Anda di halaman 1dari 11

PERTEMUAN 15

“APLIKASI REKAYASA GENETIK”

Kelompok 12 :
1. Desti Hervianti (06101181823010)
2. Shafa Zakiah (06101181823012)
3. Gusti Nurfajriah (06101181823017)

1. ORIENTASI MASALAH
Bacalah Materi dan amatilah video pembelajaran pertemuan 15, yang telah disajikan.
Dari tayangan tersebut amatilah bahan pangan atau bahan kesehatan atau bahan yang lain
yang dihasilkan dari rekayasa genetika? Buatlah tabelnya

Jawab :
Berikut ini adalah beberapa produk GMO yang tela berhasil dikembangan
NO Jenis Sasaran Modifikasi Genetik Hasil Modifikasi
Tanaman
1 Padi Mengandung provitamin A Gen dari tumbuhan narsis,
(beta-karotena) dalam jumlah jagung, dan bakteri Erwinia
tinggi. disisipkan pada kromosom
padi
2 Jagung, Tahan (resisten) terhadap Gen toksin Bt (Crystal
kapas, hama protoksin) dari bakteri Bacillus
kentang thuringiensis ditransfer
kedalamtanaman

3 Tembakau Tahan terhadap suhu dingin Gen untuk mengatur


pertahanan pada cuaca dingin
dari tanaman Arabidopsis
thaliana atau dari sianobakteri
(Anacyctis nidulans)
dimasukkan ketembakau

4 Tomat Proses pelunakan tomat Gen khusus yang disebut


diperlambat sehingga tomat antisenescens ditransfer ke
dapat disimpan lebih lama dalam tomat untuk
dan tidak cepat busuk menghambat enzim
poligalakturonase (enzim yang
mempercepat kerusakan
dindingsel
tomat).
5 Kedelai Mengandung asam oleat Gen resisten herbisida dari
tinggi dan tahan terhadap bakteri Agrobacterium galur
herbisida glifosat Dengan CP4 dimasukkan ke kedelai
demikian, ketika disemprot dan juga digunakan teknologi
dengan herbisida tersebut, molekular untukmeningkatkan
hanya gulma di sekitar pembentukan asam oleat
kedelaiyang akan mati
6 Kanola Menghasilkan minyak kanola Gen FatB dari Umbellularia
yang mengandung asam laurat californica ditransfer ke dalam
tinggi sehingga lebih tanaman kanola untuk
menguntungkan untuk meningkatkan kandungan asam
kesehatan dan secara ekonomi. laurat
Selain itu, kanola transgenik
yang disisipi gen penyandi
vitamin E juga telahditemukan
7 Pepaya Resisten terhadap virus Gen yang menyandikan selubung
tertentu, contohnya Papaya virus PRSV ditransfer ke
ringspot virus (PRSV) dalamtanaman pepaya

8 Melon Buah tidak cepat busuk Gen baru dari bakteriofag T3


diambil untuk mengurangi
pembentukan hormon etilen
(hormon yang berperan dalam
pematangan buah) dimelon

9 Gandum Resisten terhadap penyakit Gen penyandi enzim kitinase


hawar yang disebabkan (pemecah dinding sel cendawan)
cendawan Fusarium dari jelai (barley) ditransfer
ketanaman gandum.

Beberapa produk farmasi hasil teknologi DNA rekombinan


Produk Kegunaan
Hormon adenocorticotropic Pengobatan penyakit rematik
Alfa dan gamma interferon Terapi kanker dan infeksi virus
Sel beta faktor pertumbuhan Penggobatan kelainan imun
Erytropoietin Pengobatan anemia
Hormon pertumbuhan manusia Terapi defisiensi pertumbuhan pada anak-anak
Lympotoxin antitumor
Vaksin hepatitis B Mencegah hepatitis B
Interleukin-2 Pengobatan kanker, merangsang sistem imun
Antibodi monoklonal Terapi kanker dan rejeksi transplantasi
Nerve growth factor Memperbaiki syaraf yang rusak
Praurokinase Antikoagulan; terapi serangan jantung
Platelet-derived growt factor Mengobati artherosclerosis

2. PENCETUSAN IDE
Berdasarkan pengamatan saudara diskusikan dengan kelompok saudara hal-hal berikut
ini: Apakah produk-produk hasil rekayasa genetika dapat langsung digunakan? Apakah
ada syarat-syarat produk hasil rekayasa genetika dapat digunakan?
Jawab :
- Apakah produk-produk hasil rekayasa genetika dapat langsung digunakan?
Produk-produk dari hasil rekayasa genetika harus melalui tahapan
pengkajian/penilaian keamanan pangan (pre-market food safety assesment), seperti
tertuang pada UU No.7 tahun 1966 tentang Pangan dan PP No.28 Tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan. Jika pangan PRG sudah dinyatakan aman untuk
digunakan atau dikonsumsi dan dijual dalam kemasan, maka label pangan wajib
mengikuti PP NO.69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan.Disebutkan bahwa
pada label untuk pangan hasil rekayasa genetika wajib dicantumkan tulisan PANGAN
HASIL REKAYASA GENETIKA. Pada Label cukup dicantumkan keterangan
tentang pangan rekayasa genetika pada bahan yang merupakan pangan hasil rekayasa
genetika tersebut dan juga dapat dicantumkan logo khusus pangan hasil rekayasa
genetika.
Pemeriksaan keamanan pangan rekayasa genetika oleh FDA dan EPA meliputi
keamanan bahan yang ditambahkan, keamanan produk, keamanan pangan secara
keseluruhan dalam tahap produksinya. Secara khusus untuk menilai keamanan pangan
daging asal hewan transgenik adalah ada tidaknya gen asing, bagaimana produk dari
gen asing tersebut, ada tidaknya ancaman yang berasal dari gen yang ditransfer, dan
kondisi fisik dan penampilan hewan tersebut.
- Apakah ada syarat-syarat produk hasil rekayasa genetika dapat digunakan?
Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan fatwa terkait pangan PRG melalui
Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 35 Tahun 2013 Tentang Rekayasa Genetik
dan Produknya. Dalam fatwa tersebut dinyatakan bahwa :
Produk hasil rekayasa genetika pada produk pangan, obat-obatan, dan kosmetika
adalah halal dengan syarat :
a. Bermanfaat
b. Tidak membahayakan, dan
c. Sumber asal gen pada produk rekayasa genetika bukan berasal dari yang haram.

3. PENSTRUKTURAN IDE
Dari pencetusan ide tersebut diskusikan dalam kelompok saudara: Bagaimana tahapan-
tahapan produk hasil rekayasa genetika agar dapat digunakan oleh manusia.
Jawab :
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi atau melakukan
perubahan susunan asam nukleat dari DNA (gen) atau menyelipkan gen baru ke dalam
struktur DNA organisme penerima. Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat
berasal dari organisme apa saja. Prinsip dasar rekayasa genetika adalah sebagai berikut :
1) Penyisipan informasi genetik ke dalam organisme
2) Replikasi gen
3) Pembelahan (duplikasi) sel dan DNA
4) Mutagenesis (mutasi gen baik yang spontan maupun dengan induksi)
5) DNA rekombinan
6) Pengklonan gen
Secara sederhana, proses rekayasa genetikadapat meliputi tahapan-tahapan berikut ini :
1) Mengindetifikasikan gen dan mengisolasi gen yang diinginkan,
2) Membuat DNA/AND salinan dari RNAd,
3) Pemasangan cDNA pada cincin plasmid,
4) Penyisipan DNA rekombinan kedalam tubuh/sel bakteri,
5) Membuat klon bakteri yang mengandung DNA rekombinan,
6) Pemanenan produk.
Proses Rekayasa Genetika
Sebelum dipasarkan,produk hasil rekayasa genetika atau pangan produk rekayasa
genetika (PRG) tersebut dikaji sesuai dengan pedoman yang telah dikeluarkan oleh
berbagai lembaga ilmiah internasional seperti World Health Organization (WHO), Food
And Agriculture Organization (FAO) dan Organization for Economic Cooperationand
Development (OECD) agar dapat digunakan oleh manusia. Pedoman tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Pangan hasil rekayasa genetika harus diatur seperti halnya dengan pengaturan
pangan yang dihasilkan dengan metode selain rekayasa genetika. Resiko yang
terkait dengan pangan yang berasal dari hasil rekayasa pada dasarnya sama dengan
pangan yang dihasilkan secara konvensional.
2) Produk-produk tersebut akan dinilai berdasarkan keamanan, alergenisitas,
toksisitas, dan nutrisinya masing-masing, bukan atas dasar metode atau teknik yang
digunakan untuk menghasilkan produk tersebut.
3) Setiap penambahan unsur baru ke dalam pangan melalui rekayasa genetika akan
dimintakan persetujuan sebelum dipasarkan seperti halnya penambahan bahan
tambahan pangan (misalnya pengawet dan pewarna) untuk makanan yang harus
mendapat izin sebelum diedarkan.
Pelabelan Pangan PRG
Sesuai dengan PP No.69 tahun 1999, pelabelan pangan PRG dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Jika keseluruhan bahan pangan yang terkandung dalam pangan merupakan bahan
pangan PRG maka pada bagian utama label wajib dicantumkan Pangan Produk
Rekayasa Genetik.
b. Dalam hal dimana hanya salah satu dari bahan pangan yang merupakan bahan
pangan PRG, maka keterangan tentang pangan PRG dicantumkan dalam daftar bahan
yang digunakan (komposisi).
Di indonesia keamanan pangan di atur dalam Undang-undang RI No.7 Tahun 1996
tentang Pangan, Pasal 13 ayat (1), dinyatakan bahwa setiap orang yang memproduksi
pangan atau menggunakan bahan baku, bahan tambahan pangan, dan atau bahan bantu
lain dalam kegiatan atau proses produksi pangan yang dihasilkan dari proses rekayasa
genetik wajib terlebih dahulu memeriksakan keamanan pangan bagi kesehatan manusia
sebelum diedarkan. Ketentuan ini kemudian diperjelas lagi dalam Peraturan Pemerintah
No.28 Tahun 2004 tentang Keamanan Mutu dan Gizi Pangan, Pasal 14 yang berbunyi:
1) Setiap orang yang memproduksi pangan atau menggunakan bahan baku, bahan
tambahan pangan, dan/atau bahan bantu lain dalam kegiatan atau proses produk
sipangan yang dihasi lkan dari proses rekayasa genetika wajib terlebih dahulu
memeriksakan keamanan pangan tersebut sebelum diedarkan.
2) Pemeriksaan keamanan pangan produk rekayasa genetika sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi :
a. informasi genetika, antara lain deskripsi umum pangan produk rekayasa genetika
dan deskripsi inang serta penggunaanya sebagai pangan;
b. deskripsi organisme donor;
c. deskripsi modifikasi genetika;
d. karakterisasi modifikasi genetika; dan
e. Informasi keamanan pangan, antara lain kesepadanan substansial, perubahan
nilai gizi, alergenitas dan toksisitas.
3) Pemeriksaan keamanan pangan produk rekayasa genetika sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 dilaksanakan oleh komisi yang menangani keamanan pangan produk
rekayasa genetika.
4) Persyaratan dan tata cara pemeriksaan keamanan pangan produk rekayasa genetika
sebagaimana dimaksud pada ayat 3 ditetapkan oleh komisi yang menangani
keamanan pangan produk rekayasa genetika.
5) Kepala Badan menetapkan bahan baku, bahan tambahan pangan, dan/atau bahan
bantu lain hasil proses rekayasa genetika yang dinyatakan aman sebagai pangan
dengan memperhatikan rekomendasi dari komisi yang menangani keamanan pangan
produk rekayasa genetika.
Sehingga dapat dikatakan jika pangan rekayasa genetika dapat dikatakan aman untuk
dikonsumsi oleh masyarakat, karna pemerintah sudah melindunginya dalam UUD. Dan
selama PRG itu didaftarkan pada BPOM, maka PRG itu dapat dikatakan aman untuk
dikomsusi.

4. APLIKASI
Analisislah pembuatan serum melalui rekayasa genetik. Jelaskan tahapan yang dilakukan
sampai pada produk serum siap pakai.
Jawab :
Serum merupakan bagian yang ada di dalam darah serta memiliki komposisi
pembuatnya sama dengan pembuat plasma darah. Namun serum tidak termasuk memiliki
fungsi dalam membekukan darah. Hal ini membuat serum tidak menggumpal seperti
plasma darah. Jika ingin melihat keberadaan dari serum darah, bisa dilakukan dengan cara
membekukan semua agen yang ada di dalam darah kemudian agen tersebut dilakukan
pemutaran progresif atau juga bisa dilakukan dengan cara mengambil sampel darah dan
bagian darah yang menggumpal di ambil. Bagian yang tidak diambil itulah yang
dinamakan sebagai serum darah. Serum darah perlu dipisahkan karena bisa lebih efektif
digunakan. Hal ini disebabkan karena serum darah memiliki zat antigen lebih banyak dari
pada plasma atau sel darah lainnya. Serum darah yang ada di tubuh manusia biasanya
digunakan untuk mendapatkan pengujian diagnostic sedangkan serum darah pada hewan
bisa digunakan sebagai vaksin baik itu vaksin anti racun dan sebagai obat vaksinasi
berbagai jenis penyakit. Berikut tahapan untuk mendapatkan serum darah :
1. Masukkan 2 mL darah ke tabung reaksi yang bersih dan kering (tanpa koagulan)
selama 15 menit.
2. Kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
3. Lapisan jernih berwarna kuning muda yang berada di bagian atas adalah serum,
segera di ambil dengan pipet tetes dimasukkan pada tabung yang lain yang bersih dan
kering.

Untuk memisahkan serum atau plasma darah seperti cara di atas dapat digunakan
Hanil Micro-12 sentrifuge. Dengan volume maksimal 2 mL dan maksimum kecepatan
13000 rpm sesuai untuk pemisahan serum/plasma darah. Dilengkapi pula dengan timer
yang dapat di atur 0-15 menit.

Untuk memisahkan serum dan plasma dengan kapasitas besar dapat digunakan Hanil
Component R12 centrifuge yang bisa memuat blood bag (kantung darah) dari 250-500
mL.
5. REFLIKASI
Produk-produk dari hasil rekayasa genetika harus melalui tahapan
pengkajian/penilaian keamanan pangan (pre-market food safety assesment), seperti
tertuang pada UU No.7 tahun 1966 tentang Pangan dan PP No.28 Tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan. Jika pangan PRG sudah dinyatakan aman untuk
digunakan atau dikonsumsi dan dijual dalam kemasan, maka label pangan wajib
mengikuti PP NO.69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Disebutkan bahwa
pada label untuk pangan hasil rekayasa genetika wajib dicantumkan tulisan PANGAN
HASIL REKAYASA GENETIKA.Produk hasil rekayasa genetika pada produk pangan,
obat-obatan, dan kosmetika adalah halal dengan syarat : Bermanfaat, Tidak
membahayakan, dan, Sumber asal gen pada produk rekayasa genetika bukan berasal dari
yang haram.

Proses rekayasa genetika dapat meliputi tahapan-tahapan antara lain


mengindetifikasikan gen dan mengisolasi gen yang diinginkan, membuat DNA/AND
salinan dari RNAd, pemasangan cDNA pada cincin plasmid, penyisipan DNA
rekombinan kedalam tubuh/sel bakteri, pembuat klon bakteri yang mengandung DNA
rekombinan, dan pemanenan produk. Selanjutnya sebelum dipasarkan, produk hasil
rekayasa genetika atau pangan produk rekayasa genetika (PRG) tersebut dikaji sesuai
dengan pedoman yang telah dikeluarkan oleh berbagai lembaga ilmiah internasional
seperti World Health Organization (WHO), Food And Agriculture Organization (FAO)
dan Organization for Economic Cooperationand Development (OECD) agar dapat
digunakan oleh manusia. Salah satu pedoman berisikan bahwa produk-produk tersebut
akan dinilai berdasarkan keamanan, alergenisitas, toksisitas, dan nutrisinya masing-
masing, bukan atas dasar metode atau teknik yang digunakan untuk menghasilkan produk
tersebut.
Serum merupakan bagian yang ada di dalam darah serta memiliki komposisi
pembuatnya sama dengan pembuat plasma darah. Namun serum tidak termasuk memiliki
fungsi dalam membekukan darah. Untuk mendapatkan serum dapat dilakukan dengan
cara isolasi antara plasma darah dan serum.
DAFTAR PUSTAKA
Denise R. F. 2017. Biochemistry 7nd Edition.

Gaffar, S. 2007. Buku Ajar Bioteknologi Molekul. Universitas Padjadjaran: Bandung.

Lehninger, A.L. 2017. Principles of Biochemistry76nd Edition.

Lehninger, A.L. 1982. Dasar-Dasar Biokimia.

Putra, R. 2016. Makalah (Pro) Pangan Rekayasa Genetika. (Online).


https://www.slideshare.net/RohmadPutra1/makalah-pro-pangan-rekayasa-genetika.
(Diakses pada tanggal 18 April 2021).
Seprianto. 2017. Modul Mata Kuliah Rekayasa Genetika. Jakarta: Universitas Esa Unggul.

Anda mungkin juga menyukai