Anda di halaman 1dari 19

Pertemuan Ke 5:

BADAN USAHA
A. Pengertian Badan Usaha
B. Badan Usaha Di Indonesia
a. Koperasi
b. BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
1) PERJAN (Perusahaan Jawatan)
2) PERSERO (Perusahaan Perseroan)
3) PERUM (Perusahaan Umum)
c. BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)
1) Perusahaan Perseorangan (PO)
2) Firma (Fa)
3) Commanditaire Vennootschap (CV)
4) Perseroan Terbatas (PT)
d. Joint Venture
A. Pengertian Badan Usaha
Badan usaha adalah suatu kesatuan organisasi dan ekonomis yang mempunyai tujuan untuk memperoleh
laba atau keuntungan dan memberikan layanan pada masyarakat. Bentuk-bentuk badan usaha di Indonesia
bermacam-macam.
Menurut M. Echols, tanpa mengesampingkan peran badan usaha, dikatakan bahwa badan usaha itu sendiri
merupakan sebuah usaha yang bentuknya adalah badan usaha dengan orientasi untuk mendapatkan
keuntungan yang begitu besar dari kegiatan usaha yang dilakukan di dalamnya.
B. Badan Usaha Di Indonesia
a. Koperasi
Menurut UU No 25 tahun 1992, koperasi dapat diartikan sebagai sebuah badan usaha yang
beranggotakan sekumpulan orang yang kegiatannya berlandaskan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi kerakyatan yang berasas kekeluargaan.
Sementara itu, menurut bapak proklamator kita, Mohammad Hatta, yang sekaligus menjadi bapak
Koperasi, koperasi adalah suatu jenis badan usaha bersama yang menggunakan asas kekeluargaan dan
gotong royong.
Sejarah mencatat bahwa gerakan koperasi di dunia dimulai pada pertengahan abad 18 dan awal abad 19.
Saat itu, koperasi masih disebut dengan Koperasi Pra Industri. Gerakan ini lahir akibat dari revolusi industri
yang gagal mewujudkan semboyan Liberte-Egalite-Fraternite (kebebasan-persamaan-kebersamaan).
Semboyan tersebut dianggap gagal karena revolusi industri tidak membawa perubahan terhadap kondisi
ekonomi rakyat. Liberte atau kebebasan hanya dirasakan oleh mereka yang memiliki kapital sehingga dapat
meraup untung sebanyak-banyaknya. Sementara Egalite dan Fraternite atau persamaan dan kebersamaan
hanya menjadi milik pemilik-pemilik modal besar.
Pada tahun 1896, R. Aria Wiriaatmadja, yang saat itu menjadi patih Purwokerto, tergerak untuk mendirikan
koperasi kredit. Koperasi tersebut bertujuan untuk membantu rakyat yang terlilit hutang dengan cara
memberikan kredit.
Kemudian, pada tahun 1911, Serikat Dagang Islam (SDI) yang dipimpin oleh H.Samanhudi dan H.O.S
Cokroaminoto menyebarkan impian-impian berdirinya toko koperasi yang menyerupai warung serba ada
(waserda) KUD. Fasilitas tersebut digaungkan oleh SDI untuk mengimbangi pemerintah kolonial Belanda yang
memberikan kemudahan kepada pedagang asing.
Prinsip-prinsip koperasi adalah sebagai berikut:
1.Keanggotaan tidak dipaksa. Oleh karenanya harus berdasarkan sukarela dan terbuka.
2.Dalam pengelolaannya, koperasi harus bersifat demokratis.
3.Pembagian hasil usaha diberikan secara adil sesuai dengan porsi kontribusi masing-masing anggota
terhadap koperasi.
4.Pemberian balas jasa terhadap pemberi modal sesuai dengan jumlah modal yang diberikan.
5.Mengutamakan kemandirian.

Dasar hukum koperasi adalah sebagai berikut:


1. UU Nomor 25 Tahun 1992: Perkoperasian
2. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1994: Pembubaran koperasi oleh pemerintah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1994: Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan
Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995: Pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1998: Modal penyertaan pada koperasi.
6. Kepmen Koperasi dan UKM Nomor 98 Tahun 2004: Notaris pembuat akta koperasi.
7. Permen Koperasi dan UKM Nomor 10 Tahun 2015: Kelembagaan koperasi.
8. Permen Koperasi dan UKM Nomor 15 Tahun 2015: Usaha simpan pinjam oleh koperasi.
9. Permen Koperasi dan UKM Nomor 9 Tahun 2018: Penyelenggaraan dan pembinaan perkoperasian.
10. Kepmen Nomor 22 Tahun 2020: Tata cara penyampaian data debitur koperasi dalam rangka pemberian
subsidi bunga/subsidi margin untuk kredit/pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah dalam rangka
mendukung program pemulihan ekonomi nasional.
Menurut UU nomor 25 tahun 1992 pasal 15 ada dua jenis koperasi, yaitu:
1. Koperasi primer
Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh orang-seorang serta beranggotakan lebih dari 20
orang.

2. Koperasi sekunder
Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh koperasi yang beranggotakan koperasi juga.

Berdasarkan jenis usaha yang dijalankan, koperasi terbagi menjadi empat jenis, yaitu:
1. Koperasi Produsen
Koperasi produsen adalah koperasi yang menyediakan sarana kepada produsen untuk melakukan
produksi. Produk berasal dari anggota dan ditawar dengan harga relatif lebih tinggi untuk kemudian dijual
kepada anggota dan non-anggota.
2. Koperasi Konsumen
Koperasi konsumen adalah koperasi yang menyediakan kegiatan usaha berupa barang untuk kebutuhan
anggota dan non-anggota.
3. Koperasi Jasa
Koperasi jasa adalah koperasi yang menyediakan jasa (kecuali simpan pinjam) untuk kebutuhan anggota
dan non-anggota.
4. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang melayani anggota dan non-anggota dengan melakukan jasa
simpan-pinjam sebagai satu-satunya kegiatan usaha lembaga.
b. BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
Secara sederhana, BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh
negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
Pada awalnya, BUMN adalah Perusahaan Negara (PN). Namun seiring berjalannya waktu, namanya berganti
menjadi Badan Usaha Milik Negara atau BUMN.
Adapun ciri-ciri BUMN adalah sebagai berikut:
1. Operasional BUMN diawasi, dikontrol, dan dikuasai oleh negara
2. BUMN melayani kepentingan umum dan pelayanan publik
3. BUMN sebagai sumber pendapatan negara
4. Semua risiko kegiatan usahanya ditanggung oleh pemerintah
5. Menyediakan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat
6. Saham BUMN bisa dimiliki oleh masyarakat luas, namun tidak melebihi 50 persen
1) PERJAN (Perusahaan Jawatan)
Perusahaan Jawatan (perjan) sebagai salah satu bentuk BUMN memiliki modal yang berasal dari negara.
Besarnya modal Perusahaan Jawatan ditetapkan melalui APBN.
Ciri-ciri Perusahaan Jawatan antara lain sebagai berikut:
1. memberikan pelayanan kepada masyarakat
2. Merupakan bagian dari suatu departemen pemerintah
3. Dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada menteri atau dirjen departemen
yang bersangkutan
4. Status karyawannya adalan pegawai negeri
2) PERSERO (Perusahaan Perseroan)
Di dalam Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang PT atau perseroan terbatas yang isinya bahwa PT
adalah suatu badan hukum dengan dilengkapi persekutuan modal. Jadi, perseroan ini didirikan dengan
perjanjian dan juga melakukan usaha dengan suatu modal yang terbagi dalam bentuk saham.
Untuk PT Persero sendiri adalah Badan Usaha Milik Negara atau BUMN, yang artinya menjadi salah satu
badan usaha yang dikelola oleh pihak negara dengan menggunakan sistem bagi saham atau profit oriented.
Namun, minimal modal dalam bentuk saham ini 51% harus dimiliki oleh negara. Tujuan utamanya tentu
saja untuk memperoleh keuntungan.
Untuk perusahaan atau Perseroan Terbatas atau PT dengan tambahan Tbk di belakangnya mempunyai
pengertian yang sedikit agak berbeda. Jadi, dalam hal ini Tbk adalah kepanjangan dari Terbuka, yang mana
perusahaan berbasis Tbk menandakan bahwa saham dari perusahaan tersebut berada dalam pasar modal.
Ciri-ciri utama dari perusahaan yang memiliki status persero adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan persero adalah perusahaan yang dipimpin oleh seorang direksi yang memiliki tujuan utama
dalam hal memperoleh keuntungan karena perusahaan apapun sudah pasti akan mencari nilai keuntungan.
2. Perusahaan ini dipimpin oleh seorang direksi demi mendapatkan keuntungan karena perusahaan apapun
pasti mencari profit. Namun, pegawainya memiliki status sebagai pegawai negeri dan badan usahanya akan
ditulis sebagai PT “nama perusahaan”
3. Pendirian perusahaan ini sudah pasti akan diusulkan oleh pihak kementerian terlebih dahulu kepada
Presiden. Modal dalam mendirikannya, sebagian ataupun bahkan seluruhnya berasal dari nilai kekayaan
negara dan juga dipisahkan dengan berupa saham.
4. Statusnya diatur dalam perundang-undangan. Organ di dalamnya akan terdiri dari direksi, RUPS, dan dewan
komisaris. Pemilik saham dari perusahaan tersebut adalah menteri yang ditunjuk. Bila seluruh saham
dimiliki oleh pemerintah, maka menteri akan bertindak sebagai RUPS.
5. Tidak akan memperoleh fasilitas negara. Dalam membangunnya, dilakukan oleh menteri dengan
memerhatikan undang-undang yang berlaku, dan dilakukan untuk bisa memperoleh keuntungan. Hubungan
usaha ini diatur dalam hukum perdata. RUPS menjadi pemegang kekuasaan tertinggi dan laporan tahunan
juga nantinya akan diserahkan di dalam RUPS.
3) PERUM (Perusahaan Umum)
Perum adalah kepanjangan dari Perusahaan Umum yang mana perusahaan negara yang seluruh
modalnya diperoleh dari negara. Perusahaan Umum merupakan bagian dari Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang memiliki dua tujuan utama, di antaranya untuk melayani masyarakat dan mencari profit atau
keuntungan sebanyak-banyaknya. Selain itu, seluruh modal Perum dimiliki negara berupa kekayaan negara
yang dipisahkan dan tidak terbagi atas saham.
Pemerintah telah mengatur peraturan tentang Perusahaan Umum (Perum), yaitu Peraturan Pemerintah
No,13 tahun 1998 tentang Perusahaan Umum (Perum) (PP no.13 / 1998)
ciri-ciri Perum, antara lain:
1. Status sebagai badan hukum.
2. Mempunyai 2 tujuan, yaitu untuk melayani kepentingan umum dan untuk mencari profit atau keuntungan
sebanyak-banyaknya.
3. Modal berasal dari aset negara yang dipisahkan dari kekayaan negara dan tidak terbagi atas saham.
4. Bagi perusahaan yang go public, modalnya dapat berupa saham atau obligasi.
5. Dipimpin oleh seorang direksi atau direktur.
6. Memupuk keuntungan untuk mengisi kas negara.
7. Bebas membuat kontrak kerja dengan semua pihak.
8. Memiliki kekayaan sendiri dan bergerak di bidang jasa layanan umum.
9. Karyawan berstatus pegawai perusahaan negara.
10. Laporan tahunan disampaikan kepada menteri atas nama pemerintah untuk memperoleh pengesahan.
c. BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)
Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) adalah jenis usaha yang pemilik perusahaan atau modal usaha
sebagian besar dipegang oleh pihak swasta atau non pemerintah.
Pendirian BUMS biasanya bertujuan untuk meraih keuntungan sebanyak-banyaknya dan menyediakan
lapangan kerja secara luas untuk para tenaga kerja di Indonesia.
Walaupun berada di luar lembaga pemerintah, BUMS adalah perusahaan yang kegiatan usaha miliknya
punya tanggung jawab penuh dan wajib mengikuti peraturan yang sudah dibuat oleh pemerintah.
Apabila enggan mengikuti aturan, pemerintah punya wewenang untuk mencabut izin usaha BUMS
tersebut.
Ciri khas dari BUMS yang paling kentara adalah BUMS tidak diperkenankan menjadi pendiri perusahaan
yang mengelola sumber daya paling vital di Indonesia, yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat.
1) Perusahaan Perseorangan (PO)
Perusahaan perseorangan adalah perusahaan yang dikelola dan diawasi hanya oleh satu orang. Pengelola
dari perusahaan akan memperoleh seluruh keuntungan perusahaan. Akan tetapi, pengelola dari PT
perorangan juga harus menanggung semua risiko yang akan terjadi dalam perusahaan tersebut.
Terdapat dua jenis perusahaan perseorangan berdasarkan izinnya, yaitu:
1. Memiliki Izin
Perusahaan ini memiliki izin operasional dari departemen teknis, seperti perusahaan perseorangan yang
ada di bidang perdagangan memiliki SIUP.
2. Tidak Memiliki Izin
Usaha jenis ini contohnya seperti toko kelontong, pedagang kaki lima, dan usaha kecil lainnya.

PT perorangan dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan usahanya, di antaranya adalah:


1. Pertanian. Biasanya terletak di wilayah pedesaan dan dikelola oleh perseorangan.
2. Perdagangan. Usaha ini dapat dilakukan oleh satu orang dengan modal yang kecil.
3. Jasa. Usaha ini dinilai lebih fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan kemampuan. Jenis usaha ini juga
dapat dikelola perorangan.
4. Industri kecil. Usaha ini dapat dilakukan oleh satu orang dengan modal yang kecil. Selain itu juga dapat
menyerap tenaga kerja sekitar 5-19 orang.
2) Firma (Fa)
Firma adalah suatu bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih untuk menjalankan badan usaha di
bawah satu nama yang digunakan bersama. Firma terdiri dari anggota minimal sebanyak 2 orang dan setiap
anggota firma memiliki tanggung jawab penuh atas badan usaha ini.
Firma berasal dari bahasa Belanda, yaitu venootschap onder firma. Dalam pendiriannya, anggota firma
akan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai ketentuan yang ada di dalam akta pendirian perusahaan. Jika
firma mengalami kerugian atau bangkrut, maka setiap anggota harus ikut bertanggung jawab.
Firma bukan merupakan badan hukum seperti halnya perseroan terbatas. Firma diatur sebagai badan
usaha yang dibentuk berdasarkan persekutuan, bukan sebagai bahan hukum menurut undang-undang. Selain
itu, firma juga tidak memenuhi persyaratan badan hukum lainnya yaitu kekayaan yang terpisah dengan
kekayaan milik pengurusnya masing-masing.

Jenis-jenis Firma:
1. Firma dagang. Firma ini bergerak di industri perdagangan dan berfokus pada kegiatan jual beli barang.
2. Firma non dagang/jasa. Firma ini bergerak di dalam industri jasa dan berfokus pada penjualan jasa
berdasarkan keahlian. Misalnya, firma hukum (kantor pengacara), firma akuntansi (kantor akuntan publik).
3. Firma umum. Pada firma umum, semua anggota yang ada di dalamnya memiliki kekuasaan yang tak
terbatas. Semua anggotanya bertanggung jawab pada operasional perusahaan, termasuk dalam utang
piutang.
4. Firma terbatas. Pada firma terbatas, semua anggota yang ada di dalamnya tidak memiliki kekuasaan yang
bebas. Tanggung jawab dan kewajiban anggotanya dibatasi.
3) Commanditaire Vennootschap (CV)
CV (Comanditaire Venootschap) atau sering disebut dengan Persekutuan Komanditer secara umum adalah
sebuah badan usaha alternatif dengan permodalan yang terbatas yang didirikan karena terdapat kerjasama
antara dua orang atau lebih yang terdiri dari orang yang bertanggung jawab mengatur perusahaan dan orang
yang memberikan tanggung jawab terbatas pada perusahaan. CV adalah singkatan dari Commanditaire
Vennootschap, yaitu jenis badan usaha persekutuan yang belum memiliki badan hukum.
Pengertian Comanditaire Venootschap atau CV menurut Wijatno, adalah bentuk perjanjian kerjasama
untuk mengatur perusahaan serta bertanggung jawab secara penuh dengan kekayaan pribadinya serta
orang-orang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan serta bertanggung
jawab secara terbatas pada kekayaan yang di ikutsertakan di dalam perusahaan.
Suatu badan usaha dapat dikatakan memiliki persekutuan Komanditer (CV) bila memlliki ciri-ciri berikut :
Di dalam CV terdapat dua jenis keanggotaan yaitu sekutu aktif dan sekutu pasif.
1. Sekutu aktif merupakan anggota yang memiliki peran menjalankan aktivitas perusahaan sedangkan Sekutu
pasif adalah anggota yang memberikan modal usaha tanpa ikut serta didalam menjalankan aktivitas
perusahaan.
3. Sekutu aktif memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas sedangkan sekutu pasif memiliki tanggung jawab
hanya sebesar modal yang ditanamkan pada perusahaan.
4) Perseroan Terbatas (PT)
Perseroan terbatas (PT) (bahasa Belanda: Naamloze vennootschap (NV)) adalah suatu badan hukum
untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian
sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan,
perubahan kepemilikan perusahaan bisa dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.
Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan tercantum dalam anggaran
dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta
kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan
perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki.
Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi
tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut
dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan
yang disebut dividen yang besarnya tergantung pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan
terbatas.
Selain berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi. Keuntungan yang diperoleh para
pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan bunga tetap tanpa menghiraukan untung atau ruginya perseroan
terbatas tersebut.
Ciri-ciri PT adalah sebagai berikut:
1. PT didirikan untuk mencari keuntungan
2. PT mempunyai fungsi komersial dan juga fungsi ekonomi
3. Modal perusahaan PT didapat dari lembar saham yang dijual dan obligasi.
4. Perusahaan PT tidak memperoleh fasilitas apapun dari negara
5. RUPS atau Rapat Umum Pemegang saham akan menentukan kekuasaan tertinggi perusahaan PT.
6. Setiap pemegang saham memiliki tanggung jawab atas perusahaan sebanyak modal saham yang
ditanamkan.
7. Pemilik saham akan mendapatkan keuntungan saham dalam bentuk dividen
8. Direksi adalah pemimpin utama perusahaan PT
Secara garis besar, terdapat enam jenis Perseroan Terbatas atau PT yang mana setiap jenis perusahaan PT ini
memiliki keunikannya sendiri. Berikut ini adalah jenis-jenis perusahaan PT:
1. Perseroan Terbatas Terbuka
Perseroan Terbatas Terbuka (TBK) atau yang sering disebut dengan PT yang sudah go-public atau Initial
Public Offering (IPO) karena penyetoran modal didalamnya bersifat terbuka untuk para masyarakat. Jenis PT
ini akan menjual sahamnya ke masyarakat melalui pasar modal.
Beberapa contoh perusahaan PT TBK adalah PT. Bank Bank Central Asia Tbk., PT Bank Bank Central Asia Tbk.,
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk., dll.

2. PT Tertutup
Berbanding terbalik dengan PT TBK, PT tertutup adalah jenis PT yang tidak melakukan aktivitas jual-beli
sahamnya untuk masyarakat luas. Modal yang didapat dari jenis PT ini bisa dari kalangan tertentu saja, seperti
dari sahabat, keluarga, kerabat, dll.
Beberapa contoh perusahaan PT tertutup adalah Salim Group, Bakrie Group, Sinar Mas Group, Lippo Group,
dll.

3. PT Kosong
PT kosong adalah jenis PT yang telah mengantongi izin usaha dan izin lainnya, tapi belum memiliki
kegiatan yang dilakukan untuk kelangsungan perusahaan. Beberapa contoh dari perusahaan PT Kosong
adalah PT Sarana Rekatama Dinamika, PT Asian Biscuit, PT Adam Air, PT Semen Kupang, PT Bayur Air, dll.

4. PT Domestik
PT domestik adalah jenis PT yang sudah berdiri dan menjalankan operasional perusahaannya di dalam
negeri dan harus mengikuti seluruh aturan yang berlaku di dalam negeri.
5. PT Perseorangan
PT perseorangan adalah jenis PT yang seluruh sahamnya hanya dipegang dan dimiliki oleh satu orang
saja. Orang tersebut juga akan berperan langsung sebagai direktur perusahaan. Jadi, orang tersebut memiliki
kekuasaan tunggal, dimana dia akan menguasai seluruh wewenang direktur dan RUPS (Rapat Umum
Pemegang Saham)

6. PT Asing
PT asing adalah jenis PT yang telah didirikan di luar negeri atau negara lain dengan mengikuti dan
menjalankan peraturan yang berlaku dalam negara tersebut.
Tapi, jika ada orang asing yang membangun perusahaan PT di dalam negeri, maka perusahaan atau para
investor di dalamnya harus mengikuti dan menjalankan perusahaan sesuai dengan undang-undang yang
berlaku di dalam negeri.
d. Joint Venture
Joint Venture atau yang biasa disebut dengan perusahaan patungan adalah perusahaan yang didirikan oleh
dua atau lebih entitas bisnis dengan tujuan untuk menyatukan sumber daya dan menjalankan bisnis dalam
jangka waktu tertentu.
Pihak yang terlibat akan membentuk entitas bisnis baru dan masing masing akan berkontribusi untuk
memaksimalkan rencana bisnis yang dibuat. Namun perjanjian kerja ini tidak berlaku selamanya, dan
tergantung kesepakatan antara semua pihak yang terlibat. Umumnya perusahaan akan kembali beroperasi
dengan normal setelah jangka waktu yang ditentukan selesai, atau tujuan yang disepakati telah tercapai.

Landasan hukum mengenai joint venture :


1. UU Nomor 1 Tahun 1967 Pasal 23 tentang Penanaman Modal Asing
2. PP Nomor 20 Tahun Pemilikan Saham dalam Perusahaan yang didirikan dalam rangka penanaman modal
asing
3. PP Nomor 7 Tahun 1993 tentang Pemilik Saham perusahaan penanaman Modal Asing
4. SK Menteri negara Penggerak Dana Investasi/ Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor:
15/SK/1994 tentang ketentuan pelaksanaan pemilikan saham dalam perusahaan yang didirikan dalam
rangka penanaman modal asing.

Anda mungkin juga menyukai