DAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
ETIKA DAN HUKUM BISNIS
DISUSUN OLEH:
1. APRILIA ASTININGRUM
2. DYAH YUNIARNI
3. MELISA TRIS NANDA
PERSEROAN TERBATAS
KELEBIHAN PT
Pemilik bertanggung jawab hanya sebatas modal yang disetor/saham yang dimiliki
Mudah untuk memperoleh atua menambah modal
Mudah untuk mengalihkan kepemilikan modal
Kelangsungan hidup perusahaan terjamin
Pengelolaan lebih efisien
KEKURANGAN PT
Biaya organisasinya besar
Pajak yang ditanggung besar
Pendirian PT memerlukan modal besar
Rahasia perusahaah kurang terjamin
(Sarwiyanto, Widyaningtyas, Didang Setiawan, Ayo Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
IPS Kanisius, 2009)
Badan usaha berbadan hukum dan tidak berbadan
hukum
Badan usaha berbadan hukum
Perseroan Terbatas (PT)
Koperasi
Firma
Menurut Siswanto Sutojo dan E. John Aldridge (2005: 5-6), good corporate governance
mempunyai tujuan dan manfaat yaitu:
Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham dan para anggota non-pemegang saham
yang bersangkutan.
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja dewan pengurus atau board of directors dan
manajemen perusahaan.
Meningkatkan mutu hubungan board of directors dengan manajemen senior perusahaan.
Mengurangi agency cost, yaitu biaya yang harus ditanggung pemegang saham sebagai
akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen.
Meningkatkan nilai saham perusahaan sehingga dapat meningkatkan citra perusahaan
kepada publik lebih luas dalam jangka panjang.
Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di suatu perusahaan.
CSR (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)
Menurut Kotler dan Nancy (2005) Corporate Social Responsibility (CSR) didefinisikan
sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas
melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber daya perusah
aan
1. Alasan social
Perusahaan melaksanakan CSR untuk memenuhi tangggung jawab sosial kepada
masyarakat. Sebagai pihak luar yang beroperasi di wilayah orang lain, perusahaan
dituntut untuk berlaku etis terhadap masyarakat sekitarnya. Perusahaan harus ikut
serta dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat dan juga menjaga lingkungan
dari kerusakan yang ditimbulkan.
2. Alasan ekonomi
Motif perusahaan dalam melakukan CSR tetap berujung pada motif mencari
keuntungan. Perusahaan melakukan program CSR untuk menarik simpati masyarakat
dengan membangun image positif yang pada akhirnya tetap bertujuan untuk
meningkatkan profit.
3. Alasan hukum
UU PT No.40 Pasal 74 yang berisi kewajiban pelaksanaan CSR bagi
perusahaan yang terkait dengan sumber daya alam memperkuat pernyataan perusahaan
melakukan CSR karena alasan hukum. CSR dilakukan perusahaan karena adanya tuntutan yang
jika tidak dilakukan akan dikenai sanksi atau denda. Adapun isi dari pasal tersebut antara lain:
a. Ayat 1
menjelaskan bahwa perseroan menjalankan kegiatan usahanya di bidang
yang berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan.
b. Ayat 2
menjelaskan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan itu merupakan kewajiban perseroan
yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan
dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
c. Ayat 3
menggariskan perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana pasal 1 dikenai sanksi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
4. Moralitas
Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang berkepentingan terutama
terkait dengan nilai-nilai moral dan keagamaan yang dianggap baik oleh masyarakat. Hal
tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas jasa.
5. Pemurnian Kepentingan Sendiri
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap pihak-pihak yang berkepentingan
karena pertimbangan kompensasi. Perusahaan berharap akan dihargai
karena tindakan tanggung jawab mereka baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
6. Teori Investasi
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder karena tindakan yang dilakukan
akan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.
7. Mempertahankan otonomi
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder untuk menghindari campur tangan
kelompok-kelompok yang ada didalam lingkungan kerja dalam pengambilan keputusan
manajemen.
Keuntungan Melakukan Program CSR bagi
Perusahaan
Dalam buku, Membedah Konsep dan Aplikasi CSR, Yusuf Wibisono (2007) menguraikan 10 keuntungan yang
dapat diperoleh oleh perusahaan jika melakukan program Corporate Social Responsibility, yaitu:
Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan image perusahaan.
Layak Mendapatkan sosial licence to operate
Mereduksi Resiko Bisnis Perusahaan
Melebarkan Akses Sumber Daya
Membentangkan Akses Menuju Market
Mereduksi Biaya
Memperbaiki Hubungan dengan Stakehoder
Memperbaiki Hubungan dengan Regulator
Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan
Peluang Mendapatkan Penghargaan
Manfaat Corporate Social Responsibility
(CSR) Bagi Masyarakat
Mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar perusahaan
Membuka ruang kerja dan kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Turut membantu program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan
Penyelesaian masalah lingkungan
Akan lebih menguatkan dan memberdayakan kehidupan masyarakat baik secara
ekonomi, kelembagaan sosial, dan memperkecil terjadinya konflik sosial
Contoh Kasus
Kebobrokan Freeport Pencemaran Lingkungan & Pelanggaran HAM
Perusahaan Emas Terbesar di Indonesia PT Freeport Indonesia,
perusahaan yang pernah terdaftar sebagai salah satu perusahaan
multinasional terburuk tahun 1996, adalah potret nyata sektor
pertambangan Indonesia. Keuntungan ekonomi yang dibayangkan
tidak seperti yang dijanjikan, sebaliknya kondisi lingkungan dan
masyarakat di sekitar lokasi pertambangan terus memburuk dan
menuai protes akibat berbagai pelanggaran hukum dan HAM
dampak lingkungan serta pemiskinan rakyat sekitar tambang.
laporan yang menyajikan gambaran tentang keberadaan Freeport yang independen mengenai
dampak lingkungan akibat tambang Freeport diantara :
Pelanggaran hukum: Temuan kunci pada laporan ini adalah Freeport-Rio Tinto telah gagal
mematuhi permintaan pemerintah untuk memperbaiki praktik pengelolaan limbah
berbahaya terlepas rentang tahun yang panjang di mana sejumlah temuan menunjukkan
perusahaan telah melanggar peraturan lingkungan.
Pemerintah secara resmi menyatakan bahwa Freeport-Rio Tinto: Telah lalai dalam
pengelolaan limbah batuan, bertanggung jawab atas longsor berulang pada limbah batuan
Danau Wanagon yang berujung pada kecelakaan fatal dan keluarnya limbah beracun yang
tak terkendali (2000).
Pelanggaran dan pencemaran lingkungan. Tembaga yang dihamburkan dan pencemaran Air
Asam Batuan (Acid Rock Drainage, ARD) dalam bentuk buangan (leachate) dan tailing.
Teknologi yang tak layak. Erosi dari limbah batuan mencemari perairan di gunung dan
gundukan limbah batuan yang tidak stabil telah menyebabkan sejumlah kecelakaan.
Tingkat racun tailing dan dampak terhadap perairan. Sebagian besar kehidupan air tawar
telah hancur akibat pencemaran dan perusakan habitat sepanjang daerah aliran sungai
yang dimasuki tailing.
Logam berat pada tanaman dan satwa liar. Dibandingkan dengan tanah alami hutan, tailing
Freeport mengandung tingkat racun logam selenium (Se), timbal (Pb), arsenik (As), seng (Zn),
mangan (Mn) dan tembaga (Cu) yang secara signifikan lebih tinggi.
Perusakan habitat muara. Tailing sungai Freeport-Rio Tinto akan merusak
hutan bakau seluas 21 sampai 63 km2 akibat sedimentasi.
Kontaminasi pada rantai makanan di muara. Logam dari tailing
menyebabkan kontaminasi pada rantai makanan di Muara Ajkwa.
Daerah yang dimasuki tailing Freeport menunjukkan kandungan logam
berbahaya yang secara signifikan lebih tinggi dibanding dengan
muara-muara terdekat yang tak terkena dampak dan dijadikan acuan.
Gangguan ekologi. Freeport sempat menyatakan bahwa Muara di hilir
daerah pengendapan tailing kami adalah ekosistem yang berfungsi dan
beraneka ragam dengan ikan dan udang yang melimpah.
Dampak pada Taman Nasional Lorenz. Taman Nasional Lorenz yang
terdaftar sebagai Warisan Dunia wilayahnya mengelilingi daerah
konsesi Freeport.
Transparansi Freeport-Rio Tinto beroperasi tanpa tranparansi atau
pemantauan peraturan yang layak
Kesimpulan
Tanggung jawab sosial perusahaan adalah kepedulian perusahaan
terhadap kepentingan pihak-pihak lain secara lebih luas daripada
sekedar terhadap kepentingan perusahaan belaka. Dalam
perkembangan etika bisnis yang lebih mutakhir, muncul gagasan yang
lebih komprehensif mengenai lingkup tanggung jawab sosial
perusahaan. Sampai sekarang ada empat bidang yang dianggap dan
diterima sebagai ruang lingkup tanggung jawab sosial perusahaan.
Indikator keberhasilan tanggung jawab social perusahaan terhadap
masyarakat sendiri dilihat dari bagaimana masyarakat setempat
merasakan manfaat dengan adanya kegiatan yang dilakukan
perusahaan. Karena dengan memperhatikan kesejahteraan
masyarakat setempat dan memperhatikan limbah dari produk yang
dihasilkan maka perusahaan tersebut telah menjalankan tanggung
jawab sosialnya kepada masyarakat. Dengan begitu terjalin hubungan
yang baik antara masyarakat setempat dengan perusahaan.