Oleh
NIM : 201910801008
Kelas/Kelompok : Perminyakan/9
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS JEMBER
2021
I. Judul
Reaksi Asam-Basa
III. Pendahuluan
Asam klorida berbentuk cairan. Asam klorida atau HCl berbau pedas dan
kuat. HCl tidak berasa dan tidak memiliki berat molekul. HCl ber Ph <7 sehingga
bersifat asam. HCl mempunyai titik didih dan titik lebur yaitu 108,58°C dan -
62,25°C. HCl berbahaya jika terkena mata dan kulit. HCl yang berkontak langsung
dengan mata segera dibasuh dengan air selama 15 menit dan kontak lensa dilepas.
HCl yang berkontak langsung dengan kulit segera dibasuh dengan air mengalir
selama 15 menit dan pakaian yang terkontaminasi dilepas dan dicuci sebelium
digunakan kembali (LabChem, 2021).
Asam sulfat merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Asam sulfat
memiliki bau dan tidak berwarna. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan.
Asam sulfat memiliki berat molekul sebesar 98,08 g/mol, nilai pH yang dimilki asam
sulfat 1% sol/air, titik didih air 27°C, gravitas spesisinya adalah 1,84, densitas uapnya
mencapai 3,4 dan bahan ini merupakan mudah larut di air dingin. Asam sulfat sangat
berbahaya bila terkena jaringan kulit karena sifatnya yang korosif, dan dengan
sifatnya sebagai penarik air yang kuat (pendehidrasi) akan menimbulkan luka seperti
luka bakar pada jaringan kulit (LabChem,2021).
3.1.3 CH3COOH (Asam Etanoat)
CH3COOH keadaan fisiknya adalah berupa cairan. Bahan ini berpenampilan
bening, tidak berwarna dan bau menyengat-bau cuka. CH3COOH memiliki pH <0,01,
tekanan uap 11,4 mm Hg @ 20°C, densitas uap 2.10 (Udara = 1), viskositas: 1,22 cP,
titik didih 117 - 118 °C, titik beku / leleh 16,6°C. CH3COOH menyebabkan iritasi
mata yang parah. Kontak dengan cairan atau uap menyebabkan luka bakar yang parah
dan kemungkinan kerusakan mata yang tidak dapat diperbaiki. CH3COOH jika
terkena kulit menyebabkan kulit terbakar. Berbahaya jika terserap melalui kulit.
Kontak dengan kulit dapat menyebabkan kehitaman dan hiperkeratosis pada kulit
tangan (LabChem, 2021).
3.1.4 NaOH
NaOH merupakan bahan yang berbentuk padatan kristal yang berwarna putih
dan tidak berbau. NaOH memiliki massa molekul sebesar 40 g/mol dan memiliki
nilai pH 14 (5%). NaOH memiliki titik lebur sebesar 323 oC serta titik didihnya
mencapai 1388 oC (1013,25 hPa). Tekanan uap NaOH mencapai <0,1 hPa ( 20 oC).
Massa jenis uapnya relatif pada 20 oC. Densitasnya mencapai 2130 kg/ m3. NaOH
akan larut secara eksotermis di dalam air, larut dalam etanol, methanol, serta larut
dalam gliserol. NaOH tidak larut didalam air dingin. Bahan ini sangat berbahaya
apabila tertelan. Kontak mata dengan NaOH tidak diperbolehkan karena akan terjadi
iritasi. Bahan ini tidak aman apabila terhirup, ataupun jika terjadi kontak kulit akan
terjadi iritasi (LabChem, 2021).
3.1.5 NH4OH
NH4OH keadaan fisiknya adalah cairan dan bening, tidak berwarna. NH4OH
memiliki bau menyengat - seperti amonia, pH 13,6, tekanan uap 557 mm Hg @
21°C., densitas uap 0,59 (udara = 1), titik didih 27°C, titik Beku / leleh -69°C.
NH4OH jika terkena mata menyebabkan luka bakar mata. Lachrymator (zat yang
meningkatkan aliran air mata). NH4OH jika terkena kulit menyebabkan luka bakar
pada kulit. Eksperimen laboratorium telah menghasilkan efek mutagenik. Paparan
kronis dapat menyebabkan efek darah. Penelitian pada hewan telah melaporkan
perkembangan tumor (LabChem, 2021).
3.1.6 NH4Cl
NH4Cl keadaan fisiknya seperti bubuk kristal, tidak berwarna atau putih, dan
tidak berbau. NH4Cl memiliki pH 5.0 (10% sol pada 25C), tekanan uap 1 mm Hg @
160.4C, titik didih 520°C, titik beku / leleh 328°C. NH4Cl bila terkena mata:
menyebabkan iritasi mata. NH4Cl jika terhirup dalam keadaan dipanaskan debu atau
asap dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan. Asap amonium klorida dapat
menyebabkan alergi seperti asma. Paparan di masa mendatang dapat menyebabkan
serangan asma dengan sesak napas, mengi, batuk, dan / atau dada sesak (LabChem,
2021).
Asam oksalat merupakan senyawa kimia yang memiliki rumus H2C2O4, yang
nama sistematisnya adalah asam etanadioat. Asam organic yang terdapat pada
senyawa ini relatif lebih kuat. Kekuatan asam senyawa ini 10.000 kali lebih kuat dari
asam asetat. Asam dikarboksilat yang sangat sederhana ini biasa digambarkan dengan
rumus HOOC-COOH. Dalam senyawa ini, yang dikenal sebagai oksalat ada pada
anionnya. Nama lain dari oksalat adalah agen pereduktor. Asam oksalat akan
membentuk endapan yang tak larut bila direaksikan dengan banyak ion logam. Salah
satu contoh dari reaksi ini adalah kalsium oksalat (CaOOC-COOCa). Asam oksalat
hendaknya disimpan dalam wadah tertutup rapat. Simpan dalam tempat yang sejuk
kering, berventilasi jauh dari sumber panas, kelembaban dan tidak kompatibel
(LabChem, 2021).
3.1.8 CH3COONa
Asam cuka keadaan fisiknya adalah berupa cairan. Bahan ini berpenampilan
bening, tidak berwarna dan bau menyengat-bau cuka. Asam cuka memiliki pH
<0,01, tekanan uap 11,4 mm Hg @ 20°C, densitas uap 2.10 (Udara = 1), viskositas:
1,22 cP, titik didih 117 - 118 °C, titik beku / leleh 16,6°C. Asam cuka menyebabkan
iritasi mata yang parah. Kontak dengan cairan atau uap menyebabkan luka bakar yang
parah dan kemungkinan kerusakan mata yang tidak dapat diperbaiki. Asam cuka jika
terkena kulit menyebabkan kulit terbakar. Berbahaya jika terserap melalui kulit.
Kontak dengan kulit dapat menyebabkan kehitaman dan hiperkeratosis pada kulit
tangan (LabChem, 2021).
Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari
bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab
yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Di alam, asam ditemukan
dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi
rasa limun yang tajam (Handyana,2002).
Asam biasanya merupakan senyawa kimia, bila dilarutkan Air akan
menghasilkan larutan dengan pH kurang dari 7. Dalam definisi modern, Asam adalah
zat yang dapat proton (ion H +) ) Ke zat lain (mis Ini disebut basa), ia juga dapat
menerima sepasang basa mandiri. sesuatu Asam bereaksi dengan basa dalam reaksi
netralisasi membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ada dalam cuka) dan
asam sulfat (Digunakan untuk baterai atau aki mobil). Karakteristik asam meliputi
rasa asam, Warna kertas lakmus biru dapat diubah menjadi merah, dengan nilai pH
(derajat Keasamannya kurang dari 7, dan dapat menghantarkan listrik (termasuk
elektrolit), Logam tertentu menghasilkan hidrogen, yang bersifat korosif atau Bahan
yang merusak benda yang terbuka (Petrucci, 2007).
Seperti asam, kita juga menemukan basa dalam kehidupan kita sehari-hari. Ibu
rumah tangga menggunakan abu untuk mencuci piring. Basha Saat menggosok debu
akan bereaksi dengan kotoran berupa minyak atau minyak, Buat itu larut. Basha
memiliki ciri-ciri pahit dan licin, dengan Nilai pH lebih besar dari 7 yang mengubah
warna lakmus merah menjadi biru yang dapat menghantarkan listrik Listrik (termasuk
larutan elektrolit), dapat menetralkan keasaman dan menimbulkan efek samping
Menyebabkan kerusakan kulit (Sunarya, 2011).
3.2.2 Pengertian pH Larutan
pH adalah keasaman yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keasaman
Keasaman atau alkalinitas larutan. Skala pH bukanlah skala mutlak. Sehubungan
dengan satu set larutan standar, pH-nya adalah Ditentukan sesuai dengan perjanjian
internasional. Konsep pH pertama Diperkenalkan pada tahun 1999 oleh ahli kimia
Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen Pada tahun 1909. Air yang dimurnikan
bersifat netral dan memiliki pH 25 ° C Apakah 7.0. Larutan dengan pH kurang dari 7
dianggap asam, dan Larutan dengan nilai pH lebih besar dari 7 disebut basa atau
alkali (Thenawijaya, 2005).
4.1.1 Alat
- Labu ukur
- Buret
- Pipet tetes
- Pipet volum
- Erlenmeyer
- Pelat tetes
- Tabung reaksi
4.1.2 Bahan
- Asam cuka
- Indikator metil merah
- H2CO3 0,1 M
- Larutan NaOH 0,1 M
- Indikator metil orange
- HCH3COO 0,1 M
- Larutan HCl 0,1 M
- NH4OH 0,1 M
- Tanaman
- H2SO4 0,1 M
- Indikator phenolftalein
- CH3COONa 0,1 M
- NH4Cl 0,1 M
- Asam oksalat
4.2 Diagram Alir
Pelat tetes
Hasil
HCl
Hasil
4.2.2.2 Membuat larutan pH 8-11 dari larutan NaOH 0,01M yang mempunyai pH 12
NaOH
Hasil
4.2.2.3 Indikator Tumbuhan
Tumbuhan
Buret
Hasil
Cuka dapur
Hasil
4.3 Prosedur Kerja
4.3.1 Identifikasi sifat asam basa larutan
Lubang pada pelat tetes diisi masing-masing dengan larutan HCl 0,1 M;
H2SO4 0,1 M; NH4OH 0,1 M; NaOH 0,1 M; NaCH3COO 0,1 M; NH4Cl 0,1 M;
H3PO3 0,1 M, HCH3COO 0,1 M. Diamati sifat masing-masing larutan dengan
menggunakan kertas lakmus. Dikelompokkan larutan tersebut yang bersifat asam dan
basa.
4.3.2.2 Membuat larutan pH 8-11 dari larutan NaOH 0,01M yang mempunyai pH 12
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Ammonium chloride. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 28 April 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Amonium hidroksida. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 28 April 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Asam etanoat. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 28 April 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Asam Oksalat. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 28 April 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Carbonic acid. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 28 April 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Hydrogen chloride. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 28 April 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Methyl Orange. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 28 April 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Methyl Red. [Serial Online] (diakses
pada tanggal 28 April 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Natrium asetat. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 28 April 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Natrium hidroksida. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 28 April 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Phenolftalein. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 28 April 2021).
LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Sulfuric acid. [Serial Online]
(diakses pada tanggal 28 April 2021).
Marwati. 2012. Ekstraksi dan preparasi zat warna alami sebagai indikator titrasi
asam basa. Yogyakarta: Prosiding seminar national penelitian, Fakultas MIPA
UNY.
Petrucci, R.H.; Harwood, W.S.; Herring, F. G.; and Madura, J.D. 2007. Kimia Dasar
Jilid 2. Jakarta: Erlangga.