Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AWAL PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

EFEK ION BERSAMAAN

OLEH :

NAMA : NADIA YULISA


NIM : 1903112107
KELAS/KELOMPOK : A/X (SEPULUH)
TANGGAL PERCOBAAN : 31 DESEMBER 2020
ASISTEN : AKMALUDDIN,S.Si

LABORATORIUM KIMIA

ANORGANIK JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS RIAU

2020
Laporan Praktikum Kimia Anorganik I
I. TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.1 Mengetahui cara standarisasi kalium permanganate (KMnO4)
1.2 Mengetahui pengaruh dari penambahan ion senama terhadap kelarutan.
1.3 Mengetahui sifat-sifat dari kalium permanganate (KMnO4)
1.4 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kelarutan.
1.5 Mengetahui tujuan pemanasan pada percobaan ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Kelarutan suatu zat dalam suatu pelarut menyatakan jumlah maksimum
suatu zatyang dapat larut dalam suatu pelarut. Larutan dibedakan menjadi larutan
tak jenuh, larutan jenuh dan larutan lewat jenuh. Larutan jenuh merupakan larutan
yang masih mampu melarutkan zat terlarut yang ditambahkan ke dalam larutan
tersebut. Konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh sama dengan kelarutannya.
Hasil kalarutan kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh
garam yang sukar larut dalam air pada temperatur tertentu setelah masing- masing
konsentrasi dipangkatkan dengan koefesien menurut persamaan ionisasinya. Hasil
kali kelarutan menggambarkan batas kelarutan senyawa pada suhu tertentu. Jika
ke dalam larutan jenuh AgCl ditambahkan beberapa tetes larutan NaCl maka akan
segera terjadi pengendapan AgCl, demikian pula bila kedalam larutan AgCl
tersebut ditambahkan beberapa tetes larutan AgNO3. Hal ini disebabkan karena
pergeseran arah kesetimbangan perhatikan reaksi berikut :
AgCl(s) Ag+(aq) + Cl-(aq)………………………………….(1.1)
Apabila ke dalam sistem ditambahkan ion Ag+ dan Cl- maka sistem akan
menggeser arah kesetimbangan ke sebelah kiri, akibatnya AgCl akan bertambah
dan mengendap. Dapat disimpulkan bahwa jika ke dalam system kelarutan
ditambahkan ion senama, maka kesetimbangan kelarutan akan berkurang
(Farhaini, 2016).
Kelarutan (S) suatu endapan, menurut definisi adalah sama dengan
konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan juga bergantung berbagai
kondisi, seperti temperatur, tekanan, konsentrasi, bahan- bahan lain dalam larutan
itu dan pada komposisi pelarutnya. Kelarutan juga bergantung pada sifat dan
konsentrasi zat-zat lain, terutama ion-ion dalam campuran tersebut. Terdapat
perbedaan yang besar antara efek dari ion sejenis dan ion asing. Ion sejenis adalah
suatu ion yang juga merupakan salah satu bahan endapan. Umumnya dapat
dikatakan bahwa suatu endapan berkurang banyak sekali jika salah satu ion
sejenis terdapat dalam jumlah berlebihan, meskipun efek ini mungkin diimbangi
dengan pembentukkan suatu kompleks yang dapat larut dengan ion sejenis yang
berlebihan itu. Dengan adanya ion asing, kelarutan endapan bertambah, tetapi
pertambahan ini umumnya sedikit, kecuali jika terjadi reaksi kimia (seperti
pembentukkan kompleks atau reaksi asam-basa) antara endapan dan ion asing,

Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA Universitas Riau


Laporan Praktikum Kimia Anorganik I
pertambahan kelarutannya menjadi lebih besar. Hasil kali kelarutan
memungkinkan kita untuk menerangkan dan juga memperkirakan reaksi-reaksi
pengendapan. Hasil kali kelarutan dalam keadaan sebenarnya merupakan nilai
akhir yang dicapai oleh hasil kali ion ketika kesetimbangan tercapai antara fase
padat dari garam yang hanya sedikit larut dalam larutan itu. Jika hasil kali ion
berbeda dengan hasil kali kelarutan, maka sistem itu akan berusaha
menyesuaikan, sehingga hasil kali ion mencapai nilai hasil kali kelarutan. Jadi,
jika hasil kali ion sengaja dibuat lebih besar dari hasil kali kelarutan, maka
pengendapan garam larutan akan disesuaikan oleh sistem. Sebaliknya, jika hasil
kali ion dibuat lebih kecil dari hasil kali kelarutan, maka kesetimbangan dalam
sistem akan dicapai kembali dengan melarutnya sebagian garam padat ke dalam
larutan. Hasil kali kelarutan menentukan keadaaan kesetimbangan, namun tidak
dapat memberikan informasi mengenai laju saat kesetimbangan terjadi.
Sesungguhnya, kelebihan zat pengendap yang terlalu banyak dapat
mengakibatkan sebagian endapan melarut kembali, sebagai akibat bertambahnya
efek garam atau akibat pembentukkan ion kompleks (Aisah, 2016).
Menurut hukum Le Chatelier kesetimbangan larutan jika peningkatan
konsentrasi salah satu reaktan maka akan bergeser ke arah reaktannya. Dalam
kesetimbangan kelarutan timbal (II), penambahan ion bersama menyebabkan
reaksi dapat balik yang mengarah ke kesetimbangan baru.
PbI2(s) Pb2+(aq) + 2I-(aq)…………………………………….(2.2)
Ketika konsentrasi I- ditambahkan maka kesetimbangan bergeser membentuk
lebih banyak PbI2(s). Penambahan ion bersama menggeser kesetimbangan
senyawa ionic yang sedikit larut menuju senyawa yang tidak larut, menyebabkan
lebih banyak mengendap. Dengan demikian, kelarutan semakin berkurang.
Kelarutan senyawa ionic yang sedikit larut diturunkan dengan adanya zat terlarut
kedua yang menghasilkan ion bersama (Petrucci, 2010).
Hasil kali kelarutan adalah konstanta kesetimbangan; pengendapan
senyawa ionik dari larutan terjadi setiap kali produk ion melebihi Ksp. Dalam
larutan jenug AgCl, misalnya hasil kali ion [Ag+] [Cl-] adalah sama dengan Ksp.
Stoikiometri sederhana menjelaskan bahwa [Ag+] = [Cl-]. Tetapi kesetaraan ini
tidak berlaku disemua situasi. Misalnya kita mempelajari larutan yang
mengandung dua zat terlarut yang terbagi dua ion sejenis, AgCl dan AgNO3.
Selain disosiasi AgCl, berikut ini proses juga berkontribusi pada konsentrasi total
ion perak umum:
AgNO3(s)  Ag+(aq) + NO3-(aq)…………………………………..…(2.3)
Kesetimbangan kelarutan AgCl adalah
AgCl(s)  Ag+(aq) + Cl-(aq)…………………………………………(2.4)
Jika AgNO3 ditambahkan kelarutan AgCl jenuh, peningkatan [Ag+] akan
membuat hasil kali ion lebih besar daripada hasil kali kelarutan:
Q= [Ag+][Cl-] > Ksp

Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA Universitas Riau


Laporan Praktikum Kimia Anorganik I
Untuk mengembalikan kesetimbangan, beberapa AgCl akan mengendap.
Berdasarkan prinsip Le Chatelier pengaruh penambahan ion sejenis adalah
penurunan kelarutan garam (AgCl) dalam larutan (Chang, 2010).
Kalsium oksalat berupa kristal seperti jarum-jarum tajam yang
menanamkan diri dalam jaringan dan dapat menyebabkan sakit luar biasa.
Kalsium oksalat dapat menyebabkan sekitar 80 persen penyakit batu ginjal pada
orang dewasa. Oksalat dapat mengendapkan kalsium dan membentuk kalsium
oksalat yang tidak dapat diserap oleh tubuh, sehingga terbentuk endapan garam
yang tidak larut yang menyebabkan munculnya penyakit batu ginjal. Di dalam
tubuh, oksalat akan bersenyawa dengan kalsium membentuk kristal kalsium
oksalat. Kristal tersebut akan mengendap dan jika terkumpul akan membesar
membentuk batu ginjal. Batu ginjal terbentuk akibat ginjal yang kekurangan
cairan untuk memecahkan kelebihan mineral seperti oksalat, kalsium atau asam
urat dari makanan (Dhea,2019).

III. ALAT DAN BAHAN


3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Gelas beker 250 ml (1 buah)
2. Erlenmeyer 250 ml (1 buah)
3. Labu standar 250 ml (1 buah)
4. buret (1 buah)
5. Tabung reaksi (1 buah)
6. Statif buret (1 buah)
7. Hot plate (1 buah)
8. Pipet ukur 20 ml (1 buah)
9. Batang pengaduk (1 buah)
10. Corong kaca (1 buah)
11. Spatula (1 buah)
12. Botol timbang (1 buah)
13. Timbangan digital (1 buah)
13. Pipet tetes (1 buah)
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut:

Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA Universitas Riau


Laporan Praktikum Kimia Anorganik I
1. Kristal Asam oksalat (H2C2O4) (3,15 gr)
2. Larutan Kalium permanganat (KMnO4)
3. Asam Sulfat encer (H2SO4)
4. Aquades (H2O)

IV. SKEMA KERJA


Adapun skema kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

Kristal Asam oksalat (C2H2O4) diambil menggunakan spatula, lalu


dimasukkan ke dalam botol timbang. Beratnya 3,15 gr

Kristal asam oksalat (C2H2O4) dipindahkan kedalam gelas beker


dan dilarutkan sambal diaduk secara perlahan menggunakan
batang pengaduk.

Larutan dipindahkan dari beaker ke dalam labu standar


menggunakan corong dan batang pengaduk

Aquades ditambahakn perlahan ke dalam labu standar hingga di


bawah tanda kalibrasi.

Labu standar ditutup, lalu diguncang perlahan untuk membuat


larutan menjadi homogen.

Molaritas larutan oksalat yang disiapkan adalah 0,1 M.

Buret dicuci dengan menggunkan aquades dan tiriskan airnya.


Proses ini diulangi sebanyak 2 atau 3 kali untuk mengeluarkan
kotoran dari buret.

Larutan
Laboratorium Kalium
Kimia permanganate
Anorganik (KMnO4) Riau
FMIPA Universitas dimasukkan ke dalam
buret menggunakan corong.
Laporan Praktikum Kimia Anorganik I

Lalu buret dicuci dan larutan ditiriskan. Proses ini diulangi


sebanyak 2 atau 3 kali untuk menghilangkan kelembaban dalam
buret.

Larutan Kalium permanganate (KMnO4) dimasukkan ke dalam


buret menggunakan corong tepat di atas angka nol.

Buret dijepit secara vertical di statis buret.

Beaker diambil dan diletakkan di bawah buret, lalu buka perlahan


kunci pipa sehingga Kalium permanganate (KMnO 4) dapat turun
ke dalam beaker dan atur pembacaan buret awal sebagai nol.

Aquades dengan volume kecil diambil menggunakan pipet ukur.


Airnya dicuci dan ditiriskan. Pengulangan dilakukan 2 atau 3 kali.

Larutan asam okslat sebanyak 20 mL dipindahkan ke dalam labu


Erlenmeyer.

Kemudian, Asam sulfat sebanyak 20 mL ke dalam labu


erlenmeyer yang berisi larutan asam oksalat

Labu erlenmeyer diletakkan di atas pemanas dan isinya dipanaskan


hingga 60-70˚C.
Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA Universitas Riau
Laporan Praktikum Kimia Anorganik I

Setelah dipanaskan, labu Erlenmeyer diletakkan di bawah buret


untuk melihat perubahan warna.

Larutan Kalium permanganate (KMnO4) ini dikeluarkan setetes


demi setetes dari buret ke dalam labu erlenmeyer sambil dilakukan
pengguncangan.

Pengguncangan dilanjutkan hingga warna dari larutan berubah dari


tidak berwarna menjadi pink terang saat tetes terakhir dari Kalium
permanganate (KMnO4).

Pembacaan buret terakhir dicatat, dan dilakukan pengulangan


prosedur hingga mencapai nilai yang sesuai.

V. PEMBAHASAN
Efek ion bersamaan merupakan suatu keadaan dimana apabila ditambahkan
anion senama kedalam suatu larutan maka kesetimbangan akan bergeser kekiri
dan akan membentuk endapan. Tujuan dari percobaan ini adalah menstandarisasi
larutan kalium permanganate (KMnO4) dengn asam oksalat (C2H2O4) dan factor-
faktor yang mempengaruhi kelarutan. Secara teori yang terdapat pada diktat
percobaan ini terdiri atas tiga komponen yaitu standarisasi larutan KMnO4,
penentuan konstanta hasil kali kelarutan dan pengaruh ion oksalat (C2O4)2- dalam
larutan asam oksalat (C2H2O4). Namun berdasarkan video yang didapatkan hanya
membahas standarisasi kalium permanganate (KMnO4). Analisa yang digunakan
yaitu kuantitatif dan kualitatif. Analisa kuantitatif berupa perhitungan berdasarkan
data-data yang didapatkan sedangkan analisa kualitatif berupa uji yang dapat
dilihat atau diamati dengan penglihatan alat indra.
Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah titrasi
permanganometri dimana titrasi permanganometri adalah salah satu metode titrasi
yang menggunakan prinsip reaksi reduksi dan oksidasi. Metode ini merupakan
suatu metode yang sering digunakan karena permanganometri memiliki kelebihan
antara lain permanganometri merupakan oksidator kuat, tidak memerlukan
indikator mudah diperoleh dan terjangkau. Dikarenakan larutan kalium
Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA Universitas Riau
Laporan Praktikum Kimia Anorganik I
permanganate (KMnO4) tidak stabil dalam penyimpanan atau dengan kata lain
larutan kalium permanganate (KMnO4) adalah larutan standar sekunder, maka
larutan tersebut distandarisasi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan
standar primer dimana larutan standar primer yang digunakan adalah kristal asam
oksalat.
Pada percobaan ini hal pertama yang dilakukan adalah melarutkan kristal
asam oksalat (C2H2O4) didalam labu standar. Tujuan pengenceran ini adalah agar
asam osalat (C2H2O4) mudah larut dalam pelarutnya sehingga reaksi yang terjadi
lebih cepat. Kemudian larutan asam oksalat (C2H2O4) dengan warna bening
ditambahkan dengan asam sulfat (H2SO4) pekat menghasilkan larutan bening dan
panas. Fungsi penambahan asam sulfat (H2SO4) adalah untuk memberikan
suasana asam, hal ini dikarenakan titik akhir titrasi lebih mudah diamati bila
reaksi dilakukan dalam suasana asam dan reaksi asam sulfat (H 2SO4) tersebut
tidak menghasilkan produk dan tidak bereaksi dengan titran. Pada suasana asam
zat ini akan mengalami reduksi menghasilkan ion Mn 2+ yang tidak berwarna
sedangkan apabila reaksi dilakukan dalam suasana pada pH netral atau sedikit
basa maka akan terbentuk padatan mangan dioksida (MnO2) yang berwarna coklat
yang dapat mengganggu dalam penentuan titik akhir titrasi. Kemudian panas yang
terjadi saat penambahan asam sulfat (H2SO4) pekat disebabkan karena terjadinya
reaksi eksoterm dimana reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor dari
sistem kelingkungan. Sebelum titrasi larutan dipanaskan pada suhu 70 0C. Fungsi
pemanasan adalah untuk mempercepat terjadinya reaksi antara kalium
permanganat (KMnO4) dengan asam oksalat (C2H2O4) karena pada suhu kamar
reaksi antara keduanya cenderung lambat sehingga akan sulit untuk menentukan
titik akhir titrasi. Standarisasi kalium permanganate (KMnO 4) dengan asam
oksalat pada percobaan ini tidak menggunakan indikator eksternal untuk
menentukan titik akhir reaksinya. Hal ini disebabkan kalium permanganate
(KMnO4) sendiri selain bertindak sebagai titran, ia juga bertindak sebagai
indikator (auto indikator). Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan perubahan warna
dari bening menjadi merah muda sekali. Warna merah muda timbul akibat
kelebihan ion permanganat. Satu tetes kelebihan ion permanganat akan
menimbulkan warna merah muda yang cukup jelas terlihat.
Hasil dari percobaan ini adalah didapatkan hasil titrasi kalium permanganate
(KMnO4) adalah 16 ml, dilihat titik akhirnya berada di angka 16. Molaritas kalium
permanganate adalah 0,05 M.

VI. TUGAS DAN PERTANYAAN


1. Sebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya kelarutan suatu garam!
Jawaban;
1).Suhu
Kenaikan suhu akan memberikan tambahan energi untuk memutuskan ion-ion
dari senyawa elektroiitnya. Oleh karena itu, semakin tinggi suhu, semakin
mudah suatu elektrolit larut.

Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA Universitas Riau


Laporan Praktikum Kimia Anorganik I
2). Konsentrasi
Semakin besar konsentrasi ion-ion yang terdapat dalam larutan akan
memperbesar hasil perkalian konsentrasi ion-ion dalam larutan. Hasil perkalian
konsentrasi ion-ion ini apabila mampu melewati harga Ksp, elektrolit tersebut
akan rfiudah mengendap dan sukar larut.
3). Pengaruh Penambahan Ion Senama
Elektrolit-elektrolit yang terdiri atas ion logam yang sama seperti AgCI,
AgNO3, Ag2CrO4 , AgBr, dan Ag3PO4 dikatakan mempunyai ion senama, yaitu
ion perak (Ag+). Demikian juga dengan AgCI, NaCI, CaCI2, dan AICI3 juga
dikatakan memiliki ion senama yaitu ion klorida (Cl–).
4). Sifat Pelarut
Garam-garam organik lebih mudah larut dalam air dibanding garam-garam
anorganik.
5). Pengaruh pH
Kelarutan dari garam-garam yang berasal dari asam lemah bergantung pada
larutannya.
2. Terangkan mengapa pengambilan kelarutan harus bebas dari padatan!
Jawaban:
Karena jika terdapat padatan pada saat pengambilan maka titrasi tidak akan
terlihat titik ekivalennya dengan jelas dan akan terbentuk garam pada titernya.
3. Jelaskan pengaruh ion bersamaan pada suatu larutan !
Jawaban:
Pengaruh ion senama terhadap kelarutan adalah adanya ion senama dari zat-zat
garam dalam suatu kesetimbangan larutan elektrolit yang sukar larut
menyebabkan kelarutannya berkurang sehingga menyebabkan larutan makin
sukar larut.
4. Buatlah reaksi pada percobaan ini!
Jawaban:
2KMnO4 + 3H2SO4 + 5H2C2O4.2H2O  K2SO4 + 2MnSO4 + 18H2O + 10CO2
5. Tentukan tetapan kesetimbangan yang ada pada percobaan ini!
Jawaban:

VII. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah

Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA Universitas Riau


Laporan Praktikum Kimia Anorganik I
1. Standarisasi larutan KMnO4 dengan menggunakan kristal asam oksalat,
metode yang digunakan adalah titrasi permanganometri dimana titrasi
permanganometri adalah salah satu metode titrasi yang menggunakan prinsip
reaksi reduksi dan oksidasi.
2. Konsentrasi ion senama sangat berpengaruh pada sifat kelarutan suatu zat.
Penambahan ion senama atau sejenis bisa mempengaruhi kelarutan zat, yaitu
mengurangi kelarutan suatu zat. Semakin banyak ion senama didalam larutan,
zat-zat terlarut semakin sulit untuk larut.
3. Sifat dari kalium permanganate adalah merupakan oksidaator kuat, apabila
kontak dengan senyawa yang mudah menyala akan menyebabkan kebakaran,
larut dalam air.
4. Factor factor yang mempengaruhi kelarutan adalah suhu, konsentrasi larutan,
jenis pelarut, polaritas pelarut, ukuran partikel, pengaruh hidrolisis.
5. Tujuan dari pemanasan pada percobaan ini adalah untuk mempercepat reaksi.

Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA Universitas Riau


Laporan Praktikum Kimia Anorganik I

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Aisah, S.2016. Efek Perubahan Ekstrak Gambir (Uncaria Gambier), Kemenyan
Putih, dan Aditif Golongan Karboksilat Sebagai Inhibitor Pembentukan
Kerak Kalsium Karbonat (CaCO3). Skripsi. Universitas Lampung,
Lampung.
Chang, Raymond.2010. Chemistry Tenth Edition. McGraw-Hill, New York.
Dhea, B., Erna, K., Fitri, E. 2019. Pengaruh konsumsi air putih terhadap hasil
pemeriksaan kristal oksalat dalam urin pada pasien rawat jalan di
puskesmas pegensangan. Jurnal Media Bio Sains. 6(1).
Frahaini, Dara. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jogsaw
Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 9 Banda Aceh. Skripsi. Universitas Islam
Negeri Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh.
Petrucci, Ralph,H. 2010. General Chemistry Principles and Modern Applications
Tenth Edition. Prentice Hall, Toronto.

Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA Universitas Riau


Laporan Praktikum Kimia Anorganik I

IX. LAMPIRAN
Link Video : https://youtu.be/HDUd4KqBKa8

Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA Universitas Riau

Anda mungkin juga menyukai