Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TENTANG KEMISKINAN DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :

HENDRA
EKO PRAYITNO
DECEU MARSHAL
M. APRIASYAH
FIKI ABDUL ROHMAN

PROGAM STUDI :

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN POLITIK


BANTEN RAYA
Jl. Raya Rangkasbitung Pandeglang No.16, Kabayan, Kec. Pandeglang,
Kabupaten Pandeglang, Banten 42212
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan


rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas

makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti. Tidak lupa sholawat serta
salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul Kemiskinan di


Pandeglang ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi
tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Tidak lupa ucapan terimakasih kami tujukan kepada pihak-pihak yang
turut mendukung terselesaikannya makalah ini,

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan


dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya.
Dan semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca

sekalian.

Hormat Kami,

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................
1.3 Tujuan Pembahasan ..................................................................................................
1.4 Manfaat ....................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian kemiskinan .............................................................................................
2.2 Konsep Kemiskinan .................................................................................................
2.3 Teori kemiskinan ......................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Penyebab Kemiskinan ..............................................................................................
3.2 Dampak Dari Kemiskinan Terhadap Masyarakat .....................................................

BAB 3 PENUTUP ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan. Kemiskinan lahir
bersamaan dengan keterbatasan sebagian manusia dalam mencukupi kebutuhannya.
Kemiskinan telah ada sejak lama pada hampir semua peradaban manusia. Pada setiap belahan
dunia dapat dipastikan adanya golongan konglomerat dan golongan melarat. Dimana
golongan yang konglomerat selalu bisa memenuhi kebutuhannya, sedangkan golongan yang
melarat hidup dalam keterbatasan materi yang membuatnya semakin terpuruk.

Pada sebagian besar pendapat manusia mengenai kemiskinan pada intinya mereka
berpendapat bahwa kemiskinan menggambarkan sisi negatif, yaitu pengamen yang membuat
tidak nyaman pengguna jalan raya, pengemis, gubuk kumuh dibawah jembatan layang yang
nampak tidak indah, mencemari sungai karena membuang sampah sembarangan,
penjambretan, penodongan, pencurian,dll. Dengan demikian, kemiskinan

Sangat indentik dengan kotor, kumuh, malas, sulit diatur, tidak disiplin, sumber
penyakit, kekacauan bahkan kejahatan.
Sebagai masalah yang menjadi isu global disetiap negara berkembang, wacana
kemiskinan dan pemberantasanya haruslah menjadi agenda wajib bagi para pemerintah
pemimpin negara. Peran serta pekerja sosial dalam menagani permasalahan kemiskinan sangat
diperlukan, terlebih dalam memberikan masukan (input) dan melakukan perencanaan strategis
tentang apa yang akan menjadi suatu kebijakan dari pemerintah.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang:
1. Bagaimana mengatasi kemiskinan di pandeglang?
2. Kenapa kemiskinan terjadi di pandeglang?
1.3 Tujuan Pembahasan
Tujuan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian kemiskinan
2. Mengetahui penyebab kemiskinan
3. Mengetahui keadaan kemiskinan di pandeglang
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui penyebab kemiskinan
2. Dapat mengetahui dampak kemiskinan
3. Dapat mengetahui cara menaggulang kemiskinan
4. Mengetahui upaya dan program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian kemiskinan


Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun
sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global.
Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang
lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari
sudut ilmiah yang telah mapan.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:


1. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangansehari-
hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini
dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
2. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini
termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari
kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak
dibatasi pada bidang ekonomi.
3. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna
"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di
seluruh dunia.
2.2 Konsep Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya
sendiri sesuai dengan taraf hidup kelompoknya dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga,
mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
Tiga dimensi (aspek atau segi) kemiskinan,yaitu:

1. Pertama, kemiskianan multidimensi artinya karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam,


maka kemiskiananpun memiliki banyak aspek. Diliahat dari kebijakan umum kemmiskinan
meliputi aspek primer yang berupa mikin akan asset-aset, organisaisi politik dan pengetahuan
serta keterampilan san aspek yang sekunder yang berupa miskin jaringan social dan sumber-
sumber keuangan dan informasi. Dimensi-dimensi kemiskinan tersebut memanifestasikan
dirinya dalam bentuk kekurangan gizi,air dan perumahan yang tidak sehat dan perawatan
kesehatan yang kurang baik serta pendisikan yang juga kurang baik .
2. Kedua, Aspek kemiskinan tadi saling berkaitan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hal ini berarti bahwa kemajuan atau kemunduran pada salah satu aspek dapat mempengaruhi
kemajuan atau kemunduran pada aspek lainnya.
3. Ketiga, bahwa yang miskin adalah manusianya baik secara individual mupun kolektif.
Kita seering mendengar perkataan kemiskinan pesesaan (rural proferty) dan sebagainya,
namun ini bukan desa atau kota, an sich yang mengalami kemiskianan tetapi orang – orang
atau penduduk atau juga manusianya yang menderita miskin jadi miskin adalah orang-
orangnya penduduk atau manusianya.
Adapun ciri-ciri kemiskinan pada umumnya adalah.
a. Pertama pada umumya mereka tidak memiliki factor produksi seperti tanah modal
ataupun keterampilan sehingga kemmpuan untuk memperoleh pendapatan menjadi
terbatas.
b. Kedua mereka tidak memmiliki kemungkinan untk memperoleh asset produksi dengan
kekuatan sendiri.
c. Ketiga tingkat poendidikan rendah waktu mereka tersita untuk mencari nafkah dan
mendapatkan pendapatan penghasilan.
d. Keempat kebanyakan mereka tinggal di pedesaan.
e. Kelima mereka yang hidup di kota masih berusia muda dan tidak didujung oleh
keterampilan yang memadai
2.3 Teori Kemiskinan
Teori Kemiskinan Sharp, et al (1996) dalam Mudrajat Kuncoro (2004) mencoba
mengidentifikasikan penyebab kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi. Pertama, secara mikro
kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pada kepemilikan sumberdaya yang
menyebabkan distribusi pendapatan yang 17 timpang. Penduduk miskin hanya memiliki
sumberdaya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah. Kedua, kemiskinan muncul akibat
perbedaan dalam kualitas sumberdaya manusia. Kualitas sumberdaya manusia rendah berarti
produktivitasnya rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah. Rendahnya kualitas sumberdaya
manusia ini karena rendahnya pendidikan, nasib kurang beruntung, adanya diskriminasi atau
karena keturunan. Ketiga, kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal. Ketiga
penyebab kemiskinan ini bermuara pada teori lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of
poverty). Teori ini ditemukan oleh Ragnar Nurkse (1953) dalam Kuncoro, 2004, yang
mengatakan: ”a poor country is poor because it is poor” (Negara miskin itu miskin karena dia
miskin).

Adanya keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal menyebabkan


rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas mengakibatkan rendahnya pendapatan yang
mereka terima. Rendahnya pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan
investasi. Rendahnya investasi berakibat pada keterbelakangan. Oleh karena itu, setiap usaha
untuk mengurangi kemiskinan seharusnya diarahkan untuk memotong lingkaran dan perangkap
kemiskinan ini (Mudrajad Kuncoro, 2004).

Berikut gambar lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of poverty): 18


Menurut pendapatnya inti dari lingkaran setan kemiskinan adalah keadaan-keadaan yang
menyebabkan timbulnya hambatan terhadap terciptanya pembentukan modal yang tinggi. Di satu
pihak pembentukan modal ditentukan oleh tingkat tabungan dan di lain pihak oleh perangsang
untuk menanam modal. Di Negara berkembang kedua faktor itu tidak memungkinkan
dilaksanakannya tingkat pembentukan modal yang tinggi. Jadi, menurut pandangan Nurkse,
terdapat dua jenis lingkaran setan kemiskinan yang menghalangi negara berkembang mencapai
pembangunan yang pesat yaitu dari segi penawaran modal dan permintaan modal. Dari segi
penawaran modal lingkaran setan kemiskinan dapat dinyatakan sebagai berikut. Tingkat
pendapatan masyarakat rendah yang diakibatkan oleh tingkat produktivitas yang rendah,
menyebabkan kemampuan masyarakat untuk menabung juga rendah. Ini akan menyebabkan
suatu negara menghadapi Perkembangan teknologi Permintaan rendah Produktivitas rendah
Kesehatan menurun Pendapatan rill rendah Banyak sumber alam yang tidak dieksploitasi
Tabungan rendah Buta huruf tinggi Investasi rendah 19 kekurangan barang modal dan dengan
demikian tingkat produktivitasnya akan tetap rendah yang akan mempengaruhi kemiskinan. Dari
segi permintaan modal, corak lingkaran setan kemiskinan mempunyai bentuk yang berbeda di
setiap negara.

Di negara-negara miskin perangsang untuk melaksanakan penanaman modal rendah karena


luas pasar untuk berbagai jenis barang terbatas, dan hal ini disebabkan oleh pendapatan
masyarakat rendah. Sedangkan pendapatan masyarakat yang rendah disebabkan oleh
produktivitasnya rendah ditunjukkan oleh pembentukan modal yang terbatas pada masa lalu dan
mengakibatkan pada masa yang akan datang. Pembentukan modal yang terbatas ini disebabkan
oleh kekurangan perangsang untuk menanam modal, sehingga kemiskinan tidak berujung pada
pangkalnya.

Menurut Budhi (2013) yang mengutip pendapat Chambers bahwa ada lima
“ketidakberuntungan” yang melingkari orang atau keluarga miskin yaitu sebagai berikut:

a. Kemiskinan (poverty) memiliki tanda-tanda sebagai berikut: rumah mereka reot dan dibuat
dari bahan bangunan yang bermutu rendah, perlengkapan yang sangat minim, ekonomi
keluarga ditandai dengan ekonomi gali lubang tutup lubang serta pendapatan yang tidak
menentu.
b. Masalah kerentanan (vulnerability), kerentanan ini dapat dilihat dari ketidakmampuan
keluarga miskin menghadapi situasi darurat. Perbaikan ekonomi yang dicapai dengan susah
payah sewaktu-waktu dapat lenyap ketika penyakit menghampiri keluarga mereka yang
membutuhkan biaya pengobatan dalam jumlah yang besar.
c. Masalah ketidakberdayaan. Bentuk ketidakberdayaan kelompok miskin tercermin dalam
ketidakmampuan mereka dalam menghadapi elit dan para birokrasi dalam menentukan
keputusan yang menyangkut nasibnya, tanpa memberi kesempatan untuk mengaktualisasi
dirinya.
d. Lemahnya ketahanan fisik karena rendahnya konsumsi pangan baik kualitas maupun
kuantitas sehingga konsumsi gizi mereka sangat rendah yang berakibat pada rendahnya
produktivitas mereka.
e. Masalah keterisolasian. Keterisolasian fisik tercermin dari kantong-kantong kemiskinan
yang sulit dijangkau sedang keterisolasian sosial tercermin dari ketertutupan dalam integrasi
masyarakat miskin dengan masyarakat yang lebih luas.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penyebab Kemiskinan
Penyebab kemiskinan sangat kompleks, sehingga perspektif dalam melihat berdasarkan
persoalan real dalam masyarakat tersebut. Persoalan real dalam masyarakat biasanya karena
adanya kecacatan individual dalam bentuk kondisi dari kelemahan biologis, psikologis,
maupun kultural sehingga dapat menghalanginya untuk memperoleh peruntungan untuk dapat
memajukan hidupnya. Kelompok yang masuk dalam golongan yang tidak beruntung, yaitu
kemiskinan fisik yang lemah, kerentaan, keterisolasian dan ketidakberdayaan.
Pada umumnya di Negara Indonesia penyebab-penyebab kemiskinan adalah sebagai berikut:
a. Kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia
b. Tidak meratanya pendapatan penduduk pandeglang
c. Tingakat pendidikan masyarakat yang rendah
d. Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
e. Biaya kehidupan yang tinggi.
f. Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
g. Kurangnya perhatian dari pemerintah
Masalah kemiskinan bisa dibilang menjadi maslah Negara yang semakin berkembang
setiap tahunnya dan pemerintah sampai sekarang belum mampu mengatasi masalah tersebut.
Kurangnya perhatian pemerintah akan maslah ini mungkin menjadi salah satu penyebnya.

Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:


 penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin.
 penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga.
 penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan
kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar.
 penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk
perang, pemerintah, dan ekonomi.
 penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari
struktur sosial
3.2 Dampak Dari Kemiskinan Terhadap Masyarakat
Banyak dampak yang terjadi yang disebabkan oleh kemiskinan diantaran adalah sebagai
berikut:
 Kesejahteraan masyarakat sangat jauh dari sangat rendah Ini berarrti dengan adanya
tingkat kemiskian yang tinggi banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki
pendapatan yang mencukupi kebutuhan hidup masyarakat.
 Tingkat kematian meningkat, ini dimksudkan bahwa masy6arakat Indonesia banyak yang
menagalmi kemtain akibat kelaparan atau melakukan tindakan bunuh diri karena tidak
kuat dalam menjalani kemiskinan yang di alami.
 Banyak penduduk Indonesia yang kelaparan karena tidak mampu untuk membeli kebutuha
akan makanan yang merka makan sehari-hari.
 Tidak bersekolah (tingkat pendidikan yang rendah) ini menyebnabkan masyarakat si
Indonesia tidak mempunyai ilmu yang cukup untuk memperoleh pekerjaan dan tidak
memiliki keterampilan yang cukup untuk memperoleh pendapatan.
 Tingakat kejahatan meningkat , Masyarakat Indonesia jadi terdesak untuk memperoleh
pendapatan dengan cara-cara kejahatan karena dengan cara yang baik mereka tidak
mempunyai modal yaitu ilmu dan ketermpilan yang cukup.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap
kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa
semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan
semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari
pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah
tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama
yang romantis baik dari pemerintah, nonpemerintah dan semua lini masyarakat. Dengan
digalakkannya hal ini, tidak perlu sampai 2030 kemiskinan akan mencapai hasil yang
seminimal mungkin.

3.2 Saran
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih
kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi
zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam
pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.
DAFTAR PUSTAKA

Suharto, Eko Ph.D.( 2009), “ Kemiskinan & Perlindungan Sosial di Indonesia, Menggagas
Model Jaminan Sosial Universal Bidang Kesehatan”,: Bandung

Edi Suharto. Phd. Konsep Kemiskinan dan Strategi Penanggulangannya.

Sukirno Sadono, Ekonomi Pembangunan, Depok, Lembaga penerbit fakultas ekonomi


universitas Indonesia,1978

BPS Provinsi DKI Jakarta. 2009. Jakarta Dalam Angka 2009. Jakarta : BPS Provinsi DKI
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai