Anda di halaman 1dari 6

Nama : JUNIZAR

NIM : 041081904
Prodi : Ilmu Administrasi Negara
Matkul : Usaha usaha milik negara dan daerah.

1. Bagaimanakah periodisasi perkembangan usaha-usaha milik negara dan daerah!


Jawaban
Awal mula berdirinya BUMN di Indonesia terjadi pada tahun 1800-1948. Di zaman sesudah
VOC sampai sebelum Miniestierele Verantwoordeliktjeik, pemerintah kerajaan Belanda
memberlakukan kebijakan culture-stelsel dan open-door policy guna menciptakan ketertiban
dan ketentraman. Pada masa itu para pengusaha swasta Belanda berdatangan ke nusantara.
Setelah masa itu usaha usaha milik negara berubah menjadi naamlosche venootschap (NV).
Pada tahun 1921 didirikan Nederland Indische Maatschappij. Indische Bedrijven wet (1924)
mengatur dan memungkinkan adanya bentuk Tata Usaha perusahaan yang menunjang usaha
usaha milik negara.
Periode 1945-1960 ditandai dominasi peran perusahaan asing atau perusahaan BUMN/D yang
dikelompokkan menjadi beberapa kategori yakni
A. Perusahaan negara yang diatur dalam IBW.
B. Perusahaan negara yang diatur dalam ICW.
C. Perusahaan negara yang diatur diluar IBW dan ICW.
Pada masa 1960-1974 perkembangan BUMN ditandai dengan terbitnya UU no. 19 tahun 1960
tentang perusahaan negara sebagai upaya menyeragamkan cara pengelolaan dan
pengendalian serta bentuk hukum dari perusahaan negara dalam sistem ekonomi terpimpin.
Pemerintah pun pada periode ini mengorbit kan beberapa produk hukum lainnya antara lain
- UU NO 5 tahun 1962 tentang perusahaan daerah
- UU No 1 tahun 1967 tentang PMA ( penanaman modal asing)
- UU No 6 th 1968 tentang penanaman modal dalam negeri
- UU No. 14 th 1967 tentang Bank pemerintah.
- UU No. 9 th 1969 tentang pengelompokan BUMN ke dalam PERJAN, PERUM, dan
PERSERO.
Tahun 1970n, BUMN/D menjalankan tugas-tugas dalam bidang pembangunan seiring
meningkatnya pembangunan di semua lini kehidupan.
Periode 1974-1982 terjadi oil boom 1973 yang mendorong pemerintah melakukan ekspansi
besar-besaran dalam pembangunan infrastruktur ekonomi dengan mendirikan BUMN.
Periode 1982-1990 terjadi krisis minyak bumi yang mendorong pemerintah melakukan
serangkaian tindakan penyesuaian seperti kebijakan pengetatan anggaran belanja negara,
penjadwalan ulang proyek-proyek, penyesuaian kurs mata uang, kebijakan deregulasi yang
diikuti kebijakan pemerintah tentang tax Reform.
Pada periode 1990-2003 ditandai dengan semakin kuatnya fenomena perekonomian
antarbangsa dan arus liberalisasi perdagangan. Sejalan dengan amanat UU no 9 tahun
1969,pemerintah membuat pedoman pembinaan BUMN yang dijelaskan secara rinci.
Periode 2003-2008, penetapan beberapa produk hukum guna mengoptimalkan peran BUMN
dalam perkembangan ekonomi dunia yang semakin terbuka dan kompetitif diantaranya
- UU no 19 th 2003 tentang BUMN.
- PP no. 41 th 2003 tentang pelimpahan kedudukan, tugas, wewenang menteri keuangan pada
persero, perum, perjanjian kepada kepala menteri BUMN.
- KepMen BUMN no. Kep236/MBU/2003 tentang program kemitraan BUMN dengan usaha kecil
dan program bina lingkungan.
- PerMen Negara BUMN no. PER05/MBU/2006 tentang Komite Audit bagi badan usaha milik
negara.
- PerMen Negara BUMN no. PER05/MBU/2007 tentang program kemitraan usaha kecil dan
program bina lingkungan.

2. Bagaimanakah Bentuk dan karakteristik Badan usaha milik negara dan daerah
Jawaban
Bentuk dan karakteristik Badan usaha milik negara dan daerah seperti dipaparkan UU no. 19
tahun 2003 dalam JDIH kementerian BUMN (2019) meliputi:

A. Perusahaan Persero
Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk
perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 %
(lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan
utamanya mengejar keuntungan. Perusahaan Perseroan Terbuka, yang selanjutnya disebut
Persero Terbuka, adalah Persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi
kriteria tertentu atau Persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan
perundang-undangan di bidang pasar modal. Pendirian Persero diusulkan oleh Menteri kepada
Presiden disertai dengan dasar pertimbangan setelah dikaji bersama dengan Menteri Teknis
dan Menteri Keuangan.

Karakteristik perseroan
Maksud dan tujuan pendirian Persero adalah : menyediakan barang dan/atau jasa yang
bermutu tinggi dan berdaya saing kuat dan mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai
perusahaan.

Organ
Organ Persero adalah RUPS, Direksi, dan Komisaris.
(1) Menteri bertindak selaku RUPS dalam hal seluruh saham Persero dimiliki oleh negara dan
bertindak selaku pemegang saham pada Persero dan perseroan terbatas dalam hal tidak
seluruh sahamnya dimiliki oleh negara.
(2) Menteri dapat memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada perorangan atau badan
hukum untuk mewakilinya dalam RUPS.
(3) Pihak yang menerima kuasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), wajib terlebih dahulu
mendapat persetujuan Menteri untuk mengambil keputusan dalam RUPS mengenai :
perubahan jumlah modal;perubahan anggaran dasar;rencana penggunaan laba;penggabungan,
peleburan, pengambilalihan, pemisahan, serta pembubaran Persero;investasi dan pembiayaan
jangka panjang;kerja sama Persero;pembentukan anak perusahaan atau penyertaan dan
pengalihan aktiva.
4. Dalam hal Menteri bertindak selaku RUPS, pengangkatan dan pemberhentian Direksi
ditetapkan oleh Menteri.
5. Anggota Direksi diangkat berdasarkan pertimbangan keahlian, integritas, kepemimpinan,
pengalaman, jujur, perilaku yang baik, serta dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan
mengembangkan Persero.
6. Pengangkatan anggota Direksi dilakukan melalui mekanisme uji kelayakan dan kepatutan.
7. Calon anggota Direksi yang telah dinyatakan lulus uji kelayakan dan kepatutan wajib
menandatangani kontrak manajemen sebelum ditetapkan pengangkatannya sebagai anggota
Direksi.
8. Masa jabatan anggota Direksi ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1
(satu) kali masa jabatan.
9. Dalam hal Direksi terdiri atas lebih dari seorang anggota, salah seorang anggota Direksi
diangkat sebagai direktur utama.

Pengawasan
A. Komisaris bertugas mengawasi Direksi dalam menjalankan kepengurusan Persero serta
memberikan nasihat kepada Direksi.
B. Dalam anggaran dasar dapat ditetapkan pemberian wewenang kepada Komisaris untuk
memberikan persetujuan kepada Direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu.
C. Berdasarkan anggaran dasar atau keputusan RUPS, Komisaris dapat melakukan tindakan
pengurusan Persero dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu.

B. Perusahaan Umum
Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya
dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

Karakteristik
Maksud dan tujuan Perum adalah
1.Menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat.
2.Untuk mendukung kegiatan dalam rangka mencapai maksud dan tujuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1), dengan persetujuan Menteri, Perum dapat melakukan penyertaan
modal dalam badan usaha lain.

Organ
Organ Perum adalah Menteri, Direksi, dan Dewan Pengawas.
(1) Menteri memberikan persetujuan atas kebijakan pengembangan usaha Perum yang
diusulkan oleh Direksi.
(2) Kebijakan pengembangan usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diusulkan oleh
Direksi kepada Menteri setelah mendapat persetujuan dari Dewan Pengawas.
3. Menteri tidak bertanggung jawab atas segala akibat perbuatan hukum yang dibuat Perum
dan tidak bertanggung jawab atas kerugian Perum melebihi nilai kekayaan negara yang telah
dipisahkan ke dalam Perum, kecuali apabila Menteri:a.baik langsung maupun tidak langsung
dengan itikad buruk memanfaatkan Perum semata-mata untuk kepentingan pribadi;b.terlibat
dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Perum; atau c.langsung maupun tidak
langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan Perum.
4. Yang dapat diangkat sebagai anggota Direksi adalah orang perseorangan yang mampu
melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota
Direksi atau Komisaris atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
perseroan atau Perum dinyatakan pailit atau orang yang tidak pernah dihukum karena
melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara.
5. Selain kriteria sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) anggota Direksi diangkat berdasarkan
pertimbangan keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman, jujur, perilaku yang baik, serta
dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan Perum.
6. Pengangkatan anggota Direksi dilakukan melalui mekanisme uji kelayakan dan kepatutan.
7. Calon anggota Direksi yang telah dinyatakan lulus uji kelayakan dan kepatutan wajib
menandatangani kontrak manajemen sebelum ditetapkan pengangkatannya sebagai anggota
Direksi.
8. Masa jabatan anggota Direksi ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1
(satu) kali masa jabatan.
9. Dalam hal Direksi terdiri atas lebih dari seorang anggota, salah seorang anggota Direksi
diangkat sebagai direktur utama.

Pengawasan
1.Yang dapat diangkat menjadi anggota Dewan Pengawas adalah orang perseorangan yang
mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi
anggota Direksi atau Komisaris atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu perseroan atau Perum dinyatakan pailit atau orang yang tidak pernah
dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara.
(2) Selain kriteria sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), anggota Dewan Pengawas diangkat
berdasarkan pertimbangan integritas, dedikasi, memahami masalah-masalah manajemen
perusahaan yang berkaitan dengan salah satu fungsi manajemen, memiliki pengetahuan yang
memadai di bidang usaha Perum tersebut, serta dapat menyediakan waktu yang cukup untuk
melaksanakan tugasnya.
(3) Komposisi Dewan Pengawas harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan
pengambilan keputusan dapat dilakukan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak
secara independen.
(4) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
(5) Dalam hal Dewan Pengawas terdiri atas lebih dari seorang anggota, salah seorang anggota
Dewan Pengawas diangkat sebagai ketua Dewan Pengawas.
(6) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas tidak bersamaan waktunya dengan
pengangkatan anggota Direksi, kecuali pengangkatan untuk pertama kalinya pada waktu
pendirian.

3. Mengapa terjadi perubahan atas nama/status BUMN? (dapat saudara analisis melalui
analisis SWOT)
Jawaban:
Analisis SWOT sendiri disini merupakan analisis untuk mengidentifikasikan faktor-faktor secara
sistematis dalam merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini membandingkan
keunggulan/kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) Internal Perusahaan dengan
peluang/kesempatan (Opportunities) dan ancaman/tantangan (Threats). Untuk dapat
menentukan strategi perusahaan yang akan ditempuh harus menganalisis faktor-faktor strategi
perusahaan pada kondisi/situasi saat ini. Dengan demikian perencanaan strategi (Strategic
Planner) harus menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman) dalam kondisi yang ada pada saat ini.
Mengenai perubahan nama atau status BUMN sendiri termaktub secara jelas dalam PP 43
tahun 2005 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, dan Perubahan Bentuk
Badan Hukum Badan Usaha Milik Negara. Dimana manfaat dan tujuannya adalah:
● meningkatkan efisiensi, transparansi dan profesionalisme guna menyehatkan BUMN;
● meningkatkan kinerja dan nilai BUMN; memberikan manfaat yang optimal kepada
negara berupa dividen dan pajak; dan
● menghasilkan produk dan layanan dengan kualitas dan harga yang kompetitif kepada
konsumen.

Berdasarkan manfaat dan tujuan PP diatas menurut analisis SWOT alasan perubahan status
BUMN yang dilakukan pemerintah adalah
A. Menghindari ketidakefisiensian, ketidaktransparansi dan ketidakprofesionalan dalam
pengelolaan BUMN.
Dalam pengelolaan BUMN ada banyak penyalahgunaan keuangan yang mengakibatkan
pengelolaan BUMN menjadi bobrok. Hal ini sesuai Laporan Hasil Pemeriksaan Sementara
(LHPS) triwulan I 2015 periode Januari-Maret 2015 (BPK RI: 2015) yang menyimpulkan Ada 37
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam kondisi tidak sehat. Penyebab utamanya,
ketidakefisienan, ketidakpatuhan hingga mark up di lingkungan perusahaan pelat merah
tersebut.
Ketidaktransparansi BUMN dapat kita lihat pada kasus maskapai Garuda mengenai laporan
tahunan perusahaan penerbangan plat tersebut dibawah kepemimpinan Meneg BUMN Rini
Soemarno. Begitu pun dalam pemilihan direksi BUMN.
Ketidakprofesionalan BUMN menurut Dwidjowijoto dan Wrihatnolo (2008), intervensi berlebih
dari pemerintah yang tidak memiliki kompetensi utama dalam berbisnis sehingga terjadi
ketidakprofesionalan dalam pengelolaan BUMN. Dalam hal ini adalah kepentingan politik di
lingkungan "istana". Oleh karena perlu dilakukan suatu upaya untuk meningkatkan kinerja
perusahaan salah satunya melalui privatisasi.
B. Rendahnya kinerja dan nilai BUMN berupa manfaat yang optimal berupa dividen dan pajak.
Salah satu penyebabnya adalah adanya penghapusan PPh atas Dividen yang dimiliki beberapa
pemilik investasi salah satunya BUMN.
C. Produk dan layanan BUMN dengan kualitas dan harga yang tidak berkualitas sehingga
persaingan tidak kompetitif.
PT. Telkomsel selaku perusahaan pemerintah yang menyediakan jaringan internet pelayanan
nya kalah bersaing dengan operator lain. Kualitas jaringan Telkomsel ini memburuk ketika
kondisi cuaca seperti hujan mempengaruhi kecepatan akses jaringan yang bisa dikatakan
buruk.

4. Berikan contoh praktis; mengapa dapat terjadi kegagalan (kinerja rendah) dan keberhasilan
BUMN atau BUMD dalam mendukung pembangunan ekonomi atau kesejahteraan rakyat
(misalnya terkait dengan kinerja PLN, PT KAI, PDAM, dll).
Jawaban
Dalam pengelolaan BUMN sudah pasti akan menimbulkan banyak permasalahan kompleks.
Terlebih Salah satu manfaat adanya BUMN adalah memberikan kesejahteraan bagi
masyarakat. Sehingga sangat mudah teratasi oleh rakyat akan kinerjanya entah berhasil atau
gagalnya tujuan adanya BUMN itu sendiri.
Contoh yang saya ambil adalah
1. Perusahaan Listrik negara / PLN
Kegagalan perusahaan pemasok listrik ini dapat kita lihat adanya kasus korupsi yang
melibatkan Dirut PLN tahun 2018. Kasus ini tentu bentuk kegagalan PLN dalam pengelolaan
keuangan. Dan imbasnya berdampak pada berkurangnya pelayanan pengadaan listrik kepada
masyarakat.
2. PT. TIMAH
Keberhasilan BUMN yang paling saya rasakan adalah banyaknya kawasan pertambangan
timah di provinsi Bangka belitung yang dulu terbengkalai kini berfungsi menjadi arena wisata.
Dan memberi nilai pendapatan bagi masyarakat sekitar arena wisata. Kemudian banyaknya
bantuan bagi UMKM di Bangka sehingga ikut men-stimulan gerak perekonomian di pulau
sepintu sedulang. Terlebih di masa pandemi dimana kondisi ekonomi masyarakat yang benar-
benar terseok-seok.

Anda mungkin juga menyukai