Anda di halaman 1dari 6

NAMA : DIHAN BISMA JULIANDI

NIM : 01010581923056

LAPORAN KEUANGAN PT PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk.


LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
NOMOR : 026/SK/KA/L/IX/2018
DARI KANTOR AKUNTAN PUBLIK KOESBANDIJAH, BEDDY SAMSI & SETIASIH (KAP-KBS)

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. LAPORAN POSISI KEUANGAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN

TANGGAL 30 JUNI DAN 31 DESEMBER 2017

ASET LANCAR

Kas dan Setara Kas 3 3.419.818.952 17.757.501.843

Piutang Usaha

• Piutang Usaha 4 22.754.939.272 13.744.954.448


• Piutang Lain-lain 5 1.007.037.659 959.232.042

Persediaan 6 51.915.643.524 34.873.724.745

Biaya Dibayar di Muka 7 4.103.644.433 2.726.028.860 Pajak Dibayar di Muka 8 1.162.194.459


2.323.715.459

Jumlah Aset Lancar 84.363.278.299 72.385.157.397

ASET TIDAK LANCAR

Aset Pajak Tangguhan 8 5.229.615.636 4.394.099.566

Aset Tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan per 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017
masingmasing sebesar Rp.131.109.644.411,- dan Rp.131.075.997.847,-) 9 11.168.142.999
10.990.004.495

Aset Lain-lain 10 1.528.793.819 1.558.067.395

Jumlah Aset Tidak Lancar 17.926.552.454 16.942.171.456

JUMLAH ASET 102.289.830.753 89.327.328


1. Asersi-asersi yang di uji dari laporan keuangan.
• Asersi untuk jenis transaksi
• Asersi untuk saldo akun
• Asersi tentang penyajian dan pengungkapan
• Penerapan asersi pada seluruh area laporan keuangan
• Penggabungan asersi
• Penjelasan asersi gabungan

1. Semua aset dalam laporan keuangan benar-benar ada (exist).


2. Semua transaksi penjualan telah dicatat dalam periode terjadinya.
3. Persediaan dicantumkan dengan nilai yang tepat.
4. Utang merupakan kewajiban entitas.
5. Semua transaksi yang dicatat, terjadi dalam periode berjalan.
6. Semua jumlah (amounts) disajikan dengan tepat (properly presented) dan
diungkapkan (dengan penjelasan yang memadai) dalam laporan keuangan.

2. Bukti laporan keuangan


Kepada yang terhormat,
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi
PT. Primarindo Asia lnfrastructure, Tbk.
Gedung Tatapuri (d/h Gedung Dana Pensiun - Bank Mandiri) Lt. 3A
Jl. Tanjung Karang No. 3-4A Jakarta

Laporan atas Laporan Keuangan Kami telah mengaudit laporan keuangan PT. Primarindo
Asia lnfrastructure, Tbk. terlampir, yang terdiri dari laporan posisi keuangan tanggal 30 Juni
2018, serta laporan laba-rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus
kas untuk masa yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi
signifikan dan informasi penjelasan lainnya.

Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan Manajemen bertanggung jawab atas
penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebut sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan di lndonesia, dan atas pengendalian internal yang dianggap perlu oleh
manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan
penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.

Tanggung jawab auditor Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas
laporan keuangan tersebut berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit kami
berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh lnstitut Akuntan Publik lndonesia. Standar
tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan
melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan
keuangan tersebut bebas dari kesalahan penyajian material.

Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-
angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung pada
pertimbangan auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam
laporan keuangan, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam
melakukan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang
relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan Entitas untuk
merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan
menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal Entitas. Suatu audit juga
mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan
kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas
penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa bukti audit yang telah
kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis bagi opini audit kami.

Opini Menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam
semua hal yang material, posisi keuangan PT. Primarindo Asia lnfrastructure, Tbk. tanggal 30
Juni 2018, serta kinerja keuangan dan arus kas-nya untuk masa yang berakhir pada tanggal
tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di lndonesia.

3. Prosedur analitis

ASET LANCAR :
Kas =33.419.818.952
Jumlah aset lancar =84.363.278.299
ASET TIDAK LANCAR
Aset pajak tengguhan =85.229.615.636
Aset tetap =131.109.644.411
Aset lain-lain =101.528.793.819
Jumlah aset tidak lancar =17.926.552.454
JUMLAH ASET =102.289.830.753

4. Resiko terjadi dari audit laporan keuangan

Daftar Isi i - Surat Pernyataan Direksi Tentang Tanggung Jawab Atas


Laporan Keuangan 1

Laporan Posisi Keuangan Tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017 2-3 –
Laporan Laba (Rugi) dan Penghasilan Komprehensif Lain Untuk Masa 6 (Enam) Bulan yang
Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2018 dan 2017 4 –
Laporan Perubahan Ekuitas Untuk Masa 6 (Enam) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni
2018 dan 2017 5
Laporan Arus Kas Untuk Masa 6 (Enam) Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2018 dan
20176 Catatan Atas Laporan Keuangan Tanggal 30 Juni 2018 dan 31 Desember 2017 7
SPAP PSA Seksi 312 mendefinisikan risiko audit sebagai risiko yang timbul karena auditor tanpa
disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang
mengandung salah saji material.

Dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan sebuah perusahaan, di samping risiko audit, auditor
juga akan menghadapi risiko lainnya seperti risiko kerugian praktek profesionalnya akibat dari
tuntutan pengadilan, publikasi negatif, atau peristiwa lain yang mungkin timbul berkaitan dengan audit
atas laporan keuangan yang dilakukan.

Oleh karena itu, auditor harus selalu mempertimbangkan faktor risiko audit baik dalam tahap
perencanaan audit, perancangan prosedur audit maupun dalam tahap evaluasi kewajaran penyajian
laporan keuangan perusahaan.

SPAP SA Seksi 312 mengharuskan auditor untuk selalu merencanakan auditnya sedemikian rupa,
sehingga risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, yang menurut pertimbangan
profesionalnya, memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

Risiko audit dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu :

(a) Risiko Bawaan (Inherent Risk), adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi
terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang terkait
(maksudnya bahwa risiko bawaan timbul dengan asumsi pengedalian intern dalam perusahaan tidak
ada. Jika sekiranya pengendalian intern dalam perusahaan memadai serta efektif dalam
pelaksanaannya dengan sendirinya risiko bawaan akan dapat diminimalisasi). Risiko salah saji
demikian adalah lebih besar pada saldo akun atau golongan transaksi tertentu dibandingkan dengan
yang lain. Sebagai contoh, perhitungan yang rumit lebih mungkin disajikan salah jika dibandingkan
dengan perhitungan yang sederhana. Uang tunai dalam perusahaan lebih mudah dicuri daripada
persediaan. Suatu akun dalam laporan keuangan yang berasal dari estimasi akuntansi cenderung
mengandung risiko yang lebih besar dibandingkan dengan akun yang sifatnya relatif rutin dan berisi
data faktual. Perusahaan yang bergerak dalam bidang industri yang memproduksi barang-barang hi-
tech seperti misalnya handphone akan lebih berisiko terjadinya penumpukan persediaan yang usang
karena tidak sesuai lagi dengan tuntutan pasar.

(b) Risiko Pengendalian (Control Risk), adalah risiko bahwa suatu salah saji material yang dapat
terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian
intern entitas. Risiko ini merupakan fungsi efektivitas desain dan operasi pengendalian intern untuk
mencapai tujuan entitas yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan entitas. Beberapa risiko
pengendalian akan selalu ada karena keterbatasan bawaan dalam setiap pengendalian intern.

(c) Risiko Deteksi (Detection Risk), adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji
material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi merupakan fungsi efektivitas prosedur audit
dan penerapannya oleh auditor. Risiko ini timbul sebagian karena ketidakpastian yang ada pada
waktu auditor tidak memeriksa 100% saldo akun atau golongan transaksi, dan sebagian lagi karena
ketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo akun atau golongan transaksi tersebut telah diperiksa
100%. Ketidakpastian lain semacam itu bisa timbul karena auditor mungkin memilih suatu prosedur
audit yang tidak sesuai, menerapkan secara keliru prosedur yang semestinya, atau menafsirkan
secara keliru hasil audit. Ketidakpastian seperti ini dapat dikurangi sampai pada tingkat yang dapat
diabaikan melalui perencanaan dan supervisi memadai serta pelaksanaan praktek audit yang sesuai
dengan standar pengendalian mutu.

Seperti yang dijelaskan dalam SPAP PSA seksi 312 para. 28 bahwa risiko bawaan dan risiko
pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. Adapun risiko bawaan dan risiko pengendalian tetap
ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas laporan keuangan, sedangkan risiko deteksi
berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan auditor itu sendiri. Risiko
deteksi mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko bawaan dan risiko pengendalian. Semakin
kecil risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin besar risiko deteksi
yang dapat diterima. Sebaliknya, semakin besar adanya risiko bawaan dan risiko pengendalian yang
diyakini oleh auditor, semakin kecil tingkat risiko deteksi yang dapat diterima.
5. Nilai materialitas

Anda mungkin juga menyukai