DISUSUN OLEH :
HENDRA
EKO PRAYITNO
DECEU MARSHAL
M. APRIASYAH
FIKI ABDUL ROHMAN
PROGAM STUDI :
makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti. Tidak lupa sholawat serta
salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW.
sekalian.
Hormat Kami,
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................
1.3 Tujuan Pembahasan ..................................................................................................
1.4 Manfaat ....................................................................................................................
Pada sebagian besar pendapat manusia mengenai kemiskinan pada intinya mereka
berpendapat bahwa kemiskinan menggambarkan sisi negatif, yaitu pengamen yang membuat
tidak nyaman pengguna jalan raya, pengemis, gubuk kumuh dibawah jembatan layang yang
nampak tidak indah, mencemari sungai karena membuang sampah sembarangan,
penjambretan, penodongan, pencurian,dll. Dengan demikian, kemiskinan
Sangat indentik dengan kotor, kumuh, malas, sulit diatur, tidak disiplin, sumber
penyakit, kekacauan bahkan kejahatan.
Sebagai masalah yang menjadi isu global disetiap negara berkembang, wacana
kemiskinan dan pemberantasanya haruslah menjadi agenda wajib bagi para pemerintah
pemimpin negara. Peran serta pekerja sosial dalam menagani permasalahan kemiskinan sangat
diperlukan, terlebih dalam memberikan masukan (input) dan melakukan perencanaan strategis
tentang apa yang akan menjadi suatu kebijakan dari pemerintah.
Menurut Budhi (2013) yang mengutip pendapat Chambers bahwa ada lima
“ketidakberuntungan” yang melingkari orang atau keluarga miskin yaitu sebagai berikut:
a. Kemiskinan (poverty) memiliki tanda-tanda sebagai berikut: rumah mereka reot dan dibuat
dari bahan bangunan yang bermutu rendah, perlengkapan yang sangat minim, ekonomi
keluarga ditandai dengan ekonomi gali lubang tutup lubang serta pendapatan yang tidak
menentu.
b. Masalah kerentanan (vulnerability), kerentanan ini dapat dilihat dari ketidakmampuan
keluarga miskin menghadapi situasi darurat. Perbaikan ekonomi yang dicapai dengan susah
payah sewaktu-waktu dapat lenyap ketika penyakit menghampiri keluarga mereka yang
membutuhkan biaya pengobatan dalam jumlah yang besar.
c. Masalah ketidakberdayaan. Bentuk ketidakberdayaan kelompok miskin tercermin dalam
ketidakmampuan mereka dalam menghadapi elit dan para birokrasi dalam menentukan
keputusan yang menyangkut nasibnya, tanpa memberi kesempatan untuk mengaktualisasi
dirinya.
d. Lemahnya ketahanan fisik karena rendahnya konsumsi pangan baik kualitas maupun
kuantitas sehingga konsumsi gizi mereka sangat rendah yang berakibat pada rendahnya
produktivitas mereka.
e. Masalah keterisolasian. Keterisolasian fisik tercermin dari kantong-kantong kemiskinan
yang sulit dijangkau sedang keterisolasian sosial tercermin dari ketertutupan dalam integrasi
masyarakat miskin dengan masyarakat yang lebih luas.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penyebab Kemiskinan
Penyebab kemiskinan sangat kompleks, sehingga perspektif dalam melihat berdasarkan
persoalan real dalam masyarakat tersebut. Persoalan real dalam masyarakat biasanya karena
adanya kecacatan individual dalam bentuk kondisi dari kelemahan biologis, psikologis,
maupun kultural sehingga dapat menghalanginya untuk memperoleh peruntungan untuk dapat
memajukan hidupnya. Kelompok yang masuk dalam golongan yang tidak beruntung, yaitu
kemiskinan fisik yang lemah, kerentaan, keterisolasian dan ketidakberdayaan.
Pada umumnya di Negara Indonesia penyebab-penyebab kemiskinan adalah sebagai berikut:
a. Kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia
b. Tidak meratanya pendapatan penduduk pandeglang
c. Tingakat pendidikan masyarakat yang rendah
d. Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
e. Biaya kehidupan yang tinggi.
f. Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
g. Kurangnya perhatian dari pemerintah
Masalah kemiskinan bisa dibilang menjadi maslah Negara yang semakin berkembang
setiap tahunnya dan pemerintah sampai sekarang belum mampu mengatasi masalah tersebut.
Kurangnya perhatian pemerintah akan maslah ini mungkin menjadi salah satu penyebnya.
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap
kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa
semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan
semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari
pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah
tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama
yang romantis baik dari pemerintah, nonpemerintah dan semua lini masyarakat. Dengan
digalakkannya hal ini, tidak perlu sampai 2030 kemiskinan akan mencapai hasil yang
seminimal mungkin.
3.2 Saran
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih
kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi
zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam
pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.
DAFTAR PUSTAKA
Suharto, Eko Ph.D.( 2009), “ Kemiskinan & Perlindungan Sosial di Indonesia, Menggagas
Model Jaminan Sosial Universal Bidang Kesehatan”,: Bandung
BPS Provinsi DKI Jakarta. 2009. Jakarta Dalam Angka 2009. Jakarta : BPS Provinsi DKI
Jakarta