, tugas utama hukum adalah
kesejahteraan masyarakat. Ketika BUMN diberi
rekayasa sosial (law as a tool of social engineering)
pengecualian melalui norma hukum UU untuk
dengan fungsi utama melindungi kepentingan
tidak disita, memberi makna tujuan yang dituju
yaitu kepentingan umum, kepentingan sosial
hanya untuk kepentingan BUMN semata, bukan
dan kepentingan pribadi yang seimbang.
pada tujuan kesejahteraan bersama masyarakat.
Lebih tidak masuk akal lagi, perlindungan hukum b. Kemajuan bisnis BUMN serta kepatuhan
demikian, serasa kurang memberi tanggung pada pembayaran pajak merupakan dua hal
jawab hukum bagi para Direksi BUMN atas maju yang saling berkaitan satu dengan yang lain.
mundurnya bisnis yang dijalankan. Kesejahteraan masyarakat tidak akan terwujud
tanpa pajak, dan pajak tidak akan didapat jika
Kalau begitu, saatnya negara mendukung
bisnis BUMN (beserta seluruh entity bisnis
rakyat mendapatkan akses sumber daya alam dan
lainnya) tidak meraih untung, yang dengan
menghapuskan ketidakadilan. BUMN sebagai aset
keuntungan diperoleh pajak untuk kesejahteraan
negara tidak lagi diperlakukan istimewa sebagai ‘anak
dan kepentingan masyarakat.
kandung’ yang mendapat perlakuan hukum istimewa
terutama dari aspek kesamaan dalam hukum pajak.
Kekuasaan negara melalui BUMN mesti diperlakukan KEPUSTAKAAN
sama dalam hukum agar lebih dewasa dalam cara
Alink, Matthijs and Victor van Kommer, Handbook
mengembangkan bisnisnya.
on Tax Administration, IBFD, H.J.E.
Perlakukan yang tidak sama (diskriminatif) BUMN Wenckebachweg 210, 1096 AS Amsterdam,
dengan Badan Usaha Swasta menurut hemat penulis, The Netherlands, PO. Box 20237, 1000 HE
dapat menimbulkan preseden buruk dalam dunia Amsterdam, 2011.
bisnis antara lain:
Burton, Richard, Memahami Masalah Penagihan
a. Persaingan usaha menjadi tidak sehat, sehingga Pajak, Jurnal Perpajakan Indonesia, Vol 1 No.
terjadi distorsi pasar 1, Agustus 2001.
b. Terjadi moral hazard dikalangan Direksi BUMN Carlos A. Silvani, Improving Tax Compliance,
c. Informasi laporan keuangan potensi mengandung dalam buku Improving Tax Administration In
bias, sehingga menyulitkan dalam penyusunan Developing Countries, Richard M Bird and Milka
strategi dan perencanaan keuangan Casanegra de Jantscher, International Monetary
Fund, Publication Services 700 19th Street, N.W.
Washington DC USA, 1992
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 9

Huijbers, Theo, Filsafat Hukum Dalam Lintasan UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Sejarah, Pustaka Filsafat, Penerbit Kanisius, Negara.
Yogyakarta, 1982. PP No 135 Tahun 2000 Tata Cara Penyitaan Dalam
Jegalus, Norbertus, Hukum Kata Kerja, Diskursus Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa.
Filsafat tentang Hukum Progresif, Penerbit Putusan Mahkamah Konstitusi No. 103/PUU-X/2012
Obor, Jakarta, 2011.
------------------------------------------- No. 62/PUU-XI/2013
Purnomo, Hadi, . Administrasi Pajak, dalam Kebijakan
------------------------------------------- No. 48/PUU-XI/2013
Fiskal, Kompas, Jakarta, 2004.
Putusan Mahkamah Agung No. 21P/HUM/2017
Rajagukguk, Erman, Beberapa Masalah Dalam
Hukum ekonomi Indonesia, Kumpulan Karangan Berita satu.com, “Sejumlah Dirut BUMN Jadi
(1), Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Tersangka”, 8 Mei 2017.
2019. Detik.com, “Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan
-------------------------, Beberapa Masalah Dalam Hukum Divonis 8 Tahun Penjara”, 10 Juni 2019.
ekonomi Indonesia, Kumpulan Karangan (4), Harian Kompas, “Dorong Kesetaraan Perlakuan
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019. Pajak”, 9 Juli 2019.
Soemitro, Rochmat, Pengantar Singkat Hukum Pajak,
Eresco, Bandung, 1988.
-------------------------------------, Asas Dan Dasar
Perpajakan 2, Eresco, Bandung, 1998.
Sumantoro, Hukum ekonomi, Penerbit Universitas
Indonesia (UI-Press), Jakarta, 1986.
Salman, Otje, Filsafat hukum, Refika Aditama,
Bandung, 2010.
Wiwoho, Jamal, Reformasi dan Modernisasi
Sistem Perpajakan Nasional Dalam Kerangka
Meningkatkan Kepatuhan Membayar Pajak,
Makalah dalam Buku Memahami Hukum Dari
Konstruksi Sampai Implementasi, Rajawali
Pers, Jakarta, 2009.
Zainal Arifin Hoesein, Pembentukan Hukum
Dalam Perspektif Pembaruan Hukum, Jurnal
Rechtsvinding, Vol 1 No.3, Desember 2012.
UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan.
UU No. 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak
Dengan Surat Paksa
UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
UU No. 19 Tahun 2000 tentang perubahan atas UU
No. 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak
Dengan Surat Paksa
UU No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU
No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi
UU No. 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik
Negara
10 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

DIGITALISASI ANALISIS RISIKO KREDIT


DI PERTAMINA DENGAN APLIKASI
Yohannes Fernandez, Indah Zakkiyah Zahra, Poeti Surya Safira Adhelia
PT Pertamina - Telkom University

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Fenomena perkembangan teknologi digital yang sangat masif mengakibatkan terjadinya


evolusi dunia bisnis. Teknologi digital telah menjadi kebutuhan primer dan memberikan kontribusi
terhadap perubahan perekonomian dunia. Munculnya perusahaan teknologi sebagai pemuncak
daftar perusahaan paling dikagumi di dunia sesuai rilis fortune.com menggantikan perusahaan-
perusahaan konvensional yang gagal beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Pemerintah Republik Indonesia telah menyusun inisiatif Making Indonesia 4.0 sebagai strategi
untuk memasuki era revolusi industri ke-4. Inisitatif tersebut merupakan peta jalan (roadmap) yang
terintegrasi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan pelaku industri termasuk Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai lokomotif pembangunan ekonomi bangsa.

PT Pertamina (Persero) (“Pertamina”) sebagai BUMN energi berada dalam industri energi
global yang high-risk, capital-intensive dan technology-intensive serta diwarnai dengan
kondisi VUCA (volatility, uncertainty, complexity & ambiguity), mengharuskan Pertamina untuk
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 11

mengembangkan strategi yang tepat dan fokus dalam Filosofi transformasi digital Pertamina memiliki
implementasinya untuk mendukung pencapaian visi tema untuk fokus dengan bisnis untuk mendukung
sebagai perusahaan energi berkelas dunia dengan pengembangan yang terintegrasi. Arah transformasi
pertumbuhan yang berkelanjutan. Pertumbuhan yang digital disesuaikan dengan tujuan bisnis sehingga
berkelanjutan hanya dapat dicapai melalui penerapan kebutuhan bisnis yang memimpin upaya digitalisasi.
teknologi termasuk adopsi teknologi digital dalam Transformasi digital yang dilakukan oleh Pertamina
semua proses bisnis (transformasi digital). Pertamina menganut filosofi transformasi yang holistik dengan
telah menerbitkan peta jalan (roadmap) yang mengintegrasikan perubahan teknologi, perubahan
melibatkan seluruh insan dan fungsi di Pertamina proses bisnis dan perubahan orang (people-process-
serta membangun budaya adopsi digitalisasi yang technology) untuk memperoleh manfaat yang optimal.
lebih luas melalui akselerasi budaya digital #digitalisus Digitalisasi bukan hanya sekedar mengotomatisasi
(baca: digital is us) serta platform untuk kolaborasi proses bisnis manual ke platform digital (Pertamina,
dan sharing inovasi digital melalui Pertamina Digital 2018).
Community. Implementasi dari program transformasi Transformasi digital juga turut disukseskan oleh
digital Pertamina terkait dengan akuntansi dan fungsi keuangan Pertamina. Dengan memperhatikan
keuangan diantaranya adalah pembuatan sistem perkembangan isu bisnis mengenai analisis
manajemen kredit (credit management system) dan manajemen risiko yang semakin krusial dan kebutuhan
aplikasi customer performance dashboard (CPD). untuk mengantisipasi perubahan standar akuntansi
Khanboubi dan Boulmakoul (2018) menyatakan mengenai pengukuran instrumen keuangan, maka
bahwa saat ini data analisis pada industri perbankan potensi tersebut dirumuskan menjadi suatu inisiatif
mulai menjadi lebih penting dibandingkan sebelumnya mengenai alat yang mampu mengolah data-data
sehingga digitalisasi membawa beberapa perubahan pelanggan menjadi informasi berupa customer rating
yang berdampak pada model manajemen risiko yang berguna bagi pengambilan keputusan terkait
perbankan. Perjalanan transformasi digital umumnya dengan manajemen risiko kredit.
berliku sehingga membutuhkan suatu persiapan yang Mengacu pada strategi prioritas direktorat
matang. keuangan Pertamina menuju kelas dunia serta
pentingnya memitigasi risiko kredit, salah satu
1.2 Rumusan dan Pembatasan Masalah
program inisiatif yang diluncurkan adalah terkait
Kesungguhan Pertamina dalam melaksanakan dengan pengembangan sistem manajemen kredit
transformasi digital menganut filosofi, yaitu (1) fokus untuk menunjang mekanisme pemantauan dan
pada tema utama transformasi digital, (2) selaras evaluasi atas pemberian fasilitas penjualan non-tunai
dengan tujuan bisnis, (3) dilaksanakan secara holistik kepada pelanggan transaksi penjualan kredit. Sistem
dan (4) fleksibilitas dalam pengembangan solusi, manajemen risiko kredit tersebut mencakup mulai
yang didukung dengan pondasi kompetensi teknis dari proses pra-penjualan, penjualan, penagihan
teknologi informasi, budaya digitalisasi yang erat sampai dengan penyelesaian piutang. Kunci utama
serta kepatuhan terhadap peraturan dan hukum yang dari proses manajemen risiko kredit dimulai dengan
berlaku (Pertamina, 2018). bagaimana proses mengidentifikasi dan menilai
Gambar 1. Filosofi Transformasi Digital Pertamina kelayakan pemberian fasilitas penjualan non-tunai
kepada pelanggan. Informasi pelanggan merupakan
inti permasalahan yang harus diidentifikasi, dinilai
dan dianalisis secara mendalam untuk menghasilkan
manajemen risiko kredit yang efektif. Hal tersebut
sesuai dengan prinsip mengenal pelanggan know
your customer (KYC) sebagaimana diterapkan dalam
industri perbankan sebagai industri yang sangat erat
kaitannya dengan risiko kredit.
Rumusan permasalahan yang diangkat pada
paper ini adalah analisis dampak perkembangan
teknologi dan digitalisasi dalam menciptakan sistem
Sumber: Pertamina (2018:7) manajemen risiko kredit yang lebih efektif dan efisien
12 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

dalam mengenal pelanggan. Lingkup permasalahan telah memasukkan gerakan Revolusi Industri 4.0 ke
yang dibahas pada paper ini terbatas pada penerapan dalam agenda nasional sebagai salah satu cara untuk
sistem manajemen kredit berupa aplikasi CPD dalam meningkatkan daya saing di kancah pasar global
rangka memitigasi risiko kredit di Pertamina. (Hartarto, 2016).
1.3 Tujuan Penelitian McKinsey (2017) menyatakan bahwa digitalisasi
merupakan tahapan proses panjang tahunan, namun
Berdasarkan latar belakang dan rumusan lembaga keuangan dapat mulai menangkap nilai
permasalahan di atas, dimunculkan suatu inisiatif signifikan dalam waktu yang lebih singkat dengan
berupa digitalisasi sistem manajemen risiko kredit meluncurkan inisiatif yang dirancang khusus untuk
untuk menghasilkan solusi untuk menganalisis target yang bernilai tinggi. Ketika fungsi risiko menjadi
informasi pelanggan yang besar dan belum terintegrasi semakin digital, hal tersebut akan mampu menciptakan
sehingga mampu memberikan insight dalam proses efisiensi, efektivitas dan akurasi yang tinggi. Pada
pengambilan keputusan oleh manajemen. masa depan, manajemen risiko akan menjadi semakin
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk ramping dan lincah, mengurangi tekanan biaya
menganalisis pengembangan aplikasi CPD sebagai dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
solusi menghasilkan sistem manajemen risiko serta berkontribusi untuk meningkatkan keunggulan
kredit yang efektif dan efisien serta menyesuaikan kompetitif. Langkah pertama menuju masa depan itu
perkembangan teknologi dan digitalisasi. bisa dilakukan hari ini.

1.4 Manfaat Penelitian 2.1.2 Manajemen Risiko

Penelitian ini merupakan penelitian terapan Dalam COSO Enterprise Risk Management –
mengenai manajemen risiko kredit serta digitalisasi Integrated Framework, manajemen risiko adalah suatu
teknologi berupa studi kasus pengembangan proses yang dilakukan oleh direksi, manajemen dan
aplikasi untuk mendukung manajemen risiko kredit di personil lainnya, yang diterapkan dalam penetapan
Pertamina. Kontribusi penelitian dan isu penting yang strategi di seluruh lini perusahaan, yang dirancang
diharapkan dapat terjawab, yaitu: untuk mengidentifikasi peristiwa potensial yang dapat
mempengaruhi perusahaan, dan mengelola risiko
• Mampu menghasilkan suatu solusi dalam
agar selaras dengan selera risiko (risk appetite) untuk
memecahkan permasalahan manajemen risiko
memberikan jaminan wajar mengenai pencapaian
kredit, menganalisis informasi pelanggan dengan
tujuan perusahaan.
jumlah yang besar dan terintegrasi (big data
problem), sehingga memberikan insight kepada Akuntansi keuangan juga menekankan pentingnya
manajemen dalam proses pengambilan keputusan sistem manajemen risiko dalam pengukuran instrumen
secara cepat, tepat dan komprehensif. keuangan. PSAK 71: Instrumen Keuangan yang
• Mendukung program transformasi digital merupakan adopsi IFRS 9: Financial Instrument
Pertamina dengan menerapkannya dalam budaya akan berlaku efektif pada 1 Januari 2020. Perubahan
kerja berbasis teknologi digital melalui aplikasi signifikan yang diakibatkan berlakunya PSAK 71
CPD. tersebut adalah pada setiap tanggal pelaporan entitas
akan mengukur penyisihan kerugian piutang sejumlah
2. Landasan Teoritis dan Tinjauan Pustaka kerugian kredit ekspektasian (expected credit loss).
2.1 Rerangka Teoretis Dampak perubahan pengukuran tersebut tidak hanya
memodifikasi kebijakan akuntansi namun juga sistem
2.1.1 Digitalisasi manajemen kredit (PwC, 2014).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Merujuk Peraturan Bank Indonesia Nomor:
digitalisasi adalah proses pemberian atau pemakaian 3/10/PBI/2011 tentang prinsip mengenal nasabah
sistem digital, sedangkan menurut Oxford Dictionaries, (know your customer principle), prinsip mengenal
digitalisasi merupakan konversi teks, gambar atau nasabah adalah prinsip yang diterapkan bank untuk
suara menjadi bentuk digital yang dapat diproses oleh mengetahui identitas nasabah, memantau kegiatan
komputer. Saat ini, digitalisasi mencakup berbagai transaksi nasabah termasuk pelaporan transaksi yang
teknologi canggih yang tidak hanya berpotensi luar mencurigakan. Untuk mendukung prinsip mengenal
biasa dalam merombak industri, tapi juga mengubah nasabah bank wajib memiliki sistem informasi yang
berbagai aspek kehidupan manusia. Banyak negara
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 13

dapat mengidentifikasi, menganalisa, memantau things serta mobile devices. Untuk memperoleh
dan menyediakan laporan secara efektif mengenai keuntungan maksimum dari digitalisasi, perusahaan
karakteristik transaksi yang dilakukan oleh nasabah. perlu meningkatkan kemampuannya secara cepat,
Ketidakcukupan penerapan prinsip mengenal nasabah termasuk kematangan dalam proses analisis.
dapat memperbesar risiko yang dihadapi oleh bank Gambar 2. Tren Investasi Teknologi Digital
dan dapat mengakibatkan kerugian keuangan yang Perusahaan Migas
signifikan bagi bank.
2.2 Tinjauan Pustaka

Pada era digital saat ini, digitalisasi telah berperan


sangat signifikan dalam mengubah tataran industri dan
model bisnis, termasuk mengenai manajemen risiko.
Terdapat artikel dan penelitian yang menunjukkan
hubungan yang positif antara digitalisasi teknologi
terhadap peningkatan efektivitas manajemen risiko
kredit.
Sumber: Accenture dan Microsoft (2016:1)
Menurut EY (2017), seiring dengan transformasi
digital industri yang semakin cepat, perusahaan Namun demikian, juga terdapat penelitian yang
akan beralih dari mengeksplorasi menjadi menunjukkan hubungan netral sehubungan dengan
mengimplementasikan penggunaan teknologi baru dampak digitalisasi terhadap manajemen risiko kredit.
secara luas. Ini akan menantang fungsi risiko untuk Paramo (2017) menunjukkan bahwa teknologi dan data
mengubah cara mereka memantau profil risiko dan bersifat netral, pemanfaatannya dapat menghasilkan
memungkinkan inovasi serta bagaimana perusahaan nilai yang besar sekaligus menciptakan kerugian yang
memanfaatkan teknik baru untuk menjadi lebih pintar, signifikan. Dengan teknologi, keputusan keuangan
lebih cepat dan lebih hemat biaya. Evolusi ini akan akan dibuat berdasarkan algoritma tertentu sehingga
membutuhkan model operasi yang berbeda, bentuk mengurangi kebebasan dan nilai kemanusiaan.
tata kelola baru dan kebutuhan bakat dalam fungsi
Selain itu sesuai opini Belden (2019), kontributor
risiko.
cio.com, menganalisis kasus transformasi digital
McKinsey (2016) menyatakan bahwa transformasi dalam dua dekade terakhir ternodai dengan beberapa
digital dalam manajemen risiko kredit membawa bencana transformasi yang disebabkan oleh
transparansi yang lebih besar ke profil risiko. Dengan teknologi informasi di Amerika Serikat. Banyak studi
pegangan yang lebih kuat pada risiko, perusahaan independen baik didanai oleh swasta maupun publik
mungkin memperluas bisnis mereka melalui telah dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor
penentuan harga berbasis target risiko, pelayanan kunci keberhasilan maupun kegagalan yang terkait
klien lebih cepat tanpa pengorbanan dalam tingkat dengan transformasi berbasis teknologi informasi.
risiko, dan manajemen portofolio yang ada secara Pada umumnya, faktor kegagalan disebabkan oleh
lebih efektif. Salah satu tren transformasi industri kurangnya keterlibatan manajemen, kasus bisnis yang
adalah semakin meningkatnya manajemen data yang tidak memadai, pemilihan paket perangkat lunak yang
kuat dan analisis canggih untuk tetap kompetitif. keliru, lemahnya manajemen proyek, keterbatasan
Accenture dan Microsoft (2016) melakukan survei partisipasi pengguna akhir, kegagalan merekayasa
kepada profesional perusahaan hulu migas mengenai ulang proses bisnis dan masih banyak lagi.
fokus perusahaan hulu migas dalam meningkatkan Higgins (2018) menjelaskan empat langkah
nilai dengan teknologi digital. Hasil survei tradisional proses transformasi: perencanaan,
menunjukkan bahwa teknologi digital diakui sebagai pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian,
mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan masih dapat berfungsi sebagai penggerak cara
hulu migas melalui pengurangan biaya, membuat kerja yang baru. Organisasi yang berusaha untuk
keputusan lebih cepat dan tepat serta meningkatkan bertransformasi maju dari kurva daya, telah mengadopsi
produktivitas kerja. Investasi perusahaan migas alat yang memberikan kelincahan untuk merancang
dalam teknologi digital selama 3-5 tahun mendatang aliran kerja yang baru dan lebih baik, mengintegrasikan
akan fokus kepada big data/analytics, internet of kolaborasi waktu nyata dan menyederhanakan proses
14 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

pengendalian dan pengukuran. Salah satu cara utama aplikasi CPD. Peneliti merupakan pekerja di
untuk melaksanakan hal tersebut adalah dengan Pertamina yang secara langsung mengerjakan proses
menyelaraskan perusahaan dengan bahasa yang pengembangan aplikasi CPD. Observasi partisipan
sama. Pendekatan umum yang sering digunakan mengacu pada jenis observasi khusus di mana
sebagai metodologi perbaikan manajemen proses peneliti bukan murni pengamat pasif, tetapi peserta
adalah siklus Demming’s Plan, Do, Check, Action aktif dalam acara sedang dipelajari tersebut, misalnya
(PDCA). ketika peneliti adalah anggota staf dalam organisasi
yang sedang dipelajari (Yin, 2018).
2.3 Model Penelitian
3.2 Metode Analisis Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode penelitian kasus yang bertujuan untuk Menurut Yin (2018), analisis data terdiri dari
mempelajari secara intensif tentang latar belakang memeriksa, mengkategorikan, tabulasi, pengujian
keadaan sekarang serta interaksi lingkungan suatu atau menggabungkan antara bukti kuantitatif
objek (Suryabrata, 1983). Model penelitian ini adalah dan bukti kualitatif untuk menjelaskan proposisi
penelitian kasus pengembangan aplikasi CPD penelitian awal. Terdapat lima teknik dominan
untuk mengukur kinerja penagihan pelanggan dan untuk menganalisis data: pencocokan pola (pattern
manajemen risiko kredit berupa perhitungan customer matching), membangun penjelasan (explanation
rating untuk meningkatkan kecepatan dan keakuratan building), analisis urut waktu (time-series analysis),
analisis informasi kinerja pelanggan di Pertamina. model logika pemrograman (program logic models)
and sistesis antar kasus (cross-case synthesis).
3. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis data
dengan teknik membangun penjelasan berdasarkan
3.1 Metode Pemilihan dan Pengumpulan Data
data-data kualitatif yang dikumpulkan. Stjelja (2013)
Yin (2018) mengungkapkan bahwa studi kasus menjelaskan tujuan teknik membangun penjelasan
adalah suatu pengujian empiris yang menginvestigasi adalah untuk menganalisis data studi kasus dengan
fenomena kontemporer dalam konteks kehidupan membangun penjelasan yang masuk akal tentang
nyata, terutama ketika batas-batas antara fenomena kasus tersebut dan untuk mengembangkan ide untuk
dan konteks tidak secara jelas dibuktikan. Penelitian studi lebih lanjut. Keterbatasan teknik ini adalah
studi kasus harus didasarkan pada berbagai bahwa kadang-kadang peneliti dapat menjauh dari
sumber bukti, dengan data yang perlu mencakup topik yang menarik karena tujuan penelitian adalah
suatu triangulasi, dan mendapat manfaat dari untuk membangun penjelasan. Masalah ini dapat
pengembangan proposisi teoritis sebelumnya untuk dihindari jika peneliti melakukan upaya untuk tetap
memandu analisis dan pengumpulan data. Yin fokus pada tujuan penelitian dan dengan memasukkan
menyarankan para peneliti menggunakan enam penjelasan alternatif untuk masalah penelitian.
sumber pembuktian: dokumentasi, catatan arsip, Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
wawancara, observasi langsung, observasi partisipan yaitu dengan menggambarkan digitalisasi manajemen
dan artefak fisik, masing-masing memiliki kekuatan risiko kredit melalui pengembangan aplikasi CPD di
dan kelemahan. Pertamina. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
Data yang digunakan dalam penelitian ini bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi)
merupakan kasus bisnis yang terjadi di direktorat mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian
keuangan Pertamina berupa pengembangan (Suryabrata, 1983). Nazir (2005) menyatakan bahwa
aplikasi CPD dalam rangka meningkatan efektivitas penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam
manajemen risiko kredit dan mendukung transformasi meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,
digital perusahaan. Peneliti mencari dokumentasi dan suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun
catatan arsip mengenai roadmap transformasi digital suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
Pertamina serta publikasi konsultan manajemen dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
mengenai perkembangan digitalisasi khususnya yang deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
terkait manajemen risiko kredit. faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan
observasi partisipan terhadap proses pengembangan
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 15

4. Analisis Data dan Pembahasan untuk menyajikan data pelanggan dan risiko
kreditnya secara komprehensif. Sesuai dengan
4.1 Gambaran Umum Objek/Data Penelitian CustomerValueGroup (2016) yang menemukan
bahwa 72% dari organisasi kehilangan fokus dan arah
Informasi pelanggan merupakan salah satu aset
yang jelas mengenai piutang. Untuk memperbaiki
perusahaan yang memiliki peranan penting bagi
permasalahan tersebut, perusahaan perlu memiliki
kelangsungan bisnis perusahaan. Oleh karena itu,
kaca pembesar organisasional yang mampu
konsep know your customer sangat penting untuk
menunjukkan fokus pekerjaan sehingga setiap orang
diterapkan perusahaan, salah satunya terkait dengan
dalam organisasi tersebut memiliki arah tujuan yang
mengetahui kinerja pembayaran dan penjualan
sama. Untuk mencapai tujuan tersebut, dibutuhkan
kepada pelanggan. Mengacu pada risk register
suatu sistem informasi yang dapat secara jelas dan
Pertamina tahun 2017 dan 2018, saat ini risiko
ringkas untuk mengkomunikasikan strategi kunci
terkait keterlambatan penerimaan piutang pelanggan
dan tujuan kepada semua orang yang terlibat dalam
komersial dan risiko tidak tertagihnya piutang
organisasi sehingga setiap orang tersebut mampu
pelanggan komersial, Pemerintah & pihak berelasi
untu mengukur, memantau dan mengelola aktivitas
merupakan salah satu risk event direktorat keuangan
dan proses penting untu mencapai tujuan organisasi.
yang menjadi perhatian manajemen.
Sarana yang paling tepat untuk memberikan
Kondisi manajemen risiko kredit yang diterapkan
ilustrasi hubungan antara data-data statistik kinerja
Pertamina saat ini dilakukan pada saat proses
dengan key performance indicator (KPI) organisasi
pra penjualan dan pasca penjualan. Manajemen
yang telah ditetapkan adalah menggunakan
risiko pra penjualan dilakukan melalui perhitungan
performance dashboard. Performance dashboard
kelayakan pemberian fasilitas penjualan kredit
merupakan sarana yang efektif untuk mentransformasi
melalui mekanisme credit scoring yang dilakukan
organisasi yang kinerjanya tidak baik menjadi
pada saat penjualan pertama dan akan dilakukan
organisasi yang high flyer. Seperti kaca pembesar,
penilaian kelayakan kembali setiap tahun. Sedangkan
performance dashboard dapat memberikan fokus
manajemen risiko pasca penjualan dilakukan
bagi organisasi terhadap hal-hal yang krusial yang
dengan melakukan evaluasi realisasi saldo piutang,
perlu diperhatikan untuk mengubahnya menjadi
kolektibilitas pembayaran serta pemanfaatan
kesuksesan.
fasilitas kredit yang dilaksanakan secara bulanan
melalui laporan manual seperti laporan profitabilitas Pencarian alternatif pemecahan permasalahan
pelanggan, laporan evaluasi persetujuan kredit dan sistem manajemen risiko kredit juga dilakukan
pemanfaatan fasilitas kredit, dan laporan kinerja dengan benchmarking. Industri perbankan menjadi
kolektibilitas. tujuan benchmarking karena bisnis utama industri
perbankan adalah menyalurkan kredit kepada
Tantangan utama dalam menciptakan sistem
nasabah dan manajemen risiko kredit yang
manajemen risiko yang canggih adalah kemampuan
diterapkan di industry perbankan lebih matang. Guna
dalam menyajikan informasi evaluasi kinerja
memperkaya pemahaman sistem manajemen risiko
pelanggan secara optimal sehingga mampu
kredit, Pertamina telah melakukan benchmarking ke
mendukung proses pengambilan keputusan
Bank Negara Indonesia (BNI) untuk mendapatkan
secara tepat dan akurat. Berdasarkan analisis akar
pemahaman lebih lanjut mengenai penilaian kinerja
permasalah, faktor penyebab dominan adalah
debitur dan penyelesaian piutang macet.
metode dalam menganalisis data pelanggan masih
manual dan belum terintegrasi serta belum adanya Berdasarkan survei dan benchmarking
sarana untuk menyajikan data secara komprehensif. sebelumnya, serta mempertimbangkan kondisi
Dalam rangka mencari solusi pemecahan sistem informasi enterprise resources planning (ERP)
permasalahan, dilakukan dengan melakukan survei yang telah diterapkan oleh Pertamina, terdapat dua
dan benchmarking bagaimana perusahaan lain alternatif solusi penerapan performance dashboard
melaksanakan manajemen risiko kredit utamanya (CPD), yaitu (1) dengan membuat aplikasi CPD
terkait dengan optimalisasi penyampaian informasi secara terpisah dengan sistem ERP dan (2) dengan
kinerja pelanggan. mengembangkan CPD pada sistem ERP. Berdasarkan
hasil analisis biaya manfaat, untuk tahap awal dalam
Survei dilakukan dengan mencari solusi
menghasilkan aplikasi CPD yang cepat dengan
alternatif untuk menentukan sarana yang sesuai
16 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

biaya pengembangan yang murah, dipilih alternatif untuk mengukur, memantau dan mengelola aktivitas
pengembangan aplikasi CPD secara terpisah dari dan proses penting untuk mencapai tujuan yang telah
sistem ERP sebagai solusi untuk menyelesaikan ditetapkan.
permasalahan. Dengan mempertimbangkan hasil benchmarking
CPD menyajikan informasi terkait kinerja dengan BNI, telah ditetapkan standar ukuran kinerja
pelanggan, baik dalam hal aktivitas kinerja pembayaran pelanggan meliputi kinerja pembayaran (payment
(payment performance) maupun aktivitas kinerja performance), risiko keuangan (financial risk), utilisasi
penjualan (sales performance). Selain menampilkan fasilitas kredit (credit facility utilization) dan kinerja
dashboard terkait kinerja pelanggan, informasi utama penjualan (sales performance). Kemudian, setiap
yang menjadi output CPD adalah mengenai customer komponen perhitungan customer rating tersebut
rating yang merupakan hasil penilaian kuantitatif dikuantifikasikan dalam kertas kerja perhitungan nilai
atas kinerja pelanggan sehubungan dengan standar yang dicapai untuk setiap komponen sesuai dengan
ukuran yang telah ditetapkan. Sasaran pengguna metodologi perhitungan customer rating Pertamina.
CPD meliputi tim manajemen maupun tim operasional Tahap selanjutnya setelah dilakukan identifikasi
sehingga setiap orang dalam organisasi memiliki output informasi yang diharapkan dan metode
arah dan tujuan yang sama dalam mencapai target perhitungan customer rating, adalah menentukan
penjualan dan penerimaan dari pelanggan. Selain itu, software yang akan digunakan untuk pengembangan
CPD juga tidak hanya ditujukan kepada pengguna aplikasi CPD. Hasil sourcing beberapa software untuk
di fungsi keuangan tetapi juga di fungsi unit bisnis mengembangkan performance dashboard kemudian
pemasaran yang secara langsung berhubungan dipilih QlikView dengan mempertimbangkan
dengan pelanggan. Dengan demikian, CPD dapat fleksibilitas dalam memodifikasi tampilan dashboard
mengkomunikasikan strategi kunci dan tujuan kepada oleh user. Dengan menggunakan template yang
semua orang yang terlibat dalam proses penjualan tersedia pada aplikasi QlikView maka dilakukan
dan pemantauan penerimaan pembayaran dari pengembangan desain aplikasi CPD dengan tampilan
pelanggan sehingga setiap orang tersebut mampu sebagai berikut:
Gambar 3. Design Aplikasi Customer
Performance Dashboard (CPD)

Sumber: Data primer (ilustrasi)


BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 17

Kinerja penjualan yang disajikan pada CPD terkait aplikasi CPD kepada pengguna dan pihak terkait yang
dengan proporsi penjualan, profit margin per pelanggan berkepentingan. Dokumentasi aplikasi CPD mulai dari
serta credit exposure. Proporsi penjualan diperoleh proses identifikasi kebutuhan, desain dan blueprinting
dari data penjualan per pelanggan untuk selanjutnya hingga pengujian user acceptance test, disusun secara
diolah untuk memperoleh data proporsi penjualan lengkap yang berguna untuk penyelesaian masalah
tunai dan penjualan kredit. Terdapat kodifikasi untuk ataupun pengembangan lanjutan di kemudian hari.
pemisahan atas jenis transaksi penjualan tunai dan Sosialisasi aplikasi baru juga telah dilakukan dengan
kredit tersebut dengan referensi credit term di sistem menjelaskan cara pemakaian, fitur dan manfaat dari
ERP. Untuk profit margin per pelanggan, menggunakan aplikasi CPD sekaligus untuk mengelola perubahan
data penjualan per pelanggan namun diolah kembali (change management) proses kerja akibat adanya
untuk menghitung alokasi biaya ke masing-masing aplikasi CPD tersebut.
pelanggan. Sedangkan credit exposure, diperoleh Simulasi perhitungan customer rating tersebut,
dengan membandingkan nilai realisasi penjualan kemudian disosialisasikan kepada pengguna di fungsi
kredit dengan target penjualan yang direncanakan keuangan dan unit bisnis pemasaran untuk dibahas
pada waktu persetujuan fasilitas kredit. secara bersama untuk mencari akar permasalahan
Kinerja pembayaran diukur dengan collection dan solusi/strategi yang diperlukan untuk mencapai
effectiveness index (CEI), histori pembayaran target kinerja, terutama pada pelanggan dengan
dan histori restrukturisasi. CEI dihitung dengan rating speculative, vulnerable dan high risk, yang
menggunakan data saldo piutang di sistem ERP dituangkan dengan format yang berisi deskripsi
yang diolah sesuai dengan umur jatuh tempo untuk permasalahan, kelompok permasalahan, root cause,
menentukan nilai piutang yang belum jatuh tempo (not strategi pemasaran ke depannya, strategi kolektibilitas
due) dan sudah jatuh tempo (overdue). Berdasarkan ke depannya hingga siapa dan kapan yang akan
laporan umur piutang dilakukan perhitungan CEI bertanggung jawab. Pembahasan dilakukan secara
sebagai proxi keberhasilan kolektibilitas pembayaran berkala untuk memantau kemajuan penyelesaian
dari pelanggan. Histori pembayaran juga diperoleh permasalahan sehingga antisipasi manajemen risiko
dari sistem ERP dengan memantau saat pembayaran kredit dilakukan secara berkesinambungan.
diterima. Histori pembayaran dihitung dengan Selama proses sosialisasi kepada para
membandingkan tanggal pembayaran diterima dengan pengguna mendapatkan perhatian yang antusias
tanggal jatuh tempo piutang sehingga diketahui rata- serta memberikan umpan balik yang positif dengan
rata jumlah hari yang dibutuhkan pelanggan untuk menyatakan bahwa output yang dihasilkan oleh
melunasi pembayaran guna mengetahui apakah CPD sangat relevan dalam proses memitigasi risiko
pelanggan membayar secara tepat waktu atau kredit akibat terlambatnya atau bahkan kegagalan
terlambat. Sedangkan histori restrukturisasi piutang pembayaran dari pelanggan. Output yang dihasilkan
diperoleh dari database internal yang dicatat oleh CPD berupa kinerja penjualan, kinerja pembayaran
fungsi keuangan mengenai apakah suatu pelanggan maupun customer rating memang dibutuhkan oleh
pernah mengajukan dan/atau melaksanakan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pembuatan
restrukturisasi piutang sebelumnya. Apabila tidak keputusan.
pernah mengajukan dan/atau melaksanakan
restrukturisasi piutang, maka nilainya lebih baik pada Pada saat diskusi dan pembahasan, terdapat
waktu perhitungan kinerja pembayaran. beberapa pertanyaan dan masukan seperti mengenai
integrasi dengan sistem ERP, ketersediaan informasi
Tahapan selanjutnya setelah semua data customer rating serta penggunaan aplikasi pada
terkumpul adalah melakukan simulasi dengan perangkat smartphone (mobile apps). Kondisi saat ini
memasukkan ke dalam kertas kerja perhitungan adalah aplikasi CPD masih terpisah dengan sistem
customer rating manual sebagai kontrol output ERP karena terdapat beberapa data yang belum
CPD. Setelah beberapa kali dilakukan simulasi dan tersedia di sistem ERP sehingga untuk mempercepat
memberikan hasil yang stabil bahwa proses dan proses design aplikasi dan pertimbangan biaya yang
output aplikasi CPD telah sesuai, maka aplikasi lebih murah maka dilakukan pembuatan aplikasi
CPD dinyatakan telah siap untuk digunakan (go yang terpisah. Hal tersebut juga mengakibatkan
live). Tahap akhir dari pengembangan aplikasi CPD informasi customer rating akan tersedia bulanan
adalah merapikan dokumentasi selama proses setelah dilakukan pengunggahan hasil perhitungan
pengembangan aplikasi dan mensosialisasikan
18 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

pada aplikasi CPD. Keterbatasan tersebut menjadi • Plan: menentukan tema dan masalah, mencari
pertimbangan untuk pengembangan tahap lanjutan. penyebab, menentukan penyebab dominan serta
menentukan target rencana perbaikan;
4.2 Analisis Data
• Do: melaksanakan perbaikan;
Penelitian ini menganalisis proses pengembangan • Check: memeriksa hasil; dan
aplikasi CPD di Pertamina dengan membangun • Action: melakukan proses standarisasi dan
penjelasan sesuai dengan landasan teoritis dan menentukan perbaikan selanjutnya.
tinjauan pustaka sehingga hasil penelitian dapat
digunakan mencapai tujuan dan manfaat penelitian. Penentuan tema yang melatarbelakangi
Pengembangan aplikasi CPD tersebut sejalan dengan dilakukannya pengembangan aplikasi CPD
tren perkembangan bisnis yang bergerak menuju berangkat dari semangat transformasi digital yang
arah digitalisasi untuk menjawab permasalahan sedang digaungkan Pertamina serta adanya risiko
yang dialami perusahaan terkait dengan dampak keterlambatan pembayaran dan tidak tertagihnya
manajemen risiko kredit yang cukup signifikan. piutang yang signifikan. Peneliti melihat bahwa
Berbagai tinjauan pustaka juga memberikan data pelanggan merupakan hal krusial yang sangat
referensi proses digitalisasi manajemen risiko kredit berharga untuk menentukan keputusan yang harus
di Pertamina. Aplikasi CPD menciptakan inovasi diambil berkaitan dengan pemberian fasilitas kredit
pemantauan profil risiko kredit pelanggan menjadi yang pada akhirnya sangat berpengaruh terhadap
lebih cepat karena data customer rating tersedia kinerja penjualan perusahaan. Namun demikian,
secara berkala, lebih akurat karena disajikan secara dengan pemberian fasilitas kredit tersebut tentunya
terintegrasi pada suatu platform aplikasi, dan lebih menimbulkan potensi risiko kredit sehingga diperlukan
hemat biaya mempertimbangkan pelaporan dilakukan upaya-upaya untuk memitigasi risiko kredit tersebut.
secara digital tanpa kertas. Proses pengambilan Keberhasilan dalam memitigasi risiko kredit
keputusan sehubungan dengan manajemen risiko diukur dengan tingkat kemungkinan gagal bayar
kredit juga menjadi lebih canggih dan komprehensif (probability of default rate). Tingkat kemungkinan
karena berbagai data kinerja pelanggan tersaji gagal bayar diperoleh dengan membandingkan
dalam suatu dashboard sehingga memudahkan para realisasi penurunan nilai piutang dengan posisi saldo
pengambil keputusan untuk menentukan antisipasi piutang pada tanggal laporan keuangan. Berdasarkan
yang harus dilakukan. Aplikasi CPD sebagai salah laporan keuangan Pertamina tahun 2016-2018 yang
satu alat berbasis big data analytics juga sesuai dapat diakses pada situs www.pertamina.com, tingkat
dengan perkembangan tren teknologi digital para kemungkinan gagal bayar piutang adalah 0,80%
pelaku industri migas dunia. (2016), 0,93% (2017) dan -1,21% (2018). Apabila
Hasil observasi partisipan selama proses permasalahan tersebut tidak segera ditanggulangi,
pengembangan aplikasi CPD juga telah mengantisipasi maka dapat mengakibatkan potensi cost of fund
potensi kegagalan digitalisasi dengan melibatkan yang meningkat, potensi penurunan nilai piutang di
partisipasi para pengguna dan manajemen, analisis masa datang, pemilihan strategi pemasaran yang
biaya manfaat mengenai pemilihan sarana (software) tidak tepat serta terhambatnya perkembangan bisnis
yang digunakan untuk pengembangan aplikasi, perusahaan.
melakukan piloting perhitungan customer rating, serta Memperhatikan masih terdapat penurunan
benchmarking ke lembaga perbankan yang lebih nilai yang cukup signifikan atas kondisi manajemen
mature dalam manajemen risiko kredit. risiko kredit saat ini, terdapat kebutuhan untuk
4.3 Pembahasan meningkatkan proses mitigasi risiko kredit dengan
sistem manajemen risiko yang lebih baik. Hal ini
Berdasarkan hasil analisis data, digitalisasi juga sejalan dengan akan berlaku efektifnya PSAK
manajemen risiko kredit merupakan bagian dari 71: Instrumen Keuangan pada 1 Januari 2020, yang
proses perbaikan berkesinambungan (continuous memerlukan sistem manajemen risiko kredit yang
improvement) aktivitas manajemen risiko di Pertamina. canggih. Fungsi keuangan sebagai strategic partner
Tahapan yang dilakukan dalam pengembangan unit bisnis pemasaran malakukan analisis lebih rinci
aplikasi CPD mengacu kepada metodologi PDCA, mengenai penyebab masalah dengan menggunakan
yaitu: fish-bone diagram dan analisis pareto yaitu metode
dalam menganalisis data pelanggan masih manual
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 19

dan belum terintegrasi serta belum adanya sarana dalam mendukung proses pengambilan keputusan
untuk menyajikan data secara komprehensif. Setelah terkait dengan manajemen risiko kredit.
penyebab permasalahan diketahui, dilakukan 5.2 Implikasi Manajerial
perumusan rencana perbaikan dengan survei untuk
mencari design sarana yang best practices dan CPD bertujuan untuk memberikan informasi
benchmarking ke lembaga perbankan yang lebih yang komprehensif dan relevan bagi para pemangku
mature dalam manajemen risiko kredit. kepentingan guna membantu proses evaluasi dan
pengambilan keputusan kelayakan pemberian fasilitas
Selanjutnya adalah melaksanakan perbaikan kredit, strategi penagihan dan penerimaan piutang,
yang dimulai dari identifikasi kebutuhan terkait proyeksi cashflow dan strategi pemasaran kepada
parameter kinerja pelanggan, design aplikasi CPD masing-masing pelanggan, serta mempermudah
dan metodologi perhitungan customer rating, simulasi akses ketersediaan informasi terkini terkait kinerja
perhitungan kinerja pelanggan secara manual, piloting pelanggan kepada manajemen guna mendukung
penarikan data dan perhitungan kinerja pelanggan pengambilan keputusan yang dapat diakes kapan
secara sistem, user acceptance testing aplikasi CPD saja dan di mana saja.
serta sosialisasi kepada para pihak terkait dan terakhir
monitoring berupa umpan balik. Setelah proses 5.3 Saran
pengembangan aplikasi selesai dan aplikasi tersebut
Berdasarkan masukan yang diperoleh selama
digunakan maka kemudian dilakukan pemeriksaan
sosialisasi ke tim manajemen dan tim operasional,
hasil untuk memastikan kesesuaian dengan
keterbatasan aplikasi CPD akan dikembangkan
sasaran awal. Hasil observasi setelah dilakukan
kembali di masa depan sebagai upaya dari
pengembangan aplikasi CPD adalah bahwa data
pengembangan yang berkelanjutan. Rencana
kinerja pelanggan tersedia di aplikasi CPD secara
perbaikan yang akan dilakukan adalah penambahan
bulanan sesuai dengan design yang diharapkan
konfigurasi pada sistem ERP sehingga mampu
dengan waktu pemrosesan data yang cepat. Langkah
menyediakan data kemungkinan gagal bayar
terakhir pengembangan aplikasi adalah dengan
(probability of default) dan profit margin per pelanggan
membuat standardisasi prosedur (user guidelines)
yang saat ini masih harus dihitung secara manual serta
penggunaan aplikasi CPD dan perhitungan customer
pengembangan fitur mobile apps aplikasi CPD agar
rating.
bisa diakses pada smartphone maupun perangkat
mobile lainnya untuk menunjang kebutuhan akses
5. Simpulan, Implikasi Manajerial, dan Saran
informasi.
5.1 Simpulan
Sesuai dengan tema transformasi digital
Era digitalisasi menuntut adaptasi lingkungan Pertamina, perlu diupayakan untuk melakukan
bisnis untuk berubah mengikuti perkembangan digitalisasi terhadap semua laporan yang masih dibuat
teknologi informasi. Pertamina dengan program secara manual. Melalui digitalisasi laporan yang masih
transformasi digital berusaha menjawab tantangan dibuat secara manual akan menghasilkan kumpulan
perubahan dan kondisi VUCA tersebut. Salah satu data yang semakin kaya sehingga memudahkan
program transformasi digital Pertamina adalah integrasi dan analisis yang semakin canggih. Untuk
corporate digitalization, yaitu membangun data mewujudkan hal tersebut, tentunya dibutuhkan
analytics yang akan digunakan tim manajemen dan perubahan budaya dan komitmen tim manajemen
tim operasional dalam memantau jalannya bisnis dan yang kuat untuk menghasilkan transformasi digital
pengambilan keputusan. yang holistik.
Digitalisasi proses bisnis keuangan di Pertamina
Daftar Pustaka
salah satunya diwujudkan dalam bentuk aplikasi CPD.
Output yang dihasilkan CPD adalah customer rating Accenture, Microsoft (2016), The 2016 Upstream
sebagai proxi untuk menilai kinerja pelanggan dari Oil & Gas Digital Trends Survey, https://www.
sisi kinerja penjualan, kinerja pembayaran dan risiko accenture.com/us-en/insight-2016-upstream-oil-
gagal bayar. Manfaat atas tersedianya aplikasi CPD gas-digital-trends-survey.
adalah mampu menganalisis data pelanggan yang
Bank Indonesia (2001), Peraturan Bank Indonesia
besar (big data analytics) secara komprehensif dan
Nomor: 3/10/PBI/2001 Tentang Penerapan
terintegrasi sehingga lebih relevan dan tepat waktu
Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your
Customer Principles).
20 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

Belden J. (2019), Don’t Become a Digital PwC (2014), IFRS 9: Expected credit losses, https://
Transformation Horror Story: Implement w w w. p w c . c o m / g x / e n / a u d i t - s e r v i c e s / i f r s /
Solid Risk Management, https://www.cio. publications/ifrs-9/ifrs-in-depth-expected-credit-
com/article/3390671/dont-become-a-digital- losses.pdf.
transformation-horror-story-implement-solid- Suryabrata, Sumadi (1983), Metodologi Penelitian,
risk-management.html. Rajawali, Jakarta.
COSO (2004), COSO Enterprise Risk Management Stjelja M. (2013), The Case Study Approach:
– Integrated Framework, https://www.coso.org/ Some Theoretical, Methodological and
Documents/COSO-ERM-Executive-Summary. Applied Considerations, Defence Science and
pdf. Technology Organisation, Australia.
CustomerValueGroup (2016), Accounts Receivable Yin R.K. (2018), Case Study Research & Applications:
KPIs And Dashboards, http://www. Design and Methods, SAGE, California.
customervaluegroup.com/cvg/documents/
AccountsReceivableKPIsandDashboards.pdf.
EY, IIF (2017), Restore, rationalize and reinvent:
A fundamental shift in the way banks manage
risk, https://assets.ey.com/content/dam/ey-
sites/ey-com/en_gl/topics/banking-and-capital-
markets/ey-eighth-annual-global-eyiif-bank-
risk-management-survey.pdf?download, Eighth
annual EY/IIF global bank risk management
survey.
Hartarto, A. (2018), Making Indonesia 4.0, Kementerian
Perindustrian.
Higgins L. (2018), How to Be Successfully Aggressive
with Digitalization in Process Management,
https://www.apqc.org/blog/how-be-successfully-
aggressive-digitalization-process-management.
Khanboubi F. dan Boulmakoul A. (2018), A Roadmap
to Lead Risk Management in the Digital Era,
Hassan II University of Casablanca, Maroko.
McKinsey (2017), Digital Risk: Transforming Risk
Management for the 2020s, https://www.
m c k i n s e y. c o m / b u s i n e s s - f u n c t i o n s / r i s k /
our-insights/digital-risk-transforming-risk-
management-for-the-2020s.
McKinsey (2016), The Value in Digitally Transforming
Credit Risk Management, https://www.mckinsey.
com/business-functions/risk/our-insights/
the-value-in-digitally-transforming-credit-risk-
management.
Nazir M. (2005), Metode Penelitian, Ghalia Indonesia,
Bogor.
Paramo J.M.G. (2017), Digital Impact on Payment,
Credit and Financial Risk Management: New
Ethical Question? BBVA, Spanyol.
Pertamina (2018), Presentasi: Pertamina Digital
Transformation.
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 21

DAPATKAH LEVERS OF CONTROL DAN MANAJEMEN


RISIKO PERUSAHAAN TERINTEGRASI?:
KAJIAN KONSEPTUAL PENDEKATAN KONTINJENSI DAN
PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KEUANGAN BUMN
I Made Pradana Adiputra
Universitas Pendidikan Ganesha

1.1 Latar Belakang

Terjadinya pergerakan industri membuat para pelaku bisnis tak terkecuali di Indonesia akan
memasuki revolusi industri keempat atau 4.0 (Aditya, 2017). Revolusi Industri 4.0,  dengan
dukungan kemajuan pesat teknologi, membawa pada kondisi transisi revolusi teknologi yang
secara fundamental akan mengubah cara hidup, bekerja, dan relasi organisasi  dalam berhubungan
satu sama lain (Cahyono, 2018). Perubahan di era disrupsi pada hakikatnya tidak hanya berada
pada perubahan cara atau strategi tetapi juga pada pada aspek fundamental bisnis. Implikasinya,
pengelolaan bisnis tidak lagi berpusat pada kepemilikan individual, tetapi menjadi pembagian peran
atau kolaborasi atau gotong royong (Kasali, 2017).

Sistem pengendalian manajemen (SPM) merupakan salah satu aspek penting dalam perilaku
organisasi. SPM bertujuan untuk menjamin tercapainya kinerja (Anthony et al., 1991). SPM digunakan
untuk memastikan perusahaan mencapai kinerja yang telah ditetapkan dengan menggunakan
informasi tersedia dan membandingkan hasil aktual dengan rencana (Waterhouse dan Tiesen,
1978; Fisher, 1998). Martyn et al. (2016) menyatakan kerangka kerja SPM secara komprehensif
menunjukkan representasi atas aspek nilai inti, perilaku, pengawasan dan umpan balik.
22 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

Desain SPM harus mempertimbangkan risiko Integrasi SPM dan ERM dengan
yang dihadapi perusahaan yang akan berdampak mempertimbangkan faktor kontinjen yang
terhadap kinerja (Widener, 2007). Risiko harus mempengaruhi pelaksanaan sistem tersebut akan
dikelola oleh perusahaan dalam suatu manajemen menjadi penting bagi perusahaan baik privat maupun
risiko perusahaan yang dikenal dengan konsep publik (seperti BUMN) dalam menjalankan aktivitas
enterprise risk management (ERM) sebagai fenomena operasionalnya sehingga dapat mempengaruhi
yang ditandai dengan penghitungan dan kuantifikasi kinerjanya. Seperti pada BUMN yang berdasarkan
yang diharapkan untuk mempengaruhi sistem Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011
pengendalian manajemen (Rad, 2016). Literatur tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang
SPM dapat membantu memahami manajemen risiko Baik pada Pasal 25 mengatur kewajiban BUMN
perusahaan. Mikes (2009) menjelaskan bahwa menerapkan manajemen risiko sebagai pelaksanaan
pengendalian manajemen harus diperkaya dengan corporate governance. Meskipun demikian fokus
mengeksplorasi ERM sebagai aspek lain dari penelitian tentang SPM dan ERM pada BUMN belum
pengendalian dan akuntabilitas organisasi. banyak dilakukan dan cenderung menggunakan
perusahaan privat untuk menganalisis pelaksanaan
ERM merupakan manajemen yang dilakukan
keduanya di perusahaan. Berdasarkan kerangka
perusahaan untuk mengelola risiko akibat
konseptual ini diharapkan menjadi kontribusi pemikiran
ketidakpastian yang dihadapi untuk menentukan
dalam pengambilan keputusan perusahaan dalam
strategi bisnis. ERM merupakan kerangka kerja
ranah penelitian yang dapat membantu perusahaan
secara komprehensif yang dikeluarkan oleh
BUMN dapat berkinerja lebih baik.
Committee of Sponsoring Organizations of the
Treadway Commission (COSO) dan ISO 31000. ERM Berdasarkan uraian tersebut, maka fokus utama
mengusulkan bahwa perusahaan harus memitigasi kerangka konseptual yang akan dikaji sekaligus
risiko secara komprehensif dan koheren (Bromiley tujuan kerangka konseptual berdasarkan pendekatan
et al., 2015). Shin dan Park (2017) menjelaskan kontinjen (fit-contingent) yaitu untuk menganalisis
beberapa kasus penyebab dan upaya penanganan misfit ketidakpastian lingkungan serta efektivitas
yang berhubungan dengan ERM pada perusahaan. monitoring board dan komite audit dengan SPM dan
ERM berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan
Pentingnya menganalisis SPM dan ERM
BUMN serta pengaruh interaksi SPM dan ERM
berdasarkan argumen bahwa ERM memiliki peran
terhadap kinerja keuangan BUMN.
dalam mengatur dewan dan direktur. Hal ini dipandang
sebagai aspek kritis dari sistem pengendalian
organisasi yang berhubungan dengan identifikasi, 2. Landasan Teoretis dan Tinjauan Pustaka
penilaian, dan manajemen portofolio risiko yang 2.1 Rerangka Teoretis
dihadapi oleh entitas terkait dengan pencapaian
2.1.1 Teori Agensi dalam SPM dan ERM
sasaran dan tujuannya (Beasley et al., 2005; Mikes,
2009). Membangun sistem manajemen risiko Hubungan agensi muncul ketika satu orang
perusahaan memerlukan investasi dalam mengelola atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain
berbagai pertumbuhan risiko dalam lingkungan bisnis (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian
yang semakin bergejolak dan dinamis (Subramaniam mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan
et al., 2011). kepada agen tersebut (Jensen dan Meckling, 1976).
Berdasarkan sudut pandang SPM, Chenhall Kerangka LoC secara jelas membedakan setiap levers
(2003) menyatakan bahwa dasar dari kontinjensi memiliki fungsinya masing-masing dalam konteks
adalah manajer bertindak dengan maksud agar teori agensi antara manajemen perusahaan dengan
organisasi menyesuaikan diri dengan faktor-faktor stakeholders yang berhubungan dengan beliefs
lain yang bersifat kontinjen untuk mencapai fit control sebagai pengendali perusahaan berdasarkan
dan peningkatan kinerja. Sementara itu dari sudut nilai dasar, tujuan, dan arahan untuk organisasi;
pandang ERM, teori kontinjensi harus memiliki boundary control sebagai pengendali perusahaan
hipotesis tentang hubungan khusus antara faktor- yang berhubungan dengan perilaku/etika bisnis;
faktor spesifik organisasi dan desain struktur ERM diagnostic control sebagai pengendali perusahaan
dan sistem serta hipotesis kinerja tentang kesesuaian dimana manajer memantau hasil organisasi dan
antara faktor-faktor spesifik organisasi dan desain penyimpangan dari standar kinerja yang telah
sistem ERM yang akan meningkatkan kinerja seperti ditetapkan; interactive control sebagai pengendali
yang dilakukan Gordon et al. (2009) serta Gani dan perusahaan melalui sistem informasi formal yaitu pola
Jermias (2012).
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 23

komunikasi yang efektif saat menghadapi berbagai atau mengubah berbagai pola dalam suatu aktivitas
peluang dan ketidakpastian strategis. organisasi (Bedford et al.,2015). Pada beberapa
penelitian tentang SPM, kerangka kerja levers of control
2.1.2. Resource Dependence Theory dalam SPM dan yang dikemukakan oleh Simons telah mendapatkan
ERM posisi yang menonjol dalam pemikiran pengendalian
manajemen kontemporer (Kruis et al., 2016). Kerangka
Asumsi mendasar Resource Dependence LoC (Simons, 1994, 1995) adalah pengendalian
Theory (RDT) adalah bahwa ketergantungan pada strategi bisnis yang dicapai dengan menyeimbangkan
sumber daya kritis dan penting dalam mempengaruhi kekuatan dari empat levers control, yaitu: beliefs control,
tindakan organisasi dan keputusan dan tindakan boundary control, diagnostic control dan interactive
organisasi dapat dijelaskan tergantung pada situasi control. Beliefs control system mengkomunikasikan
tertentu (Pfeffer dan Salancik, 1978). Pada konteks nilai-nilai inti perusahaan yang dilakukan oleh manajer
ERM, RDT dihubungkan dengan konsep ERM secara secara formal untuk memberikan nilai dasar, tujuan,
definitif pada COSO (2004) tentang Enterprise Risk dan arahan untuk organisasi (Simons, 1995). Boundary
Management—Integrated Framework bahwa ERM control system mengkomunikasikan risiko yang harus
sebagai suatu proses yag melibatkan beberapa dihindari, melalui penjelasan domain kegiatan yang
pihak yaitu dewan direksi suatu entitas, manajemen dapat diterima untuk peserta organisasi. Di dalamnya
dan personel lainnya, dalam pengelolaan risiko terdapat aturan perilaku bisnis untuk anggota organisasi
perusahaan sehingga memperoleh jaminan yang yang sifatnya memaksa (Simons, 1995). Diagnostic
wajar tentang pencapaian tujuan entitas. Begitu pula control system merupakan sistem informasi formal
pada COSO (2017) menjelaskan bahwa manajemen yang digunakan manajer untuk memantau kinerja
risiko perusahaan yang terintegrasi dengan strategi aktual dan adanya penyimpangan dari standar kinerja
dan kinerja menyediakan kerangka untuk board yang telah ditetapkan (Simons, 1995). Sementara itu
dan manajemen dalam entitas dari semua ukuran interactive control system merupakan sistem informasi
perusahaan. Sementara ISO 31000 menjelaskan formal yang digunakan manajer untuk melibatkan diri
peran dewan komisaris dan dewan direksi dalam secara teratur dan pribadi dalam kegiatan keputusan
pelaksanaan manajemen risiko pada perusahaan bawahan (Simons, 1995).
agar dapat berjalan dengan baik.
2.2.2. ERM dan Kinerja Perusahaan
2.1.3. Teori Kontinjensi Dalam SPM dan ERM
Enterprise Risk Management—Integrating with
Esensi dasar pendekatan kontinjensi mengatakan Strategy and Performance. Pada COSO (2017),
bahwa organisasi harus beradaptasi dengan faktor ERM didefisinikan sebagai budaya, kemampuan dan
kontinjensinya seperti lingkungan, ukuran organisasi praktik, terintegrasi dengan pengaturan strategi dan
dan strategi bisnis bila organisasi dijalankan dengan kinerja, bergantung pada organisasi untuk mengelola
baik (Gerdin dan Greve, 2008). Dalam mengembangkan risiko dalam menciptakan, mempertahankan dan
kerangka ERM, COSO mengakui bahwa sistem mewujudkan nilai. Untuk mengimbangi lingkungan
ERM yang sesuai kemungkinan akan bervariasi dari yang cepat berubah, perusahaan menggunakan teknik
perusahaan ke perusahaan. COSO menyarankan manajemen risiko proaktif, dan terutama manajemen
perspektif kontinjensi terhadap sistem ERM yang risiko perusahaan (ERM) menjadi sumber daya utama
sesuai untuk organisasi tertentu (Gordon et al., 2009). dalam desain sistem manajemen risiko (Sax dan Torp,
Sementara itu, Chenhall (2003) menjelaskan bahwa 2015).
beberapa faktor kontinjen dianggap mempengaruhi Sementara itu, ISO 31000 (2018) memberikan
desain SPM yaitu ketidakpastian lingkungan, konsep manajemen risiko menjadi 3 (tiga) bagian yaitu:
strategi, teknologi, ukuran perusahaan dan budaya
perusahaan. Beberapa faktor kontinjen tersebut yang • a. Prinsip manajemen risiko yang bertujuan untuk
juga dianggap mempengaruhi ERM pada penelitan penciptaan dan perlindungan nilai;
Gordon et al. (2009). • b. Kerangka manajemen risiko yang bertujuan untuk
membantu mengintegrasikan manajemen risiko ke
2.2 Tinjauan Pustaka
dalam semua kegiatan dan fungsi;
2.2.1. SPM: Keseimbangan Levers of Control dan
• c. Proses manajemen risiko melibatkan penerapan
Kinerja Perusahaan
kebijakan, prosedur, dan praktik yang sistematis
SPM dipandang sebagai prosedur dan sistem untuk kegiatan komunikasi, konsultasi, pengawasan
formal yang menggunakan informasi untuk mencapai dan pelaporan risiko.
24 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

2.2.3. Peran SPM dan ERM Terhadap Kinerja 2.2.5. Efektivitas Monitoring Dewan Komisaris,
Perusahaan Dewan Direksi dan Komite Audit
Pengendalian manajemen dan pengendalian Di Indonesia, tata kelola perusahaan merupakan
risiko yang masing-masing dilaksanakan melalui salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efisiensi
SPM dan ERM yang telah dikemukakan sebelumnya dan pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan
mengharuskan keduanya tidak dijalankan secara kepercayaan investor. Berdasarkan Undang-Undang
parsial, akan tetapi keduanya harus diintegrasikan Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
untuk meningkatkan kinerja perusahaan (Mikes, 2009; (UUPT), struktur tata kelola perusahaan dijalankan
Rad, 2016; Shin dan Park, 2017). Efektivitas SPM oleh Dewan Komisaris, Dewan Direkasi dan Rapat
dan ERM bermula dari adanya penentuan strategi Umum Pemegang Saham (RUPS). Tanggung jawab
sebagai konsekuensi implementasi visi dan misi tata kelola perusahaan didelegasikan berdasarkan
perusahaan. Perusahaan memerlukan strategi untuk tugas dan tanggung jawab masing-masing dewan
menangkap peluang dan mencapai tujuannya. Sistem sehingga dapat berjalan efektif. Lukviarman (2016)
pengendalian manajemen berhubungan erat dengan menyatakan bahwa Indonesia menggunakan sistem
strategi perusahaan. Hal tersebut berdasarkan tata kelola dengan karakteristik salah satunya adalah
konsep SPM sebagai sistem yang digunakan menggunakan sistem dewan dua tingkat (two-tier
untuk mengimplementasikan strategi. Di samping board system), yaitu direksi dan dewan komisaris
itu, diperlukan pendekatan berbasis risiko untuk sebagaimana dinyatakan dalam UUPT. Hermawan
melaksanakan strategi perusahaan. Manfaat utama (2009) menyatakan bahwa two-tier board system
dari pendekatan berbasis risiko untuk pelaksanaan menunjukkan adanya pemisahan antara dewan
strategis adalah memungkinkan manajer untuk komisaris dan dewan direksi.
fokus pada peluang yang diuraikan dalam rencana Subramaniam et al. (2009) mengemukakan
strategis perusahaan, sementara pada saat yang bahwa sebuah komite pengawas manajemen
sama meminimalkan dampak potensial dari setiap adalah mekanisme yang efektif untuk memfokuskan
ancaman. perusahaan pada fungsi pengawasan risiko,
manajemen risiko dan pengendalian internal yang
2.2.4. Ketidakpastian Lingkungan dalam Sistem tepat. Komite pengawas manajemen tersebut
Pengendalian Manajemen dan Manajemen diantaranya komite audit, komite manajemen risiko
Risiko Perusahaan atau komite lain yang berhubungan meskipun
Ketidakpastian lingkungan dalam akuntansi lebih tanggung jawab utama pengawasan manajemen
banyak mengarah pada hal tentang ruang lingkup risiko tetap berada pada dewan komisaris.
informasi yang berhubungan dengan interaksi atasan
dan bawahan Ezzamel (1990) untuk proses anggaran 2.2.6. Kinerja Keuangan
dan kinerja (Brownell, 1985). Secara lebih spesifik Awal penggunaan pengukuran kinerja
Chapman (1998) menyatakan bahwa akuntansi keuangan terutama dilakukan pada era tahun 1980-
memiliki peran penting saat melakukan perencanaan 1990an melalui pendekatan akuntansi atau keuangan.
dalam kondisi ketidakpastian.
Penelitian tersebut menggunakan pengukuran kinerja
Berhubungan dengan risiko perusahaan, maka akuntansi dan pasar berdasarkan fokus pada aspek-
ketidakpastian adalah kurangnya informasi mengenai aspek kinerja yang berbeda dan masing-masing
suatu peristiwa, seberapa besar tingkat kemungkinan memiliki keterbatasan tertentu. Pengukuran kinerja
terjadinya dan berapa besar dampaknya pada sasaran berbasis akuntansi menunjukkan sisi keterbatasan
(Susilo dan Kaho, 2018). Sedangkan konsep risiko yang hanya menyentuh aspek historis kinerja
berdasarkan ISO 31000 (2009) menyatakan bahwa perusahaan (McGuire et al., 1988). Kinerja berbasis
risiko merupakan ketidakpastian yang berdampak akuntansi juga harus disesuaikan dengan risiko,
pada sasaran (Susilo dan Kaho, 2018). Dihubungkan karakteristik industri, dan variabel lainnya (Aaker
dengan ERM, maka ketidakpastian lingkungan dan Jacobson, 1987). Untuk menghindari masalah
berperan dalam mengidentifikasi dan mengantisipasi pengukuran berbasis akuntansi, perkembangan
peristiwa tidak pasti di masa mendatang yang dapat penelitian empiris menyarankan menggunakan
berdampak buruk pada kinerja perusahaan. ukuran kinerja berbasis pasar.
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 25

2.3 Kerangka Konseptual


Berdasarkan kajian teoritis dan empiris pada
pembahasahan sebelumnya, maka kerangka
konseptual/pemikiran dapat disajikan pada gambar
berikut ini.
Gambar 1. Kerangka Konseptual

SPM

3. Indikator dan Pengukuran (Survei Skala Likert) 3.4. Efektivitas Monitoring Board dan Komite Audit
3.1. Sistem Pengendalian Manajemen (Levers of Penelitian ini menggunakan penilaian ASEAN
Control) Corporate Governance Scorecard (ACGS) Tahun
2017 versi 2 dalam mengukur efektivitas monitoring
LoC dalam penelitian ini diukur dengan
dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit
menggunakan 17 item pertanyaan yang diadopsi dari
meliputi: dewan komisaris, dewan direksi; kepatuhan
Bedford (2015), terdiri dari masing-masing 4 (empat)
board, struktur dan komposisi board, komite audit dan
item untuk mengukur intensitas penggunaan beliefs,
proses dewan (board process).
boundary dan diagnostic control. Sementara itu, 5
(lima) item pertanyaan digunakan untuk mengukur 3.5. Kinerja Keuangan
intensitas penggunaan interactive control.
Kinerja perusahaan didefinisikan sebagai
3.2. Manajemen Risiko Perusahaan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh
Manajemen risiko perusahaan merupakan sistem perusahaan baik dari aspek keuangan perusahaan
yang dirancang untuk mengidentifikasi, menganalisis selama 3 (tiga) tahun terakhir. Kinerja perusahaan
dan mengendalikan risiko perusahaan berdasarkan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan 7
prinsip-prinsip yang mengintegrasikan antara risiko, (tujuh) item pertanyaan yang diadopsi dari Tse et al.
strategi dan kinerja oleh COSO dan ISO 31000. (2019) meliputi: laba bersih, pertumbuhan penjualan
Manajemen risiko perusahaan dalam diukur dengan produk/jasa, pengembalian investasi, profitabilitas,
menggunakan 6 (enam) item pertanyaan yang pangsa pasar dan kinerja secara keseluruhan.
diadopsi dari Sax dan Torp (2015) meliputi: kebijakan, 4. Urgenitas Kerangka Konseptual
prosedur, analisis, mitigasi, laporan dan pemantauan
Kerangka konseptual yang dijelaskan pada gambar
risiko.
1 diharapkan bahwa adanya pendekatan kontinjensi
3.3. Ketidakpastian Lingkungan pada variabel kontektual ketidakpastian lingkungan
Ketidakpastian lingkungan dalam penelitian ini dan efektivitas monitoring board dan komite audit
diukur dengan menggunakan 12 (duabelas) item melalui analisis misfit dengan system pengendalian
pertanyaan yang dikembangkan dan diadopsi Gordon manajemen dan manajemen risiko perusahaan akan
et al. (2009) dan Subramaniam et al. (2011), meliputi: memberikan dampak terhadap kinerja keuangan
pengadaan bahan, karyawan, jenis produk/jasa, BUMN. Berdasarkan kajian teori dan empiris yang
kondisi lingkungan ekonomi dan teknologi, pesaing, digunakan dalam membangun kerangka konseptual
konsumen, politik dan hukum, pendapatan serta risiko tersebut, maka permasalahan BUMN dapat menjadi
perusahaan dan industri. dapat dikurangi atau dieliminir, utamanya pada
26 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

masalah perencanaan dan pengendalian manajemen Bromiley, P., M. K., McShane., A., Nair., & E.
perusahaan serta masalah risiko perusahaan akibat Rustambekov. (2015). Enterprise risk
salah identifikasi, pengelolaan dan mitigasi yang management: review, critique, and research
harus dilakukan. Hal tersebut menjadi penting directions. Long Range Planning 48 (4), 265-
apabila dikaitkan dengan terjadinya kasus Pertamina 276.
dan Garuda Indonesia. Dilakukannya pengujian Brownell, P. (1985). Budgetary systems and the control
empiris atas kerangka konseptual yang disajikan of functionally differentiated organizational
akan dibuktikan menjadi hasil penelitian yang dapat activities. Journal of Accounting Research, 23,
digunakan untuk menangkap fenomena masalah 502–512.
BUMN di Indonesia dari sisi keilmuan akuntansi
Cahyono, E. 2017. Revolusi Industri 4.0 dan
manajemen dan manajemen risiko perusahaan.
Transformasi Organisasi Pemerintah. https://
setkab.go.id/revolusi-industri-4-0-dan-
5. Simpulan
transformasi-organisasi-pemerintah. Diakses
tanggal 15 Februari 2019.
Kerangka konseptual diharapkan akan menjadi
kajian baik secara teoritis dan empiris yang akan Chapman, C. S. (1998). Accountants in organizational
menghasilkan langkah-langkah pengujian empiris networks. Accounting, Organizations and
pada tahap selanjutnya, yaitu: SPM dan ERM Society, 23(8), 737–766.
saling berhubungan dan terintegrasi satu sama Chenhall, R.H. (2003). Management control systems
lain yang memiliki peran penting bagi BUMN dalam design within its organizational context: findings
meningkatkan kinerja keuangan. Pendekatan from contingency-based research and directions
kontinjensi memiliki peran yang penting dalam for the future. Accounting, Organizations and
desain SPM dan ERM yang lebih baik karena telah Society, 28, 127-168.
mempertimbangkan faktor internal dan eksternal
Committee of Sponsoring Organizations of the
perusahaan yang sangat mempengaruhi kinerja
Treadway Commission (COSO). (2004).
keuangan BUMN.
Enterprise Risk Management – Integrated
Framework. Februari 15, 2018. http://www.coso.
Daftar Pustaka
org

Aaker, D., & Jacobson, R. (1987). The role of risk in Committee of Sponsoring Organizations of the
explaining differences in profitability. Academy Treadway Commission (COSO) (2017).
of Management Journal, 30, 277-296. Enterprise Risk Management Integrating with
Strategy and Performance. Februari 15, 2018.
Aditya, R. 2017. Industri 4.0, Kolaborasi Digital
http://www.coso.org
dan Lini Produksi Industri. https://beritagar.id/
artikel/berita/industri-40-kolaborasi-digital-dan- Ezzamel, M. (1990). The impact of environmental
lini-produksi-industri. Beritagar.com. Diakses uncertainty, managerial autonomy and size on
tanggal 15 Februari 2019. budget characteristics. Management Accounting
Research, 1, 181–197.
Anthony, D., Dearden, J., dan Bedford N.M. 1991.
Sistem Pengendalian Manajemen. Erlangga. Fisher, J.G. 1998. Contingency Theory, Management
Jakarta. Control Systems and Firm Outcomes : past
Result and Future Directions. Behavioral
Beasley, M. S., Clune, R., & Hermanson, D. R. (2005).
Research in Accounting. Vol. 10. 48-63.
Enterprise risk management: An empirical
analysis of factors associated with the extent Gani, L., & Jermias, J. (2012). The effect of strategy-
of implementation. Journal of Accounting and management control system misfits on firm
Public Policy, 24(6), 521-531. performance. Accounting Perspectives. Vol. 11,
No. 3, 165-196.
Bedford, D.S. (2015). Management control systems
across different modes of innovation: implication Gerdin, J., & Greve, J., 2008. The appropriateness
for firm performance. Management Accounting of statistical methods for testing contingency
Research, 28, 12-30. hypotheses in management accounting
research. Accounting Organizations and Society,
33, 995-1009.
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 27

Gordon, L.A., Loeb, M.P., & Tseng, C.Y. (2009). Rad, A. (2016). Risk management–control system
Enterprise risk management and firm interplay: case studies of two banks. Journal of
performance: A contingency perspective. J. Accounting & Organizational Change, Vol. 12
Account. Public Policy, 28, 301-327. (4), 522-546
Hermawan, A.A. (2009). Pengaruh efektifitas dewan Republik Indonesia. Peraturan Menteri BUMN Nomor:
komisaris dan komite audit, kepemilikan oleh PER-01/MBU/2011 Tentang Penerapan Tata
keluarga, dan peran monitoring bank terhadap Kelola Perusahaan Yang Baik.
kandungan informasi laba. Disertasi. Fakultas Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 40
Ekonomi. Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi, Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
Universitas Indonesia. Depok.
Sax, J., & Torp, S.S. (2015). Speak up! Enhancing risk
International Organization for Standardization 31000. performance with enterprise risk management,
(2009). Risk management – principles and leadership style and employee voice.
guidelines. Management Decision, 53 (7), 1452 1468.
International Organization for Standardization 31000. Shin, I, & Park, S. (2017). Integration of enterprise risk
(2018). Risk management – guidelines. management and management control system:
Jensen, M.C., & Meckling, W.H. (1976). Theory of the based on a case study. Investment Management
Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and and Financial Innovations, 14(1), 19-26.
Ownership Structure. Journal of Financial and Simons, R. (1994). How New Top Managers Use
Economics, 3(4), 305-360. Control Systems as Levers of Strategic Renewal.
Kasali, R. (2017). Meluruskan Pemahaman Soal Strategic Management Journal, 15, 169–189.
Disruption. https://ekonomi.kompas.com/ Simons, R. (1995). Levers of Control. Boston, MA:
read/2017/05/05/073000626/meluruskan. Harvard Business School Press.
pemahaman.soal.disruption. Diakses tanggal 15
Subramaniam, N., L. McManus., & J. Zhang. (2009).
Februari 2019.
Corporate governance, firm characteristic,
Kruis, A.M., Speklé, R. F., & Widener, S. K. (2016). The and risk management committee formation
Levers of Control Framework: An exploratory in Australia companies”. Managerial Auditing
analysis of balance. Management Accounting Journal, Vol. 24, No. 4, 316-339.
Research, 32, 27–44. 
Subramaniam, N., Collier, P., Phang, M., & Burke,
Lukviarman, Niki. (2016). Corporate Governance G. (2011). The effects of perceived business
Menuju Penguatan Konseptual dan Implementasi uncertainty, external consultants and risk
di Indonesia. Solo: Era Adicitra Intermedia. management on organisational outcomes.
Martyn, P., Sweeney, B., dan Curtis, E. 2016. Journal of Accounting & Organizational Change,
Strategy and control: 25 years of empirical use 7 (2), 132-157.
of Simons’ Levers of Control framework. Journal Susilo, L.J., dan Kaho, V.R. 2018. Manajemen
of Accounting & Organizational Change, Vol. 12 Risiko Panduan Untuk Risk Leaders dan Risk
Issue: 3, 281-324. Practitioners. Jakarta: Grasindo.
McGuire, J.B., Sundgren, A., & Schneeweis, T. Tse, Y.K., Zhang, M., Tan, K.H., Pawar, K., & Fernandes,
(1998). Corporate Social Responsibility and K. (2019). Managing quality risk in supply chain
Firm Financial Performance. The Academy of to drive firm’s performance: the roles of control
Management Journal, 31(4), 854-872. mechanisms. Journal of Business Research, 97,
Mikes, A. (2009). Risk management and calculative 291-303.
cultures. Management Accounting Research, Waterhouse, J.H. dan Tiessen, P. 1978. The
20, 18-40. Contingency Framework for Management
Pfeffer, J., & Salancik, G. R. (1978). The external Accounting System Research. Accounting,
control of organizations: A resource dependency Organization and Society. Vol. 3 No. 1 65-76.
perspective. New York: Harper and Row. Widener, S.K. 2007. An empirical analysis of the levers
of control framework. Accounting, Organizations
and Society, 32, 757-788.
28 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

POLITIK HUKUM PEMBENTUKAN SUPER HOLDING


BADAN USAHA MILIK NEGARA INDONESIA
Yani Kurniasih
Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Purwakarta

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk menemukan model politik hukum Pemerintah Indonesia dalam
pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui pembentukan super holding BUMN
untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Penelitian ini menggunakan
pendekatan normatif.

Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan BUMN belum optimal yang disebabkan terlalu
gemuknya jumlah BUMN sebanyak (118 perusahaan) sehingga kurang efisien dan lamban
merespon perkembangan bisnis, serta tidak fokus pada target. Ditambah lagi pembinaan BUMN
dibawah Kementerian BUMN dalam bayang-bayang birokrasi menyebabkan tata kelola BUMN
belum professional dan sulit bersaing dengan perusahan di dalam negeri dan kancah global.

Pembaharuan hukum pengelolaan BUMN melalui pembentukan induk utama (Super Holding)
BUMN dengan merekonstruksi operator, regulator dan supervisor BUMN diharapkan mampu
mewujudkan pengelolaan BUMN yang lebih baik.

Kata kunci : politik hukum, super holding BUMN, dan pembaharuan hukum.
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 29

A. Latar Belakang BUMN yang seluruh atau sebagian besar


modalnya berasal dari kekayaan negara yang
Politik hukum diartikan sebagai kebijakan dasar dipisahkan, merupakan salah satu pelaku ekonomi
penyelenggara negara dalam bidang hukum yang dalam sistem perekonomian nasional, di samping
akan, sedang dan telah berlaku, yang bersumber dari usaha swasta dan koperasi. Dalam menjalankan
nilai-nilai yang berlaku di masyarakat untuk mencapai kegiatan usahanya, BUMN, swasta dan koperasi
tujuan negara yang dicita-citakan. Tujuan dari politik melaksanakan peran saling mendukung berdasarkan
hukum nasional adalah sebagai alat (tool) atau sarana demokrasi ekonomi.
dan langkah yang dapat digunakan oleh pemerintah
Dalam sistem perekonomian nasional, BUMN
untuk menciptakan suatu sistem hukum nasional
ikut berperan menghasilkan barang dan/atau jasa
yang dikehendaki dan dengan sistem hukum nasional
yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-
itu akan diwujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang
besarnya kemakmuran masyarakat. Peran BUMN
lebih besar1.
dirasakan semakin penting sebagai pelopor dan/
Pada tataran empiris, Moh. Mahfud MD atau perintis dalam sektor-sektor usaha yang belum
mempergunakan politik hukum sebagai pendekatan diminati usaha swasta. Di samping itu, BUMN juga
dalam memahami relasi antara hukum dan politik, serta mempunyai peran strategis sebagai pelaksana
mendefinisikan politik hukum sebagai arah kebijakan pelayanan publik, penyeimbang kekuatan-kekuatan
hukum (legal policy) yang di buat secara resmi oleh swasta besar, dan turut membantu pengembangan
negara tentang hukum yang akan diberlakukan atau usaha kecil/koperasi. BUMN juga merupakan salah
tidak akan diberlakukan untuk mencapai tujuan satu sumber penerimaan negara yang signifikan dalam
negara. Hukum ditempatkan sebagai alat untuk bentuk berbagai jenis pajak, dan hasil privatisasi.
mencapai tujuan negara sehingga pembuatan hukum
Pelaksanaan peran BUMN tersebut diwujudkan
baru atau pencabutan hukum lama oleh negara harus
dalam kegiatan usaha pada hampir seluruh sektor
dijadikan langkah untuk mencapai tujuan negara.
perekonomian, seperti sektor pertanian, perikanan,
Menurut Pablo Holmes,2 politik dan hukum harus
perkebunan, kehutanan, manufaktur, pertambangan,
memiliki korelasi yang sejalan namun bukan sebagai
keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi,
instrumen untuk mendukung kemauan eksekutif atau
listrik, industri dan perdagangan, serta konstruksi.
pemerintah yang sedang berkuasa.
Undang Undang No 19 Tahun 2003 tentang
Salah satu tujuan negara yang dimuat dalam
BUMN disusun dengan maksud untuk menjadikan
Pembukaan UUD 1945 adalah tercapainya
BUMN sebagai lokomotif pembangunan. Undang-
kesejahteraan masyarakat Indonesia. Untuk itu,
undang BUMN dirancang untuk menciptakan sistem
pondasi perekonomian Indonesia perlu diperkuat
pengelolaan dan pengawasan berlandaskan pada
dengan salah satunya melalui pengaturan pengelolaan
prinsip efisiensi dan produktivitas guna meningkatkan
keuangan negara yang baik dalam rangka mencapai
kinerja dan nilai (value) BUMN, serta menghindarkan
tujuan tersebut.
BUMN dari tindakan-tindakan pengeksploitasian di luar
Pengaturan pengelolaan BUMN yang diatur dalam asas tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik governance). Undangundang ini juga dirancang untuk
Negara diderivasi dari teori negara kesejahteraan menata dan mempertegas peran lembaga dan posisi
(welfare state) yang secara eksplisit dianut dalam wakil pemerintah sebagai pemegang saham/pemilik
UUD 1945, sejak dari pembukaan hingga pasal- modal BUMN, serta mempertegas dan memperjelas
pasalnya. Pembentuk UUD 1945 yang diwarnai hubungan BUMN selaku operator usaha dengan
pemikiran negara kesejahteraan (welfare state) lembaga pemerintah sebagai regulator.
mencita-citakan pembentukan suatu pemerintah
Ketentuan pasal 1 angka 1 UU No. 19 Tahun
negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Indonesia dan mampu memajukan kesejahteraan
menyebutkan bahwa BUMN adalah badan usaha yang
umum dan seterusnya.
seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
1 Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari, 2013, Dasar- negara melalui penyertaan secara langsung berasal
Dasar Politik Hukum, Jakarta:Rajawali Pers, hlm. 58.
2 Pablo Holmes, “The Politics of Law and the Laws of dari kekayaan negara yang dipisahkan. Selanjutnya
Politics:The Political Paradoxes of Transnational Con- dalam ketentuan pasal 4 ayat (2) disebutkan bahwa
stitutionalism”, Indiana Journal of Global Legal Studies, Penyertaan modal negara dalam rangka pendirian
Vol. 21, Issues. 2, Edisi 2014, Bloomington:Indiana Uni-
versity, hlm. 17.
atau penyertaan pada BUMN bersumber dari
30 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Ide pembentukan Holding BUMN adalah untuk
kapitalisasi cadangan, dan sumber lainnya. optimalisasi manajemen. Apabila beberapa BUMN
di sektor yang sama berada dalam satu induk, maka
BUMN dapat berbentuk Perum (Perusahaan
diharapkan dapat saling mendukung. Misalnya dari sisi
Umum) atau Persero (Perusahaan Perseroan).
SDM, distribusi, informasi, dan teknologi. Disamping
Karakteristik suatu badan hukum adalah pemisahan
itu, pembentukan induk akan meningkatkan fleksibilitas
harta kekayaan badan hukum dari harta kekayaan
perusahaan. Pada gilirannya anak perusahaan akan
pemilik dan pengurusnya. Dengan demikian suatu
bergerak sebagai korporat murni.
Badan Hukum yang berbentuk Perseroan Terbatas
memiliki kekayaan yang terpisah dari kekayaan Pelaksanaan pembentukan Holding BUMN
Direksi (sebagai pengurus), Komisaris (sebagai belum berjalan secara efektif dan efisien, karena
pengawas), dan Pemegang Saham (sebagai pemilik). belum ada kesamaan persepsi dari para stakeholder
Begitu juga kekayaan yayasan sebagai Badan Hukum dan cenderung memunculkan berbagai kecurigaan
terpisah dengan kekayaan Pengurus Yayasan dan bahwa akan ada apa-apanya yang menjurus kepada
Anggota Yayasan, serta Pendiri Yayasan. Selanjutnya keuntungan bagi kelompok atau individu tertentu.
kekayaan Koperasi sebagai Badan Hukum terpisah Namun demikian, program menyiapkan BUMN menjadi
dari Kekayaan Pengurus dan Anggota Koperasi. perusahaan yang andal melalui pembentukan holding
merupakan cara yang terbaik untuk menyelamatkan
Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang No. 19 Tahun
BUMN sekaligus perekonomian bangsa. Faktor yang
2003 menegaskan bahwa “Modal BUMN merupakan
sangat penting dalam perusahaan induk BUMN
dan berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan”.
adalah regulasi. Selama ini, pengelolaan BUMN diatur
Selanjutnya Pasal 11 menyebutkan bahwa terhadap
dalam beberapa regulasi yang terkait antara lain UU
persero berlaku segala ketentuan dan prinsip-prinsip
Perseroan Terbatas, UU Pasar Modal, UU dalam bidang
yang berlaku bagi perseroan terbatas sebagaimana
sektoral, UU Keuangan Negara, UU Perbendaharaan
diatur dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1995
Negara, UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
tentang Perseroan Terbatas.
UU Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
BUMN merupakan badan hukum perdata yang Keuangan Negara. Keberadaan regulasi tersebut belum
tidak mempunyai kewenangan publik. Kekayaan sinergis karena saling bertentangan dan tumpang
Negara yang menjadi modal dalam bentuk saham tindih, misalnya dalam konsepsi modal BUMN dalam
dalam perseroan maupun modal dalam Perum konsepsi “kekayaan negara dipisahkan” seringkali
tidak lagi merupakan kekayaan Negara, tetapi telah bertentangan pemahaman dalam UU Pemberantasan
berubah statusnya hukumnya menjadi kekayaan Tindak Pidana Korupsi, akibatnya pengelola BUMN
badan usaha tersebut. (Direksi) cenderung lamban dalam pengambilan
Dalam pelaksanaannya kinerja BUMN belum keputusan karena kekhawatiran merugikan keuangan
optimal, salah satunya adalah terkait terlalu besarnya negara apabila perusahaan mengalami kerugian.
jumlah BUMN yang ada menjadi permasalahan Seharusnya ketika keuangan BUMN adalah kekayaan
tersendiri. Ide perampingan BUMN menjadi suatu negara yang dipisahkan, maka terlepas dari mekanisme
keharusan. APBN dan berlaku “business judgment rules” dalam
pengelolaan BUMN.
Program perampingan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) tidak lepas dari visi penataan jumlah dan Revisi UU BUMN perlu memperhatikan analisis
skala BUMN serta perbaikan struktur bisnis secara ekonomi terhadap hukum. Secara nilai, induk BUMN
menyeluruh. UU No 19 Tahun 2003 tentang tentang mendorong perusahaan BUMN dalam industri yang
BUMN menyebutkan bahwa restrukturisasi dilakukan sejenis untuk berkoordinasi dan berkompetisi secara
untuk memperbaiki kondisi internal perusahaan guna sehat. Pembentukan induk dan kemudian induk utama
meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan. Merujuk (super holding) BUMN kiranya akan memberi nilai
praktek di banyak negara, ada beberapa pilihan tambah bagi Indonesia. Super Holding BUMN juga
metode strukturisasi yang bisa dilakukan. Diantaranya, dapat meningkatkan kemampuan BUMN dalam era
pembentukan perusahaan induk (holding), merjer dan persaingan global.
akuisisi, penjualan saham kepada publik, penjualan Dalam konteks efisiensi, pembentukan Super
kepada mitra strategis, penjualan kepada manajemen Holding BUMN akan menghilangkan kepentingan
pengelola, kontrak manajemen, serta aliansi strategis politik partai. Jika diberikan keleluasaan melakukan
lainnya.
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 31

usaha, tentu kinerja BUMN akan lebih bagus. Persaingan bisnis yang semakin ketat akan
Sebab, para profesional yang menjalankannya akan mendorong BUMN Indonesia menjadi lebih kompetitif,
menerapkan kaidah bisnis dan tata kelola perusahaan kreatif, inovatif, efisien, dan menguntungkan.
yang lebih baik. Sebab itu, kebijakan Presiden Jokowi Dukungan Super Holding BUMN Indonesia dalam lobi
untuk merealisasikan Super Holding BUMN Indonesia bisnis dan dagang antar negara akan memperkuat
perlu didukung. ekspansi bisnis BUMN di tingkat global. Kemudahan
pendanaan melalui perbankan dan pasar modal juga
Super Holding BUMN harus diberi pijakan hukum
diharapkan akan memperkuat struktur keuangan dan
yang kuat. Beberapa hal yang perlu diakomodir
permodalannya.
dalam revisi UU BUMN antara lain terkait dengan:
kelembagaan Super Holding BUMN yang akan Holding BUMN dan Super Holding BUMN
menghapuskan Kementerian BUMN, kedudukan Indonesia juga memiliki tanggung jawab sosial yaitu
Super Holding BUMN sebagai agen perubahan, menciptakan lapangan kerja serta meningkatkan
aspek kepemilikan saham pemerintah, pendirian dan pendapatan negara. Berkenaan dengan masa
pembubaran anak perusahaan, daya saing, serta transisi ke arah Holding BUMN, maka pembinaan
memastikan tidak tumpang tindih dengan perundang- BUMN oleh Kementerian Negara BUMN perlu
undangan lain. dilaksanakan dengan pendekatan korporasi yang
responsif, cepat, mudah, transparan, dan dapat
Kementerian BUMN saat ini sudah membentuk
dipertanggungjawabkan.
Holding BUMN. Di antaranya Holding BUMN semen
dipimpin oleh PT Semen Indonesia, Holding BUMN Dari latar belakang sebagaiman telah diuraikan di
perkebunan yang dipimpin oleh PT Perkebunan atas, dimana pengelolaan BUMN di Indonesia dengan
Nusantara III, Holding BUMN pupuk yang dipimpin oleh jumlah BUMN sebanyak 118 perusahaan terlihat belum
PT Pupuk Indonesia, Holding BUMN pertambangan optimal dalam pencapaian target. Sebagai contoh,
yang dipimpin oleh PT Inalum (Persero), Holding antara PGN dan Pertamina (Pertagas) seringkali
BUMN migas oleh PT Pertamina (Persero). melakukan investasi yang sama dalam pembangunan
Pemerintah berencana membentuk beberapa Holding instalasi penyaluran gas nasional. Akibatnya beban
BUMN lagi yaitu untuk sektor jalan tol, perumahan, investasi pemerintah tumpang tindih dan tujuan
perbankan, konstruksi, dan farmasi. Jika sudah untuk menurunkan harga gas di masyarakat menjadi
terlaksana semua, pemerintah segera membangun tidak tercapai karena tingginya investasi pemerintah
Super Holding BUMN dari semua Holding BUMN. tidak dapat menekan harga jual gas di masyarakat.
Sinergi BUMN melalui pembentukan holding BUMN
Belajar dari negara lain, pembentukan Super
menjadi keharusan dan pembentukan Super Holding
Holding BUMN merupakan pilar bisnis kemajuan
BUMN untuk menggantikan peran Kementerian
ekonomi negara. Misalnya, Singapura dengan
BUMN sebagai pembina BUMN yang masih di bawah
Temasek, Malaysia dengan Khazanah, Tiongkok
bayang-bayang prinsip birokrasi, maka penulisan
dengan China Investment Corporation, dan Jerman
ini akan meninjau kembali politik hukum berkenaan
dengan Kreditanstalt für Wiederaufbau.
dengan perlunya pembaharuan hukum pembentukan
Negara-negara tersebut memberi pelajaran super holding BUMN untuk mewujudkan pengelolaan
bahwa dengan Super Holding BUMN, perusahaan BUMN di Indonesia yang lebih baik dengan tujuan
BUMN sepenuhnya menjalankan prinsip-prinsip mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
korporasi. Tidak bersifat birokratis dan terbebas dari
B. Rumusan Masalah
campur tangan pihak luar. Perusahaan induk akan
bertindak sebagai pemegang saham dari perusahaan- 1. Bagaimana perspektif pembentukan super
perusahaan negara. Prosesnya diimplementasikan holding BUMN dalam pengelolaan BUMN dalam
dalam bentuk penetapan target, penciptaan kerangka konsep negara kesejahteraan?
kerja, serta pemberian dukungan sumber daya 2. Bagaimana model super holding BUMN Indonesia
korporasi sesuai kebutuhan. Sehingga menggantikan untuk mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat
peran Kementerian BUMN dengan Super Holding Indonesia?
BUMN adalah upaya membuang bayang-bayang
prinsip birokrasi dalam pengelolaan BUMN dan hal ini C. Metode Penelitian
sesuai dengan best practice di beberapa negara lain Sifat penelitian dalam penulisan ini adalah
(seperti di Jerman, Malaysia, China dan lainnya). deskriptif yang dilakukan dengan pendekatan
32 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

yuridis normatif. Jenis dan sumber data yang Ketiga, penguatan kembali prinsip tata kelola
digunakan adalah data sekunder. Pengumpulan data yang baik. Penguatan ini dimaksudkan agar BUMN
dilakukan terutama dengan teknik studi dokumen dapat mempertahankan diri dari intervensi berbagai
(library research and online research) dengan pihak dan menguatkan mekanisme kontrol serta
menginventarisasi data sekunder yang diperlukan, pemeriksaan dan keseimbangan sehingga dapat
baik berupa bahan hukum primer, sekunder maupun berjalan sebagaimana mestinya.
tersier, kemudian melakukan penelusuran sejarahnya 2. Pembahasan
dan sinkronisasi antar bahan hukum tersebut. Bahan
hukum primer yang dipergunakan terdiri dari peraturan a. Pengelolaan BUMN Dalam Konteks Negara
perundang-undangan terutama yang berkaitan Kesejahteraan
dengan pengelolaan BUMN dan pengelolaan
keuangan keuangan negara. Bahan hukum sekunder Pilihan berfikir yuridis yang dipilih dalam penulisan
yang akan digunakan digunakan antara lain berupa: ini bermuara dari teori tentang tujuan eksistensi
karya ilmiah, hasil penelitian dan literatur yang sebuah negara. Beberapa teori yang dikenal dalam
berkaitan dengan substansi penelitian. Bahan hukum eksistensi sebuah negara yang terkenal antara lain
tersier, yaitu bahan-bahan yang menunjang informasi konsep mengenai negara hukum dan konsep negara
bahan hukum primer dan sekunder, antara lain data kesejahteraan. Dalam konsep negara hukum, negara
dari surat kabar, jurnal, kamus, ensiklopedia. menjalankan aktivitasnya dengan koridor berbagai
perangkat hukum. Sedangkan, dalam konsep negara
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan kesejahteraan (welfare state), peran negara menjadi
1. Hasil Penelitian dominan dalam setiap aspek kehidupan rakyat demi
terwujudnya kesejahteraan sosial. Emmanuale
Dari hasil penelitian, dapat diidentifikasikan
Pavaloni dan Costanzo Ranci3, menyatakan bahwa
beberapa kesulitan dalam pengelolaan BUMN,
beberapa negara di wilayah eropa barat telah
antara lain: i) adanya tumbang tindih berbagai
melakukan reformasi hukum dalam kurun waktu yang
peraturan perundang-undangan yang menimbulkan
panjang untuk mendukung perwujudan peningkatan
ketidakpastian dalam pengelolaan, pengawasan,
kesejahteraan rakyatnya.
dan pembinaan BUMN; ii) kelemahan pengelolaan,
pengawasan, dan pembinaan BUMN yang terjadi Tujuan negara di dalam konsep negara
selama ini. Diperlukan konsep baru dalam pengelolaan kesejahteraan adalah untuk kesejahteraan umum.
BUMN, agar pengelolaan BUMN di Indonesia menjadi Negara mengorganisasikan kekuasaan untuk
lebih baik untuk mewujudkan kesejahteraan seluruh mengendalikan administrasi dan politik untuk
rakyat Indonesia. memodifikasi pasar untuk kesejahteraan sosial dan
kemampuan ekonomi dari masyarakatnya. Haksoon
Strategi penguatan induk BUMN diperlukan.
Kim4, dalam penelitiannya menyampaikan bahwa
Strategi tersebut meliputi: Pertama, independensi
kesetabilan politik yang tercipta akan menciptakan
BUMN. Independen berarti dapat menggunakan
iklim investasi yang baik (termasuk di dalamnya
instrumen yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang
dalam pengelolaan BUMN) untuk menarik investor
ditetapkan tanpa campur tangan pihak luar. Sebagai
asing. Dalam pengelolaan BUMN yang merupakan
konsekuensinya, BUMN harus lebih akuntabel dan
perwujudan tanggung jawab negara dalam
transparan.
pengelolaan keuangan negara di dalam kerangka
Kedua, penerapan aturan penilaian bisnis. welfare state, maka regulasi pengelolaan BUMN
Untuk menentukan apakah seorang direktur harus memberikan adanya kepastian hukum dalam
melanggar kewajiban untuk berhati-hati, pengadilan pelaksanaan pengelolaan BUMN.
menggunakan aturan penilaian dan standar yang
Negara kesejahteraan merujuk pada suatu model
adil. Penggunaan prinsip ini selaras dengan konsep
yang ideal dari pembangunan yang berfokus pada
analisis ekonomi hukum, yaitu penerapan prinsip-
3 Emmanuele Pavaloni dan Costanzo Ranci, “Restruc-
prinsip ekonomi sebagai pilihan-pilihan rasional
turing the welfare state:reform in long-term care in
untuk menganalisa persoalan hukum. Harapannya, Western Eurepean Countries”, Journal of Eurepean
pengelola BUMN dapat mengambil keputusan- Social Policy, Vol.18 (3), Edisi 2008, California:Sage
keputusan strategis sesuai ketentuan tanpa dihantui Publications, hlm. 246.
4 Haksoon Kim, “Political Stability and Foreign Direct
bayang-bayang jeratan hukum karena anggapan Investment”, International Journal of Economics and
kerugian bisnis adalah kerugian negara. Finance, Vol. 2, No. 3, Edisi 2010, Toronto:Canadian
Center of Science and Education, hlm. 27.
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 33

peningkatan kesejahteraan melalui pemberian peran Government of Singapore Investment Corporation


yang penting dan lebih besar kepada negara untuk Private Limited (GIC) merupakan pertaruhan politik
memberikan pelayanan sosial secara menyeluruh hukum ekonomi dimana kebijakan pengelolaan
dan komprehensif kepada warganya. Paul Spicker investasi pemerintah dilakukan di tengah kebutuhan
menyatakan bahwa “…stands for developed ideal in pendanaan pembangunan yang cukup besar.
which welfare is provided comprehensively by the Kebijakan ini berujung pada keberhasilan investasi
state to the best possible standards”. Pembangunan pemerintah mendukung perekonomian jangka
ekonomi sangat mempengaruhi tingkat kemakmuran panjang Singapura.
suatu negara. Kebijakan pemerintah bertujuan untuk Pada tahun 2008,  Otoritas Keuangan Morgan
mengubah kondisi negara ke arah yang lebih baik. Stanley  memperkirakan bahwa aset GIC sekitar
Pengelolaan BUMN sebagai bagian dalam US$330 miliar. Peran serta Pemerintah Singapura9
pengelolaan keuangan negara merupakan wujud yang begitu kuat dalam menetapkan mekanisme
keikutsertaan negara dalam upaya pembangunan pengambilan keputusan pelaksanaan investasi
ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan pemerintah untuk kepentingan nasional menjadi salah
masyarakat. Jhon Maynard Keynes5 manyatakan satu kunci keberhasilan dalam pengelolaan investasi
bahwa keikutsertaan negara merupakan jawaban pemerintah. Menteri Keuangan menentukan tujuan
atas kondisi ketidaksempurnaan pasar (market investasi, parameter risiko dan kebijakan portofolio
imperfection) yang menuntut peranan pemerintah investasi, dan pengawasan dilaksanakan oleh
yang lebih besar dalam fungsinya sebagai agent Monetary Authority of Singapore.
of development termasuk dalam hal pengelolaan Kebijakan ekonomi harus diterjemahkan dalam
investasi pemerintah. Namun demikian, Rian regulasi harus berorientasi pada kesejahteraan.
Duchin dan Denis Sosyura6, menyatakan intervensi Stephen K. Aikins10 menyatakan bahwa dalam
pemerintah perlu dibatasi agar tidak mengganggu krisis ekonomi global, pemerintah harus membuat
mekanisme pelaksanaan investasi pemerintah yang regulasi di bidang ekonomi (perlindungan pasar)
ada. yang melindungi masyarakat untuk mewujudkan
Menurut ahli ekonomi China, Shimin Chen7 kesejahteraan. Kebijakan tersebut juga dilaksanakan
Intervensi pemerintah yang tepat akan meningkatkan dalam pengelolaan investasi pemerintah di Jerman
efektifitas dalam perekonomian, seperti halnya yang oleh KfW. Komposisi kepemilikan pengelola investasi
terjadi dalam pengelolaan BUMN di China dimana pemerintah KfW11 adalah Pemerintah Federal Jerman
intervensi pemerintah dalam memperbaiki tata kelola sebesar 80% dan Pemerintah State Jerman sebesar
BUMN dapat meningkatkan efisiensi perusahaan 20%. KfW dibebaskan dari kewajiban pembayaran
tersebut, sebaliknya apabila intervensi yang dilakukan pajak perusahaan karena status hukumnya sebagai
tidak tepat, misalnya memasukkan kepentingan politik badan publik. KfW dapat memberikan bunga yang
dalam pengelolaan BUMN akan berdampak buruk lebih rendah daripada bunga bank komersial dengan
pada kinerja perusahaan. Dalam konteks pengelolaan tujuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. KfW tidak
investasi pemerintah, keikutsertaan pemerintah boleh bersaing dengan bank-bank komersial. KfW
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hanya akan membiayai suatu proyek dimana bank-
rakyatnya. bank komersial tidak masuk untuk membiayai proyek
tersebut sesuai penugasan pemerintah.
Menurut Freidrich Wu8, pengelolaan investasi
pemerintah di Singapura yang dilakukan oleh Pengelolaan investasi pemerintah di Australia
dilaksanakan oleh The Australia Government
5 Komaruddin Sastradipoera, 2007, Sejarah Pemikiran Future Fund (AGFF) dengan tujuan mengelola dana
Ekonomi. Bandung: Kappa-Sigma, hlm. 247.
6 Rian Duchin dan Denis Sosyura, “The politics of gov- 9 Wilson Ng, “The evolution of Sovereign Wealth Fund:
ernment investment”, Journal of Financial Economics, Singapore’s Temasek Holding”, Journal of Financial
Vol. 106, Issues 1, Edisi 2012, Rochester:Simon Busi- Regulation and Complience, Vol. 5, Issues.1, Edisi
ness School University of Rochester, hlm. 36 2010, Bradford:Emerald Group Publishing Limited, hlm.
7 Shimin Chen, dkk, “Government Intervention of In- 17
vestment Efficiency: Evidance From China”, Journal of 10 Stephen K. Aikins, “Global Financial Crisis and Gov-
Corporate Finance, Vol. 17, No. 259-271, Edisi 2011, ernment Intervention: A Case for Effective Regulatory
Amsterdam:Elsevier, hlm 12. Governance”, Journal of International Public Manage-
8 Freidrich Wu, “Singapore’s Soveriegn Wealth Funds”, ment Review, Vol. 10, No. 2, Edisi 2009, St. Gallen:The
Journal of World Economics, Edisi September 2008, International Public Management Network, hlm. 23.
London:World Economics, hlm. 15. 11 https://www.kfw.de/KfW-Group/About-KfW/Zahlen-und-
Fakten/, diakses tanggal 15 Maret 2015.
34 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

pemerintah secara mandiri untuk memenuhi kewajiban hidup dan berkembang dalam masyarakat,
pemerintah di masa yang akan datang sehubungan sedangkan menurut John Austin14 yang memandang
dengan pelayanan publik dan pembayaran pensiunan hukum sebagai legal positivism yang berisi perintah
pegawai negeri sipil. Mekanisme pengelolaan dari penguasa yang berdaulat dan bagi Austin
investasi pemerintah dilakukan dengan: i) pemerintah hukum tidak tumbuh, hidup dan berkembang dalam
menetapkan mandat investasi; ii) Body of Guardian masyarakatnya sendiri, melainkan hukum dipandang
memberikan rekomendasi pelaksanaan investasi; sebagai alat penguasa, hukum tidak digunakan
iii) Investment Manager melaksanakan investasi; iv) dalam fungsinya untuk tujuan hukum itu sendiri
penyaluran/penggunaan dana hasil investasi oleh yaitu memberi keadilan. Pendapat Austin tersebut
Menteri terkait; dan v) Pengawasan oleh Australian menunjukkan bahwa hukum merupakan sub sistem
Prudential Regulation Agency (APRA). dari sistem kekuasaan, sehingga hukum itu tidaklah
otonom.
Dari uraian di atas, bahwa dalam kerangka
pemikiran negara kesejahteraan dibutuhkan Pandangan Austin berkorelasi dengan apa yang
tanggung jawab semua pihak termasuk para ahli disampaikan Roscoe Pound yang mengemukakan
hukum untuk menyiapkan regulasi yang berorientasi konsep bahwa hukum tumbuh secara alamiah dalam
kepada kesejahteraan rakyat dan perlindungan pergaulan masyarakat dan hukum selalu berubah
masyarakat. Dalam pelaksanaan pengelolaan BUMN seiring perubahan sosial sebagaimana dikemukakan
di dalam kerangka welfare state, maka regulasi oleh Von Savigny.
pengelolaan BUMN di Indonesia harus memberikan Konsepsi hukum sebagai sarana pembaharuan
adanya kepastian hukum dan pada akhirnya tujuan sosial meyakini bahwa hukum merupakan suatu
pengelolaan BUMN dapat mewujudkan kesejahteraan sistem yang memiliki muatan nilai baru yang bertujuan
seluruh rakyat Indonesia dapat diwujudkan. Menurut untuk mempengaruhi dan menimbulkan perubahan
Paul Rose12, dalam pengelolaan investasi pemerintah sosial secara terarah dan terencana. Menurut
(pengelolaan BUMN) menunjukkan keterkaitan yang Mochtar Kusumaatmadja,15 hukum memiliki korelasi
kuat antara regulasi dengan politik suatu negara, erat dengan pembangunan, hukum merupakan
dimana hukum memberikan kepastian hukum sarana pembaharuan masyarakat didasarkan atas
dalam kebijakan pengelolaan investasi pemerintah anggapan bahwa adanya keteraturan atau ketertiban
khususnya dalam pengelolaan BUMN. dalam usaha pembangunan atau pembaharuan itu
b. Pembaharuan Hukum pengelolaan BUMN di merupakan sesuatu yang diinginkan atau bahkan
Indonesia dipandang (mutlak) perlu. Hukum sebagai sarana
pembangunan berpandangan bahwa hukum dalam arti
Nathan Roscoe Pound13 dalam karyanya ”A
kaidah atau peraturan hukum bisa berfungsi sebagai
Theory of Social Interest”, menyatakan bahwa fungsi
alat (pengatur) atau sarana pembangunan dalam
hukum sangat luas termasuk untuk rekonsiliasi,
arti penyalur arah kegiatan manusia ke arah yang
harmonisasi, dan kompromi atas seluruh konflik
dikehendaki oleh pembangunan atau pembaharuan.
kepentingan dalam masyarakat (individu, publik dan
Ekokoi16, menyatakan bahwa hukum dan pendekatan
negara), dengan prinsip hanya untuk kepentingan
pembangunan merupakan kunci keberhasilan
yang terbanyak dengan pengorbanan sekecil-
pengelolaan investasi pemerintah (SWF) di Nigeria.
kecilnya kepentingan orang lain, yang dikenal
sebagai law as social engineering atau a system of Dalam konteks pengelolaan BUMN yang belum
social engineering. Hukum sebagai alat mengatur optimal dalam pelaksanaannya, sehingga perbaikan
masyarakat, keberadaannya sama dengan eksistensi dalam tata kelola BUMN yang perlu disempurnakan.
masyarakat itu sendiri, yang dari waktu ke waktu Sehingga konsep pembaharuan hukum investasi
mengalami perkembangan sebagaimana masyarakat pemerintah yang disampaikan dalam tulisan ini adalah
itu sendiri mengalami perkembangan. 14 http://plato.stanford.edu/entries/austin-john/, diakses
tanggal 5 Februari 2015.
Menurut ajaran von Savigny, hukum tumbuh, 15 Mochtar Kusumaatmadja, 2002, Fungsi dan Perkem-
bangan Hukum dalam Pembangunan Nasional, Kon-
12 Paul Rose, “Sovereign Wealth Fund investment in the sep-konsep Hukum dalam Pembangunan, kumpulan
shadow of Regulation and Politics”, Georgetown Jour- karya tulis, Pusat Studi Wawasan Nusantara, Hukum
nal of International Law, Vol. 40, No. 4, Edisi 2009, dan Pembangunan, Bandung:PT Alumni, hlm. 88.
Washington DC:Law and Policy in International Busi- 16 SE Ekokoi, “Legal and constitutional evaluation of the
ness, Georgetown University Law Center, hlm. 25. Nigerian Sovereign Wealth Fund”, Journal of Sustain-
13 Roscoe Pound, 1975, Introduction to the Philosophy able Development Law and Policy, Vol. 5, No. 1, Edisi
of Law, Edisi Keempat, New Heaven:Yale University 2015, Ado Ekiti: the OGEES Institute, College of Law
Press, hlm. 34-37. Afe Babalola University, hlm. 21.
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 35

bergerak dari perbaikan kelembagaan dan tata kelola KEDUA, Modal Super Holding BUMN berasal dari:
BUMN di Indonesia dengan melakukan perbandingan i) Penyertaan Modal Pemerintah Pusat yang berasal
lembaga pengelola investasi pemerintah yang ada di kekayaan negara yang dipisahkan; ii) Konversi
beberapa negara dan praktek pengelolaan investasi cadangan; dan iii) Sumber lainnya.
pemerintah di negara lain (Singapura, Jerman dan KETIGA, Pengurusan Super Holding BUMN
Australia). dilakukan dengan cara: i) Pengurusan Super Holding
Institusi atau lembaga pengelola investasi dilakukan oleh Direksi yang diangkat dan diberhentikan
pemerintah yang dikenal di beberapa negara, antara oleh Presiden; ii)Direksi terdiri dari para profesional
lain dapat berbentuk Development Finance Institution dengan jumlah minimal 5 orang, yang salah satunya
(DFI) atau berbentuk Sovereign Wealth Fund (SWF). diangkat sebagai Presiden Direktur; iii) Presiden
Dalam Prinsip Santiago yang disampaikan IMF, Direktur Super Holding menjadi anggota peserta
dinyatakan bahwa definisi SWF adalah dana investasi sidang cabinet; iv) Direksi diangkat melalui FPT yang
milik negara, dibentuk dan dirancang khusus oleh dilakukan oleh lembaga profesional yang ditunjuk
negara untuk menunjang kebijakan ekonomi makro oleh Presiden dan/atau tim yang ditetapkan oleh
suatu negara. DFI17 merupakan institusi keuangan Presiden; v) Anggota Direktur diangkat untuk masa
pembangunan yang dibentuk oleh negara untuk jabatan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
mempromosikan sektor-sektor ekonomi strategis kembali, sehingga masa jabatannya paling lama 10
yang menjadi tujuan pembangunan sosial ekonomi (sepuluh) tahun; vi) Direksi berwenang menjalankan
suatu negara. pengurusan Super Holding sesuai dengan kebijakan
yang dipandang tepat, dalam batas yang ditentukan
Konsepsi super holding BUMN Indonesia
dalam UU ini dan/atau AD; vii) Berwenang untuk
(Super Holding BUMN) adalah dengan mengalihkan
mewakili Super Holding di dalam maupun di luar
seluruh saham dan modal negara yang ada pada
pengadilan yang tidak berbatas dan tidak bersyarat,
BUMN dan PT saat ini sebagai penyertaan modal
kecuali ditentukan lain dalam UU ini dan/atau AD; viii)
pada Super Holding BUMN. Super Holding BUMN
Pengurusan Super Holding dilakukan sesuai dengan
ini akan menggantikan peran Kementerian BUMN
Bussiness Judgement Rules; ix) Direksi bukan
dalam pembinaan BUMN. Sehingga dalam konteks
penyelenggara Negara atau disamakan dengan
pembaharuan hukum pengelolaan BUMN di Indonesia,
penyelenggara Negara; x) Status Direksi bukan
diperlukan perubahan UU No. 19 Tahun 2003 tentang
pekerja yang tunduk pada UU Ketenagakerjaan; xi)
Badan Usaha Milik Negara menjadi undang-undang
Dalam melaksanakan tugasnya, anggota Direksi
yang secara khusus (sui generis) mengatur Super
harus mematuhi AD Super Holding, peraturan
Holding BUMN.
perundang-undangan dalam batas yang ditentukan
Super Holding BUMN nantinya akan tunduk pada dalam UU ini, dan wajib melaksanakan prinsip-prinsip
Undang-Undang tentang Super Holding yang akan profesionalisme, efisiensi dan tata kelola perusahaan
dibentuk dan menggantikan UU No. 19 Tahun 2003 yang baik (GCG), yaitu transparansi, kemandirian,
tentang BUMN. Hal-hal yang akan diatur dalam UU akuntabilitas, pertanggungjawaban dan kewajaran.
Super Holding BUMN, antara lain terkait dengan
KEEMPAT, Pengawasan Super Holding BUMN
permodalan Super Holding BUMN, pengelolaan
dilakukan melalui: i) Pengawasan Super Holding
Super Holding BUMN, pengawasan Super Holding
dilakukan langsung oleh Presiden; ii) Untuk mendukung
BUMN, tujuan pembentukan Super Holding BUMN,
tugas pengawasan, Presiden membentuk satker yang
dan tata kelola Super Holding BUMN yang dijelaskan
beranggotakan profesional;iii) Memberikan arahan
sebagai berikut.
dan/atau persetujuan kepada Direksi mengenai
PERTAMA, Super Holding BUMN memperoleh kebijakan umum pengurusan Super Holding; iv)
status badan hukum terhitung sejak diundangkannya Melakukan pengawasan jalannya pengurusan Super
Peraturan Pemerintah yang di dalamnya memuat Holding; v) Memberikan persetujuan kepada Direksi
anggaran dasar Super Holding BUMN untuk pertama untuk melakukan tindakan sesuai dengan Undang-
kali. Pengelolaan Super Holding BUMN tidak tunduk undang dan/atau anggaran dasar.
pada ketentuan dan tata cara pelaksanaan APBN.
KELIMA, Tujuan pembentukan Super Holding
17 Adesoye, dkk, “Development Finance Institution in Ni- BUMN: i) Menjadi pengelola portofolio investasi
geria: Structure, Roles and Assessment”, Journal of Fi-
Pemerintah Pusat dalam bentuk Penyertaan Modal
nance and Accounting, Vol. 5, No. 13, Edisi 2014, New
York:International Institute for Science, Technology and
Education, hlm.18.
36 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

Negara pada Persero dan Persero Lain; ii) Untuk DAFTAR PUSTAKA
menjalankan bisnis dan melaksanakan fungsi agen
pembangunan secara langsung maupun melalui Adesoye, dkk, “Development Finance Institution in
Persero dan Persero Lain; iii) Sebagai pembina Nigeria: Structure, Roles and Assessment”,
Persero dan Persero Lain; iv) Menjadi alat negara Journal of Finance and Accounting, Vol. 5, No.
sebagai motor penggerak dan pusat keunggulan 13, Edisi 2014, New York:International Institute
perekonomian nasional; v) Sebagai alat negara for Science, Technology and Education
untuk menciptakan badan usaha yang akan bersaing Emmanuele Pavaloni dan Costanzo Ranci,
di tingkat global;dan vi) Sebagai salah satu sumber “Restructuring the welfare state:reform in long-
penerimaan Negara. term care in Western Eurepean Countries”,
Journal of Eurepean Social Policy, Vol.18 (3),
E. Kesimpulan dan Rekomendasi
Edisi 2008, California:Sage Publications
1. Kesimpulan
Freidrich Wu, “Singapore’s Soveriegn Wealth Funds”,
a. Politik hukum yang merupakan konsep dan Journal of World Economics, Edisi September
asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana 2008, London:World Economics
pelaksana negara dalam hal pembentukan dan Haksoon Kim, “Political Stability and Foreign
pelaksanaan kebijakan legislasi yang bersumber Direct Investment”, International Journal of
pada nilai-nilai yang berkembang di masyarakat Economics and Finance, Vol. 2, No. 3, Edisi
untuk mencapai tujuan bernegara sesuai dengan 2010, Toronto:Canadian Center of Science and
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang juga Education
tercermin dalam upaya pembaharuan pengelolaan
Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari, 2013, Dasar-
BUMN. Pembentukan Super Holding BUMN dalam
Dasar Politik Hukum, Jakarta:Rajawali Pers
perspektif negara kesejahteraan adalah uapaya
negara mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat Jhon F. Sipayung, dkk, “Tinjauan Yuridis Holdingisasi
Indonesia sebagai kontekstual bahwa negara BUMN Dalam Rangka Peningkatan Kinerja
diberikan peran penting dan lebih besar melalui Menurut Perspektif Hukum Perusahaan”, Jurnal
BUMN untuk mengelola bumi, air, dan kekayaan Hukum Ekonomi Transparency, Vol. 1, No.1,
alam yang terkandung di dalamnya dipergunakan Edisi 2013, Medan:Fakultas Hukum Universitas
untuk sebesarnya-besarnya kemakmuran rakyat. Sumatera Utara

b. Konsep Super Holding BUMN yang akan Komaruddin Sastradipoera, 2007, Sejarah Pemikiran
menggantikan Kementerian BUMN sebagai pembina Ekonomi. Bandung: Kappa-Sigma
BUMN, secara politik hukum dilakukan melalui Mochtar Kusumaatmadja, 2002, Fungsi dan
perubahan Undang No 19 Tahun 2003 tentang Perkembangan Hukum dalam Pembangunan
BUMN dengan UU tentang Super Holding BUMN. Nasional, Konsep-konsep Hukum dalam
Pembaharuan hukum dalam pengelolaan BUMN Pembangunan, kumpulan karya tulis, Pusat
melalui pembentukan Super Holding BUMN, meliputi Studi Wawasan Nusantara, Hukum dan
pengaturan kembali kewenangan operator, regulator Pembangunan, Bandung:PT Alumni
supervisor, permodalan, dan tata kelola dari Super
Pablo Holmes, “The Politics of Law and the Laws of
Holding BUMN dimaksud.
Politics:The Political Paradoxes of Transnational
2. Rekomendasi Constitutionalism”, Indiana Journal of Global
Legal Studies, Vol. 21, Issues. 2, Edisi 2014,
Pembentukan Super Holding BUMN Indonesia Bloomington:Indiana University
untuk memperbaiki tata kelola investasi pemerintah
Paul Rose, “Sovereign Wealth Fund investment in the
di Indonesia yang menyentuh seluruh stakeholder
shadow of Regulation and Politics”, Georgetown
(operator, regulator dan supervisor) perlu segera
Journal of International Law, Vol. 40, No. 4,
diwujudkan, mengingat peran strategis BUMN sebagai
Edisi 2009, Washington DC:Law and Policy in
salah satu alternatif pembiayaan pembangunan di
International Business, Georgetown University
masa yang akan datang sangat diperlukan untuk
Law Center
mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 37

Rian Duchin dan Denis Sosyura, “The politics of


government investment”, Journal of Financial
Economics, Vol. 106, Issues 1, Edisi 2012,
Rochester:Simon Business School, University of
Rochester
Roscoe Pound, 1975, Introduction to the Philosophy
of Law, Edisi Keempat, New Heaven:Yale
University Press
SE Ekokoi, “Legal and constitutional evaluation of
the Nigerian Sovereign Wealth Fund”, Journal
of Sustainable Development Law and Policy,
Vol. 5, No. 1, Edisi 2015, Ado Ekiti: the OGEES
Institute, College of Law Afe Babalola University
Shimin Chen, dkk, “Government Intervention of
Investment Efficiency: Evidance From China”,
Journal of Corporate Finance, Vol. 17, No. 259-
271, Edisi 2011, Amsterdam:Elsevier
Stephen K. Aikins, “Global Financial Crisis and
Government Intervention: A Case for Effective
Regulatory Governance”, Journal of International
Public Management Review, Vol. 10, No. 2,
Edisi 2009, St. Gallen:The International Public
Management Network
Wilson Ng, “The evolution of Sovereign Wealth Fund:
Singapore’s Temasek Holding”, Journal of
Financial Regulation and Complience, Vol. 5,
Issues.1, Edisi 2010, Bradford:Emerald Group
Publishing Limited
38 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

PENGARUH KEBERAGAMAN KOMPOSISI GENDER


ANGGOTA DEWAN DIREKSI DAN KOMITE AUDIT TERHADAP
PENGUNGKAPAN LAPORAN KEBERLANJUTAN DAN
NILAI PERUSAHAAN
Theresia Marchella Septyani, SE., M.Ak., Dr. Christina Juliana, CPMA., ACPA
Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh langsung dan tidak langsung
antar variabel gender, corporate governance, pengungkapan laporan keberlanjutan, dan kinerja
pada perusahaan yang berada dalam indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 - 2017.
Metode analisis data yang digunakan menggunakan metode analisis jalur yang dilakukan dengan
program IBM SPSS Amos versi 22. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan tingkat
signifikansi 10%. Dari hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa anggota komite audit wanita
memiliki pengaruh terhadap pengungkapan laporan keberlanjutan dan juga kepada nilai perusahaan
dengan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 10%. Namun, anggota dewan direksi wanita tidak
memiliki pengaruh terhadap pengungkapan laporan keberlanjutan dan kepada nilai perusahaan.
Selain itu, pengungkapan laporan keberlanjutan pun tidak memiliki pengaruh terhadap nilai
perusahaan. Dengan kata lain, variabel pengungkapan laporan keberlanjutan bukan merupakan
variabel intervening karena hasil uji pengaruh tidak langsung tidak terbukti dalam penelitian ini.

Kata kunci: keragaman gender, tata kelola perusahaan, laporan keberlanjutan, nilai perusahaan.
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 39

I. PENDAHULUAN Brammer & Pavelin (2006) berpendapat


bahwa komposisi dewan direksi berpengaruh
Pada perkembangan dalam industri saat ini,
terhadap pengungkapan laporan keberlanjutan.
pandangan bahwa orientasi perusahaan hanya
Hal ini dikarenakan anggota dewan direksi memiliki
pada upaya memaksimalkan laba telah berkurang.
keselarasan dengan kepentingan stakeholders dan
Perusahaan harus fokus pada tujuan jangka
akan membuat kualitas pengungkapan laporan
panjangnya dengan memperhatikan kepentingan
keberlanjutan sebaik mungkin. Namun hasil studinya
stakeholders (Utami, 2015). Beberapa isu global saat
tidak memiliki hubungan signifikan terhadap
ini adalah kemiskinan, kelaparan, pengangguran,
pengungkapan laporan keberlanjutan. Dewan direksi
pemanasan global, dan masih banyak lagi. Sebagai
yang memiliki afiliasi industri dengan perusahaan
respon dari beberapa isu global tersebut, manajemen
menyebabkan kinerja keberlanjutan yang buruk
perusahaan diharapkan dapat turut serta dalam
(Kassinis &Vafeas, 2002). Yang menarik adalah
proses pengembangan yang berkelanjutan disetiap
Kassinis & Vafeas (2002) menemukan hubungan
pengambilan keputusannya sehingga nantinya akan
signifikan antara tuntutan lingkungan dan siapa saja
berdampak pada pengurangan angka kemiskinan,
yang menduduki posisi Dewan Direksi.
kelaparan, pengangguran dan berkontribusi pada
upaya penyelamatan lingkungan (Utami, 2015). Isu board diversity berbasis gender merupakan
Konsep triple bottom line (TBL) dikenalkan pertama kali salah satu isu tata kelola perusahaan yang berkembang
oleh John Elkington pada tahun 1988. TBL merupakan saat ini. Gender diversity tersebut berdampak pada
konsep untuk mengukur keberhasilan perusahaan keputusan perusahaan untuk merespon permintaan
dengan tiga kriteria, yaitu ekonomi, lingkungan, dan stakeholders meningkatkan pelaporan keberlanjutan.
sosial. Implikasinya lebih mengutamakan kepentingan Beberapa penelitian menemukan hubungan direksi
stakeholders (seluruh pihak yang berkepentingan wanita dan adopsi pada praktik corporate social
dengan perusahaan), tidak hanya kepentingan responsibility (Bear et al. 2010; Lan, Wang, & Zhang,
pemegang saham saja (Elkington, 2013). 2013; dan Pamies, 2013). Proporsi direksi wanita
memiliki hubungan positif dengan corporate social
Dalam beberapa dekade, pelaporan keberlanjutan
responsibility (Boulouta, 2013; Kassinis, Panayiotou,
(sustainability reporting) menjadi salah satu fokus
Dimou, & Katsifaraki, 2016; Landry, Bernardi, &
dari manajemen perusahaan dan hanya sedikit
Bosco, 2016; Seto-Pamies, 2013), namun Amran,
perusahaan yang tidak memiliki strategi pembangunan
Lee, & Selvaraj (2013) menemukan proporsi gender
berkelanjutan (Kend, 2015). Mayoritas perusahaan di
dalam dewan direksi tidak ada hubungan signifikan
dunia tidak membuat laporan keberlanjutan secara
dengan kualitas laporan keberlanjutan di Asia Pasifik.
sukarela yang berdiri sendiri, artinya berada di dalam
Selain itu, beberapa studi empiris menemukan
laporan tahunan. Dalam laporan keberlanjutan
bahwa keberadaan komite audit, komite kompensasi
tersebut mencerminkan tingkat aktivitas perusahaan
dan nominasi dalam komposisi dewan komisaris
secara menyeluruh dengan menggunakan konsep
berpengaruh pada peningkatan pengungkapan
TBL. Standar GRI membuat kesatuan bahasa
pelaporan keberlanjutan (Kend, 2015). Gray (2000)
mengenai dampak ekonomi, lingkungan, dan
dalam Kend (2015), berpendapat kualitas astetasi
sosial dari organisasi-organisasi sehingga dapat
sangat penting untuk reliabilitas pada informasi yang
dikomunikasikan dan dipahami oleh stakeholders.
tercantum dalam laporan keberlanjutan sehingga
Pelaporan keberlanjutan yang berdasarkan pada
dapat transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
standar GRI harus memberikan representasi seimbang
Tidak ada penelitian mengenai praktik audit pada
dan wajar terhadap aktivitas perusahaan dan tujuan
astetasi data sosial, namun auditor secara de facto
pembangunan keberlanjutan. Strategi pembangunan
bertanggung jawab terhadap laporan keberlanjutan
berkelanjutan dapat dilaksanakan ketika strategi
pula, baik itu terpisah ataupun menjadi satu dengan
dan kebijakan dijadikan aktivitas perusahaan yang
laporan tahunan. Oleh karena itu, tipe auditor yang
didelegasikan kepada tim yang bertanggungjawab
dipilih oleh perusahaan melalui komite audit untuk
dalam pencapaian tujuan. Oleh karena itu, struktur
melakukan assurance terhadap laporan keberlanjutan
organisasi sangat diperlukan dalam hal implementasi
dapat berpengaruh terhadap pengungkapannya.
strategi. Salah satu komponen dalam struktur
O’Sullivan, Percy, & Stewart (2008) menemukan
organisasi adalah keberadaan dewan komisaris dan
bahwa kualitas audit dapat diukur dengan frekuensi
dewan direksi.
rapat komite audit yang secara positif berhubungan
40 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

dengan level pengungkapan voluntary. Sejalan nilai perusahaan. Pengetahuan dan keterampilan
dengan Allegrini & Greco (2013) yang menemukan yang heterogen dapat meningkatkan efektivitas
frekuensi rapat komite audit memiliki hubungan positif pengawasan dan pengelolaan perusahaan sehingga
dengan level pengungkapan voluntary. Jalaludin, meningkatkan nilai perusahaan (B. D. Kim & Starks,
Sulaiman, Nazli, & Ahmad (2011) berpendapat bahwa 2016). Penelitian ini menguji pengaruh langsung
ketika semakin banyak anggota organisasi bisnis dan tidak langsung antar variabel gender, corporate
memiliki relasi dengan kelompok profesional seperti governance, pengungkapan laporan keberlanjutan,
kantor akuntan publik, semakin besar keinginan dan kinerja pada perusahaan yang berada dalam
untuk mengungkapkan laporan keberlanjutan. indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 -
Bilimoria dan Piderit (1994) dalam Boulouta (2013) 2017. Penelitian sebelumnya sebagian besar hanya
menemukan bahwa hanya komite audit dan nominasi melalui uji langsung dan bersifat parsial saja. Indeks
yang tidak menunjukkan bias berdasarkan gender LQ45 terdiri dari 45 saham perusahaan tercatat yang
dalam keanggotaannya karena banyak peraturan dan dipilih berdasar pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi
penelitian mengenai komite tersebut. Peraita (2017) pasar dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan.
berpendapat bahwa gender diversity adalah variabel Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka
budaya yang memiliki pengaruh secara politik pada tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah
keberlanjutan, mendukung partisipasi wanita dalam sebagai berikut:
setiap aktivitas di lingkungan sosial.
• Menganalisis pengaruh gender diversity
Penelitian mengenai hubungan praktik corporate dewan direksi terhadap pengungkapan laporan
social responsibility dan kinerja perusahaan sudah keberlanjutan.
banyak dilakukan di banyak negara (Hayatun, • Menganalisis pengaruh gender diversity dewan
Burhan, Rahmanti, & Kunci, 2012). Perkembangan direksi terhadap nilai perusahaan.
dalam stakeholders theory menyediakan dasar bahwa • Menganalisis pengaruh gender diversity
corporate social responsibility dapat membangun komite audit terhadap pengungkapan laporan
kepercayaan dari seluruh stakeholders. Hal ini keberlanjutan.
menjadi penting karena akan berpengaruh terhadap • Menganalisis pengaruh gender diversity komite
kesuksesan tujuan jangka panjang perusahaan. Tidak audit terhadap nilai perusahaan.
semua penelitian menunjukkan bahwa kinerja sosial • Menganalisis pengaruh pengungkapan laporan
yang baik berpengaruh juga terhadap nilai perusahaan keberlanjutan terhadap nilai perusahaan.
(Brooks & Oikonomou, 2018). Laporan keberlanjutan
yang diungkapkan diharapkan memberikan informasi II. LANDASAN TEORETIS DAN TINJAUAN PUSTAKA
non-financial yang dapat dipercaya dan memiliki
kredibilitas dalam pandangan investor, oleh karena itu Teori Stakeholders
terjadi peningkatan diskusi mengenai pengembangan Secara normatif, teori stakeholders berpendapat
proses asurans yang dilakukan untuk mengatasi bahwa seluruh stakeholders memiliki hak untuk
masalah kredibilitas dan kepercayaan tersebut diperlakukan seimbang dan adil oleh perusahaan.
(Cohen & Simnett, 2015; Sundarasen, Je-Yen, & Ketika stakeholders menginginkan peningkatan dalam
Rajangam, 2016). Peningkatan kualitas asurans kinerja perusahaan, maka manajemen sebaiknya
dapat dipengaruhi tidak hanya pemilihan jasa asurans mengelola perusahaan untuk mencapai keuntungan
tapi juga kualitasnya (Karjalainen, 2011). Park dan bagi seluruh stakeholders. Perusahaan perlu melakukan
Brorson (2015) dalam Cho, Michelon, Patten, & identifikasi keinginan stakeholders, pihak mana yang
Roberts (2014) melakukan wawancara eksekutif di 28 memiliki pengaruh terbesar yang dapat mengganggu
perusahaan dan menyimpulkan bahwa perusahaan keberlanjutan perusahaan jika keinginannya tidak
tidak memilih untuk melakukan asurans laporan terpenuhi. Definisi stakeholders menurut Freeman
keberlanjutan karena biaya yang sangat mahal dan (1984) dalam Parmar et al., (2010) adalah seluruh
percaya tidak akan menambah kualitas pelaporan kelompok atau individu yang dapat memberikan
dan nilai dari perusahaan. pengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Harisson dan Klein (2007) dalam B. D. Kim & Salah satu strategi agar menjaga hubungan dengan
Starks (2016), menunjukkan bahwa dewan direksi stakeholders adalah dengan mengungkapkan laporan
yang heterogen berhubungan dengan tingginya tahunan dan juga laporan keberlanjutan.
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 41

Teori Agency dari pengetahuan pribadi anggota dewan direksi dari


pengalaman dalam organisasi lain.
Teori agency menggambarkan hubungan yang
timbul karena terdapat kontrak yang ditetapkan Ben-Amar et al., (2017) menemukan
antara pemegang saham dengan manajemen untuk pengungkapan GHG emission secara positif
melaksanakan jasa yang menjadi kepentingan meningkat ketika terdapat paling sedikit tiga wanita
pemegang saham. Pemegang saham memberikan dalam dewan direksi. Alazzani, Hassanein, & Aljanadi
delegasi otoritas pembuatan keputusan kepada (2017) menemukan bahwa terdapat hubungan positif
manajemen. Dalam proses pengambilan keputusan antara kinerja sosial dan proporsi direksi wanita di
tersebut dapat dimungkinkan manajemen tidak perusahaan Malaysia, sama halnya dengan Allegrini &
memperhatikan kepentingan pemegang saham Greco (2013) yang menemukan ukuran dewan direksi
untuk mendapatkan pengembalian atas investasi. memiliki hubungan positif dengan pengungkapan
Adakalanya terjadi penyimpangan kepentingan secara sukarela, namun komposisi dari dewan
antara manajemen dengan pemegang saham karena direksi tidak memiliki hubungan yang signifikan.
lemahnya prosedur pengawasan. Fernandez-feijoo, Romero, & Ruiz (2015); Kassinis
et al., (2016); Martínez-Ferrero & García-Sánchez
Teori Signalling
(2018) menemukan hubungan proporsi wanita dalam
Akerlof (1970) mempelajari fenomena dewan direksi signifikan positif terhadap CSR, namun
ketidakseimbangan informasi kualitas produk antara signifikansi tergantung pada kinerja sosialnya juga.
penjual dan pembeli, dengan melakukan pengujian Begitu juga dengan Peraita (2017) yang menemukan
pada pasar mobil bekas. Dari penelitiannya ditemukan hubungan signifikan positif antara feminimitas dengan
bahwa pembeli tidak memiliki informasi terkait jumlah laporan keberlanjutan.
spesifikasi produk dan hanya memiliki persepsi secara
Berbeda halnya dengan Amran et al., (2013)
umum mengenai produk tersebut, maka pembeli akan
yang mengungkapkan bahwa proporsi gender dalam
membuat penilaian semua produk berkualitas tinggi
dewan direksi tidak berhubungan signifikan terhadap
dan rendah memiliki harga yang sama, sehingga
kualitas laporan keberlanjutan di Asia Pasifik. Maka,
dapat merugikan penjual produk kualitas tinggi.
hipotesis yang dapat diambil adalah:
Inilah yang disebut dengan informasi asimetris.
Informasi asimetris dapat diminimalisir bila penjual H1 : Gender diversity dalam dewan direksi
mengomunikasikan produk dengan memberikan memengaruhi pengungkapan laporan keberlanjutan.
sinyal berupa informasi kualitas yang dimiliki. Spence
Hubungan Gender Diversity Komite Audit dengan
(1978) kemudian mengembangkan pemikiran Akerlof
Pengungkapan Laporan Keberlanjutan
(1970) dengan basic equilibrium signalling model.
Spence (1978) mengemukakan bahwa perusahaan Komite audit memiliki tugas dan tanggung jawab
yang memiliki kinerja baik menggunakan informasi untuk melakukan penelaahan informasi keuangan,
keuangan untuk mengirimkan sinyal ke pasar. pelaksanaan aktivitas manajemen, dan pemberian
rekomendasi kepada dewan komisaris sebagai
Hubungan Gender Diversity Dewan Direksi dengan
pelaksanaan fungsi pengawasan pengelolaan
Pengungkapan Laporan Keberlanjutan
perusahaan oleh dewan direksi. Oleh karena itu
Gender diversity adalah salah satu aspek dalam anggota komite audit diwajibkan memiliki pengalaman
board diversity. Nilai dari laki-laki dan wanita berbeda dan pengetahuan dalam bidang akuntansi dan
pada tanggung jawab sosialnya. Direksi berkewajiban keuangan. Sama halnya dengan dewan direksi, gender
membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, diversity dalam komite audit dapat pula menawarkan
risalah RUPS dan rapat direksi, membuat laporan wawasan atau perbandingan pemikiran yang berasal
tahunan, dan memeriksa seluruh daftar, risalah, dan dari pengetahuan dan pengalaman pribadi anggota
dokumen keuangan Perseroan. Ben-Amar, Chang, & komite audit dari pengalaman dalam organisasi lain,
McIlkenny (2017), menemukan beberapa dukungan selain itu, berdasarkan budaya dalam masyarakat
teori mengenai gender diversity dalam dewan direksi. bahwa profesional bidang akuntansi dan keuangan
Gender diversity tersebut berdampak pada keputusan cenderung lebih teliti dan sangat taat pada peraturan
perusahaan untuk merespon permintaan stakeholders yang berlaku. Terdapat pendapat bahwa wanita lebih
meningkatkan pelaporan keberlanjutan. Gender memilih menghindari resiko melalui sikapnya yang
diverity dalam dewan direksi dapat menawarkan taat dengan peraturan dibandingkan dengan laki-laki.
wawasan atau perbandingan pemikiran yang berasal
42 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

Klein dalam Wang (2017) melakukan observasi Berdasar penjelasan tersebut, maka hipotesis yang
pada ukuran dewan direksi dan keberadaan komite dibentuk adalah:
audit yang memiliki hubungan positif dengan H2 : Gender Diversity komite audit memengaruhi
management supervision, bahwa perusahaan yang pengungkapan laporan keberlanjutan.
memiliki ukuran dewan direksi yang besar dan
keberadaan komite audit menunjukkan peningkatan Hubungan Gender Diversity Dewan Direksi
tata kelola dan tanggung jawab sosial. Chen dan Hsu dengan Nilai Perusahaan
dalam Wang (2017) menemukan bahwa deviasi pada Di Spanyol, Campbell & Mínguez-Vera (2008),
pengendalian dan keputusan arus kas memberikan menemukan hubungan signifikan positif antara board
dampak negatif pada pengungkapan informasi gender diversity dan nilai perusahaan. Nilai perusahaan
disebabkan oleh permasalahan keagenan. Allegrini yang tinggi akan meningkatkan kepercayaan pasar
& Greco (2013) berpendapat frekuensi pertemuan pada kinerja keuangan saat ini dan juga pada prospek
komite audit berhubungan positif dengan jumlah pertumbuhan perusahaan di masa depan. Julizaerma
informasi pada pengungkapan secara sukarela. Wang & Mohamad (2012) menemukan hubungan positif
(2017) pun menemukan bahwa keberadaan komite antara keberadaan direksi wanita terhadap kinerja
audit sebagai salah satu karakteristik perusahaan perusahaan di Malaysia. Dalam sebuah survey yang
memiliki hubungan positif terhadap pengungkapan dilakukan Catalyst (2011) dalam Low, Roberts, &
laporan keberlanjutan. Whiting (2015) menunjukkan bahwa perusahaan
Menurut Boiral, Heras, Marie, Brotherton, & Fortune 500 dari posisi teratas representasi direksi
Bernard (2018) publikasi laporan keberlanjutan wanita secara signifikan unggul dari perusahaan
termasuk aktivitas baru dalam perusahaan dimana yang memiliki representasi terendah dalam tingkat
belum tersedia sumber daya, kapasitas, dan pengembalian belanja modal selama periode 2004
keterampilan yang memadai. Berdasarkan pendapat - 2008. Carter, Simkins, & Simpson (2003) juga
tersebut membuktikan bahwa perlu adanya asurans melaporkan hasil yang sama yaitu hubungan positif
yang dilakukan oleh auditor sehingga dapat signifikan antara keberadaan direksi wanita pada
memengaruhi pengungkapan laporan keberlanjutan. nilai perusahaan diantara 1.000 perusahaan Fortune
Simnett, Vanstraelen, & Chua (2009) menunjukkan dengan menggunakan Tobins’ Q.
adanya hubungan yang kuat antara perusahaan Namun Carter, Simkins, Souza, & Simpson
dengan keinginan tinggi untuk meningkatkan (2008) gagal menemukan hubungan keberagaman
kredibilitas dan ingin laporan keberlanjutan yang gender dan etnis dalam dewan direksi terhadap
dikeluarkan perusahaan dilakukan asurans. Beberapa kinerja keuangan pada perusahaan indeks 500
kantor jasa akuntansi menyediakan jasa asurans S&P. Sama halnya dengan Gregory-Smith, Main,
pada laporan keberlanjutan dimana berhubungan & O’Reilly (2014) yang menemukan tidak adanya
dengan komite audit dalam perusahaan. Bilimora dan hubungan antara board gender diversity dengan
Piderit (1994) dalam Boulouta (2013) menemukan kinerja perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena untuk
bahwa hanya komite audit dan nominasi yang tidak dewan direksi dapat meningkatkan nilai, harus ada
menunjukkan bias berdasarkan gender dalam penunjukkan tanggung jawab tata kelola dan juga
keanggotaannya karena banyak peraturan dan proporsi dewan direksi wanita harus besar untuk
penelitian mengenai komite tersebut. Direktur non- dapat memengaruhi kinerja perusahaan (Green &
eksekutif menurut Tricker (1984) dalam Haniffa (2005) Homroy, 2015). Peraita (2017) juga menemukan
merupakan mekanisme check and balance dengan bahwa feminimitas tidak memberikan dampak pada
memberi nasihat mengenai aktivitas dan kinerja kualitas pelaporan keberlanjutan yang menjadi sarana
perusahaan yang akan diinformasikan kepada publik, informasi stakeholders tentang bagaimana nilai dari
kemudian direktur non-eksekutif dapat memberikan perusahaan tersebut. Maka hipotesis yang diambil
tekanan untuk terlibat pada pengungkapan tanggung adalah:
jawab sosial dalam memastikan kesesuaian legitimasi H3 : Gender diversity dalam dewan direksi
organisasi. Oleh karena itu, dewan yang didominasi memengaruhi nilai perusahaan.
oleh non-eksekutif diharapkan memiliki pengaruh
lebih besar pada pengungkapan tanggung jawab
sosial yang mewakili kepentingan stakeholders.
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 43

Hubungan Gender Diversity Komite audit dengan perilaku organisasi atau memanipulasi persepsi
Nilai Perusahaan dengan membelokkan perhatian stakeholders pada
isu problematis. Maka hipotesis yang diambil adalah:
Beberapa tugas komite audit terkait dalam
penelitian ini adalah melakukan penelaahan atas H4 : Gender Diversity komite audit memengaruhi nilai
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan perusahaan.
yang berhubungan dengan kegiatan emiten dan
Hubungan Pengungkapan Laporan Keberlanjutan
memberikan rekomendasi kepada dewan komisaris
dengan Nilai Perusahaan
mengenai penunjukkan akuntan. Jasa profesional
merupakan dampak aplikasi dari profesional Beberapa studi mengenai hubungan pelaporan
judgement dan due care dari penyedia jasa. Terdapat keberlanjutan dengan nilai perusahaan sering
kekhawatiran mengenai kebutuhan untuk melakukan berfokus pada hubungan antara isu lingkungan atau
asurans laporan keberlanjutan, sementara pangsa suatu peristiwa dan harga saham atau perubahan
pasar untuk melakukan asurans laporan tersebut harga saham. Sebagai contoh, Barth & McNichols
masih berkembang (KPMG, 2011). Clarkson et al. (1994) menyatakan bahwa pasar menilai apakah
(2008), berpendapat bahwa perusahaan dengan kewajiban superfund yang diungkapkan perusahaan
kinerja lingkungan yang baik memiliki insentif konsisten dengan kewajiban lingkungan yang
untuk menggunakan pengungkapan laporan untuk tidak direalisasi. Blacconiere & Patten (1994)
memberikan sinyal kepada investor mengenai mengungkapkan perusahaan kimia mengalami tingkat
strategi perusahaan. Sinyal ini akan meningkatkan pengembalian yang negatif setelah terjadi kebocoran
nilai perusahaan karena memberi informasi tentang bahan kimia yang signifikan, sehingga reaksi pasar
kinerja lingkungan yang memadai. Sama halnya terhadap harga saham dimitigasi untuk perusahaan
dengan Dhaliwal, Li, Tsang, & Yang (2011); Plumlee, dengan pengungkapan yang lebih baik. Lebih lanjut
Brown, Hayes, & Marshall (2015), pengungkapan dalam penelitian W. Blacconiere & Northcut (1997),
CSR penting untuk mengurangi asimetri informasi menemukan bahwa perusahaan kimia dengan
mengenai proyek CSR dengan implikasi positif pengungkapan lingkungan yang lebih luas termasuk
terhadap arus kas masa depan, dan nilai perusahaan. dalam laporan 10-K memiliki reaksi negatif yang
Simnett et al., (2009) menunjukkan adanya hubungan lemah terhadap peraturan lingkungan daripada
yang kuat antara perusahaan dengan keinginan tinggi perusahaan lain. Studi tersebut menyediakan bukti
untuk meningkatkan kredibilitas dan ingin laporan hubungan antara pengungkapan lingkungan dan
keberlanjutan yang dikeluarkan perusahaan dilakukan nilai perusahaan meskipun fokusnya hanya pada
asurans. Beberapa kantor jasa akuntansi menyediakan pengungkapannya saja dan tidak ada pengawasan
jasa asurans pada laporan keberlanjutan dimana untuk kinerja lingkungan. Cormier & Magnan (2007)
berhubungan dengan komite audit dalam perusahaan. tidak menemukan hubungan konsisten antara laporan
Bilimoira dan Piderit (1994) dalam Boulouta (2013) lingkungan dan harga saham di Perusahaan Prancis
menemukan bahwa hanya komite audit dan nominasi dan Kanada. Dhaliwal et al., (2011), Clarkson et al.,
yang tidak menunjukkan bias berdasarkan gender (2013), dan Plumlee et al., (2015) menemukan respon
dalam keanggotaannya karena banyak peraturan positif pemegang saham terhadap pengungkapan
dan penelitian mengenai komite tersebut. Gray laporan. Park dan Brorson (2015) dalam Cho et
(2006) memberikan kritik bahwa sebagian besar al., (2014) melakukan wawancara eksekutif di 28
praktik pelaporan perusahaan cukup sepele, dan perusahaan dan menyimpulkan bahwa tidak memilih
dengan data seperti itu tidak ada pembaca yang untuk melakukan asurans laporan keberlanjutan
membuat perkiraan handal mengenai kinerja sosial karena biaya yang sangat mahal dan percaya tidak
dan lingkungan. Di Cina, laporan CSR berhubungan akan menambah kualitas pelaporan dan nilai dari
dengan manajemen laba karena dipakai sebagai perusahaan. Hayatun et al., (2012) menemukan
alat stratejik untuk melakukan window dressing yang pengungkapan kinerja lingkungan dan ekonomi dalam
berakibat tingginya fee auditor untuk merespon resiko laporan keberlanjutan tidak memengaruhi kinerja
audit yang tinggi. Carey, Liu, & Qu (2017) menemukan perusahaan, berbeda dengan kinerja sosial yang
hubungan positif efek laporan CSR pada fee audit dan memiliki pengaruh positif pada kinerja perusahaan.
manajemen laba di perusahaan non-state-owned. Maka hipotesis yang diambil adalah:
Window dressing merupakan salah cara legitimasi H5 : Pengungkapan laporan keberlanjutan
dalam perusahaan dengan maksud untuk mengubah memengaruhi nilai perusahaan.
persepsi stakeholders tanpa membuat perubahan
44 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

pada perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Astra


Internasional Tbk, PT United Tractors Tbk, PT Wijaya
Karya (Persero) Tbk, PT Aneka Tambang (Persero)
Tbk, PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)
Tbk, dan PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk.
Kemudian, nilai terendah variabel persentase
gender diversity komite audit pada perusahaan PT
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten
Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Aneka
Tambang (Persero) Tbk, PT Jasa Marga (Persero)
Tbk, PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)
III. METODE PENELITIAN
Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Populasi dan Sampel Nilai tertinggi terdapat pada variabel nilai perusahaan
dengan nilai 3,11% pada perusahaan PT Indocement
Populasi dalam penelitian ini mencakup 45
Tunggal Perkasa Tbk.
perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45
di Bursa Efek Indonesia secara berturut-turut Variabel persentase gender diversity dewan
selama tahun 2015 - 2017. Beberapa kriteria dalam direksi memiliki nilai terendah 0 dan tertinggi 50%
pengambilan sampel adalah perusahaan yang dengan nilai rata-rata 0,1 dan standar deviasi 0,16.
berturut-turut mengeluarkan laporan tahunan dari Perusahaan yang memiliki nilai tertinggi pada variabel
2015 – 2017, laporan keberlanjutan secara terpisah persentase gender diversity dewan direksi adalah PT
dari laporan tahunan dari 2015 – 2017, laporan Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten
keuangan menggunakan mata uang Rupiah, dan Tbk. Variabel persentase gender diversity komite
data yang diperoleh memiliki standar deviasi bernilai audit memiliki nilai terendah 0 dan tertinggi 67%
kurang dari (<) 3. dengan nilai rata-rata 0,2 dan standar deviasi 0,21.
Perusahaan yang memiliki nilai tertinggi pada variabel
Tabel 3.1 Definisi Operasionalisasi Variabel
persentase gender diversity komite audit adalah PT
Astra Agro Lestari Tbk dan PT United Tractors Tbk.
Variabel laporan keberlanjutan memiliki nilai
terendah 0,05 dan tertinggi 0,95 dengan nilai rata-
rata dan standar deviasi masing-masing sebesar 0,36
dan 0,22. Perusahaan yang memiliki nilai terendah
pada variabel laporan keberlanjutan adalah PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, sedangkan nilai
tertinggi adalah PT Tambang Bukit Asam (Persero)
Tbk. Selanjutnya variabel nilai perusahaan yang
diproksikan dengan nilai Q memiliki nilai terendah
0,67 dan tertinggi 3,11 dengan nilai rata-rata dan
standar deviasi masing-masing sebesar 1,45 dan
0,53. Perusahaan yang memiliki nilai terendah pada
variabel nilai perusahaan adalah PT Aneka Tambang
(Persero) Tbk, sedangkan nilai tertinggi adalah PT
Indocement Tunggal Perkasa Tbk.
Tabel 4.2 Hasil Rangkuman Uji Hipotesis

IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


Dari hasil analisis statistik deskriptif, variabel
persentase gender diversity dewan direksi memiliki
nilai rata-rata paling rendah diantara variabel-variabel Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Amos
lainnya, yaitu sebesar 10,3%. Nilai terendah terdapat
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 45

Pembahasan memiliki persentase faktor kesamaan budaya lebih


besar dapat lebih memilih atau tidak memilih untuk
Hasil pengujian pada hipotesis pertama
mengungkapkan tanggung jawab sosial sebagai
menunjukkan bahwa gender diversity dalam anggota
strategi legitimasi untuk mengubah persepsi
dewan direksi tidak berpengaruh terhadap laporan
stakeholders lainnya. Misalnya saja pada penelitian
keberlanjutan. Hasil ini menolak hipotesis pertama dan
Haniffa (2005) di Malaysia menunjukkan bahwa
tidak sesuai dengan hasil penelitian yang diungkapkan
orang Malaysia lebih memilih untuk mengungkapkan
oleh Alazzani, Hassanein, & Aljanadi (2017),
tanggung jawab sosial. Faktor budaya dari direktur
Fernandez-feijoo, Romero, & Ruiz (2015), Kassinis et
keuangan akan memengaruhi kebijakan dan aktivitas
al. (2016), Martinez-Ferrero & Garcia-Sanchez (2018),
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
serta Peraita (2017) yang menyatakan bahwa proporsi
Peraita (2017) yakin bahwa gender diversity adalah
wanita dalam dewan direksi signifikan positif terhadap
variabel budaya yang memiliki salah satu efek besar
CSR. Hasil pengujian hipotesis pertama tidak sesuai
pada diseminasi keberlanjutan karena institusi politik
juga dengan agency theory. Berbeda dengan hasil
dapat memengaruhi dimensi budaya tersebut, oleh
pengujian pada hipotesis kedua yang menunjukkan
karena itu perlu didukung partisipasi wanita yang
bahwa gender diversity dalam anggota komite audit
lebih besar dalam seluruh kegiatan masyarakat.
berpengaruh terhadap laporan keberlanjutan. Hasil
Dengan persentase rata-rata yang lebih besar
ini menerima hipotesis kedua dan sesuai dengan
daripada variabel gender diversity anggota dewan
hasil penelitian yang diungkapkan oleh Wang
direksi, variabel gender diversity anggota komite
(2017) yang menyatakan keberadaan komite audit
audit lebih memiliki pengaruh terhadap laporan
menunjukkan peningkatan tata kelola dan tanggung
keberlanjutan. Keputusan dewan direksi yang efektif
jawab sosial, serta Bilimora dan Piderit (1994) dalam
juga memberikan efek pada laporan keberlanjutan.
Boulouta (2013) yang menemukan bahwa komite
Dewan direksi yang efektif menunjukkan tanggung
audit tidak menunjukkan bias berdasarkan gender
jawab manajemen yang kuat dimana saat tujuan dari
dalam keanggotaannya karena banyak peraturan dan
strategi awal sudah tercapai, lebih sedikit upaya yang
penelitian mengenai komite audit.
dapat diarahkan pada praktik pengungkapan.
Perusahaan yang memilih terlibat aktif dalam
Dilihat dari tugas dan fungsinya, komite audit
pengungkapan laporan keberlanjutan adalah untuk
memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan
mendapatkan penghargaan, meningkatkan citra
penelaahan informasi keuangan, pelaksanaan
perusahaan, mendapatkan dukungan pemerintah
aktivitas manajemen, dan pemberian rekomendasi
serta kemudahan memperoleh dana. Pengungkapan
kepada dewan komisaris sebagai pelaksanaan
tidak dapat lepas dari aspek budaya dan dikaitkan
fungsi pengawasan pengelolaan perusahaan oleh
pada kebijakan pemerintah. Ketika pemerintah
dewan direksi. Oleh karena itu anggota komite audit
adalah salah satu stakeholders suatu perusahaan,
diwajibkan memiliki pengalaman dan pengetahuan
membangun reputasi perusahaan yang bertanggung
dalam bidang akuntansi dan keuangan. Gender
jawab sosial terhadap kinerja dan pengungkapan
diversity dalam komite audit menawarkan wawasan
aktivitas tanggung jawab sosial akan terlihat pada
atau perbandingan pemikiran yang berasal dari
rencana strategis dalam membina hubungan
pengetahuan dan pengalaman pribadi anggota
dengan stakeholders (Roberts, 1992 dalam Haniffa,
komite audit dimana pada umumnya profesional
2005). Sebuah tantangan besar yang dihadapi oleh
bidang akuntansi dan keuangan cenderung lebih
perusahaan untuk menyediakan laporan keberlanjutan
teliti dan sangat taat pada peraturan yang berlaku.
sebagai salah satu sarana komunikasi informasi CSR
Hal ini juga diperkuat bahwa karakteristik wanita
yang relevan bagi stakeholders. Hal ini disebabkan
umumnya menghindari resiko dibanding pria yang
laporan keberlanjutan masih bersifat voluntary di
lebih bersifat risk taker, misalnya wanita lebih sering
Indonesia oleh karena itu sumber daya manusia
untuk melakukan double checking.
dalam pembuatan laporan keberlanjutan masih
kurang memadai sehingga dapat menyebabkan biaya Publikasi laporan keberlanjutan termasuk
untuk menyediakan laporan cukup besar. aktivitas yang baru dalam perusahaan dimana
belum tersedia sumber daya, kapasitas, dan
Perusahaan yang dikelola oleh berbagai
keterampilan memadai untuk dapat menghasilkan
diversity seperti etnis, gender, dan faktor budaya
laporan keberlanjutan sesuai dengan standard yang
lainnya, menunjukkan bahwa dewan direksi yang
berlaku, salah satunya adalah GRI standard. Adapun
46 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

laporan yang berkualitas harus seimbang, dapat dewan direksi tidak seimbang dengan proporsi pria
diperbandingkan, akurat, handal, tepat waktu, dan dalam anggota dewan direksi belum tentu dengan
jelas. Oleh karena itu, terdapat pendapat bahwa perlu adanya gender diversity dapat meningkatkan kualitas
adanya asurans yang dilakukan oleh auditor eksternal pengambilan keputusan yang strategis yang pada
sehingga dapat memengaruhi pengungkapan laporan akhirnya juga menjadi bias dalam meningkatkan nilai
keberlanjutan seperti pendapat Simnett, Vanstraelen, perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena untuk dewan
& Chua (2009). Bilimoira dan Piderit (1994) dalam direksi dapat meningkatkan nilai, harus terdapat
Boulouta (2013) menemukan bahwa hanya komite penunjukkan tanggung jawab tata kelola dan juga
audit yang tidak menunjukkan bias berdasarkan proporsi dewan direksi wanita harus seimbang untuk
gender dalam keanggotaannya karena banyak dapat memengaruhi kinerja perusahaan seperti yang
peraturan dan penelitian mengenai komite audit. Oleh diungkapkan oleh Green dan Homroy (2015). Peraita
karena tugas komite audit merupakan pelaksanaan (2017) menemukan feminimitas tidak memberikan
tugas pengawasan dewan komisaris yang bersifat dampak pada kualitas pelaporan keberlanjutan
independen, maka dengan adanya komite audit yang menjadi sarana informasi stakeholders tentang
dapat meningkatkan tata kelola dan tanggung jawab bagaimana nilai perusahaan tersebut. Berbeda
sosial dimana pada akhirnya akan memengaruhi dengan tugas dan kewenangan komite audit sebagai
peningkatan nilai perusahaan. salah satu alat pengawasan dari dewan komisaris,
Kemudian hasil pengujian hipotesis ketiga dimana maka anggota komite audit ditambah dengan adanya
gender diversity dalam anggota dewan direksi tidak gender diversity dalam anggota komite audit, selalu
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil ini berusaha untuk memberikan rekomendasi perbaikan
menolak hipotesis ketiga dan tidak sesuai dengan dalam hal pengelolaan perusahaan kepada dewan
hasil penelitian Julizaerma & Mohamad (2012) direksi agar nantinya dapat meningkatkan nilai
dan Carter et al., (2013) yang menyatakan adanya perusahaan demi kepentingan stakeholders.
hubungan positif signifikan antara direksi wanita pada Hasil pengujian pada hipotesis kelima yang
nilai perusahaan. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa laporan keberlanjutan tidak
tidak sesuai dengan teori stakeholders. Selanjutnya berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil
dengan hasil pengujian hipotesis keempat dimana ini menolak hipotesis kelima dan sesuai dengan
gender diversity dalam anggota komite audit Cormier & Magnan (2007) yang tidak menemukan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil ini hubungan konsisten antara laporan lingkungan dan
menerima hipotesis keempat dan sesuai dengan hasil harga saham di perusahaan Prancis dan Kanada
penelitian Simnett et al., (2009) yang menunjukkan serta Hayatun et al., (2012) yang menemukan
adanya hubungan kuat antara perusahaan dengan pengungkapan kinerja lingkungan dan ekonomi
keinginan tinggi meningkatkan kredibilitas dan ingin dalam laporan keberlanjutan tidak memengaruhi
laporan keberlanjutan yang dikeluarkan perusahaan kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa
dilakukan asurans, serta penelitian di Cina yang laporan keberlanjutan kurang memberikan informasi
mengungkapkan bahwa laporan CSR berhubungan yang relevan untuk komunitas investor. Komunitas
dengan manajemen laba sehingga berakibat tingginya investor lebih mengutamakan kinerja secara
fee auditor eksternal yang dipilih sesuai dengan fundamental. Hasil pengujian pada hipotesis kelima
rekomendasi anggota komite audit. tidak sesuai dengan teori signalling, dimana informasi
Secara khusus, dewan direksi berwenang yang dipublikasikan akan memberikan sinyal bagi
menjalankan pengelolaan sesuai dengan kebijakan investor dalam pengambilan keputusan investasi. Hal
yang dipandang tepat dalam batas yang ditentukan ini dikarenakan nilai pasar saham yang digunakan
dalam Undang-Undang dan atau Anggaran Dasar. untuk menghitung nilai perusahaan adalah harga
Kegagalan untuk mengelola dapat menghambat penutupan perdagangan saham pada tanggal 31
realisasi manfaat dari sumber daya yang dimiliki oleh Desember sedangkan laporan tahunan dan atau
perusahaan. Wanita dapat memfasilitasi keputusan laporan keberlanjutan dipublikasikan setelah tanggal
dan informasi yang lebih banyak membawa perspektif 31 Desember, sehingga investor sudah melakukan
yang berbeda (Ben-Amar et al., 2017). Proporsi respon pada tanggal 31 Desember dan bukan pada
anggota dewan yang seimbang merupakan dewan saat laporan dipublikasikan.
yang berbakat dimana gender diversity dalam dewan Sesuai dengan teori stakeholders yaitu seluruh
direksi dapat meningkatkan pengambilan keputusan stakeholders memiliki hak untuk diperlakukan
strategis dengan menggunakan beragam perspektif, seimbang dan adil oleh perusahaan. Ketika
sehingga ketika proporsi wanita dalam anggota stakeholders menginginkan peningkatan dalam
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 47

kinerja perusahaan, maka manajemen sebaiknya 1 (satu) laporan sudah dapat memenuhi kebutuhan
mengelola perusahaan untuk mencapai keuntungan investor dan stakeholders lainnya. Di masa depan,
bagi seluruh stakeholders. Perusahaan perlu transparansi dalam pelaporan adalah hal penting
melakukan identifikasi keinginan stakeholders, untuk membangun kepercayaan publik, dimana
pihak mana yang memiliki pengaruh terbesar yang suatu pelaporan kinerja akan memberikan wawasan
dapat mengganggu keberlanjutan perusahaan jika mengenai bagaimana perusahaan memandang
keinginannya tidak terpenuhi. Dalam membuat dirinya sendiri dan perannya dalam masyarakat.
nilai perusahaan, strategi yang perlu dilakukan Hal tersebut akan menciptakan komitmen untuk
harus sejalan dengan tujuan perusahaan, sehingga meningkatkan kinerja perusahaan di masa depan.
perusahaan lebih dulu menentukan apa yang Laporan terintegrasi dibangun dengan konsep
menjadi visi dan misi secara spesifik. Perusahaan capital stewardship untuk penciptaan nilai jangka
menggunakan seluruh modal/sumber daya yang ada panjang perusahaan. Laporan terintegrasi ini
seperti keuangan, intelektual, manusia, lingkungan, merupakan bentuk laporan yang sangat komprehensif
dan sebagainya untuk masuk ke dalam proses yang berisi informasi mengenai bagaimana
operasional bisnis dengan tantangan yang diberikan perusahaan memandang dirinya sendiri dan perannya
oleh lingkungan eksternal. Sebelum masuk ke dalam dalam masyarakat, terdiri dari laporan manajemen,
proses bisnis, perusahaan perlu memerhatikan laporan keuangan, dan laporan keberlanjutan serta
peluang dan risiko yang ada, bagaimana alokasi penciptaan nilai perusahaan. Secara keseluruhan,
strategi dan sumber daya, dan pertimbangan lainnya pengujian pada model penelitian ini tidak dapat
yang dapat memengaruhi proses bisnis. Dengan membuktikan pengaruh tidak langsung pada variabel
beroperasinya suatu perusahaan melalui produknya, gender diversity dewan direksi dan gender diversity
akan menghasilkan output yang diharapkan yang komite audit terhadap nilai perusahaan dengan
pada akhirnya nanti akan dapat terukur bagaimana pengungkapan laporan keberlanjutan sebagai
mengenai kinerjanya dan dapat membuat estimasi variabel intervening dalam indeks LQ45 di Bursa Efek
pertumbuhan perusahaan dimasa depan. Selanjutnya Indonesia tahun 2015 – 2017.
disusunlah laporan sebagai salah satu bentuk
komunikasi antara para pemangku kepentingan V. SIMPULAN, IMPLIKASI MANAJERIAL, DAN
dengan perusahaan agar para pemangku kepentingan SARAN
mendapat informasi yang dapat saja memengaruhi
Dari hasil analisis data, diperoleh kesimpulan
pengambilan keputusan para pemangku kepentingan.
bahwa proporsi anggota komite audit wanita
Hingga saat ini, laporan keberlanjutan masih bersifat
memiliki pengaruh terhadap pengungkapan laporan
voluntary di Indonesia.
keberlanjutan dan juga kepada nilai perusahaan.
Gray (2006) memberikan kritik bahwa sebagian Sebaliknya, proporsi anggota dewan direksi wanita
besar praktik pelaporan perusahaan cukup sepele, tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan
dan dengan data seperti itu tidak ada pembaca yang laporan keberlanjutan dan juga pada nilai perusahaan.
membuat perkiraan handal mengenai kinerja sosial Penelitian ini menemukan bahwa laporan
dan lingkungan. Di Cina, laporan CSR berhubungan keberlanjutan tidak memiliki pengaruh terhadap nilai
dengan manajemen laba karena dipakai sebagai perusahaan. Secara keseluruhan, pengujian pada
alat stratejik untuk melakukan window dressing model penelitian ini tidak dapat membuktikan pengaruh
yang berakibat tingginya fee auditor untuk merespon tidak langsung pada variabel gender diversity dewan
resiko audit yang tinggi. Window dressing merupakan direksi dan gender diversity komite audit terhadap
salah cara legitimasi dalam perusahaan dengan nilai perusahaan dengan pengungkapan laporan
maksud untuk mengubah persepsi stakeholders keberlanjutan sebagai variabel intervening dalam
tanpa membuat perubahan perilaku organisasi indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 –
atau memanipulasi persepsi dengan membelokkan 2017.
perhatian stakeholders pada isu problematis.
Implikasi manajerial dalam penelitian ini adalah
Menurut Undang-Undang No. 40 tahun 2007, memberikan input kepada manajemen bahwa
direksi wajib menyampaikan laporan tahunan keberagaman komposisi dewan direksi dan komite
kepada RUPS setelah ditelaah oleh dewan komisaris audit memiliki pengaruh pada pengungkapan laporan
paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku keberlanjutan dan nilai perusahaan berdasarkan
berakhir. Laporan tahunan ini memiliki 2 (dua) tipe gender diversity, namun perlu diperhatikan
laporan secara kuantitatif dan kualitatif sehingga keseimbangan jumlah perbandingan pria dan wanita
dengan informasi yang cukup komprehensif dalam dalam komposisi dewan direksi dan komite audit.
48 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

Keseimbangan jumlah ini agar terpenuhinya prinsip Bear, S., Rahman, N., Post, C., 2010. The impact
kesetaraan hak antara wanita dan pria di lingkungan of board diversity and gender composition
kerja. Laporan keberlanjutan yang dihasilkan oleh on corporate social responsibility and firm
manajemen ternyata tidak memiliki pengaruh terhadap reputation. J. Bus. Ethics 97, 207–221
nilai perusahaan karena informasi yang disajikan Ben-Amar, W., Chang, M., & McIlkenny, P. (2017).
untuk saat ini tidak menarik perhatian komunitas Board Gender Diversity and Corporate Response
investor. Hal ini disebabkan laporan keberlanjutan to Sustainability Initiatives: Evidence from the
masih bersifat voluntary di Indonesia oleh karena Carbon Disclosure Project. Journal of Business
itu sumber daya manusia dalam pembuatan laporan Ethics, 142(2), 369–383. https://doi.org/10.1007/
s10551-015-2759
keberlanjutan masih kurang memadai yang pada
akhirnya menimbulkan biaya cukup besar. Blacconiere, W. G., & Patten, D. M. (1994).
Environmental disclosures, regulatory costs,
Beberapa saran bagi penelitian selanjutnya agar and changes in firm value. Journal of Accounting
menjadi lebih baik adalah dengan menambahkan and Economics, 18(3), 357–377. https://doi.
variabel lain dalam model penelitian. Misalnya dengan org/10.1016/0165-4101(94)90026-4
menambahkan variabel corporate governance
Blacconiere, W., & Northcut, W. (1997). Environmental
lainnya, seperti frekuensi jumlah rapat, kepemilikan information and market reactions to
manajerial, kepemilikan institusional. Data observasi environmental legislation. Journal of Accounting,
dibuat dengan data panel sehingga dapat diuji per titik Auditing & Finance, 12(2), 149–178. https://doi.
untuk mengetahui pengaruh gender diversity dewan org/10.1080/00207239608711067
direksi dan komite audit pada 1 (satu) perusahaan Boiral, O., Heras, I., Marie, S., Brotherton, C.,
disetiap tahunnya. Misalnya bagaimana pengaruhnya & Bernard, J. (2018). Ethical Issues in
terhadap pengungkapan laporan keberlanjutan ketika the Assurance of Sustainability Reports :
pada titik pertama persentase gender diversity dewan Perspectives from Assurance Providers. Journal
direksi sebesar 20% dan pada titik kedua sebesar of Business Ethics, (0123456789). https://doi.
40%. Dapat menggunakan data perusahaan yang org/10.1007/s10551-018-3840-3
memiliki kelompok industri yang sejenis sebagai data Boulouta, I. (2013). Hidden Connections : The Link
observasi, misalnya perusahaan yang tergolong pada Between Board Gender Diversity and Corporate
kelompok industri manufaktur. Social Performance, 185–197. https://doi.
org/10.1007/s10551-012-1293-7
DAFTAR PUSTAKA
Brammer, S. J., & Pavelin, S. (2006). Corporate
Alazzani, A., Hassanein, A., & Aljanadi, Y. (2017). reputation and social performance: The
Impact of gender diversity on social and importance of fit. Journal of Management
environmental performance: evidence from Studies, 43(3), 435–455. https://doi.org/10.1111/
Malaysia. Corporate Governance: The j.1467-6486.2006.00597.x
International Journal of Business in Society,
Brooks, C., & Oikonomou, I. (2018). The effects
17(2), 266–283. https://doi.org/10.1108/CG-12-
of environmental, social and governance
2015-0161
disclosures and performance on firm value: A
Allegrini, M., & Greco, G. (2013). Corporate boards, review of the literature in accounting and finance.
audit committees and voluntary disclosure: British Accounting Review, 50(1), 1–15. https://
Evidence from Italian Listed Companies. Journal doi.org/10.1016/j.bar.2017.11.005
of Management and Governance, 17(1), 187–
Campbell, K., & Mínguez-Vera, A. (2008). Gender
216. https://doi.org/10.1007/s10997-011-9168-3
diversity in the boardroom and firm financial
Amran, A., Lee, S. P., & Selvaraj, S. (2013). The In performance. Journal of Business Ethics, 83(3),
fluence of Governance Structure and Strategic 435–451. https://doi.org/10.1007/s10551-007-
Corporate Social Responsibility Toward 9630-y
Sustainability Reporting Quality. https://doi.
Carey, P., Liu, L., & Qu, W. (2017). Voluntary
org/10.1002/bse.1767
corporate social responsibility reporting and
Barth, M. E., & McNichols, M. F. (1994). Estimation financial statement auditing in China. Journal
and Market Valuation of Environmental of Contemporary Accounting and Economics,
Liabilities Relating to Superfund Sites. Journal 13(3), 244–262. https://doi.org/10.1016/j.
of Accounting Research, 32(3), 177–209. https:// jcae.2017.09.002
doi.org/10.2307/2491446
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 49

Carter, D. A., Simkins, B. J., & Simpson, W. G. (2003). Green, C. P., Homroy, S., Green, C. P., & Homroy,
Carter_et_al-2003-Financial_Review, 38. https:// S. (2015). Female D irectors , Key Committees
doi.org/10.1103/PhysRevD.97.115021 , and Firm Performance Female directors , key
committees , and firm performance, 1–41.
Carter, D. A., Simkins, B. J., Souza, F. D., & Simpson,
W. G. (2008). the Diversity of Corporate Board Gregory-Smith, I., Main, B. G. M., & O’Reilly, C. A.
Committees and Financial Performance. (2014). Appointments, pay and performance in
Wall Street Journal. https://doi.org/10.2139/ UK boardrooms by gender. Economic Journal,
ssrn.972763 124(574), 109–128. https://doi.org/10.1111/
ecoj.12102
Cho, C. H., Michelon, G., Patten, D. M., & Roberts, R.
W. (2014). CSR report assurance in the USA: Haniffa, R.M., (2005). The Impact of Culture and
An empirical investigation of determinants and Governance on Corporate Social Reporting.
effects. Sustainability Accounting, Management Journal of Accounting and Public Policy 24, 391-
and Policy Journal, 5(2), 130–148. https://doi. 430
org/10.1108/SAMPJ-01-2014-0003 Hayatun, A., Burhan, N., Rahmanti, W., & Kunci,
Clarkson, P. M., Li, Y., Richardson, G. D., & Vasvari, K. (2012). The Impact of Sustainability
F. P. (2008). Revisiting the relation between Reporting on Company Performance Dampak
environmental performance and environmental Kesinambungan Pelaporan Pada Kinerja
disclosure: An empirical analysis. Accounting, Perusahaan. Journal of Economics, 15(2), 257–
Organizations and Society, 33, 303–327. 272.

Clarkson, P. M., Fang, X., Li, Y., & Richardson, G. Jalaludin, D., Sulaiman, M., Nazli, N., & Ahmad,
D. (2013). The relevance of environmental N. (2011). Understanding environmental
disclosures: Are such disclosures incrementally management accounting ( EMA ) adoption : a
informative? Journal of Accounting and Public new institutional sociology perspective. https://
Policy, 32, 410–431. doi.org/10.1108/17471111111175128

Cohen, J. R., & Simnett, R. (2015). CSR and assurance Julizaerma, M. K., & Mohamad, Z. (2012). Gender
services: A research agenda. Auditing, 34(1), Diversity in the Boardroom and Firm Performance
59–74. https://doi.org/10.2308/ajpt-50876 of Malaysian Public Listed Companies .
Procedia - Social and Behavioral Sciences, 65
Cormier, D., & Magnan, M. (2007). The revisited (ICIBSoS), 1077–1085. https://doi.org/10.1016/j.
contribution of environmental reporting to sbspro.2012.11.374
investors’ valuation of a firm’s earnings: An
international perspective. Ecological Economics, Karjalainen, J. (2011). Audit Quality and Cost of
62(3–4), 613–626. https://doi.org/10.1016/j. Debt Capital for Private Firms : Evidence from
ecolecon.2006.07.030 Finland, 108, 88–108. https://doi.org/10.1111/
j.1099-1123.2010.00424.x
Dhaliwal, D. S., Li, O. Z., Tsang, A., & Yang, Y. G.
(2011). Voluntary nonfinancial disclosure and the Kassinis, G., Panayiotou, A., Dimou, A., & Katsifaraki,
cost of equity capital: The initiation of corporate G. (2016). Gender and Environmental
social responsibility reporting. Accounting Sustainability: A Longitudinal Analysis. Corporate
Review, 86(1), 59–100. https://doi.org/10.2308/ Social Responsibility and Environmental
accr.00000005 Management, 23(6), 399–412. https://doi.
org/10.1002/csr.1386
Elkington, J. (2013). Enter the triple bottom line. The
Triple Bottom Line: Does It All Add Up, 1(1986), Kassinis, G., & Vafeas, N. (2002). Corporate boards
1–16. https://doi.org/10.4324/9781849773348 and outside stakeholders as determinants of
environmental litigation. Strategic Management
Fernandez-feijoo, B., Romero, S., & Ruiz, S. (2015). Journal, 23(5), 399–415. https://doi.org/10.1002/
Multilevel Approach to Sustainability Report smj.230
Assurance Decisions, 25(75). https://doi.
org/10.1111/auar.12104 Kend, M. (2015). Governance, firm-level
characteristics and their impact on the client’s
Global Reporting Initiative. (2016). Sustainability voluntary sustainability disclosures and
Reporting Guidelines, Version 4.0. assurance decisions. Sustainability Accounting,
Gray, Rob. (2006). Social, environmental and Management and Policy Journal, 6(1), 54–78.
sustainability reporting and organisational value https://doi.org/10.1108/SAMPJ-12-2013-0061
creation?: Whose value? Whose creation?, Kim, B. D., & Starks, L. T. (2016). Gender Diversity
Accounting, Auditing & Accountability Journal, on Corporate Boards : Do Women Contribute
Vol. 19 Issue: 6, pp.793-819, https://doi. Unique Skills ? †, 106(5), 267–271.
org/10.1108/09513570610709872
50 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

Kim, Y., Park, M. S., & Wier, B. (2012). Is earnings POJK nomor 55/POJK.04/2015 (2015). Peraturan
quality associated with corporate social Otoritas Jasa Keuangan nomor 55 tahun
responsibility? Accounting Review, 87(3), 761– 2015 tentang Pembentukan dan Pedoman
796. https://doi.org/10.2308/accr-10209 Pelaksanaan Kerja Komite Audit. Jakarta:
KPMG. (2011). International Survey of Corporate Otoritas Jasa Keuangan.
Responsibility Reporting 2011. Fortune, 1–36. Samkin, G., Schneider, A., Samkin, G., Schneider, A.,
https://doi.org/10.1038/nnano.2013.238 Journal, A., Gray, R., … Mcleay, S. J. (2010).
Lan, Y., Wang, L., & Zhang, X. (2013). Determinants Article information : Accounting, Auditing &
and features of voluntary disclosure in the Accountability Journal (Vol. 23).
Chinese stock market. China Journal of Seto-Pamies, Dolors., 2013. The Relationship
Accounting Research, 6(4), 265–285. https://doi. between Women Directors and Corporate Social
org/10.1016/j.cjar.2013.04.001 Responsibility. https://DOI:10.1002/csr.1349
Landry, E. E., Bernardi, R. A., & Bosco, S. M. (2016). Simnett, R., Vanstraelen, A., & Chua, W. F. (2009).
Recognition for Sustained Corporate Social Assurance on Sustainability Reports: An
Responsibility: Female Directors Make a International Comparison An International
Difference, 36(June 2014), 27–36. https://doi. Comparison. The Accounting Review,
org/10.1002/csr.1358 84(3), 937–967. https://doi.org/10.2308/
Low, D. C. M., Roberts, H., & Whiting, R. H. (2015). accr.2009.84.3.937
Pacific-Basin Finance Journal Board gender Spence, M. (1978). JOB MARKET SIGNALING
diversity and fi rm performance: Empirical **The essay is based on the author’s
evidence from Hong Kong, South Korea ,Malaysia doctoral dissertation (“Market Signalling: The
and Singapore. Pacific-Basin Finance Journal. Informational Structure of Job Markets and
https://doi.org/10.1016/j.pacfin.2015.02.008 Related Phenomena,” Ph.D. thesis, Harvard
Martínez-Ferrero, J., & García-Sánchez, I. M. University, 1972), forthcoming as a book entitled
(2018). The Level of Sustainability Assurance: Market Signalin. Uncertainty in Economics
The Effects of Brand Reputation and Industry (Vol. 87). ACADEMIC PRESS, INC. https://doi.
Specialisation of Assurance Providers. Journal org/10.1016/B978-0-12-214850-7.50025-5
of Business Ethics, 150(4), 971–990. https://doi. Sundarasen, S. D. D., Je-Yen, T., & Rajangam, N.
org/10.1007/s10551-016-3159-x (2016). Board composition and corporate social
O’Sullivan, M., Percy, M., & Stewart, J. (2008). responsibility in an emerging market. Corporate
Australian evidence on corporate governance Governance: The International Journal of
attributes and their association with forward- Business in Society, 16(1), 35–53. https://doi.
looking information in the annual report. Journal org/10.1108/CG-05-2015-0059
of Management and Governance, 12(1), 5–35. Undang-undang No.40. (2007). Undang-Undang
https://doi.org/10.1007/s10997-007-9039-0 Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
Parmar, B. L., Freeman, R. E., Harrison, S., Wicks, 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Www.
A. C., Purnell, L., & Colle, S. De. (2010). The Hukumonline.Com, 1–189. Retrieved from www.
Academy of Management Annals Stakeholder hukumonline.com
Theory: The State of the Art, (May 2013), 403– Utami, W. (2015). Financial Performance and the
445. Quality of Sustainability Disclosure Based on
Peraita, C. (2017). The Relationship between Global Reporting Initiative: Value Relevances
Femininity and Sustainability Reporting. https:// Study in Indonesia Stock Exchange.
doi.org/10.1002/csr.1423 Mediterranean Journal of Social Sciences, 6(5),
243–248. https://doi.org/10.5901/mjss.2015.
Plumlee, M., Brown, D., Hayes, R. M., & Marshall, R. v6n5s5p243
S. (2015). Voluntary environmental disclosure
quality and firm value: Further evidence. Wang, M. C. (2017). The relationship between firm
Journal of Accounting and Public Policy, characteristics and the disclosure of sustainability
34(4), 336–361. https://doi.org/10.1016/j. reporting. Sustainability (Switzerland), 9(4).
jaccpubpol.2015.04.004 https://doi.org/10.3390/su9040624
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 51

ANALISIS PROSPEK BISNIS BUMN YANG


TERGABUNG DI IDX BUMN20 PASCA KASUS KORUPSI
(STUDI KASUS PADA PT WASKITA KARYA, TBK DAN
PT WIJAYA KARYA, TBK)
Agatha Christiani Prasetyo, Agung Billy Sanjaya
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

ABSTRAK

BUMN di Indonesia sering tersandung kasus korupsi. Hal ini menjadi perhatian berbagai kalangan
terkait kasus tersebut. Salah satu faktor yang terindikasi sebagai penyebab korupsi adalah
lemahnya praktik Good Corporate Governance (GCG) di BUMN. Korupsi menciptakan image buruk
dan akan mempengaruhi prospek bisnis ke depan dari BUMN. Selain itu, korupsi yang terjadi bagi
perusahaan akan menurunkan ekspektasi investor terhadap perusahaan tersebut, yang tercermin
melalui harga saham. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis prospek bisnis ke
depan BUMN pasca kasus korupsi. Metode analisis yang digunakan adalah metode studi kasus
pada perusahaan BUMN PT Waskita Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Tbk, dengan menggunakan
pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa fundamental
perusahaan dan teknologi memiliki peran di dalam memulihkan kondisi perusahaan pasca isu
korupsi yang menjerat BUMN, selain itu menjadi BUMN yang go public juga dapat menjadi solusi
di dalam meningatkan komitmen dari BUMN terkait kinerja dan GCG.

Kata kunci : Korupsi, GCG, Kinerja keuangan, Teknologi, BUMN go public


52 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

1. LATAR BELAKANG PENELITIAN mempertimbangkan GCG dan pemanfaatan teknologi


yang dimiliki.
Salah satu fungsi BUMN adalah membantu
pemerintah dalam meningkatkan pembangunan 2. LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
demi kesejahteraan rakyat. Investasi menjadi kunci 2.1. Kerangka Teori
penggerak BUMN dalam melakukan pembangunan.
Seperti proyek BUMN pada tahun 2015 yakni “Tol Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti
Laut” yang membutuhkan investasi mencapai Rp 109 kemukakan, maka peneliti memakai kasus yang
trilliun dalam rangka penciptaan kesetaraan harga dialami oleh emiten WSKT dan WIKA permulaan
di seluruh wilayah Indonesia. Dengan nilai investasi alur rerangka teorinya. Dari teori-teori utama dan
yang cukup fantastis, BUMN perlu untuk melakukan pendukung yang akan peneliti ungkapkan dibawah,
pengelolaan investasi secara optimal dan Good maka sebelumnya peneliti telah menyusun kerangka
Corporate Governance (GCG) menjadi sarana yang teori, sebagai berikut:
dinilai efektif untuk dapat meningkatkan kualitas Gambar 2.1. Kerangka Teori
pengelolaan atas investasi yang dimiliki BUMN.
Dilansir dari detik.com, terdapat 6 pejabat BUMN
yang dijerat KPK pada awal 2019 karena kasus
korupsi. Korupsi yang terjadi menunjukkan bahwa
BUMN belum secara optimal mengimplementasikan
GCG. Oleh karena itu, pemerintah mendorong BUMN
untuk melakukan go public sebagai upaya dalam
meningkatkan GCG pada BUMN.
Dengan menjadi bagian dalam lantai bursa,
BUMN akan memiliki sistem pengawasan yang
baik dan dapat dengan mudah memperoleh akses
investasi. Selain itu BUMN juga perlu meningkatkan
penggunaan teknologi dalam operasionalnya. Menurut
E. Porter investasi IT (Informasi Teknologi) dapat
memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan.
2.2. Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate
Hal ini menunjukkan bahwa teknologi memiliki peran
Governance)
untuk mendukung kegiatan bisnis perusahaan, yang
akan membuat perusahaan menjadi lebih produktif Korporasi yang bisa mewujudkan penerapan
dan efektif dalam menjalankan bisnisnya, serta dapat sistem tata kelola perusahaan (GCG) yang baik dapat
meminimalkan perilaku fraud. membangun fundamentalnya dengan kokoh. Karena
kinerja keuangan korporasi tidak akan berkelanjutan
Hal-hal diatas menunjukkan bahwa BUMN
bila tidak dilandasi dengan praktik-praktik tata kelola
yang sudah go public dan memanfaatkan teknologi
perusahaan (GCG) yang baik juga. Transaparansi
dalam proses bisnisnya diharapkan memiliki nilai
dan akuntabilitas merupakan komponen GCG yang
perusahaan yang baik dan tercermin dalam harga
dapat menimbulkan reaksi positif pada investor.
pasar saham yang tinggi. Namun kenyatannya, masih
ada beberapa BUMN, yang sudah go public dan yang 2.3. Teori Keagenan
bahkan masuk kedalam indeks IDX BUMN20 seperti
Teori keagenan menurut Jensen dan
PT Waskita Karya Tbk (Waskita) dan PT Wijaya Karya
Mecking (1976) adalah teori yang menjelaskan
Tbk Wika) terlibat kasus korupsi dan sudah terkena
mengenai hubungan antara pihak penyedia dana
Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK. Hal ini
(prinsipal) yakni pemegang saham dengan pihak
tentu akan mempengaruhi prospek bisnis BUMN di
yang diberi kepercayaan untuk mengelola dana
masa yang akan datang. Oleh karena itu, tujuan dari
(agen) yakni manajemen. Hubungan keagenan
penelitian ini adalah untuk menganalisis mengenai
merupakan hubungan kontrak antara manajemen
dampak kasus korupsi terhadap prospek bisnis
dengan pemegang saham, dimana manajemen
kedepan dari perusahaan BUMN dengan melakukan
sebagai pengelola dana memiliki kewajiban untuk
studi kasus pada dua perusahaan yakni PT Waskita
mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya
Karya, Tbk dan PT Wijaya Karya, Tbk dengan
kepada pemegang saham. Namun, seringkali tujuan
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 53

manajemen belum tentu sama dengan tujuan dari Laba per saham diukur dengan membandingkan laba
pemegang saham. bersih perusahaan dengan jumlah lembar saham
perusahaan tersebut.
2.4. Independensi Dewan Komisaris
Nilai Perusahaan (Harga Saham)
Menurut Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 33 /POJK.04/2014 emiten atau perusahaan Nilai perusahaan juga diartikan sebagai suatu
publik wajib memiliki paling sedikit 2 dewan komisaris kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu
independen dan 1 diantaranya adalah komisaris perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan
independen. Jika emiten atau perusahaan publik masyarakat terhadap perusahaan, kepercayaan
memiliki lebih dari 2 dewan komisaris maka, komisaris tersebut tercermin dari bersedia atau tidaknya investor
independen minimal berjumlah 30% dari total membeli saham perusahaan dengan harga tertentu
keseluruhan dewan komisaris independen. sesuai dengan persepsi dan tingkat kepercayaannya
(Sukirni, 2012). Maka dengan ini peneliti hanya
2.5. Kinerja Keuangan
mengamati volume perdagangan saham kedua
Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor emiten yaitu (WIKA dan WSKT), dengan melakukan
fundamental yang menjadi bahan pertimbangan analisa jika ada volume perdagangan yang panjang
investor dalam berinvestasi. Alat yang dapat digunakan dan berwarna merah secara berturut-turut, maka
untuk menganalisis laporan keuangan adalah dengan mengindikasikan kepercayaan investor yang
menggunakan rasio keuangan, karena dengan rasio berkurang terhadap emiten-emiten tersebut.
keuangan investor dapat menganalisa hubungan dari
3.2. Pengumpulan Data
berbagai pos-pos dalam suatu laporan keuangan
yang merupakan dasar untuk menginterprestasikan Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Sumber data
(Tandelilin, 2001). yang digunakan dalam penelitian ini sepenuhnya
menggunakan data sekunder yang bersumber dari
2.6. Nilai Perusahaan
jurnal, artikel, surat kabar yang didapat melalui media
Menurut theory of the firm tujuan utama online. Serta memakai data yang diambil dari laporan
perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan keuangan perusahaan IDX BUMN20 yang diunduh di
atau nilai perusahaan (value of the firm). Nilai website masing-masing emiten ( WIKA dan WSKT).
perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai
3.3. Metode Analisis Data
pasar saham sangat dipengaruhi oleh keputusan-
keputusan keuangan yang ditetapkan oleh manajer Analisis data yang digunakan peneliti adalah
keuangan. Sehingga keputusan yang tepat akan studi kasus yang diawali dengan pemilihan fenomen
meningkatkan nilai perusahaan. kasus yang dinilai peneliti paling krusial dan terbaru,
kemudian memilih indikator-indikator yang terkait
3. METODE PENELITIAN
dengan fenomena kasus tersebut, dan diproses
3.1. Definisi Operasional menjadi suatu kesimpulan yang mudah dipahami oleh
Independensi Dewan Komisaris peneliti maupun orang lain yang membaca karya ini.

Dewan Komisaris independen adalah anggota 4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN


dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan. PT Waskita Karya Tbk
Komposisi dewan komisaris independen diukur
PT Waskita Karya, Tbk adalah salah satu BUMN
dengan mangacu pada penelitian Andreou et al
yang termasuk dalam IDX BUMN20 yang mana
(2016) yakni membandingkan jumlah anggota dewan
saham-saham perusahaan yang termasuk ke dalam
komisaris independen dengan total keseluruhan
indeks tersebut dinyatakan sebagai saham BUMN
dewan komisaris.
dengan performa saham terbaik. Pada awal tahun
Laba Per Saham 2019, ada beberapa pejabat Waskita yang terindikasi
Menurut Brigham dan Houston (2006), laba per terlibat kasus korupsi terkait dengan 14 proyek
saham merupakan laba tahun berjalan suatu emiten infrastruktur. Kasus korupsi ini juga dapat berdampak
yang dapat didistribusikan kepada para pemegang pada ekspektasi pasar (investor) terhadap perusahaan
saham agar para investor dapat menilai bahwa yang tercermin dalam harga saham Waskita. Berikut
seberapa besar kemampuan satu lembar saham dapat adalah harga saham Waskita pada tahun 2019 yang
memperoleh laba untuk kepentingan investasinya. tercermin dalam Gambar 4.1 sebagai berikut:
54 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

Gambar 4.1. Grafik Pergerakan Harga Saham


PT Waskita Karya Tbk Januari - Juli 2019

Sumber : Investing.com, 2019

Berdasarkan Gambar 4.1, pada bulan Februari, Berdasarkan pada Tabel 4.1 dapat diketahui
harga saham perusahaan tersebut mengalami bahwa laba per saham Waskita mengalami
penurunan. Pada bulan ini juru bicara KPK penurunan pada Q1 2019 jika dibandingkan dengan
menyatakan adanya indikasi korupsi di Waskita. Hal Q1 2018. Meskipun begitu penurunan ini disebabkan
ini menunjukkan bahwa kasus ini menjadi salah satu karena sudah selesainya kontrak kerja sekaligus
faktor penurunan harga saham Waskita pada bulan pembayarannya antara pemerintah dengan Waskita.
Februari dan apabila dilihat secara keseluruhan Namun jika dibandingkan dengan Q1 2017, EPS
hingga bulan Juli, banyak investor yang melepas Q1 2019 jauh lebih baik meskipun tanpa adanya
saham WSKT. kontrak kerja dari pemerintah atau pihak lain. Hal ini
menunjukan bahwa kinerja perusahaan baik. Hal ini
Selain melakukan pengamatan pada harga
juga didukung dengan peningkatan EPS tahun 2018.
saham Waskita, perlu juga dilihat kinerja keuangan
yang tercermin dalam rasio Earning per Share (EPS) Peningkatan EPS juga didukung dengan
mulai tahun 2017 hingga tahun 2019 kuartal kedua. implementasi IT yang dilakukan oleh Waskita. BUMN
Berikut adalah data EPS Waskita : ini mengimplementasikan IT pada seluruh divisi mulai
dari bagian sumber daya manusia, produksi, hingga
Tabel 4.1. EPS PT Waskita Karya Tbk Tahun 2017
keuangan. Salah satu bentuk implementasi IT pada
Q1-2019 Q2
BUMN ini adalah melalui pengembangan aplikasi
pada tahun 2012 Waskita sedang mengembangkan
aplikasi ERP Microsoft Dynamic AX2012 R2 yang
mengintegrasikan seluruh modul manajemen pada
perusahaan tersebut. Hal ini tentu akan meningkatkan
efisiensi dan efektivitas proses bisnis, serta
pelaksanaan GCG di Waskita.
GCG yang dilaksanakan oleh perusahaan diukur
dengan independensi dewan komisaris yang ada pada
Sumber : Laporan Tahunan PT Waskita Karya Tbk,
perusahaan tersebut. Independensi dewan komisaris
2017 Q1-2019 Q2
yang tercermin dalam jumlah dewan komisaris
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 55

independen Waskita adalah sebesar 42,86%. Nilai ini Berdasarkan pada Gambar 4.2. isu kasus korupsi
berada diatas 30% standar minimal dewan komisaris yang dilakukan oleh pejabat Wika mulai bermunculan
independen perusahaan go public yang diatur oleh di media adalah pada bulan Maret 2019, dan
OJK dalam Peraturan OJK Nomor 33/POJK.04/2014. berdasarkan pada Gambar 4.2. dapat diketahui bahwa
Namun, jumlah dewan komisaris independen di harga saham pada Maret 2019 BUMN tersebut malah
Waskita masih terlalu rendah apabila dibandingkan mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan rata-rata jumlah dewan komisaris independen kasus korupsi tidak begitu memberikan dampak pada
yang dimiliki oleh seluruh perusahaan BUMN yang harga saham Wika.
termasuk kedalam IDX BUMN20. Data berikutnya terkait dengan kinerja keuangan
PT Wijaya Karya Tbk perusahaan yang dicerminkan melalui rasio EPS.

Sama halnya dengan PT Waskita Karya Tbk, Tabel 4.2. Tabel Earning Per Share PT Wijaya Karya
PT Wijaya Karya Tbk juga merupakan BUMN yang Tbk Tahun 2017 Q1-2019 Q2
termasuk dalam deretan IDX BUMN20. Pada awal
tahun 2019 ada dua pejabat Wika yang menjadi
tersangka kasus korupsi terkait dengan pembangunan
jembatan waterfront. Kasus korupsi berdampak pada
ekspektasi pasar (investor) terhadap PT Wijaya Karya
Tbk. Ekspektasi pasar tersebut tercermin dalam
harga saham Wika, Berikut adalah data harga saham
PT Wijaya Karya Tbk mulai Januari hingga Juni 2019 :

Gambar 4.2. Grafik Pergerakan Harga Saham


PT Waskita Karya Tbk Januari - Juli 2019 Sumber : Laporan Tahunan PT Waskita Karya Tbk,
2017 Q1-2019 Q2

Sumber : Investing.com, 2019


56 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

Berdasarkan Tabel 4.2. menunjukkan bahwa rasio dividen yang dibagi hanya sebesar Rp 36,45 lebih
EPS tahunan dan kuartalan perusahaan menunjukkan rendah dari tahun 2017 sebesar Rp 37,87 ini menjadi
peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun sinyal negatif. Di tengah sinyal negative kasus korupsi,
2017 dan 2018. Akumulasi perolehan kontrak perlu adanya sinyal positif untuk dapat meningkatkan
Wika dari bulan Januari hingga Agustus 2019 telah kepercayaan investor. Walaupun begitu kasus
mencapai Rp 20,3 Triliun. Perolehan kontrak ini akan korupsi juga sebaiknya dapat diminimalkan agar
membuat kondisi perusahaan lebih stabil dan menjadi kondisi perusahaan tetap stabil dan prospek bisnis
angin segar bagi para investor untuk menanamkan perusahaan pun juga akan lebih terjamin.
modalnya pada perusahaan tersebut. Penyebab utama kedua BUMN ini tertimpa
Wika juga melakukan peningkatan kasus korupsi adalah rendahnya implementasi GCG
efektivitas dan efisiensi proses bisnis melalui yang dimiliki. Hal ini dapat dinilai dari masih terlalu
penggunaan “Digital WIKA” dan pembentukan rendah jumlah dewan komisaris independen kedua
framework digitalisasi WIKA. Hal ini sangat baik untuk perusahaan apabila dibandingkan dengan rata-rata
meningkatkan kualitas operasional. Namun GCG jumlah dewan komisaris independen yang dimiliki
perusahaan masih tergolong rendah dibandingkan oleh seluruh perusahaan BUMN yang termasuk
dengan BUMN lainnya yang tercermin dalam jumlah kedalam IDX BUMN20. Hal ini menunjukkan bahwa
dewan komisaris independen Wika adalah sebesar dewan komisaris masih belum cukup efektif untuk
42,86% masih terlalu rendah apabila dibandingkan menjalankan fungsi pengawasannya. Oleh karena
dengan rata-rata jumlah dewan komisaris independen itu perlu adanya peningkatan sistem pengawasan
yang dimiliki oleh seluruh perusahaan BUMN yang dengan cara menambah proporsi dewan komisaris
termasuk kedalam IDX BUMN20. independen agar sistem pengawasan dapat berjalan
secara optimal dan dapat menurunkan peluang untuk
Pembahasan melakukan tindak korupsi.
PT Waskita Karya Tbk dan PT Wijaya Karya Prospek bisnis kedepan kedua BUMN dinilai
Tbk memiliki rasio EPS yang mengalami peningkatan akan tetap baik, Dengan peningkatan EPS kedua
dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukan kinerja perusahaan selama dua tahun terakhir. Sikap terbuka
keuangan kedua perusahaan baik. Kedua perusahaan akan perkembangan teknologi juga dapat menjamin
juga telah menerapkan IT untuk mendukung proses keberlangsungan perusahaan kedepan, karena
bisnisnya. Kinerja keuangan dan implementasi IT penggunaan IT akan semakin memaksimalkan
yang dimiliki oleh kedua perusahaan menunjukan proses bisnis dan meningkatkan kepercayaan diri
bahwa mereka siap untuk bersaing di era industri 4.0. perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan-
Namun keduanya memiliki sistem pengawasan yang perusahaan lainnya.
kurang baik. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya
independensi dewan komisaris yang mengarah pada Selain itu dengan menjadi bagian dalam IDX
rendahnya GCG pada kedua perusahaan tersebut. BUMN 20 akan mempermudah kedua perusahaan
Rendahnya GCG terbukti dari adanya kasus korupsi dalam melakukan evaluasi kinerja. Apabila pasar
yang melibatkan pejabat di kedua BUMN itu. memberikan respon negatif dalam bentuk penurunan
harga dan volume perdagangan, maka perusahaan
Pada awal tahun 2019, kedua perusahaan dilanda akan segera dapat menyiapkan strategi untuk
kasus korupsi, namun reaksi pasar berbeda terhadap memulihkan kondisi perusahaan tersebut. BUMN juga
kedua perusahaan. Pasar memberikan reaksi positif semakin menerima pengawasan yang lebih ketat,
terhadap Wika ditunjukkan dengan harga dan volume karena pengawasan tidak hanya hadir dari dewan
perdagangan yang naik saat ada isu korupsi, namun komisaris namun juga hadir dari pemegang saham
sebaliknya teradi pada Waskita. Hal ini disebabkan yang notabene tidak hanya berasal dari internal
oleh aksi korporasi dalam bentuk pembagian deviden perusahaan saja. Hal ini baik bagi perusahaan untuk
oleh kedua perusahaan. Wika melakukan pembagian menjaga prospek bisnis kedepan.
deviden sebesar Rp 38,6 angka ini lebih besar
44,02% dari tahun 2018 ini menjadi sinyal positif, 5. KESIMPULAN, IMPLIKASI MANAJERIAL, DAN
sedangkan Waskita yang membagi deviden sebesar SARAN
Rp 72,9 pada tahun 2019 namun pada tahun 2018 Kasus korupsi yang terjadi pada suatu perusahaan
tidak melakukan pembagian dividen. Jika dividen akan memperngaruh citra dari perusahaan tersebut
tahun 2019 dibagi dua untuk tahun 2018 dan 2019, dan kasus ini menjadi sinyal negatif bagi pasa
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 57

investor. Sinyal negatif dapat dilihat dari penurunan


harga dan volume perdagangan saham di lantai
bursa. Oleh karena itu perusahaan sangat didorong
untuk melakukan IPO karena perusahaan akan dapat
mengetahui kondisi perusahaan dari harga dan volume
perdagangan sahamnya. Sinyal negatif ini dapat
ditutupi dengan adanya sinyal positif seperti pembagian
deviden. Sinyal positif akan memberikan keyakinan
kepada investor bahwa perusahaan dalam kondisi yang
baik dan tidak terpengaruh dengan kasus korupsi yang
terjadi di perusahaannya. Namun bukan berarti kasus
korupsi tidak menjadi masalah, kasus korupsi harus
tetap diminimalkan. Perusahaan harus melakukan
tindakan dalam memberantas korupsi di perusahaan
nya salah satunya dengan cara meningkatakn GCG.
GCG dapat ditingkatkan melalui penambahan jumlah
dewan komisaris independen dan implementasi IT.

DAFTAR PUSTAKA
Andreou. P. C, C. Antoniou, J. Horton, and C. Louca.
2016. Corporate governance and firm-specific
stock price crashes. European Financial
Management 22 : 916-956.
Brigham, Eugene F dan Houston. 2006. Fundamental of
Financial Management: Dasar- Dasar Manajemen
Keuangan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
Jensen & Meckling. 1976. The Theory of The Firm,
Manajerial Behaviour, Agency Cost, and Ownership
Structure. Journal of Financial and Economics,
3:305-360.
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33 /Pojk.04/2014,
dan Publik. Direksi Dan Dewan Komisaris Emiten
Atau Perusahaan Publik, Nomor 33 /Pojk.04/2014
§ (2014). Diakses dari http://pkf.co.id/wp-
content/uploads/2015/02/POJKNo.-33-POJK.04-
2014-Direksi-dan Dewan-Komisaris.pdf.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi
Teori dan Aplikasi. Edisi pertama.Yogyakarta :
Kanisius.
Sukirni, Dwi. 2012.Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Kebijakan Dividen Dan Kebijakan
Hutang Analisis Terhadap Nilai Perusahaan (studi
tentang perusahaan yang terdaftar di Bursa
EfekIndonesia tahun 2008-2010). Accounting
Analysis Journal. ISSN 2252-67.
58 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

DAMPAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN MILIK


NEGARA DAN DAERAH TERHADAP IMBAL HASIL
SAHAMNYA
Felicia Dwi Listyawati A., Elizabeth Lucky Maretha S.
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Abstrak

Tujuan riset ini menguji dampak tata kelola, laba akuntansi, arus kas bebas perusahaan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) dan Daerah (BUMD) terhadap imbal hasil saham perusahaan. Riset
ini menggunakan BUMN dan BUMD non perbankan yang terdaftar di BEI periode tahun 2013-
2017. Metode yang digunakan menguji data dengan uji asumsi klasik, kemudian diuji regresi linear
berganda. Hasil riset ini memperlihatkan tata kelola BUMN dan BUMD masih belum berdampak
terhadap imbal hasil saham, namun laba akuntansi dan arus kas bebas berdampak positif terhadap
imbal hasil saham.

Kata Kunci: BUMN, BUMD, Tata Kelola, Laba Akuntansi, Arus Kas Bebas
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 59

1. Pendahuluan berasal dari aktivitas operasi akan memperlihatkan


fleksibilitas keuangan perusahaan. Arus kas bebas
Perusahaan Badan Usaha Milik Negara
sering digunakan sebagai parameter untuk mengukur
(BUMN) dan Perusahaan Badan Usaha Milik
nilai perusahaan dan pemegang saham, karena arus
Daerah (BUMD) mendapat dana secara eksternal
kas bebas dinilai lebih transparan dan sulit untuk
dari terdaftarnya mereka di Bursa Efek Indonesia
direkayasa (Putriani & Sukartha, 2014). Namun dari
(BEI). BUMN merupakan salah satu ruang lingkup
penelitian sebelumnya terdapat perbedaan hasil
penyaluran keuangan negara. Undang-Undang
yaitu penelitian Sasongko et al. (2012) dan Putriani
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 mengatakan
& Sukartha (2014) menyatakan arus kas bebas
tentang maksud dan tujuan BUMN. Diantaranya,
berpengaruh negatif dan tidak signifikan pada imbal
BUMN memberikan sumbangan bagi perkembangan
hasil saham saham. Maka arus kas bebas dapat
nasional pada umumnya, serta penerimaan negara
diambil sebagai variabel independen untuk diuji
khususnya, memperoleh keuntungan, menyediakan
pengaruhnya terhadap imbal hasil saham perusahaan
barang/ jasa bermutu tinggi dan memadai pemenuhan
BUMN dan BUMD.
hajat hidup orang banyak, menjadi perintis kegiatan
yang belum bisa dilaksanakan oleh sektor lain, Informasi laporan laba/ rugi yang dilihat dan
aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada dijadikan pedoman pengambilan keputusan investasi
pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan adalah Laba akuntansi. Laba akuntansi digunakan
masyarakat (Badan Pengawasan Keuangan dan investor untuk melihat prospek ke depan dari
Pembangunan, 2003). Sedangkan BUMD tertuang di perusahaan tersebut, yang diketahui dari selisih
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 memiliki fungsi pedapatan dengan biaya untuk mengetahui kinerja dari
dan peranan melaksanakan kebijakan pemerintah manajemen tersebut (Saputra & Astika, 2013). Selain
di bidang ekonomi dan pembangunan daerah dan untuk melihat prospek ke depan perusahaan, laba
pemupukan dana bagi pembiayaan pembangunan akuntansi juga digunakan untuk mempresiksi risiko
daerah. BUMN menjadi aset negara untuk memperoleh dalam investasi dan kredit (Yocelyn & Christiawan,
salah satu pendapatan negara selain pajak (Adhari, 2012). Laba akuntansi seharusnya merupakan
2007). Maka perusahaan milik pemerintah tersebut cerminan perusahaan yang sesungguhnya tanpa
juga diharapkan dapat beroperasi secara efisien adanya arti bias. Laba akuntansi yang berkualitas
serta menghasilkan keuntungan sehingga dapat memiliki atau tidak mengandung gangguan persepsi
melaksanakan fungsinya sebagai salah satu sumber dan merupakan cerminan sesungguhnya dari
pendanaan keuangan negara (Thrisye & Simu, 2013). kinerja perusahaan (Yocelyn & Christiawan, 2012).
Penelitian sebelumnya Yocelyn & Christiawan (2012),
BUMN membutuhkan biaya dan modal untuk
Purwanti et al. (2015), Saputra & Astika (2013), Yatmi
menjalankan tujuannya, maka perlu penyertaan modal
et al. (2016) menyatakan bahwa laba akuntansi
dari negara untuk BUMN agar dapat menjalankan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap imbal
fungsi dan tujuannya untuk mencari keuntungan yang
hasil saham saham. Maka penelitian ini mengangkat
merupakan sumber pemasukan bagi negara (Adhari,
laba akuntansi sebagai variabel independen untuk
2007). Menurut Pasal 4 UU Nomor 19 Tahun 2003
diuji kembali pengaruhnya terhadap imbal hasil
tentang BUMN menyatakan bahwa Modal BUMN
saham perusahaan BUMN dan BUMD.
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan dan
penyertaan modal negara dalam rangka pendirian atau Kelangsungan usaha jangka panjang tidak hanya
penyertaan pada BUMN bersumber dari Anggaran bergantung pada kekuatan finansial tetapi juga dari
Pendapatan dan Belanja Negara, kapitalisasi pengelolaan perusahaan yang baik (Ajiwanto, 2015).
cadangan dan keuntungan revaluasi aset (Badan Selain informasi keuangan informasi non keuangan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2003). juga berperan penting bagi investor dalam mengambil
Ada dua keuntungan yang diperoleh masyarakat keputusan. Pengaruh adanya Good Corporate
jika memiliki saham BUMN/ BUMD, yaitu imbal hasil Governance sebagai pedoman tata kelola perusahaan
dan dividen. Sebagai perusahaan yang sahamnya akan lebih diminati investor. Investor mempercayai
dimiliki oleh masyarakat, diharapkan ada peningkatan bahwa dengan adanya tata kelola perusahaan maka
profesionalisme dan mengedepankan transparansi. adanya konflik asimetri informasi yang terjadi antara
pemilik saham dan manajemen perusahaan menjadi
Salah satu transparansi yang dilakukan
berkurang (Purnamaningsih & Wirawati, 2014).
memberikan laporan keuangan, sehingga kita dapat
Adanya Corporate Governance Index membuat
melihat arus kas bebas, serta dapat mengetahui
perusahaan berlomba-lomba agar menerapkan tata
fleksibilitas suatu perusahaan. Arus kas bebas yang
60 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

kelola perusahaan yang baik dengan tujuan menarik banyak perbedaan dari sudut pandang keduanya.
perhatian para investor untuk berinvestasi pada Permasalahan tersebut yang menjadi dasar teori
perusahaannya. keagenan (Budiharjo, 2016). Tujuan perusahaan
adalah memaksimalkan harga saham. Sedangkan
Penelitian sebelumnya menunjukan hasil yang
manajer memiliki kepentingan untuk menguntungkan
berbeda-beda. Menurut penelitian Ajiwanto (2015) dan
dirinya sendiri dan mengesampingkan kepentingan
Siregar (2015) menyatakan Corporate Governance
pemegang saham. Perbedaan kepentingan tersebut
berpengaruh positif dan signifikan terhadap imbal
akan menimbulkan konflik yaitu konflik keagenan
hasil saham saham. Sedangkan menurut penelitian
(Jensen & Meckling, 1976).
Hervita & Kriswanto (2015), Budiharjo, (2016) dan
Saputra & Astika (2013) menyatakan Good Corporate 2.2. Tinjauan Pustaka
Governance tidak berpengaruh terhadap imbal hasil
2.2.1. Keterkaitan Arus Kas Bebas terhadap Imbal
saham saham. Namun Yatmi et al. (2016) menyatakan
Hasil Saham
Good Corporate Governance berpengaruh positif
tidak signifikan terhadap imbal hasil saham saham. Secara teori arus kas bebas yang tinggi
Sehingga Corporate governance dijadikan variabel menggambarkan kinerja perusahaan yang tinggi
independen untuk diuji pengaruhnya terhdap imbal sehingga nilai perusahaan akan meningkat.
hasil saham perusahaan BUMN dan BUMD. Karena arus kas bebas merupakan dana yang
dapat digunakan perusahaan untuk investasi
Riset ini memiliki rumusan dan pembatasan
tambahan, melunasi hutang serta membeli saham
masalah sebagai berikut apakah Arus Kas Bebas
atau menambah likuiditas. Namun hasil penelitian
berpengaruh negatif signifikan terhadap Imbal Hasil
terdahulu yang berhubungan dengan pengaruh arus
Saham Badan Usaha Milik Negara/Daerah yang
kas bebas terhadap imbal hasil saham yang dilakukan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017?
penelitian Sasongko et al. (2012), Arieska & Gunawan
Apakah Laba Akuntansi berpengaruh positif signifikan
(2011), Fatayattun (2015), Chepkwony (2007) dan
terhadap Imbal Hasil Saham Badan Usaha Milik
Lomanto (2015) menyatakan bahwa arus kas bebas
Negara/ Daerah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
berpengaruh negatif terhadap harga saham. Hal ini
Periode 2013-2017? Apakah Tata Kelola Perusahaan
menunjukkan arus kas bebas naik maka imbal hasil
berpengaruh positif signifikan terhadap Imbal Hasil
saham yang diharapkan menurun.
Saham Badan Usaha Milik Negara/ Daerah yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2017? Menurut peneliti hal tersebut dapat disebabkan
oleh adanya keterlambatan informasi kepada
2. Landasan Teoretis dan Tinjauan Pustaka pemegang saham tentang arus kas bebas, yang
2.1. Landasan Teoretis mempengaruhi pergerakan saham di pasar modal.
Arus kas yang terlalu tinggi memberikan kekhawatiran
Penelitian ini menggunakan Theory of the firm,
pemegang saham terhadap manajemen atas
teori agensi, teori sinyaling, dan teori stakeholder untuk
penggunaan kas untuk memperkaya dirinya sehingga
mengetahui pengaruh variabel independen terhadap
kas tidak tesedia untuk aktivitas investasi. Sejalan
variabel dependen. Theory of the firm (Jensen &
dengan teori keagenan arus kas bebas yaitu semakin
Meckling, 1976) merupakan teori integrasi dari teori
tinggi jumlah Free cash flow maka investor semakin
agency, teori hak property, dan teori keuangan yang
merasa khawatir untuk menanamkan sahamnya
membuat struktur kepemilikan di perusahaan. Teori
karena ada rasa kecurigaan terhadap manajer yang
tersebut menyebutkan adanya pembagian proporsi
dapat menggunakan kesempatan tersebut untuk
struktur modal dalam pengelolaan perusahaan.
memperkaya diri (Arieska & Gunawan, 2011).
Namun demikian teori keagaenan sangat sesuai
dengan permasalahan dalam penelitian ini. Hal ini H1: Laba Akuntansi berpengaruh positif terhadap
dapat dilihat dari belum leluasanya perusahaan variabel Imbal Hasil Saham
BUMN dan BUMD mengatur kebijakan struktur
2.2.2. Keterkaitan Laba Akuntansi terhadap Imbal
modalnya. Hal ini berkaitan dengan adanya
Hasil Saham
perbedaan kepentingan antara pemegang saham
dalam hal ini pemerintah Indonesia, manajer, supplier Hasil dari penelitian terdahulu yang berhubungan
dan pihak lainnya yang juga merupakan investor. Para dengan pengaruh laba akuntansi terhadap imbal
manajemen dan pemegang saham (sebagian besar hasil saham yaitu Purwanti et al. (2015), Saputra
milik Pemerintah Indonesia) memiliki kepentingan & Astika (2013), Yatmi et al. (2016), Yocelyn &
masing- masing dan kepentingan tersebut memiliki Christiawan (2012), Rizal & Ana (2016), Aini (2009)
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 61

menyatakan bahwa Laba Akuntansi berpengaruh stabilitas sumber dana. Dibandingkan penjualan
signifikan terhadap imbal hasil sahamn saham. Yang untuk memfasilitasi lintas perusahaan dan variabel
artinya semakin tinggi laba akuntansi yang didapat laba akuntansi. Dalam penelitian ini perubahan Arus
perusahaan semakin tinggi pula imbal hasil saham Kas Bebas diukur dengan rumus (Brigham & Ehrhardt,
yang didapat. Bagian laba yang diperoleh perusahaan 2013)
dari kegiatan operasional akhirnya akan dibagikan FCF = NOPAT – NIOC
kepada pemegang saham atas investasi yang
Keterangan :
dilakukan. Hal ini menjadi bukti adanya teori sinyaling,
FCF = Arus Kas Bebas
bahwa investor melihat laba akuntansi sebagai dasar
NOPAT = Laba Bersih Operasi Setelah Pajak
untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi.
NIOC = Investasi Bersih Dalam Modal Operasi
Dimana sinyal yang diberikan perusahaan berupa
informasi keuangan mempengaruhi keputusan Setelah itu perubahan arus kas bebas akan
investor. dibandingkan dengan total aset tahun sebelumnya
untuk menghindari adanya nilai bias jika arus kas
H2: Arus Kas Bebas berpengaruh positif terhadap
bebas tahun sebelumnya bernilai negatif (Purwanti et
variabel Imbal Hasil Saham.
al., 2015):
2.2.3. Keterkaitan Tata Kelola Perusahaan terhadap ∆FCF = (FCFt – FCFt-1) / TAt-1
Imbal Hasil Saham Keterangan :
Hasil dari penelitian terdahulu yang berhubungan ∆FCF = Perubahan Arus Kas Bebas
dengan pengaruh Corporate governance terhadap FCFt = Arus Kas Bebas Periode Sekarang
imbal hasil saham adalah Siregar (2015), Yatmi et FCFt-1 = Arus Kas Bebas Periode Lalu
al. (2016), Gwenda & Juniarti (2013), Bauer et al. TAt-1 = Total Aset Periode Lalu
(2004) dan Ajiwanto (2013) menyatakan corporate Laba operasional/usaha tahun berjalan. Laba
governance berpengaruh signifikan terhadap imbal akuntansi merupakan hasil pengurangan pendapatan
hasil saham saham. Hasil ini sejalan dengan tujuan operasi dengan harga pokok penjualan, beban-beban
adanya Corporate Governance Perception Index dan rugi lain-lain (Saputra & Astika, 2013). Laba
(CGPI) yang merupakan riset dan pemeringkatan dari operasi merupakan pengukuran yang tepat untuk
penerapan good corporate governance (GCG) sebagai mengukur laba perusahaan komprehensif terhadap
pendorong perusahaan untuk terus memperbaiki keputusan pendanaan dan investasi efek perusahaan
dan meningkatkan tata kelola perusahaan menjadi secara independen (Subramanyan & Wild, 2013).
lebih baik lagi kedepannya. Tata Kelola Perusahaan Laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah
merupakan konsep yang didasarkan pada teori laba bersih setelah pajak (EAT). Perubahan Laba
keagenan, yang diharapkan bisa menjadi alat untuk akuntansi akan dibandingkan dengan total aset tahun
menyakinkan investor bahwa imbal hasil sahamn sebelumnya untuk menghindari nilai yang bias jika
saham akan diterima investor atas dana yang telah nilai laba akuntansi tahun sebelumnya bernilai negatif
diinvestasikan (Herawaty, 2008). Perusahaan yang (Purwanti et al., 2015) :
memiliki corporate governance index score yang
∆EAT= (EATt – EATt-1) / TAt-1
bagus akan menarik perhatian investor agar percaya
terhadap perusahaan tersebut untuk melakukan Keterangan :
kegiatan investasi. Semakin banyak investor yang ∆EAT = Perubahan Laba Akuntnasi
berinvestasi diperusahaan tersebut maka akan ada EATt = Laba Akuntansi Periode Sekarang
kenaikan harga saham. EATt-1 = Laba Akuntansi Periode Lalu
TAt-1 = Total Aset Periode Lalu
H3: Tata kelola perusahaan berpengaruh negatif
terhadap variabel Imbal Hasil Saham. Tata Kelola Perusahaan dapat dinilai dari
corporate governance score yang dapat dilihat
3. Metode Penelitian pada laporan tahunan perusahaan tersebut. Aspek-
3.1. Definisi Operasional Variabel aspek yang dinilai meliputi komitmen terhadap tata
kelola perusahaan, transparansi, akuntabilitas,
Arus Kas Bebas merupakan kas perusahaan yang
responsibilitas, independensi, keadilan, kompetensi,
tidak digunakan sebagai modal kerja maupun investasi
pernyataan misi perusahaan, kepemimpinan dan
pada aset tetap, sehingga dapat didistribusikan
kolaborasi staf (Syakhroza,2010). Dalam penelitian
kepada pemegang saham (Arieska & Gunawan, 2011).
ini imbal hasil saham dapat dihitung dengan rumus
Arus kas operasi memberikan petunjuk mengenai
(Hartono, 2017):
62 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

4. Analisis Data dan Pembahasan


Rt =
Keterangan : 4.1. Analisis Data
Rt = Imbal Hasil Saham Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
Pt = Harga Saham Periode Sekarang adalah perusahaan Non Keuangan BUMN dan BUMD
Pt-1 = Harga Saham Periode Lalu yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
3.2. Metode Pemilihan Sampel dan Pengujian tahun 2013-2017 sebanyak 85 data observasi. Adapun
Hipotesis sampel penelitian ini terdiri dari ada 17 Perusahaan
yang lolos dalam kriteria pemilihan sample yaitu 16
Sampel yang digunakan adalah perusahaan milik perusahaan BUMN yang terdiri dari ADHI, ANTM,
negara (BUMN) dan perusahaan milik daerah (BUMD) GIAA, INAF, JSMR. KAEF. KRAS, PGAS, PTBA,
non perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia PTPP, SMBR, SMGR, TINS, TLKM, WIKA, WSKT;
(BEI) pada tahun 2013-2017. Sampel penelitian ini serta 1 perusahaan BUMD.
diambil dengan metode non probability sampling dan
teknik yang digunakan adalah purposive sampling. Tabel 4.1 merupakan hasil dari uji deskriptif
Maka didapatkan sampel sebanyak 17 perusahaan statistik masing-masing variabel penelitian. Data yang
BUMN dan BUMD dengan waktu observasi selama dipakai telah normal, yang digunakan sebanyak 80.
5 tahun. Variabel Independen dalam penelitian ini Total data yang seharusnya digunakan adalah 85,
adalah arus kas bebas, laba akuntansi, dan Tata namun data berkurang 5 karena terlalu ekstrem. Pada
Kelola Perusahaan untuk variabel dependen dalam tabel 4.1 Arus Kas Bebas (FCF) merupakan informasi
penelitian ini adalah imbal hasil saham. Berikut perubahan sisa aliran kas yang biasanya digunakan
adalah kriteria pengambilan sampel dengan metode untuk pengembangan perusahaan maupun dibagikan
purposive sampling perusahaan BUMN dan BUMD kepada para pemegang saham yang dibagi dengan
non perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, total aset tahun sebelumnya. Nilai minimum sebesar
perusahaan yang sudah IPO dari awal tahun periode -1.109 yang artinya perubahan arus kas bebas
2013-2017, perusahaan yang laporan keuangannya kearah negatif cukup besar. Hal ini bisa terjadi akibat
tersedia pada periode 2013-2017. Total sample perusahaan yang ingin berkembang atau perusahaan
adalah 85. tidak mampu membayar hutang. Sedangkan nilai
maksimumnya adalah 0,445, masih ada perubahan
Pengujian ini untuk menunjukan besarnya positif pada arus kas bebas. Rata-rata nya adalah
pengaruh satu variabel independen secara individual -0.024. Standard Deviasinya sebesar 0.198, ada
menerangkan variabel dependen. Dapat dilihat rentan yang cukup besar antara rata-rata dengan nilai
dengan membandingkan nilai statistik t dengan titik maksimum dan minimum dalam variabel ini.
kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t lebih tinggi
dibandingan nilai t tabel, maka Ha diterima sehinggan Laba Akuntansi (EAT) merupakan hasil
variabel independen secara individual mempengaruhi perubahan laba setelah pajak tahun ini diselisihkan
variabel dependen. Uji hipotesis dari penelitian dengan tahun sebelumnya dan dibagi total aset tahun
pengaruh free cash flow, laba akuntansi, corporate sebelumnya. Pada data penelitian ini nilai minimum
governance terhadap imbal hasil saham perusahaan perubahan laba adalah -0.148. Perubahan laba paling
BUMN dan BUMD menggunakan analisis regresi linier minimum menuju ke arah negatif. Sehingga ada
berganda. Berikut adalah persamaan regresinya: kerugian dalam pendapatan bersih di perusahaan
BUMN dan BUMD selama periode penelitian. Namun
Rt= α + βFCF + β2EAT+ β3IGCG + ɛ ada juga perubahan laba kearah positif atau dapat
Keterangan : disebut perusahaan mengalami keuntungan. Yaitu
α = Konstanta terdapat pada nilai maksimum 0.148, Laba Akuntansi
β = Koefisien Regresi tertinggi perusahaan BUMN dan BUMD pada periode
FCF = Arus Kas Bebas penelitian ini. Nilai meannya -.001, rata-rata laba
EAT = Laba Akuntansi akuntansi lebih sedikit kearah negatif. Laba akuntansi
IGCG = Tata Kelola Perusahaan perusahaan Standar deviasinya sebesar 0.043, rentan
ɛ = Error cukup antara rata-rata dengan nilai maksimum dan
minimun, data tergolong bervariasi karena standar
deviasi lebih besar dari mean.
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 63

Tata Kelola Perusahaan (IGCG) dilihat dari nilai Saham terlihat dari tabel 4.10 variabel FCF memiliki
(index) gcgnya. Nilai ini digunakan sebagai informasi signifikansi sebesar 0.004 dengan nilai koefisien (B)
non keuangan yang mencerminkan keadaan 2,166 (arah positif). Berdasarkan hasil signifikansi
perusahaan tersebut. Nilai minimum sebesar 68.820 yang berada dibawah 0,05 memiliki arti bahwa variabel
yang biasa dikategorikan sebagai perusahaan cukup Laba Akuntansi berpengaruh positif terhadap variabel
baik. Sedangkan nilai maksimum nya adalah 97.86 Imbal Hasil Saham. Maka hipotesis H1 diterima.
yang dikategorikan sebagai perusahaan yang sangat Hal ini didukung dengan penelitian Purwanti et al.
baik. Rata rata nilai gcg perusahaan BUMN dan (2015), Saputra & Astika (2013), Yatmi et al. (2016),
BUMD adalah 88.047. Standar deviasinya sebesar Yocelyn & Christiawan (2012), Rizal & Ana (2016),
6.465 sehingga retan rata-rata dengan nilai minimum Aini (2009) yang menyatakan bahwa Laba Akuntansi
dan maksimum variabel ini besar. berpengaruh positif terhadap Imbal Hasil Saham.
Imbal Hasil Saham (IHS) yang dijadikan Penelitian ini mendukung teori sinyaling, karena
sebagai variabel adalah perubahannya. Dimana jika salah informasi keuangan yang sering dilihat oleh
perubahan itu positif menunjukan adanya keuntungan pemegang saham untuk mempengaruhi keputusannya
dan jika negatif sering disebut kerugian. Nilai minimum dalam investasi adalah Laba perusahaan tersebut.
nya -0.380 yang merupakan penurunan imbal hasil Sehigga perusahaan yang memiliki laba bersih
saham terendah. Sedangkan nilai maksimumnya yang baik akan membuat investor membeli saham
0.857 , kenaikan imbal hasil terbesar pada periode perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki
penelitian. Rata-rata 0.088 menunjukan bahwa laba yang baik dianggap memiliki kinerja yang baik,
banyak perusahaan BUMN dan BUMD mengalami sehingga masa depan perusahaan terlihat baik.
kenaikan imbal hasil saham pada periode penelitian Semakin tinggi permintaan pasar, harga saham akan
ini. Standard deviasinya 0.311 terjadi rentan yang naik dan pemegang saham yang sudah berinvertasi
cukup besar antara nilai rata-rata dengan nilai terlebih dahulu akan mendapatkan imbal hasil saham
minimum dan maksimum. yang sejalan dengan kenaikan harga saham. Hal ini
membuktikan bahwa informasi keuangan seperti laba
Uji asumsi klasik telah lolos dari penyakit klasik ini
akuntansi berpengaruh terhadap imbal hasil.
diantaranya uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji
autokorelasi dan uji multikolinearitas. Uji Signifikansi Pengaruh Arus Kas Bebas terhadap Imbal Hasil
Simultan (Regresi Statistik F). Pengujian ini sering Saham dilihat dari tabel 4.10 variabel EAT memiliki
disebut dengan uji model atau uji anova. Uji ini untuk signifikansi sebesar 0.044 dengan nilai koefisien (B)
melihat secara bersama-sama pengaruh variabel 0,321 (arah positif). Berdasarkan hasil signifikansi
independen terhadap variabel dependen. Dilihat dari yang berada dibawah 0,05 memiliki arti bahwa
nilai signifikansinya jika lebih kecil dari 0,05 maka variabel Arus Kas Bebas berpengaruh positif terhadap
variabel independen berpengaruh secara bersama- variabel Imbal Hasil Saham. Maka hipotesis H2 ditolak.
sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016). Hal ini bertentangan dengan penelitian Sasongko et
Hasil dari uji simultan ini menunjukan nilai F yang al. (2012), Arieska & Gunawan (2011), Fatayattun
didapat sebesar 8.249 dengan signifikansi sebesar (2015) dan Lomanto (2015) menyatakan bahwa
0,000. Hasil signifikansinya < 0,05 maka variabel arus kas bebas berpengaruh negatif terhadap imbal
independen secara bersama-sama mempengaruhi hasil saham. Hasil penelitian ini didukung dengan
variabel dependen. penelitian dari Chepkwony (2014) yang menyatakan
bahwa arus kas bebas berpengaruh positif terhadap
Tabel 4.1. Hasil Pengujian Hipotesis
imbal hasil saham. Arus kas bebas digunakan
perusahaan untuk memenuhi kapasitas produksi,
akuisisi, pembelanjaan modal untuk pertumbuhan
perusahaan, membayar hutang dan memberikan
dividen kepada pemegang saham (Yocelyn &
Sumber : Data Sekunder yang Diolah (2018) Christiawan, 2012). Tersedianya arus kas bebas
yang semakin besar dalam perusahaan menandakan
4.2. Pembahasan perusahaan tersebut baik karena memiliki kas yang
Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda tersedia untuk pertumbuhan perusahaan, membayar
yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hutang maupun membagikan dividen kepada
pengaruh Laba Akuntansi terhadap Imbal Hasil pemegang saham (Arieska & Gunawan, 2011).
64 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

Adanya kenaikan arus kas bebas ini memberikan Variabel Tata Kelola Perusahaan terkena
sinyal yang baik kepada investor. Sehingga investor heteroskedastisitas. Kemungkinan hal ini terjadi
memutuskan untuk membeli perusahaan tersebut dan karena data Index Good Corporate Governance
membuat imbal hasil sahamn saham terus meningkat ada yang dinilai oleh BPKP, IICG, dan melakukan
Pengaruh Tata Kelola Perusahaan terhadap self-assessment, serta ada perusahaan yang hanya
Imbal Hasil Saham, dilihat dari tabel 4.10 variabel menilai tata kelola perusahaannya 2 tahun sekali.
IGCG memiliki signifikansi sebesar 0.002 dengan nilai Ada perbedaan badan yang menilai Tata Kelola
koefisien (B) -0,015 (arah negatif). Berdasarkan hasil Perusahaan Non Perbankan BUMN dan BUMD maka
signifikansi yang berada dibawah 0,05 memiliki arti lebih baik jika peneliti selanjutnya menialai skor Tata
bahwa variabel Tata kelola perusahaan berpengaruh Kelola Perusahaan sendiri denga Asean Corporate
negatif terhadap variabel Imbal Hasil Saham. Maka Governance Scorecard. Agar hasil yang dicapai lebih
hipotesis H3 ditolak. Penelitian ini didukung oleh layak di teliti.
(Sugiyanto, 2011), (Budiharjo, 2016), (Utama &
Daftar Pustaka
Rohman, 2013) yang menyatakan bahwa Tata kelola
perusahaan tidak berpengaruh terhadap imbal Adhari, A. (2007). Kedudukan Keuangan Badan
hasil saham. Hal ini karena penilaian mandiri (self- Usaha Milik Negara Terhadap Keuangan
assessment) tata kelola perusahaan pada perusahaan Negara, 12. Retrieved from https://www.
BUMN dan BUMD masih belum diwajibkan. Sehingga researchgate.net/ publication/299537013_
ada perusahaan yang menerbitkan score GCG dua Kedudukan_Keuangan_BUMN_terhadap_
tahun sekali, maupun baru menerbitkan tahun 2015 Keuangan_Negara
keatas. Sehingga pemegang saham masih belum Aini, N. (2009). Pengaruh laba dan kompones arus
terlalu melihat index tata kelola perusahaan terssebut kas terhadap imbal hasil sahamn saham (Studi
untuk memutuskan investasi pada saham. Hasil empiris pada perusahaan terdaftar di BEI
dari penelitian ini bertentangan dengan penelitian periode tahun 2007–2009). Telaah Manajemen,
Siregar (2015), Yatmi et al. (2016), Gwenda & Juniarti 6(2), 170–182. https://doi.org/Vol 6 edisi 2,
(2013), Bauer et al. (2004) dan Ajiwanto (2013) yang September 2009 hal 170 - 182
menyatakan tata kelola perusahaan berpengaruh Ajiwanto, A. W. (2015). Pengaruh Good Corporate
signifikan terhadap imbal hasil saham. Dalam uji Governance Terhadap Imbal hasil sahamn
heteroskedastisitas variabel tata kelola perusahaan Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Corporate
terkena heteroskedastisitas. Sehinggan pengujiannya Governance Perception Index Dan Bursa Efek
tidak berjalan secara efisien. Indonesia Periode 2010 – 2012. PhD Proposal,
(710220116), 1–16. https://doi.org/10.1017/
5. Simpulan, Implikasi Manajerial, dan Saran
CBO9781107415324.004
Hasil riset ini dapat disimpulkan sebagai berikut
Arieska, M., & Gunawan, B. (2011). Pengaruh
Arus Kas Bebas berpengaruh positif terhadap
Aliran Kas Bebas dan Keputusan Pendanaan
variabel Imbal Hasil Saham (Ditolak). Hasil penelitian
Terhadap Nilai Pemegang Saham dengan Set
ini sejalan dengan penelitian dari Chepkwony (2014)
Kesempatan Investasi dan Dividen Sebagai
yang menyatakan bahwa arus kas bebas berpengaruh
Variabel Moderasi. Jurnal Akuntansi Dan
positif terhadap imbal hasil saham. Laba Akuntansi
Keuangan, 13(1), 13–23. https://doi.org/10.9744/
berpengaruh positif terhadap variabel Imbal Hasil
jak.13.1.13-23
Saham. Hal ini sejalan dengan penelitian Purwanti
et al. (2015), Saputra & Astika (2013), Yatmi et al. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.
(2016), Yocelyn & Christiawan (2012), Rizal & Ana (2003). Undang-undang Republik Indonesia
(2016), Aini (2009) yang menyatakan bahwa Laba Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha
Akuntansi berpengaruh positif terhadap Imbal Hasil Miik Negara. Retrieved from http://bpkp.go.id/uu
Saham. Tata kelola perusahaan berpengaruh negatif filedownload/2/40/264.bpkp.
terhadap variabel Imbal Hasil Saham. Dalam uji Bauer, R., Guenster, N. & Otten, R. (2004). Empirical
heteroskedastisitas variabel tata kelola perusahaan Evidance on Corporate Governance in Europe:
terkena heteroskedastisitas, sehingga hasil variabel The Effect on Stock Imbal hasil sahamns, Firm
tata kelola ini tidak dapat dijadikan pedoman pada Value and Performance. J Asset Manag, 5:
penelitian berikutnya. 91.Retrieved from https://doi.org/10.1057/
palgrave.jam.2240131
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 65

Brigham and Ehrhardt. (2013).Financial Management Hervita, H., & Kriswanto. (2015). Pengaruh Good
Theory and Practice. Canada : South-Western Corporate Governance Terhadap Net Profit
Cengage Learning. Retrieved from www. Margin Dan Imbal hasil sahamn Saham
downloadslide.com Perusahaan Yang Termasuk Pemeringkatan
Budiharjo, R. (2016). Pengaruh Good Corporate Asean Cg Scorecard Tahun 2014, 1–11. Retrieved
Governance Terhadap Imbal hasil sahamn from http://eprints.binus.ac.id/32470/1/2014-2-
Saham Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel 01661-AK Abstrak001.pdf
Intervening Dan Moderating. Jurnal Tekun, Jama’an. (2008). Pengaruh Mekanisme Corporate
VII(1), 80–98. Retrieved from http://publikasi. Governance Dan Kualitas Kantor Akuntan
mercubuana. ac.id/index.php/tekun/article/ Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan
view/660/567 Keuangan. Jurnal Universitas Diponegoro, 1(1),
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan & Tahunan 1–52. Retrieved from http://eprints.undip.ac.id/
2013, 2014, 2015, 2016, 2017. Retrieved from 8115/1/Jamaan.PDF
www.idx.co.id. Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of
Chepkwony, C.C. (2014).The Relationship Between the firm: Managerial behavior, agency costs
Free Cash Flow And Investment Of Firm and ownership structure. Journal of Financial
Quoted At The Nairobi Securities Exchange. Economics, 3(4), 305–360. https://doi.
Retrieved from http://erepository.uonbi.ac.ke/ org/10.1016/0304-405X(76)90026-X
bitstream/handle/11295/75483/Chepk wony_ Lomanto, L. dan, & Wahidahwati. (2015). Pengaruh
The relationship between free cash flows free cash flow , profitabilitas, kebijakan liabilitas,
and stock imbal hasil sahamns of frims1. dan size terhadap imbal hasil sahamn saham.
pdf?sequence=3&isAllowed=y Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, 4(9). Retrieved
Fatayattun. (2015). Pengaruh Aliran Kas Bebas, from https://ejournal.stiesia.ac.id/jira/article /
Laba Bersih, Keputusan Pendanaan Dan Imbal view/1007/964
hasil sahamn On Asset (ROA) Terhadap Imbal Purnamaningsih, D., & Wirawati, N. gusti putu. (2014).
hasil sahamn Saham Perusahaan Pada Indeks Pengaruh imbal hasil sahamn on asset, struktur
Saham Syariah Indonesia. Retrieved from http:// modal, price to book value dan good corporate
digilib.uin-suka.ac.id/17221/2/11390052_bab-i_ governance pada imbal hasil sahamn saham.
iv-atau-v_daftar-pustaka.pdf E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 1(9),
FCGI. (2001). Peranan Dewan Komisaris dan 1–16. Retrieved from https://ojs.unud.ac.id/
Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate index.php/Akuntansi/article/view/ 8605/7529
Governance ( Tata Kelola Perusahaan ) (p. 45). Purwanti, S., Masitoh, E., & Chomsatu, Y. (2015).
Retrieved from www.fcgi.or.id Pengaruh laba akuntansi dan arus kas terhadap
Gwenda, Z., & Juniarti. (2013). Pengaruh Penerapan imbal hasil sahamn saham perusahaan yang
Good Corporate Governance ( GCG) Pada listing di bei. Jurnal Akuntansi Dan Pajak, 16(1),
Variabel Share Ownership , Debt Ratio , Dan 113–123. Retrieved from http://www.jurnal. stie-
Sektor Industri Terhadap Nilai Perusahaan. aas.ac.id/index.php/jap/article/download/27/26
Business Accounting Review, 1(2), 246–254. Putriani, N. P., & Sukartha, I. M. (2014). Pengaruh
Retrieved from http://cpanel.petra.ac.id/index. arus kas bebas dan laba bersih pada imbal hasil
php/akuntansi-bisnis/article/ download/784/684 sahamn saham perusahaan LQ-45. E-Jurnal
Ghozali, Imam.(2016).Aplikasi Analisis Multivariate Akuntansi Universitas Udayana, 6(3), 390–401.
dengan Program IBM SPSS 23.Semarang : Retrieved from https://ojs.unud.ac.id/index.php /
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Akuntansi/article/view/8332/6209

Hartono,Jogiyanto.(2017). Teori Portofolio dan Analisis Rizal, N., & Ana, S. R. (2016). Pengaruh Laba
Investasi. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta. Akuntansi Dan Arus Kas Serta Ukuran
Perusahaan Terhadap Imbal hasil sahamn
Herawaty, V. (2008). Peran Praktek Corporate
Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan
Governance Sebagai Moderating Variable dari
Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2012 –
Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai
2014). Jurnal Spread, 6, 65–76. Retrieved from
Perusahaan. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan,
http://journal.stiei-kayutangi-bjm.ac.id/index.
10, PP.97-108. https://doi.org /10.9744/jak.
php/jv113 /article/download/243/159
10.2.pp. 97-108
66 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

Saputra, K. A., & Astika, I. B. P. (2013). Pengaruh Utama, T. A., & Rohman, A. (2013). Pengaruh
Informasi Laba Akuntansi Dan Informasi Corporate Governance Perception Index
Corporate Social And Responsibility Pada Imbal , Profitabilitas , Leverage Dan Ukuran
hasil sahamn Saham ( Studi Pada Perusahaan Perusahaan Terhadap Nilai Saham.
Pertambangan di BEI ). E-Jurnal Akuntansi Diponegoro Journal of Accounting, 2,
Universitas Udayana, 2, 405–419. Retrieved 1–9. Retrieved from https://ejournal3.
from https://ojs.unud.ac.id/index.php/ Akuntansi/ undip.ac.id/index.php/accounting/article/
article/view/5517/4187 download/3241/3174
Sasongko, H., Achsani, N. A., Sembel, R., & Yatmi, M. S. N., Astuti, D. S. P., & Widarno, B.
Kusumastanto, T. (2012). Analisis Pengaruh (2016). Pengaruh Laba Akuntansi Dan
Aliran Kas Bebas Positif Dan Negatif Good Corporate Governance Terhadap
, Dividen Dan Leverage. Jurnal Ilmiah Imbal hasil sahamn Saham Perusahaan
Ranggagading, 12(1), 72–81. Retrieved from Peserta Corporate Governance
http://download . portalgaruda.org/article. Perception Index, 8(1), 25–31. Retrieved
php?article=133157&val=5616 from http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/
Siregar, M. I. C. (2015). Pengaruh Corporate Akuntansi/article/view/1232/1073
Governance Perception Index ( Cgpi ), Leverage Yocelyn, A., & Christiawan, Y. J. (2012). Analisis
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Imbal hasil Pengaruh Perubahan Arus Kas dan Laba
sahamn Saham ( Studi Kasus pada Perusahaan Akuntansi Terhadap Imbal hasil sahamn
yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2013 ), 2(3), Saham pada Perusahaan Berkapitalisasi
3092–3100. Retrieved from https://openlibrary. Besar. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan.
telkomuniversity.ac.id/pustaka/ files/104592/ Retrieved from http://jurnal akuntansi.
jurnal_eproc/pengaruh-corporate-governance- petra.ac.id/index.php/aku/article/
perception-index-leverage-dan-ukuran- view/18710/18459
perusahaan-terhadap-imbal hasil sahamn-
saham-studi-kasus -pada-perusahaan-yang-
terdaftar-di-bursa-efek-indonesia-periode-200
Sugiyanto, E. K. (2011). Peningkatan Imbal hasil
sahamn Saham dan Kinerja Keuangan melalui
Corporate Social Responsibility dan Good
Corporate Governance. Aset, 13(1), 47–56.
Retrieved from https://media.neliti.com/media /
publications/36605-ID-peningkatan-imbal hasil
sahamn-saham-dan-kinerja-keuangan-melalui-
corporate-social-responsib.pdf
Syakhroza, Akhmad. (2010). Corporate Governance
Sejarah dan Perkembangan, Teori, Model, dan
Sistem Governance serta Aplikasinya pada
Perusahaan BUMN. Jakarta : Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Thrisye, R. Y., & Simu, N. (2013). Analisis pengaruh rasio
keuangan terhadap imbal hasil sahamn saham
BUMN sektor pertambangan periode 2007-2010.
Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis. Retrieved
from http://download.portalgaruda.org/article.
hp?article=265465&val=945&title=ANALISIS
PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP
IMBAL HASIL SAHAM SAHAM BUMN SEKTOR
PERTAMBANGAN PERIODE 2007-2010
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 67

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN


TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN BUMD DENGAN
INTERVENSI PENGENDALIAN SEBAGAI VARIABEL
MODERASI
Anisa, Lely Dahlia
Universitas Trilogi

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh sistem
pengendalian terhadap kinerja perusahaan baik kinerja keuangan maupun non keuangan dengan
intervensi pengendalian sebagai variabel moderasi. Responden dalam penelitian ini adalah
karyawan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor yang berlokasi di Jl. Raya Sukahati No.12,
Sukahati, Cibinong, Bogor, Jawa Barat 16913. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner,
observasi, dan dokumentasi. Metode analisis deskriptif, analisis verifikatif dan Moderated
Regression Analysis (MRA) dengan aplikasi Partial Least Square yaitu program SmartPLS versi 3.

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari keempat elemen sistem pengendalian manajemen
meliputi hasil, tindakan, personel, dan budaya hanya pengendalian hasil dan pengendalian budaya
yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Intervensi pengendalian memoderasi
hubungan antara sistem pengendalian manajemen dan kinerja perusahaan, namun, secara
individual intervensi pengendalian hanya memoderasi pengendalian tindakan, pengendalian
personel dan pengendalian budaya terhadap kinerja perusahaan. Intervensi pengendalian tidak
memoderasi pengendalian hasil terhadap kinerja perusahan.

Kata Kunci: Sistem Pengendalian Manajemen, Intervensi, Kinerja Perusahaan


68 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

1. Pendahuluan dapat mendorong maupun menghambat kinerja.


Intervensi dari pemilik perusahaan merupakan suatu
1.1 Latar Belakang Masalah
hal dalam pengendalian perusahaan atau yang
Saat ini pemerintahan daerah dituntut untuk dikenal sebagai ownership control right (Zouping,
meningkatkan pendapatan asli daerah melalui 2011 dalam Prapta dan Rokhayati, 2012). Penelitian
perusahaan daerah dengan pemberian otonomi ini dilakukan di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor. Beberapa alasan
masyarakat yakni mempercepat terwujudnya penelitian ini dilakukan di PDAM Tirta Kahuripan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan potensi Kabupaten Bogor, alasan pertama yaitu PDAM Tirta
dan keanekaragaman sumber daya lokal yang dimiliki Kahuripan Kabupaten Bogor sudah dikelola secara
oleh wilayah tersebut. Dalam melaksanakan otonomi profesional dan menerapkan sistem pengendalian
daerah, perusahaan diharuskan untuk mengatur manajemen, sehingga penelitian tentang keefektifan
maupun mengelola keuangan sendiri sesuai dengan pada sistem pengendalian manajemen dapat
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah daerah dilakukan. Kedua, penelitian yang mengaitkan sistem
sehingga akan berpengaruh terhadap perkembangan pengendalian manajemen dengan kinerja saat
daerah. Tujuan dari perusahaan daerah yaitu untuk terdapatnya intervensi pengendalian masih jarang
meningkatkan pendapatan asli daerah sehingga dilakukan sehingga penelitian ini dapat menutup
harus mengetahui perkembangan perusahaan yang kesenjangan tersebut (Prapta dan Rokhayati, 2012).
dapat ditinjau dari kinerja perusahaan.Kinerja dapat
dikatakan berhasil apabila kualitas yang dilakukan oleh 1.2. Rumusan dan Pembatasan Masalah
karyawan sesuai dengan keinginan manajer. Salah 1. Bagaimana pengaruh pengendalian hasil
satu alat manajemen yang digunakan dalam organisasi terhadap kinerja perusahaan?
sehingga dapat membantu mengkoordinasikan serta 2. Bagaimana pengaruh pengendalian tindakan
menyelaraskan tujuan perusahaan yaitu Sistem terhadap kinerja perusahaan?
Pengendalian Manajemen. Pemerintah daerah
3. Bagaimana pengaruh pengendalian personel
mengharuskan badan usaha milik daerah memiliki
terhadap kinerja perusahaan?
sistem pengendalian manajemen yang baik sehingga
4. Bagaimana pengaruh pengendalian budaya
dapat membantu proses operasional pembangunan
terhadap kinerja perusahaan?
daerah, dimana masih terdapat beberapa masalah
dalam bidang manajemen dan keuangan yaitu 5. Bagaimana intervensi pengendalian memoderasi
pada Sumber Daya Manusia (SDM) masih kurang hubungan antara pengendalian hasil,
wawasan, penguasaan teknologi, dan sistem informasi pengendalian tindakan, pengendalian personel
manajemen yang belum efisien. Padahal Sumber dan pengendalian budaya dengan kinerja
Daya Manusia merupakan penggerak perusahaan perusahaan ?
untuk menciptakan kinerja yang optimal sehingga 1.3. Tujuan Penelitian
dapat mencapai keberhasilan perusahaan. Oleh
1. Untuk menguji pengaruh pengendalian hasil
karena itu, dibutuhkan suatu Sistem Pengendalian
terhadap Kinerja Perusahaan.
Manajemen yang dapat membantu perusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaan Menurut Merchant 2. Untuk menguji pengaruh pengendalian tindakan
dan Stede (2014) ada empat elemen pengendalian, terhadap Kinerja Perusahaan.
Pengendalian Hasil, Pengendalian Tindakan, 3. Untuk menguji pengaruh pengendalian personel
Pengendalian Personel, Pengendalian Budaya. terhadap Kinerja Perusahaan.

Salah satu permasalahan yang berada pada 4. Untuk menguji pengaruh pengendalian budaya
Badan Usaha Milik Daerah yaitu kondisi pengelolaan terhadap Kinerja Perusahaan.
yang belum optimal dimana masih terjebak dalam 5. Untuk menguji apakah intervensi pengendalian
pola kerja birokrasi. Pemerintah daerah memiliki suatu memoderasi hubungan antara pengendalian
sistem pengendalian yaitu pemerintah daerah berhak hasil, pengendalian tindakan, pengendalian
mencampur tangani aktivitas perusahaan yang dapat personel dan pengendalian budaya dengan
meningkatkan kinerja. Intervensi pengendalian dapat kinerja perusahaan.
diartikan sebagai campur tangan pemerintah yang
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 69

2. Landasan Teoritis dan Tinjauan Pustaka 3. Intervensi


2.1. Tinjauan Pustaka Menurut Cummings and Worley (2008:p.156)
menyatakan “Human process interventions derive
1. Sistem Pengendalian Manajemen
mainly from the disciplines of psychology and social
Menurut Merchant dan Stede (2014) ada empat psychology and the applied fields of group dynamics
elemen pengendalian, dimana setiap elemen sistem and human relations.” Dalam hal ini dijelaskan
pengendalian manajemen harus dijalankan bersama bahwa, Intervensi manajemen sumber daya manusia
agar mempunyai kekuatan dalam pelaksanaannya. merupakan suatu intervensi yang yang digunakan
Pengendalian hasil merupakan tipe pengendalian untuk mengembangkan, mengintegrasikan, dan
yang melibatkan pemberian imbalan pada karyawan mendukung orang dalam organisasi. Intervensi
untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan manajemen sumber daya manusia berakar pada
cara memberikan insentif atau imbalan. Artinya hubungan kerja dan dalam praktik kompensasi dan
bahwa semakin baik suatu pengendalian hasil yang tunjangan yang diterapkan, seleksi dan penempatan
dilakukan oleh perusahaan, maka akan sesuai dengan karyawan, penilaian kinerja, dan pengembangan
pencapaian kinerja yang di lakukan perusahaan. karier.
Pengendalian hasil sangat memengaruhi tindakan
karena dapat membuat karyawan lebih merasa 2.2. Model Penelitian
diperhatikan. Pengendalian tindakan yang memberikan
batasan-batasan pada karyawan agar karyawan
dapat menjalankan tugas sesuai dengan keinginan
perusahaan yang dapat membantu perusahaan
dalam meningkatkan kinerja maupun produktivitas
karyawan. Dimana adanya suatu batasan-batasan
yang dapat mengendalikan perilaku karyawan
sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Untuk meningkatkan produktivitas karyawan, dapat
dilakukan melalui pengendalian personel dimana 2.3. Hipotesis Konseptual
suatu metode pelatihan yang akan membantu para Pengendalian Hasil dan Kinerja Perusahaan
anggota perusahaan dalam pengembangan karir
dan meningkatkan pengetahuan. Hal ini memberikan Dalam pengendalian hasil harus diperhatikan
penjelasan bagi perusahaan, bahwa sumber daya hasil apa yang diharapkan oleh perusahaan. Maka
manusia yang dibutuhkan merupakan karyawan dari itu, kejelasan dimensi kinerja akan memberikan
yang memenuhi harapan perusahaan mulai dari suatu arahan bagi karyawan untuk melihat tujuan
pengalaman maupun kecerdasan yang dapat perusahaan. Kejelasan akan definisi kinerja yang
melakukan pekerjaan yang baik untuk meningkatkan akan membantu karyawan dalam menghadapi
kinerja perusahaan. Budaya yang kuat dapat kebingungan maupun hilang arahan. Tidak hanya
mendukung kinerja karena menyediakan struktur dan itu, sistem penilaian kinerja yang jelas juga sangat
control tanpa perlu bergantung pada birokrasi formal diperlukan, karena pada intinya setiap orang memiliki
yang dapat menghambat motivasi maupun inovasi. perbedaan dalam mengukur kinerja antara puas
Artinya, nilai-nilai perusahaan memiliki pengaruh maupun tidak puas. Penelitian terdahulu yang
pada perilaku, sehingga karyawan dapat berperilaku dilakukan oleh Nugroho (2014) menunjukkan bahwa
sesuai dengan budaya perusahaan. pengendalian hasil berpengaruh signifikan terhadap
kinerja perusahaan. Sama halnya dengan penelitian
2. Kinerja Perusahaan Prapta dan Rokhayati (2012) yang memberikan hasil
Dalam pencapaian kinerja perusahaan, perlu signifikan antara pengendalian hasil berpengaruh
adanya suatu pengukuran dimana hasil perusahaan terhadap kinerja perusahaan sehingga hal ini
itu dapat menjadi tolak ukur di tahun yang akan menunjukkan bahwa pengendalian hasil sangat
datang. Menurut Rangkuti (2013:hal.3) pengertian efektif untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini
sederhana dari balance scorecard adalah “Kartu dikarenakan dengan adanya dimensi kinerja, sistem
skor yang digunakan untuk mengukur kinerja dengan pengukuran kinerja, pemberian reward maupun
memperhatikan keseimbangan antara sisi keuangan punishment akan mendorong para karyawan untuk
dan non keuangan”. mencapai hasil yang diinginkan oleh perusahaan. Oleh
70 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

karena itu, pengendalian hasil akan memengaruhi penempatan karyawan yang baik dan terbuka serta
kinerja perusahaan. Dengan demikian dapat diajukan kesempatan karyawan untuk mengikuti pelatihan
hipotesis sebagai berikut : yang berkualitas dapat mendorong motivasi karyawan
H1: Pengendalian hasil berpengaruh terhadap kinerja sehingga para karyawan dapat melakukan pekerjaan
perusahaan. sesuai yang di harapkan. Sistem pengendalian
personel akan memengaruhi kinerja perusahaan.
Pengendalian Tindakan dan Kinerja Perusahaan Dengan demikian dapat diajukan hipotesis sebagai
Untuk dapat terciptanya suatu pengendalian berikut :
tindakan, para manajer melakukan suatu bentuk H3 : Pengendalian personel berpengaruh terhadap
pembatasan perilaku, penilaian pratindakan, kinerja perusahaan.
akuntabilitas tindakan dan redundansi. Penelitian
Pengendalian Budaya dan Kinerja Perusahaan
Sani (2017) yang menunjukkan bahwa pengendalian
tindakan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Pengendalian budaya dapat di lakukan melalui
Sifat memaksa yang terdapat pada pengendalian adanya kesepakatan bersama dan kode etik melalui
tindakan yang membantu perusahaan agar motto maupun nilai perusahaan yang sudah di sepakati
mengetahui kegiatan yang tidak di inginkan oleh di perusahaan yang mengharuskan para karyawan
perusahaan. Sehingga dapat melakukan perbaikan untuk patuh dan menjalankannya. Penelitian yang
secepatnya dan membantu para manajer dalam dilakukan oleh Sani (2017) pengendalian budaya
pengambilan keputusan sehingga hal tersebut tidak berhubungan dengan dengan kinerja perusahaan.
akan berpengaruh kepada kinerja perusahaan. Hal ini di yakini bahwa kesepakatan maupun
Dari uraian di atas menunjukan apabila tindakan pemahaman yang jelas dapat memberikan semangat
yang dilakukan para karyawan dapat dikendalikan untuk seluruh karyawan dalam berkolaborasi dengan
dengan baik, maka pencapaian kinerja perusahaan tim untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan
dapat mengalami peningkatan. Dengan kata lain yang seharusnya, sehingga dapat mencapai tujuan
pengendalian tindakan akan memengaruhi kinerja perusahaan. Rotasi karyawan yang berarti bahwa
perusahaan. Maka dapat diajukan hipotesis sebagai karyawan dapat dengan mudah menyebarkan
berikut : kultur positif perusahaan. Dimana dengan ada nya
H2 : Pengendalian tindakan berpengaruh terhadap rotasi karyawan dengan perbedaan tugas yang
kinerja perusahaan berarti akan mengurangi tingkat kecurangan yang di
lakukan karyawan sehingga mempertahankan rasa
Pengendalian Personel dan Kinerja Perusahaan kebersamaan serta meningkatkan kinerja perusahaan
Perusahaan menerapkan pengendalian personel secara keseluruhan. Penghargaan berbasis
dimulai dengan seleksi dan penempatan karyawan, kelompok yang dapat mendorong organisasi untuk
serta pelatihan yang diberikan untuk para karyawan melakukan pekerjaan secara bersama. Pengaturan
agar dapat melakukan job desk dengan baik. Untuk fisik dan sosial merupakan cara yang efektif dalam
menjamin kinerja perusahaan dapat tercapai, pengendalian budaya, dengan adanya pengaturan
maka kebutuhan maupun keahlian para karyawan ruangan, pengaturan berbusana, pengaturan
harus dikendalikan dan direncanakan dengan bersosialisasi yang menjadikan karyawan untuk
sebaik-baiknya. Keterbukaan proses seleksi dan bekerja secara produktif. Budaya perusahaan yang
penempatan merupakan hal yang baik agar tidak ada telah dianut para karyawan sangat tergantung dengan
kecemburuan untuk para karyawan baru. Sedangkan bagaimana para pemimpin bertindak. Maka, pimpinan
dengan adanya proses pelatihan yang disiapkan harus menunjukan etika yang baik karena pimpinan
untuk karyawan, perusahaan mengharapkan merupakan acuan bagi para karyawan
karyawan dapat memberikan kinerja sesuai dengan H4 : Pengendalian budaya berpengaruh terhadap
yang di harapkan dan juga untuk mempersiapkan kinerja perusahaan
diri agar karyawan mampu menjalankan keinginan
perusahaan. Dalam penelitian Prapta dan Rokhayati Intervensi Pengendalian dan Kinerja Perusahaan
(2012) menyatakan pengendalian personal Intervensi pengendalian dapat mendorong
memiliki pengaruh terhadap kinerja perusahaan pengendalian hasil sehingga mencapai kinerja
karena personnel control memberikan kejelasan perusahaan. Penetapan target yang dilakukan
bagi perusahaan agar karyawan dapat bertindak pihak eksternal yang menjadi suatu tantangan
sesuai keinginan perusahaan.Sistem penerimaan, bagi perusahaan tetapi memungkinkan untuk
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 71

dicapai, sehingga akan mendorong para karyawan 3.2. Metode Pemilihan dan Pengumpulan Data
dan perusahaan untuk mencapai target yang Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
telah ditetapkan. Dalam pengendalian tindakan, dengan populasi dari penelitian ini adalah karyawan
intervensi pengendalian juga dapat terjadi ketika PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor. Sampel
pihak eksternal melakukan campur tangan di dalam dalam penelitian ini dilakukan dengan metode
mekanisme pengendalian tindakan. Adanya intervensi purposive sampling dengan memenuhi kriteria (1)
pengendalian, dapat berpengaruh positif dimana Karyawan tetap yang sudah bekerja > 1 tahun, (2)
akan mendorong karyawan untuk meningkatkan Tingkat pendidikan minimal Sarjana (S-1). Data
kinerja perusahaan. intervensi pengendalian pada dari penelitian ini menggunakan data primer yang
pengendalian personel dalam penerimaan maupun diperoleh melalui kuesioner dan data sekunder untuk
penempatan karyawan, pihak luar akan melakukan mendukung keperluan data seperti buku, literatur.
intervensi pengendalian dimana pengendalian Objek Penelitian ini adalah PDAM Tirta Kahuripan
personel akan lebih selektif dalam sumber daya Kabupaten Bogor. Semua pengukuran dilakukan
manusia sehingga dapat meningkatkan kinerja melalui persepsi karyawan dimana item kuesioner
perusahaan. Intervensi pengendalian juga sering menggunakan skala likert 1 sampai dengan skala 4.
terjadi pada pengendalian budaya, di perusahaan Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju dan 4 untuk
adanya kode etik, norma, keyakinan, nilai-nilai jawaban sangat setuju.
dan perilaku yang dapat menunjang kebersamaan
pada kelompok kerja. Dengan adanya intervensi 3.3 Metode Analisis Data
pengendalian dapat menjadi acuan perusahaan untuk Pada penelitian kali ini analisis yang dilakukan
untuk terus membuat karyawan termotivasi untuk menggunakan analisis deskriptif dan analisis verifikatif,
meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan demikian dimana analisis verifikatif dua tahap yaitu Analisa
dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : Outer Model (Convergent Validity, Discriminant
H5 : Intervensi pengendalian berpengaruh terhadap Validity, Composite Reliability). Dan Analisa Inner
sistem pengendalian manajemen. Model (R-Square (R2), Predictive Relevance (Q2)).
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
3. Metode Penelitian metode Partial Least Square (PLS) dengan Structural
3.1. Definisi Operasional Variabel Equation Modelling (SEM).

1. Variabel Pengendalian Hasil 4. Analisis Data dan Pembahasan


Pengetahuan hasil yang di inginkan, Kemampuan
4.1 Gambaran Umum Objek
dalam mempengaruhi hasil yang diinginkan,
Efektivitas hasil yang diinginkan. PDAM merupakan salah satu perusahaan daerah
2. Variabel Pengendalian Tindakan dengan sarana penyedia air bersih yang diawasi
Pembatasan Prilaku, Penilaian Pratindakan, dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun
Akuntanbilitas Tindakan, dan Redundasi. legislatif daerah yang didirikan berdasarkan Undang-
3. Variabel Pengendalian Personel Undang No. 5 Tahun 1962 tentang perusahaan
Seleksi dan Penempatan, Pelatihan, dan Desain daerah. Dalam hal ini PDAM diberi tanggung jawab
pekerjaan dan persediaan sumber daya yang untuk mengembangkan dan mengelola sistem
dibutuhkan. penyediaan air bersih serta melayani sekelompok
pelanggan dengan harga terjangkau.
4. Variabel Pengendalian Budaya
Kode Etik, Imbalan Kelompok, Rotasi Karyawan, 4.2. Analisis Data
Pengaturan Fisik, dan Tone at the top. Profil responden berdasarkan jenis kelamin sebanyak
5. Variabel Kinerja Perusahaan 49 responden, kemudian di klasifikasikan berdasarkan
Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, jenis kelamin, yaitu Laki-Laki 61% dan Perempuan
Perspektif Proses Bisnis Internal, Perspektif 39%. Berdasarkan jenjang Pendidikan S1 sebanyak
Pertumbuhan dan Pembelajaran. 84% dan S2 16%. Serta berdasarkan lama bekerja
6. Variabel Intervensi karyawan yaitu 1-2 Tahun 20%, 3-4 Tahun 41% dan
Pengaturan Tujuan, Penilaian Kinerja, >5 Tahun 39%.
Sistem Penghargaan, Melatih dan Mentoring,
Perencanaan dan Pengembangan Karir.
72 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

4.2.1 Analisa model measurement (Outer Model) 3. Predictive relevance (Q2)


Menunjukan nilai Q2 yaitu 0.724 sehingga dapat
1. Uji Validitas
disimpulkan intervensi pengendalian, moderating
a. Convergent Validity effect 1, moderating effect 2, moderating effect
Dalam uji, seluruh indikator dianggap reliable sesuai 3, moderating effect 4, pengendalian budaya,
karakteristik. Dalam pengujian dari total keseluruhan pengendalian hasil, pengendalian personel, dan
30 indikator, terdapat 17% nilai loading faktor diatas pengendalian tindakan memiliki nilai relevansi prediktif
0,60 sedangkan 83% dengan nilai loading faktor dia- besar pada kinerja perusahaan.
tas 0,80. Dapat dikatakan bahwa nilai loading factor
menunjukkan validitas tinggi. 4.3 Hasil Penelitian
b. Discriminant validity, dan Average Variance Ex- Tabel 4.1 Hasil Boostrapping Calculation
tracted (AVE)
Dari total keseluruhan memiliki 30 indikator tetapi ha-
nya 25 indikator dengan nilai discriminant yang ting-
gi, 5 indikator lainnya menunjukkan korelasi loading
factor lebih rendah dari nilai loading factor indikator
lainnya. Untuk mengetahui nilai discriminant validity
dengan melihat nilai AVE, kriteria dari AVE antara in-
dikator dengan konstruksinya harus lebih besar dari
0.50 untuk semua konstruk. Dimana nilai AVE lebih
dari 0,50 sehingga adanya korelasi antara indikator
yang memiliki discriminant validity yang sangat baik
di setiap konstruknya.
Sumber: Pengolahan data kuesioner dengan
2. Uji Reliabilitas
SmartPLS versi 3.2.8, 2019
a. Composite reliability
Nilai Composite reliability menunjukan IP (0.938), KP Pengujian hipotesis pertama (H1)
(0.978), ME 1 (1.000), ME 2 (1.000), ME 3 (1.000), Pengujian hipotesis pertama menunjukan
ME 4 (1.000), PB (0.930), PH (0.888), PP (0.848), hasil pengujian hipotesis satu yang menjelaskan
PT (0.891). Artinya, dengan nilai melebihi kriteria hubungan variabel pengendalian hasil dengan
composite reliability semua konstruk dikatakan kinerja perusahaan dimana nilai original sample
mempunyai reliabilitas tinggi. 0.637 nilai tersebut memiliki angka positif yang
b. Cronbanch’s alpha berarti pengendalian hasil memiliki hubungan yang
Dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha memiliki positif dengan kinerja perusahaan. Pada nilai t
nilai pada IP (0.918), KP (0.975), ME 1 (1.000), ME memiliki angka 9.057 yang berarti lebih besar dari
2 (1.000), ME 3 (1.000), ME 4 (1.000), PB (0.905), nilai t tabel (1.96) dan memiliki nilai p-value sebesar
PH (0.806), PP (0.733), PT (0.840). Dengan ini 0.000 sesuai dengan kriteria nilai p-value (<0.050).
menyimpulkan bahwa nilai cronbach’s alpha di setiap Artinya, dari keseluruhan data yang sudah di uji pada
konstruknya memiliki nilai reliabilitas yang tinggi SmartPLS 3.0 menjelaskan bahwa hipotesis satu
karena memenuhi kriteria. yaitu pengendalian hasil memiliki pengaruh terhadap
kinerja perusahaan. Maka hipotesis pertama dalam
4.2.2. Analisis model struktural (inner model) penelitian ini diterima. Dimana pengendalian hasil
1. Path Coefficient sudah dilakukan dengan baik, artinya karyawan dapat
Nilai path coefficient dimana IP (-0.093), ME 3 berperilaku sesuai keinginan perusahaan yang dapat
(-0.149), ME 4 (-0.250), PP (-0.038), PT (-0.094) yang memberikan keberhasilan bagi perusahaan.
berarti konstruk tersebut memiliki pengaruh negatif
Pengujian hipotesis kedua (H2)
terhadap KP. Sedangkan ME 1 (0.094), ME 2 (0.237),
PB (0.550), PH (0.637) memiliki pengaruh positif Pengujian hipotesis kedua menyatakan hubungan
terhadap KP. variabel pengendalian tindakan dengan Kinerja
Perusahaan dimana menunjukan nilai original sample
2. R-Square (R2)
-0.094 dan memiliki nilai t dengan angka 1.192
Nilai R Square (R2) pada variabel Kinerja Perusahaan
dimana nilai tersebut lebih kecil dari t tabel (1.96)
memperoleh nilai 0.977.
dengan nilai p-value 0.234 sehingga hal tersebut
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 73

tidak sesuai dengan kriteria nilai p-value (<0.050). bahwa nilai t lebih besar dari t-tabel. Serta nilai p-value
Maka hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak. menunjukkan angka 0.043 yang sesuai dengan kriteria
Hal ini membuktikan bahwa perusahaan dalam p-value (<0.050). Hipotesis kelima penelitian ini
pengendalian tindakan belum terlalu ketat dan masih diterima. Maka, intervensi pengendalian memoderasi
diabaikan oleh karyawan, sehingga perusahaan harus hubungan antara sistem pengendalian manajemen
terus mengevaluasi di setiap bentuk pengendalian sehingga memengaruhi kinerja perusahaan. Pertama,
tindakan. pada pengujian variabel pengendalian hasil dengan
hasil moderating effect 1 dimana nilai t-statistic 1.315
Pengujian hipotesis ketiga (H3)
< 1.96 dan pada nilai p-value menunjukan angka 0.189
Pengujian hipotesis ketiga menunjukan hubungan dalam hal ini variabel intervensi pengendalian tidak
variabel pengendalian personal dengan kinerja memoderasi hubungan antara pengendalian hasil
perusahaan dimana nilai original sample -0.038 serta dan kinerja perusahaan. Kedua, pengujian variabel
memiliki nilai t 0.569 nilai tersebut lebih kecil dari pengendalian tindakan dengan hasil moderating effect
t-tabel (1.96) dan memiliki nilai p-value 0.569 hal ini 2 memiliki nilai t-statistik 2.600 > 1.96 dan pada nilai
tidak sesuai dengan kriteria nilai p-value (<0.050). p-value menunjukan nilai 0.017 yang berarti bahwa
Artinya, hasil pengujian hipotesis ketiga ditolak, selaras variabel intervensi pengendalian merupakan variabel
dengan teori Merchant dan Stede (2014:hal.210) moderator atau dapat memoderasi hubungan antara
dimana perubahan perilaku dapat muncul dari pengendalian tindakan dan kinerja perusahaan.
perekrutan karyawan yang salah atau pelatihan Ketiga, pengujian variabel pengendalian personel
yang tidak mencukupi. pengendalian personel yang dengan hasil moderating effect 3 memiliki nilai t-statistic
diterapkan perusahaan belum dapat dikatakan baik 1.999 > 1.96 dan pada nilai p-value menunjukkan
dalam mempengaruhi kinerja perusahaan. Dimana angka 0.046 yang berarti bahwa variabel intervensi
masih perlunya suatu pengendalian biaya yang dapat pengendalian memoderasi hubungan antara
menyeimbangkan antara kebutuhan yang dikeluarkan pengendalian personel dan kinerja perusahaan. Pada
untuk karyawan tetapi memiliki dampak baik bagi pengujian keempat, pengujian variabel pengendalian
perusahaan dalam pengendalian personel. budaya dengan hasil moderating effect 4 dimana nilai
t-statistik 2.669 > 1.96 dan nilai p-value 0.008 yang
Pengujian hipotesis keempat (H4)
berarti moderating effect 4 memengaruhi kinerja
Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukan perusahaan dimana intervensi pengendalian dari
hubungan variabel pengendalian budaya dengan pihak eksternal perusahaan terhadap pengendalian
kinerja perusahaan dimana nilai original sampel budaya dapat memengaruhi kinerja perusahaan.
(0.412). Dalam hal ini nilai original sampel yang
positif menandakan bahwa pengendalian budaya 5. Simpulan, Implikasi Manajerial dan Saran
memiliki hubungan positif dengan kinerja perusahaan.
5.1. Simpulan
Selanjutnya pada nilai t sebesar 3.927 dibandingkan
dengan t-tabel (1.96) yang berarti bahwa nilai t lebih Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
besar dari t-tabel. Serta nilai p-value menunjukkan 1. Pengendalian Hasil pada PDAM Tirta Kahuripan
angka 0.000 yang sesuai dengan kriteria p-value Kabupaten Bogor berpengaruh positif terhadap
(<0.050). Maka hipotesis keempat penelitian ini kinerja perusahaan.
diterima. karyawan telah merasakan penerapan sistem 2. Pengendalian tindakan pada PDAM Tirta
pengendalian budaya sehingga dapat memengaruhi Kahuripan Kabupaten Bogor tidak berpengaruh
kinerja perusahaan. terhadap kinerja perusahaan.
Pengujian hipotesis kelima (H5) 3. Pengendalian personel pada PDAM Tirta
Kahuripan Kabupaten Bogor berpengaruh
Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukan
terhadap kinerja perusahaan.
hubungan variabel intervensi pengendalian dengan
4. Pengendalian budaya pada PDAM Tirta Kahuripan
kinerja perusahaan dengan nilai original sampel
Kabupaten Bogor berpengaruh positif terhadap
(-0.093). Artinya, terdapat pengaruh negatif Intervensi
kinerja perusahaan
Pengendalian terhadap Kinerja Perusahaan, dimana
semakin tinggi intervensi pengendalian maka semakin 5. Intervensi pengendalian pada PDAM Tirta
rendah kinerja perusahaan dengan nilai t sebesar Kahuripan Kabupaten Bogor memoderasi
2.027 dibandingkan dengan t-tabel (1.96) yang berarti sistem pengendalian manajemen yang dapat
74 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Nugroho, F. A. 2014. “Intervensi pengendalian


Intervensi pengendalian memoderasi dalam sistem pengendalian manajemen dan
Pengendalian tindakan, pengendalian personel kaitannya dengan kinerja perusahaan (Studi
dan pengendalian budaya terhadap kinerja pada PDAM Kabupaten Wonogiri)”. Universitas
perusahaan. Sedangkan intervensi pengendalian Muhammadiyah Surakarta : Skripsi.
tidak memoderasi pengendalian hasil. Patrick, J. Wendy Kaysar Kirkpatrick. 2009. The
Kirkpatrick Four Level : A Fresh Look After 1959-
5.2. Implikasi
2009. Kirkpatrick Partners Toronto.
Dari hasil penelitian sistem pengendalian
Prapta, Rokhayati. 2012. “Intervensi pengendalian
manajemen berpengaruh terhadap kinerja
dalam sistem pengendalian manajemen dan
perusahaan sehingga perusahaan perlu menerapkan
kaitannya dengan kinerja perusahaan Studi
sistem pengendalian manajemen lebih baik lagi. Pada
pada PDAM Kabupaten Banyumas”. Jurnal
intervensi pengendalian memoderasi pengendalian
review akuntansi keuangan, Volume 2, No 2,
tindakan, personel dan budaya terhadap kinerja
Purwokerto, Oktober 2012.
perusahaan, oleh karena itu dibutuhkan suatu strategi
alternatif agar pengendalian manajemen tidak lagi Randy. 2013. “Peranan Cultural Control dalam
dicampuri oleh pihak luar perusahaan. Mendukung Implementasi Code of Conduct
Karyawan Studi pada Radio Suara Surabaya”.
5.3. Saran Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya.
Dari hasil penelitian serta informasi yang Vol 2 No.2 Surabaya: FEB Universitas Surabaya.
sudah didapatkan mengenai sistem pengendalian Rangkuti, F. 2013. SWOT Balanced Scorecard: Teknik
manajemen yang diterapkan PDAM masih Menyusun Strategi Korporat yang Efektif plus
belum dapat dikatakan optimal meskipun sudah Cara mengelola Kinerja dan Risiko. Jakarta: PT
mendapatkan hasil kinerja yang baik. Dimana pada Gramedia Pustaka Utama.
pengendalian tindakan masih perlunya evaluasi Sani, A. N. 2018. “Efektivitas Result, Action,
di setiap kegiatan operasional dan mensosialisasi Personnel, dan Cultural Control terhadap Kinerja
penerapan tata kelola perusahaan, sehingga Perusahaan dalam Mencapai Keunggulan
karyawan mampu mengimplementasi kemampuan Bersaing (Studi pada E-commerce Fintech
dan tindakan sesuai dengan keinginan perusahaan. Paypro)”. Universitas Trilogi : Skripsi.
Pada pengendalian personel, perlunya suatu sistem
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan
pengelolaan karyawan yang baik sehingga SDM akan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
selalu terjaga dan berkembang dalam meningkatkan
Bandung: Alfabeta
kemampuan.
Supriyanto, Achmad Sani dan Masyhuri Machfudz.
Daftar Pustaka 2010. Metodologi Riset Manajemen Sumber
Daya Manusia. Malang: UIN Maliki Press
Cummings, T.G and Worley, C.G. 2008. Organization
Tambun, Sihar. 2013. Teknik Pengolahan Data
Development & Change. 9th edition. South-
dan Interpretasi Hasil Penelitian Dengan
western Cengage Learning : USA
Menggunakan Program SPSS Untuk Variabel
Ghozali, I. 2015. Partial Least Square : Konsep, Moderating. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Teknik dan Aplikasi Menggunakan Program Universitas 17 Agustus 1945.
SmartPLS 3.0, Edisi 2. Semarang: Badan
Veithzal, Rivai. 2009. Manajemen Sumber Daya
Penerbit Universitas Diponogoro.
Manusia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Iskandar. 2017. Intervensi dalam Pekerjaan Sosial.
Makassar : Penerbit Ininnawa.
Merchant, K.A and Stede, W.A. 2014. Sistem
Pengendalian Manajemen: pengukuran kinerja,
evaluasi, dan insentif. 3rd edition. Jakarta:
Salemba Empat.
Moeheriono. 2012.Pengukuran Kinerja Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 75

DIGITAL OPERATING MODEL DAN CHANGE MANAGEMENT:


MENUJU TATA KELOLA BADAN USAHA MILIK NEGARA
(BUMN) YANG UNGGUL DALAM UPAYA TRANSFORMASI
DIGITAL
Nugroho
Petronas Carigali Indonesia

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Hampir semua perusahaan atau perorangan ingin maju dan berkembang dengan digitalisasi.
Namun bagi pemangku jabatan, diperlukan kehati-hatian dan adanya panduan yang jelas tentang
arah kebijakan terkait implementasi digitalisasi di dalam perusahaan yang mereka nahkodai. Salah
satu instrumen atau ukuran yang digunakan untuk mengukur kualitas dan posisi dari adanya inisiatif
digital yang dilakukan di dalam sebuah organisasi adalah dengan menggunakan pendekatan “6
Tingkatan Kedewasaan Transformasi Digital” yang diperkenalkan oleh Brian Solis pada tahun
2016 yang akan dipaparkan lebih mendalam di dalam makalah ini.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sebagai perpanjangan tangan pemerintah dalam
mengelola cabang-cabang produksi sumber daya kekayaan alam yang menyangkut hajat hidup
orang banyak, dalam beberapa tahun terakhir telah berhasil menunjukkan wibawanya untuk
menjadi layak diperhitungkan dalam kancah nasional maupun internasional dalam hal inisiatif
76 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

digitalnya. Beberapa diantaranya menjadi soko untuk mengantisipasi dampak penerapan strategi
guru dan katalisator, sedangkan yang lainnya masih digitalisasi dan transformasi digital.
beradaptasi dengan iklim digital yang perlahan
1.4 Manfaat Penelitian
menaikkan akselerasi untuk bisa setara. Dengan
demikian, BUMN harus mampu memberdayakan Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
semua lini dan fungsinya dalam menyeleraskan gerak 1. Manfaat teoritis
untuk berubah dan bersama menuju tata kelola yang Penelitian ini memberikan kontribusi mendasar
lebih unggul dengan mengoptimalkan potensi/value yang konseptual tentang digitalisasi dan
creation melalui transformasi digital. transformasi digital. Dengan hadirnya
1.2 Rumusan dan Pembatasan Masalah penelitian ini bisa memberikan manfaat dalam
mengarahkan pola pikir tepat tentang digitalisasi.
1.2.1 Rumusan Masalah
2. Manfaat praktis
Berdasarkan uraian latar belakang masalah Secara praktis, penelitian ini bisa menjadi
yang telah disampaikan sebelumnya, maka rumusan panduan bagi penggiat digitalisasi dan
masalah dalam makalah ini adalah: transformasi digital, serta pemangku
1. Merujuk pada publikasi Brian Solis tentang 6 kepentingan di sebuah organisasi atau
Stages of Digital Transformation Maturity (Solis, perusahaan sehingga bisa menjadi referensi
2016) atau 6 tingkatan kedewasaan transformasi dalam proses pengambilan kebijakan untuk
digital, sudah berada di tingkatan manakah inisiatif menghindari adanya investasi yang tidak tepat
digital yang diterapkan oleh Badan Usaha Milik sasaran.
Negara (BUMN)?
2. Landasan Teoretis dan Tinjauan Pustaka
2. Bagaimana memilih dan menerapkan Digital
Operating Model/Model Operasi Digital di dalam 1.1 Kerangka Teoretis
sebuah organisasi atau perusahaan guna 1.1.1 Teori Utama
mengoptimalkan upaya transformasi digital?
1.1.1.1. Digitalisasi
3. Bagaimana menerapkan Change Management/
Manajemen Perubahan yang tepat untuk merespon Digitalisasi lebih menitikberatkan pada proses
tantangan/kesempatan dalam transformasi digital? bisnis dan operasional. Bahkan dalam beberapa
literatur disebutkan bahwa digitalisasi adalah revolusi
1.2.2 Pembatasan Masalah industri IV (Schwab, 2015) karena besarnya efek
Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini perubahan dan modernisasi yang ditimbulkan bagi
adalah sebagai berikut: masyarakat maupun korporasi. Lebih lanjut terkait
1. Luas lingkup pembahasan hanya berfokus pada digitalisasi, Westerman menyoroti tentang perubahan
digitalisasi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). yang terjadi di organisasi dan model bisnis di organisasi
tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan performa
2. Inisiatif digital yang dilakukan BUMN dikumpulkan
dan ruang lingkup bisnis itu sendiri (Westerman et al.,
berdasarkan publikasi media massa (terutama
2011).
media daring atau online).
1.1.1.2. Transformasi Digital
1.3 Tujuan Penelitian
Tidak seperti Digitalisasi yang dapat
Tujuan dari penelitian dalam makalah ini adalah:
diimplementasikan dan ditinjau berdasarkan proyek
1. Menganalisis serta gambaran umum tingkatan
(project based), Transformasi Digital mengusung
kedewasaan dari upaya transformasi digital yang
konsep yang lebih holistik dan disruptif. Setelah
diterapkan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
menganalisa setidaknya 23 artikel ilmiah yang ditulis
selama beberapa tahun terakhir.
oleh peneliti terkemuka terkait Transformasi Digital
2. Memberikan opsi atau pilihan dalam mendesain dengan pendekatan semantik (studi tentang arti
organisasi dan tata kelola guna menyokong atau makna dalam kata, kalimat, kode, dan bahasa),
penerapan strategi digitalisasi dan transformasi Gregory Vial memperkenalkan definisi konseptual
digital. tentang Transformasi Digital yaitu, “Sebuah
3. Memberikan alternatif pendekatan dalam proses yang bertujuan untuk memajukan sebuah
Manajemen Perubahan/Change Management entitas/organisasi/perusahaan dengan memicu
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 77

perubahan yang signifikan pada karakter, kualitas, 1.2 Tinjauan Pustaka


dan substansinya dengan memadukan informasi, Penelitian yang dilakukan Manuel Castelss
komputerisasi, komunikasi, dan teknologi konektivitas mengungkapkan Digitalisasi adalah sistem
atau keterhubungan” (Vial, 2019). perekonomian, kemasyarakatan, dan kebudayaan
1.1.1.3. Stages of Digital Transformation Maturity / baru yang merefleksikan ciri khas era kontemporer
Tingkatan Kedewasaan Transformasi Digital (Castelss, 2010). Lebih lanjut, Henriette menyimpulkan
sebagian besar hasil riset atau penelitian yang ada
Brian Solis mengemukakan gagasan tentang
saat ini terkait Digitalisasi hanya terfokus pada inovasi
6 tingkatan kedewasaan sebuah organisasi dalam
teknologi (seperti teknologi perangkat bergerak/mobile
mengupayakan transformasi digital, diantaranya:
technology, solusi berbasis analytics, dan sebagainya)
1. Business as Usual / Bisnis sebagaimana biasanya walaupun sebenarnya Digitalisasi mencakup hal yang
Pada tahapan ini belum ada tanda-tanda adanya jauh lebih luas dari itu (Henriette et al., 2015).
inisiatif dan upaya digitalisasi. Organisasi masih Terkait Transformasi Digital, Paavola
beroperasi seperti biasanya; dengan proses, model mengemukakan pendapatnya bahwasanya
bisnis, ukuran performa (metrics), dan teknologi Transformasi Digital mensyaratkan pemanfaatan
yang telah ada sebelumnya. teknologi digital baru agar memungkinkan terjadinya
2. Present and Active / Hadir dan Aktif penyempurnaan (perubahan) yang signifikan di dalam
Dalam tahapan ini organisasi sudah menyatakan operasional suatu perusahaan, penyusunan strategi
ketertarikan untuk mulai mengadopsi strategi pemasaran yang menjamin kepuasan pelanggan,
digital secara lebih intensif. Ide digitalisasi sudah efisiensi operasional, atau perumusan model bisnis
mulai muncul walau masih bersifat sporadis dan baru (Paavola et al., 2017).
eksperimental. 3. Metode Penelitian
3. Formalized / Formalisasi 1.1 Metode Pemilihan dan Pengumpulan Data
Pada tahapan ini feedback atau umpan balik
Populasi dalam penelitian ini adalah Badan Usaha
dari pelanggan mulai diperhatikan oleh manajemen
Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di situs daring
perusahaan dan sudah dimulai upaya- upaya untuk
resmi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (www.
menganalisis feedback tersebut.
bumn.go.id) yang diakses pada tanggal 17 Agustus
4. Strategic / Strategis 2019. Penelitian ini bersifat studi sensus atau studi
Organisasi pada tahapan ini sudah menyadari populasi karena penelitian akan dilakukan kepada
pentingnya sinergi yang nyata antar bagian seperti semua perusahaan (seluruh elemen populasi) tanpa
dalam bekerja, riset, dan berbagi pengalaman. Ide pemilihan sampel.
dan inisiatif yang muncul akan dipertimbangkan lebih
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan
seksama untuk menyusun prioritas dan ditautkan
data yang digunakan adalah studi dokumen dengan
dengan manfaat strategis semisal Return on
menggunakan dokumen sekunder. Dokumen yang
Investment / imbal jasa.
dimaksud adalah publikasi dari masing-masing
5. Converged / Terpusat perusahaan yang ditemukan di dari berbagai media
Tahapan ini ditandai dengan dibentuknya daring (online) baik yang bersumber dari halaman
struktur organisasi digitalisasi yang bertugas untuk resmi perusahaan ataupun pemberitaan oleh media
mengarahkan dan memantau jalannya proses massa lainnya yang kredibel.
transformasi digital dengan mempertimbangkan
1.2 Metode Analisis Data
kebutuhan pelanggan dengan tujuan komersial bisnis.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
6. Innovative and Adaptive / Inovatif dan Adaptif
pendekatan deskriptif. Dari 115 BUMN yang terdaftar
Organisasi pada tahapan ini sudah berhasil di situs daring Kementerian Badan Usaha Milik Negara
menerapkan transformasi digital. Digitalisasi sudah akan dikelompokkan berdasarkan sektor industri.
menjadi DNA di dalam organisasi dan inovasi akan Kemudian, dengan data yang terkumpul terkait
semakin meningkat intensitasnya dari berbagai lini di inisiatif digital akan dipadankan dengan 6 Tingkatan
organisasi (Solis, 2016). Kedewasaan Transformasi Digital untuk kemudian
78 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

diberikan bobot nilai untuk masing-masing inisiatif Dengan demikian, dapat dihitung nilai analisis
yang akan diukur parameter statistika sederhana statistika deskriptif (dengan Confidence Level 95%)
seperti Mean, Median, Modus, dan Standar Deviasi: untuk seluruh populasi sebagai berikut:

Tabel 3.2.1 Bobot Nilai Pada Tingkatan Kedewasaan


Transformasi Digital
Tabel 4.2.2 Tabel Hasil Analisis Statistik Deskriptif
4. Analisis Data dan Pembahasan • Mean adalah nilai rata-rata inisiatif digital adalah
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 39,13 dengan standard error 1,01.
Berdasarkan data per tanggal 17 Agustus 2019, • Median adalah nilai tengah dari inisiatif digital
terdapat sejumlah 115 perusahaan dari 13 sektor yaitu 40.
industri yang tercatat di situs daring resmi Kementerian • Mode atau Modus adalah nilai yang paling sering
BUMN (http://bumn.go.id/halaman/situs), dengan muncul yaitu 40.
pengelompokkan: • Standard Deviation atau Standar Deviasi adalah
10,81 yang merupakan jarak sebaran data dari
Mean.
• Kurtosis adalah derajat keruncingan suatu
distribusi, dalam hal ini adalah -0,78 yang berarti
grafik distribusi cenderung tumpul dan melebar
kebawah (platikurtis) sehingga menunjukkan
bahwa data tidak homogen (tidak mengumpul).
• Skewness adalah derajat ketidak simetrisan
suatu distribusi, dalam hal ini adalah -0,08 yang
berarti grafik distribusi menceng ke kiri (ekor yang
Tabel 4.1.1 Pengelompokkan BUMN berdasarkan memanjang ke kiri), tidak terlalu jauh dari dari nilai
sektor industry Mean atau rata-rata sehingga data cenderung
terdistribusi normal atau hampir normal.
1.2 Analisis Data • Range adalah jarak nilai maksimum (60) dengan
Dari data yang terkumpul tentang inisiatif digital nilai minimum (20)
dari 115 BUMN dan telah dinilai berdasarkan tingkat • Sum adalah penjumlahan total dari bobot nilai
kedewasaan transformasi digital, maka didapatlah inisiatif digital: 4.500.
hasil: • Count adalah jumlah BUMN yang inisiatifnya
yang dinilai: 115 BUMN
• Largest (2) menunjukan bobot nilai inisiatif yang
tertinggi nomor dua dari semua inisiatif yang
diteliti yaitu 60.
• Smallest (2) menunjukan bobot nilai inisiatif yang
terendah nomor dua dari semua inisiatif yang
diteliti yaitu 20.

1.3 Pembahasan
Tabel 4.2.1 Bobot Nilai BUMN Berdasarkan Berdasarkan analisis data pada sub-bab 4.2
Kedewasaan Transformasi Digital Analisis Data dan merujuk pada sistem bobot nilai
pada sub-bab 3.1 Metode Analisis Data, maka didapat
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 79

gambaran bahwa semua BUMN sudah menyadari tertinggi dari Digital Operating Model (DOM). Model
pentingnya strategi digital dan hal ini ditunjukkan ini menjadi bukti dan indikasi bahwa transformasi
bahwa tidak adanya BUMN yang masuk ke dalam digital sudah berhasil serta berkelanjutan. Strategi
tingkatan kedewasaan Business as Usual / Bisnis digital sudah tidak lagi menjadi hal yang baru,
Sebagaimana Biasanya (bobot nilai 10). Lebih jauh, melainkan sudah menjadi kebiasaan atau budaya
inisiatif digital dalam rangka transformasi digital di (Guest, 2015).
BUMN masih berkisar pada tingkat kedewasaan
Strategic/Strategis yang ditunjukkan dengan nilai Change Management / Manajemen Perubahan
Mean 39.13 dengan Modus dan Median di nilai Sebagai Proses Pembaharuan
yang sama yaitu 40. Hal ini menjadi indikasi bahwa Sehubungan dengan Manajemen Perubahan,
sinergi yang dilakukan antar BUMN tidak sekedar John P. Kotter memberikan panduan tentang tahapan
formalitas semata, namun sudah diupayakan untuk yang perlu ditempuh untuk memperbesar peluang
menghasilkan manfaat strategis terutama dari segi kesuksesan dalam perubahan atau transformasi
efisiensi operasi, kolaborasi, presensi dan daya dengan uraian sebagai berikut:
saing yang kuat di pasaran, dan pengoptimalan 1. Create a Sense of Urgency / Menciptakan Urgensi.
profitabilitas. Langkah pertama yang harus ditempuh
untuk berubah adalah adanya suasana yang
Digital Operating Models (DOM) Sebagai Gagasan
mendesak (urgent) yang mengharuskan untuk
Transformasi Digital
berubah agar bisa bertahan.
BUMN juga perlu mengadopsi model operasi yang
2. Build a Guiding Coalition / Membentuk Koalisi
sesuai dengan tingkatan kedewasaan transformasi
Pemandu.
digital. Matthew Guest mengelompokkan Digital
Setiap adanya gerakan perubahan, tentu
Operating Models (DOM) menjadi:
dibutuhkan sesuatu yang bisa dijadikan
1. The Tactical Model/Model Taktis. pedoman, dan Koalisi Pemandu ini adalah
Dengan model ini pemanfaatan teknologi digital salah satunya. Koalisi Pemandu adalah inti dari
bertujuan untuk mencapai target yang telah tahapan perubahan yang dimaksudkan untuk
ditetapkan sebelumnya, namun dengan cara- memberikan bimbingan, membantu koordinasi,
cara yang lebih efektif dan efisien. Namun, dalam dan menjaga komunikasi antar anggota di
banyak kesempatan investasi yang dikeluarkan dalam sebuah organisasi. Koalisi harus dibentuk
masih bersifat sektoral (lini per lini) dan bukan dengan menggabungkan latar belakang yang
menyeluruh. beragam, dari berbagai lapisan.
2. The Centralisation Model/Model Terpusat 3. Form Strategic Vision and Initiatives /
Model ini mengarahkan setiap inisiatif dan keahlian Membentuk Visi dan Inisiatif Strategis
digital terpusat di suatu bagian sehingga Tahapan berikutnya adalah pembentukan
pengawasan terhadap investasi menjadi lebih dan pendefinisian visi dan inisiatif strategis
terkendali dan lebih efisien. Struktur seperti ini sehingga memberikan gambaran yang jelas
memberikan keleluasaan bagi perusahaan untuk antara posisi dan kondisi organisasi yang
memantau pemanfaatan teknologi digital serta sebelumnya dengan posisi serta kondisi yang
untuk diimplementasikan secara masif di seluruh ingin dicapai di masa depan.
bagian.
4. Enlist a Volunteer Army / Membuat Tim
3. The Champion Model/Model Percontohan Sukarelawan
Dalam model ini, strategi digital diasumsikan sudah Setiap anggota tim akan menginspirasi dan
tertata dan dikomunikasikan kepada semua bagian memberikan energi bagi anggota yang lain
di dalam perusahaan. Tim digitalisasi lebih sering sehingga pada akhirnya akan terbentuk suatu
bertindak sebagai konsultan atau penasehat. “pasukan” atau Army yang telah berkomitmen
4. The Business As Usual (BAU) Model/Model Bisnis untuk bersama mendukung ke arah perubahan
Sebagaimana Biasanya yang lebih baik.
Model ini juga dikenal sebagai Digital Organisation
atau Organisasi Digital yang merupakan tingkatan
80 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

5. Enable Action by Removing Barriers / Bertindak 2. Analisis statistik deskriptif menghasilkan nilai
Nyata dengan Menghilangkan Hambatan Mean 39,13 yang artinya inisiatif BUMN rata-rata
Tahapan penting lainnya adalah mengidentifikasi masuk ke tingkatan kedewasaan Strategic karena
semua potensi di dalam beroperasi yang dapat inisiatif digital yang dilakukan sudah diupayakan
mengganggu atau menghambat jalannya untuk menghasilkan manfaat strategis terutama
proses perubahan. dari segi efisiensi operasi, kolaborasi, daya
6. Generate Short-Term Wins / Menciptakan saing yang kuat di pasaran, dan pengoptimalan
Kemenangan Jangka Pendek. performa keuangan. Beberapa perusahaan
Berubah atau bertransformasi adalah sebuah lainnya bahkan ada yang sudah berada di
proses yang berkelanjutan dan cenderung tingkatan kedewasaan tertinggi yaitu Innovative
memakan waktu yang relatif lama. Oleh karena and Adaptive sehingga bisa menjadi inspirasi dan
itu, dibutuhkan sesuatu yang mampu menjaga katalisator bagi perusahaan lainnya.
semangat dan antusiasme anggota tim untuk 3. Perubahan dari suatu kondisi dan posisi menuju
tetap bergerak bersama. kondisi serta posisi baru bukanlah perkara
sederhana, apalagi bagi sebuah organisasi yang
7. Sustain Acceleration / Mempertahankan
berukuran besar dan telah beroperasi dengan
Akselerasi.
caranya sendiri selama bertahun-tahun. Salah
Banyak upaya perubahan yang berakhir sia-
satu kunci umum dari perubahan yang sukses
sia. Salah satu potensi penyebab yang perlu
adalah pemahaman bahwa perubahan terlaksana
dicermati adalah merasa puas terlalu dini
dalam beberapa tahapan dan membutuhkan
sehingga menghilangan fokus dan komitmen.
waktu sebagaimana panduan yang diperkenalkan
Oleh karena itu, adalah tugas pemimpin
oleh John P. Kotter.
organisasi dan para agen perubahan untuk
menjaga kondisi internal agar tetap kondusif dan 5.2. Implikasi Manajerial
stabil.
Penelitian ini memaparkan hal-hal yang
8. Institute Changes / Kukuhkan Perubahan sebaiknya dipertimbangkan untuk memperbesar
Tahapan ini merupakan langkah akhir dari proses peluang berhasilnya sebuah transformasi digital,
perubahan yang dikemukakan oleh John P. diantaranya perhatian terhadap key person atau
Kotter. Dalam tahapan ini, perubahan harus orang yang memegang mandat untuk menjalankan
menjadi bagian dari kebudayaan dan inti serta mengawasi kinerja, perhatian terhadap sarana
organisasi agar perubahan dapat memberikan dan prasarana yang mendukung penerapan teknologi
manfaat yang berkepanjangan (Kotter, 2017) digital serta memastikan tercukupinya keahlian
personil, serta memperhatikan komunikasi antar lini
5. Kesimpulan, Implikasi Manajerial, dan Saran dan memfasilitasi kolaborasi.
5.1 Kesimpulan
5.3. Saran
Berdasarkan hasil penelitian kuantitatif dengan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan,
pendekatan deskriptif melalui pemeriksaan dokumen
ada beberapa saran yang yang perlu dipertimbangkan,
tentang transformasi digital dapat diambil beberapa
yaitu:
kesimpulan sebagai berikut:
1. Untuk peneliti berikutnya.
1. Selain perlunya memahami makna digitalisasi,
Penelitian berikutnya sebaiknya menggabungkan
untuk sukses dan unggul dalam upaya
sumber data sekunder dengan sumber data primer.
transformasi digital setidaknya ada beberapa
Disamping itu, peneliti selanjutnya diharapkan
langkah umum yang harus diperhatikan, yaitu (i)
menggunakan pengujian atau pengukuran lebih
mendefinisikan dan menilai keadaan kondisi saat
seksama seperti uji validitas, uji reliabilitas, uji
ini; (ii) menerapkan upaya transformasi digital
asumsi klasik, dan pengujian lainnya.
dengan model operasi yang tepat sesuai dengan
kondisi saat ini dan kondisi yang ingin dituju; dan 2. Untuk pemangku kepentingan di BUMN
(iii) melakukan strategi manajemen perubahan Masing-masing BUMN melalui bagian terkait
teratur serta terstruktur. sebaiknya meningkatkan presensinya terutama
di media massa daring atau cetak. Juga,
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 81

sebaiknya lebih menggiatkan sinergi, terutama Sugiyono. (2003). Metode Penelitian. Bandung:
terkait digitalisasi, dengan membentuk kluster Alfabeta.
atau kelompok-kelompok perusahaan yang Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2003 Badan
dipandu oleh BUMN yang sudah “dewasa” Usaha Milik Negara (BUMN).
dalam hal penerapan strategi digitalnya
Vial, G. (2019). Journal of Strategic Information
sehingga terjadi transfer knowledge yang baik
Systems. Dikutip pada 15 Agustus 2019 dari
untuk percepatan transformasi digital di seluruh
https://doi.org/10.1016/j.jsis.2019.01.003
BUMN.
Westerman, G., Calméjane, C., Bonnet, D., Ferraris,
P. and McAfee, A. (2011). Digital transformation:
Daftar Pustaka
a road-map for billion-dollar organizations dari
Bloomberg, Jason. (2015). Digitization, MIT Center for Digital Business and Capgemini
Digitalization, And Digital Transformation: Consulting, Cambridge, MA and Paris.
Confuse Them At Your Peril. Dikutip pada 16
Agustus 2019 dari https://www.forbes.com/
sites/jasonbloomberg/2018/04/29/digitization-
digitalization-and-digital-transformation-
confuse-them-at-your- peril/#4e9ede8b2f2c
Castells, M. (2010). The rise of the network society.
Malden,MA: Wiley Blackwell.
Guest, M. (9 Februari 2015). Building your digital
DNA: Lessons dari digital leaders. Dikutip pada
16 Agustus 2019, dari https://www2.deloitte.
com/global/en/pages/technology/articles/
building-your- digital-dna.html
Henriette E, F. Mondher and I. Boughzala. (2015).
The Shape of Digital Transformation: A
Systematic Literature Review, dalam Ninth
Mediterranean Conference on Information
Systems (MCIS), Samos, Greece.
Kotter, J. P. (19 Desember 2017). 8 Step Process
of Leading Change. Dikutip pada 19 Agustus
2019 dari https://www.kotterinc.com/8-steps-
process-for-leading- change/
Paavola, R., Hallikainen, P., Elbanna, A. (2017).
Role of middle managers in modular digital
transformation: The case of SERVU dalam
European Conference of Information Systems,
Guimaraes, Portugal.
Schwab, Klaus. (12 December 2015). The Fourth
Industrial Revolution (Foreign Affairs). Dikutip
pada 17 Agustus 2019 dari https://www.
foreignaffairs.com/articles/2015-12-12/fourth-
industrial-revolution
Solis, B. (2016). 6 Stages of Digital Transformation:
Altimeter, a Prophet Company. Dikutip pada
18 Agustus 2019, dari https://insights.prophet.
com/six-stages-of- digital-transformation-2016
82 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

EFEK MEDIASI REPUTASI TERHADAP HUBUNGAN


KINERJA KEUANGAN DAN NILAI PERUSAHAAN
BADAN USAHA MILIK NEGARA DI INDONESIA
Mediaty Robert Jao
Universitas Hasanuddin, Makassar Universitas Atma Jaya, Makassar

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan dengan reputasi sebagai variabel mediasi. Sampel penelitian ini terdiri Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 2013-2018. Pemilihan
sampel menggunakan metode purposive sampling. Sampel terpilih sebanyak 8 perusahaan
dengan periode pengamatan selama 6 tahun sehingga menghasilkan 48 data pengamatan.
Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian
menemukan bahwa (1) kinerja keuangan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
reputasi perusahaan, (2) kinerja keuangan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan, (3) reputasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan,
(4) reputasi berhasil memediasi pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan (full
mediation). Impilkasi penelitian ini bahwa BUMN yang beroperasi secara efektif dan efisien
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat mampu meningkatkan kepercayaan stakeholder dan
terwujud dalam peningkatkan nilai perusahaan.

Kata-kata kunci: kinerja keuangan, reputasi, nilai perusahaan, badan usaha milik negara
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 83

1. Pendahuluan 1984 (Lee dan Roh, 2012; Shi, 2016). Penghargaan


reputasi perusahaan di Asia antara diberikan oleh
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bertujuan
Asian Business dengan memperkenalkan Asia’s
untuk menyediakan barang dan jasa dalam memenuhi
Most Admired Companies (Fombrun et al., 2000).
hajat hidup masyarakat (Keputusan Menteri Badan
Frontier Consulting Group mengadakan penghargaan
Usaha Milik Negara nomor Kep-100/MBU/2002).
berupa Indonesia’s Most Admired Company (IMAC)
BUMN juga menjadi sarana bagi pemerintah untuk
Award/Corporate Image Award (Frontier Consulting
memperoleh posisi yang baik dalam menghadapi
Group, n.d). Tujuan pemberian penghargaan untuk
persaingan global dalam keuangan dan sumber
mendorong perusahaan mengelola reputasi dalam
daya (PwC, 2015). Meskipun kepemilikan BUMN di
jangka panjang.
tangan pemerintah, namun terdapat BUMN yang
melakukan privatisasi atau menawarkan kepemilikan Reputasi membantu perusahaan dalam
saham kepada masyarakat yang dikenal dengan membangun kepercayaan dan menjalin hubungan
Persero. Hal ini dilakukan dengan tujuan perusahaan yang lebih dekat dengan stakeholder. Hasil penelitian
memperoleh sumber modal baru serta meningkatkan Raithel dan Schwaiger (2015) menemukan bahwa
partisipasi masyarakat umum dalam kepemilikan reputasi perusahaan yang superior menciptakan
saham di BUMN. kesejahteraan bagi pemegang saham dalam bentuk
abnormal return positif dalam jangka panjang.
BUMN dengan status Persero diharapkan mampu
Namun, penelitian Rose dan Thomsen (2004) secara
meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan (Undang-
kontroversi menemukan hasil yang tidak konsisten,
undang No 19 Tahun 2003). Namun, Lazzarini dan
yaitu reputasi perusahaan tidak memiliki pengaruh
Musacchio (2015) menyatakan ada pandangan
terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan
umum bahwa BUMN sering kali tidak efisien dan
perbandingan nilai pasar terhadap nilai buku.
tidak memberikan keuntungan yang lebih baik
dibandingkan perusahaan swasta. BUMN dianggap Kinerja keuangan yang baik dapat menjadi
mengejar tujuan yang tidak mengutamakan efisiensi sinyal kepada stakeholder untuk menyakini bahwa
dan profitabilitas sehingga sulit memaksimalkan nilai perusahaan tersebut baik. Stakeholder memiliki tingkat
perusahaan. ekspektasi terhadap perusahaan dan manajemen
perusahaan memiliki kewajiban untuk menyampaikan
Nilai perusahaan yang tercermin pada harga
hasil keuangan. Sandu dan Ianole (2016) menemukan
saham menjadi tolok ukur keberhasilan perusahaan
pembentukan reputasi perusahaan didominasi
karena menunjukkan seberapa baik kinerja pihak
oleh kinerja ekonomi. Hal ini menjelaskan bahwa
manajemen atas nama pemegang sahamnya. Nilai ini
stakeholder tidak memperoleh seluruh informasi
menggambarkan kepercayaan masyarakat terhadap
suatu perusahaan sehingga keputusan yang diambil
perusahaan setelah melewati serangkaian proses
berdasarkan kinerja keuangan sebagai sinyal dari
yang dimulai sejak perusahaan didirikan sampai
perusahaan secara keseluruhan. Namun, hasil
dengan saat ini (Ng dan Daromes, 2016). Hal ini
penelitian Toms (2002) menyatakan bahwa kinerja
berarti perusahaan memerlukan waktu yang panjang
keuangan masa lalu tidak menciptakan halo effect
untuk mencapai nilai yang maksimal.
yang berdampak terhadap reputasi.
Aset tidak berwujud memiliki peran dalam
Publikasi berkaitan dengan reputasi perusahaan
menentukan nilai perusahaan (Nesta dan Saviotti,
mengalami peningkatan yang signifikan dalam dua
2003; Gamayuni, 2015). Salah satu aset tidak berwujud
dekade terakhir (Veh et al., 2018). Namun, penelitian
yang penting adalah reputasi perusahaan (Fernández-
reputasi perusahaan lebih banyak dilakukan di
Gámez et al., 2015; Raithel dan Schwaiger, 2015;
negara-negara maju seperti Amerika Serikat dengan
Roberts dan Dowling, 2002). Perusahaan dapat
menggunakan sampel perusahaan dari America’s
mengurangi ketidakpastian (Wang et al., 2012) serta
Most Admired Companies. Sejauh pengetahuan
meningkatkan akses perusahaan atas sumber daya
peneliti, bukti empiris di negara emerging seperti
stakeholder (Chong dan Halff, 2014).
Indonesia masih kurang ditemukan. Penelitian ini
Pentingnya reputasi bagi perusahaan dan menyediakan bukti empiris terkait reputasi perusahaan
stakeholder mendorong lembaga-lembaga dengan menggunakan pengukuran berupa skor yang
independen untuk memberikan penghargaan. dipublikasikan oleh Frontier Consulting Group.
Majalah Fortune mempublikasikan peringkat reputasi
America’s Most Admired Company (AMAC) sejak tahun
84 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

2. Landasan Teoretis dan Tinjauan Pustaka 2.1 Hipotesis Konseptual


Hubungan antar variabel di dalam penelitian Reputasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
ini didasari oleh pada teori sinyal dan Resource- namun faktor utama yang dapat memengaruhi reputasi
based View (RBV). Perusahaan akan menggunakan adalah kinerja keuangannya (Caliskan et al., 2011).
informasi keuangan untuk memberi sinyal kepada pasar Perusahaan dengan kinerja keuangan yang tinggi akan
(Spence, 1973). Kinerja keuangan menggambarkan memiliki reputasi yang menguntungkan jika dibandingkan
kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber dengan perusahaan yang memiliki kinerja keuangan
daya yang dimiliki. Manajemen akan memberikan yang rendah. Hal ini terjadi karena perusahaan dengan
informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan kinerja keuangan positif mendapatkan kepercayaan
mengenai kinerja keuangan perusahaan dalam bentuk dari stakeholdernya dan sebaliknya perusahaan yang
laporan keuangan. Informasi keuangan akan menjadi memiliki kinerja keuangan buruk justru kehilangan
sinyal mengenai kualitas perusahaan (McGuire et al, kepercayaan dari stakeholdernya. Hasil penelitian
1990), dalam hal ini perusahaan apakah perusahaan Hammod dan Slocum (1996); Roberts dan Dowling
sudah dikelola dengan baik atau belum. Persepsi (2002); Caliskan et al. (2011); serta Piskin dan Kamanli
stakeholder mengenai kualitas perusahaan sangat (2018) menemukan bahwa kinerja keuangan dengan
bergantung pada kinerja keuangan perusahaan. berbagai pengukuran berpengaruh positif dan signifikan
Hasil keuangan mewakili kepentingan kelompok terhadap reputasi perusahaan. Berdasarkan uraian di
stakeholder meskipun tidak seluruhnya (Shi, 2016). atas, maka hipotesis pertama yang diajukan:
Dengan demikian perusahaan yang memiliki kinerja H1 : Kinerja keuangan memiliki pengaruh positif
keuangan yang baik akan memperoleh reputasi yang dan signifikan terhadap reputasi perusahaan.
baik dari stakeholder.
Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan
Reputasi menggambarkan persepsi stakeholder menggunakan banyak pengukuran dari laporan
secara keseluruhan terhadap perusahaan. Persepsi keuangan. Laba bersih atau arus kas operasi merupakan
tersebut merupakan representasi tindakan masa lalu pengkuran kinerja yang paling sering digunakan (Yu,
perusahaan serta status perusahaan dibandingkan 2013). Perusahaan yang mampu menghasilkan laba
dengan pesaingnya. Reputasi merupakan informasi bersih dianggap memiliki prospek yang baik di masa
mengenai perusahaan dari perspektif teori sinyal akan datang. Investor akan menggunakan informasi
dan aset tidak berwujud dari perspektif RBV (Piskin tersebut sebagai sinyal positif. Alokasi modal yang
dan Kamanli, 2018). Reputasi positif merefleksikan dimiliki investor cenderung ditujukan pada perusahaan
perusahaan akan memiliki pelanggan yang loyal, yang memiliki kinerja keuangan yang tinggi karena
karyawan yang bertalenta, supplier yang tidak memperoleh tingkat pengembalian yang pasti
khawatir ketika melakukan kontrak, dan kemudahan (Purwanto dan Agustin, 2017). Hal ini yang mendorong
akses di pasar modal (Raithel dan Schwaiger, 2014). peningkatan harga saham dan berdampak pada nilai
Hal ini menjadikan perusahaan mampu bertahan perusahaan. Hasil penelitian Haryono dan Paminto
dalam kondisi ekonomi yang mengalami turbulensi (2015); Purwanto dan Agustin (2017); Susanti dan
dan memiliki keunggulan yang kompetitif (Fernández- Restiana (2018); dan Zuhroh (2019) yang menemukan
Gámez, 2015). Pada akhirnya, reputasi yang baik bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan
akan menarik perhatian investor untuk membayar menggunakan rasio keuangan memiliki pengaruh positif
harga saham yang lebih tinggi dan berdampak pada dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan
meningkatnya nilai perusahaan. uraian di atas, maka hipotesis kedua yang diajukan:
Berdasarkan uraian di atas, maka model penelitian H2 : Kinerja keuangan memiliki pengaruh positif
yang dibentuk sebagai berikut: dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Perusahaan yang memiliki reputasi yang baik dapat
memengaruhi keputusan investor dalam melakukan
pembelian saham (Erasputranto dan Hermawan,
2015). Wang et al. (2012) menyatakan bahwa reputasi
memiliki dua aspek yang terdiri dari kepercayaan dan
daya tarik. Kepercayaan akan meningkatkan harapan
investor atas motivasi perusahaan dan mendapatkan
keunggulan kompetitif. Pada sisi lain, daya tarik dapat
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 85

mengurangi ketidakpastian mengenai kemampuan dan Roh, 2012; Yu, 2013) dan time lag selama satu
perusahaan. Perusahaan akan memperoleh tahun. Formula yang digunakan untuk menghitung
akses sumber daya yang lebih luas dengan karena rasio ROE adalah:
memengaruhi pengambilan keputusan dan menjalin
hubungan yang lebih baik dengan stakeholder
(Raithel dan Schwaiger, 2012). Dengan demikian,
reputasi yang baik dapat menjadi aset tidak berwujud
yang berharga serta membedakan perusahaan yang 3.1.2 Reputasi Perusahaan
satu dengan yang lainnya yang akan berdampak
Reputasi perusahaan menunjukkan pandangan
pada kenaikan nilai pasar saham perusahaan. Hasil
aktual dari stakeholder, baik positif maupun negatif
penelitian Fernández-Gámez et al. (2012); Lee
(Walker, 2010). Penelitian ini menggunakan
dan Roh (2012); dan Raithel dan Schwaiger (2012)
pengukuran reputasi berupa corporate image index
menemukan bahwa reputasi perusahaan memiliki
(CII) yang merupakan hasil survei dari Frontier
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pasar
Consulting Group untuk Indonesia’s Most Admired
dan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian di atas,
Company (Erasputranto dan Hermawan, 2015;
maka hipotesis ketiga yang diajukan:
Phandeirot, 2017).
H3 : Reputasi memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. 3.1.3 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan ditunjukkan dengan
Model reputation-financial performance dynamics
perbandingan nilai pasar terhadap nilai penggantian
yang dikemukakan oleh Roberts dan Dowling (2002)
dari aset perusahaan (Ng dan Daromes, 2016). Nilai
menjelaskan bahwa kinerja keuangan di masa lalu
perusahaan diukur dengan Tobin’s Q yang yang
dapat memengaruhi reputasi perusahaan serta
digunakan oleh Gaio dan Raposo (2011) dalam bentuk
reputasi perusahaan sekarang dapat berdampak
simple Q. Hal ini dilakukan dengan alasan kesulitan
pada meningkatnya kinerja keuangan perusahaan di
dalam mengestimasi nilai pasar dari liabilitas. Rumus
masa akan datang. Namun, penggunaan pengukuran
yang digunakan untuk menghitung Tobin’s Q adalah:
akuntansi mungkin saja tidak mencerminkan manfaat
dari reputasi yang baik dalam jangka panjang (Raithel
dan Schwaiger, 2012). Dengan demikian, manfaat
dari reputasi perusahaan dapat meningkatkan nilai
pemegang saham yang tercermin melalui harga pasar Keterangan:
saham. Penelitian yang dilakukan oleh Roberts dan Qi,t = Nilai perusahaan
Dowling (2002) menemukan bahwa kinerja keuangan BVAi,t = Nilai buku total aset
di masa lalu berpengaruh signifikan terhadap reputasi
MVEi,t = Nilai pasar total ekuitas
perusahaan serta berdampak pada laba yang
BVEi,t = Nilai buku total ekuitas
berkelanjutan di masa akan datang. Berdasarkan
uraian di atas, maka hipotesis keempat yang diajukan:
H4 : Kinerja keuangan berpengaruh terhadap 3.2 Metode Pemilihan dan Pengumpulan Data
nilai perusahaan melalui reputasi. Populasi penelitian adalah seluruh BUMN yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun
3. Metode Penelitian 2013-2018. Pemilihan sampel menggunakan metode
3.1 Definisi Operasional purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah
data dokumenter berupa laporan tahunan (annual
3.1.1 Kinerja Keuangan
report) perusahaan dan Corporate Image Index (CII)
Kinerja keuangan merupakan kemampuan yang dipublikasikan oleh Frontier Consulting Group.
perusahaan untuk mengelola dan mengendalikan Sumber data penelitian ini adalah data sekunder yang
sumber daya yang dimiliki (IAI, 2014). Secara umum, diperoleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia
pengukuran kinerja keuangan secara menggunakan (www.idx.co.id) dan website Corporate Image
laba bersih atau arus kas operasi (Yu, 2013). Award Indonesia’s Most Admired Companies (www.
Penelitian ini mengukur kinerja keuangan dengan imacaward.com).
Return on Equity (ROE) (Caliskan et al., 2011; Lee
86 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

4. Analisis Data dan Pembahasan bahwa perusahaan dinilai lebih tinggi daripada nilai
bukunya. Namun, masih terdapat perusahaan yang
4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
undervalued karena memiliki nilai perusahaan di
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 20 bawah satu.
BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2013-2018. Jumlah data yang digunakan 4.2.2 Analisis Jalur (Path Analysis)
dalam penelitian ini sebanyak 48 data pengamatan.
Analisis jalur digunakan untuk menguji
Ringkasan pemilihan sampel dapat dilihat pada
pengaruh dari variabel mediasi (intervening) (Ghozali,
tabel 1.
2018:245). Analisis ini menggunakan analisis regresi
Tabel 1
untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel
Ringkasan Pemilihan Sampel
berdasarkan teori. Berdasarkan hasil pengolahan
data yang telah dilakukan, maka model diagram jalur
dapat digambarkan sebagai berikut:

Sumber: Data diolah (2019)

4.2 Analisis Data

4.2.1 Statistik Deskriptif


Analisis statistik deskriptif digunakan menyajikan Gambar 2. Model Analisis Jalur
data kuantitatif yang dapat memberikan gambaran Keterangan:
dari perusahaan sampel. Tabel 2 menyajikan statistik * : Significant
deskriptif variabel kinerja keuangan, reputasi, dan (ns) : No significant
nilai perusahaan.
Tabel 2 4.2.3 Uji Statistik t
Statistik Deskriptif
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa
jauh variabel independen secara parsial berpengaruh
terhadap variabel dependen dalam regresi (Ghozali,
2018:98).
Tabel 3
Sumber: Hasil Output SPSS (2019) Hasil Uji t

Return on Equity menunjukkan nilai rata-rata


sebesar 0,173. Hal ini memberikan gambaran
bahwa kemampuan perusahaan menghasilkan laba
bersih sebesar 17,3% dari dana yang diinvestasikan
pemegang saham. Reputasi perusahaan yang
menggunakan corporate image index (CII) Sumber: Hasil Output SPSS (2019)
menunjukkan nilai rata-rata sebesar 1,520. Semakin
tinggi CII yang diperoleh perusahaan, semakin baik
4.2.4 Uji Sobel
persepsi stakeholder mengenai perusahaan. Nilai
perusahaan menunjukkan nilai rata-rata sebesar Uji sobel digunakan untuk menguji kekuatan
1,763. Nilai perusahaan yang diukur dengan pengaruh tidak langsung variabel independen
Tobin’s Q menggambarkan nilai pasar perusahaan terhadap variabel dependen melalui variabel
dibandingkan nilai bukunya. Perusahaan memiliki mediasi (Ghozali, 2018:250).
rata-rata nilai perusahaan di atas satu menunjukkan
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 87

Tabel 4 Efek Indonesia sedang mengalami sentimen negatif


Hasil Uji Sobel dan berada pada tren bearish meskipun mengalami
peningkatan kinerja keuangan (Muchlis, 2018). Hal ini
dapat dilihat pada nilai Tobin’s Q perusahaan sampel
pada tahun 2018, sebanyak 6 perusahaan mengalami
peningkatan ROE, namun nilai perusahaan menurun
dibandingkan tahun sebelumnya.
Sumber: Program statistics sobel test calculators
version 4.0 (2019 http://www.danielsoper.com/ Pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa
statcalc/calculator.aspx?id=31 reputasi perusahaan berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hasil ini konsisten dengan
hasil penelitian Fernández-Gámez et al. (2012); Lee
4.3 Pembahasan
dan Roh (2012); dan Raithel dan Schwaiger (2012)
Pengujian untuk hipotesis pertama menemukan menemukan bahwa reputasi perusahaan memiliki
bahwa kinerja keuangan yang diukur menggunakan pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai pasar
Retun on Equity (ROE) berpengaruh positif dan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
signifikan terhadap reputasi perusahaan. Hasil yang memiliki reputasi yang baik akan meningkatkan
penelitian ini konsisten dan sejalan dengan Hammod nilai perusahaan yang terwujud dengan naiknya
dan Slocum (1996); Roberts dan Dowling (2002); harga pasar saham. Perusahaan dengan reputasi
Caliskan et al. (2011); Shi (2016); serta Piskin dan yang positif di hadapan stakeholdernya berarti
Kamanli (2018) yang menemukan bahwa kinerja memiliki aset tidak berwujud berharga, langka, tidak
keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap mudah ditiru oleh perusahaan pesaing (Barney,
reputasi perusahaan. Perusahaan yang memiliki 1991) yang merupakan sumber keunggulan
kinerja keuangan yang tinggi akan memiliki reputasi bersaing berkelanjutan. Perusahaan lebih dekat dan
yang baik pula di hadapan para stakeholdernya. mendapat kepercayaan dari stakeholder sehingga
Apabila perusahaan menghasilkan kinerja keuangan mampu memengaruhi pengambilan keputusan.
yang baik, hal ini akan menjadi sinyal positif mengenai Kepercayaan ini yang menarik investor untuk memilih
kualitas perusahaan di mata stakeholder. Perusahaan menginvestasikan modalnya dan bersedia membayar
dianggap dapat menghasilkan barang dan jasa yang dengan harga yang lebih tinggi.
berkualitas, mampu melakukan inovasi produk,
Pengujian hipotesis keempat menunjukkan
memiliki kesempatan untuk bertumbuh, pengelolaan
bahwa reputasi perusahaan memediasi pengaruh
bisnis yang baik, peduli terhadap tanggung jawab
kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Hasil
sosial, dan menjadi tempat kerja yang diidamkan.
ini konsisten dengan penelitian Roberts dan Dowling
Pengujian untuk hipotesis kedua menemukan (2002) yang menggambarkan model dinamis reputasi-
bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif namun kinerja keuangan di mana kinerja keuangan di masa
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini lalu memengaruhi reputasi perusahaan dan reputasi
konsisten dengan hasil penelitian Hermawan dan perusahaan akan memberikan hasil superior secara
Nurul (2014) serta Rizki et al. (2018) yang menemukan konsisten bagi perusahaan. Tindakan atau pencapaian
bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan perusahaan di masa lalu akan meninggalkan persepsi
profitabilitas tidak mempunyai pengaruh signifikan mengenai kualitas perusahaan dan hal ini yang
terhadap nilai perusahaan. Hasil ini mengindikasikan membangun kepercayaan atas tindakan perusahaan
bahwa kinerja keuangan yang baik tidak cukup kuat di masa akan datang (Raithel dan Schwaiger,
untuk meningkatkan nilai perusahaan. Namun, hasil 2015). Dengan demikian, perusahaan yang mampu
ini tidak konsisten dengan Haryono dan Paminto membangun reputasi yang baik, maka perusahaan
(2015); Purwanto dan Agustin (2017); Susanti dan dapat memengaruhi pengambilan keputusan
Restiana (2018); dan Zuhroh (2019) yang menemukan stakeholdernya.
bahwa kinerja keuangan yang menggunakan rasio
profitabilitas secara signifikan berpengaruh positif 5. Simpulan, Implikasi Manajerial, dan Saran
terhadap nilai perusahaan. Kinerja keuangan memang
5.1. Simpulan
merupakan hal yang penting bagi investor. Namun, nilai
perusahaan yang tercermin pada harga pasar saham Berdasarkan hasil pengujian, kesimpulan dalam
khususnya perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa penelitian ini:
88 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

1. Kinerja keuangan memiliki pengaruh positif tambahan, penilaian tidak selalu didasarkan pada
dan signifikan terhadap reputasi perusahaan. aspek keuangan namun juga aspek non keuangan.
Perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang
Pemerintah sebagai regulator sekaligus pemilik
baik akan mendapatkan kepercayaan di hadapan
harus menyakinkan stakeholder bahwa manajemen
stakeholdernya.
dapat mengelola perusahaan secara profesional.
2. Kinerja keuangan tidak memiliki signifikan Perseroan terbuka sebagai usaha yang menawarkan
terhadap nilai perusahaan. Hasil ini menunjukkan sahamnya kepada masyarakat harus berupaya
bahwa kinerja keuangan yang belum cukup untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Apabila
kuat menyakinkan investor untuk menanamkan perusahaan dapat menjalankan aktivitas bisnis secara
modalnya sahamnya. efektif dan efisien untuk mengejar keuntungan, maka
3. Reputasi memiliki pengaruh positif dan signifikan hal tersebut dapat menyakinkan stakeholder bahwa
terhadap nilai perusahaan. Perusahaan yang perusahaan tersebut berkualitas baik.
bereputasi baik akan mendapatkan banyak
manfaat strategis dan memiliki keunggulan 5.3 Saran
bersaing. Reputasi yang baik ini kemudian Stakeholder mempertimbangkan perseroan
menarik perhatian investor dan bersedia untuk terbuka berada di bawah pengendalian pemerintah
membeli saham dengan harga yang tinggi. melalui kementerian BUMN dan merupakan alat dari
4. Reputasi perusahaan mampu memediasi pemerintah dalam rangka memenuhi hajat hidup
pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai orang banyak. Perusahaan seringkali dianggap
perusahaan. Kinerja perusahaan di masa terhambat dan kalah bersaing dengan perusahaan
lalu akan menjadi sinyal mengenai kualitas swasta. Oleh karena itu, BUMN dalam bentuk Persero
perusahaan. Keyakinan stakeholder atas kualitas harus dikelola secara efektif dan efisien untuk dalam
perusahaan akan berdampak terhadap nilai pasar menyediakan barang dan jasa kepada masyarakat.
perusahaan. BUMN harus juga mampu bersaing secara sehat
dan adil dengan kompetitor perusahaan swata.
5.2 Implikasi Manajerial BUMN yang mampu melakukan hal tersebut secara
Perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang konsisten akan mampu mempertahankan bahkan
baik dapat menjadi sinyal positif bagi stakeholder. meningkatkan kepercayaan masyarakat.
Perusahaan dianggap telah dikelola dengan baik, Berkaitan dengan penelitian di masa akan datang,
menghasilkan barang dan jasa yang inovatif dan penelitian ini hanya menggunakan ukuran kinerja
berkualitas, melakukan tanggung jawab sosial, keuangan berupa Return on Equity (ROE) dalam
menjadi tempat kerja yang diimpikan oleh karyawan. mengukur kinerja keuangan. Penelitian selanjutnya
Hal ini yang mendorong perusahaan akan memperoleh dapat menggunakan beberapa alternatif pengukuran
reputasi yang baik dari para stakeholder. Reputasi ini kinerja keuangan lainnya seperti Return on Asset
dapat menjadi sumber daya bagi perusahaan untuk (ROA), Net Profit Margin (NPM), serta pengukuran
mencapai keunggulan bersaing yang berkelanjutan. kinerja non keuangan. Penelitian sebelumnya juga.
Apabila perusahaan dianggap mampu menghadapi Selain itu, penelitian ini hanya menggunakan 8
persaingan maka akan berdampak pada nilai pasar perusahaan sebagai sampel. Penelitian selanjutnya
saham. dapat menggunakan sampel penelitian yang lebih
Hasil penelitian menemukan bahwa kinerja besar.
keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan. Hal ini terjadi karena saham- Daftar Pustaka
saham BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sedang mengalami sentimen negatif meskipun Barney, J. 1991. Firm Resources and Sustained
menunjukkan kinerja keuangan yang baik. Selain itu, Competitive Advantage. Journal of Management,
investor dan analisis keuangan tidak mengevaluasi 17(1), 99-120.
kinerja keuangan berdasarkan profitabilitas saja Caliskan, E., Icke, B., & Ayturk, Y. 2011. Corporate
namun mempertimbangkan arus kas operasi yang Reputation and Financial Performance: Evidence
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam from Turkey. Research Journal of International
membayar dividen dan melakukan ekspansi. Sebagai Studies, 18, 61-72.
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 89

Cavallini, I., Iacoviello, G., & Trucco, S. (2017). Hammond, S. A., & Slocum, J. W. 1996. The Impact of
Company Performance and Reputation Risk Prior Firm Financial Performance on Subsequent
in State-owned Italian Listed Companies. Risk Corporate Reputation. Journal of Business
Governance and Control: Financial Markets & Ethics, 15(2), 159-165.
Institutions, 7(4), 203-213. Haryono, U., & Paminto, A. (2015). Corporate
Chong, M. & Halff, J. G. 2014. Start-up Reputations Governance and Firm Value: The Mediating
in Asian Markets. Asian Management Insights, Effect of Financial Performance and Firm Risk.
1, (2), 76-81. Research Collection Lee Kong European Journal of Business and Management,
Chian School of Business. Available at: http:// 7(35), 18-24.
ink.library.smu.edu.sg/lkcsb_research/4358 Hermawan, S., & Nurul, A. 2014. Pengaruh Kinerja
Elsten, C. and Hill, N. 2017. Intangible Asset Market Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan
Value Study? Journal of the Licensing Executives Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Society, 52(4). Available at SSRN: https://ssrn. sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Dinamika
com/abstract=3009783 Akuntansi, 6(2), 103-118.
Erasputranto, R. A. & Hermawan, A. 2015. The Effect Ikatan Akuntan Indonesia. 2014. Standar Akuntansi
of Corporate Image on Company’s Stock Return. Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015. Jakarta:
Simposium Nasional Akuntansi XV, Medan, 16- Salemba Empat.
19 September 2015. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor
Fernández-Gámez, M. A., Gil-Corral, A. M., & Galán- Kep-100/MBU/2002 Tentang Penilaian Tingkat
Valdivieso, F. 2015. Corporate Reputation Kesehatan Badan Usaha Milik Negara.
and Market Value: Evidence with Generalized Lazzarini, S. G., & Musacchio, A. (2015, January).
Regression Neutral networks. Expert Systems State Ownership and Firm-Level Performance.
with Applications, 46, 69-76. Academy of Management Proceedings, 1, 237-
Flatt, S. J., & Kowalczyk, S. J. 2011. Corporate 253
Reputation Persistence and Its Diminishing Lee, J. & Roh, J. 2012. Revisiting Corporate Reputation
Returns. International Journal of Business and and Firm Performance Link. Benchmarking: An
Social Science, 2(19). International Journal, 19(4/5), 649-664.
Fombrun, C. J., Gardberg, N. A., & Sever, J. M. 2000. McGuire, J. B., Schneeweis, T., & Branch, B. 1990.
The Reputation Quotient SM: A Multi-stakeholder Perceptions of Firm Quality: A Cause or Result
Measure of Corporate Reputation. Journal of of Firm Performance. Journal of Management,
Brand Management, 7(4), 241-255. 16(1), 167-180.
Fombrun, C. J. 2012. The Building Blocks of Muchlis, C. A. 2018. Silakan memburu saham emiten
Corporate Reputation: Definitions, Antecedents, BUMN. Diakses 13 Juli 2019 dari https://insight.
Consequences. Dalam Barnett, M. L. & Pollock, kontan.co.id/news/silakan-memburu-saham-
T. G (Eds), The Oxford Handbook of Corporate emiten-bumn
Reputation, halaman 94-113. Oxford University
Nesta, L., & Saviotti, P. P. 2003. Intangible Assets
Press.
and Market Value Evidence from Biotechnology
Gaio, C., & Raposo, C. 2011. Earnings Quality Firms. Science and Technology Policy Research
and Firm Valuation: International Evidence. (SPRU) Electronic Working Paper Series.
Accounting & Finance, 51(2), 467-499.
Ng, S., & Daromes, F. E. 2016. Peran Kemampuan
Gamayuni, R. R. 2015. The Effect of Intangible Asset, Manajerial sebagai Mekanisme Peningkatan
Financial Performance and Financial Policies on Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Jurnal
the Firm Value. International Journal of Scientific Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 13(2), 174-
and Technology research, 4(1), 202-212. 193.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariete Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor
dengan Program IBM SPSS 25, Edisi Sembilan. PER-10MBU2014 Tentang Indikator Penilaian
Penerbit Universitas Diponogoro. Semarang. Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara
Jasa Keuangan Bidang Usaha Perasuransian
dan Jasa Penjaminan.
90 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

Phandeirot, M. (2017). Pengaruh Ceo Duality, Earning Spence, M. 1973. Job Market Signaling. The Quarterly
Management dan Corporate Reputation terhadap Journal of Economics, 87(3), 355-374.
Financial Performance pada Perusahaan Susanti, N., & Restiana, N. G. (2018). What’s the
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Petra Best Factor to Determining Firm Value?. Jurnal
Business and Management Review, 3(1) Keuangan dan Perbankan, 22(2).
Piskin, A., & Kamanli, A. I. (2018, June). The Financial Toms, J. S. 2002. Firm Resources, Quality Signals and
Performance-Corporate Reputation Nexus in The Determinants of Corporate Environmental
Turkey. In Proceedings of International Academic Reputation: Some UK Evidence. The British
Conferences (No. 6408847). International Accounting Review, 34(3), 257-282.
Institute of Social and Economic Sciences.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
Pfarrer, M. D., Pollock, T. G., & Rindova, V. P. 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara
(2010). A Tale of Two Assets: The Effects of
Veh, A., Göbel, M., & Vogel, R. 2018. Corporate
Firm Reputation and Celebrity on Earnings
Reputation in Management Research: A Review
Surprises and Investors’ Reactions. Academy of
of the Literature and Assessment of the Concept.
Management Journal, 53(5), 1131-1152.
Business Research, 1-39.
Pricewaterhouse Coopers (PwC) (2015, April). State-
Walker, K. 2010. A Systematic Review of The Corporate
Owned Enterprises Catalysts for Public Value
Reputation Literature: Definition, Measurement,
Creation? Diakses 29 Juni 2019 dari https://
and Theory. Corporate Reputation Review,
www.pwc.com/gx/en/ psrc/publications/assets/
12(4), 357-387.
pwc-state-owned-enterprise-psrc.pdf
Wang, Y., Berens, G., & Van Riel, C. B. 2012.
Purwanto, P., & Agustin, J. (2017). Financial
Competing in The Capital Market with a Good
Performance towards Value of Firms in Basic
Reputation. Corporate Reputation Review,
and Chemicals Industry. European Research
15(3), 198-221.
Studies, 20(2), 443-460.
Yu, M. (2013). State Ownership and Firm
Raithel, S., & Schwaiger, M. 2015. The Effects of
Performance: Empirical Evidence from Chinese
Corporate Reputation Perceptions of The
Listed Companies. China Journal of Accounting
General Public on Shareholder Value. Strategic
Research, 6(2), 75-87.
Management Journal, 36(6), 945-956.
Zuhroh, I. (2019). The Effects of Liquidity, Firm Size,
Rizki, Z. W., Mochammad, D., & Mangesti, R. S.
and Profitability on the Firm Value with Mediating
(2018). The Effect of Profitability, Liquidity on
Leverage. KnE Social Sciences, 203-230.
Capital Structure and Firm Value: A Study of
Property and Real Estate Companies Listed Website:
on Indonesia Stock Exchange in 2013-2015. www.idx.co.id
Eurasia: Economics & Business, 2 (8), 34-41. www.imacaward.com
Roberts, P. W., & Dowling, G. R. 2002. Corporate
Reputation and Sustained Superior Financial
Performance. Strategic Management Journal,
23(12), 1077-1093.
Rose, C., & Thomsen, S. 2004. The Impact of
Corporate Reputation on Performance: Some
Danish Evidence. European Management
Journal, 22(2), 201-210.
Sandu, M., & Ianole, R. 2016. What Really Matters
for a Good Corporate Reputation? A Structural
Equation Modelling View. Journal of Social and
Economic Statistics, 5(2), 16-32.
Shi, Y. 2016. Reputation, Financial Performance, and
Industry Competition. The International Journal
of Business and Finance Research, 10 (2), 1-16
BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper 91

SEKRETARIAT INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA


Unika Atmajaya
Gedung Yustinus Lantai 2
Jl. Jenderal Sudirman No. 51, Jakarta, Indonesia

Telp: 021 - 2911 0745


Whatsapp: 081 90904 2008

Email:
info@iamiglobal.or.id
info.iami1@gmail.com

Website:
http://iamiglobal.or.id

Instagram:
iami.update
92 BULETIN IAMI EDISI KHUSUS: IAMI 1st Call for Essay and Paper

Anda mungkin juga menyukai