Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN AKHIR

ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT SEMEN

BATURAJA (PERSERO) TBK TAHUN 2020-2021

Untuk Memenuhi Sebagian Dari syarat-syarat Ujian Komprehensif

Program Diploma III Fakultas Ekonomi

Dosen Pengampu :

DISUSUN OLEH :

DIHAN BISMA JULIANDI

01010581923056

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangnya perekonomian dan dunia usaha banyak


Perusahaan yang berusaha untuk terus menerus berkembang menjadi perusahaan yang
lebih besar. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai dengan cara
yang efektif dan efisien. Hal ini berlaku bagi semua jenis perusahaan yang bergerak
dibidang kenegaraan. Seperti perusahaan Manufaktur yaitu industri semen sekarang ini
mengalami perkembangan yang sangat pesat yang kita ketahui Salah satu kebutuhan
manusia adalah rumah atau bangunan. Manusia membutuhkan bangunan yang memiliki
kekuatan menahan tekanan dan dapat dibuat sesuai selera baik sebagai tempat untuk
beristirahat maupun untuk beraktifitas lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan ini maka
diperlukan bahan perekat, dalam hal ini ialah semen. Hal inilah yang mendorong
parusahaanperusahaan di bidang industri semen saling berlomba-lomba meningkatkan
kinerja perusahaannya sehingga dapat menciptakan produk semen yang berkualitas.

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. merupakan salah satu perusahaan BUMN yang
berada di Sumatera bagian Selatan (Sumbagsel) dan berlokasi di tiga kota, dimana kota
Palembang sebagai kantor pusat, Untuk mencapai efektifitas perusahaan melakukan
penjualan semen secara kredit dan tunai. Ketika terjadi penjualan semen secara kedit
akan terbitnya Piutang terhadap perusahaan. Piutang merupakan salah satu unsur dari
aktiva lancar yang ada dalam neraca perusahaan baik berupa piutang dagang maupun
piutang wesel. Hal ini pentingnya akun piutang

bagi suatu entitas, Piutang ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30 hari
sampai 60 hari (Kieso dkk, 2007 : 347).

Masa tenggang waktu pembayaran tersebut, perusahaan mempunyai tagihan kepada


pembeli, Memberikan Kredit (penjualan kredit) memiliki beberapa resiko,diantaranya
adalah tertanamya harta dalam piutang dan risiko tidak tertagih sebagian atau seluruh
piutang. Oleh karena itu ditentukan besarnya piutang tak tertagih dengan cara
menyediakan cadangan pengahapusan piutang sebagai akibat kemungkinan. Kerugian
piutang tidak tertagih sebagai hal yang dianggap tidak terduga.Untuk memperkecil
resiko kerugian piutang tersebut,maka manajer perlu melakukan penyaringan
pelanggan yang akan diberi pejualan kredit

Piutang penting bagi para manajer dan investor karena beberapa sebab, yang pertama
yaitu karena piutang merupakan asset dalam laporan keuangan yang harus
mencerminkan nilainya. Kedua, persoalan menyangkut piutang adalah dasar untuk
penentuan laba dan pengukuran kinerja perusahaan. Ketiga piutang dagang menjadi
aset yang tidak produktif. Dampak lain dari piutang ini, nantinya dapat menyebabkan
munculnya piutang tak tertagih. Piutang tak tertagih terjadi karena adanya
kemungkinan klien bangkrut atau menghilang. Piutang usaha yang tidak tertagih adalah
kerugian pendapatan yang memerlukan ayat jurnal pencatatan yang tepat dalam akun,
penurunan aktiva piutang usaha serta penurunan yang berkaitan dengan laba dan
ekuitas pemegang saham.

Kerugian pendapatan dan penurunan laba diakui dengan mencatat beban piutang ragu-
ragu atau beban piutang tak tertagih, (Kieso dkk, 2007:350). Tidak ada satupun dari
perusahaan yang mengharapkan bahwa dari sekian banyaknya debitur terdapat sebagian
yang tidak bisa membayar kewajibannya walaupun dalam proses pemberian kredit
telah diteliti sebaik-baiknya. Resiko tak tertagih atas sejumlah piutang pasti akan
ditemui..

Perusahaan harus mempunyai cara atau metode yang tepat untuk dapat menghindari
piutang tak tertagih ke depannya, oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas
mengenai Analisis Piutang tak Tertagih Pada PT. Semen Baturaja

(Persero) Tbk”.

1.2. Fokus Pengamatan

Adapun fokus pengamatan dalam laporan ini adalah :

1. Faktor –faktor apa saja yang menyebabkan piutang tak tertagih pada PT. Semen
Baturaja (Persero) Tbk ? -

2. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh PT. Semen Baturaja (Persero)

Tbk dalam mengatasi piutang tak tertagih ?


1.3. Tujuan Penulisan

Mengacu pada perumusan masalah, maka tujuan penulisan ini sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahu cara menghindari Piutang tak tertagih Pada PT. Semen Baturaja
(Persero) Tbk

2. Untuk mengetahui Faktor –faktor yang menyebabkan piutang tak tertagih PT


Semen Baturaja (Persero) Tbk

1.4. Manfaat Penulisan

1.4.1 Bagi penulis

Dapat menambahkan pengetahuan dan wawasam mengenai piutang takm tertagih yang
ada di perusahaan serta membandingkan teori, Di PT Semen Baturaja

(Persero) Tbk.

1.4.2 Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan yang berkaitan dengan piutang untuk

meningkatkan kinerja perusahaan kearah yang lebih baik.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Industri adalah semua perusahaan atau usaha yang melakukan kegiatan merubah bahan
dasar atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi
nilainya.Termasuk kedalam sektor ini adalah perusahaan yang melakukan kegiatan jasa
industri dan perakitan (assembling) dari suatu industri (BPS, 2002).

Menurut G. Kartasapoetra (1987) “Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah


bahan-bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang
yang bernilai tinggi”.

Definisi lain menyatakan industri adalah sebagai suatu untuk memproduksi barang jadi
melalui proses penggarapan dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat
diperoleh dengan harga serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi mungkin (Sade,
1985).

Menurut Abdurachmat dan Maryani (1998: 27) Industri merupakan salah satu kegiatan
ekonomi manusia yang penting.Ia mengasilkan berbagai kebutuhan hidup manusia dari
mulai makanan, minuman, pakaian, dan perlengkapan rumah tangga sampai perumahan
dan kebutuhan hidup lainnya.

Menurut Kartikahadi (2016: 3), “akuntansi adalah suatu sistem informasi keuangan,
yang bertujuan untuk menghasilkan dan melaporkan informasi yang relevan bagi
berbagai pihak yang berkepentingan”.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu proses
pencatatan, penggolongan, dan pengikut saran untuk memberikan informasi yang
bersifat keuangan dengan tujuan menghasilkan dan melaporkan informasi yang relevan
bagi perusahaan.
Sedangkan pengertian industri menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.5
Tahun 1984 tentang perindustrian. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah
bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang
dengan nilai tinggi untuk pengunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan
perekayasaan industri. Dalam sektor industri dibedakan atas tiga jenis industri yakni
industri besar, industri sedang atau menengah, industri kecil dan rumah tangga. Dilihat
dari segi jumlah tenaga kerja yang dimiliki, maka yang dimaksud dengan industri besar
adalah yang memiliki tenaga kerja lebih dari 100 orang, industri sedang adalah industri
yang memiliki tenaga kerja 20 hingga 90 orang, industri kecil yang memiliki jumlah
tenaganya 5 sampai 19 orang dan industri yang memiliki tenaga kerja kurang dari 5
oarang disebut industri rumah tangga atau kerajinan rumah tangga.

Dari definisi di atas maka dapat diperoleh pengertian industri adalah suatu kegiatan
produksi yang menggunakan bahan tertentu sebgai bahan baku untuk diproses menjadi
hasil lain yang lebih berdaya guna bagi masyarakat. Jadi yang dimaksud dengan
industri dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan memproduksi barang atau jasa
melalui proses tertentu.

2.2 Sosial Ekonomi

Sosiologi ekonomi adalah studi tentang bagaimana cara orang atau masyarakat
memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap barang dan jasa yang menggunakan
sosiologi (Damzar 2002 : 7).

Kondisi sosial ekonomi adalah tatanan kehidupan sosial material maupun spiritual yang
meliputi rasa keselarasan, kesusilaan, ketentraman lahirnya dan batin yang
memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha untuk pemenuhan
kebutuhan sosial lainnya yang sebaik mungkin bagi diri sendiri keluarga serta
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak- hak asasi manusia serta kewajiban manusia
sesuai dengan pancasila (Adi, 1996: 20). Sosial ekonomi adalah kondisi kependudukan
yang ada tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat kesehatan, tingkat konsumsi,
perumahan, dan lingkungan masyarakat (Kusnadi 1993: 6). Sedangkan menurut
Soekanto (2003) sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan
dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak – hak serta
kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber daya.
Berdasarkan pendapat di atas maka sosial ekonomi adalah posisi seseorang atau
kelompok orang dalam masyarakat yang kondisinya memungkinkan bagi setiap
individu maupun kelompok untuk mengadakan usaha guna pemenuhan kebutuhan
hidupnya yang sebaik mungkin bagi diri sendiri, keluarga serta masyarakat dan
lingkungannya.

a. Kondisi Pendidikan Pendidikan memberikan peluang dan melahirkan lapisan elite


sosial yang dapat menjadi motor penggerak pembangunan ke arah kemajuan dan
menjadikan masyarakat bersifat terbuka. BPS tentang pendidikan (2010: 52)
pendidikan mempunyai peranan penting bagi suatu bangsa dan merupakan suatu sarana
untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia, kualitas sumber daya
manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan.

Menurut Tilaar (2002) mengemukakan pendidikan memilik nilai fungsi pada kehidupan
masyarakat dan bernegara sebagai berikut:

a. Pendidikan merupakan investasi manusia yang berdampak pada pertumbuhan


ekonomi.

b. Pendidikan merupakan usaha untuk meningkatkan kecerdasan, kualitas, keahlian dan


keunggulan suatu bangsa.

Selanjutnya Mangunwijaya (2008: 11), mengemukakan pendidikan sebagai upaya


mempengaruhi manusia dalam usaha membimbingnya menjadi dewasa. Usaha
membimbing yang dimaksud disini adalah usaha yang didasari dan dilaksanakan
dengan sengaja.

Pendidikan akan membentuk pola pikir dan meningkatkan sumber daya manusia.
Pendidikan merupakan sarana meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
memberikan sumbangan besar dalam merubah perilaku manusia sehingga wawasan
semakin meningkat yang pada gilirannya memberikan nilai tambah yang besar untuk
memperbaiki kehidupan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sarana meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan memberikan sumbangan besar dalam memperbaiki
kehidupan manusia di segala aspek kehidupan.
c. Kondisi Pendapatan Pengertian pendapatan yang dikemukakan dalam kamus bahasa
Indonesia (1990: 185) Pendapatan adalah hasil kerja atau usaha.Sedangkan pendapatan
rumah tangga adalah harta yang diterima sebuah rumah tangga sebagai hasil usahanya.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada tahun 1910 industri semen di Indonesia dipelopori dengan mulai beroperasinya
Nederlandsch-Indische Portland Cement Maatschappij (NIPCM) saat ini berganti nama
PT Semen Padang (Persero) Tbk yang berlokasi di kota Padang, Sumatera Barat. Pada
saat itu NIPCM adalah satu-satunya produsen semen di Indonesia. Dalam rangka
pengembangan industri semen di Indonesia maka Direktorat Geologi bekerja sama
dengan Biro Indutrialisasi, pada tahun 1964 mengadakan survey bahan baku untuk
pembuatan semen disekitar Baturaja Kabupaten OKU dengan hasil yang menunjukkan
bahwa :

1. Terdapat cadangan batu kapur ( 38.250.000 ton) dan tanah liat ( 22.650.000
ton) yang kedua macam bahan baku tersebut cukup untuk beroperasinya pabrik semen.

2. Lokasinya menguntungkan karena berjarak ± 90 km dari tambang batubara

Bukit Asam.

3. Untuk memenuhi kebutuhan semen di daerah Sumatera Selatan.

4. Penghematan devisa negara dan membuka lapangan kerja untuk 500 orang di
Sumatera Selatan.

Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian tersebut, maka dilakukan sebuah studi
kelayakan (feasibility study) oleh PT Semen Padang (Persero)Tbk untuk mendirikan
pabrik semen dengan rencana kapasitas produksi sebesar 500.000 ton

semen per tahun. Dari studi kelayakan tersebut diperoleh kepastian untuk mendirikan
sebuah pabrik semen di Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu, provinsi Sumatera
Selatan.
3.1.1. Pendirian dan Pengesahan serta Status Perusahaan

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk didirikan pada tanggal 14 November 1974 dengan
akta Notaris Nomor : 34 oleh JFBT. Sinjal, SH. di Jakarta dan kemudian dengan
perubahan akta Nomor : 49 tanggal 21 November 1974, dan terakhir Nomor

: 28 tanggal 19 April 1984 oleh Notaris Hadi Moentoro, SH. di Jakarta. Pendirian

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk diumumkan dalam tambahan Berita Negara RI

No. 2 tanggal 7 Januari 1975 dengan pemegang saham pertama yaitu :

1. PT. Semen Padang (Persero) : 55 %

2. PT. Semen Gresik (Persero) : 45 %

Pada tahun 1978 PT Semen Baturaja (Persero) Tbk resmi menjadi Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) dengan adanya penyertaan saham dari Pemerintah RI
berdasarkan PP No. 10 tahun 1978 dengan AktaNotaris Hadi Moentoro, SH. No.12
tangal 19 Agustus 1980, dengan komposisi pemegang saham sebagai

berikut:

1. Pemerintah RI : 88 %

2. PT Semen Padang (Persero) :7%

3. PT Semen Gresik (Persero) :5%

Pada tahun 1991, berdasarkan PP No.3 Tahun 1991 dan Akta No.70 tanggal

15 Oktober 1991 yang dibuat dihadapan Imas Fatimah, SH, Notaris di Jakarta, PT

Semen Baturaja (Persero) Tbk resmi menjadi milik Pemerintah RI sepenuhnya dengan
penguasaan saham sebesar 100%, dimana saham-saham milik PT Semen

Padang (Persero) Tbk dan PT Semen Gresik (Persero) telah diambil alih oleh
Pemerintah RI.

Pada tahun 2013, PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk telah menjadi
Perseroan Terbuka “Tbk”, berdasarkan Surat Persetujuan DPR RI No. PW/01916/DPR
RI/II/2013 tanggal 19 Februari 2013 dan PP No. 39 Tahun 2013 tanggal 21 Mei 2013
tentang Perubahan Struktur Kepemilikan Saham Negara

Melalui Penerbitan dan Penjualan Saham Baru Pada Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Semen Baturaja, serta Akta No. 21 tanggal 14 Maret 2013 yang dibuat dihadapan
Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, dengan komposisi pemegang saham sebagai
berikut:

1. Pemerintah RI : 76,24 %

2. PT. Semen Padang (Persero) : 23,76 %

3.1.2. Pembangunan Fisik Pabrik PT Semen Baturaja (Persero) Tbk

Pelaksanaan pembangunan fisik pabrik pertama kali dimulai pada tahun 1978 dengan
menggunakan kontraktor yang berasal dari Jepang yaitu Ishikawa Harima Heavy
Industries (IHHI) sebagai kontraktor utama (main contractor) dan Kawasaki Co.Ltd
sebagai Sub Contractor serta Dyckerhoff Zement Werke AG sebagai Consulting
Service Contractor yang berasal dari Jerman. Pembangunan pabrik dilaksanakan di tiga
tempat yaitu;

1. Kertapati, Palembang;

2. Baturaja, Ogan Komering Ulu;

3. Panjang, Lampung.

Pabrik PT Semen Baturaja (Persero) Tbk diresmikan oleh Presiden Soeharto pada
tanggal 29 April 1981 dan pada tanggal 30 Mei 1981 pembangunan fisik pabrik
dinyatakan selesai, yang kemudian pada tanggal 1 Juni 1981 PT Semen

Baturaja (Persero) Tbk mulai beroperasi komersil.

2.1.3. Perkembangan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk


Sejak beroperasi komersil pada tahun 1981, PT.Semen Baturaja (Persero) telah
beberapa kali melakukan pengembangan-pengembangan yang tujuan utamanya adalah
untuk meningkatkan kapasitas produksi semen, yaitu :

1. Proyek Optimalisasi I (OPT I)

Pada tahun 1993 PT Semen Baturaja (Persero) Tbk melaksanakan Proyek Optimalisasi
I (OPT I) yang merupakan penyempurnaan peralatan yang sudah ada dalam rangka
pencapaian kapasitas terpasang yaitu sebesar 500.000 ton semen per tahun. Proyek ini
selesai tahun 1994 dengan kapasitas meningkat 550.000 ton semen per tahun.

2. Proyek Optimalisasi II (OPT II)

Pada tahun 1996 PT Semen Baturaja (Persero) Tbk melanjutkan pengembangan


perusahaan melalui Proyek Optimalisasi II (OPT II) untuk meningkatkan kapasitas
menjadi sebesar 1.200.000 ton semen per tahun. Proyek OPT II ini selesai tahun 2001,
mulai memproduksi semen sebanyak

663.399 ton pada tahun 2002 dan terus meningkat hingga tahun 2011 dapat
memproduksi 1.250.000 ton semen (Pabrik Baturaja 550.000 T/Y, Pabrik

Palembang 350.000 T/Y dan Pabrik Panjang 350.000 T/Y).

3. Proyek Cement Mill Dan Packer (PCMP)

Tahun 2011, Perusahaan melakukan pembangunan proyek Cement Mill dan Packer
yang telah beroperasi pada bulan Juli 2013, terjadi peningkatan

Produksi menjadi 2.000.000 ton semen per tahun dengan rincian kapasitas

Pabrik Baturaja 1.300.000 T/Y, Pabrik Palembang 350.000 T/Y dan Pabrik

Panjang 350.000 T/Y.

4. Proyek Pembangunan Pabrik Baturaja II

PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk terus meningkatkan kapasitas produksi dengan
melakukan pembangunan pabrik baru Baturaja II yang terdiri atas Pabrik terak, pabrik
semen, dan packing plant yang sebagian dananya diperoleh dari hasil IPO.
Pembangunan Pabrik Baturaja II dengan kapasitas 1.850.000 ton/tahun, sehingga
meningkatkan kapasitas terpasang pabrik menjadi 3.850.000 ton/tahun. Proyek
Pembangunan Pabrik Baturaja II diharapkan memperkuat semen baturaja sebagai
market leader di Sumatera Bagian Selatan.

3.1.4. Lokasi Pabrik dan Produk

Berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan pada tahun 1974 ditetapkan bahwa PT
Semen Baturaja (Persero) akan membangun tiga pabrik di tiga lokasi berbeda.
Pertimbangan pembangunan dan pemilihan lokasi tiga pabrik tersebut antara lain
berdasarkan :

1. Pemerataan pembangunan di daerah Sumbagsel secara menyeluruh dan terpadu;

2. Pembukaan lapangan kerja serta membantu peningkatan di sektor lainnya, seperti


perhubungan;

3. Kemudahan pemasaran yang lebih terarah, khususnya di daerah

Sumbagsel.

3.1.5. Lokasi Pabrik PT Semen Baturaja (Persero) Tbk

Sebagai kelanjutan dari studi kelayakan, maka dibangunlah ketiga pabrik


tersebut dengan lokasi sebagai berikut :

1. Pabrik Baturaja (PBR)

Pabrik Baturaja (PBR) berlokasi di Desa Sukajadi, Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Sumatera Selatan dengan luas area pabrik + 5.145.840 m2. PBR merupakan lokasi
penambangan bahan mentah yaitu batu kapur dan tanah liat serta unit pabrik terak
(Clinker Plant Unit), yang mengolah bahan mentah menjadi semen setengah jadi atau
terak untuk kemudian diproses menjadi semen, terak yang dihasilkan di PBR juga
didistribusikan ke Pabrik Palembang (PPG) dan Pabrik Panjang (PPJ) untuk
selanjutnya diproses menjadi semen.

2. Pabrik Baturaja II (PBR II)

Pabrik Baturaja (PBR) berlokasi di Desa Sukajadi, Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Sumatera Selatan dengan luas area pabrik +5.145.840 m2. PBR merupakan lokasi
penambangan bahan mentah yaitu batu kapur dan tanah liat serta unit pabrik terak
(Clinker Plant Unit), yang mengolah bahan mentah menjadi semen setengah jadi atau
terak untuk kemudian diproses menjadi semen, terak yang dihasilkan di PBR juga
didistribusikan ke Pabrik Palembang (PPG) dan Pabrik Panjang (PPJ) untuk
selanjutnya diproses menjadi semen.

3. Pabrik Palembang (PPG)

Pabrik Palembang (PPG) berlokasi di Kertapati, Palembang, Sumatera Selatan. Luas


lokasi ini adalah seluas +46.388 m2. PPG merupakan pabrik yang mengolah terak
yang diterima dari PBR menjadi semen menggunakan unit penggilingan dan
pengantongan (Grinding and Packing Plant Unit) yang tersedia di pabrik ini untuk
kemudian dipasarkan dalam bentuk semen zak atau semen curah. Selain itu lokasi
pabrik ini juga menjadi kantor pusat administrasi dan Dewan Direksi

PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.

4. Pabrik Panjang (PPJ)

Pabrik Panjang (PPJ) terletak di Panjang, Lampung, dengan luas + 64.768 m2. PPJ juga
merupakan pabrik yang mengolah terak yang diterima dari Pabrik Baturaja (PBR)
menjadi semen yang akan dipasarkan dalam bentuk semen zak atau semen curah.

Berikut ini adalah gambar pemetaan lokasi pabrik PT. Semen Baturaja

(Persero) Tbk.

Sumber : Unit Kerja ICT PTSB, 2017

Gambar 2.1 Lokasi Pabrik PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk

Mengingat potensi alam yang ada di daerah Sumatera Bagian Selatan dan juga dengan
pertimbangan semakin besarnya kebutuhan semen di masyarakat, maka pada saat ini
PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk terus meningkatkan kegiatan usahanya diantaranya
dengan pembangunan Cement Mill & Packer yang lokasinya berdekatan dengan Pabrik
Baturaja (PBR). PT Semen Baturaja (Persero) Tbk terus meningkatkan kapasitas
produksi dari sebelumnya sebesar 1.250.000 ton/tahun dari ketiga Pabrik tersebut,
setelah pembangunan Cement Mill & Packerkapasitas produksi meningkat menjadi
2.000.000 ton/tahun.

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk saat ini terus melakukan pengembangan perusahaan,
ini terbukti dengan rencana pembangunan pabrik Baturaja II yang lokasinya berdekatan
dengan Pabrik Baturaja (PBR). PT Semen Baturaja (Persero)

Tbk juga akan membangun pabrik semen di wilayah Sarolangun, Provinsi Jambi.
Untuk saat ini proyek tersebut sedang memasuki proses pembebasan tanah dan
perijinan dengan pemerintah daerah setempat.

3.1.6. Produk PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk memproduksi dua tipe semen, antara lain :

a. Ordinary Portland Cement (OPC) Tipe I

Indonesian Standard : SNI 15-2049-2004

American Standard : ASTM C 150-04a

European Standard : EN 197-1:2000

Semen Portland Tipe I atau biasa disebut dengan semen OPC merupakan jenis semen
yang cocok untuk berbagai macam aplikasi beton dimana syarat-syarat khusus tidak
diperlukan.

b. Portland Composite Cement (PCC)

Indonesian Standard : SNI 15-7064-2004

European Standard : EN 197-1:2000 (42.5 N & 42.5 R)

PCC (Portland Composite Cement) digunakan untuk bangunan bangunan pada


umumnya, sama dengan penggunaan Semen Portland Tipe I dengan kuat tekan yang
sama. PCC mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah selama proses pendinginan
dibandingkan dengan Semen Portland Tipe I, sehingga pengerjaannya akan lebih
mudah dan menghasilkan permukaan beton/plester yang lebih rapat dan lebih halus.
Berdasarkan kemasannya, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk

memproduksi semen dengan tiga macam kemasan, yakni Zak, Big Bag dan Curah.
BAB KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai prosedur penyusunan anggaran


piutang, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam analisis piutang tak tertagih faktor faktor yang meyebabkan PT Semen
Baturaja yaitu, kurang selektif dalam penentuan distributor sehingga tidak adanya
antara Tim Penagih dan Tim Pelaporan piutang yang menyebabkan kurang optimalnya
penagihan serta lamanya perusahaan medekteksi piutang macet.

2. Upaya yang dilakukan oleh PT. Semen Baturaja yaitu melakukan proses lelang
jaminan yang diberikan ke PT. Semen Baturaja, klaim

asuransi,mediasi dengan Ditributor tersebut. Jika masih belum selesai naik ke proses
hukum karna Distributor itu kerja sama dengan BUMN

4.2 Saran

Saran bagi PT. Semen Baturaja sebagai berikut:

1. Membuat Reminder otomatis terhadap distributor yang telah jatuh tempo.

1. Memaksimalkan penjadwalan piutang dan komitmen pembayaran secara berkala


kepada distributor yang telah jatuh tempo

2. Memaksimalkan pembagian tugas antara Tim penagih & Tim Pelaporan

3. Pelatihan /Diklat khusus untuk Tim Penagihan agar dapat melakukan penagihan
secara efektif

47

48

4. PT Semen Baturaja harus meningkatkan pembayaran piutang oleh pihak distributor


dengan cara, PT Semen Baturaja memberikan diskon sekian persen dan melakukan
promosi sehingga pihak distributor cepat membayarkan piutang kepada PT Semen
Baturaja.
5. Memaksimalkan kerja sama dengan lembaga pemerintah untuk proses
pengambilan jaminan sampai lelang distributor

6. Lebih selektif dalam penunjukan distributor

Anda mungkin juga menyukai