Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MINGGUAN II

HUKUM PASAR MODAL

SOAL:
1. Sebutkan dan jelaskan 5 (lima) asas dari Good Corporate Governance beserta dengan
contoh penerapannya dalam Perusahaan Terbuka?

2. Sebutkan dan jelaskan bentuk penerapan Good Corporate Governance yang dapat
dilakukan oleh masing-masing organ Perusahaan Terbuka?

3. Sehubungan dengan rencana penambahan kapasitas produksi pada pabrik pembuatan obat
miliknya , PT XYZ Tbk ( penerima pinjaman) berencana untuk memperoleh pinjaman dari
Bank ABC ( pemberi pinjaman) dengan nilai pinjaman sebesar 25% dari ekuitas PT XYZ
Tbk(“Rencana Transaksi”). Mohon jelaskan bentuk penerapan Good Corporate Governance
yang wajib dilakukan oleh Direksi PT. XYZ, Tbk sehubungan dengan Rencana Transaksi
yang akan dilakukan?

JAWABAN:
1. Asas- Asas Good Corporate Governance
a. Keterbukaan (Transparency) :
Dalam menjaga objektivitas menjalankan bisnis diwajibkan adanya
keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan perusahaan dengan
menyediakan informasi yang material dan relevan mengenai perusahaan melalui cara
yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan juga
harus mengungkapkan hal penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang
saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya tidak hanya masalah yang
disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan,
Contoh: PT Aneka Tambang Tbk memperoleh banyak manfaat yang kemudian
berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan dengan melakukan keterbukaan
informasi yang menimbulkan care & trust dari investor dan para stakeholder.
Keterbukaan informasi ini harus memenuhi dua unsur yaitu kebenaran/akurat dan
tepat waktu.

b. Akuntabilitas (Accountability):
Asas ini merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang
berkesinambungan karena dalam asas ini perusahaan harus diwajibkan
mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar,
mempertanggungjawabkan organ, kejelasan fungsi dan pelaksanaan sehingga
terciptanya pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif melalui cara mengelola
secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain.
Dimana pada intinya setiap organ harus ada atau mempunyai kewenangan dan
tanggung jawabnya masing-masing.
Contoh: Bank Mandiri memiliki ukuran kinerja dari semua Jajaran Bank Mandiri
berdasarkan ukuran yang disepakati secara konsisten dengan nilai perusahaan
(Corporate Culture Values), sasaran usaha dan strategi serta memiliki rewards and
punishment system.

c. Pertanggungjawaban ( Responsibility):
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan dan
prinsip-prinsip korporasi yang sehat sehingga dapat terwujud dan terpelihara
kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan, pengakuan sebagai good corporate
citizen.
Contoh: Bank Mandiri berpegang pada prinsip kehati-hatian (prudential banking
practices) dan menjamin kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku.

d. Independensi (Independency):
Keadaan dimana untuk melaksanakan asas GCG perusahaan harus dikelola
secara profesional dan independen tanpa benturan kepentingan, pengaruh/tekanan
dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan
sehingga tidak adanya intervensi oleh pihak lain maupun tidak saling
mendominasinya masing-masing organ. Bentrok/benturan kepentingan yang
dimaksud disini adalah antara direktur dengan perusahaan.
Contoh: Telkom memiliki kebijakan tambahan dalam Pedoman Tata Kelola
Perusahaan, seperti kebijakan transaksi benturan kepentingan, larangan donasi partai
politik, dan larangan hubungan afiliasi.

e. Kewajaran (Fairness):
Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memberikan
kesetaraan dan kewajaran didalam memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan
(stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Contoh: Telkom menerapkan asas ini dengan menghormati hak pemegang saham
minoritas, melarang insider trading, menerapkan manajemen kinerja berdasarkan
balanced scorecard, melakukan lelang terbuka dalam pengadaan barang/jasa, dan
mengimplementasikan e-procurement.

2. Penerapan GCG yang dilakukan masing-masing organ:


a. RUPS
RUPS adalah organ Perseroan Terbatas yang memiliki kewenangan eksklusif yang
tidak diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris. RUPS merupakan organ tertinggi
dalam suatu perusahaan. Menurut Pasal 1 angka 4 UU PT, RUPS adalah organ perseroan
yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris
dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar. RUPS
mempunyai kewenangan untuk :
- Mengambil keputusan sesuai dengan ketentuan forum yang terdapat dalam UU PT.
(Penerapan Fairness)
- Mengubah AD/ART sesuai dengan ketentuan forum yang terdapat dalam UU PT .
(Penerapan Fairness)
- Melakukan Penanaman Modal
- Menyetujui penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan, pengajuan
permohonan pailit, perpanjangan jangka waktu berdirinya dan pembubaran Perseroan
sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam UU PT.

b. Direksi
Direksi mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menjalankan perseroan sesuai
dengan tujuan dan maksud didirikannya perseroan. Direksi yang diangkat oleh
perusahaan tidak harus memiliki kewarganegaraan Indonesia tetapi juga dapat memiliki
kewarganegaraan asing. UU PT sendiri tidak mengatur mengenai ketentuan warga negara
apa yang dapat menduduki jabatan direktur.

Namun, dalam Pasal 46 ayat (1) UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
menyebutkan bahwa “Tenaga kerja asing dilarang menduduki jabatan yang mengurusi
personalia dan/atau jabatan-jabatan tertentu”, sehingga dapat diartikan jika tenaga kerja
asing boleh menjadi direktur suatu perusahaan kecuali untuk jabatan yang mengurusi
atau berhubungan secara langsung dengan kepegawaian atau personalia seperti Direktur
HRD.

Direksi mempunyai kewenangan untuk menjalan pengurusan perusahaan dengan


kebijakan yang dipandang tepat dan dengan batas yang ditentukan oleh Undang-Undang
dan/atau anggaran dasar. Selain itu, direksi mempunyai kewajiban untuk;
- Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS dan risalah rapat
direksi . (Penerapan Accountability dan Responsibility):
- Membuat laporan tahunan untuk disampaikan kepada RUPS. (Penerapan
Transparency dan Accountability):
- Memelihara seluruh daftar, risalah dan dokumen keuangan Perseroan diatas dan
dokumen Perseroan lainnya. (Penerapan Accountability)
- Mewakili dalam pengadilan

c. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris mempunyai tugas untuk melakukan pengawasan atas kebijakan
pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya kepada Perseroan ataupun usaha
Perseroan kepada Direksi. Ketentuan ini terdapat dalam Pasal 108 UU PT. Komisaris
yang melakukan pengawasan mempunyai beban tanggung jawab yang sama dengan
Direksi. Kewajiban mengenai tugas komisaris terdapat dalam Pasal 116 UU PT;
- Membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya
- Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya
pada Perseroan dan Perseroan lain
- Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun
buku yang baru lampau kepada RUPS.
- Apabila salah satu organ ini tidak ada maka PT tidak dapat didirikan atau harus terjadi
perubahan anggaran dasar dikarenakan dalam UU PT telah disebutkan bahwa organ
perseroan adalah RUPS, Direksi dan Dewan Komisaris.
Ada beberapa hal yang membutuhkan persetujuan dari dewan komisaris yaitu
mengenai utang, penambahan modal, sisanya ditentukan oleh perusahaan.

3. Berdasarkan rencana perusahaan tersebut maka Direksi PT. XYZ Tbk harus bergerak
memenuhi prinsip-prinsip GCG supaya pihak Bank dapat memberi kepercayaan atas
uang pinjaman kepada PT. XYZ Tbk.. PT. XYZ perlu memenuhi prinsip-prinsip GCG di
bawah ini:
a. Prinsip Keterbukaan
PT. XYZ perlu memberikan informasi yang sejujur-jujurnya dan relevan kepada pihak
bank. Informasi tersebut harus memberikan gambaran yang sesungguhnya. Seperti
laporan keuangan dari PT. XYZ perlu diberikan kepada pihak Bank supaya pihak
Bank percaya dan mengetahui kemampuan PT. XYZ dalam membayar kembali uang
pinjaman tersebut.
b. Prinsip Akuntabilitas
PT. XYZ dalam melakukan pinjamannya, perlu memastikan bahwa perusahaannya
mempunyai kejelasan struktur, fungsi, sistem, dan pertanggungjawaban organ
perusahaannya yang efektif supaya pihak bank dapat memberikan kepercayaan atas
uang pinjamannya
c. Prinsip Responsibilitas
Dalam melakukan pinjaman, PT. XYZ perlu melakukannya dengan cara-cara yang
sesuai dengan yang diatur dalam undang-undang. Bukan dengan cara yang dilarang
oleh undang-undang hanya karena alasan tertentu. Perlu juga adanya kelengkapan
dokumen yang benar dan sesuai dengan fakta yang telah sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Pihak Direksi memastikan pengelolaan yang baik atas pinjaman yang
diberikan dan juga jaminan yang akan disertakan kepada pihak Bank.
d. Prinsip Independensi
PT. XYZ harus dapat mengelola kepentingan perusahaan yang tidak memiliki
benturan kepentingan. Bahwa alasan dilakukannya pinjaman uang ini adalah untuk
menambah kapasitas produk obat yang dimiliki PT. XYZ. Kapasitas produk obat yang
dibeli sesuai dengan harga pasar dan tidak ada keuntungannya untuk salah satu
pemegang saham saja.
e. Prinsip Fairness
PT. XYZ harus memenuhi hak-hak stakeholders secara adil dan setara. Hal ini
ditujukan agar tidak menggangu kepentingan perusahaan, sehingga pihak Bank dapat
menilai bahwa PT. XYZ memiliki profesionalisme dalam kegiatannya.

Anda mungkin juga menyukai