Anda di halaman 1dari 22

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 2021, 12(1), 59-80

DILEMA PENERIMAAN TIME VALUE OF MONEY DALAM PRAKTIK


AKUNTANSI SYARIAH
Meryana Rizky Ananda, Gugus Irianto, Noval Adib

Universitas Brawijaya, Jl. MT. Haryoo 165, Malang 65145

Surel: meryanaananda@gmail.com

Volume 12 Abstrak – Dilema Penerimaan Time Value of Money dalam Praktik


Nomor 1
Halaman 59-80
Akuntansi Syariah
Malang, April 2021 Tujuan Utama - Penelitian ini berupaya untuk mengeksplorasi makna
ISSN 2086-7603 time value of money (TVM) dalam praktik akuntansi syariah.
e-ISSN 2089-5879 Metode – Fenomenologi transendental dan ekstensi dengan ayat Alquran
digunakan sebagai metodologi. Data diperoleh melalui hasil wawancara
Tanggal Masuk: mendalam terhadap informan praktisi bank syariah dan pakar akuntan-
06 Februari 2021 si syariah.
Tanggal Revisi: Temuan Utama – Penelitian ini menemukan bahwa TVM dimaknai se-
16 Maret 2021 bagai konsep dan teknis yang tidak diatur dalam rukun murabahah dan
Tanggal Diterima: bukan merupakan transaksi. Meskipun terdapat beberapa unsur di da-
30 April 2021 lamnya yang bertentangan dengan nilai dalam Alquran, konsep TVM ti-
dak dapat dihukumi haram atau halal. Anuitas juga diyakini lebih mash­
lahah.
Kata kunci: Implikasi Teori dan Kebijakan – Penelitian ini memberikan implikasi
bahwa konsep TVM sudah tidak perlu diperdebatkan. Selain itu, kerang-
akuntansi syariah, ka akuntansi syariah dapat menerima konsep TVM dan menggunakan
anuitas, formula anuitasnya asalkan tidak merusak substansi dari transaksinya.
time value of money, Kebaruan Penelitian – Penelitian memberikan detail penjelasan
transaksi bagaimana anuitas-TVM dapat dipraktikkan pada akuntansi syariah.

Abstract - Dilemma of Acceptance of Time Value of Money in Shari-


ah Accounting Practices
Mengutip ini sebagai: Main Purpose - This study explores the meaning of the time value of mo­
Ananda, M. R., Irianto, ney (TVM) in shariah accounting practices.
G., & Adib. N. (2021). Dile- Method - Transcendental phenomenology and extension with the verses
ma Penerimaan Time Va­ of the Qur’an are used as methods. Shariah bank practitioners and sharia
lue of Money dalam Prak- accounting experts are the informants.
tik Akuntansi Syariah. Main Findings - This study finds that TVM is interpreted as a concept and
Jurnal Akun­­tansi Multi- a technique that is not regulated in “murabahah” pillar. Even though there
para­digma, 12(1), 59-80. are contradictions in the values in the Qur’an, the TVM concept can not be
https://doi.org/10.21776 labeled haram or halal. Annuities are also believed to be more “mashla­
/ub.jamal.2021.12.1.04 hah”.
Theory and Practical Implications - This study implies that the concept
of TVM does not need to be debated. In addition, the shariah accounting
framework can accept the TVM concept as long as it does not damage the
substance of the transaction.
Novelty - This study provides a detailed explanation of how the TVM-an­
nuity can be practiced in shariah accounting.

59
60 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 12, Nomor 1, April 2021, Hlm 59-80

Diskusi mengenai konsep nilai waktu al-Shari’ah Ibn ‘Ashur. Selain itu, juga ku-
uang atau time value of money (TVM) men- rang sesuai dengan risk-return relationship
jadi suatu urgensi dalam literatur akuntansi dalam teori finance, yang dalam kaidah fiqh
dan keuangan, sebab TVM telah menjadi ele­ hal ini terkait dengan al ghunmu bi al ghurm
men dasar dalam sistem keuangan saat ini (keuntungan muncul bersama risiko) dan
(Ahmed et al., 2016). Secara teknis konsep al kharaj bi al dhaman (hasil usaha muncul
tersebut telah mempengaruhi pencatatan bersama biaya) (Elnahass et al., 2020; Ghar-
dan pelaporan keuangan. Salah satunya bi, 2016; Sai’in, 2018). Meskipun demikian,
adalah pada laporan arus kas konvensional ternyata hal ini masih dapat diperdebatkan
(Velayutham, 2014). Hasil perhitungan fu­ (Baehaqi et al., 2020).
ture value dan present value dalam konsep Beberapa literatur keuangan Islam men-
TVM dapat menunjukkan bahwa keputusan yatakan bahwa konsep TVM dalam keuan-
estimasi nilai uang yang tidak tepat dapat gan konvensional sebetulnya masih dapat
berakibat pada ketidaktepatan pencatatan diakui dan diterima dalam keuangan Islam,
akuntansi, serta berdampak pada keru- tetapi dengan beberapa ketentuan (Azoitei,
gian estimasi dalam pelaporan keuangan 2020; Baber, 2017; Gharbi, 2016; Hamza &
(Choudhury, 2018). TVM diartikan sebagai Jedidia, 2017; Mulcahy, 2014; Sadr, 2015;
perbedaan antara nilai uang saat ini (present Suharto, 2018; Ulah et al., 2018). Pertama,
value) dengan nilai uang yang sama di masa TVM dapat diterima dalam keuangan Islam
mendatang (future value), di mana uang saat selama nilai waktu uang tidak diklaim se-
ini lebih bernilai daripada di masa men- bagai nilai yang telah ditentukan (Baehaqi
datang (Al-Hares et al., 2013; Baehaqi et al., et al., 2020). Kedua, konsep TVM diakui
2020; Elnahass et al., 2020; Selim, 2020). pada penetapan harga aset atau penjualan
Konsep TVM dalam manajemen keuangan kredit (Riaz et al., 2017). Ketiga, tidak ada
berarti meningkatnya nilai sejumlah uang nilai waktu yang ditambahkan dalam tran-
seiring berjalannya waktu, sebagai hasil dari saksi pinjaman atau pokok utang (Hassan
gabungan antara nilai (asli) investasi dengan et al., 2019). Oleh karena itu, metode anui-
tingkat pengembaliannya (Khir, 2016). TVM tas, yang nota bene merupakan representa-
berhubungan erat dengan konsep diskonto si dari konsep TVM, saat ini dipergunakan
yang didasarkan pada tingkat bunga (interest dalam praktik keuangan Islam di beberapa
rate) (Gharbi, 2016). Penentuan nilai wak- lembaga keuangan syariah (LKS), terutama
tu dari modal dan investasi menggunakan perbankan syariah (Elnahass et al., 2020;
bunga (interest) sebagai alat ukurnya (Sadr, Nurindrasari et al., 2018).
2015). Suharto (2018) berargumentasi bah- Sekalipun telah dipositivisasi melalui
wa perbedaan antara nilai sekarang (present undang-undang dan fatwa DSN MUI, pene­
value) dan nilai di masa depan (future value) rimaan TVM dan penggunaan anuitas da-
adalah bunga (interest) itu sendiri. Anuitas lam keuangan Islam ini menimbulkan kri-
adalah arus kas, baik pendapatan maupun tik dan perdebatan. Beberapa pandangan
pengeluaran, yang melibatkan jumlah yang kritis seperti Amir (2014), Farooq (2019),
sama di setiap periode. Potensi yang dihasil- dan Khurram et al. (2019), alih-alih men-
kan untuk arus kas yang berkurang bagi dukung penggunaan formula anuitas yang
pemberi pinjaman menyebabkan arus kas sama dengan konvensional, justru me­
yang diharapkan kurang dari yang dikontrak nyarankan agar meninggalkan formula itu,
(Hurwitz et al., 2020). Hal ini tentu menim- lalu menggunakan formula alternatif yang
bulkan ekspektasi kerugian. dirasa le­bih sesuai dengan prinsip syariah.
Berdasarkan perspektif Islam tidak ada Al-Fijawi & Yunus (2019) berargumentasi
perbedaan pendapat di antara alim ulama bahwa jika bank syariah mengadopsi hal-
dan sarjana Muslim bahwa bunga (interest) hal (seperti tingkat bunga tetap atau mark-
tidak diperbolehkan (Al-Hares et al., 2013; up yang diindeks, dipatok, serta diperband-
Baber, 2017; Sifat & Mohamad, 2018), kare- ingkan dengan tingkat suku bunga) yang
na termasuk riba (Abdullah, 2016; Istan & sebelumnya telah ditolak dalam perspektif
Fahlevi, 2020; Kamla & Alsoufi, 2015; Shafii Islam, maka sebetulnya bank syariah telah
& Rahman, 2016). Riba menjadi unsur utama sama saja dengan menjebak dirinya sendi-
yang menyebabkan konsep TVM tidak dapat ri ke dalam situasi hiyal (strategi atau trik
digunakan dalam keuangan Islam. Baehaqi hukum) untuk mempertahankan “sampul”
et al. (2020) menjelaskan bahwa TVM juga Islam melalui persamaan bunga-riba. Selain
tidak sesuai dengan prinsip dalam maqasid ketiga pandangan tersebut, Abdullah (2016)
Ananda, Irianto, Adib, Dilema Penerimaan Time Va­lue of Money... 61

Tabel 1. Informan Penelitian (Nama Disamarkan)

Informan Keterangan
Budi Financing small and medium enterprises (SME) bank syariah
Insan Bagian processing bank syariah
Ani Front office bank syariah
Heri Ketua DPS (Dewan Pengawas Syariah) di salah satu BPRS
CEO di salah satu lembaga konsultan keuangan syariah
Penulis buku ekonomi, keuangan dan perbankan syariah
Ex-bankir bank syariah
Rudi Pengurus pusat IAI Kompartemen Akuntansi Syariah (KASy) dan Komparte-
men Akuntansi Pendidik (KAPd)
Tim ahli IAI wilayah Jawa Timur KASy, serta pengurus IAI KAPd wilayah
Jawa Timur.

mengkritik bahwa penerapan metode anui- bedakan dengan penelitian-penelitian se-


tas oleh LKS mengandung unsur kapitalisme belumnya. Dengan menggali makna melalui
dan ketidakadilan, karena hal itu tidak se- struktur kesadaran individu, dapat diketa-
suai dengan prinsip Islam. Beberapa Bank hui bagaimana makna yang serupa dalam
Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah tatanan realitas objektif itu dapat terbentuk.
(UUS) yang diteliti oleh Antonio et al. (2020) Hasil ini selanjutnya dapat berkonstribusi
lebih banyak memilih menggunakan metode dalam menambah khazanah pemikiran dan
anuitas dalam transaksi murabahah-nya, keluasan ruang diskusi dalam penelitian
dengan alasan metode tersebut dirasa lebih akuntansi syariah.
menguntungkan bagi pihak LKS yang ber-
sangkutan. Padahal, Mulcahy (2014) men- METODE
emukan bahwa (selama periode hingga pe- Penelitian ini menggunakan metode
nelitiannya dilakukan) belum ada penelitian penelitian fenomenologi transendental dan
yang membuktikan bahwa metode anuitas ekstensi ayat-ayat Alquran untuk menelu-
lebih baik dalam mendongkrak pertumbuh­ suri makna penerimaan TVM dalam praktik
an bank syariah dibandingkan metode pro- akuntansi syariah. Fenomena adalah reali-
porsional, dan sebaliknya. Hutchinson et tas yang tampak setelah kesadaran menyatu
al. (2018) memberikan bukti empiris bahwa dengan realitas (Husserl, 1970). Jika reali-
metode anuitas ternyata tidak selalu lebih tas penerimaan TVM dalam praktik keuang­
unggul daripada metode proporsional. Peng- an Islam merupakan hasil dari pengalaman
gunaan anuitas justru berpotensi mening- antar-subjektif individu, maka makna se­
katkan risiko dan menurunkan tingkat ke­ sungguhnya realitas ini hanya dapat dipa-
sehatan bank syariah (Suandi, 2017). ham­ i melalui kesadaran individu-indivi-
Penelitian ini bermaksud untuk dunya. Oleh karena itu, realitas sebenarnya
mengeksplorasi lebih dalam makna pene­ merupakan produk subjektif atau pengala-
rimaan TVM dalam keuangan Islam, yang man antar-subjektif individu (Budd & Velas-
fokus kajiannya pada metode anuitas da- quez, 2014).
lam produk murabahah bank syariah. Mak- Asumsi tersebut sejalan dengan pan-
na ditelusuri dan digali melalui kesadaran dangan Edmund Husserl tentang fenome­
terdalam (transendental) individu praktisi nologi transendental. Menurutnya, objek
bank syariah dan pakar akuntansi syariah. pengalaman dibentuk dalam dan melalui ke-
Alasannya, karena praktisi bank syariah me­ sadaran transendental individunya (Husserl,
rupakan pihak yang menjalankan langsung 1970). Dunia memiliki determinasi le­ bih
regulasi penggunaan metode anuitas (repre- dari (beyond) yang ada (tampak) pada saat
sentasi perhitungan matematis TVM dalam ini (Pokropski, 2019). Realitas adalah feno­
keuangan Islam) pada produk murabahah. mena murni dan bersifat intensional. Dunia
‘kacamata’ yang berbeda ini diharapkan direduksi menjadi kesadaran pribadi (Ber-
dapat menjadi suatu kebaruan yang mem- glund, 2015; Priya, 2017). Hubungan antara
62 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 12, Nomor 1, April 2021, Hlm 59-80

kesadaran murni dengan realitas empiris Wawancara kepada para informan


membentuk pasangan elemen konjugasi dilakukan menggunakan jenis wawancara
yang saling eksklusif, dan sebagai bagian mendalam, karena unit analisis yang diteli-
dari proses eksistensial penciptaan makna, ti adalah individu, dan dilakukan secara
keduanya saling melengkapi dengan rasa ek- daring mengingat kondisi pandemi yang ti-
sistensial (Dahlberg & Dahlberg, 2020). Hie­ dak memungkinkan untuk bertatap muka
rarki kesadaran yang hendak Husserl capai langsung. Adapun prosedur analisis data
melalui sikap fenomenologisnya sebetulnya fenomenologi transendental dalam peneli-
tidak hanya sampai pada kesadaran intelek- tian ini tercermin pada Gambar 1. Pertama,
tual ataupun mental (emosi) saja, melainkan horizontalisasi (horizonalization). Pada tahap
lebih jauh sampai pada kesadaran spiritual. ini peneliti mereduksi informasi menjadi per-
Bank syariah (sebelum bank syariah nyataan-pernyataan, kalimat, atau kutipan
BUMN melakukan merger) dipilih sebagai si- yang mencerminkan bagaimana informan
tus riset, dengan unit analisis individu yang mengalami fenomena. Tahap kedua, peneliti
berkecimpung langsung di dalamnya, ya­ mengelompokkan pernyataan penting terse-
itu praktisi bank syariah. Asumsinya, para but ke dalam tema-tema (cluster of meaning).
praktisi bank syariah adalah pihak yang Selanjutnya, melakukan analisis tek-
menjalankan langsung regulasi penggunaan stural (textural analysis). Pernyataan yang
metode anuitas (representasi perhitungan sudah dikelompokkan dalam tema-te-
matematis TVM dalam keuangan Islam) pada ma kemudian digunakan untuk menulis
produk murabahah dan pihak yang lebih deskripsi tekstur dari pengalaman infor-
dekat untuk mengerti bagaimana posisi per- man (apa yang mereka alami). Analisis tek-
tumbuhan bank yang mereka jalan­kan. Se- stural ini berarti mengidentifikasi noema.
lain praktisi tersebut, pakar akuntansi sya- Berdasarkan identifikasi noema, peneliti
riah juga menjadi informan dalam penelitian melakukan epoche atau bracketing pada apa
ini. Adapun identitas masing-masing infor- yang ditangkapnya sebagai tekstur lain di
man pada Tabel 1. bawah tekstur (structural analysis) untuk

HORIZONALIZATION

CLUSTER OF MEANING

TEXTURAL STRUCTURAL
ANALYSIS ANALYSIS

INTENTIONAL
ANALYSIS

EPOCHE
NOEMA NOESIS

EIDETIC
REDUCTION

ESSENTIAL INVARIANT STRUCTURE


(ESENSI/ MAKNA)

Gambar 1. Prosedur Analisis Data Penelitian


Ananda, Irianto, Adib, Dilema Penerimaan Time Va­lue of Money... 63

mendapatkan noesis. Jadi, dalam hal ini no­ yang terbentuk karena kesadaran yang le­bih
esis memiliki fungsi yang lebih besar kare- dalam (noesis). Noesis dari noema tersebut
na ia bertanggung jawab dalam penyu­sunan ditunjukkan melalui pernyataan Budi yang
makna (sebagai level pemaknaan yang lebih mengatakan bahwa sebelum keputusan
dalam). Deskripsi struktur bersifat subjek- beralih ke bank syariah itu dibuat, beliau
tif dan aspek yang dibangun me­ nyangkut mempelajari terlebih dahulu seluk beluk
bagaimana subjek mengalami dan memak- keuangan syariah. Budi seringkali melaku-
nai pengalamannya. Pemahaman akan kan diskusi dengan teman-teman beliau di
hubungan noema-noesis tersebut merupa- beberapa kampus. Beliau juga meminjam
kan pemahaman intentional analysis, yaitu buku-buku atau literatur lainnya. Pernyata-
pemahaman tentang korelasi antara objek an lebih rinci tergambar pada kutipan beri-
yang dirasakan (noema) dengan subjek (no­ kut.
esis) dari objek atau pengalaman (Sanders,
1982). Tahap terakhir adalah sintesis mak- “Awal ketika saya memutuskan
na atau esensi (essential invariant structure). kenapa saya ke bank syariah itu,
Caranya dengan mengintegrasikan intu- karena dulu itu, baru awal-a­
isi dasar dari hasil analisis teksturan dan wal gitu ya, setelah lulus kuliah,
struktural ke dalam pernyataan simpulan kemudian mencari kerja, kebet-
yang menggambarkan hakikat keseluruhan ulan saat itu saya sudah bekerja
fenomena. Proses ini disebut sebagai eidetic di perusahaan asuransi ya. Pe-
reduction (Kamayanti, 2016), yaitu mengabs­ rusahaan asuransi konvension-
traksi esensi dari keseluruhan kesadaran al. Cuman saya sering berdiskusi
atau pengalaman (Hussrel, 1970). dan sering meminjam buku atau
literatur yang lain dengan teman-
HASIL DAN PEMBAHASAN teman yang ada di beberapa kam-
Kesadaran ontologis informan. Tema pus, akhirnya saya ini tertarik
pertama yang peneliti dapatkan dari wa­ dengan keuangan syariah” (Budi).
wancara dengan ketiga informan praktisi
bank syariah, yaitu Budi, Insan, dan Ani, Intentional analysis dari noesis menun-
berkenaan dengan kesadaran ontologis yang jukkan bahwa keputusan Budi telah dipe­
mendasari tindakan mereka. Peneliti mera- ngaruhi oleh kesadaran intelektual dan emo-
sa perlu mengajukan pertanyaan ini karena sional beliau. Kesadaran intelektual tersebut
harapannya dari sini dapat digali kesadar­ tercermin dalam perilaku Budi yang aktif me-
an dasar yang dapat mengantarkan pada mahami konsep keuangan syariah melalui
bagaimana para informan tersebut memak- diskusi dan pembacaan ber­ bagai lite­
ratur.
nai penerimaan TVM dalam praktik akun- Diskusi memungkinkan Budi untuk me­
tansi syariah. ngetahui bagaimana pandangan orang lain
Sebelum menjadi praktisi bank syariah, tentang keuangan syariah dan segala se­
Budi adalah seorang praktisi di salah satu suatu yang berkaitan dengannya. Sementa-
perusahaan asuransi konvensional. Namun, ra itu, kesadaran emosional beliau tercemin
kemudian beliau memutuskan untuk resign melalui rasa ingin tahu, ketertarik­ an, dan
dan beralih ke bank syariah. Salah satu rasa senang selama proses tersebut. Keter-
bank syariah menjadi pilihan spesifik beliau libatan kedua jenis kesadaran dalam pem-
karena merupakan bank pertama yang me- buatan keputusan ini disebut oleh Ranse
nerapkan prinsip syariah, yang tergambar (2020) dan Ziakas & Boukas (2014) sebagai
melalui tagline-nya (noema). Hal ini beliau proses kognitif.
tuturkan sebagaimana kutipan berikut. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil
pembacaan literatur merupakan input atau
“Jadi, kenapa pemilihannya lebih stimulus baru yang diterima oleh Budi, yang
spesifik ke bank syariah X, kare- kemudian dipersepsikan, disandikan (encod­
na bank syariah X itu kan perta- ing), dan disimpan dalam memori. Pengeta-
ma ya. Pertama bank syariah. Jadi huan tersebut dihubungkan dengan input
tag­line-nya saat itu...jadi karena sebelumnya, yaitu berupa hasil diskusi dan
itu alasan utamanya” (Budi). juga pengalaman yang beliau alami selama
bekerja di perusahaan asuransi konvension-
Perilaku terbuka Budi tersebut me­ al. Interaksi antar-stimulus ini memberikan
rupakan bentuk kesadaran eksplisit (noema) dasar untuk pemrosesan lebih lanjut, yang
64 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 12, Nomor 1, April 2021, Hlm 59-80

mengarah pada kesimpulan, penilaian, dan Intentional analysis menunjukkan bah-


keputusan yang diambil oleh Budi. wa spiritualitas Budi terpanggil kembali
Namun, lebih jauh intentional analysis karena adanya proses pembelajaran dan pe-
dari noesis yang diutarakan sebelumnya juga mahaman konsep keuangan Islam (intelektu-
mengindikasikan adanya kesadaran spiritu- al) serta ketertarikan (emosional) dalam diri
al yang mendasari keputusan Budi. Ini me­ beliau. Pada dasarnya spiritualitas ini telah
rupakan tingkat kesadaran yang lebih dalam ada di dalam diri manusia, sebagai sebuah
yang muncul di luar kesadaran intelektual fitrah. Chabrak et al. (2019) mengatakan
dan emosional. Jika dilihat lebih jauh, se­ bahwa dalam pandangan dualisme hal-hal
betulnya keputusan Budi untuk beralih ke berupa perasaan (emosional) dan pengalam­
bank syariah merupakan bentuk integrasi an (rasional) memang tidak sepenuhnya
spiritualitas beliau dengan lingkungan kerja. hanya berbicara di dalam kepala, dalam
Perusahaan asuransi konvensional de­ ngan arti tidak hanya terjadi melalui interaksi
bank syariah tentu memiliki budaya dan sistem saraf otak saja. Keduanya juga ada
atmosfir kerja yang berbeda, di mana bank dan berinteraksi di dalam jiwa (yang sifat­nya
syariah beroperasi atas dasar prinsip Islam. non-materi), yang berbeda dari, meskipun
Hal itu diperkuat oleh noema yang menya- terkait erat dengan sistem saraf otak (Ro­
takan bahwa menurut Budi atmosfir kerja berts, 2019). Domain ini dapat dikatakan se-
antara bank syariah perusahaan asuransi bagai hati tempat manusia memiliki potensi
konvensional tersebut jauh berbeda. Noe­ untuk menemukan Tuhan.
sis-nya diwujudkan melalui kutipan berikut. Pada masa-masa awal bekerja di Bank
Muamalat, Budi melakukan on the job train­
“Saya merasakan bahwa kalau ing. Selama masa training sambil bekerja
di bank syariah itu lebih Islami. tersebut, Budi melakukan diskusi dengan
Jauh lebih Islami daripada institu- atasan, rekan kerja, bahkan dengan para
si yang pernah saya join sebelum­ ulama (noesis). Beliau penasaran sehingga
nya” (Budi). mempertanyakan apa sebetulnya perbedaan

Input Respon perilaku

Studi literatur Resign dan beralih ke


ekonomi Islam bank syariah

Persepsi & Pengodean & Proses selanjutnya,


perhatian interpretasi kesimpulan, penilaian,
keputusan

Pe nyi mpanan & pe ngambi lan me mori ,


pe nge tahuan te rorgani sir

Studi Hasil Pengalaman


literatur diskusi kerja
sebelumnya

MOTIVASI

SPIRITUALITAS

Gambar 2. Struktur Kesadaran Budi dalam Pengambilan Keputusan


Ananda, Irianto, Adib, Dilema Penerimaan Time Va­lue of Money... 65

mendasar antara bank syariah dengan bank ini dikuatkan lagi dengan noesis yang mana
konvensional. Rasa penasaran yang mun- Budi menuturkan bahwa di bank syariah,
cul dalam diri Budi dan kesadaran untuk kedekatan emosional dengan rekan kerja
memahami melalui berbagai diskusi inilah lebih beliau rasakan. Djalaluddin & Mum-
yang kemudian mendasari pemahaman beli- puni (2020) mengatakan bahwa spiritual
au mengenai perbedaan utama antara bank dalam konteks organisasi dicirikan de­ ngan
syariah dengan bank konvensional (noema). pekerjaan yang bermakna, rasa kebersa-
maan, nilai organisasi, dan kasih sa­ yang.
“Jadi sambil bekerja itu saya Artinya, ada keselarasan antara spiritualitas
melakukan on the job training. Jadi, dalam diri Budi dengan spiritualitas organi-
training sambil bekerja, menanya- sasi tempat beliau bekerja.
kan, berdiskusi kepada atasan, Pada titik ini peneliti mengabstraksikan
kemudian rekan kerja, ulama-ula- (eidetic reduction) bahwa pemahaman Budi
ma, gitu ya. Saya sering memper- terhadap produk-produk bank syariah ter-
tanyakan, awal-awal tadi itu ya, bentuk karena adanya proses pembelajar­
mempertanyakan apa beda yang an yang terus berulang, melalui diskuis,
paling mendasar antara bank sya- pem­ bacaan literatur, dan pengalaman (li-
riah dengan bank konvensio­ nal. hat Gambar 2). Budi dapat dikatakan ada-
Apakah hanya satunya bahasa lah seorang pembelajar yang selalu beru-
Inggris, satunya bukan. Satunya saha “menemukan”. Beliau selalu tertarik
pakai assalamu’alaikum, satunya dan penasaran mengenai konsep keuangan
tidak. Ternyata tidak. Bukan itu syariah, yang kemudian lebih spesifik lagi
yang menjadi dasar. Istilah-istilah ke konsep perbankan syariah. Minat yang
itulah yang membuat konsekuen- kuat serta pemahaman dasar inilah yang
si. Ketika kita bilang jual beli atau nanti­nya akan membawa beliau pada pema-
murabahah gitu ya, istilah itu akan haman mengenai konsep TVM, bagaimana
berbeda dengan pinjaman, akan beliau memaknai penerimaan TVM yang di­
berbeda dengan sewa, akan ber- praktikkan dalam bank syariah.
beda dengan bagi hasil. Hal-hal Berbeda dengan Budi yang latar be-
seperti itu yang kemudian saya lakangnya bukan berasal dari lingkungan
dalami, saya tekuni. Alhamdulil­ kerja yang sarat akan nilai-nilai Islam, Insan
lah sampai saat ini sedikit banyak justru dari awal sudah meniatkan diri untuk
sudah mulai mengetahui gitu ya. menjadi praktisi bank syariah (noema). Noe­
Paham apa perbedaan, apa yang ma ini tercermin sebagaimana yang diung-
membuat ciri khas keuangan sya- kapkan Insan sebagai berikut.
riah dibandingkan dengan yang
konvensional” (Budi). “Motivasi saya bekerja (di bank
syariah) karena sedari saya di
Intentional analysis dari noesis tersebut pondok dulu selalu ingin berak-
menunjukkan bahwa pemahaman Budi ten- tivitas di lingkungan yang Islami.
tang konsekuensi perbedaan istilah yang di- Oleh karena itu, saya semasa kuli-
gunakan oleh bank syariah didasarkan atas ah masuk di UIN Malang. Selama
proses pembelajaran dan diskusi (kesadaran di UIN saya mendapat pencerahan
intelektual), rasa penasaran (ke­sadaran emo- bahwa sistem bunga di bank kon-
sional), serta dukungan fasilitas (training) ven adalah sistem yang diharam-
dari lingkungan kerjanya. Proses ini serupa kan. Oleh syariah sehingga saya
dengan proses yang beliau alami sebelum­nya berusaha menjauh dari sistem
saat menemukan lingkungan kerja (bank tersebut. Dan karena saya meng­
syariah) yang sefrekuensi de­ngan kesadaran ambil kuliah perbankan syariah
intelektual, emosional, serta spi­ritual beliau. yang semakin membuat saya ya-
Ziakas & Boukas (2014) me­ngatakan bahwa kin untuk bekerja di bank syari-
proses semacam ini sejatinya memang akan ah” (Insan).
terus terjadi secara berulang dalam diri indi-
vidu. Hanya saja noesis kali ini justru lebih Noesis dari noema tersebut menunjuk-
menguatkan keberadaan Budi untuk men- kan bahwa kesadaran Insan untuk menja-
dukung produk-produk bank syariah. Hal di praktisi bank syariah didasarkan pada
66 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 12, Nomor 1, April 2021, Hlm 59-80

keinginan beliau untuk selalu berada di nya, terhubung dengan domain non-materi
lingkungan yang sarat dengan nilai-nilai Is- yang memungkinkan beliau dapat menemu-
lam (Islami). Hal ini nampak dari pernyata- kan Tuhan.
an Insan bahwa dirinya selalu mendapatkan Keyakinan Insan untuk senantiasa be-
nilai Islam sebelum memasuki masa kuliah. rada di lingkungan yang Islami juga menun-
Bahkan Insan merasa bahwa nilai-nilai Is- jukkan adanya kesamaan frekuensi antara
lam selalu melakat pada dirinya. kesadaran batin dan kesadaran yang beliau
Intentional analysis dari noesis mengin- peroleh dari lingkungan eksternal (pondok
dikasikan bahwa ada integrasi kesadaran pesantren). Insan merasa nyaman dengan
spiritualitas dalam diri. Insan dengan ke- apa yang sebelumnya beliau rasakan sehing-
hidupan sehari-hari beliau. Kecenderungan ga ingin mengulangnya kembali (istiqomah).
untuk mengintegrasikan nilai-nilai spiritu- Oleh sebab itu, dalam memilih kampus pun
alitas ini terbentuk sejak Insan menempuh beliau memutuskan untuk masuk ke UIN,
pendidikan di pondok pesantren. Pondok pe- yang nota bene juga merupakan kampus
santren diketahui sebagai lingkungan pendi- yang sarat akan nilai-nilai Islam. Noesis be-
dikan yang sarat akan nilai spiritualitas dan rupa pemahaman tentang konsep riba dan
religiositas. Religiositas berkaitan dengan perbankan syariah yang Insan dapatkan se-
kepercayaan, ritual, dan upacara formal, se- lama kuliah semakin memperkuat tindakan
mentara spiritualitas berkaitan dengan pe­ rasional beliau, yaitu memutuskan menjadi
ngalaman individu (Djalaluddin & Mumpuni, praktisi bank syariah.
2020). Ibrahim et al. (2014) mengatakan bah- Berdasarkan proses pemaknaan terse-
wa pondok pesantren adalah rumah yang but peneliti menyimpulkan (eidetic reduc­
dengan segala ritual ke­ agamaannya mem- tion) bahwa kesadaran Insan untuk men-
bawa pada tujuan spiritualitas. Pengalaman jadi praktisi bank syariah dan kemudian
seperti ini yang kemudian dalam diri Insan mendukung produk-produk bank syariah
berhasil terhubung dengan kesadaran batin- terbentuk karena kesadaran spiritual yang

Input Respon perilaku

Studi perbankan Menjadi praktisi


syariah perbankan syariah

Persepsi & Pengkodean & Proses selanjutnya,


perhatian interpretasi kesimpulan, penilaian,
keputusan

Penyimpanan & pengambilan memori,


pengetahuan terorganisir

Pendidikan
Studi perbankan di pondok
syariah pesantren

MOTIVASI

SPIRITUALITAS

Gambar 3. Struktur Kesadaran Insan dalam Pengambilan Keputusan


Ananda, Irianto, Adib, Dilema Penerimaan Time Va­lue of Money... 67

beliau dapatkan dari pondok pesantren ser- aku misal ya, seandainya kena
ta pemahaman konsep riba dan perbank- PHK atau kena apa, maksudnya
an syariah (kesadaran intelektual). peneliti udah habis (kontrak kerja) atau
merangkum struktur kesadaran Insan yang gimana, aku nggak mau lagi nge­
membentuk perilaku rasional beliau dalam lamar di (bank) konven. Aku pas-
pengambilan keputusan pada Gambar 3. ti ngelamarnya di (bank) syariah”
Sementara itu, Ani mengawali karirnya (Ani).
sebagai praktisi perbankan syariah setelah
menamatkan kuliah. Tujuan awal beliau Noema tersebut muncul karena noesis
tidak secara khusus ke bank syariah, me- berupa pengalaman wawancara yang per-
lainkan juga ke bank konvensional. Hanya nah Ani alami dan budaya kerja yang be-
saja, beliau gagal dalam proses interview di liau rasakan di bank syariah. Wawancara
salah satu bank konvensional, dan justru bagi calon pegawai di bank konvensional
lolos penerimaan pegawai di bank syariah. Ani rasakan berbeda dengan wawancara di
Menurut apa yang Ani tuturkan, memang ti- bank syariah. Hal itu beliau sampaikan se-
dak ada motivasi khusus dalam diri beliau bagaimana kutipan berikut.
untuk memilih bekerja di bank syariah. Na-
mun, seiring berjalannya waktu Ani merasa “Kayaknya aku kan juga pernah
betah bekerja di bank syariah. Beliau menu- dulu kan pas daftar di konven, itu
turkan seandainya suatu saat terjadi hal-hal kan aku juga sampai wa­wancara
yang menyebabkan Ani harus keluar dari gitu kan, itu beda banget sama
bank syariah, maka beliau akan tetap mela- wawancaranya di sini (bank syari-
mar pekerjaan di bank syariah kembali, ti- ah) . Itu aja udah, maksud­nya dari
dak lagi ke bank konvensional (noema). Hal awal aja udah kelihatan bedanya...
lebih rinci dapat ditelaah pada kutipan se- nah itu beda banget orang-orang-
bagai berikut. nya. Bener-bener beda. Kalau di
sini itu bener-bener kayak keluar-
“Betah banget. Cuman agak jauh ga gitu lo. Sedangkan dulu pas di
(jaraknya)…jadi nanti niatnya, konven itu...ka­yak, pekerjaanmu

Input Re spon pe rilaku

Lingkungan Loyalitas di bank


kerja BSM syariah

Pe rse psi dan Pe ngkode an dan Kesimpulan, penilaian,


pe rhatian inte rpre tasi keputusan

Pe nyimpanan dan pe ngambilan me mori,


pe nge tahuan te rorganisir

Lingkungan Pengalaman
kerja BSM wawancara bank
konvensional

RASA NYAMAN

Gambar 4. Struktur Kesadaran Ani dalam Pengambilan Keputusan


68 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 12, Nomor 1, April 2021, Hlm 59-80

ya pekerjaanmu, pekerjaan saya keuangan Islam untuk tujuan pengakuan


ya pekerjaan saya. Kayak gitu lo laba dan pendapatan marjin atas transaksi
Mbak. Kalau dulu pernah di bilang murabahah (Elnahass et al., 2020; Mulca-
gini waktu wawancara di konven hy, 2014; Suharto, 2018). Fatwa DSN-MUI
ya, ‘kalau pekerjaan kamu belum No.84/DSN-MUI/XI/2012 menyatakan
selesai ya kamu harus kerjakan bahwa bank syariah dalam hal pengakuan
sendiri, sampai jam 12 ya kamu keuntungan pembiayaan murabahah dapat
kerjakan!. Saya pernah digituin. menggunakan metode proporsional atau
Itu wawancara pertama. Mang­ metode anuitas selama sejalan dengan ke-
kanya saya langsung down” (Ani). biasaan yang berlaku di kalangan LKS.
Budi menuturkan bahwa murabahah
Intentional analysis dari noesis menun- di bank syariah tempat beliau bekerja sub-
jukkan bahwa kesadaran Ani untuk tetap stansinya adalah pembiayaan. Insan juga
bertahan di bank syariah selain disebabkan mengatakan hal yang sama. Murabahah
oleh pengalaman wawancara di bank kon- merupakan transaksi jual beli barang de­
vensional, juga disebabkan oleh rasa nya- ngan menyebutkan keuntungan atau laba
man dengan budaya organisasi bank syari- kepada pembeli (Farooq, 2019; Mastrosim-
ah. Rasa kekeluargaan yang terjalin antar one, 2013). Budi menekankan bahwa pem-
rekan kerja di bank syariah telah menim- biayaan murabahah di bank syariah, seka-
bulkan rasa nyaman dalam diri Ani. Selain lipun pembayaran oleh nasabah dilakukan
rasa kekeluargaan, perhatian terhadap jam dengan cara dicicil, berbeda dengan produk
malam bagi pegawai wanita, serta kegiatan pinjaman (kredit) di bank konvensional (noe­
keagamaan rutin seperti mengaji bersama ma). Hal ini diperkuat oleh pernyataan Budi
setiap hari Jum’at, sedekah rutin setiap bu- sebagai berikut.
lan dari bagian gaji masing-masing pegawai,
pembagian sembako, serta pembangunan “Berbeda sekali. Jadi perlu dipi-
masjid, turut memperkuat rasa nyaman be- sahkan antara istilah pinjaman
liau di lingkungan kerja tersebut. dan jual beli. Itu suatu hal yang
Peneliti menyimpulkan (eidetic re­ berbeda” (Budi).
duction) bahwa loyalitas Ani di bank syari-
ah terbentuk karena faktor lingkungan kerja Pemahaman Budi tentang perbedaan
yang memicu munculnya rasa nyaman (ke­ kedua istilah itu didasarkan pada pemaham­
sadaran emosional) dalam diri beliau. Peneli- an beliau bahwa setiap istilah memiliki kon-
ti merangkum struktur kesadaran Ani yang sekuensi hukum (noesis). Penggunaan is-
membentuk perilaku rasional beliau dalam tilah yang berbeda memiliki konsekuensi
pengambilan keputusan pada Gambar 4. hukum yang berbeda pula. Menurut beliau
Namun sayangnya, ternyata kesadaran Ani istilah itu sangat penting. Misalnya, di da-
ini belum cukup untuk mengantarkan pada lam Alquran sendiri, berbeda makhroj, la­
bagaimana kemudian beliau memaknai fadz, harakat, serta panjang pendek bacaan,
penerimaan TVM dalam praktik akuntansi sudah mengubah arti dan makna. Intention­
syariah. Alasannya, sekalipun Ani adalah al analysis dari noesis menunjukkan bahwa
praktisi bank syariah, beliau tidak pernah Budi memaknai murabahah dan pinjaman
belajar sama sekali menganai konsep pro- (kredit) sesuai dengan substansi hukumnya.
duk-produk bank syariah. Bahkan, ketika Beliau menekankan pentingnya substansi
peneliti menanyakan mengenai pandangan dari penggunaan istilah dalam produk per-
yang menyamakan bank syariah dengan bankan syariah, terutama murabahah.
bank konvensional, beliau menuturkan bah- Intentional analysis diperkuat dengan
wa hal itu memang tidak dapat dipungkiri penjelasan beliau bahwa ketika mengatakan
benar adanya. Keduanya hanya dibedakan pinjaman, dalam syariat Islam, ketika sese­
oleh pelayanan dan akad saja. orang meminjam A maka kembalinya harus
Anuitas lebih maslahah dan bukan A. Yang kemudian menjadi masalah (di bank
bagian dari rukun murabahah. Konsep konvensional) adalah tambahan dalam pin-
TVM dalam keuangan Islam menurut para jaman tersebut, yang disebut bunga. Semua
ahli hukum klasik lebih banyak dibahas tambahan (yang dipersyaratkan) dalam pin-
dalam transaksi murabahah (Al-Hares et jaman adalah riba, yang tentu saja dalam
al., 2013). Formula matematis perhitungan perspektif Islam hal ini tidak diperkenan-
anuitas dalam TVM masih digunakan dalam kan. Firman Allah QS. AL Baqarah ayat 275-
Ananda, Irianto, Adib, Dilema Penerimaan Time Va­lue of Money... 69

276 menerangkan atas larangan memakan dengan cara si A mengambil ke showroom


harta riba. Sementara itu, murabahah ada- atau diantar langsung oleh pihak showroom
lah jual beli, demikian Budi sampaikan. Jika kepada si A. Atau bisa juga dalam kondisi
seseorang menjual A dengan harga A+1, di tertentu ketika si A tidak sedang di kedia-
mana A adalah harga pokok dan 1 adalah mannya, pihak showroom menitipkan ba-
keuntungannya, maka itu halal dan diper- rang tersebut kepada orang lain tetapi de­
bolehkan. Jual beli tidak dapat disamakan ngan sepengetahuan si A. Lebih lanjut, Budi
dengan riba. QS. Al Baqarah ayat 275 terse- menjelaskan dalam ontoh tersebut kutipan
but juga menerangkan bahwa tidak boleh berikut ini:
menyamakan jual beli dengan riba. Sesung-
guhnya Allah menghalalkan jual beli dan “Dari keempat rukun itu tadi,
mengharamkan riba. rukun murabahah (syariat), tidak
Mekanisme teknis pembayaran dan ada yang menyebutkan, mengatur
penyerahan barang dalam transaksi mura­ mengenai teknis pembayaran, ha-
bahah diatur sendiri oleh bank syariah. Noe­ rus dicicil atau sekaligus, itu tidak
ma disampaikan Budi sebagaimana kutipan ada di situ, ya kan? Di rukun itu
berikut ini. tadi. Teknis pembelian barang­
nya, teknis mau diantarkan oleh
“Teknis pembayaran ini silakan pembeli, diantarkan oleh pen-
diatur. Tidak diatur dalam syari- jual, melalui perwakilan, melalui
at. Penyerahan barang pun juga tetangganya, melalui ini, yang
sama statusnya dengan teknis penting sudah disepakati, su-
pembayaran” (Budi). dah di-ijab qobul itu tadi, selesai,
beres, gitu” (Budi).
Teknis pembayaran dalam murabahah
menurut Budi sah-sah saja disepakati atau Intentional analysis dari noesis menun-
diatur sendiri oleh LKS. Baik dibayarkan jukkan bahwa terkait hal teknis dalam pro-
sekaligus, dibayar dengan cara dicicil, diba- duk murabahah, jika tidak diatur dalam
yar di awal, maupun dibayar belakangan, ti- rukun murabahah, maka LKS dapat menga-
dak menjadi masalah. Jadi, jual beli de­ngan tur dan menyepakatinya sendiri. Budi me­
cara dicicil itu adalah hal biasa, demiki- nyampaikan bahwa rukun murabahah ter-
an juga dengan transaksi lain seperti sewa diri dari ijab qabul, kedua belah pihak yang
yang dibayar dengan cara dicicil. Hal itu ti- bertransaksi, harga, dan barang. Oleh kare-
dak dapat disamakan dengan pinjaman kre­ na itu mekanisme pembayaran dan penye­
dit bank konvensional. Teknis penyerahan rahan bayar tidak perlu dipermasalahkan
barang juga sama statusnya dengan teknis karena hanya hal teknis yang tidak diatur
pembayaran, yaitu dapat disepakati sendiri dalam syariat.
oleh LKS. Noema ini terbentuk karena ke­ Sementara itu, untuk penentuan harga
sadaran yang lebih dalam (noesis) di diri jual murabahah, Budi menuturkan bahwa
Budi yang meyakini bahwa teknis pemba- tidak ada larangan khusus mengenai acuan
yaran dan penyerahan barang tidak diatur atau indikator apa yang digunakan. Noema
dalam syariat. Oleh sebab itu dapat disepa- ini ditunjukkan melalui kutipan sebagai
kati dan diatur sendiri. berikut.
Terkait teknis penyerahan barang,
Budi memberikan contoh sederhana sebagai “Jadi, apa pun metodenya, mau
berikut. Misalnya si A hendak membeli mo- menggunakan, pakai suku bu­nga,
bil ke si Fulan, tetapi sebelumnya Fulan ti- acuannya nih, mau pake suku
dak memiliki mobil tersebut. Kemudian A bunga, mau pake suku cadang,
dan Fulan menyepakati spesifikasi mobil suku Jawa, suku Madura, itu
yang diinginkan si A. Selanjutnya Fulan ber- terserah gitu. Jadi tidak ada atur-
komunikasi dengan supplier atau showroom an yang melarang di situ. Nah, pe-
dan membeli mobil sebagaimana spesifikasi nentuan harga jual ya” (Budi).
yang telah disepakati. Pembayaran kemu-
dian dilakukan si A kepada si Fulan, baik Pernyataan Budi menunjukkan bahwa
dengan cara dicicil atau dibayar sekaligus. ketika harga dan margin keuntungan sudah
Penyerah­ an barangnya dapat dilakukan ditegaskan di awal, maka di kemudian hari
70 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 12, Nomor 1, April 2021, Hlm 59-80

tidak boleh berubah. Hal ini yang membeda- at yang mengatur hal tersebut. Penentuan
kan murabahah di bank syariah dengan pin- margin murabahah tidak diatur dalam rukun
jaman di bank konvensional. Sekalipun sa- murabahah.
ma-sama menggunakan suku bunga sebagai
acuannya, di bank konvensional, jumlah “Gini, yang kita pastikan adalah
pinjaman terutang nasabahnya bisa naik- penentuan harga jual itu tidak
turun, berubah-ubah mengikuti suku bunga diatur dalam rukun murabahah
(floating). Sementara itu, dalam murabahah (syariat)” (Budi).
harga sudah dikunci di awal. Budi menam-
bahkan, bahkan sekalipun bank konven- Intentional analysis dari noesis menun-
sional menggunakan suku bunga yang fixed jukkan bahwa dengan berpatokan pada in­
rate, tetap saja nominal pinjaman di kemu- dikator apa pun margin tersebut ditentukan
dian hari dapat berubah. Alasannya karena tidak menjadi masalah, sekalipun indikator
adanya kemungkinan faktor force major se­ yang digunakan sama dengan yang digu-
perti krisis moneter. nakan oleh bank konvensional. Sekali lagi hal
Noema yang serupa juga disampaikan ini merupakan persoalan teknis dan boleh
Insan, Rudi, dan Budi. Mereka mengatakan disepakati sendiri oleh LKS. Lebih jauh lagi
bahwa yang membedakan keduanya, bank sebetulnya noesis tersebut didasarkan pada
syariah dengan bank konvensional dalam pemahaman mendasar Budi mengenai dasar
hal penentuan margin murabahah, terletak hukum dalam bermuamalah dan beribadah.
pada kepastian yang sudah disepakati di Budi mengatakan bahwa berkreasi dalam
awal transaksi. Keuntungan murabahah su- muamalah boleh dilakukan, kecuali ada la-
dah ditentukan di awal dan tidak akan be- rangannya. Sebaliknya, berkreasi dalam iba-
rubah, sementara di konvensional, di awal dah itu dilarang, kecuali ada perintah dan
terlihat murah tetapi di kemudian hari dapat tuntunannya. Ini merupakan kaidah ke-50
berubah. Lebih lanjut, pernyataan mereka dalam qawa’id iqhiyah. Hukum asal dalam
tercermin pada kutipan berikut. menetapkan syarat dalam muamalah adalah
halal dan diperbolehkan.
“Formulanya (anuitas) sama (an- Pada titik ini dapat disimpulkan (ei­
tara bank syariah dengan konven- detic reduction) bahwa penentuan margin
sional), tapi kalau di bank syariah murabahah tidak masalah jika berpato-
keuntungan itu sudah ditentukan kan pada suku bunga karena tidak diatur
di awal dan tidak akan berubah. secara khusus dalam rukun murabahah
Berbeda dengan bank konven- (syariat). Jika sesuatu dalam hal muamalah
sional yang di awal nam murah, tidak ada syariat yang melarangnya, maka
namun selanjutnya dapat beru- boleh berkreasi dan membuat kesepakatan
bah” (Insan). sendiri. Oleh sebab itu, Insan mengatakan
pada pernyataan beliau sebelumnya bahwa
“Sependek pemahaman saya se- formula matematis yang digunakan dalam
cara formula (anuitas di bank sya- perhitung­an margin murabahah bank syari-
riah dengan konvensional) tidak ah sama dengan yang digunakan oleh bank
ada perbedaan” (Rudi). konvensional, yaitu formula anuitas.
Suku bunga menjadi salah satu kom-
“Jadi yang namanya murabahah ponen di dalamnya. Namun harus me-
itu sudah dikunci. Jual beli yang menuhi syarat bahwa harga murabahah ti-
menegaskan untung. Nah itu ti- dak boleh berubah di kemudian hari setelah
dak sama dengan konvensional. terjadi kesepakatan dengan nasabah. Budi
Kalau konvensional itu tidak di- sangat menekankan bahwa margin muraba­
kunci di depan” (Budi). hah tidak berjalan mengikuti waktu.

Noema pernyataan Budi mengenai pe- “Tidak. Tidak. Tidak. Jadi yang
nentuan harga jual dan margin murabahah namanya murabahah itu sudah
didasarkan pada noesis yang sama dengan dikunci. Jual beli yang menegas-
noesis pernyataan beliau tentang teknis kan untung...kalau konvensional
pembayaran dan penyerahan barang, yaitu itu tidak dikunci di depan. Jadi
karena tidak adanya ketentuan dalam syari- kalau jual beli, harganya sudah
Ananda, Irianto, Adib, Dilema Penerimaan Time Va­lue of Money... 71

dikunci di depan. Nggak boleh “Sependek apa yang saya ketahui


naik satu rupiah pun. Kalau satu dan sependek pengalaman yang
rupiah ada kenaikan, kenaikan saya miliki, untuk perbankan
itu adalah tambahan. Tambahan nyaris seluruhnya menggunakan
itu yang riba” (Budi). metode anuitas dalam menga-
kui keuntungan dalam pelaporan
Apa yang Budi dan Insan pahami me­ keuangannya” (Rudi).
ngenai penggunaan anuitas tersebut sejalan
dengan pendapat Suharto (2018) dan Ullah Noesis dari noema menunjukkan bah-
et al. (2018) bahwa formula matematis sejat- wa alasan digunakannya metode anuitas
inya hanya alat dan tidak akan menimbul- oleh bank syariah adalah karena metode
kan konsekuensi hukum. Oleh karena itu, tersebut dirasa lebih aman terhadap ting-
sekalipun formula anuitas merupakan ba- kat pengembalian bank syariah. Selain itu,
gian dari TVM, tetapi sebatas alat, ia masih metode anuitas lebih laku di pasaran. Na-
dapat digunakan dalam penentuan laba mu­ sabah lebih diuntungkan daripada menggu-
rabahah. Hal serupa juga disampaikan oleh nakan metode proporsional dan juga lebih
Rudi dalam pernyataan berikut ini. mashlahah bagi bank syariah. Menurut In-
san karena kemung­kinan bank ingin men-
“Jika hanya sebatas sebagai alat gatur (pembayaran) margin di awal, seh-
saja dalam menentukan keuntun- ingga pelunasan dari nasabah tidak terlalu
gan maka ini tidak jadi masalah, jauh dari angsuran. Sementara itu menurut
dan hal lumrah dalam transak- Rudi dan metode tersebut digunakan kare-
si jual beli. Bahkan, penentuan na pertimbangan kinerja yang lebih baik.
keuntungan tanpa metode saja Pernyataan mereka tercermin pada kutipan
merupakan hal yang mubah, dan berikut ini.
Islam secara umum dapat disim-
pulkan tidak membatasi besaran “Karena itu lebih ini aja sih, apa
jumlah keuntungan dalam tran- namanya, lebih mendapatkan ke-
saksi. Dan perlu diingat jual beli pastian pembayaran margin di
sangatlah berbeda dengan riba” depan daripada yang proporsio­
(Rudi). nal yang komposisinya sama gitu
ya. Jadi, itu saja. Jadi tidak ada
Budi mengatakan bahwa Bank Mua- alasan lain yang membuat kami...
malat dalam penentuan margin murabahah setahu saya ya semenjak saya di
menggunakan metode anuitas. Demiki- bank syariah itu sampai sekarang
an juga dengan BNI syariah tempat Insan belum ada yang menggunakan
bekerja. Menurut Budi, Insan, dan Rudi me- metode yang sama begitu ya ini­
mang hampir seluruh bank syariah meng- nya, proporsi pokok dan margin­
gunakan metode tersebut (noema). Hal yang nya secara sama setiap bulannya.
lebih lengkap tercermin dalam kutipan se- Biasanya memang margin gede di
bagai berikut: awal gitu, lama-lama semakin ke-
cil” (Budi).
“Betul. Betul. Hampir semuanya
(LKS) itu menggunakan metode “Alasannya karena bank kemung­
anuitas, karena secara kepastian kinan ingin men-set margin di
pembayaran margin bisa dipas- awal, sehingga pelunasan dari na-
tikan lebih save gitu. Lebih save sabah tidak terlalu jauh dari ang-
mendapatkan marginnya di de- suran” (Insan).
pan. Tapi ada juga LKS yang tidak
menggunakan anuitas, ada juga. “Alasannya menurut saya adalah
Bank pun juga ada. Yang saya pertimbangan kinerja jadi nam-
tahu BPR” (Budi). pak lebih baik pada periode saat
ini, sebab dengan anuitas, besar­
“Anuitas. Dan hampir semua bank an margin yang diakui secara
syariah memang menggunakan akuntansi adalah besar di awal
metode anuitas” (Insan). periode pembayaran, maka sema-
72 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 12, Nomor 1, April 2021, Hlm 59-80

kin banyak transaksi baru maka efektif lebih besar daripada flat. Namun, jika
semakin ‘tampak’ baik kinerjanya. dikonversikan dalam nominal, margin efek-
Apalagi jika penilaian kinerja, bo- tif lebih kecil dibandingkan flat. Hal ini yang
nus dan lain-lain juga dikaitkan membuat dengan metode anuitas muraba­
dengan tingat besaran laba, maka hah bisa lebih laku di pasaran, yang kemu-
semakin menguatkan dugaan ini” dian justru mendorong percepatan pertum-
(Rudi). buhan bank syariah.
Budi menuturkan bahwa adapun LKS
Intentional analysis dari noesis menun- yang menggunakan metode proporsional
jukkan bahwa anuitas dengan pembayaran seperti BPR, biasanya karena mereka me-
margin di awal lebih maslahah karena aset mang telah memiliki state margin yang su-
bank atau LKS bisa relatif lebih besar. Hal dah besar. Jika menggunakan anuitas, jus-
itu karena pengakuan pendapatan margin tru margin tersebut akan lebih besar lagi
murabahah dicatat lebih besar di awal peri- dan tentu akan merugikan nasabah. Oleh
ode angsuran. Jika ingin mengetahui perbe- karena itu, LKS semacam BPR lebih memilih
daan persentase (%) margin antara anuitas menggunakan metode proporsional atau flat
(efektif) dengan proporsional (flat), menurut daripada anuitas atau efektif. Jika dikaitkan
Budi secara sederhana dapat dihitung de­ dengan keuntungan, maka metode anui-
ngan rumus besarnya persentase efektif tas bagi manajemen lebih ‘unggul’ daripada
dibagi dua kemudian ditambah satu. Misal- metode proporsional. Semakin produk mu-
nya, 10% efektif dengan 10% anuitas flat, itu rabahah laku di pasaran karena margin yang
berbeda. Menggunakan rumus sederhana lebih murah, maka semakin banyak tran-
tersebut, 10% efektif itu setara dengan 6% saksi baru dengan pembayaran yang besar
flat (plus-minus). Jadi, besarnya persentasi di awal periode (cicilan). Hal tersebut akan

Area Kesadaran Spiritual


Ketaatan kepada Allah & Rasul

Ulil Amri (DSN MUI)

FATWA

Area Kesadaran
Intelektual/ Rasional Kebijakan Bank Muamalat
Rukun Murabahah

Pricing termasuk rukun Pricing bukan termasuk


murabahah rukun murabahah

Berkreasi Berkreasi

Area Kesadaran
Intelektual/ Rasional
Mashlahah untuk
pertumbuhan LKS

Perilaku Rasional
TVM
Praktik
Anuitas

Gambar 5. Struktur Kesadaran Budi dalam Penerimaan TVM dan Praktik Anuitas
Ananda, Irianto, Adib, Dilema Penerimaan Time Va­lue of Money... 73

membuat kinerja bank syariah ‘tampak’ le­ Menghukumi transaksi (akad) untuk
bih baik, dan ini menjadi keuntungan bagi mengidentifikasi halal-haram TVM. Bank
manajemen. syariah, dalam operasionalnya mengacu
Peneliti menyimpulkan (eidetic reduc­ pada fatwa DSN MUI. Termasuk pada tran-
tion) bahwa penggunaan anuitas dalam pro- saksi murabahah, sebagaimana yang disam-
duk murabahah dimaknai sebagai hal teknis paikan Budi dan Insan sebelumnya, metode
yang tidak diatur dalam rukun murabahah, penentuan harga yang digunakan telah se-
sehingga dapat disepakati sendiri oleh LKS. suai dengan apa yang dikatakan dalam fat-
Pertimbangan pertumbuhan LKS (mashla­ wa DSN No.84/DSN-MUI/XII/2012. Namun
hah) yang lebih baik kemudian menjadi ala- hal ini sebetulnya hanyalah semacam hiyal
san mayoritas LKS terutama bank syariah (strategi hukum) yang digunakan untuk
lebih memilih metode anuitas daripada pro- mempertahankan ‘sampul’ Islam melalui
porsional. Anuitas yang dinilai Budi lebih persamaan bunga-riba (Farooq, 2019), kare-
mashlahah bagi pertumbuhan bank syari- na perhitungan anuitas yang digunakan oleh
ah tidak sejalan dengan apa yang dikatakan bank syariah sama saja dengan yang digu-
Hutchinson et al. (2018) dan Suandi (2017). nakan oleh bank konvensional. Wahyudi &
Mereka mengatakan bahwa penggunaan Sani (2014) juga mengatakan bahwa de­ngan
anuitas justru berpotensi dalam mening- formula itu juga masih sama saja de­ ngan
katkan risiko serta menurun­ kan tingkat menggabungkan unsur bunga (riba) dan
kesehatan bank syariah. Namun, apa yang spekulasi (maysir) yang tidak diperboleh­
dipahami Budi menunjukkan kesesuaian kan dalam syariat. Oleh karena itu, dampa-
dengan apa yang tertera dalam fatwa DSN knya terhadap perekonomian (secara makro)
No. 84/DSN-MUI/XII/2012. Ketentuan juga sama sebagaimana yang ditimbulkan
Khusus No. 3 fatwa DSN No.84/DSN-MUI/ oleh aktivitas bank konvensional, yaitu ber-
XII/2012 menyatakan bahwa pemilihan dampak pada inflasi (Amir, 2014).
metode pengakuan keuntungan al-Tamwil bi Rudi memahami penerimaan TVM
al-Murabahah pada LKS harus memperhati- di keuangan Islam berbeda dari keempat
kan mashlahah LKS bagi pertumbuhan LKS pendapat tersebut. Heri menuturkan bah-
yang sehat. Ketentuan Khusus No. 4 fatwa wa transaksi murabahah di bank syariah
DSN No. 84/DSN-MUI/XII/2012 menya- itu adalah transaksi dagang. Karena tran-
takan bahwa metode pengkuan keuntungan saksi dagang, pengakuan pengambilan
al-Tamwil bi al-Murabahah yang ashlah da- keuntung­annya boleh menggunakan metode
lam masa pertumbuhan LKS adalah metode apa pun dengan syarat tidak merusak tran-
anuitas. saksi (akad). Apa pun yang terkait dengan
Berdasarkan penjelasan tersebut, TVM menurut Rudi bisa jadi halal dan bisa
dapat dipahami bahwa metode anuitas yang jadi haram (noema). Namun hukum asal­
merupakan representasi dari konsep TVM nya (TVM) adalah halal (noema). Jadi, peng-
dalam praktik akuntansi syariah dipahami gunaan metode anuitas dalam penentuan
dengan substansi yang berbeda dari metode harga dan margin murabahah juga tidak ma-
anuitas sebagaimana digunakan konven- salah. Noema ditunjukkan melalui pernyata-
sional, sekaligus merupakan bentuk ke- an Rudi sebagai berikut.
tundukan pada regulasi. Jika anuitas pada
bank konvensional tetap berinduk pada “Berarti apa pun yang terkait de­
konsep asli TVM, maka anuitas pada bank ngan TVM itu bisa haram bisa ha-
syariah berinduk pada kaidah fiqh sehingga lal. Bukan TVM-nya yang haram
unsur-unsur dalam konsep asli TVM yang ti- atau halal. Ya halal hukum asal­
dak diperkenankan tidak dijadikan patokan nya. Ketika TVM itu diterapkan
oleh bank syariah. Margin murabahah tidak dalam kredit bersyarat bunga, ja­
berjalan mengikuti waktu sehingga ada ke- dinya haram. Tapi yang haram bu-
pastian dalam kesepakatan dan menutup kan TVM-nya, tetapi transaksinya.
celah munculnya tambahan yang dapat ter- Jadi kalau anuitas nggak bisa di-
golong riba. Struktur kesadaran dalam diri hukumi. Yang bisa dihukum­i ada-
Budi yang membentuk pemaknaan peneri- lah transaksi yang menggunakan
maan konsep TVM melalui teknis perhitung­ anuitas itu apa” (Rudi).
an metode anuitas dalam produk muraba­
hah bank syariah peneliti rangkum dalam Noesis dari noema menunjukkan bah-
Gambar 5. wa TVM tidak dapat begitu saja dihukumi
74 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 12, Nomor 1, April 2021, Hlm 59-80

halal atau haram karena TVM bukanlah sebelumnya bahwa bunga tidak se­suai den-
suatu transaksi. Bahkan, hukum asalnya gan syariah karena termasuk riba. Pada ka-
menurut Heri adalah halal. Anuitas juga bu- sus KPR misalnya, dari awal kontrak (akad)
kan me­rupakan transaksi sehingga juga ti- tidak diketahui berapa jumlah utang­ nya.
dak dapat langsung dihukumi dilarang. Oleh Jumlah yang terutang bergantung pada bera-
karena itu, penentuan margin murabahah pa suku bunga saat periode jatuh tempo pe-
dengan menggunakan indikator apa pun lunasan. Menurut beliau itu merusak akad.
tidak menjadi masalah, karena ini bukan Ketika anuitas digunakan pada transaksi
transaksi dan/atau belum masuk ke dalam murabahah, maka tidak boleh menambah
transaksi lebih lanjut, Rudi menjelaskannya harga, dalam arti tidak boleh ada perubahan
pada kutipan sebagai berikut. harga setelah kesepakatan. Ketika anuitas
digunakan pada transaksi mudharabah atau
“Lha bukan transaksi kok dihuku- musyarakah, maka fungsinya hanya untuk
mi. Mangkanya menentukan pric­ proyeksi. Ketika anuitas digunakan pada
ing mau pakai suku bunga, mau transaksi ijarah, maka tidak boleh mengu-
pakai tingkat inflasi, pakai tingkat bah harga sewa sesuai jangka waktu yang
pertumbuhan ekonomi, dimasuk- telah disepakati. Namun, dalam akad ija­
kan semua di situ, mau pakai in- rah anuitas dapat digunakan sebagai acuan
dikator sukuk, indikator tingkat ongkos sewa bulan depan, jika bulan depan
obligasi, mau pakai...whatever itu belum disepakati.
lah. Bahkan, kalau saya saat di Pada transaksi murabahah anuitas
kelas (bilang) gini, lha wong pa- hanya digunakan sebagai metode pricing
kai metode merem aja boleh kok” saja. Menurut Heri ini tidak menjadi mas-
(Rudi). alah karena penentuan harga (pricing) belum
masuk ke dalam akad. Beliau menuturkan
Intentional analysis dari noesis menun- bahwa penentuan besaran persentase (%)
jukkan bahwa yang perlu ditelaah terkait pricing boleh menggunakan indikator apa
penerimaan TVM dan penggunaan metode pun, baik itu didasarkan pada suku bunga
anuitas adalah transaksi atau akad-nya, BI (7-Days (Reverse) Repo Rate), tingkat in-
bukan TVM dan anuitas itu sendiri. Artinya, flasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, indika-
pada transaksi yang bagaimana TVM beser- tor sukuk, o­ bligasi, atau apapun itu tidak
ta anuitasnya itu digunakan. Jika transaksi­ masalah.
nya terlarang dalam syariat Islam, maka Tingkat inflasi boleh digunakan se-
anuitas-TVM menjadi terlarang. Akan teta- bagai acuan atau dasar penentuan margin
pi, jika transaksinya tidak terlarang dalam murabahah. Menurut Heri justru inflasi itu
syariat Islam, anuitas-TVM sah-sah saja. adalah selera manusia dan untuk dinikma-
Suatu transaksi dapat menjadi terla- ti (noema). Hal ini tergambar dalam kutipan
rang karena tiga hal, yaitu haram zatnya (ha­ sebagai berikut.
ram li-dzatihi), haram selain zatnya (haram li
ghairihi), dan tidak sah (lengkap) akad-nya “Inflasi itu malah saya bilang, in-
(Elnahass et al., 2020; Ullah et al., 2018). flasi itu selera manusia, untuk
Yang dimaksud haram selain zatnya (haram dinikmati. Nah lho. Kalau bukan
li-ghairihi) yaitu ketika transaksi tersebut perkara halal-haram, ikhlaslah
mengandung unsur-unsur seperti penipuan akan beda pendapat yang itu ha-
(tadlis), gharar (taghrir), rekayasa pasar da- rus dimaklumi” (Heri).
lam supply (ikhtikar), rekayasa pasar dalam
demand (bai’ najasy), riba, perjudian (may­ Noesis yang membentuk noema ini di-
sir), suap-menyuap (risywah). Sementara dasarkan pada pemahaman Heri mengenai
itu, transaksi dikatakan tidak sah (lengkap) fenomena perbedaan harga pada zaman
akad-nya yaitu jika terjadi faktor-faktor se­ Nabi. Beliau mengatakan bahwa pada zaman
perti rukun dan syarat tidak terpenuhi, ter- Nabi saja, harga kambing terkadang 1 dinar,
jadi ta’alluq, dan “two in one”. terkadang 2 dinar. Menurut Heri itu me­
Heri mengatakan bahwa anuitas di rupakan fenomena inflasi, yang mana harga
bank konvensional menjadi terlarang kare- bisa naik dan turun. Menurut ilmu ekonomi
na hukum transaksinya sendiri sudah tidak makro, belum bisa disebut inflasi. Namun,
sesuai dengan syariah, sebab ada kredit ber- menurut beliau ketika ada satu harga bisa
syarat bunga. Sebagaimana telah disinggung naik dan bisa turun, itu pasti penyebab in-
Ananda, Irianto, Adib, Dilema Penerimaan Time Va­lue of Money... 75

flasi. Sesuatu yang bisa menyebabkan defla- rubahan harga di zaman Nabi. Pada titik ini
si, pasti otomatis bisa menyebabkan inflasi. peneliti mengindikasikan bahwa Heri jelas ti-
dak mempersoalkan hubungan sebab akibat
“Inflasi itu malah saya bilang, in- antara penerapan TVM dengan laju inflasi.
flasi itu selera manusia, untuk Intinya, segala sesuatu yang berhubungan
dinikmati. Nah lo. Kalau bukan dengan TVM dihukumi berdasarkan pada
perkara halal-haram, ikhlaslah transaksi apa TVM digunakan. Tentunya hal
akan beda pendapat yang itu ha- ini tidak sejalan dengan pendapat Wahyudi
rus dimaklumi” (Heri). & Sani (2014) yang menyatakan bahwa for-
mula matematis anuitas yang diadopsi oleh
Emas misalnya, pada zaman dahu- LKS memiliki dampak yang sama terhadap
lu inflasinya besar, terutama pada zaman inflasi sebagaimana yang diterapkan lemba-
Romawi. Saat semua orang memiliki emas, ga keuangan konvensional. Sekalipun hanya
maka emas bisa jadi tidak laku. Heri me- rumus matematis, formulasi harga muraba-
nekankan penting untuk dipahami bahwa hah masih sama saja dengan menggabung-
emas bukan berarti tidak bebas inflasi. Naik kan bunga (riba) dan maysir (spekulasi) yang
turunnya harga merupakan hal yang biasa diharamkan dalam Islam (Amir, 2014).
pada zaman dahulu meskipun menurut para Pemahaman Heri mengenai metode
ekonom itu bukanlah inflasi. Sekali lagi, Heri anuitas yang tidak menjadi masalah jika
menegaskan bahwa inflasi terjadi karena ke- dipraktikan oleh LKS terutama bank syari-
naikan harga. ah, sebetulnya lebih jauh didasarkan pada
Intentional analysis dari noesis menun- keyakinan beliau untuk patuh pada fatwa
jukkan bahwa bagaimana Heri memaknai DSN MUI. Menurut Heri ketika DSN MUI su-
tingkat inflasi yang dapat dijadikan dasar pe- dah mengeluarkan fatwa, maka tugas kita
nentuan harga murabahah didasarkan pada adalah memaknai saja fatwa tersebut. Fatwa
bagaimana beliau memahami fenomena pe- DSN No. 84/DSN-MUI/XII/2012 mengizink-

Area Kesadaran Ketaatan kepada


Spiritual Allah & Rasul

Ulil Amri (DSN MUI)

FATWA

Area Kesadaran
Intelektual/ Rasional
Halal-haram transaksi

Transaksi tidak sesuai syariah Transaksi sesuai syariah

TVM
TVM
Anuitas

Perilaku Rasional
Sosialisasi praktik anuitas

Gambar 6. Struktur Kesadaran Rudi dan Heri dalam Penerimaan TVM


dan Praktik Anuitas
76 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 12, Nomor 1, April 2021, Hlm 59-80

an penggunaan metode anuitas oleh LKS. MUI tentang praktik anuitas di Lembaga
Segala perbedaan pendapat memang sudah Keuangan Syariah (LKS). Hal ini juga sejalan
seharusnya bermuaranya pada fatwa DSN dengan temuan Elnahass (2020) dan Suhar-
MUI. Penjelasan Heri mengenai anuitas-TVM to (2018). Berdasarkan hasil penelusuran
dalam perspektif Islam dapat dikatakan se- makna dari diri individu masing-ma­sing in-
bagai pemaknaan terhadap apa yang telah forman, dapat terlihat bagaimana pengalam­
difatwakan DSN-MUI. Posisi DSN-MUI ada- an antar-subjektif individu tersebut mem-
lah pemimpin atau ulil amri. Sudah menjadi bentuk suatu realitas (objektif). Realitas
suatu keharusan bagi umat muslim untuk yang dimaksud adalah realitas penerimaan
taat kepada ulil amri, sebagaimana yang ter- TVM dalam bentuk penggunaan metode
tuang dalam firman Allah QS. An Nisa ayat anuitas di perbankan syariah. Jackson et
59. Ketaatan kepada pemimpin merupakan al. (2018) mengatakan bahwa realitas objek-
salah satu wujud ketaatan kepada Allah tif sebetulnya adalah realitas subjektif, yang
subhanau wa ta’ala artinya persepsi tentang realitas suatu objek
bergantung pada subjeknya.
“Jadi kalau DSN sudah bilang Melalui Gambar 7 peneliti merangkum
begitu, kita memaknai ajah fat- bagaimana para informan memiliki persepsi
wa DSN. Beda pendapat itu kan yang berbeda dalam memaknai TVM dalam
muaranya di DSN. Bank syariah praktik keuangan Islam. Budi, Insan, Ani,
itu kan mengacunya ke DSN, bu- Heri, dan Rudi memaknai TVM beserta anu-
kan orang ke orang, kan begitu” itasnya sama-sama melalui proses pengka-
(Heri). jian ilmu dengan dasar spiritualitas sebagai
kesadaran terdalam atas tindakan rasionaln-
Sebagai seorang konsultan sekaligus ya. Hanya saja lebih khusus Budi memaknai
ex-praktisi bank syariah, apa yang beli- TVM beserta anuitasnya melalui rukun mu­
au suarakan sesuai dengan yang tertuang rabahah, sedangkan Rudi dan Heri melalui
dalam setiap fatwa DSN MUI. Heri menga- konsep halal-haram transaksi. Sementara
takan bahwa LKS perlu mengikuti DSN MUI itu, Ani hanya sepakat saja mengikuti jika
karena Undang-Undang No.21 Tahun 2008 bank syariah menggunakan anuitas dalam
meng­atur bahwa fatwa yang menjadi ruju- produk murabahah-nya. Faktor pendorong-
kan LKS, bukan perkataan satu ustadz ini nya adalah budaya organisasi bank syariah
dan itu. Oleh karena itu, Heri sangat men- yang membuat beliau nyaman. Selebihnya,
dukung ketika bank syariah beroperasi se- tidak tampak proses pengkajian ilmu atau-
suai de­ngan apa yang dikatakan oleh DSN pun spiritualitas dari diri Ani.
MUI. Kesadaran ontologis informan Budi, In-
Peneliti menyimpulkan (eidetic reduc­ san, Ani, Heri, dan Rudi menyiratkan adan-
tion) bahwa TVM beserta penggunaan metode ya upaya pencarian hakikat diri sebagai ma-
anuitas dalam produk murabahah dimak- nusia yang patuh dan tunduk pada kuasa
nai sebagai konsep dan metode di mana Illahi. Proses pengkajian ilmu, diskusi, dan
keduanya bukan merupakan suatu tran- perenungan yang terutama dilakukan oleh
saksi, sehingga tidak dapat dihukumi halal Budi dan Insan merupakan langkah awal
atau haram. Oleh karena itu, TVM beserta dalam proses perubahan.
komponenanya dapat diterima dalam prak- Tindakan manusia merupakan refleksi
tik akuntansi syariah, asalkan memper- dari keimanan yang kemudian terwujud da-
hatikan halal-haram dari transaksi ketika lam bentuk realitas sosial. Keimanan dalam
TVM itu digunakan. Jadi, kuncinya adalah diri informan direfleksikan dalam bentuk
halal-haramnya transaksi. Selanjutnya, pe- dukungan dan praktik sistem perbankan
neliti merangkum struktur kesadaran dalam atas dasar syariat Islam. Ketundukan pada
diri Rudi dan Heri yang membentuk pemak- Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengantarkan
naan penerimaan konsep TVM dalam prak- mereka pada keyakinan bahwa sudah sepa-
tik akuntansi syariah dalam Gambar 6. tutnya setiap aktivitas muamalah dijalank-
Konstruksi realitas praktik Time Va­ an sesuai dengan syariat. Oleh karena itu,
lue of Money (TVM) dalam keuangan Islam. perbankan syariah selalu berupaya untuk
Secara umum mayoritas informan memili- menghapus unsur-unsur dalam sistem per-
ki persepsi yang sejalan dengan fatwa DSN bankan yang tidak sesuai dengan syariat
Ananda, Irianto, Adib, Dilema Penerimaan Time Va­lue of Money... 77

sehingga terbentuk satu sistem baru yang keuangan Islam dapat menerima konsep
pada hakikatnya merupakan refleksi ketun- TVM dan menggunakan formula anuitas­nya
dukan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. dalam produk Lembaga Keuangan Syari-
Namun, hal ini bukan berarti perbank- ah (LKS), asalkan tidak merusak substansi
an syariah telah berhasil bebas dan terlepas transaksinya (akad).
dari pengaruh kuasa yang selama ini men- Metode anuitas justru lebih membawa
dominasi (keuangan konvesional). Secara mashlahah bagi pertumbuhan bank syari-
praktik dalam perspektif keuangan, per- ah karena pengakuan pendapatan margin
bankan syariah sebetulnya masih terikat murabahah yang lebih besar di awal periode
dengan sistem konvensional. Salah satunya angsuran. Selain itu, anuitas juga lebih tidak
adalah praktik anuitas yang masih sama memberatkan nasabah jika dibandingkan
dengan perbankan konvensional. Rukun metode proporsional. Secara umum hasil
murabahah dan halal-haramnya transaksi penelitian menambah khazanah pemikiran
yang didukung dengan fatwa DSN MUI te­ dan keluasan ruang diskusi dalam peneli-
lah dijadikan landasan untuk melegitima- tian akuntansi syariah. Implikasi penelitian
si perangkat tersebut. Maka realitas yang ini adalah memberikan detail penjelasan
semacam ini, sekalipun telah menjadi real- bagaimana anuitas-TVM dapat dipraktikkan
itas alternatif yang baru, sebetulnya masih pada bank syariah, serta membuka pelu-
menjadi realitas yang semu. Di saat yang ang penelusuran lebih lanjut secara empiris
bersamaan persepektif baru diusung, tetapi dampak metode anuitas pada pencatatan
praktiknya tetap berada dalam satu rantai dan pelaporan keuangan bank syariah.
sistem yang mendominasi.
UCAPAN TERIMA KASIH
SIMPULAN Terima kasih peneliti sampaikan kepada Tu-
Penelitian ini menemukan bahwa per- han Yang Maha Esa, yang karena pertolon-
tama, konsep TVM yang direpresentasikan gan-Nya artikel penelitian ini dapat tersele-
melalui formula anuitas dimaknai sebagai saikan. Terima kasih juga peneliti sampaikan
konsep dan teknis yang tidak diatur dalam kepada para informan yang telah bersedia
rukun murabahah. Rukun murabahah terdi- meluangkan waktunya untuk wawancara,
ri dari kedua belah pihak yang bertransak- serta rekan-rekan yang telah menjadi pen-
si, barang, harga, dan ijab qabul. Penentuan ghubung peneliti dengan para informan. Se-
harga jual, teknis pembayaran, penyerahan moga Tuhan membalas kebaikannya.
barang, serta dasar yang digunakan dalam
penentuan harga bukan termasuk rukun DAFTAR RUJUKAN
murabahah sehingga boleh disepakati sendi- Abdullah, A. (2016). An Islamic Monetary The-
ri. Suku bunga yang berlaku, sah-sah saja ory of Value and Equation of Exchange:
jika digunakan oleh bank syariah sebagai Evidence from Egypt (696-1517). Hu­
dasar penentuan harga. Syaratnya, harga manomics, 32(2), 121-150. https://doi.
yang telah ditentukan dan disepakati se- org/10.1108/H-12-2015-0090
belumnya tidak boleh berubah di tengah Ahmed, M. U., Sabirzyanov, R., & Rosman,
jalannya angsuran. Kedua, TVM dimaknai R. (2016). A Critique on Accounting for
sebagai sesuatu yang bukan merupakan Murabaha Contract: A Comparative
transaksi (akad), sehingga tidak dapat be- Analysis of IFRS and AAOIFI Account-
gitu saja dihukumi halal atau haram. TVM ing Standards. Journal of Islamic Ac­
menjadi haram ketika diterapkan pada kre­ counting and Business Research, 7(3),
dit bersyarat bunga. Begitu juga ketika di 190-201. https://doi.org/10.1108/JI-
suatu transaksi yang kesepakatannya su- ABR-04-2016-0041
dah deal, tetapi ternyata berubah karena Al-Hares, O. M., AbuGhazaleh, N. M., &
dipengaruhi oleh niai waktu, maka menjadi El-Galfy, A. M. (2013). Financial Per-
haram juga. Namun, dalam kondisi tersebut formance and Compliance with Basel
yang haram bukanlah TVM-nya, melainkan III Capital Standards: Convention-
transaksinya. Anuitas juga bukan transaksi al vs. Islamic Banks. Journal of Ap­
sehingga tidak mungkin dihukumi kecuali plied Business Research, 29(4), 1031-
halal. Anuitas hanya alat perhitungan saja 1048. https://doi.org/10.19030/jabr.
selama tidak merusak akad. Jadi, kuncinya v29i4.7914
adalah pada konsep halal-haram transak- Al-Fijawi, M. F. A., & Yunus, S. M. (2019).
si. Berdasarkan pemaknaan tersebut, maka Modern Applications of Profit-Sale (Bay’
78 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 12, Nomor 1, April 2021, Hlm 59-80

Murābahah) from a Maqāsid Sharī’ah nomics, 45(2), 445-462. https://doi.


Perspective. Al-Shajarah, 24(1), 49-66. org/10.1108/IJSE-11-2016-0340
Amir, V. (2014). “Menggiring” Economic Val- Dahlberg, H., & Dahlberg, K. (2020). Phe-
ue of Time Menjadi Time Value of Mon- nomenology of Science and the Art of
ey (Telaah Kritis Penggunaan Anuitas). Radical Questioning. Qualitative In­
Imanensi: Jurnal Ekonomi, Manajemen, quiry, 26(7), 889–896. https://doi.
dan Akuntansi Islam, 1(2), 97-102. org/10.1177/1077800419897702
https://doi.org/10.34202/imanen- Djalaluddin, A., & Mumpuni, D. (2020). Riba
si.1.2.2014.97-102 versus Sedekah sebagai Konsideran
Antonio, M. S., Laela, S. F., & Jazil, T. (2020). Tazkiyah Akuntansi dan Bisnis. Jurnal
Abu Zahrah’s Maqasid Sharia Model as Akuntansi Multiparadigma, 11(3), 450-
a Performance Measurement System. 478. https://doi.org/10.21776/ub.ja-
Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 11(3), mal.2020.11.3.27
519-541. https://doi.org/10.21776/ Elnahass, M., Omoteso, K., Salama, A., &
ub.jamal.2020.11.3.30 Trinh, V. Q. (2020). Differential Mar-
Azoitei, D. C. (2020). Critical Analysis of the ket Valuations of Board Busyness
Contemporary Application of Riba in Is- Across Alternative Banking Models.
lamic Banking. Manchester Journal of Review of Quantitative Finance and Ac­
Transnational Islamic Law and Practice, counting, 55(1), 201-238. https://doi.
16(1), 76-94. org/10.1007/s11156-019-00841-4
Baber, H. (2017). A Comparative Study of Is- Farooq, M. O. (2019). Rent-Seeking Be-
lamic Housing Finance Models and Is- haviour and Zulm (Injustice/Exploita-
sues. Qualitative Research in Financial tion) Beyond Ribā-Interest Equation.
Markets, 9(2), 168-180. https://doi. ISRA: International Journal of Islamic
org/10.1108/QRFM-12-2016-0053 Finance, 11(1), 110-123. https://doi.
Baehaqi, A., Birton, M. N. A., & Hudaefi, F. A. org/10.1108/IJIF-07-2018-0073
(2020). Time Value of Money in Islamic Gharbi, L. (2016). A Critical Analysis of the
Accounting Practice: A Critical Analy- Use of Fair Value by Islamic Finan-
sis from Maqāsid Al-Sharī‘ah. Journal cial Institutions. Journal of Islamic Ac­
of Islamic Accounting and Business Re­ counting and Business Research, 7(2),
search, 11(9), 2035-2052. https://doi. 170-183. https://doi.org/10.1108/JI-
org/10.1108/JIABR-09-2018-0155 ABR-10-2013-0037
Berglund, H. (2015). Between Cognition and Hamza, H., & Jedidia, K. B. (2017). Money
Discourse: Phenomenology and the Time Value and Time Preference in Islam-
Study of Entrepreneurship. Internation­ ic Perspective. Turkish Journal of Islam­
al Journal of Entrepreneurial Behavior & ic Economics, 4(2), 19–35. https://doi.
Research, 21(3), 472-488. https://doi. org/10.26414/tujise.2017.4.2.19-35
org/10.1108/IJEBR-12-2013-0210 Hassan, M. K., Aliyu, S., Huda, M., & Rashid,
Budd, J. M., & Velasquez, D. L. (2014). M. (2019). A Survey on Islamic Finance
Phenomenology and Organizational and Accounting Standards. Borsa Is­
Communication. New Library World, tanbul Review, 19, 1-13. https://doi.
115(7/8), 394-404. https://doi. org/10.1016/j.bir.2019.07.006
org/10.1108/NLW-03-2014-0028 Hutchinson, M. C., Mulcahy, M., & O’Brien,
Chabrak, N., Haslam, J., & Oakes, H. (2019). J. (2018). What is the Cost of Faith?
What is Accounting? The “Being” and An Empirical Investigation of Islam-
“Be-Ings” of the Accounting Pheno­ ic Purification. Pacific Basin Finance
menon and Its Critical Appreciation. Journal, 52, 134-143. https://doi.
Accounting, Auditing & Accountability org/10.1016/j.pacfin.2017.05.005
Journal, 32(5), 1414-1436. https://doi. Hurwitz, A., & Sade, O. (2020). An Investi-
org/10.1108/AAAJ-08-2017-3097 gation of Time Preferences, Life Expec-
Choudhury, M. A. (2018). Micro-Money, Fi- tancy, and Annuity versus Lump Sum
nance and Real Economy Interrela- Choices: Can Smoking Harm Long-
tionship in the Framework of Islamic Term Saving Decisions? Journal of Eco­
Ontology of Unity of Knowledge and nomic Behavior and Organization, 180,
the World-System of Social Economy. 812-825. https://doi.org/10.1016/j.
International Journal of Social Eco­ jebo.2019.05.011
Ananda, Irianto, Adib, Dilema Penerimaan Time Va­lue of Money... 79

Husserl, E. (1970). The Crisis of European Mulcahy, M. B. (2014). Purifying Islamic Eq-
Sciences and Transcendental Phenom- uities: The Interest Tax Shield. Inter­
enology: An Introduction to Phenomeno­ national Journal of Islamic and Middle
logical Philosophy. Northwestern Uni- Eastern Finance and Management, 7(4),
versity Press 473-484. https://doi.org/10.1108/
Ibrahim, A. A., Elatrash, R. J., & Farooq, M. IMEFM-11-2013-0120
O. (2014). Hoarding versus Circulation Nurindrasari, D., Triyuwono, I., & Mula-
of Wealth from the Perspective of Maqa- warman, A. (2018). Konsep Pengukuran
sid Al-Shari’ah. International Journal of Kinerja Berbasis Kesejahteraan Islam.
Islamic and Middle Eastern Finance and Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 9(3),
Management, 7(1), 6-21. https://doi. 394-416. https://doi.org/10.18202/ja-
org/10.1108/IMEFM-06-2012-0053 mal.2018.04.9024
Istan, M., & Fahlevi, M. (2020). The Effect Pokropski, M. (2019). Phenomenology and
of External and Internal Factors on Fi- Mechanisms of Consciousness: Con-
nancial Performance of Islamic Bank- sidering the Theoretical Integration
ing. Jurnal Ekonomi dan Studi Pemba­ of Phenomenology with a Mecha-
ngunan, 21(1), 137–145. https://doi. nistic Framework. Theory & Psycho­
org/10.18196/jesp.21.1.5036 logy, 29(5), 601–619. https://doi.
Jackson, C., Vaughan, D. R., & Brown, L. org/10.1177/0959354319868769
(2018). Discovering Lived Experienc- Priya, A. (2017). Phenomenological So-
es through Descriptive Phenomenolo- cial Research: Some Observations
gy. International Journal of Contempo­ from the Field. Qualitative Research
rary Hospitality Management, 30(11), Journal, 17(4), 294-305. https://doi.
3309-3325. https://doi.org/10.1108/ org/10.1108/QRJ-08-2016-0047
IJCHM-10-2017-0707 Ranse, J., Arbon, P., Cusack, L., Shaban,
Kamayanti, A. (2016). Metodologi Penelitian R. Z., & Nicholls, D. (2020). Obtain-
Kualitatif Akuntansi: Pengantar Religi­ ing Individual Narratives and Mov-
ositas Keilmuan. Yayasan Rumah Pe- ing to an Intersubjective Lived-Ex-
neleh. perience Description: A Way of
Kamla, R., & Alsoufi, R. (2015). Critical Doing Phenomenology. Qualitative Re­
Muslim Intellectuals’ Discourse and search, 20(6), 945–959. https://doi.
the Issue of “Interest” (Ribā): Impli- org/10.1177/1468794120905988
cations for Islamic Accounting and Riaz, U., Burton, B., & Monk, L. (2017).
Banking. Accounting Forum, 39(2), Perceptions on the Accessibility of Is-
140–154. https://doi.org/10.1016/j. lamic Banking in the UK—Challeng-
accfor.2015.02.002 es, Opportunities and Divergence in
Khir, M. F. A. (2016). Bilateral Rebate (Ibra’ Opinion. Accounting Forum, 41(4), 353-
Mutabadal) in Islamic Banking Opera- 374. https://doi.org/10.1016/j.ac-
tion: A Critical Appraisal. Internation­ cfor.2017.10.002
al Journal of Islamic and Middle East­ Roberts, B. E. (2019). Husserl’s Epoche and
ern Finance and Management, 9(3), the Way of the Sword: Exploring Path-
435-452. https://doi.org/10.1108/ ways into Phenomenological Inquiry.
IMEFM-07-2015-0085 Qualitative Research Journal, 19(4),
Khurram, S, Khurram, A, & Memon, M. A. 391-402. https://doi.org/10.1108/
(2019). Stakeholder Salience and Col- QRJ-02-2019-0022
laboration Decisions in Microfinance Sadr, S.K . (2015). The Role of Human Cap-
Organizations: Evidence from Develop- ital in Economic Development of the
ing Islamic Country’s Context. Strate­ Earliest Islamic Period. Internation­
gic Change: Briefings in Entrepreneurial al Journal of Islamic and Middle East­
Finance; 28(6), 479–497. https://doi. ern Finance and Management, 8(4),
org/10.1002/jsc.2300 398-417. https://doi.org/10.1108/
Mastrosimone, C. (2013). Introduction to the IMEFM-12-2014-0122
Practices and Institutions of Islamic Fi- Sai’in, S. (2018). Efektivitas Penggunaan
nance Between the Islamic World and Dana Pembiayaan Mudharabah oleh
the West. Journal of Global Policy and Nasabah Baitul Maal Wa Tamwil Al-
Governance, 2(1), 121–132. https://doi. Amin Marpoyan Pekanbaru. Al-Muqa­
org/10.1007/s40320-013-0025-4 yyad: Jurnal Ekonomi Syariah, 1(1),
80 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 12, Nomor 1, April 2021, Hlm 59-80

86–109. https://doi.org/10.46963/ Suharto, U. (2018). Riba and Interest in


jam.v1i1.52 Islamic Finance: Semantic and Ter-
Sanders, P. (1982). Phenomenology: A New minological Issue. International Jour­
Way of Viewing Organizational Re- nal of Islamic and Middle Eastern
search. The Academy of Management Finance and Ma­ nagement, 11(1),
Review, 7(3), 353–360. https://doi. 131–138. https://doi.org/10.1108/
org/10.2307/257327 IMEFM-08-2016-0109
Selim, M. (2020). Istisna’a Based Monetary Ullah, M. H., Khanam, R., & Tasnim, T.
Policy and Its Effectiveness in Achiev- (2018). Comparative Compliance Status
ing Full Employment and Price Sta- of AAOIFI and IFSB Standards: An Em-
bility. International Journal of Islamic pirical Evidence from Islami Bank Ban-
and Middle Eastern Finance and Man­ gladesh Limited. Journal of Islamic Ac­
agement, 13(4), 707-726. https://doi. counting and Business Research, 9(4),
org/10.1108/IMEFM-05-2019-0208 607-628. https://doi.org/10.1108/JI-
Shafii, Z., & Rahman, A. R. A. (2016). Issues ABR-11-2014-0040
on the Application of IFRS9 and Fair Velayutham, S. (2014). “Conventional” Ac-
Value Measurement for Islamic Finan- counting vs “Islamic” Accounting: The
cial Instruments. Journal of Islamic Ac­ Debate Revisited. Journal of Islamic Ac­
counting and Business Research, 7(3), counting and Business Research, 5(2),
202-214. https://doi.org/10.1108/JI- 126-141. https://doi.org/10.1108/JI-
ABR-03-2016-0031 ABR-05-2012-0026
Sifat, I. M., & Mohamad, A. (2018). From Wahyudi, I., & Sani, G. A. (2014). Interde-
Metal to Paper: Validating Paper Money pendence between Islamic Capital Mar-
from Islamic Perspective. International ket and Money Market: Evidence from
Journal of Ethics and Systems, 34(1), Indonesia. Borsa Istanbul Review, 14(1),
2-19. https://doi.org/10.1108/IJO- 32-47. https://doi.org/10.1016/j.
ES-06-2017-0090 bir.2013.11.001
Suandi, A. B. (2017). Classification of Prof- Ziakas, V., & Boukas, N. (2014). Contextu-
it-Sharing Investment Accounts: A alizing Phenomenology in Event Ma­
Survey of Financial Statements of nagement Research: Deciphering the
Islamic Banks in Asia. Internation- Meaning of Event Experiences. Inter­
al Journal of Islamic and Middle East­ national Journal of Event and Festival
ern Finance and Management, 10(3), Management, 5(1), 56-73. https://doi.
351-370. https://doi.org/10.1108/ org/10.1108/IJEFM-08-2012-0023
IMEFM-05-2015-0067

Anda mungkin juga menyukai