OLEH :
LABORATORIUM KIMIA
UNIVERSITAS RIAU
2020
Laporan Praktikum Kimia Anorganik I
I. TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.1 Mengetahui cara standarisasi kalium permanganate (KMnO4)
1.2 Mengetahui pengaruh dari penambahan ion senama terhadap kelarutan.
1.3 Mengetahui sifat-sifat dari kalium permanganate (KMnO4)
1.4 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kelarutan.
1.5 Mengetahui tujuan pemanasan pada percobaan ini.
Larutan
Laboratorium Kalium
Kimia permanganate
Anorganik (KMnO4) Riau
FMIPA Universitas dimasukkan ke dalam
buret menggunakan corong.
Laporan Praktikum Kimia Anorganik I
V. PEMBAHASAN
Efek ion bersamaan merupakan suatu keadaan dimana apabila ditambahkan
anion senama kedalam suatu larutan maka kesetimbangan akan bergeser kekiri
dan akan membentuk endapan. Tujuan dari percobaan ini adalah menstandarisasi
larutan kalium permanganate (KMnO4) dengn asam oksalat (C2H2O4) dan factor-
faktor yang mempengaruhi kelarutan. Secara teori yang terdapat pada diktat
percobaan ini terdiri atas tiga komponen yaitu standarisasi larutan KMnO4,
penentuan konstanta hasil kali kelarutan dan pengaruh ion oksalat (C2O4)2- dalam
larutan asam oksalat (C2H2O4). Namun berdasarkan video yang didapatkan hanya
membahas standarisasi kalium permanganate (KMnO4). Analisa yang digunakan
yaitu kuantitatif dan kualitatif. Analisa kuantitatif berupa perhitungan berdasarkan
data-data yang didapatkan sedangkan analisa kualitatif berupa uji yang dapat
dilihat atau diamati dengan penglihatan alat indra.
Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah titrasi
permanganometri dimana titrasi permanganometri adalah salah satu metode titrasi
yang menggunakan prinsip reaksi reduksi dan oksidasi. Metode ini merupakan
suatu metode yang sering digunakan karena permanganometri memiliki kelebihan
antara lain permanganometri merupakan oksidator kuat, tidak memerlukan
indikator mudah diperoleh dan terjangkau. Dikarenakan larutan kalium
Laboratorium Kimia Anorganik FMIPA Universitas Riau
Laporan Praktikum Kimia Anorganik I
permanganate (KMnO4) tidak stabil dalam penyimpanan atau dengan kata lain
larutan kalium permanganate (KMnO4) adalah larutan standar sekunder, maka
larutan tersebut distandarisasi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan
standar primer dimana larutan standar primer yang digunakan adalah kristal asam
oksalat.
Pada percobaan ini hal pertama yang dilakukan adalah melarutkan kristal
asam oksalat (C2H2O4) didalam labu standar. Tujuan pengenceran ini adalah agar
asam osalat (C2H2O4) mudah larut dalam pelarutnya sehingga reaksi yang terjadi
lebih cepat. Kemudian larutan asam oksalat (C2H2O4) dengan warna bening
ditambahkan dengan asam sulfat (H2SO4) pekat menghasilkan larutan bening dan
panas. Fungsi penambahan asam sulfat (H2SO4) adalah untuk memberikan
suasana asam, hal ini dikarenakan titik akhir titrasi lebih mudah diamati bila
reaksi dilakukan dalam suasana asam dan reaksi asam sulfat (H 2SO4) tersebut
tidak menghasilkan produk dan tidak bereaksi dengan titran. Pada suasana asam
zat ini akan mengalami reduksi menghasilkan ion Mn 2+ yang tidak berwarna
sedangkan apabila reaksi dilakukan dalam suasana pada pH netral atau sedikit
basa maka akan terbentuk padatan mangan dioksida (MnO2) yang berwarna coklat
yang dapat mengganggu dalam penentuan titik akhir titrasi. Kemudian panas yang
terjadi saat penambahan asam sulfat (H2SO4) pekat disebabkan karena terjadinya
reaksi eksoterm dimana reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor dari
sistem kelingkungan. Sebelum titrasi larutan dipanaskan pada suhu 70 0C. Fungsi
pemanasan adalah untuk mempercepat terjadinya reaksi antara kalium
permanganat (KMnO4) dengan asam oksalat (C2H2O4) karena pada suhu kamar
reaksi antara keduanya cenderung lambat sehingga akan sulit untuk menentukan
titik akhir titrasi. Standarisasi kalium permanganate (KMnO 4) dengan asam
oksalat pada percobaan ini tidak menggunakan indikator eksternal untuk
menentukan titik akhir reaksinya. Hal ini disebabkan kalium permanganate
(KMnO4) sendiri selain bertindak sebagai titran, ia juga bertindak sebagai
indikator (auto indikator). Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan perubahan warna
dari bening menjadi merah muda sekali. Warna merah muda timbul akibat
kelebihan ion permanganat. Satu tetes kelebihan ion permanganat akan
menimbulkan warna merah muda yang cukup jelas terlihat.
Hasil dari percobaan ini adalah didapatkan hasil titrasi kalium permanganate
(KMnO4) adalah 16 ml, dilihat titik akhirnya berada di angka 16. Molaritas kalium
permanganate adalah 0,05 M.
VII. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari percobaan ini adalah
IX. LAMPIRAN
Link Video : https://youtu.be/HDUd4KqBKa8