Anda di halaman 1dari 40

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melindungi serta menyertai penulis
dalam meyelesaikan tugas Lensa Fisika. Penulis juga berterima kasih kepada Ibu Selvi
yang telah memberikan tugas serta membimbing penulis dalam mengutarakan dan
mendeskripsikan tugas ini. Lensa Fisika merupakan suatu kumpulan materi mengenai
Gelombang dan Optika yang dipelajari pada siswa SMA khususnya kelas XII.Tugas ini
memuat materi-materi fisika secara kontekstual dengan tujuan agar pembaca bisa
mengerti gejala-gejala Gelombang dan Optika dalam kehidupan sehari-hari.
Tak ada gading yang tak retak demikianlah bunyi peribahasa. Oleh karena itu penulis
meminta maaf apabila ada hal yang kurang relevan dalam konteks materi Gelombang dan
Optika. Selain itu, penulis berharap saran dan kritik membangun yang berguna untuk
perbaikan-perbaikan selanjutnya.

Manado, September 2012


Penulis




2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. 1
DAFTAR ISI ... 2
PENDAHULUAN ... 3
Latar Belakang ... 3
Rumusan masalah 3
Tujuan 3
PEMBAHASAN ...... 4
Gelombang .. 4
Gelombang Elektromagnetik (cahaya) .13
Gelombang Bunyi .. 24
PENUTUP .. 37
Kesimpulan .... 37
Saran .... 37
DAFTAR PUSTAKA.......... 38
KRITERIA PENILAIAN ..... 39




3
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu kita sering mengalami peristiwa-peristiwa alam baik
kita sadari maupun tidak merupakan suatu gejala gejala Gelombang dan Optika. Peristiwa
terjadinya pelangi, cermin, kaca mata, SONAR, CT scan, dan lain-lain merupakan gejala-
gejala Gelombang dan Optika. Gejala-gejala yang berkaitan dengan gelombang dan
optika mampu di jelaskan dengan penerapan konsep fisika. Fisika seperti hal nya ilmu
eksakta lainnya, yang kurang mampu di pahami oleh siswa baik tingkat SD bahkan
sampai perguruan tinggi tidak terkecuali SMA konsep-konspe ilmu eksakta yang abstrak
yang menurunkan minat siswa dalam mempelajarinya terutama fisika.
Oleh karena itu, penulis mencoba membuat materi fisika secara konstektual
dengan mengangkat peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Kemudian
menjelaskannya dalam konsep-konsep fisika.

Rumusan Masalah
Apa saja gejala-gejala gelombang yang terjadi disekitar kita?

Tujuan
Dengan adanya materi konstektual yang di buat oleh penulis, di harapkan akan
berguna untuk lebih memahami materi an gelombang optika bagi khalayak ramai
sehingga kita semua bis menyukai fisika. Selain itu, pembuatan tugas ini bertujuan untuk
menjelaskan materi maupun konsep gelombang dan optika secara garis besar walaupun
bukan merupakan konstektual.




4
GELOMBANG


1). Pengertian Gelombang
Gelombang adalah usikan yang merambat secara terus menerus . Medium yang
dilalui gelombang tidak ikut berpindah Gelombang memindahkan energi .


2). Besaran Dasar Gelombang
Y arah rambat ( v)
A P T



0 Q S U


-A R

a), Panjang Gelombang ()
adalah jarak antara dua puncak bearurutan ( jarak PT ) atau jarak sebuah puncak dan
sebuah lembah ( jarak OS atau jarak QU) atau jarak dua lembah berurutan
b). Pereode (T)
adalah waktu yang diperlukan gelombang untuk menempuh satu panjang gelombang (
satu gelombang )
c). Cepat rambat (v)
adalah jarak yang ditempuh gelombang tiap satuan waktu
d). Frekuensi (f)
adalah banyak gelombang tiap satuan waktu
e). Amplitudo ( A)
adalah simpangan maksimum partikel yang dilalui gelombang

* Hubungan freakuensi (f) dengan pereode (T)
.f = n/t n = f.t dan T = t/n n = t/T

f.t = t/T f = 1/T jadi frekuensi gelombang berbanding terbalik
dengan pereodenya.
* Hubungan cepat rambat (v), pereode (T) dan panjang gelombang () adalah :

. v =
t
s


Gelombang air pada kolam ikan



5
Jika s = panjang gelombang (), maka t = pereode (T), sehingga cepat rambat
gelombang


.

3). Sifat umum Gelombang
a). dapat dipantulkan ( refleksi )
b). dapat dibiaskan ( refraksi )
c). dapat dipadukan ( interferensi )
d). dapat dilenturkan ( difraksi )
e). dapat dipolarisasikan ( khusus gelombang transversal )

4). Macam Gelombang
Berdasarkan sifat fisiknya gelombang menjadi sebagai berikut :
a). Berdasarkan arah getarnya, gelombang dikelompokkan menjadi :
1. Gelombang Transversal, yaitu gelombang yang arah getarnya tegak lurus arah
rambat. Contohnya : gelombang pada tali, permukaan air , dll



2. Gelombang Longitudinal, yaitu gelombang yang arah getarnya berimpit dengan
arah rambatnya. Contohnya : gelombang bunyi, gelombang pada pegas






b). Berdasarkan Mediumnya, gelombang dikelompokan menjadi :
1. Gelombang Mekanik, yaitu gelombang yang perambatannya memerlukan
medium. Contohnya: gelombang bunyi, gelombang permukaan air dll.




2. Gelombang Elektromagnetik, yaitu gelombang yang perambatanya tidak
memerlukan medium. Contohnya : gelombang cahaya, gelombang TV,
gelombang radio dll.
. v = /T = .f
Gambar di samping menunjukan contoh gelombang
longitudinal yakni gelombang bunyi dimana speaker tape
mengeluatkan bunyi musik yang searah dengan arah
rambat
Gambar usikan kolam di samping
merupakan contoh gelombang transversal.
Dawai yang dipetik menghasilkan bunyi yang
bias kita dengar akibat adaya udara sebagai
medium rambatnya. Sehingga kita tidak bias
mendengar bunyi apaun di ruang hampa.



6


c). Berdasarkan Amplitudonya, gelombang dikelompokkan menjadi :
1. Gelombang Berjalan, yaitu gelombang yang amplitudonya disetiap titik sama.
Contohnya : gelombang pada tali, gelombang permukaan air dll




2. Gelombang Berdiri atau gelombang Stasioner, yaitu gelombang yang
amplitudonya disetiap titik berbeda. Gelombang stasioner dihasilkan oleh
interferensi 2 gelombang yang amplitudo, panjang gelombang, dan frekuensi
sama , dan berlawanan arah . ( dihasilkan oleh interferensi gelombang datang dan
gelombang pantul )

Untuk mempermudah simaklah skema berikut.























A. GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG STASIONER
1). Persamaan Gelombang Berjalan.
a). Persamaan Simpangan Gelombang Jalan

Y .arah rambat (v)


O P
Berdasarkan
G. Transversal
G. Longitudinal
G. Mekanik
G. Elektro
Amplitudo
G. Berdiri
G.Berjalan
Medium
Arah Getar
GELOMBANG
Pertukaran data menggunakan bluetooth merupakan
penggunaan gelombang elektromagnetik.Dimana, data
terkirim ke HP sebelahnya dengan menggunakan
transmisi gelombang tanpa medium atau pearntara
apapun.Jadi kita bisa mengirim data menggunakan
bluetooth dari laut bahkan luar angkasa.
Ketika kita menghentakan tali
terbentuk gelombang yang
memiliki ouncak yang identik
(Amplitudonya sama)



7
.x



Gelombang tali merambat dari O ke kanan, maka pada saat titik O telah bergetar t
maka titik P bergetar t
p
= t -
v
x
, maka persamaan simpangan gelombang berjalan di P
adalah : y
p
= A sin w t
p




y
p
= A sin ( t -
v
x

y
p
= A sin( t
v
x w.
)
y
p
= A sin(t 2
Tv
x
)
y
p
= A sin( t 2x/ )

y
p
= A sin(t kx)


Secara Umum Persamaan Simpangan gelombang berjalan ditulis :

. y
p
= A sin( t kx)

k = bilangan gelombang =

t 2

b). Persamaan Kecepatan Simpangan Gelombang ( kecepatanpartikel medium)
Kecepatan simpangan gelombang merupakan turunan pertama dari persamaan
simpangan gelombang ( ingat persamaan simpangan getar pada GHS )

. v
y
= d( y
p
)/dt
. v
y
= A cos (t kx)


.c). Persaam percepatan simpangan gelombang
Merupakan turunan pertama dari persamaan kecepatan simpangan gelombang

. a
y
= d( v
p
)/dt
. a
y
= -
2
A sin ( t kx)


.d). Fase, sudut fase dan beda fase

Fase gelombang adalah perbandingan antara waktu bergetar dengan periode atau
perbadingan sudut fase dengan sudut 1 putaran )

m =
t
u
2
=
T
t


Beda fase antara dua titik yang dilalui gelombang adalah selisih fase kedua titik
tersebut
Am
AB
=
T
tB
-
T
tA




8


Am
AB
=
Tv
xB tv
-
Tv
xA tv

Am
AB
= - (

xA xB
)
Dua titikdikatakan sefase jika jarak kedua titik merupakan kelipatan bulat dari
panjang gelombangnya. ( x
B
-x
A
= n. dengan n= 0,1,2,3,..).Dua titikdikatakan
berlawanan fase jika jarak kedua titik merupakan kelipatan ganjil dari setengah
panjang gelombangnya. ( x
B
-x
A
= (2n +1) .1/2 dengan n= 0,1,2,3,..). Sudut
fase () adalah hasil kali antara sudut 1 putaran dengan fase gelombang
. = 2. m =
T
t t 2


2). Persamaan Gelombang Stasioner

Gelombang stasioner dihasilkan oleh interferensi dua gelombang berjalan
dengan freakuensi dan amplitudo sama serta berlawanan arah.Gelombang stasioner
yang dihasilkan oleh interferensi gelombang datang dan gelombang pantul pada tali

a). Gelombang stasioner pada tali ujung tetap

y
d
= A sin (kx+ t)


S x

Y
p
= -A sin ( kx t + ) =A sin (kx- t)

Gelombang datang ( y
d
), berinterferensi dengan gelombang pantul ( y
p
), di S yang
berjarak x dari ujung tetap. Maka persamaan gelombang stasioner di S adalah :
y
s
= y
d
+ y
p

y
s
= A sin ( kx +t) + A sin (kx- t)

y
s
= 2A sin kx cos t ( ingat sin a + sin b = 2 sin (a+b)cos (a-b) )

A
s
= 2A sin kx ( amplitudo gelombang stasioner, tergantung pada jarak titik ke
ujung tetap (x))
Tempat tempat perut ( As = 2A ) adalah
As = 2A sin kx
2A = 2A sin kx
kx = t , 3/2 t ,5/2 t ,7/2 t ,.

t 2
x = t , 3/2 t ,5/2 t ,7/2 t ,.
.x = ( 1,3,5,7, ) dari ujung tetap
x = ( 2n- 1) dari ujung tetap ( n = 1,2,3 )
Tempat-tempat simpul ( As = 0 ) adalah
As = 2A sin kx
0 = 2A sin kx
kx = 0, t , 2 t ,3 t ,4 t ,.

t 2
x = 0, t , 2 t ,3 t ,4 t ,.
.x = ( 1,2,3,4, ) dari ujung tetap
x = ( 2n ) dari ujung tetap ( n = 0,1,2,3, )

b). Gelombang stasioner pada tali ujung bebas



9


y
d
= A sin ( kx +t )


S x

Y
p
= -A sin ( kx -t)

Gelombang datang ( y
d
), berinterferensi dengan gelombang pantul ( y
p
), di S yang
berjarak x dari ujung bebas. Maka persamaan gelombang stasioner di S adalah :
y
s
= y
d
+ y
p

y
s
= A sin ( kx +wt) - A sin ( kx -t )


y
s
= 2A cos kx sin t ( ingat sin a - sin b = 2 cos (a+b)sin (a-b) )

A
s
= 2A cos kx ( amplitudo gelombang stasioner, tergantung pada jarak titik ke
ujung tetap (x))

Tempat tempat perut ( As = 2A ) adalah
As = 2A cos kx
2A = 2A cos kx
kx = 0, t , 2 t ,3 t ,4 t ,.

t 2
x = 0, t , 2 t ,3 t ,4 t ,.
.x = ( 1,2,3,4, ) dari ujung bebas
x = ( 2n ) dari ujung bebas ( n = 0,1,2,3, )

Tempat-tempat simpul ( As = 0 ) adalah
As = 2A cos kx
0 = 2A cos kx
kx = t , 3/2 t ,5/2 t ,7/2 t ,.

t 2
x = t , 3/2 t ,5/2 t ,7/2 t ,.
.x = ( 1,3,5,7, ) dari ujung bebas
x = ( 2n-1) dari ujung bebas ( n = 1,2,3 )


GEJALA GELOMBANG
Ada berberapa gejalagelombang berlaku umum, baik untuk gelombang mekanik
maupun elektromagnetik. Gejala tersebut adalah:

1. Dispersi Gelombang
Ketika Kita menyentakkan ujung tali naik-turun (setengah getaran), sebuah pulsa
transversal merambat melalui tali (tali sebagai medium).Sesungguhnya bentuk pulsa
berubah ketika pulsa merambat sepanjang tali, pulsa tersebar atau mengalami dispersi
(perhatikan Gambar di bawah).Jadi, dispersi gelombang adalah perubahan bentuk
gelombang ketika gelombang merambat suatu medium.

Getaran di tali yang
berubah menimbulkan
dipersi gelombang



10
Kebanyakan medium nyata di mana gelombang merambat dapat kita dekati
sebagai medium non dispersi.Dalam medium non dispersi, gelombang dapat
mempertahankan bentuknya.Sebagai contoh medium non dispersi adalah udara sebagai
medium perambatan dari gelombang bunyi.Gelombang-gelombang cahaya dalam vakum
adalah nondispersi secara sempurna.Untuk cahaya putih (polikromatik) yang dilewatkan
pada prisma kaca mengalami dispersi sehngga membentuk spektrum warna-warna
pelangi. Apakah yang bertanggungjawab terhadap dispersi gelombang cahaya ini? Tentu
saja dispersi gelombang terjadi dalam prisma kaca karena kaca termasuk medium dispersi
untuk gelombang cahaya.

2. Pemantulan gelombang
Pemantulan adalah pembalikan arah rambat gelombang karena mengenai bidang
pantul (bidang batas dua medium).Sifat pemantulan gelombang mengikuti hukum Snelius
tentang pemantulan.Pada peristiwa pemantulan, gelombang tidak mengalami perubahan
panjang gelombang, cepat rambat, frekuaensi dan amplitudo, tetapi hanya mengalami
perubahan arah rambat.


3. Pembiasan Gelombang
Pembiasan Gelombang adalah pembelokan arah rambat gelombanmg karena
melalui bidang batas dua medium. Pada peristiwa pembiasan cepat rambat dan panjnag
gelombang mengalami perubahan sedangkan frekuensi gelombang tetap. Pembiasan
gelombang mengikuti hukum Snelius tentang Pembiasan.

- Sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada satu
bidang datar
- Jika gelombang datang dari medium renggang ke medium rapat
dibiaskan mendekati garis normal , dan jika sinar datang dari
medium rapat ke medium renggang dibiaskan menjauhi garis
normal
- Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias
merupakan suatu tetapan yang besarnya merupan indeaks bias
relatif kedua medium

r
i
sin
sin
=
1
2
n
n
=
2
1
v
v
=
2
1




renggang
.i i Udara(n
u
)


r r rapat
Air(n
a
)

.i = 0
o
r< .i r <.i

Pemantulan Sempurna

Gambar yang terbentuk pada cermin merupakan
contoh aplikasi pemantulan gelombang dalam
hal ini gelombang cahaya. Akibatnya kita bisa
melihat bayangan kita pada cermin



11

renggang
.r Udara(n
u
)


.i i
k
u u rapat
Air(n
a
)


.
Sudut bias lebih besar sudut datang. Sudut datang yang menyebabkan sudut
terbias 90
o
disebut sudut kritis. Jika sudut datang melebihi sudut kritis maka
terjadi pemantulan sempurna.
Jadi syarat terjadinya pemantulan sempurna adalah :
1). Gelombang datang dari mediumrapat ke rengggang
2). Sudut datang lebih besar sudut kritis

Besar sudut kritis adalah :
r
i
sin
sin
=
1
2
n
n

90 sin
sin
k
i
=
1
2
n
n
sin i
k =
1
2
n
n


Pembiasan gelombang pada permukaan air


4. Difraksi Gelombang
Di dalam suatu medium yang sama, gelombang merambat lurus. Oleh karena itu,
gelombang lurus akan merambat ke seluruh medium dalam bentuk gelombang lurus juga.
Hal ini tidak berlaku bila pada medium diberi penghalang atau rintangan berupa
celah.Untuk ukuran celah yang tepat, gelombang yang datang dapat melentur setelah
melalui celah tersebut.Lenturan gelombang yang disebabkan oleh adanya penghalang
berupa celah dinamakan difraksi gelombang.
Jika penghalang celah yang diberikan oleh lebar, maka difraksi tidak begitu jelas
terlihat.Muka gelombang yang melalui celah hanya melentur di bagian tepi celah. Jika
penghalang celah sempit, yaitu berukuran dekat dengan orde panjang gelombang, maka
difraksi gelombang sangat jelas. Celah bertindak sebagai sumber gelombang berupa titik,
dan muka gelombang yang melalui celah dipancarkan berbentuk lingkaran-lingkaran
dengan celah tersebut sebagai pusatnya.



5. Interferensi gelombang
Tampilan patahan
pada sedotan di
samping merupakan
peristiwa pembiasan
yang terjadi.
Walupun sebenarnya
sedotan tersebut
lurus.
Penghalang
Aliran air
Penghalang
menciptakan
difraksi
gelombang
pada aliran air



12
Jika pada suatu tempat bertemu dua buah gelombang, maka resultan gelombang di
tempat tersebut sama dengan jumlah dari kedua gelombang tersebut. Peristwa ini di sebut
sebagai prinsip superposisi linear. Gelombang-gelombang yang terpadu akan
mempengaruhi medium. Nah, pengaruh yang ditimbulkan oleh gelombang-gelombang
yang terpadu tersebut disebut interferensi gelombang.
Ketika mempelajari gelombang stasioner yang dihasilkan oleh superposisi antara
gelombang datang dan gelombang pantul oleh ujung bebas atau ujung tetap, Kita
dapatkan bahwa pada titik-titik tertentu, disebut perut, kedua gelombang saling
memperkuat (interferensi konstruktif), dan dihasilkan amplitudo paling besar, yaitu dua
kali amplitudo semuala. Sedangkan pada titik-titik tertentu, disebut simpul, kedua
gelombang saling memperlemah atau meniadakan (interferensi destruktif), dan
dihasilkan amplitudo nol.
Dengan menggunakan konsep fase, dapat kita katakan bahwa interferensi
konstruktif (saling menguatkan) terjadi bila kedua gelombang yang berpadu memiliki
fase yang sama. Amplitudo gelombang paduan sama dengan dua kali amplitudo tiap
gelombang. Interferensi destruktif (saling meniadakan) terjadi bila kedua gelombang
yang berpadu berlawanan fase. Amplitudo gelombang paduan sama dengan nol.
Interferensi konstruktif dan destruktif mudah dipahami dengan menggunakan ilustrasi
pada Gambar 1.24.

Gambar 1.24. Interferensi Konstruktif
6. Polarisasi Gelombang
Pemantulan, pembiasan, difraksi, dan interferensi dapat terjadi pada gelombang
tali (satu dimensi), gelombang permukaan air (dua dimensi), gelombang bunyi dan
gelombang cahaya (tiga dimensi). Gelombang tali, gelombang permukaan air, dan
gelombang cahaya adalah gelombang transversal, sedangkan gelombang bunyi adalah
gelombang longitudinal. Nah, ada satu sifat gelombang yang hanya dapat terjadi pada
gelombang transversal, yaitu polarisasi.Jadi, polarisasi gelombang tidak dapat terjadi
pada gelombang longitudinal, misalnya pada gelombang bunyi.
Fenomena polarisasi cahaya ditemukan oleh Erasmus Bhartolinus pada tahun
1969. Dalam fenomena polarisasi cahaya, cahaya alami yang getarannya ke segala arah
tetapi tegak lurus terhadap arah merambatnya (gelombang transversal) ketika melewati
filter polarisasi, getaran horizontal diserap sedang getaran vertikal diserap sebagian (lihat
Gambar 1.25). Cahaya alami yang getarannya ke segala arah di sebut cahaya tak
terpolarisasi, sedang cahaya yang melewati polaroid hanya memiliki getaran pada satu
arah saja, yaitu arah vertikal, disebut cahaya terpolarisasi linear.




13
Gambar 1.25. Polarisasi cahaya pada Polaroid




14
GELOMBANG
ELEKTROMAGNETIK
(CAHAYA)

Cahaya merupakan radi asi gel ombang el ekt romagnet i k yang dapat
di det eksi mat a manusi a. Karena itu, cahaya selain memiliki sifat-sifat gelombang
secara umummisal dispersi, interferensi, difraksi, dan polarisasi, juga memiliki sifat-sifat
gelombang elektromagnetik, yaitu dapat merambat melalui ruang hampa.




DISPERSI CAHAYA
Gelombang dan sifat-sifatnya sebagian sudah dikenal pada waktu membahas
getaran dan gelombang. Pada bagian ini, kita akan membahas gelombang cahaya. Cahaya
merupakan radiasi gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi mata
manusia.Cahaya selain memiliki sifat-sifat gelombang secara umum misal dispersi,
interferensi, difraksi, dan polarisasi, juga memiliki sifat-sifat gelombang elektromagnetik,
yaitu dapat merambat melalui ruang hampa.
Gejala dispersi cahaya adalah gejala peruraian cahaya putih (polikromatik)
menjadi cahaya berwarna-warni (monokromatik).Cahaya putih merupakan cahaya
polikromatik, artinya cahaya yang terdiri atas banyak warna dan panjang gelombang. Jika
cahaya putih diarahkan ke prisma, maka cahaya putih akan terurai menjadi cahaya merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Cahaya-cahaya ini memiliki panjang
gelombang yang berbeda. Setiap panjang gelombang memiliki indeks bias yang berbeda.
Semakin kecil panjang gelombangnya semakin besar indeks biasnya. Disperi pada prisma
terjadi karena adanya perbedaan indeks bias kaca setiap warna cahaya. Perhatikan
Gambar 2.1.

Gelombang Cahaya



15
Gambar 2.1. Dispersi cahaya pada prisma
Seberkas cahaya polikromatik diarahkan ke prisma.Cahaya tersebut kemudian
terurai menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.Tiap-tiap cahaya
mempunyai sudut deviasi yang berbeda.Selisih antara sudut deviasi untuk cahaya ungu
dan merah disebut sudut dispersi. Besar sudut dispersi dapat dituliskan sebagai berikut:
=
u
-
m
= (n
u
n
m
) .......................................2.
Keterangan:
= sudut dispersi
n
u
= indeks bias sinar ungu
n
m
= indeks bias sinar merah

u
= deviasi sinar ungu

m
=deviasi sinar merah


Penerapan Dispersi:
Contoh peristiwa dispersi pada kehidupan sehari-hari adalah pelangi. Pelangi
hanya dapat kita lihat apbila kita membelakangi matahari dan hujan terjadi di depan kita.
Jika seberkas cahaya matahari mengenai titik-titik air yang besar, maka sinar itu
dibiaskan oleh bagian depan permukaan air. Pada saat sinar memasuki titik air, sebagian
sinar akan dipantulkan oleh bagian belakang permukaan air, kemudian mengenai
permukaan depan, dan akhirnya dibiaskan oleh permukaan depan. Karena dibiaskan,
maka sinar ini pun diuraikan menjadi pektrum matahari.Peristiwa inilah yang kita lihat di
langit dan disebut pelangi.

INTERFERENSI CAHAYA
Pada sebelumnya, telah diketahui bahwa dua gelombang dapat melalui satu titik
yang sama tanpa saling mempengaruhi. Kedua gelombang gelombang itu memiliki efek
gabungan yang diperoleh dengan menjumlahkan simpangannya.Interferensi adalah
paduan dua gelombang atau lebih menjadi satu gelombang baru.Jika kedua gelombang
yang terpadu sefase, maka terjadi interferensi konstruktif (saling
menguatkan).Gelombang resultan memiliki amplitudo maksimum.
Jika kedua gelombang yang terpadu berlawanan fase, maka terjadi interferensi
destruktif (saling melemahkan).Gelombang resultan memiliki amplitudo nol. Setiap
orang dengan menggunakan sebuah baskom air dapat melihat bagaimana interferensi
antara dua gelombang permukaan air dapat menghasilkan pola-pola bervariasi yang dapat
dilihat dengan jelas. Dua orang yang bersenandung dengan nada-nada dasar yang
frekuensinya berbeda sedikit akan mendengar layangan (penguatan dan pelemahan bunyi)
sebagai hasi interferensi. Warna-warni pelangi menunjukkan bahwa sinar matahari adalah
gabungan dari berbagai macam warna dari spektrum kasat mata. Di lain fihak, warna
pada gelombang sabun, lapisan minyak, warna bulu burung merah, dan burung kalibri
bukan disebabkan oleh pembiasan. Hal ini terjadi karena interferensi konstruktif dan
destruktif dari sinar yang dipantulkan oleh suatu lapisan tipis.Adanya gejala interferensi
ini bukti yang paling menyakinkan bahwa cahaya itu adalah gelombang.Interferensi
cahaya bisa terjadi jika ada dua atau lebih berkas sinar yang bergabung.Jika cahayanya



16
tidak berupa berkas sinar, maka interferensinya sulit diamati. Interferensi cahaya sulit
diamati karena dua alasan:
(1) Panjang gelombang cahaya sangat pendek, kira-kira 1% dari lebar rambut.
(2) Setiap sumber alamiah cahaya memancarkan gelombang cahaya yang fasenya
sembarang (random) sehingga interferensi yang terjadi hanya dalam waktu sangat
singkat.

Jadi, interferensi cahaya tidaklah senyata seperti interferensi pada gelombang air atau
gelombang bunyi. Interferensi terjadi jika terpenuhi dua syarat berikut ini:
(1) Kedua gelombang cahaya harus koheren, dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya
harus memiliki beda fase yang selalu tetap, oleh sebab itu keduanya harus memiliki
frekuensi yang sama.
(2) Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitude yang hampir sama.
Terjadi dan tidak terjadinya interferensi dapat digambarkan seperti pada Gambar 2.3.


Gambar 2.3. (a) tidak terjadi interferensi, (b) terjadi interferensi
Untuk menghasilkan pasangan sumber cahaya kohern sehingga dapat menghasilkan pola
interferensi adalah :
(1) sinari dua (atau lebih) celah sempit dengan cahaya yang berasal dari celah tunggal
(satu celah). Hal ini dilakukan oleh Thomas Young.
(2) dapatkan sumber-sumber kohern maya dari sebuah sumber cahaya dengan
pemantulan saja. Hal ini dilakukian oleh Fresnel.Hal ini juga terjadi pada pemantulan dan
pembiasan (pada interferensi lapisan tipis).
(3) Gunakan sinar laser sebagai penghasil sinar laser sebagai penghasil cahaya kohern.

Percobaan Interferensi Fresnelldan Young
Untuk mendapatkan dua sumber cahaya koheren, A. J Fresnelldan Thomas
Youngmenggunakan sebuah lampu sebagai sumber cahaya.Dengan menggunakan sebuah
sumber cahaya S, Fresnell memperoleh dua sumber cahaya S
1
dan S
2
yang kohoren dari
hasil pemantulan dua cermin.Sinar monokromatis yang dipancarkan oleh sumber S,
dipantulkan oleh cermin I dan cermin II yang seolah-olah berfungsi sebagai sumber S
1

dan S
2
. Sesungguhnya, S
1
dan S
2
merupakan bayangan oleh cermin I dan Cermin II
(Gambar 2.4)

Gambar 2.4. Percobaan cermin Fresnell

Berbeda dengan percobaan yang dilakukan oleh Fresnell, Young menggunakan
dua penghalang, yang pertama memiliki satu lubang kecil dan yang kedua dilengkapi
dengan dua lubang kecil. Dengan cara tersebut, Young memperoleh dua sumber cahaya
(sekunder) koheren yang monokromatis dari sebuah sumber cahaya monokromatis
(Gambar 2.5). Pada layar tampak pola garis-garis terang dann gelap.Pola garis-garis



17
terang dan gelap inilah bukti bahwa cahaya dapat berinterferensi. Interferensi cahaya
terjadi karena adanya beda fase cahaya dari kedua celah tersebut.

Gambar 2.5. Percobaan dua celah oleh Young

Pola interferensi yang dihasilkan oleh kedua percobaan tersebut adalah garis-garis
terang dan garis-garis gelap pada layar yang silih berganti.Garis terang terjadi jika kedua
sumber cahaya mengalami interferensi yang saling menguatkan atau interferensi
maksimum.Adapun garis gelap terjadi jika kedua sumber cahaya mengalami interferensi
yang saling melemahkan atau interferensi minimum. Jika kedua sumber cahaya memiliki
amplitudo yang sama, maka pada tempat-tempat terjadinya interferensi minimum, akan
terbentuk titik gelap sama sekali. Untuk mengetahui lebih rinci tentang pola yang
terbentuk dari interferensi dua celah, perhatikan penurunan-penurunan interferensi dua
celah berikut.
Pada Gambar 2.6, tampak bahwa lensa kolimator menghasilkan berkas sejajar.
Kemudian, berkas cahaya tersebut melewati penghalang yang memiliki celah gkita
sehingga S
1
dan S
2
dapat dipkitang sebagai dua sumber cahaya monokromatis. Setelah
keluar dari S
1
dan S
2
, kedua cahaya digambarkan menuju sebuah titik A pada layar.
Selisih jarak yang ditempuhnya (S
2
A S
1
A) disebut beda lintasan.
......................................

Gambar 2.6. Percobaan Interferensi Young

Jika jarak S
1
A dan S
2
A sangat besar dibandingkan jarak S
1
ke S
2
, dengan S
1
S
2
= d, sinar
S
1
A dan S
2
A dapat dianggap sejajar dan selisih jaraknya S = S
2
B. Berdasarkan segitiga
S
1
S
2
B, diperoleh , dengan d adalah jarak antara kedua celah.
Selanjutnya, pada segitiga COA, .
Untuk sudut-sudut kecil akan didapatkan. Untuk kecil, berarti p/l kecil atau p<<l
sehingga selisih kecepatan yang ditempuh oleh cahaya dari sumber S
2
dan S
1
akan
memenuhi persamaan berikut ini.
................................................
Interferensi maksimum akan terjadi jika kedua gelombang yang tiba di titik Asefase. Dua
gelombang memiliki fase sama bila beda lintasannya merupakan kelipatan bilangan cacah
dari panjang gelombang.
S = m ......



18
Jadi, persamaan interferensi maksimum menjadi
.........................................................
dengand = jarak antara celah pada layar
p = jarak titik pusat interferensi (O) ke garis terang di A
l = jarak celah ke layar
= panjang gelombang cahaya
m = orde interferensi (0, 1, 2, 3, ...)

Interensi pada Lapisan Tipis
Dalam keseharian Kita sering mengamati garis-garis berwarna yang tampak pada
lapisan tipis bensin atau oli yang tumpah di permukaan air saat matahari menyoroti
permukaan oli tersebut.Di samping itu, Kita tentu pernah main air sabun yang ditiup
sehingga terjadi gelembung. Kemudian saat terkena sinar matahari akan terlihat warna-
warni.Cahaya warna-warni inilah bukti adanya peristiwa interferensi cahaya pada lapisan
tipis air sabun. Interferensi ini terjadi pada sinar yang dipantulkan langsung dan sinar
yang dipantulkan setelah dibiaskan.
Interferensi antar gelombang yang dipantulkan oleh lapisan atas dan yang
dipantulkan oleh lapisan bawah ditunjukkan pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Interferensi pada selaput tipis

Selisih lintasan yang ditempuh oleh sinar datang hingga menjadi sinar pantul ke-1 dan
sinar pantul ke-2 adalah
S = S
2
S
1
= n(AB + BC) AD = n(2AB) AD ...........................2.8
dengann adalah indeks bias lapisan tipis.

Jika tebal lapisan adalah d, diperoleh d = AB cos r sehingga AB = d/cos r dan AD = AC
sin i, dengan AC = 2d tan r. Dengan demikian, persamaan (2.8) menjadi:

Sesuai dengan hukum Snellius, n sin r = sin I, selisih jarak tempuh kedua sinar menjadi:
S = 2nd cos r..............................................2.9

Supaya terjadi interferensi maksimum, S harus merupakan kelipatan dari panjang
gelombang (), tetapi karena sinar pantul di B mengalami perubahan fase , S menjadi
..........................................2.10

Jadi, interferensi maksimum sinar pantul pada lapisan tipis akan memenuhi persamaan
berikut.



19
=

Dengan
n = indeks bias lapisan tipis
d = tebal lapisan
r = sudut bias
m = orde interferensi (0, 1, 2, 3, )
= panjang gelombang sinar


DIFRAKSI CAHAYA
Pada pelajaran gerak gelombang, telah diperkenalkan pula bahwa gelombang
permukaan air yang melewati sebuah penghalang berupa sebuah celah sempit akan
mengalami lenturan (difraksi). Peristiwa yang sama terjadi jika cahaya dilewatkan pada
sebuah celah yang sempit sehingga gelombang cahaya itu akan mengalami difraksi.
Selain disebabkan oleh celah sempit, peristiwa difraksi juga dapat disebabkan oleh kisi.
Kisi adalah sebuah penghalang yang terdiri atas banyak celah sempit. Jumlah celah dalam
kisi dapat mencapai ribuan pada daerah selebar 1 cm. Kisi difraksi adfalah alat yang
sangat berguna untuk menganalisis sumber-sumber cahaya. Perhatikan Gambar 2.8.


Gambar 2.8. Cahaya yang melewati celah sempit

Kita dapat melihat gejala difraksi ini dengan mudah pada cahaya yang melewati sela jari-
jari yang kita rapatkan kemudian kita arahkan pada sumber cahaya yang jauh, misalnya
lampu neon. Atau dengan melihat melalui kisi tenun kain yang terkena sinar lampu yang
cukup jauh.

Difraksi Celah Tunggal
Pola difraksi yang disebabkan oleh celah tunggal dijelaskan oleh Christian
Huygens. Menurut Huygens, tiap bagian celah berfungsi sebagai sumber gelombang
sehingga cahaya dari satu bagian celah dapat berinterferensi dengan cahaya dari bagian
celah lainnya.
Interferensi minimum yang menghasilkan garis gelap pada layar akan terjadi,
jika gelombang 1 dan 3 atau 2 dan 4 berbeda fase , atau lintasannya sebesar setengah
panjang gelombang. Perhatikan Gambar 2.9.


Gambar 2.9.interferensi celah tunggal

Berdasarkan Gambar 2.9 tersebut, diperoleh beda lintasan kedua gelombang (d sin )/2.



20
S = (d sin )/2 dan S = , jadi d sin =
Jika celah tunggal itu dibagi menjadi empat bagian, pola interferensi minimumnya
menjadi
S = (d sin )/4 dan S = , jadi d sin = 2 .

Berdasarkan penurunan persamaan interferensi minimum tersebut, diperoleh persamaan
sebagai berikut.
d sin = m
dengan: d = lebar celah
m = 1, 2, 3, . . .

Untuk mendapatkan pola difraksi maksimum, maka setiap cahaya yang melewati celah
harus sefase. Beda lintasan dari interferensi minimum tadi harus dikurangi dengan
sehingga beda fase keduanya mejadi 360. Persamaan interferensi maksimum dari pola
difraksinya akan menjadi :

..........................................
Dengan (2m 1) adalah bilangan ganjil, m = 1, 2, 3,

Difraksi pada Kisi
Jika semakin banyak celah pada kisi yang memiliki lebar sama, maka semakin
tajam pola difraksi dihasilkan pada layar. Misalkan, pada sebuah kisi, untuk setiap daerah
selebar 1 cm terdapat N = 5.000 celah. Artinya, kisi tersebut terdiri atas 5.000 celah per
cm. dengan demikian, jarak antar celah sama dengan tetapan kisi, yaitu

Pola difraksi maksimum pada layar akan tampak berupa garis-garis terang atau
yang disebut dengan interferensi maksimum yang dihasilkan oleh dua celah. Jika beda
lintasan yang dilewati cahaya datang dari dua celah yang berdekatan, maka interferensi
maksimum terjadi ketika beda lintasan tersebut bernilai 0, , 2, 3, ,. Pola difraksi
maksimum pada kisi menjadi seperti berikut.
d sin = m......................................................

denganm = orde dari difraksi dan d = jarak antar celah atau tetapan kisi.
Demikian pula untuk mendapatkan pola difraksi minimumnya, yaitu garis-garis gelap.
Bentuk persamaannya sama dengan pola interferensi minimum dua celah yaitu:
d sin = (m+ ) ..........................................

Jika pada difraksi digunakan cahaya putih atau cahaya polikromatik, pada layar
akan tampak spectrum warna, dengan terang pusat berupa warna putih.


Gambar 2.10. Difraksi cahaya putih akan menghasilkan pola berupa pita-pita spectrum




21
Cahaya merah dengan panjang gelombang terbesar mengalami lenturan atau
pembelokan paling besar.Cahaya ungu mengalami lenturan terkecil karena panjang
gelombang cahaya atau ungu terkecil.Setiap orde difraksi menunjukkan spectrum warna.

Daya Urai Alat Optik
Alat-alat optic seperti Lup, teropong, dan milkroskop memiliki kemampuan untuk
memperbesar bayangan benda.Namun, perbesaran bayangan benda yang dihasilkan
terbatas.Kemampuan perbesaran alat-alat optic itu selain dibatasi oleh daya urai lensa
juga dibatasi oleh pola difraksi yang terbentuk pada bayangan benda itu.

Gambar 2.11. Pola difraksi yang dibentuk oleh sebuah celah bulat
Pola difraksi yang dibentuk oleh sebuah celah bulat terdiri atas bintik terang pusat
yang dikelilingi oleh cincin-cincin terang dan gelap seperti pada Gambar 2.11.Pola
tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan Gambar 2.12.

Gambar 2.12. Daya urai suatu lensa

D=diameter lobang
l =jarak celah ke layar
d
m
=jari-jari lingkaran terang
= sudut deviasi

Pola difraksi dapat diperoleh dengan menggunakan sudut q yang menunjukkan
ukuran sudut dari setiap cincin yang dihasilkan dengan persamaan:
.................................................
dengan merupakan panjang gelombang cahaya yang digunakan.
Untuk sudut-sudut kecil, maka diperoleh sin tan = d
m
/ dan sama dengan sudutnya q
sehingga dapat ditulis:
, atau


POLARISASI CAHAYA
Polarisasi gelombang hanya dapat terjadi pada gelombang transversal, tidak
terjadi pada gelombang longitudinal. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
peristiwa polarisasi, perhatikan gelombang tali pada Gambar 2.13.



22


Gambar 2.13. Gelombang tali yang terpolarisasi

Sebelum dilewatkan pada celah sempit vertical, tali bergetar dengan simpangan
seperti spiral.Setelah gelombang pada tali melewati celah, hanya arah getar vertical yang
masih tersisa.Adapun arah getar horizontal atu diserap oleh celah sempit itu.Gelombang
yang keluar dari celah tadi disebut gelombang polarisasi, lebih khusus disebut
terpolarisasi linier.
Terpolarisasi artinya memiliki satu arah getar tertentusaja.Polarisasi yang hanya
terjadi pada satu arah disebut polarisasi linear.Apa yang terjadi jika celah sempit
dipasang secara horizontal? Apakah terjadi polarisasi linear?
Cahaya terpolarisasi dapat diperoleh dari cahaya tidak terpolarisasi, yaitu dengan
menghilangkan (memindahkan) semua arah getar dan melewatkan salah satu arah getar
saja. Ada 4 cara untuk melakukan hal ini, yaitu: 1) penyerapan selektif, 2) pemantulan, 3)
pembiasan gkita, dan 4) hamburan.

Penyerapan Selektif
Teknik yang umum untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi adalah
menggunakan polaroid. Polaroid akan meneruskan gelombang-gelombang yang arah
getarnya sejajr dengan sumbu transmisi dan menyerap gelombang-gelombang pada arah
lainnya. Oleh karena tehnik berdasarkan penyerapan arah getar, maka disebut polarisasi
dengan penyerapan selektif. Suatu polaroid ideal akan meneruskan semua komponen
medan listrik E yang sejajar dengan sumbu transmisi dan menyerap suatu medan listrik E
yang tegak lurus pada sumbu transmisi.Jika cahaya tidak terpolarisasi dilewatkan pada
sebuah kristal, maka arah getaran yang keluar dari kristal hanya terdiri atas satu arah
disebutcahaya terpolarisasi linier. Kristal yang dapat menyerap sebagian arah
getardisebut dichroic.

Gambar 2.14.Kristal melewatkan cahayaterpolarisasi linear dan menyerap arah lainnya.

Selanjutnya, pada Gambar 2.15 ditunjukkan susunan dua keping Polaroid. Keping
Polaroid yang pertama disebut polarisator, sedangkan keping polaroid yang kedua
disebut analisator.




23
Gambar 2.15 (a) Polarisator dan analisator dipasang sejajar.
(b) Polarisator dan analisator dipasang bersilangan.

Jika seberkas cahaya dengan intensitas I
0
dilewatkan pada sebuah polalisator
ideal, intensitas cahaya yang dilewatkan adalah 50% atau . Akan tetapi, jika cahaya
dilewatkan pada polalisator dan analisator yang dipasang bersilangan, tidak ada intensitas
cahaya yang melewati analisator. Secara umum, intensitas yang dilewati analisator adalah
....................................................
Dengan I
2
adalah intensitas cahaya yang lewat analisator.I
0
adalah intensitas awal
seblum maasuk polalisator dan adalah sudut antara arah polarisasi polalisator dan arah
polarisasi analisator. Jika keduanya sejajar, = 0. jika keduanya saling bersilangan, =
90.

Pemantulan dan Pembiasan Gkita
Jika seberkas pola cahaya alamiah dijatuhkan pada permukan bidang batas dua
medium, maka sebagian cahaya akan mengalami pembiasan dan sebagian lagi mengalami
pemantulan. Sinar bias dan sinar pantul akan terpolarisasi sebagian. Jika sudut sinar
datang diubah-ubah, pada suatu saat sinar bias dan sinar pantul membentuk sudut 90.
Pada keadaan ini, sudut sinar datang (i) disebut sudut polarisasi (i
p
) karena sinar yang
terpantul mengalami polarisasi sempurna atau terpolarisasi linear. Menurut Hukum
Snellius,
n
1
sin i
p
= n
2
sin r, dengan r + i
p
= 90 atau r = 90 i
p

selanjutnya dapat dituliskan
n
1
sin i
p
= n
2
sin (90 i
p
)= n
2
cos i
p

..............................................
Sudut i
p
disebut sudut polarisasi atau sudut Brewster, yaitu sudut datang pada
sinar bias dan sinar pantul membentuk sudut 90.
Dalam sebuah kristal tertentu, cahaya alamiah yang masuk ke dalam kristal dapat
mengalami pembiasan gkita. Pembiasan gkita ini dapat terjadi karena kristal tersebut
memiliki dua nilai indeks bias. Perhatikan Gambar 23, tampak ada dua bagian sinar yang
dibiaskan yang hanya mengandung E
//
dan yang lain hanya mengandung. Jadi, indeks
bias serta laju E
//
dan adalahtidak sama.



24

Gambar 2.16. Polarisasi pada pembiasan gkita

Hamburan
Berkas cahaya yang melewati gas akan mengalami polarisasi sebagian karena partikel-
partikel gas dapat menyerap dan memancarkan kembali cahaya yang mengenainya.
Penyerapan dan pemancaran cahaya oleh partikel-partikel gas disebut hamburan.Oleh
karena peristiwa hamburan ini, langit pada siang hari tampak berwarna biru.Hal tersebut
dikarenakan partikel-parikel udara menyerap cahaya matahari dan memancarkan kembali
(terutama) cahaya biru. Demikian pula, pada pagi hari dan sore hari, partikel-partikel
udara akan menghamburkan lebih banyak cahaya merah (melalui kolom udara yang lebih
panjang) sehingga pada pagi dan sore hari, cahaya matahari tampak lebih banyak
memancarkan cahaya merah. Sebaliknya, di bulan tidak ada yang dapat menghamburkan
cahaya matahari karena bulan tidak memiliki atmosfir. Oleh karena itu, atmosfir bulan
akan tampak gelap.

Penerapan Polarisasi
Salah satu penerapan penting dari proses polarisasi adalah Liquid Crystal Dsiplay
(LCD). LCD digunakan dalam berbagai tampilan, dari mulai jam digital, layar kalkulator,
hingga layar televise. LCD dapat diartikan alat peraga kristal cair, berisi dua filter
polarisasi yang saling menyilang dan didukung oelh sebuah cermin. Biasanya polarisator
yang saling menyilang menghalangi semua cahaya yang melewatinya. Namun, diantar
kedua filter itu terdapat lapisan kristal cair. Selain energi listrik alat ini dipadamkan,
kristalnya memutar sinar-sinar yang kuat dengan membentuk sudut 90
0
. Sinar-sinar yang
berputar itu kemudian dapat menembus filter (penyaring) bagian belakang. Kemudian
sinar-sinar itu dipantulkan oleh cermin sehingga peraga (layar) tampak putih. Angka atau
huruf pada peraga dengan menyatakan daerah-daerah kristal cair. Ini mengubah posisi
kristal cair tersebut sehingga kristal-kristal tidak lagi memutar cahaya.









25
GELOMBANG BUNYI

Dalam sehari-hari Kita sering berhadapan dengan fenomena bunyi.Misalnya, Kita
suka mendengar musik, Kita senang memperhatikan seseorang bermain gitar, seruling,
terompet dan sebagainya.Peristiwa yang berkaitan dengan musik lainnya seperti Kita
senang menonton konser.Ada kalanya Kita ketakutan terhadap bunyi, misalnya suara
ledakan, pertir, dan sebagainya.Beberapa fenomena bunyi sering muncul pertanyaan-
pertanyaan, misalnya, apakah bunyi terdengar paling bagus di ruang hampa?Di samping
itu, kalau kita perhatikan di geung-gedung bioskop atau pada gedung konser, mengapa
pada gedung tersebut dipasang peredam suara?Berkaitan dengan bunyi pula, mengapa
kelelawar terbang malam tanpa menabrak?Mengapabunyi petir pada malam hari
terdengar lebih keras daripada siang hari?Terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut orang
sering menanggapi sebagai berikut.Kecepatan bunyi paling cepat adalah di ruang hampa
karena tidak ada penghalang sehingga bunyi bebas saja lewat. Demikian pula terhadap
pendengaran bunyi akan paling bagus pada ruang hampa karena tak ada penghalang. Pada
gedung konser sering dipasang alat peredam suara dengan tujuan suara dari penyanyi
agar merdu dan nyaring.Tehadap pertanyaan kelelawar yang terbang malam hari tak
menabrak karena penglihatannya sangat tajam sehingga dapat melihat penghalang di
depannya sangat cepat. Terhadap pertanyyan petir yang keras di malam hari karena pada
waktu malam hari tidak ada aktivitas, suasana menjadi sepi sehingga kalau ada petir akan
kedengaran sangat keras dibandingkan dengan siang hari.

SIFAT DASAR GELOMBANG BUNYI
Pada waktu SMP, kita telah mengetahui bahwa bunyi disebabkan oleh adanya
benda yang bergetar.Bunyi merupakan gelombang mekanik, yaitu gelombang yang
memerlukan medium pada saat merambat.Bunyi juga termasuk ke dalam kelompok
gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah
rambatnya.
Untuk melihat bagaimana bunyi dihasilkan dan mengapa bunyi termasuk
gelombang longitudinal, mari kita perhatikan getaran dari diafragma pengeras suara.
Ketika diafragma bergerak radial keluar, diafragma ini memampatkan udara yang
langsung ada di depannya. Pemampatan ini menyebabkan tekanan udara bertambah
sedikit di atas tekanan normal.Daerah yang tekanan udaranya bertambah disebut
rapatan.Rapatan ini bergerak menjauh dari pengeras suara pada kecepatan
bunyi.Rapatan ini mirip dengan daerah rapatan pada kumparan-kumparan dalam
gelombang longitudinal pada slinki.Setelah menghasilkan rapatan, diafragma membalik
arah gerakannya menjadi radial ke dalam.Gerakan diafragma ke dalam menghasilkan
suatu daerah yang dikenal sebagai renggangan.Renggangan ini menyebabkan tekanan
udara sedikit lebih kecil daripada tekanan normal. Rengangan ini mirip dengan daerah
renggangan pada kumparan-kumparan dalam gelombang longitudinal pada
slinki.Renggangan merambat menjauh dari pengeras suara pada kecepatan bunyi.



Sifat-sifat bunyi pada dasarnya sama dengan sifat-sifat gelombang longitudinal,
yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), dipadukan (interferensi),
dilenturkan (difraksi) dan dapat diresonansikan. Seperti telah disinggung di atas, bunyi
memerlukan medium pada saat merambat.Medium tersebut dapat berupa zat padat, zat
Kumparan



26
cair, maupun zat gas.Bunyi tak dapat merambat pada ruang hampa.Jika kita bercakap-
cakap, maka bunyi yang kita dengar merambat dari pita suara yang berbicara menuju
pendengar melalui medium udara.
Ada beberapa syarat bunyi dapat terdengar telinga kita.Pertama, adanya sumber
bunyi.Misalnya, ada gitar yang dipetik, ada gong yang dipukul, ada yang bersuara dan
ada suara kendaraan lewat.Kedua, ada mediumnya.Bunyi dapat merambat dalam medium
udara (zat gas), air (zat cair) maupun zat padat.Ketiga, bunyi dapat didengar telinga bila
memiliki frekuensi 20 - 20.000 Hz. Batas pendengaran manusia adalah pada frekuensi
tersebut bahkan pada saat dewasa terjadi pengurangan interval tersebut karena faktor
kebisingan atau sakit.Berdasarkan batasan pendengaran manusia itu gelombang dapat
dibagi menjadi tiga yaitu audiosonik (20-20.000 Hz), infrasonik (di bawah 20 Hz) dan
ultrasonik (di atas 20.000 Hz).Binatang-binatang banyak yang dapat mendengar di luar
audio sonik.Contohnya jangkerik dapat mendengar infrasonik (di bawah 20 Hz), anjing
dapat mendengar ultrasonik (hingga 25.000 Hz).

Cepat Rambat Bunyi pada Zat Padat
Pada zaman dahulu, orang mendekatkan telinganya ke atas rel untuk mengetahui kapan
kereta datang.Hal tersebut membuktikan bahwa bunyi dapat merambat pada zat padat.
Besarnya cepat rambat bunyi pada zat padat tergantung pada sifat elastisitas dan massa
jenis zat padat tersebut dalam zat padat. Secara matematis, besarnya cepat rambat bunyi
pada zat padat didefinisikan sebagai :

Keterangan :
V : Cepat rambat bunyi pada zat padat (m/s)
E : Modulus Young medium (N/m
2
)
: Massa jenis medium (kg/m
3
)

Cepat Rambat Bunyi pada Zat Cair
Pada saat Anda menyelam dalam air, bawalah dua buah batu, kemudian pukulkan kedua
batu tersebut satu sama lain. Meskipun Anda berada dalam air, Anda masih bisa
mendengar suara batu tersebut.Hal tersebut membuktikan bahwa bunyi dapat merambat
pada zat cair. Besarnya cepat rambat bunyi dalam zat cair tergantung pada Modulus Bulk
dan massa jenis zat cair tersebut. Secara matematis hampir analogi dengan persamaan
3.1, yaitu :

Keterangan :
V : Cepat rambat bunyi pada zat cair (m/s)
B : Modulus Bulk medium (N/m
2
)
: Massa jenis medium (kg/m
3
)

Cepat Rambat Bunyi pada Zat Gas
Di udara tentu Anda lebih sering mendengar berbagai macam bunyi.Anda bisa
mendengar suara radio, televisi, bahkan orang yang berteriak-teriak di kejauhan.Besarnya
cepat rambat bunyi pada zat gas tergantung pada sifat-sifat kinetik gas. Dalam kasus gas
terjadi perubahan volum, dan yang berkaitan dengan modulus elastik bahan adalah
modulus bulk.Cepat rambat bunyi dalam gas dapat dinyatakan dengan:
.
dengan p = tekanan gas
= tetapan Laplace.
= kerapatan

Berdasarkan persamaan gas ideal:



27
, atau , maka diperoleh persamaan dasar untuk menghitung cepat
rambat bunyi dalam gas, yaitu:

Keterangan :
V : Cepat rambat bunyi pada zat gas (m/s)
: Konstanta Laplace
R : Tetapan umum gas (8,31 J/molK)
T : Suhu mutlak gas (K)
M : Massa atom atau molekul relatif gas (kg/mol)


PEMBIASAN GELOMBANG BUNYI
Jika sumber bunyi petir dekat dengan rumah Anda, maka Anda dapat mendengar
bunyi petir. Mengapa pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang
hari?Pada siang hari, udara pada lapisan atas lebih dingin daripada lapisan bawah. Cepat
rambat bunyi pada suhu dingin adalah lebih kecil daripada suhu panas.Dengan demikian,
kecepatan bunyi pada lapisan udara atas lebih kecil daripada kecepatan bunyi pada
lapisan udara bawah, karena medium pada lapisan atas lebih rapat dari medium pada
lapisan bawah. Jadi, pada siang hari, bunyi petir yang merambat dari lapisan udara atas
menuju ke lapisan udara bawah akan dibiaskan menjauhi garis normal (Gambar 3.2a).

Gambar 3.2. Pembiasan gelombang bunyi

Pada malam hari, terjadi kondisi sebaliknya, udara pada lapisan bawah (dekat
tanah) lebih dingin daripada udara pada lapisan atas.Dengan demikian, kecepatan bunyi
pada lapisan bawah lebih kecil daripada lapisan atas, karena medium pada lapisan atas
kurang rapat dari medium pada lapisan bawah. Jadi, pada malam hari, bunyi petir yang
merambat dari lapisan udara atas menuju ke lapisan udara bawah (mediumnya lebih
rapat) akan dibiaskan mendekati garis normal (Gambar 3.2b). Pembiasan bunyi petir
mendekati garis normal pada malam hari inilah yang menyebabkan bunyi guntur lebih
mendekat kerumah Anda, dan sebagai akibatnya Anda mendengar bunyi petir yang lebih
keras.

Interferensi Bunyi
Seperti halnya pada cahaya, pada bunyi pun terjadi interferensi.Untuk
membuktikan adanya interferensi gelombang bunyi dapat Anda lihat pada bagian
kegiatan ilmiah dari buku ini. Bunyi kuat terjadi ketika superposisi kedua gelombang
bunyi pada suatu titik adalah sefase atau memiliki beda lintasan yang merupakan
kelipatan bulat dari panjang gelombang bunyi.
Bunyi kuat s = n; n = 0, 1, 2, 3, . . .

n = 0, n = 1, dan n = 2, berturut-turut untuk bunyi kuat pertama, bunyi kuat kedua, dan
bunyi kuat ketiga.





28
Bunyi lemah terjadi ketika superposisi kedua gelombang bunyi kuat pertama,
bunyi kuat kedua, dan bunyi kuat ketiga.Interferensi destruktifjika kedua gelombang
yang bertemu pada suatu titik adalah berlawanan fase atau memiliki beda lintasan,
Bunyi lemah s = ; n = 0, 1, 2, 3, . .
n = 0, n = 1, n = 2, berturut-turut untuk bunyi kuat pertama, bunyi kuat kedua, dan bunyi
kuat ketiga


RESONANSI BUNYI
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain
yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari
frekuensi itu. Resonansi sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.Misalnya,
resonansi bunyi pada kolom udara dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
bunyi.Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dibuat berbagai macam alat musik.Alat
musik pada umumnya dibuat berlubang agar terjadi resonansi udara sehingga suara alat
musik tersebut menjadi nyaring. Contoh alat musik itu antara lain: seruling, kendang,
beduk, ketipung dan sebagainya.
Resonansi sangat penting di dalam dunia musik.Dawai tidak dapat menghasilkan
nada yang nyaring tanpa adanya kotak resonansi.Pada gitar terdapat kotak atau ruang
udara tempat udara ikut bergetar apabila senar gitar dipetik. Udara di dalam kotak ini
bergerak dengan frekuensi yang sama dengan yang dihasilkan oleh senar gitar. Udara
yang mengisi tabung gamelan juga akan ikut bergetar jika lempengan logam pada
gamelan tersebut dipukul. Tanpa adanya tabung kolom udara di bawah lempengan
logamnya, Anda tidak dapat mendengar nyaringnya bunyi gamelan tersebut.Reonansi
juga dipahami untuk mengukur kecepatan perambatan bunyi di udara.
Untuk mengetahui proses resonansi, kita tinjau dua garputala yang saling beresonansi
seperti ditunjukkan pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Dua garputala yang saling beresonansi

Jika garputala dipukul, garputala tersebut akan bergetar. Frekuensi bunyi yang
dihasilkan bergantung pada bentuk, besar, dan bahan garputala tersebut.

Resonansi pada Kolom Udara
Apabila pada kolom udara yang terletak di atas permukaan air digetarkan sebuah
garputala, molekul-molekul di dalam udara tersebut akan bergetar. Perhatikan Gambar
3.5.

Gambar 3.5. Sebuah kolom udara di atas permukaan air digetarkan oleh sebuah garputala




29

Syarat terjadinya reronansi, yaitu:
(a) pada permukaan air harus terbentuk simpul gelombang;
(b) pada ujung tabung bagian atas merupakan perut gelombang.
Peristiwa resonansi terjadi sesuai dengan getaran udara pada pipa organa tertutup.
Jadi, resonansi petama akan terjadi jika panjang kolom udara di atas air , resonansi ke
dua , resonansi ke tiga 5/4 , dan seterusnya.
Kolom udara pada percobaan penentuan resonansi di atas berfungsi sebagai
tabung resonator.Peristiwa resonansi ini dapat dipakai untuk mengukur kecepatan
perambatan bunyi di udara. Agar dapat terjadi resonansi, panjang kolom udaranya adalah
l = (2n-1) dengan n = 1, 2, 3, . . .
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat ditentukan bahwa resonansi bertuturutan
dapat Anda dengar apabila suatu resonansi dengan resonansi berikutnya memiliki jarak
l = . Jika frekuensi garputala diketahui, cepat rambat gelombang bunyi di udara
dapat diperoleh melalui hubungan:
v= f
Peristiwa resonansi juga dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan sehari-
hari.Misalnya, gelas piala bertangkai bisa pecah bila diletakkan didekat penyanyi yang
sedang menyanyi. Hal ini terjadi karena gelas memiliki frekuensi alami yang sama
dengan suara penyanyi sehingga gelas mengalami resonansi dan mengakibatkan
pecahnya gelas tersebut. Peristiwa resonansi juga dapat menyebabkan runtuhnya
jembatan gantung jika frekuensi hentakan kaki serentak orang yang berbaris di atas
jembatan gantung sama dengan frekuensi alami jembatan sehingga jembatan akan
berayun hebat dan dapat menyebabkan runtuhnya jembatan.

GELOMBANG BUNYI PADA SENAR ATAU DAWAI
Anda tentu pernah melihat orang memainkan gitar. Pada senar atau dawai pada
gitar kedua ujungnya terikat dan jika digetarkan akan membentuk suatu gelombang
stasioner. Getaran ini akan menghasilkan bunyi dengan nada tertentu, tergantung pada
jumlah gelombang yang terbentuk pada dawai tersebut. Pola gelombang stasioner ketika
terjadi nada dasar (harmonik pertama), nada atas pertama (harmonik kedua) dan nada atas
kedua (harmonik ke tiga) ditunjukkan pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6.Pola Panjang Gelombang pada Dawai.
Frekuensi nada yang dihasilkan tergantung pada pola gelombang yang terbentuk. Secara
umum, ketiga panjang gelombang di atas dapat dinyatakan dengan persamaan :


Dengan demikian, frekuensi nada yang dihasilkan dawai memenuhi persamaan :




30



Keterangan :
v : Cepat rambat gelombang pada dawai (m/s)
f
n
: Frekuensi nada ke-n (Hz)

n
: Panjang gelombang ke-n
L : Panjang dawai
n : Bilangan yang menyatakan nada dasar, nada atas
ke-1, dst. (0, 1, 2, ...)

PIPA ORGANA
Pipa organa merupakan sejenis alat musik tiup.Bisa dicontohkan sebagai seruling
bambu.Anda tentu pernah melihat bahwa ada dua jenis seruling bambu.Demikian juga
dengan karakteristik pipa organa.Ada pipa organa terbuka (kedua ujungnya terbuka) dan
pipa organa tertutup (salah satu ujungnya tertutup).
Pipa organa merupakan semua pipa yang berongga di dalamnya, bahkan Anda
dapat membuatnya dari pipa paralon. Pipa organa ini ada dua jenis yaitu pipa
organaterbuka berarti kedua ujungnya terbuka dan pipa organa tertutupberarti salah
satu ujungnya tertutup dan ujung lain terbuka. Kedua jenis pipa ini memiliki pola
gelombang yang berbeda.

Pipa Organa Terbuka
Jika pipa organa ditiup, maka udara-udara dalam pipa akan bergetar sehingga
menghasilkan bunyi. Gelombang yang terjadi merupakan gelombang longitudinal. Kolom
udara dapat beresonansi, artinya dapat bergetar. Kenyataan ini digunakan pada alat
musik yang dinamakan Organa, baik organa dengan pipa tertutup maupun pipa terbuka.
Pola gelombang untuk nada dasar ditunjukkan pada Gambar 3.7. Panjang kolom udara
(pipa) sama dengan (jarak antara perut berdekatan).

Gambar: 3.7. Organa Terbuka
Dengan demikian L = atau
1
= 2L
Dan frekuensi nada dasar adalah
f
1
=

Pada resonansi berikutnya dengan panjang gelombang
2
disebut nada atas pertama,
ditunjukkan pada Gambar 3.7b.Ini terjadi dengan menyisipkan sebuah simpul, sehingga
terjai 3 perut dan 2 simpul. Panjang pipa sama dengan
2.
Dengan demikian, L =
2
atau

2
= L. Dan frekuensi nada atas kesatu ini adalah
f
2
=

Tampaknya persamaan frekuensi untuk pipa organa terbuka sama dengan persamaan
frekuensi untuk tali yang terikat kedua ujungnya. Oleh karena itu, persamaan umum



31
frekuensi alami atau frekuensi resonansi pipa organa harus sama dengan persamaan
umum untuk tali yang terikat kedua ujungnya, yaitu

Dengan v = cepat rambat bunyi dalam kolom udaradan n = 1, 2, 3, . . . .Jadi, pada
pipa organa terbuka semua harmonik (ganjil dan genap) muncul, dan frekuensi harmonik
merupakan kelipatan bulat dari harmonik kesatunya.Flute dan rekorder adalah contoh
instrumen yang berprilaku seperti pipa organa terbuka dengan semua harmonik muncul.

Pipa Organa Tertutup
Jika ujung pipa organa tertutup, maka pipa organa itu disebut pipa organa
tertutup.Pada ujung pipa tertutup, udara tidak bebas bergerak, sehingga pada ujung pipa
selalu terjadi simpul.Tiga keadaan resonansi di dalam pipa organa tertutup ditunjukkan
pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8. Organa Tertutup

Pola gelombang untuk nada dasar ditunjukkan pada gambar 3.8a, yaitu terjadi 1
perut dan 1 simpul. Panjang pipa sama dengan (jarak antara simpul dan perut
berdekatan). Dengan demikian, atau
1
= 4L, dan frekuensi nada dasar adalah
.
Pola resonansi berikutnya dengan panjang gelombang
3
disebut nada atas
pertama, ditunjukkan pada gambar 3.8b.Ini terjadi dengan menyisipkan sebuah simpul,
sehingga terjadi 2 perut dan 2 simpul. Panjang simpul sama dengan . Dengan
demikian, atau , dan frekuensi nada atas kesatu ini adalah

Perhatikan bahwa frekuensi ini sama dengan tiga kali frekuensi nada dasar.
Selanjutnya akan Anda peroleh bahwa frekuensi nada atas kedua, yang getarannya seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.8c adalah

Tampak bahwa pada kasus pipa organa tertutup hanya harmonik-harmonik ganjil
yang muncul. Harmonik kesatu, f
1
, harmonik ketiga f
3
= 3f
1
, harmonik kelima f
5
= 5f
1
,
dan seterusnya. Secara umum, frekuensi-frekuensi alami pipa organa tertutup ini
dinyatakan oleh :
Alat musik yang termasuk keluarga klarinet merupakan contoh pipa organa
tertutup dengan harmonik ganjil untuk nada-nada rendah.

EFEK DOPPLER



32
Fenomena perubahan frekuensi karena pengaruh gerak relatif antara sumber bunyi
dan pendengar, pertama kali diamati oleh Christian Doppler. Jika antara sumber bunyi
dan pendengar tidak ada gerakan relatif, maka frekuensi sumber bunyi dan frekuensi
bunyi yang didengar oleh seseorang adalah sama. Namun, jika antara sumber bunyi dan si
pendengar ada gerak relatif, ternyata antara frekuensi sumber bunyi dan frekuensi bunyi
yang didengar tidaklah sama. Suatu contoh, misalnya ketika Anda naik bis dan
berpapasan dengan bis lain yang sedang membunyikan klakson, maka akan terdengar
suara yang lebih tinggi, berarti frekuensinya lebih besar dan sebaliknya ketika bis
menjauhi anda, bunyi klakson terdengar lebih rendah, karena frekuensi bunyi yang
didengar berkurang. Peristiwa ini dinamakan Efek Doppler.Jadi, Effek Doppler adalah
peristiwa berubahnya harga frekuensi bunyi yang diterima oleh pendengar (P) dari
frekuensi suatu sumber bunyi (S) apabila terjadi gerakan relatif antara P dan S. Oleh
Doppler dirumuskan sebagai :
.
Dengan :
f
P
adalah frekuensi yang didengar oleh pendengar.
f
S
adalah frekuensi yang dipancarkan oleh sumber bunyi.
v
P
adalah kecepatan pendengar.
v
S
adalah kecepatan sumber bunyi.
v adalah kecepatan bunyi di udara.

Tanda + untuk v
P
dipakai bila pendengar bergerak mendekati sumber bunyi.
Tanda - untuk v
P
dipakai bila pendengar bergerak menjauhi sumber bunyi.
Tanda + untuk v
S
dipakai bila sumber bunyi bergerak menjauhi pendengar.
Tanda - untuk v
S
dipakai bila sumber bunyi bergerak mendekati pendengar.

Pengaruh Angin
Untuk efek Doppler diperoleh dengan mengabaikan kecepatan angin v
w
.Jika
kecepatan angin cukup berarti sehingga tak dapat diabaikan, maka kecepatan angin v
w

harus dimasukkan ke dalam persamaan efek Doppler. Dengan demikian efek Doppler
dengan memasukkan pengaruh angin adalah

Perjanjian tanda untuk v
w
sama seperti v
p
dan v
s
yaitu positif jika searah dengan
arah dari sumber ke pendengar.

Aplikasi Efek Doppler pada Radar
Terjadinya Efek Doppler dapat diaplikasikan sebagai radar untuk menentukan
kecepatan sebuah kendaraan di jalan raya.



Sumber bunyi
Pendengar
berlawanan arah
sumber bunyi
Pendengar searah
sumber bunyi



33
Aplikasi efek Doppler untuk mengukur kecepatan mobil.
Gelombang bunyi dipancarkan dengan kecepatan v dan frekuensi f
s
menuju sebuah mobil
penumpang yang bergerak dengan kecepatan v
s
. Setelah mengenai mobil penumpang,
gelombang tersebut akan dipantulkan kembali ke arah mobil polisi, Detektor akan
menerima pantulan gelombang tersebut dengan frekuensi f
p
sehingga dari peristiwa itu
akan berlaku persamaan Efek Doppler.

Jika mobil polisi dalam keadaan diam, berlaku persamaan:

Jika frekuensi sumber bunyi f
s
diketahui dan frekuensi bunyi pantul f
p
yang
terdeteksi oleh polisi dapat dibaca detektor, serta kecepatan bunyi di udara v diketahui,
maka polisi dapat mengetahui kecepatan mobil penumpang.


TINGGI NADA, KUAT BUNYI, DAN WARNA BUNYI
Setiap bunyi yang didengar manusia selalu memiliki frekuensi tertentu.Untuk
memenuhi frekuensi yang diharapkan, maka munculnya berbagai alat musik, misalnya
seruling dan gitar. Saat bermain gitar, maka dawainya akan dipetik untuk mendapatkan
frekuensi yang rendah atau tinggi. Tinggi rendahnya frekuensi bunyi yang teratur inilah
yang dinamakan tinggi nada.Jadi, dapat disimpulkan bahwa tinggi nada bergantung pada
frekuensi sumber bunyi.
Frekuensi tinggi bunyi bernada tinggi
Frekuensi rendah bunyi bernada rendah
Frekuensi yang dihasilkan oleh suatu sumber bunyi dapat diamati pada layar
osiloskop.Bunyi dengan frekuensi rendah menghasilkan bentuk gelombang yang kurang
rapat.Bunyi dengan frekuensi tinggi menghasilkan bentuk gelombang yang lebih
rapat.Telinga manusia normal dapat mendengar bunyi yang frekuensinya antara 20 -
20.000 Hz. Di luar batas-batas frekuensi bunyi tersebut manusia tidak dapat
mendengarnya.
Sumber bunyi dapat diperoleh dari sebuah generator audio.Generator audio dapat
menghasilkan bermacam-macam frekuensi dan amplitudo gelombang bunyi. Jika
frekuensi dibuat tetap, sedangkan amplitudonya diperbesar, akan didapatkan gelombang
bunyi yang lebih kuat. Jika seseorang dekat dengan sumber bunyi, maka orang tersebut
akan mendengar bunyi yang lebih kuat dibandingkan dengan orang yang berada lebih
jauh dari sumber bunyi tersebut. Namun, keduanya mendengarkan frekuensi yang sama.
Pada umumnya, sumber bunyi tidak bergetar hanya dengan nada dasar saja, tetapi diikuti
oleh nada-nada atasnya. Gabungan antara nada-nada dasar dengan nada-nada atas yang
mengikutinya akan menghasilkan warna bunyi tertentu yang khas pula bagi suatu alat
tertentu. Bunyi yang khas yang dihasilkan oleh sumber bunyi ini disebut warna bunyi.
Warna bunyi biola tentunya lain dengan warna bunyi gitar. Demikian juga warna bunyi
kedua alat ini akan berbeda pula dengan warna bunyi seruling, walaupun setiap alat
musik tersebut memancarkan frekuensi sama. Perbedaan ini muncul karena nada atas
yang menyertai nada dasarnya berbeda-beda. Nada dasar dan nada atas yang digabungkan
akan menghasilkan nada yang bentuk gelombangnya berbeda dengan nada dasar, tetapi
masih memiliki frekuensi tetap.Pola-pola terjadinya gelombang disebut pola gelombang.
Kita akan membahas tinggi nada dan pola gelombang pada dawai dan pipa organa.

Pola Gelombang pada Dawai
Contoh pemanfaatan dawai ini adalah gitar.Pernahkah kalian bermain gitar?Apa
yang terjadi saat dawai itu dipetik? Jika ada dawai yang terikat kedua ujungnya, maka
saat terpetik dapat terjadi pola-pola gelombang seperti pada Gambar 3.10.




34

Gambar 3.10.Pola gelombang pada dawai

Kemungkinan pertama terjadi seperti pada Gambar 3.10(a). Pola ini disebut nada
dasar (n = 0). Pada gelombang stasionernya terjadi 2 simpul dan 1 perut dan memenuhi l
= 1/2. Jika dipetik di tengah dawai, maka akan terbentuk pola gelombang seperti
Gambar 3.10(b). Ada 3 simpul dan 2 perut. Pola ini dinamakan nada atas pertama (n =1)
dan berlaku l = . Sedangkan pada Gambar 3.10(c)dinamakan nada atas kedua, l = 3/2.
Jika pola gelombangnya digambarkan terus, maka setiap kenaikan satu nada akan
bertambah gelombang lagi. Sifat dawai ini dapat dituliskan seperti berikut.

Pola gelombang dawai nada ,
n = 0, 1, 2, ...
panjang, l = , , 3/2, ....

Bagaimana jika ingin menghitung frekuensi nadanya? Sesuai sifat gelombang,
pada bunyi juga berlaku hubungan v = f. Panjang gelombang dapat ditentukan, v dapat
ditentukan dari hukum Melde, v = . Dengan demikian, pada nada dasar dapat
berlaku: l=1/2; = 2l
.

PELAYANGAN BUNYI
Jika dua buah bunyi yang bertemu di suatu titik mempunyai amplitudo yang sama,
namun frekuensinya sedikit berbeda, maka akan menghasilkan bunyi yang kuat dan
lemah secara berulang dengan frekuensi tertentu. Hal ini dikenal sebagai pelayangan
bunyi. Besar frekuensi layangan :

Jumlah bunyi layangannya :

Frekuensi sumber bunyi 1 dan 2 dinyatakan sebagai f
1
dan f
2
.

INTENSITAS DAN TARAF INTENSITAS BUNYI
Intensitas
Intensitas didefinisikan sebagai energi yang dipindahkan tiap satuan luas tiap satuan
waktu.Karena energi tiap satuan waktu kita ketahui sebagai pengertian daya, maka
intensitas bisa dikatakan juga daya tiap satuan luas. Secara matematis :

Keterangan :
I : Intensitas bunyi (W/m
2
)
P : Energi tiap waktu atau daya (W)
A : Luas (m
2
)



35

Jika sumber bunyi memancarkan ke segala arah sama besar (isotropik), luas yang
dimaksud sama dengan luas permukaan bola, yaitu :

Sehingga, persamaan (3.21) dapat kita modifikasi menjadi :

Persamaan 3.23 tersebut menunjukkan bahwa intensitas bunyi yang didengar di
suatu titik (tempat) berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.
Intensitas bunyi terendah yang umumnya didengar manusia memiliki nilai 10
-12

W/m
2
.Biasanya disebut sebagai intensitas ambang (I
0
).Jangkauan intensitas bunyi ini
sangat lebar berkaitan dengan kuat bunyi, sehingga secara tidak langsung kuat bunyi
sebanding dengan intensitasnya.
Taraf Intensitas Bunyi
Hubungan antara kuat bunyi dan intensitas bunyi diberikan oleh Alexander Graham Bell
dengan mendefiniskannya sebagai taraf intensitas bunyi.Taraf Intensitas Bunyi adalah
logaritma perbandingan intensitas bunyi terhadap intensitas ambang. Secara matematis,
taraf intensitas bunyi didefinisikan sebagai :

Keterangan :
TI : Taraf intensitas bunyi (desiBell disingkat dB)
I : Intensitas bunyi (W/m
2
)
I
0
: Intensitas ambang pendengaran manusia (10
-12
W/m
2
)

Untuk n buah sumber bunyi identik, misalnya ada n sirine yang dinyalakan bersama-
sama, maka besarnya taraf intensitas bunyi dinyatakan sebagai :

TI
1
adalah taraf intensitas bunyi untuk satu buah sumber.
Jika didengar di dua titik yang jaraknya berbeda, besar intensitas bunyi di titik ke-2 bisa
dinyatakan sebagai :


Aplikasi/Pemanfaatan Gelombang Bunyi
(1) Aplikasi Ultrasonik. Gelombang ultrasonik dapat dimanfaatkan untuk berbagai
macam keperluan antara lain:

a) kacamata tunanetra, dilengkapi dengan alat pengirim dan penerima ultrasonik
memanfaatkan pengiriman dan penerimaan ultrasonik. Perhatikan bentuk kaca tuna netra
pada gambar berikut.

b) mengukur kedalaman laut, untuk menentukan kedalaman laut (d) jika diketahui
cepat rambat bunyi (v) dan selang waktu (t), pengiriman dan penerimaan pulsa adalah :




36



c) alat kedokteran, misalnya pada pemeriksaan USG (ultrasonografi). Sebagai contoh,
scaning ultrasonic dilakukan dengan menggerak-gerakan probe di sekitar kulit perut ibu
yang hamil akan menampilkan gambar sebuah janin di layar monitor. Dengan mengamati
gambar janin, dokter dapat memonitor pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan
janin.Tidak seperti pemeriksaan dengan sinar X, pemeriksaan ultrasonik adalah aman (tak
berisiko), baik bagi ibu maupun janinnya karena pemerikasaan atau pengujian dengan
ultrasonic tidak merusak material yang dilewati, maka disebutlah pengujian ultrasonic
adalah pengujian tak merusak (non destructive testing, disingkat NDT).Tehnik scanning
ultrasonic juga digunakan untuk memeriksa hati (apakah ada indikasi kanker hati atau
tidak) dan otak.Pembuatan perangkat ultrasound untuk menghilangkan jaringan otak
yang rusak tanpa harus melakukan operasi bedah otak. Dengan cara ini, pasien tidak
perlu menjalani pembedahan otak yang berisiko tinggi. Penghilangan jaringan otak yang
rusak bisa dilakukan tanpa harus memotong dan menjahit kulit kepala atau sampai
melubangi tengkorak kepala.

(2) Manfaat cepat rambat bunyi dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

a) Cepat rambat gelombang bunyi juga dimanfaatkan oleh para nelayan untuk
mengetahui siang dan malam.
b) Pada malam hari kita mendengar suara lebih jelas daripada siang hari karena
kerapatan udara pada malam hari lebih rapat dibandingkan dengan siang hari.

(3) Resonansi sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
a) Pemanfaatan resonansi pada alat musik seperti seruling, kendang, beduk dan
lainnya.

(4) Manfaat pemantulan bunyi dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
a) menentukan kedalaman laut
Pada dinding kapal bagian bawah dipasang sebuah sumber getaran (osilator).Di dekat
osilator dipasang alat penerima getaran (hidrofon).Jika waktu getaran (bunyi) merambat
(t) sekonuntuk menempuh jarak bolak-balik yaiu 2 L meter, maka cepat rambat dapat
dihitung sebagai berikut.

Di mana:
v = cepat rambat bunyi (m/s)
L = dalamnya laut (m)
t = waktu (t)

b) melakukan survei geofisika
mendeteksi, menentukan lokasi dan mengklasifikasikan gangguan di bumi atau untuk
menginformasikan struktur bumi, mendeteksi lapisan batuan yang mengandung endapan
minyak




37
c) prinsip pemantulan ultrasonik dapat digunakan untuk mengukur ketebalan pelat
logam, pipa dan pembungkus logam yang mudah korosi (karat).

d) Mendeteksi retak-retak pada struktur logam
Untuk mendeteksi retak dalam struktur logam atau beton digunakan scanning
ultrasonic inilah yang digunakan untuk memeriksa retak-retak tersembunyi pada bagian-
bagian pesawat terbang, yang nanti bisa membahayakan penerbangan pesawat.Dalam
pemerikasaan rutin, bagian-bagian penting dari pesawat di-scaning secara ultrasonic. Jika
ada retakan dalam logam, pantulan ultrasonic dari retakan akan dapat dideteksi. Retakan
ini kemudian diperiksa dan segera diatasi sebelum pesawat diperkenankan terbang.




38
pENUTUP

Kesimpulan
Peristiwa-peristiwa alam seperti terjadinya pelangi, SONARdan sebagainya
ternyata mampu di jelaskan dengan fisika. Peristiwa terjadinya pelangi merupakan
peristiwa dispersi dimana sinar matahari mengalami pemantulan sehingga terbentuk
warna-warna pelangi yang braneka ragam.
Penggunaan SONAR untuk mengetahui kedalaman air laut menggunakan konsep
pemantulan gelombang. Demikian halnya kita mendengar dan melihat, kita manangkap
gelombang yang dihasilkan sumber baik tanpa medium maupun melalui medium oleh
karena itu gelombang dan optika bisa dijelaskan secara konstektual dan terjadi pada
kehidupan sehari-hari.

Saran
Perlu dilakukan studi literature lagi pada textbook universitas serta jurnal-jurnal
peneliti untuk menambah wawasan kita terhadap materi ini.



39

DAFTAR PUSTAKA

Kanginan, Marthen. 2007. Fisika Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.


Sumber Internet:
http://www.docstoc.com/docs/7938040/gelombang-cahaya

http://fisikon.com/kelas3/index.php?option=com_content&view=article&id=3
9:interferensi-cahaya-&catid=6:gelombang-cahaya&Itemid=88










































40







kriteria penilaian


NO ASPEK YANG DINILAI SKOR NILAI
1 Ketepatan waktu (-0.1/hari) 5
2 Isi (sesuai dan berurut) 15
3 Foto/ gambar
a. Jumlah 15
b. Asli 15
4 Persamaan
a. Rumus 10
b. Keterangan 10
c. Satuan 10
5 kesimpulan dan saran
6 variasi dan tata urutan materi 10
jumlah

Anda mungkin juga menyukai