Anda di halaman 1dari 40

KIMIA UNSUR GOLONGAN UTAMA

GOLONGAN VA

.
.

DISUSUN.OLEH:
KELOMPOK 5

DINA FITRIYANA PUSPITA 06101181823011


GALLUH APDA 06101181823067
HANA’ FADILAH RETIYANTO 06101181823006
IIN ANANTA 06101281823026
RAFISKA 06101281823025

DOSEN PENGASUH : Drs. M. HADELI L, M. Si....


.....

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Azza Wa Jalla, karena atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini
berisi tentang Unsur Golongan VA. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Kimia Unsur Golongan, disamping itu
untuk meningkatkan dan mengembangkan wawasan penulis.
Berkaitan dengan rampungnya penulisan makalah ini, kami mengucapkan
terima kasih karena kami sangat menyadari sepenuhnya bahwa semuanya itu tidak
terlepas dari bantuan, dukungan, dan partisipasi dari berbagai pihak, antara lain :
keluarga, teman-teman, yang telah mendukung terselesainya makalah ini, dan kepada
dosen mata kuliah Kimia Unsur Golongan Utama yaitu Bapak Hadeli yang telah
memberikan referensi sehingga memudahkan penulis dalam menyusun makalah ini.
Akhir kata, kami mengharap bahwa semoga makalah ini bermanfaat
khususnya bagi kami, dan bagi kita semua. Jika ada salah kata mohon di maafkan,
juga jika ada saran dari pembaca untuk kami sangat di harapkan untuk kemajuan
kami ke depannya. Atas perhatiannya di ucapkan terima kasih.

Indralaya, Februari 2020

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2

BAB I.............................................................................................................................4

PENDAHULUAN.........................................................................................................4

I.1 Latar Belakang......................................................................................................4

I.2 Rumusan Masalah.................................................................................................6

I.3 Tujuan...................................................................................................................6

BAB II...........................................................................................................................7

PEMBAHASAN............................................................................................................7

II.1.1 Nitrogen............................................................................................................7

II. 2.1 Fosfor............................................................................................................11

II. 3. 1. Arsenik........................................................................................................19

II. 4.1 Antimon.........................................................................................................23

II.5.1. Bismut...........................................................................................................29

BAB III........................................................................................................................38

KESIMPULAN...........................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................40

3
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Pada 1789 Antoine Lavoisier mengelompokan 33 unsur kimia.
Pengelompokan unsur tersebut berdasarka sifat kimianya. Unsur-unsur kimia di bagi
menjadi empat kelompok. Yaitu gas, tanah, logam dan non logam. Pengelompokan
ini masih terlalu umum karena ternyata dalam kelompok unsur logam masih terdapat
berbagai unsur yang memiliki sifat berbeda.

Unsur gas yang di kelompokan oleh Lavoisier adalah cahaya, kalor, oksigen,
azote (nitrogen) dan hidrogen. Unsur-unsur yang tergolong non logam adalah sulfur,
fosfor, karbon, asam klorida, asam flourida dan asam borak. Adapun unsur-unsur
logam adalah antimon, perak, arsenik, bismuth. Kobalt, tembaga, timah, nesi,
mangan, raksa, molibdenum, nikel, emas, platina, tobel, tungsten, dan seng. Adapun
yang tergolong unsur tanah adalah kapur, magnesium oksida, barium oksida,
aluminium oksida, dan silikon oksida.

Unsur pada golongan VA adalah Nitrogen (N), dimana bentuk diatomik dari


nitrogen adalah unsur yang paling utama dari udara. Unsur-unsur yang lain adalah
termasuk Fosfor (P), Arsen (As), Antimon (Sb), Bismut (Bi). Unsur-unsur golongan
ini menunjukkan bahwa semua komponen-komponen dari unsur ini mempunyai 5
elektron pada kulit terluarnya, 2 elektron terletak di subkulit s dan 3 terletak di
subkulit p. Oleh karena itu mereka kekurangan 3 elektron di kulit terluarnya.

Nitrogen biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa
dan merupakan gas diatomik bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan

4
unsur atau senyawa lainnya. Nitrogen dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat
malas, tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya. Nitrogen mengisi 78,08 persen
atmosfir Bumi dan terdapat dalam banyak jaringan hidup. Nitrogen membentuk
banyak senyawa penting seperti asam amino, amoniak, asam nitrat, dan sianida.

Unsur Fosfor ditemukan oleh Hannig Brand pada tahun 1669 di Hamburg,
Jerman. Hamburg menemukan unsur ini dengan cara 'menyuling' air urin melalui
proses penguapan dan setelah dia menguapkan 50 ember air urin, Hamburg baru
menemukan unsur yang dia inginkan. Namanya berasal dari bahasa Latin yaitu
phosphoros yang berarti 'pembawa terang' karena keunikannya yaitu bercahaya dalam
gelap (glow-in-the dark). dan kini hasil temuan itu telah sangat berkembang dan
sangat berguna bagi umat manusia.

Antimon merupakan unsur dengan warna putih keperakan, berbentuk kristal


padat yang rapuh. Daya hantar listrik (konduktivitas) dan panasnya lemah. Zat ini
menyublim (menguap dari fasa padat) pada suhu rendah. Sebagai sebuah metaloid,
antimon menyerupai logam dari penampilan fisiknya tetapi secara kimia ia bereaksi
berbeda dari logam sejati.

Bismut merupakan logam dengan kristal trivalen ini memiliki sifat kimia
mirip dengan arsen dan antimoni. Dari semua jenis logam, unsur ini paling
bersifat diamagnetikdan merupakan unsur kedua setelah raksa yang memiliki
konduktivitas termal terendah. Senyawa bismut bebas timbal sering digunakan
sebagai bahan kosmetik dan dalam bidang medis.

Arsenik secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan Fosfor,


dan sering dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan
juga beracun. Arsenik dan beberapa senyawa arsenik juga dapat langsung
tersublimasi, berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu.

5
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja unsur-unsur kimia dalam golongan VA?
2. Bagaimana sifat fisika dan kimia dari unsur golongan VA?
3. Apa saja reaksi dan senyawa dari unsur golongan VA?
4. Bagaimana cara Pembuataan unsur golongan VA?
5. Apa kegunaan golongan VA dalam kehidupan dan lingkungan manusia?

I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja unsur di dalam golongan VA.

2. Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia dari unsur golongan VA.

3. Untuk mengetahui reaksi dan senyawa dari unsur golongan VA

4. Untuk mengetahui cara Pembuataan unsur golongan VA

5. Untuk mengetahui kegunaan golongan VA dalam kehidupan dan lingkungan


manusia

6
BAB II

PEMBAHASAN

II.1.1 Nitrogen
Nitrogen adalah zat komponen penyusun utama atmosfer bumi. Udara terdiri

atas 78% volume nitrogen (N ). Nitrogen adalah gas yang tidak berwarna, tidak
2
berbau, dan tidak berasa. Nitrogen dalam deret kimia termasuk kedalam nonmetals,
termasuk golongan VA, periode 2, dan blok p. Nitrogen adalah unsur yang paling
berlimpah di atmosfer.
Nitrogen (N) merupakan unsur penyusun senyawa organik dalam tubuh,
khususnya protein. Nitrogen memenuhi 80% dari volume udara. Walaupun
jumlahnya melimpah, hewan dan manusia tidak dapat menggunakannya secara
langsung. Hewan dan manusia mendapatkan nitrogen dari tumbuhan melalui rantai
makanan.

Nitrogen adalah unsur yang paling berlimpah di atmosfer (78% gas di


atmosfer adalah nitrogen). Meskipun demikian, penggunaan nitrogen pada bidang
biologis sangatlah terbatas. Nitrogen merupakan unsur yang tidak reaktif (sulit
bereaksi dengan unsur lain) sehingga dalam penggunaan nitrogen pada makhluk
hidup diperlukan berbagai proses, yaitu : fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi,
denitrifikasi.

7
II.1.2 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Nitrogen
Sifat Fisika Sifat Kimia
1. Simbol: N 1. Mempunyai jari-jari atom 0,92
2. Nomor atom: 7 0A
3. Massa atom: 14,0067 u ± 2. Dalam senyawa memiliki
0,0001 sma bilangan oksidasi -3, +5, +4, dan
4. Titik lebur: -210 °C +2.
5. Titik didih: -195,8 °C 3. Mempunyai struktur heksagonal
6. Konfigurasi elektron: 1s22s22p3 Mempunyai massa jenis 1,2151
7. Penemu: Daniel Rutherford gram/cm 3
8. Mempunyai kapasitas panas 1,042 4. Berupa gas tidak berwarna, tidak
J/gK berasa, tidak berbau, dan tidak
9. Mempunyai nilai beracun.
elektronegativitas 3,04 5. Mudah menguap
10. Mempunyai harga entalpi 6. Tidak reaktif
pembentukan 0,36 kJ/mol 7. Bersifat diamagnetik
11. Mempunyai harga bentalpi 8. Elektronegatifannya paling tinggi
penguapaan 2,7928kJ/mol dalam satu golongan 3
9. Dalam bentuk gas, umumnya
dianggap sebagai inert.
10. Dalam bentuk cair, nitrogen juga
berwarna dan tidak berbau, dan
tampak mirip dengan air.

II.1.3 Reaksi dan Senyawa Nitrogen

1. Amonia

8
Larutan amonia bersifat basa lemah sesuai dengan reaksi sebagai berikut :

NH + H O N H + H O Kb = 1,8 x 10-5
3 (aq) 2 2 (aq) 2 (aq)

Asam kuat mengubah ammonia menjadi ion ammonium, contohnya:

NH + HCI --- NH Cl + H O , atau


3 (aq) (aq) 4 (aq) 2 (aq)

+
NH + H O ----- NH (aq) + H O
3 (aq) 3 (aq) 4 2

Penggunaan terpenting ammonia adalah sebagai induk untuk pembuatan senyawa


nitrogen yang lain, seperti asam nitrat (HNO ), dan ammonium klorida ( NH Cl).
3 4
Dan pembuatan pupuk, terutama pupuk urea, pupuk ammonium nitrat dan pupuk ZA.

2. Nitrida

Nitrida adalah senyawa biner nitrogen ( biloks 3 ) dengan unsur – unsur selain
hydrogen. Nitrida merupakan senyawa dengan titik leleh yang tinggi, bersifat ionik
dan nitrogen terdapat sebagai ion N3-. Nitrida logam dibuat melalui pemanasan pada

-
suhu tinggi logam dengan amonia atau nitrogen. Ion nitrida N merupakan basa
3
bronsted yang kuat.

3. Hidrazin, hidrosiklamin dan azida

Hidrazin merupakan cairan tak berwarna yang beracun dan bersifat basa yang
lebih lemah dari pada amonia. Bilangan oksidasi N pada hidrazin adalah -2 hidrazin
dibuat secara komersial melalui proses rasching, yaitu oksidasi amonia oleh natrium
hipoklorit.

2NH + NaOCl  N H + NaCl(aq) + H O


3(aq) (aq) 2 4(aq) 2

4. Azida

Natrium azida dapat diperoleh dari reaksi :

9
3 NaNH2 + NaNO3  NaN3 + 3 NaOH + NH3

Azida-azida logam berat mudah meledak, misalnya timbal atau air raksa azida, telah
digunakan dalam sumbat bahan peledak. Asam azida murni, HN3, adalah cairan yang
mudah meledak dan berbahaya

5. Asam Nitrat

Asam nitrat, HNO3 merupakan salah satu asam anorganik yang penting dalam
industri dan laboratorium, sehingga diproduksi dalam jumlah yang banyak.

II. 1.4. Pembuatan Nitrogen


A. Skala Laboratorium: memanaskan larutan yang mengandung garam amonia
dan garam nitrit.

NH4+(aq)      +    NO2(aq)     panas     N2(g)    +   2H2O(l)

B. Secara komersil diperoleh dari distilasi bertingkat terhadap udara (proses linde
dan claude).
C. Di laboratorium dari dekomposisi termal senyawa amonium nitrit CNH4NO2

dengan cara dipanaskan. Reaksinya seperti berikut :


CNH4NO2(s)    →        N2(g) +   2 H2O(l)

D. Dalam industri, dengan cara destruksi bertingkat dan pencairan (destilasi


udara cair) karena N2 mempunyai titik didih rendah daripada O2 maka ia

lebih dahulu menguap sebagai fraksi pertama.


E. Secara spektroskop  N2 murni di buat dengan dekomposisi termal Natrium

Barium Azida. Berikut reaksinya: 2 NaN3  →   2 Na + 3 N2

II. 1.5 Kegunaan Nitrogen dalam Kehidupan dan Lingkungan Manusia.

10
a. Dalam bentuk amonia niotrogen digunaksn sebagai bahan pupuk, obat-obatan,
asam nitrat, urea, hidrasin, amin, dan pendingin.
b. Asam nitrat digunakan dalam pembuatan zat pewarna dan bahan peledak. 
c. Nitrogen sering digunakan jika diperlukan lingkungan yang inert, misalnya
dalam bola lampu listrik untuk mencegah evaporasi filamen
d. Sedangkan nitrogen cair banyak digunakan sebagai refrigerant (pendingin)
yang sangat efektif karena relatif murah
e. Banyak digunakan oleh laboratorium-laboratorium medis dan laboratorium
-laboratorium penelitian sebagai pengawet bahan-bahan preservatif untuk
jangka waktu yang sangat lama, misalnya pada bank sperma.
f. Unsur Nitrogen berguna untuk merangsang pertumbuhan tanaman,khususnya
batang,cabang dan daun.

II. 2.1 Fosfor


Di perairan unsur fosfor tidak ditemukan dalam bentuk bebas sebagai
elemen, melainkan dalam bentuk senyawa anorganik yang terlarut (ortofosfat dan
polifosfat) dan senyawa organik yang berupa partikulat. Senyawa fosfor
membentuk kompleks ion besi dan kalsium pada kondisi aerob, bersifat tidak
larut, dan mengendap pada sedimen sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh
algae akuatik (Jeffries dan Mill dalam Effendi 2003).
Fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua
organisme untuk pertumbuhan dan sumber energi. Fosfor di dalam air laut,
berada dalam bentuk senyawa organik dan anorganik. Dalam bentuk senyawa
organik, fosfor dapat berupa gula fosfat dan hasil oksidasinya, nukloeprotein dan
fosfo protein. Sedangkan dalam bentuk senyawa anorganik meliputi ortofosfat
dan polifosfat. Senyawa anorganik fosfat dalam air laut pada umumnya berada
dalam bentuk ion (orto) asam fosfat (H3PO4), dimana 10% sebagai ion fosfat dan
90% dalam bentuk HPO42-. Fosfat merupakan unsur yang penting dalam

11
pembentukan protein dan membantu proses metabolisme sel suatu organisme
(Hutagalung et al, 1997).
Sumber fosfat diperairan laut pada wilayah pesisir dan paparan benua
adalah sungai. Karena sungai membawa hanyutan sampah maupun sumber fosfat
daratan lainnya, sehingga sumber fosfat dimuara sungai lebih besar dari
sekitarnya. Keberadaan fosfat di dalam air akan terurai menjadi senyawa ionisasi,
antara lain dalam bentuk ion H2PO4-, HPO42-, PO43-. Fosfat diabsorpsi oleh
fitoplankton dan seterusnya masuk kedalam rantai makanan.
Pehitungan persen pada beragam bentuk fosfat di H2O, NaCl, air laut,
seperti sebuah fungsi pada pH. Di laut dalam ion fosfat bentuknya lebih penting
(50% pada P= 1000 bar atau 10.000 m ). H2PO 4- bebas adalah lebih besar dengan
persentase 49%, MgPO4-, 46%, dan 5% CaHPO4. Sementara PO43- 27% seperti
MgPO4- dan 73% seperti CaPO4.

II. 2.2. Sifat Fisika dan Kimia Fosfor

.  Sifat Fisika Unsur Fosfor


1.)    Warna : tidak berwarna/merah/putih
2.)    Wujud : padat
3.)    Titik didih : 550 K (2770C)
4.)    Titik leleh :  317,3 K (44,20C)
5.)    Massa jenis (fosfor merah) : 2,34 g/cm3
Massa jenis (fosfor putih) : 1,823 g/cm3
Massa jenis (fosfor hitam) : 2,609 g/cm3
6.)    Energi ionisasi (fosfor putih) : 1011,8 kj/mol
7.)    Secara umum fosfor membentuk padatan putih yang lengket yang
memiliki bau yang tak enak tetapi ketika murni menjadi tak berwarna dan
transparan
8.)    Fosfor putih mudah menguap dan larut dalam pelarut nonpolar benzena

12
9.)    Fosfor merah tidak larut dalam semua pelarut.

b.  Sifat Kimia Unsur Fosfor


1) Fosfor Putih
Fosfor putih mempunyai sifat padat seperti lilin, titik lebur rendah
(±44ºC), berupa unsur nonlogam,beracun, mempunyai struktur molekul
tetrahedral, mudah terbakat dan bersinar dalam keadaan gelap.Fosfor putih
sangat baik disimpan di dalam botol cokelat dan di simpan di dalam air atau
lemari yang gelap guna menghindari berubahnya fosfor putih menjadi merah
apabila terkena sinar ultraviolet. Fosfor putih dikatakan lebih reaktif karena
pada udara terbuka akan terbakar dengan sendirinya. Karena kereaktifan ini
fosfor putih biasa disimpan dalam air atau alkohol ataupun larutan-larutan
inert yang tidak melarutkan atau bereaksi dengan fosfor. Fosfor putih larut
dalam benzena dan karbon disulfida. Fosfor putih memancarkan cahaya hijau
yang lemah (pendaran) dengan adanya oksigen, (menyala spontan bila
bersinggungan dengan udara (inilah alasan  perlunya penyimpanan dalam air),
bahan fosforesen yang berpendar dalam gelap.
2) Fosfor Merah
Fosfor merah terbentuk jika fosfor putih dipanaskan atau disinari
dengan sinar UV yang mengakibatkan atom fosfor saling berkatan dalam
bentuk tetrahedral. Fosfor merah biasanya digunakan untuk bahan peledak dan
kembang pai. Fosfor merah mempunyai sifat berupa serbuk, tidak budah
menguap, tidak beracun dan tidak bersinar dalam gelap. Titik lebur fosfor
merah 600ºC.
3) Fosfor Hitam
Fosfor hitam kurang reaktif dibanding fosfor merah. Atom fosfor
tersusun dalam bidang datar melalui ikatan kovalen. Antara bidang terdapat
gaya Van der Waals yang lemah. Bentuk fosfor yang paling stabil tampaknya
adalah P hitam, yang dapat terbentuk dari P putih pada tekanan tinggi, atau

13
melalui pemanasan P putih dengan katalis (Hg) dan kristal “benih” P hitam. P
hitam mempunyai struktur kristal berlapis, seperti grafit, tetapi lapisan-
lapisannya terikat kuat.

II. 2.3. Reaksi dan Senyawa Fosfor


Fosfor Bersenyawa dengan Unsur Halogen
Fosfor membentuk dua macam senyawa dengan halogen, trihalida PX3
(X=F, Cl, Br dan I) dan pentahalida PX5 (X=F, Cl, Br). Senyawa 9
terpenting dari halogen dengan fosfor ialah PCl3 untuk trihalida, dan
PCl5 untuk pentahalida.
1)  Fosfor Triklorida
PCl3 dibuat dengan mereaksikan leburan fosfor dan klor. Jika terdapat
klor berlebih akan terbentuk PCl5.
P4(l) + 6Cl2(g) → 4 PCl 3(g)
PCl3(g) + Cl2(g) → PCl 5(g)
PCl3 merupakan cairan yang mudah menguap dan mendidih pada
760oC. Digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat berbagai senyawa
fosfor. Jika terkena air, PCl3 akan mengalami hidrolisis menghasilkan
asamfosfit.
PCl 3+ 3 H2O → H3PO3 + HCl 
Banyak pestisida yang mngandung fosfor dibuat dari PCl  3. PCl 
3 dapat beraksi dengan oksigen menghasilkan POCl  3 (fosforit
klorida/fosforoksiklorida). POCl  3digunakan sebagi komponen dalam zat
pemadam kebakaran karena dapat memperlambat terjadinya nyala (Hiskia
Ahmad).
2)  Fosfor (V) Klorida atau Pentahalida
PCl5 mempunyai stuktur bipiramidal trigonal dalam gasnya, lelehan,
larutan dalam pelarut non polar. Padatannya adalah [PCl4]+ [PCl6]- Dalam
pelarut polar seperti CH3NO3, PCl5 terionisasi. PCl4+ merupakan

14
ion tetrahedral.
 b. Fosfor bersenyawa dengan oksigen
Senyawa fosfor dengan oksigen yang terpenting adalah oksida fosfor,
asam fosfat, asam polifosfat, dan asam fosfit.
1) Oksida Fosfor, P4O10
Fosfor putih, merah, atau hitam, berupa satu alotropi fosfor. Jika
dibakar dengan kelebihan oksigen, akan menghasilkan serbuk putih fosfor
oksida, P4O10 (nama sistematisnya tertrafosfor dekaoksida) disebut juga
fosfor penta oksida karena rumus empirisnya P2O5
P4(s) + 5O2(g) → P4O10 (s)
P2O5  jika bereaksi dengan air sambil menghasilkan kalor (panas) juga
dihasilkan asam fosfat (H3PO4).
P4O10(s) + 6H2O(l) → 4H3PO4(l).
P4O10 dipakai sebagai desikan (di laboratorium) yaitu zat yang menarik
uap air dari udara atau zat lain. P4O10 dapat menarik molekul dari senyawa
yang mengandung hidrogen dan oksigen, contoh dari HNO3
P4O10 + HNO3 → 4H3PO4 + 6N2O5
P4O10 disebut juga fosor trioksida, jika fosfor putih dibakar dengan oksigen
yang kurang, tidak semua fosfor teroksidasi menjadi P 4O10, sebagian akan
berupa P4O6. P4O6 berwujud padat dengan titik lebur 23,8oC dan titik didih
175oC. Uapnya bersifat racun, dan bila dikocok dengan air dingin akan
membentuk H3PO3 (asam fosfit).
P4O6 (s) + 6H2O(l) → 4H3PO3 (l)
2)  Asam Fosfat 
Asam oksifosfor yang sangat penting adalah asam fosfat H 3PO4. Setiap
tahun dibuat sekitar 1010 kg asam fosfat. Seperti untuk pupuk (ammonium
fosfat) dan sebagai zat tambahan pada pangan dan detergen. Asam fosfat
dibuat secara besar-besaran dari mineral fosfat yang direaksikan dengan
asam sulfat.

15
Ca3(PO4)2(s) + 3H2SO4(aq) + 6H2O →  3CaSO4+ 2H2O + 2H3PO4(aq)
Garam sulfat yang tidak larut disaring, dan asam fosfat dipekatkan
dengan menguapkan sehingga didapat larutan H3PO4 85% massa.
H3PO4 murni berupa padatan yang jernih, tidak berwarna dengan titik lebur
42,40C. Dalam air, H3PO4 bersifat asam tripotik yang lemah strukturnya.
3)  Batu Fosfat, Ca3(PO4)2
Ca3(PO4)2 dapat dihaluskan dan dipakai sebagai pupuk, tetapi
kelarutannya sangat kecil dalam air. Bila Ca3(PO4)2 diberi H2SO4 encer akan
menghasilkan superfosfat, yaitu campuran CaSO4 dan Ca(H2PO4)2 yang
kelarutannya cukup besar sehingga efektif sebagai pupuk.
Ca3(PO4)2 + 3 H2SO4 + 4H2O →  2CaSO4∙2H2O + Ca(H2PO4)2
4)  Natrium fosfat  (Na3PO4)
Na3PO4 disebut juga TSP (trinatrium fosfat ) sangat efektif sebagai zat
pemutih dan menurunkan kesadahan air. Air sadah adalah air yang
mengandung ion Ca2+, Na2+, dan Fe2+. Ion ini mengendapkan sabun sehingga
tidak berbusa dalam air.
c. Asam polifosfat 
Dua molekul asam fosfat dapat bergabung bila dipanaskan sampai
suhu 250oC, sehingga membentuk asam difosfat/asam firofosfat (H4P2O7).
Senyawa ini berupa padatan tidak berwarna yang larut dalam air.
Garam Na4P2O7 larut dalam air dan dipakai sebagai bahan tambahan
detergen. Jika H3PO4 dipanaskan sampai 4000C, terjadi penggabungan tiga
molekul H3PO4 atau lebih, yang disebut asam metafosfat  (HPO4)n. garam
metafosfat , (NaPO3)n dibuat dengan memanaskan natrium dihidrogen
fosfat.
 NaH2PO4 + 2Na2HPO4 → Na5P3O10 + 2H2O
 Polifosfat berantari pendek, misalnya natrium trifosfat (Na5P3O10) dapat
dibuat melalui reaksi :
NaH2PO4 + 2Na2HPO4 → Na5P3O10 + 2H2O

16
 Natrium trifosfat dalam air membentuk anion P3O10-5. Senyawa ini
terdapat dalam detergen untuk menurunkan kesadahan air, akan tetapi air
limbah cucian yang mengandung senyawa fosfat mempercepat pertumbuhan
ganggang di danau.
d. Asam fosfit (H3PO3 ) 
Dapat dibuat dengan reaksi :
P4O6(s) + 6H2O(l) → 4H3PO3(aq)
Senyawa ini adalah asam diprotik karena Hidrogen yang dapat
terionisasi hanya terikat pada oksigen, maka garam natrium fosfit yang dapat
terbentuk hanya NaH2PO3 dan NaHPO3. Asam atau garam fosfit dapat
sebagai pereduksi, contohnya mereduksi ion perak menjadi logamnya.

II. 2.4 Pembuatan Fosfor


Sumber utama industri fosfor adalah Ca3(PO4)2. Dalam prosesnya,
Ca3(PO4)2 dicampur dengan karbon dan silika (SiO2) pada temperature 1400⁰C
- 1500⁰C (dengan bunga api listrik). SiO2 bereaksi dengan Ca3(PO4)2 pada
temperature tersebut mengahasilkan P4O10 (g). Reaksinya sebagai berikut :

2Ca3(PO4)2 (l) + 6 SiO2 (l) → 6 CaSiO3 (l) + P4O10 (g)


Kemudian , P4O10 (g) direduksi dengan karbon , reaksinya sebagai berikut :

P4O10 (g) + C (s) → P4 (g) + 10 CO2 (g)

P4 (g) yang terjadi dikristalkan dan disimpan di dalam CS 2 cair atau di dalam
air. Hal itu guna menghindari terjadinya oksidasi dengan oksigen dari udara
yang cepat terjadi pada temperatur 30⁰C berupa nyala fosfor. P4 hasil
pengolahan merupakan salah satu bentuk alotropi fosfor, yaitu fosfor putih.

II. 2.5 Kegunaan Fosfor dalam Kehidupan dan Lingkungan Manusia

17
a. Fosfor sangat penting dan dibutuhkan oleh mahluk hidup tanpa adanya
fosfor tidak mungkin ada organic fosfor di dalam Adenosin trifosfat (ATP)
Asam Dioksiribo nukleat (DNA) dan Asam Ribonukleat (ARN)
mikroorganisme membutuhkan fosfor untuk membentuk fosfor anorganik
dan akan mengubahnya menjadi organic fosfor yang dibutuhkan untuk
menjadi organic fosfor yang dibutuhkan, untuk metabolisme karbohidrat,
lemak, dan asam nukleat.
b. Kegunaan fosfor yang terpenting adalah dalam pembuatan pupuk, dan secara
luas digunakan dalam bahan peledak, korek api, kembang api, pestisida,
odol, dan deterjen.
c. Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda
(CRT) dan lampu fluoresen, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada
berbagai jenis mainan yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark).
d. Asam fosfor yang mengandung 70%  –   75% P2O5, telah menjadi bahan
penting pertanian dan produksi tani lainnya.
e. Fosfor juga digunakan dalam memproduksi baja, perunggu fosfor,
dan produk-produk lainnya. Trisodium fosfat sangat penting sebagai agen
pembersih, sebagai pelunak air, dan untuk menjaga korosi pipa-pipa.
f. Fosfor juga merupakan bahan penting bagi sel-sel protoplasma, jaringan
saraf dan tulang.
g. Bahan tambahan dalam deterjen, bahan pembersih lantai dan insektisida.
Selain itu fosfor diaplikasikan pula pada LED ( Light Emitting Diode) untuk
menghasilkan cahaya putih.
h. Fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua
organisme untuk energi dan pertumbuhan.

18
II. 3. 1. Arsenik
Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik
unsur, kimia yang memiliki simbol As dan nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid
yang terkenal beracun dan memiliki tiga bentuk alotropik; kuning, hitam, dan abu-
abu. Arsenik dan senyawa arsenik digunakan sebagai pestisida, herbisida, insektisida,
dan dalam berbagai aloy.

Dalam bentuk cair dan gas di bawah suhu 800 °C, rumus arsen trioksida
adalah As4O6 dan unsur ini bersifat isostruktural dengan P4O6. Di atas suhu
800 °C As4O6 mengalami disosiasi menjadi As2O3, yang memiliki struktur yang sama
dengan N2O3. Terdapat tiga jenis yang diketahui dalam bentuk padat: As4O6 kubik pada
suhu tinggi (>110 °C) yang mengandung As4O6 molekuler, dan dua bentuk polimerik
yang terkait.[7] Polimer-polimernya (keduanya mengalami kristalisasi menjadi kristal
monoklinik) memiliki lapisan AsO3 piramidal yang berbagi atom O.

II. 3.2. Sifat Fisika dan Kimia Arsenik

Logam arsen berwarna abu-abu, sangat rapuh,Kristal, dan semi-metal benda


padat. Ia berubah warna dalam udara dan ketika dipanaskan teroksida sangat cepat
menjadi arsen oksida dengan bau bawang. Arsen dan senyawa-senyawanya sangat
beracun.

Arsen mempunyai nomor atom 33 dengan massa atom sebesar 74,9216 sma
dan jari-jari atomnya 1,39 A. Volume atomnya adalah 13,10 cm3/mol. Struktur
atomnya berbentuk rombohedral. Arsen termasuk unsur golongan
metalloid,mempunyai titikdidih dan titik lebur tinggi, yaitu 867 K dan 1090 K. Arsen
mempunyai massa jenis 5,78 gram/cm3, kapasitas panas 0,33 J/gK, potensial ionisasi
9,81 volt, dan elektronegativitas sebesar 2,18. Harga entalpi pembentukan dan
penguapannya adalah 27,7 kJ/mol dan 32,4 kJ/mol. Ciri-ciri fisik dan ciri-ciri atom
arsen adalah sebagai berikut:

19
Fase Solid
Massa jenis (sekitar suhu kamar) 5,727 g/cm3
Massa jenis cair pada titik lebur 5,22 g/cm3
Titiklebur 1090 K (817 ° C, 1503℉)
Titik didih 887 K (614 ℃, 1137 ℉
Bilangan oksidasi ±3,5 (oksida asam lemah)
Elektronegativitas 2,18 (skala Pauling)
Energi ionisasi Ke-1 947,0 kJ/mol
Ke-2 1798 kJ/mol
Ke-3 2735 kJ/mol
Jari-jari atom 115 pm
Jari-jari atom (terhitung) 114 pm
Jari-jari kovalen 119

II. 3.3. Reaksi dan Senyawa Arsenik

Arsen trioksida merupakan oksida yang bersifat amfoter, dan larutan arsen


trioksida yang berair bersifat layaknya asam lemah. Maka dari itu, bahan ini dapat
larut di dalam larutan alkalin untuk menghasilkan arsenit. Bahan ini kurang dapat
larut di dalam asam, walaupun asam trioksida dapat larut di dalam asam klorida.

Jika bereaksi dengan HF dan HCl yang anhidrat, bahan ini akan menghasilkan
AsF3 atau AsCl3:

As2O3 + 6 HX → 2 AsX3 + 3 H2O (X = F, Cl)

Bahan ini hanya dapat menghasilkan arsen pentoksida (As2O5) atau asamnya


jika bereaksi dengan oksidator yang kuat, seperti ozon, hidrogen peroksida dan asam
nitrat:

2 HNO3 + As2O3 + 2 H2O → 2 H3AsO4 + N2O3

Reduksi menghasilkan arsen atau arsin (AsH3), tergantung pada kondisinya:

As2O3 + 6 Zn + 12 HNO3 → 2 AsH3 + 6 Zn(NO3)2 + 3 H2O

20
Salah satu senyawa arsenik yang paling sederhana adalah trihidrida, arsen
piroforik yang sangat beracun, mudah terbakar, (AsH3). Senyawa ini umumnya
dianggap stabil, karena pada suhu kamar hanya terdekomposisi secara perlahan.
Namun pada suhu 250–300 ° C, proses dekomposisi menjadi arsenik dan hidrogen
berlangsung cepat. Beberapa faktor seperti kelembaban, kehadiran cahaya dan katalis
tertentu (yaitu aluminium) memfasilitasi laju dekomposisi senyawa ini.

Senyawa AsH3 teroksidasi dengan mudah di udara, membentuk arsenik


trioksida dan air, dan reaksi analog terjadi dengan sulfur dan selenium sebagai
pengganti oksigen.
Arsenik oksida tidak berwarna, tidak berbau, oksida kristal As 2O3 (“arsenik putih”)
dan As2O5 yang bersifat higroskopis dan mudah larut dalam air membentuk larutan
asam. Asam Arsen (V) adalah asam lemah dan garamnya disebut arsenat.

1. Reaksi dengan Air


As2 S 3 + 6 H 2 O → 2 H 3 AsO3 + 3 H 2 S (Arsenik trisulfida)
As2 O3 + 6 H 2 O → 2 H 3 AsO3 + 3 H 2 O (Arsenik trioksida)

Arsen terbakar diudara


4As +3 O2 → 2 As2 O3
4As(s) + 5O 2 ( g ) → As 4 O 10(s)
4As(s) + 3O2 ( g ) → As 4 O6(s)
Arsen Bereaksi dengan basa
2As + 6NaOH → 2 Na3 AsO3 + 3 H 2O
2. Reaksi dengan Halogen
2As(s) +5 F2(g) → 2As F 5(g) (Tidak berwarna)
2As(s) +5 Cl2 (g) → 2AsCl 5(g) (Tidak berwarna)
2As(s) +5 Br 2(g) → 2As Br5 (g) (Kuning pucat)

21
2As(s) +5 I 2 (g) → 2As I 5(g) (Merah)

II. 3.4. Pembuatan Arsenik

Pembuatan di Industri
1. Arsen dapat dibuat melalui isolasi
2. Dalam proses isolasi, arsen dibuat pada skala industri dengan pemanasan
mineral yang tepat dan sesuai, tanpa adanya udara dalam proses tersebut
3. Hasilnya,arsen akan dikeluarkan dalam kondisi kental terpisah dari senyawaan
asalnya sebagai zat padat.
4. Berikut ini persamaan reaksi yang terjadi pada proses isolasi arsen yang
dibuat dari senyawa FeAsS dan dipanaskan pada suhu 700℃:
FeAsS(s) → FeS( s ) + As(g) → As(s)
Pembuatan di Laboratorium
Seperti yang telah disebutkan,arsen dapat dibuat melalui isolasi. Namun,
proses isolasi yang dilakukan didalam laboratorium tidak terlalu diperlukan
karena pada realitanya arsen terdapat di alam dalam jumlah melimpah.

II. 3.5. Kegunaan Arsenik pada Kehidupan dan Lingkungan Manusia

Beberapa tempat dibumi mengandung arsen yang cukup tinggi sehingga dapat
merembes ke air tanah. WHO menetapkan ambang aman tertinggi arsen di air tanah
sebesar 50 ppb (bagian per miliar). Kebanyakan wilayah dengan kandungan arsen
tertinggi adalah daerah alluvial yang merupakan endapan lumpur sungai dan tanah
dengan kaya bahan organik. Diperkirakan sekitar 57 juta orang meminum air tanah
yang berkontaminasi arsen berlebih, sehingga berpotensi meracun. Arsenik dalam air
tanah bersifat alami dan dilepaskan darisedimen kke dalam air tanah karena
tidakadanya oksigen pada lapisan di bawah permukaan tanah.

22
Air tanah ini mulai dipergunakan setelah sejumlah LSM dari barat meneliti
program air sumur besar-besaran pada akhir abad ke-20, tetapi gagal menemukan
keberadaan arsenik dalam air tanah. Diperkirakan sebagai keracunan massalterburuk
dalam sejarah dan mungkin musibah lingkungan terparah dalam sejarah.
Timbal biarsenat telah digunakan pada abad ke-20 sebagai insektisida untuk
buah namun mengakibatkan kerusakan otak para pekerja yang menyemprotnya.
Selama abad ke-19, senyawa arsen telah digunakan dalam bidang obat-obatan tetapi
kebanyakan sekarang telah digantikan dengan obat-obatan modern.
Kegunaan lain:
1. Berbagai macam insektisida dan racun
2. Gallium arsenide adalah material semikonduktor penting dalam sirkuit
terpadu. Sirkuit dibuat menggunakan komponen inilebih cepat tetapi juga
lebih mahal daripada terbuat dari silikon

II. 4.1 Antimon


Antimon merupakan suatu unsur kimia dalam tabel periodik golongan VA
yang memiliki lambang Sb dan nomor atom 51 dan massa atom 121,760 g/mol.
Nama unsur Antimon berasal dari kata Yunani anti dan monos, yang bersama-sama
berarti “tidak sendirian.” Lambangnya diambil dari bahasa Latin Stibium. Antimon
merupakan metaloid dan mempunyai empat alotropi bentuk.
Bentuk stabil antimon adalah logam biru-putih. Antimon kuning dan hitam
adalah logam tak stabil. Antimon digunakan sebagai bahan tahan api, cat, keramik,
elektronik, dan karet. Antimon telah dikenal sejak zaman kuno. Hal ini kadang-
kadang ditemukan bebas di alam, tetapi biasanya diperoleh dari bijih stibnit (Sb 2 S 3
) dan valentimahite (Sb 2 O 3 ).
Nicolas Lemery, seorang ahli kimia Perancis, adalah orang pertama yang
secara ilmiah mempelajari antimon dan senyawanya. Ia menerbitkan temuannya di
1707. Antimon membuat sekitar 0,00002% dari kerak bumi. Ada 53 isotop antimon,

23
mulai dari Sb-103 hingga Sb-139 (beberapa memiliki dua bentuk). Waktu paruh
mereka berkisar dari 150 nanodetik hingga 2,7 tahun. Kedua isotop antimon yang
stabil dan terdapat melimpah di alam yaitu Sb-121= 57,21% dan Sb-123= 42,79%.
Ada dua alotrop antimon. salah satu alotropnya dalam bentuk logam asli, dan alotrop
lainnya adalah dalam bentuk amorf keabu-abuan.
Antimon adalah metalloid murni yang rapuh dengan titik leleh yang rendah.
Mirip seperti non logam, antimon merupakan konduktor panas dan listrik yang
buruk .Antimon telah diketahui dalam berbagai senyawa sejak zaman kuno. Ia juga
diketahui sebagai logam pada awal abad ke-18. Antimon merupakan konduktor panas
dan listrik yang buruk. Antimon dan banyak senyawanya sangat beracun. Antimon
termasuk dalam unsur metalloid. Antimon adalah sebuah elemen dengan bentuk putih
keperakan, rapuh, kristal padat yang memamerkan lemahnya listrik dan kondutifitas
panasnya dan menguap pada suhu rendah. Sebuah metalloid, antimon menyerupai
logam dari bentuk dan fisiknya tetapi secara reaksi kimia tidak demikian.

II. 4.2. Sifat Fisika dan Kimia Antimon

Sifat Fisika Antimon Sifat Kimia Antimon:


1. Massa atom = 121.760(1) g/mol Daya hantar listrik (konduktivitas) dan
2. Konfigurasi elektron panasnya lemah, zat ini menyublim

= [Kr] 4d10 5s2 5p3 (menguap dari fase padat) pada suhu rendah.
Sebagai sebuah metaloid, antimon
3. Jumlah elektron tiap kulit = 2, 8,
menyerupai logam dari prnampilan fisiknya
18, 18, 5
tetapi secara kimia ia bereaksi berbeda dari
4. Fase = solid
logam sejati.
5. Massa jenis (suhu kamar) = 6.697
g/cm³
6. Massa jenis cair pada titik lebur =
6.53 g/cm³
7. Titik lebur = 903.78 K (630.63

24
°C, 1167.13 °F)
8. Titik didih= 1860 K (1587 °C,
2889 °F)
9. Kalor peleburan = 19.79 kJ/mol
10. Kalor penguapan = 193.43 kJ/mol
11. Kapasitas kalor = (25 °C) 25.23 J/
(mol·K)
12. Struktur kristal = Rhombohedral
13. Bilangan oksidasi = −3, 3, 5
14. Elektronegativitas = 2.05 (skala
Pauling)
15. Jari-jari atom = 145 pm
16. Jari-jari atom (terhitung) = 133
pm
17. Jari-jari kovalen = 138 pm
18. Tidak bersifat magnetic
19. Resistivitas listrik = (20 °C) 417
nΩ·m
20. Konduktivitas termal = (300 K)
24.4 W/(m·K)
21. Ekspansi termal= (25 °C) 11.0
µm/(m·K)
22. Kecepatan suara (kawat tipis) =
(20 °C) 3420 m/s

II.4.3. Reaksi dan Senyawa Antimon

. 1. Reaksi dengan air

25
Ketika antimon panas merah akan bereaksi dengan air untuk membentuk
antimon (III) trioksida.
2Sb (s) + 3H2O (g)  Sb2O3 (s) + 3H2 (g)
2. Reaksi dengan udara
Ketika antimon dipanaskan akan bereaksi dengan oksigen di udara untuk
formulir trioksida antimon (III).
4Sb (s) + 3O2 (g)  2Sb2O3 (s)
3. Reaksi dengan halogen
Antimon bereaksi dalam kondisi yang terkendali dengan semua halogen
untuk membentuk antimon (III) dihalides.
2Sb (s) + 3F2 (g)  2SbF3 (s)
2Sb (s) + 3Cl2 (g)  2SbCl3 (s)
2Sb (s) + 3Br2 (g)  2SbBr3 (s)
2Sb (s) + 3I2 (g)  2SbI3 (s)
4. Reaksi dengan asam
Antimon larut dalam asam sulfat pekat panas atau asam nitrat, untuk
membentuk solusi yang mengandung Sb (III). Reaksi asam sulfat menghasilkan
sulfur (IV) gas dioksida. Antimon tidak bereaksi dengan asam klorida dalam
ketiadaan oksigen.
Senyawa Antimon
1.      Antimon pentafluorida SbF5
2.      Antimon trioksida Sb2O3
3.      Antimon trihidrida SbH3 (stibina)
4.      Indium antimonida (InSb)

Persenyawaan

1. Hidrida Antimon

26
 Antimon membentuk stibin SbH3 yang diperoleh dari:

          Mg3Sb2 + 6 HCl         3 MgCl2 + 2SbH3

Hidrida ini bersifat basa dan tidak membentuk garam yang analog dengan ammonium
dan posfonium, dan jika diuraikan dengan panas:

                        2SbH3         2Sb + 3H2

Hidrida ini bersifat reduktor yang kuat, mereduksi larutan garam perak beramoniak
menjadi logam perak:

            SbH3 +  3 Ag+         Ag3Sb + 3H+

2. Oksida Antimon

 Antimion trioksida

Antimon trioksida disediakan dengan cara memanaskan antimony atau sulfidanya


dalam udara:

4Sb + 3O2        SbO6

 Antimon pentoksida

Antimon pentoksida terbentuk dari reaksi antara antimon dengan asam nitrat pekat:

4Sb + 2OHNO3        10 H2O + Sb4O10 + 2 NO2

3. Halida Antimon

  Trihalida

27
Antimon Trifluorida diperoleh dari penyulingan antara antimony dengan raksa (II)
fluoridea:

3HgF2 + 2Sb     2SbF3 + 3Hg

 Pentahalida

Diperoleh dari gas klor yang dialirkan di antimony triklorida:

SbCl3 + Cl2      SbCl5

Ikatan

            Dengan konfigurasi elektron [Kr] 4d10 5s2 5p3, unsure antimony mempunyai
electron valensi 5, maka unsure antimony cenderung memenuhi aturan octet, maka
unsure antimony kurang 3 elektron dan cenderung pemakaian electron bersama dan
membentuk ikatan kovalen dengan orbital overlap (tumpang tindih), contoh SbCl5,
dan membentuk trigonal bipiramida 

II.4.4. Manfaat Antimon

Antimon dimanfaatkan dalam produksi industri semikonduktor dalam


produksi dioda dan detektor infra merah. Sebagai sebuah campuran, logam semu ini
meningkatkan kekuatan mekanik bahan. Manfaat yang paling penting dari antimon
adalah sebagai penguat timbal untuk batere. Kegunaan-kegunaan lain adalah
campuran antigores, korek api, obat-obatan dan pipa. Oksida dan sulfida antimon,
sodium antimonat, dan antimon triklorida digunakan dalam pembuatan senyawa
tahan api, keramik, gelas, dan cat. Antimon sulfida alami (stibnit) diketahui telah
digunakan sebagai obat-obatan dan kosmetika dalam masa Bibel.

28
Antimon digunakan di teknologi semikonduktor untuk membuat detektor
inframerah, dioda dan peralatan Hall-effect. Ia dapat meningkatkan kekerasan dan
kekuatan timbal. Baterai, logam anti friksi, senjata ringan dan tracer bullets (peluru
penjejak), pembungkus kabel, dan produk-produk minor lainnya menggunakan
sebagian besar antimon yang diproduksi. Senyawa-senyawa yang mengambil
setengah lainnya adalah oksida, sulfida, natrium antimonat, dan antimon tetraklorida.
Mereka digunakan untuk membuat senyawa tahan api, enamel cat keramik, gelas dan
pot.

II.5.1. Bismut
Bismut adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Bi dan nomor atom 83. Bismut adalah unsur logam yang berwarna putih berbentuk
kristal, dan rapuh. Bismut merupakan bagian dari unsur logam, namun sifatnya
berbeda dengan kebanyakan unsur logam yang kita temukan dalam unsur kehidupan
sehari-hari seperti besi, tembaga, emas atau seng. Perbedaannya terletak pada
kekerasannya.

Bismut digolongkan sebagai unsur logam pra-transisi karena struktur logamnya


yang rapuh, lunak dan sangat buruk dalam menghantarkan listrik. Bahkan, daya
hantar listrik dan panas bismut lebih rendah dibandingkan kebanyakan unsur logam
pada umumnya. Sebelumnya, bismut merupakan salah satu unsur berat (nomor atom
massa besar) dengan inti yang stabil (tidak bersifat radioaktif). Namun, penelitian
tahun 2003 menunjukkan bahwa bismut dapat meluruh dan berubah menjadi talium.
Untungnya, proses peluruhan bismut menjadi talium ini berlangsung dalam waktu
yang lama karena waktu paruh unsur ini adalah sekitar 20 x 1018 tahun (lama sekali).

Dibandingkan unsur logam lainnya, bismut merupakan unsur logam yang


paling diamagnetik (zat yang menolak magnet atau ditolak oleh medan magnet).
Bismut juga punya daya hantar listrik yang rendah. Tetapi, unsur ini memiliki

29
hambatan terbesar ketika ditempatkan di medan magnet (sifat ini disebut dengan efek
Hall). Bismut juga punya daya hantar panas yang rendah (paling rendah diantara
semua logam, kecuali raksa).uniknya, titik leleh bismut dapat berbeda jika dicampur
dengan logam berbeda. Campuran bismut dengan timah atau timbal diketahui
memiliki titik leleh yang paling rendah.

Warna nyawa yang dihasilkan oleh logam bismut ketika dibakar adalah biru.
Dan jika dipanaskan diudara terbuka, akan dihasilkan asap berwarna kuning dari
oksida bismut yang terbentuk. Ketika bismut cair dibekukan, logamnya akan
mengembang (bukan menyusut seperti logam-logam lainnya). Hal ini disebabkan
karena ketika dibekukan, logam ini akam membentuk struktur kristal yang mirip
dengan air (terdapat ruang kosong diantara struktur molekulnya sehingga ukuran
logam ketika beku lebih besar dibandingkan ketika cair). Bismut merupakan salah
satu dari 5 unsur logam yang mengembang ketika dibekukan. Logam lainnya adalah
silikon, galium, antimon, dan germanium.

Kelimpahan kerak bumi: 9 bagian per miliar berat, 0,7 bagian per miliar mol
Kelimpahan tata surya: 10 bagian per miliar berat, 0,07 bagian per miliar oleh mol.
Bismuth memiliki 33 isotop dengan nomor massa berkisar antara 185 sampai 217.
Dari jumlah tersebut hanya 209Bi yang dianggap stabil secara efektif, walaupun
sebenarnya radioaktif dengan tingkat peluruhan partikel alpha yang sangat lambat,
waktu paruhnya adalah 1,9 x 1019 tahun . Jika tepatnya 100 gram 209Bi telah ada di
awal alam semesta 14 miliar tahun yang lalu, 99.9999999 gram itu akan tetap ada
sampai sekarang.

II.5.2 Sifat Fisika dan Kimia Bismut

Sifat Fisika: Sifat Kimia:


1. Massa atom = 208,98040(1)
1. Berwarna putih kemerahan
g/mol
2. Konfigurasi elektron = [Xe] 4f14

30
5d10 6s2 6p3
2. Jika dibakar nyala berwarna biru
3. Jumlah elektron tiap kulit =
3. Rapuh
2,8,18,32,18,5
4. Metalik paling rendah
4. Fase = solid
5. Bersifat diamagnetik
5. Massa jenis (sekitar suhu kamar)
6. Dapat berada dalam beberapa
= 9,78 g/cm3
alotrop
6. Massa jenis cair pada titik lebur =
7. Paling stabil dalam temperatur
10,05 g/cm3
kamar
7. Titik lebur = 544,7 K (271,5°C,
8. Mengalami ekspansi jika memadat
520,7 °F)
9. Bereaksi dengan air
8. Titik didih = 1837 K (1564°C,
10. Bereaksi dengan udara
2847 °F)
11. Bereaksi dengan halogen
9. Kalor peleburan = 11,30 kJ/mol
12. Bereaksi dengan asam
10. Kalor penguapan = 151 kJ/mol
11. Kapasitas kalor = (25°C) 25,52
J/(mol.K)
12. Struktur kristal = rhombohedral
13. Bilangan oksidasi = 3, 5
14. Jari-jari atom = 160 pm
15. Elektronegativitas = 2,02 (skala
Pauling)
16. Jari-jari atom (terhitung) = 143 p
17. Jari-jari kovalen = 146 pm
18. Sifat magnetik = diamagnetik
19. Resistivitas listrik = (20 °C) 1,29
μΩ.m
20. Konduktivitas termal = (300 K)
7,79 W/(m.K)

31
21. Ekspansi termal = (25 °C) 13,4 μ
m/(m.K)
22. Kecepatan suara (kawat tipis) =
(20 °C) 1790 m/s

II.5.3 Reaksi dan Senyawa Bismut

1. Reaksi dengan Udara

4Bi(s) + 3O2(g) → 2Bi2O3(s)

Setelah pemanasan bismut bereaksi dengan oksigen di udara unutk


formulir bismut (III) trioksida. Oksida ini berwarna kuning, bersifat basa dan
menghasilkan ion BiO+ dan Bi3+ jika dilarutkan dalam larutan asam.

2. Reaksi dengan Air

2Bi(s) + 3H2O(g) → Bi2O3(s) + 3H2(g)

Ketika bismut panas merah nereaksi dengan air membentuk bismut


(III) trioksida.

3. Reaksi dengan Asam

2Bi + 6H2SO4 →Bi2(SO4)3 + 6H2O+ 3SO2

Bismut larut dalam asam sulfat pekat, untuk membentuk solusi yang
mengandung Bi3+. Reaksi asam sulfat menghasilkan sulfur (IV) gas dioksida.

4. Reaksi dengan halogen

Bismut bereaksi dengan flour untuk membentuk bismut (V) fluoride

2Bi(s) + 5F2(g) → 2BiF5(s)

32
Bismut bereaksi dalam kondisi yang terkendali dengan halogen
fluorin, klorin, bromin, dan iodin bismut (III) trihalides.

2Bi(s) + 3F2(g) → 2BiF3(s)

2Bi(s) + 3Cl2(g) → 2BiCl3(s)

2Bi(s) + 3Br2(g) → 2BiBr3(s)

2Bi(s) + 3I2(s) → 2BiI3(s)

II.5.4. Pembuatan Bismut

Bismuth stabil pada suhu tinggi, tetapi biasanya bersenyawa dengan logam
lain setelah operasi peleburan. Penyulingan elektrolisis tembaga daun bismut
belakang sebagai salah satu komponen dari sludge anoda. Pemisahan bismut dari
timah oleh proses Betterton-Kroll melibatkan pembentukan kalsium cair atau
magnesium bismuthide (Ca3Bi2 atau Mg3Bi2), yang terpisah dan dapat di-skim off
sebagai sampah. Sampah yang dapat diklorinasi untuk menghapus magnesium atau
kalsium, dan akhirnya menghasilkan timbal. Tritmen dengan natrium hidroksida
kemudian menghasilkan bismut yang sangat murni. Pemisahan alternatif, proses
Betts, melibatkan pemurnian elektrolit timbal bullion (mengandung bismuth dan
kotoran lainnya) dalam larutan timbal fluosilicate dan asam fluosilicic, bismuth yang
dihasilkan dari sludge anoda. Pemisahan bismut dari bijih oksida atau karbonat dapat
dilakukan dengan pencucian dengan asam klorida pekat. Pengenceran kemudian
pengendapan oxychloride tersebut, BiOCl. Bismut pada pemanasan dengan kapur dan
arang, menghasilkan logam bismut.
Bismuth logam digunakan terutama dalam paduan, dengan banyak
menanamkan sifat khusus sendiri yaitu titik leleh rendah dan ekspansi pada
pemadatan (seperti air dan antimon). Bismut adalah suatu komponen yang berguna
pada paduan jenis-logam, yang membuat rapi, coran bersih; dan itu merupakan unsur

33
penting dari paduan yang memiliki titik cair rendah, yang disebut paduan fusible,
yang memiliki berbagai macam aplikasi, terutama dalam peralatan deteksi kebakaran.
Sebuah paduan bismut-mangan telah ditemukan efektif sebagai magnet permanen.
Konsentrasi kecil dari bismut meningkatkan kekuatan dari aluminium, baja, baja
tahan karat, dan paduan lainnya dan menekan pemisahan grafit dari besi cor lunak.
Perangkat thermoelectric untuk penggunaan pendingin make telluride bismuth,
Bi2Te3, dan selenide bismut, Bi2Se3. Bismuth cair telah digunakan sebagai pembawa
bahan bakar dan pendingin di pembangkit tenaga nuklir.

II.5.5. Kegunaan Bismut Dalam Kehidupan dan Lingkungan Manusia


1. Bismut sebagai pengobatan Tukak Lambung
Tukak lambung ialah luka pada lapisan dalam dari lambung atau pada usus dua
belas jari (duodenum), yaitu permulaan usus kecil. Tukak lambung adalah
penyakit yang banyak penderitanya. Di Amerika, sepersepuluh orang Amerika
pernah menderita tukak lambung. Penyebab utama dari tukak lambung adalah
infeksi oleh bakteri, tapi ada juga sebagian yang disebabkan oleh pemakaian
jangka lama obat-obatan yang mengandung NSAID, obat-obatan anti-inflamasi
non-steroid, seperti aspirin dan ibuprofen. Ada juga tukak lambung yang
disebabkan tumor ganas di lambung atau di pankreas. Tukak lambung tidak
disebabkan oleh makanan pedas atau oleh stress.
2. Helicobacter pylori (H. pylori) adalah sejenis bakteri. Penelitian beberapa tahun
yang lalu menemukan bahwa H. pylori merupakan penyebab hampir semua
penyakit tukak lambung, 80% pada tukak dalam lambung dan 90% pada tukak
usus duabelas jari. Infeksi H. pylori tidak otomatis berkemabang menjadik tukak.
Di Amerika hampir 20% orang berumur dibawah 40 tahun terinfeksi bakteri ini,
dan 50% orang berumur diatas 60 tahun terinfeksi. Namun sebagian besar infeksi
ini tidak berkembang menjadi tukak lambung. Kenapa bakteri H. pylori tidak
selalau menyebabkan tukak belum diketahui. Mungkin sekali hal itu tergantung
pada keadaan orang yang terinfeksi, pada tipe H. pylori yang menjangkitinya,

34
atau faktor-faktor lain yang belum diketahui. Peneliti belum dapat memastikan
bagaiman orang tertular oleh H. pylori, tetapi diperkirakan melalui makanan atau
air.
3. Bismuth Dalam Kedokteran
Bismut telah lama berhubungan dengan pengobatan. Penggunaan awal senyawa
bismut (bismut subnitrate) dalam pengobatan tampaknya telah digunakan pada
Abad pertengahan. bismuth digunakan sebagai obat pertama kali adalah pada
tahun 1786 oleh Louis Odier untuk pengobatan dispepsia. Selama ini, berbagai
senyawa bismuth (subnitrate, subgallate, subcitrate, tartrat, subcarbonate dan
subsalisilat) telah digunakan untuk mengobati sifilis, hipertensi, infeksi, penyakit
kulit dan gangguan pencernaan.
Sejak 1970-an, dua senyawa bismuth paling sering telah digunakan dunia yaitu
bismut subsalisilat (Pepto-Bismol®) untuk pencegahan dan pengobatan diare dan
dispepsia, dan subcitrate bismut koloid (De-Nol®) yang diluncurkan pada 1976)
untuk pengobatan tukak lambung. Yang terakhir ini ranitidin bismuth sitrat
(Tritec dan Pylorid) (BPS) telah berhasil digunakan dalam pengobatan baik
untuk penyakit tukak lambung dan tukak duodenum. Hal ini dikatakan seefektif
Antagonis histamin H2 seperti simetidin.
4. Potensi protein target obat bismut
Mekanisme kerja obat bismut rumit dan tidak sepenuhnya dipahami. Secara
umum dipercaya bahwa obat bismut dibawa ke lendir lambung untuk membentuk
pelindung lapisan mungkin sebagai BiOCl dan kompleks bismut sitrat pada
lubang tukak. Mereka dapat menghambat Helicobacter pylori dan juga berikatan
kuat pada jaringan protein, glikoprotein lendir dan enzim. Studi akumulatif
menunjukkan bahwa protein (Peptida) kemungkinan menjadi target potensial dari
obat bismut. obat Bismut telah ditunjukkan untuk berinteraksi dengan berbagai
protein seperti transferin serum manusia, laktoferin, Serum albumin, dan
metallothionein. Pengikatan bismut untuk laktoferin mungkin menghilangkan
akuisisi besi H. pylori karena bakteri menggunakan host-spesifik laktoferin untuk

35
akuisisi besi. Tingkat serapan bismut oleh sel tunggal H. pylori juga ditemukan
berkorelasi reversibel dengan tingkat besi. Obat bismut juga telah dibuktikan
menghambat beberapa enzim dari H. pylori. Ini menghambat aktivitas ragi
alkohol dehidrogenase dengan mengganggu situs seng dan mengubah struktur
asli enzim. bismut mungkin menargetkan beberapa protein dalam H. pylori
patogen untuk menghambat sintesis enzim penting seperti urease dan
hidrogenase atau nikel-mengikat protein, yang penting untuk kelangsungan hidup
bakteri.
5. Mekanisme aksi molekul bismut terhadap H. pylori yaitu:
a. penghambatan berbagai enzim yang diproduksi oleh H. pylori termasuk
urease, katalase dan lipase/fosfolipase.
b. penghambatan adhesi H. pylori untuk permukaan sel epitel,
c. menghambat sintesis ATP,
d. penghambatan protein, sintesis dinding sel dan fungsi membran

Di sisi lain, bismut dapat melindungi jaringan host dari cedera yang berlebihan
dengan (1) Cytoprotective dan efek penyembuhan ulkus pada mukosa dan (2)
penghambatan sekresi asam lambung. Urease adalah enzim yang mengandung
nikel penting untuk kolonisasi H. pylori dan virulensiyang mengkatalisis-
hydrolysis urea untuk menghasilkan karbamat dan amonia. Sehingga dengan
demikian menetralisir lingkungan terdekat suatu bakteri untuk membantu
kelangsungan hidup di bawah kondisi asam dari lambung lumen dan mukosa.
Bismut kompleks seperti RBC sebagai serta beberapa triarylbismuthanes dapat
menghambat aktivitas urease tersebut. Penghambatan jack bean urease oleh
senyawa triarylbismuthanes telah menunjukkan kesesuaian dengan mengamati
aktivitas antibakteri dari senyawa terhadap H. pylori.

36
BAB III

KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa unsur golongan ke V terdiri dari
Nitrogen, Fosfor, Arsenik, Antimon, dan Bismut.

37
Unsur pada golongan VA adalah Nitrogen (N), dimana bentuk diatomik dari
nitrogen adalah unsur yang paling utama dari udara. Unsur-unsur yang lain adalah
termasuk Fosfor (P), Arsen (As), Antimon (Sb), Bismut (Bi).  Pada Nitrogen biasanya
ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas
diatomik bukan logam yang stabil. Nitrogen membentuk banyak senyawa penting
seperti asam amino, amoniak, asam nitrat, dan sianida.

Nitrogen adalah unsur yang paling berlimpah di atmosfer (78% gas di


atmosfer adalah nitrogen). Meskipun demikian, penggunaan nitrogen pada bidang
biologis sangatlah terbatas. Nitrogen merupakan unsur yang tidak reaktif (sulit
bereaksi dengan unsur lain) sehingga dalam penggunaan nitrogen pada makhluk
hidup diperlukan berbagai proses, yaitu : fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi,
denitrifikasi.
Unsur Fosfor ditemukan oleh Hannig Brand pada tahun 1669 di Hamburg,
Jerman. Hamburg menemukan unsur ini dengan cara 'menyuling' air urin melalui
proses penguapan dan setelah dia menguapkan 50 ember air urin, Hamburg baru
menemukan unsur yang dia inginkan.

Antimon merupakan unsur dengan warna putih keperakan, berbentuk kristal


padat yang rapuh. Daya hantar listrik (konduktivitas) dan panasnya lemah. Zat ini
menyublim (menguap dari fasa padat) pada suhu rendah. Sebagai sebuah metaloid,
antimon menyerupai logam dari penampilan fisiknya tetapi secara kimia ia bereaksi
berbeda dari logam sejati.

Antimon dan senyawa-senyawanya adalah toksik (meracun). Secara klinis,


gejala akibat keracunan antimon hampir mirip dengan keracunan arsen. Dalam dosis
rendah, antimon menyebabkan sakit kepala dan depresi. Dalam dosis tinggi, antimon
akan mengakibatkan kematian dalam beberapa hari.
Bismut merupakan logam dengan kristal trivalen ini memiliki sifat kimia
mirip dengan arsen dan antimoni. Dari semua jenis logam, unsur ini paling

38
bersifat diamagnetikdan merupakan unsur kedua setelah raksa yang memiliki
konduktivitas termal terendah. Senyawa bismut bebas timbal sering digunakan
sebagai bahan kosmetik dan dalam bidang medis.

Arsenik secara kimiawi memiliki karakteristik yang serupa dengan Fosfor,


dan sering dapat digunakan sebagai pengganti dalam berbagai reaksi biokimia dan
juga beracun. Arsenik dan beberapa senyawa arsenik juga dapat langsung
tersublimasi, berubah dari padat menjadi gas tanpa menjadi cairan terlebih dahulu.

Logam arsen berwarna abu-abu, sangat rapuh,Kristal, dan semi-metal benda


padat. Ia berubah warna dalam udara dan ketika dipanaskan teroksida sangat cepat
menjadi arsen oksida dengan bau bawang. Arsen dan senyawa-senyawanya sangat
beracun.

39
DAFTAR PUSTAKA

Anshryirfan. 1988. Penuntun Belajar Kimia. Ganeca Axact: Bandung.

Foth, H. D. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah 6th Edition. Penerjemah : Soenartono


Adisoemartono. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Diah, A. 2016. Makalah Fosfor. (Online).


https://www.academia.edu/11283300/makalah_fosfor. (Diakses pada tanggal 6
Februari 2020).

Barabai, A. 2015. Golongan 5A.


https://www.academia.edu/12326086/tugas_kimia_gol_5A. (Di akases pada
tanggal 4 Februari 2020).

40

Anda mungkin juga menyukai