SEMESTER GANJIL
NIM : 201910801008
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................2
1.4 Manfaat............................................................................................2
3.3.1 Tabel.......................................................................................8
3.3.2 Rumus.....................................................................................9
4.1 Hasil.....................................................................................................12
4.2 Pembahasan..........................................................................................18
BAB V PENUTUP................................................................................................19
ii
5.1 Kesimpulan..........................................................................................19
5.2 Saran.....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
iii
BAB I PENDAHULUAN
Gaya gesek penting untuk dipahami karena merupakan hal yang penting
dalam kehidupan manusia. Sehingga kita perlu mengetahui peran penting dan
besarnya dalam kehidupan melalui praktikum kali ini, yaitu penentuan koefisien
gesek bahan. Praktikum kali ini akan menghitung dan menentukan koefisien
gesek statis dan koefisien gesek kinetis.
Percobaan kali ini dilakukan dengan menghitung waktu yang diperlukan untuk
suatu balok dalam menempuh lintasan. Hal ini adalah percobaan untuk mengukur
gaya gesek kinetis. Dengan menggunakan massa beban yang berbeda-beda dan
sudut yang berbeda juga. Sedangkan untuk gaya gesek statis, dilakukan dengan
mengubah sudut-sudutnya.
1. Bagaimana pengaruh massa beban terhadap nilai koefisien gesek statis bahan
dan nilai koefisien kinetis .
2. Bagaimana pengaruh variasi sudut pada nilai koefisien gesek statis.
3. Bagaimana pengaruh waktu terhadap hasil nilai koefisien kinetis.
1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengaruh massa beban terhadap nilai koefisien gesek statis bahan
dan nilai koefisien kinetis .
2. Mengetahui pengaruh variasi sudut pada nilai koefisien gesek statis.
3. Mengetahui pengaruh waktu terhadap hasil nilai koefisien kinetis.
1.4 Manfaat
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Gesekan dalam bahasa ilmiahnya yaitu frittion pertama kali dibahas oleh
menteri pendidikan di Inggris pada tahun 1966 yaitu H. P. Jost. H. P Jost saat itu
memberikan laporan mengenai besarnya energi yang terbuang karena gesekan.
The Jost Report nama laporannya, di dalamnya disebutkan bahwa energi yang
hilang di Inggris akibat gesekan setara dengan 1,3 NP atau sekitar 500 juta
Poundsterling. Laporan Jost memunculkan istilah baru untuk ilmu tentang
gesekan (tribo: gesekan) yang berarti ilmu yang mempelajari gesekan (frittion).
Pelumasan (lubrication) dan aus (wear). Tribology adalah ilmu tentang interaksi
permukaan benda padat yang bergerak dan implikasi yang muncul dari interaksi
tersebut. Tribologi bermula pada gesekan dari dua permukaan yang bersentuhan
sehingga muncul ide untuk melakukan pelumasan agar suatu benda bergerak lebih
mudah (Dowson, 1979).
Menurut Zaelani (2006). gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat sentuhan
antara permukaan dua benda dengan arah gaya berlawanan terhadap
kecenderungan arah gerak benda. Balok yang mempunyai berat W diletakkan di
atas bidang datar dan balok tidak diberi gaya lurus gaya normal N yang bekerja
pada balok besarnya sama dengan gaya berat W balok sesuai dengan persamaan :
N=W (2.1)
3
Gaya normal adalah gaya yang ditimbulkan oleh alas bidang tempat benda
terletak yang arahnya tegak lurus terhadap bidang.
N = m.g.Cos θ (2.2)
Persamaan (2.2) merupakan persamaan dari sebuah benda dengan massa (m) yang
terletak pada bidang miring dengan sudut θ dan N sama dengan m.g.cos θ.
Menurut Sutrisno (1997), gaya gesek dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. Gaya gesek statis (fs), yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda dalam
keadaan diam.
2. Gaya gesek kinetis (fk) yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda yang
bergerak.
Gambar 2.1 Jenis Gaya Gesek; a. Gaya Gesek Statis; b. Gaya Gesek Kinetis
Perbedaan antara gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis yaitu titik-titik sentuhan
antara benda kedua permukaannya yang tetap atau saling berganti (Giancoli,
2001).
Gaya gesek yang bekerja pada permukaan benda yang bersentuhan dalam
keadaan belum bergerak disebut gaya gesek statis (fs). Gaya gesek statis
maksimum sama dengan gaya terkecil yang diperlukan untuk benda bergerak.
Gaya gesek yang terjadi pada benda yang telah bergerak gesekannya terjadi antara
4
permukaan dua benda tersebut adalah gaya gesek kinetik (fk). Benda yang
bergerak pada permukaan benda lain dan arah gayanya berlawanan arah terhadap
Gerakan benda (Halliday, 2001).
Fk = (2.3)
adalah konstanta koefisien gesek kinetik. Besar gaya gesek statis adalah :
Fs = (2.4)
5
BAB III METODE PRAKTIKUM
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum koefisien gesek bahan
adalah sebagai berikut :
6
Keterangan : N = Gaya Normal benda terhadap permukaan
W = Gaya berat benda
Fs = Gaya gesek statis
Θ = Sudut kemiringan permukaan
7
3. Diperbesar sudut kemiringan secara perlahan bidang miring hingga
bahan tepat mulai meluncur turun. Diukur sudut yang dibentuk bidang
miring dengan horizontal pada saat itu.
4. Dilakukan langkah 2 dan 3 hingga didapatkan 5 data pengamatan
untuk massa pertama.
5. Di atas bahan ditambahkan beban yang telah diketahui masanya,
kemudian diulangi langkah 2-4 untuk 3 kali penambahan beban.
6. Diulangi langkah 1-5 untuk bahan landasan yang berbeda.
b. Menentukan koefisien gesek kinetic
1. Ditimbang beban 1.
2. Disusun peralatan seperti gambar 3.2, dengan kemiringan sudut
tertentu.
3. Diletakkan benda 1 pada posisi tertentu, dicatat 2 buah titik acuan pada
landasan titik awal benda 1 dan titik lain pada jarak tertentu.
4. Diberi beban pada benda 2 gambar 3.2, sedemikian rupa sehingga
sistem bergerak dipercepat.
5. Dicatat waktu yang diperlukan benda 1 untuk bergerak dari titik awal
ke titik acuan yang telah ditentukan (langkah 3).
6. Ditimbang beban benda 2, dicatat massanya.
7. Diulangi langkah 1-6 untuk beban yang berbeda.
8. Diulangi langkah 1-7 untuk kemiringan yang berbeda.
9. Diulangi langkah 1-8 untuk beban landasan yang berbeda.
3.3.1 Tabel
Tabel yang digunakan pada praktikum koefisien gesek bahan adalah sebagai
berikut :
8
Tabel 3.1 Koefisien Gesek Statis (Landasan Kasar dan Halus)
mb Tan ( Δ ( Δ
θ° ̅̅̅ N fs ̅̅̅
(kg) θ
3.3.2 Rumus
1. Menentukan Nilai fs
fs = (2.1)
2. Menentukan Nilai fk
(2.2)
3. Menetukan Nilai a
a= (2.3)
4. Menentukan Nilai Vt
Vt = (2.4)
5. Menentukan Nilai
9
6. Menentukan Nilai ̅̅̅̅
̅̅̅̅ = (2.6)
7. Menentukan Nilai Δ
̿̿̿
Δ =√ (2.7)
10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Landasan Kasar
11
0,0003 0,0007
8 2
0,8 2,2 1,9
41 0,87
7
0,0001
7 7
0,0004
0,8 2,3 1,9
40 0,84
4
0,0016
0 3
0,0036
0,3066 0,9 0,002 2,2 2,0
42 0,90
0
0,0004
5 3 1
0,0004 0,01
3
0,9 2,2 2,0
43 0,93
3
0,0025
0 5
0,0036
0,8 2,2 1,9
41 0,87 0,88 0,0001 1,99 0,0004
7 7 7
0,0009 0,0016
4 8
Landasan Halus
𝛍𝒔 (μs - 𝛍𝒔 𝟐 𝒇𝒔 (fs - 𝒇𝒔 𝟐
tan
mb (kg) θ˚ μs Δμs N fs ) Δfs
θ
0,0006 0,0006
2∑ = 2∑ =
0,7 0,7 1,6 1,2
37 5 5
0,0025
2 2
0,0036
12
0,7 0,7 1,6 1,1
35 0 0
0
6 6
0
0,0008 0,0010
6 8
0,7 0,7 2,0 1,4
36 3 3
0,0081
3 8
0,0144
0,0027 0,0040
2 4
0,9 0,9 2,2 2,0
43 3 3
0,0004
0 5
0,0004
0,0008 0,0008
2 2
13
Tabel 4.2 Menentukan Koefisien Gesek Kinetik
Panjang lintasan = 70 cm
m2 g a 𝝁𝒌 (μk - 𝛍𝒌 𝟐
m1 Vt cos tan Δμ
(kg t (s) (m/s² (m/s² μk
(kg) (m/s) θ θ k
) ) )
14
Landasan Kasar (θ = 20°)
m2 g a 𝝁𝒌 (μk - 𝛍𝒌 𝟐
m1 Vt
(kg t (s) (m/s (m/s² cos θ tan θ μk Δμk
(kg) (m/s)
) ²) )
-
1,3 38,9 52,2
9,337 5,0919
4 8 4
8
-
1,2 44,8 56,0 14,690
10,91
5 0 0 0
40
- -
1,8 20,6 38,0 0,56
0,2 8 4
4,375 7,081 7,3198
41
4 8 3
-
1,7 23,1 40,2
5,038 4,1735
4 2 3
4
-
1,6 25,7 42,4
5,740 1,7974
5 1 2
6
-
1,1 50,2 59,3
12,39 1,9992
8 7 2
73
-
1,2 44,8 56,0
10,91 0,0048
5 0 0
40
- -
0,13 0,2 41,4 53,8 0,93 0,36 0,35
1,3 9,8
2 5 97 40
9,998 10,98 0,9710
35
37 5 0 34
-
48,6 58,3
1,2 1 3
11,94 0,9284
70
-
1,3 40,1 53,0
9,660 1,7503
2 7 3
4
-
0,6 147, 101,
38,62 4,2753
9 03 45
04
-
109, 87,5 66,214
0,8 38 0
28,41
1
55
- -
0,5 201, 118, 279,56 0,51
0,3 09 64
53,27 36,55
85 69
9 30 27
-
0,7 124, 93,3 16,426
32,49
5 44 3 9
97
-
0,7 115, 89,7 43,527
29,95
8 06 4 6
52
15
Landasan Licin (θ=15°)
m2 g a 𝝁𝒌 (μk - 𝛍𝒌 𝟐
m1 Vt
(kg t (s) (m/s (m/s² cos θ tan θ μk Δμk
(kg) (m/s)
) ²) )
-
0,8 104, 85,3
25,14 0,0665
2 10 7
30
-
0,7 124, 93,3 31,594
30,50
5 44 3 1
61
- -
0,8 90,3 79,5 11,274 0,06
0,2 9 5
21,52 24,88
3 45
8 75 52
-
0,9 84,5 76,9 24,042
19,98
1 3 2 3
19
-
0,7 112, 88,6
27,26 5,6748
9 16 1
74
-
0,7 115, 89,7 73,672
28,03
8 06 4 2
06
-
0,7 135, 97,2 10,998
33,29
2 03 2 4
74
- -
0,13 0,2 194, 116, 0,96 0,26 152,50 2,14
0,6 9,8
44 67 59 79
48,96 36,61
80 58
37 5 32 38
-
0,6 165, 107, 22,706
41,37
5 68 69 3
89
-
0,7 127, 94,5 27,195
31,39
4 83 9 3
89
-
0,7 138, 98,5 70,690
34,30
1 86 9 8
74
-
194, 116, 39,037
0,6 44 67
48,96
7
32
- -
0,7 124, 93,3 149,06 2,10
0,3 44 3
30,50 42,71
30 19
5 61 52
-
0,5 240, 129, 333,94
60,98
4 05 63 91
95
-
0,6 155, 104, 15,252
38,80
7 94 48 6
97
16
Landasan Licin (θ = 20°)
m2 g a 𝝁𝒌 (μk - 𝛍𝒌 𝟐
m1 Vt
(kg t (s) (m/s (m/s² cos θ tan θ μk Δμk
(kg) (m/s)
) ²) )
1,3 40,1 53,0
-9,312 2,6216
2 7 3
1,4 33,2 48,2
-7,498 0,0381
5 9 8
-
35,7 50,0 0,40
0,2 1,4 1 0
-8,136 7,69 0,1964
48
3
1,5 27,6 44,0
-6,020 2,7989
9 9 3
1,4 33,2 48,2
-7,498 0,0381
5 9 8
1,2 42,7 54,6
-9,985 0,5336
8 2 9
1,3 38,4 51,8
-8,847 3,4910
5 1 5
-
1,1 52,9 60,8 -
0,2 12,67 3,8434 0,18
5 3 7 10,7
5 5 26
- 15
0,13 48,6 58,3 0,96 0,26
1,2 9,8 11,53 0,6751
37 1 3 59 79
7
-
1,2 44,8 56,0
10,53 0,0336
5 0 0
2
-
0,6 151, 102, 255,770
38,63
8 38 94 3
5
-
0,5 201, 118,
51,74 8,3304
9 09 64
2
- -
0,7 138, 98,5 372,286 3,99
0,3 86 9
35,33 54,6
8 82
1 3 28
-
0,7 131, 95,8 452,561
33,35
3 36 9 9
4
-
437, 175, 3534,10
0,4 50 00
114,0
98
76
17
4.2 Pembahaan
Praktikum kali ini yaitu menentukan koefisien gesek bahan yang diukur
adalah koefisien gesek statis dan kinetik pada balok yang didapatkan pada hasil
tabel seperti di atas. Pada percobaan koefisien gesek statis pada balok dengan
landasan kasar dan halus dengan dua perlakuan, yaitu pertama diberi beban dan
yang kedua diberi penambahan beban, dan ini tidak mempengaruhi gaya gesek
statis. Karena yang mempengaruhi gaya gesek statis adalah sifat permukaan benda
dan besar sudut kemiringannya. Pada percobaan kedua, yaitu menentukan
koefisien gesek kinetik pada balok dengan landasan kasar dan halus dengan
perlakuan sama ditambah beban. Besar gaya gesek kinetik ini konstan dan selalu
lebih tinggi dari gaya gesek statis maksimum. Karena jika gaya gesek kinetik
lebih kecil dari gaya gesek statis balok tidak akan bergerak. Jika massa benda
semakin besar, koefisien gesek kinetiknya semakin kecil, sebaliknya jika massa
semakin kecil, koefisien gesek kinetik semakin besar.
Gaya gesek juga dipengaruhi oleh sudut yang digunakan. Pada percobaan
gaya gesek statis sudutnya dibuat bermacam-macam. Dari situ terlihat bahwa
semakin besar sudut, maka benda akan meluncur lebih cepat. Jadi pada koefisien
gesek statis semakin besar sudut, maka koefisien geseknya semakin besar juga.
Sedangkan pada percobaan koefisien gesek kinetic, jika sudut diperbesar maka
benda akan lebih lambat bergerak. sehingga waktu untuk sampai semakin lama.
Pengaruh waktu terhadap nilai koefisien kinetis jika massa semakin besar,
maka waktu yang dibutuhkan semakin cepat, begitupun sebaliknya. Jika massa
semakin besar maka koefisien gesek kinetik semakin kecil. Jadi, semakin cepat
waktu yang dibutuhkan, maka koefisien gesek kinetiknya semakin kecil. Semakin
banyak waktu yang dibutuhkan, maka semakin besar koefisien gesek kinetiknya.
18
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Massa beban tidak mempengaruhi besar koefisien gesek statis suatu bahan.
Massa beban mempengaruhi besar koefisien gesek kinetic, semakin besar
massa, maka semakin kecil koefisien gesek kinetiknya. semakin kecil massa,
semakin besar koefisien geseknya.
2. Semakin besar sudut kemiringannya, maka semakin besar koefisien gesek
statisnya. Semakin kecil sudut kemiringannya, maka semakin kecil koefisien
gesek statisnya.
3. Waktu dengan nilai koefisien gesek kinetis berbanding lurus. Semakin besar
waktu maka semakin besar koefisien gesek kinetisnya. Semakin kecil waktu
maka semakin kecil nilai koefisien gesek kinetiknya.
5.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Alonso, Marcello dan Fien Edward J. 1994. Dasar-dasar Fisika Universitas Edisi
Kedua. Jakarta: Erlangga.
Halliday, dkk. 2001. Fisika Dasar Edisi ke-1 Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Tipler, Paul A. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.
Zaelani, Ahmad, dkk. 2006. 1700 Bank Soal Bimbingan Belajar itu Berbeda Apa
Tidak. Bandung : Yrama Widya.
20