Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

KOEFISIEN GESEK BAHAN

Oleh:

Nama / NIM : Muhammad Akmal Miftah Alim /


221910901047

Fakultas/Jurusan : Teknik/Teknik Pertambangan

Kelompok/Kelas : 05/A

Asisten : Juwita Topista Wibowo

Koordinator Asisten : Juwita Topista Wibowo

Tanggal praktikum / Jam : 19 Oktober 2022 / 9.40–12.20

LABORATORIUM FISIKA DASAR

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

2022
DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................................3
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................4
1.3 Tujuan ................................................................................................................4
1.4 Manfaat ..............................................................................................................4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................5
BAB 3. METODE EKSPERIMEN .................................................................................9
3.1 Alat dan Bahan ...................................................................................................9
3.2 Desain Eksperimen .............................................................................................9
3.2.1 Variabel Eksperimen ................................................................................11
3.2.2 Prosedur Eksperimen ................................................................................12
3.3 Tabel Pengamatan ............................................................................................13
3.4 Ralat .................................................................................................................14
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................................16
4.1 Hasil .................................................................................................................16
4.1.1 Tabel.........................................................................................................16
4.2 Pembahasan ......................................................................................................19
BAB 5. PENUTUP .........................................................................................................21
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................21
5.2 Saran ................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................22
LAMPIRAN ...................................................................................................................23
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hukum newton merupakan hukum yang selalu berhubungan dengan
gaya gesek. Gaya secara umum didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat
mengubahkeadaan gerak suatu benda. Benda dapat bergerak karena
memperoleh gaya. Gaya gesek adalah gaya yang berarah melewati atau
melawan gerak benda. Gaya gesekmuncul apabila dua buah benda
bersentuhan dimana sebuah benda dalam keadaan diam atau meluncur pada
suatu bidang atau permukaan yang akan memberikan gaya-gaya kepadanya
(Halliday, 2001).

Praktikum koefisien gesek bahan dilakukan pada sebuah benda yang


akan diluncurkan pada bidang miring. Alas dari bidang miring yang
digunakan terdapatdua jenis yaitu menggunakan alas kayu dan alas kaca.
Praktikum koefisien gesek bahan dilakukan untuk mengetahui nilai
koefisien gesek statis dan koefisien gesek kinetik. Koefisien gesek statis
hanya menggunakan satu bahan yang diluncurkan pada bidang miring,
sedangkan koefisien gesek kinetik menggunakan dua buah bahan yang
saling terhubung dengan tali sehingga akan menimbulkan percepatan.

Pemanfaatan teori koefisien gesek dalam kehidupan sehari-hari


sangat banyak diantaranya yaitu, gaya gesek antara kaki dan permukaan
jalan mengakibatkan dapat berjalan. Gaya gesek pada rem mampu
memperlambat keadaan. Fakta yang ada dalam lingkungan sekitar
menunjukkan bahwa gaya gesek sangat bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari, oleh karena itu perlu diadakannya praktikum penentuan
koefisien gesek bahan dalam serangkaian praktikum fisika dasar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana menentukan gaya gesek kinetis berdasarkan percobaan?
2. Bagaimana pengaruh beban dan kemiringan sudut terhadap koefisien gesek
benda?
3. Bagaimana pengaruh koefisien gesek pada benda terhadap kecepatan?
1.3 Tujuan
1. Dapat menentukan gaya gesek kinetis berdasarkan percobaan.
2. Mengetahui pengaruh beban dan kemiringan sudut terhadap koefisien
gesek benda.
3. Mengetahui pengaruh koefisien gesek pada benda terhadap kecepatan

1.4 Manfaat
Pemanfaatan gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari salah satunya adalah
untuk menjalankan kendaraan bermotor. Perpindahan gigi dan proses berjalannya
motor atau kendaraan karena transmisi memanfaatkan gaya gesek. Bagian kampas
kopling memanfaatkan gaya gesek tersebut, terjadi ketika kuas kopling ditarikatau
ditekan sehingga terjadi gesekan antara tuas kopling, dengan gesekan tersebut
memungkinkan dapat memindah gigi sehingga kendaraan dapat berjalan.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Gaya gesekan adalah daya yang timbul akibat sentuhan antara


permukaandua benda dengan arah gaya berlawanan terhadap kecenderungan arah
gerak benda. Balok yang mempunyai berat W diletakkan diatas bidang datar dan
balok tidak diberi gaya lurus, gaya normal (N) yang bekerja pada balok besarnya
sama dengan gaya berat (W) balok sesuai dengan persamaan :
N = W…………………………………...(2.1)
Gaya normal adalah gaya yang ditimbulkan oleh alas bidang tempat bendaterletak
yang arahnya tegak lurus terhadap bidang.
N = m g Cos ϴ…………………………………... (2.2)
Persamaan (2.2) merupakan persamaan dari sebuah benda dengan massa (m) yang
terletak pada bidang miring dengan sudut ϴ dan N sama dengan m g cos ϴ
Gaya gesek dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Gaya gesek statis (fs) yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda
dalamkeadaan diam.
2. Gaya gesek kinetis (fk) yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda yang
bergerak.
(Zaelani, 2006).
Ketika suatu benda diam atau meluncur pada suatu permukaan kita dapat
menyatakan gaya kontak yang diberikan oleh permukaan pada benda tersebut
dalam komponen - komponen gaya yang tegak lurus dan sejajar dengan permukaan
tersebut.Komponen vektor yang tegak lurus sebagai gaya normal dilambangkan
oleh μ Komponen tersebut yang sejajar dengan permukaan benda adalah gaya
gesekan yang dilambangkan oleh (f) (Zemansky, 2002).
Gaya gesek merupakan suatu akibat dari dua buah benda yang saling
bersinggungan saat melakukan suatu gaya. Gaya gesekan antara dua buah benda
yang dalam keadaan diam disebut dengan gaya gesek statis benda. Sedangkan gaya
gesekan antara dua buah benda yang saling bergerak disebut dengan gayagesek
kinetis benda (Sutrisno, 2000).
Gaya gesek yang bekerja pada permukaan benda yang bersentuhan dalam
keadaan belum bergerak disebut gaya gesek statis (fs). Gaya gesek statis maksimum
sama dengan gaya terkecil yang diperlukan untuk benda bergerak.Gaya gesek yang
terjadi pada benda yang telah bergerak, gesekannya terjadiantara permukaan 2
benda tersebut adalah gaya gesek kinetik (fk). Benda yang bergerak pada
permukaan benda lain dan arah gayanya berlawanan arah terhadapgerakan benda
(Halliday, 2001).
Besar gaya kinetik meningkat apabila gaya gaya normal meningkat,
gaya gesek kintek (fk) berbanding lurus dengan besar gaya kinetik normal.
Fk = μ k N…………………………………... (2.3)
μk adalah konstanta koefisien gesek kinetik. Besar gaya gesek statis fs adalah
Fs = μs N…………………………………... (2.4)
μs adalah konstanta koefisien gesek statis.
(Zaelani, 2006).
Perhatikan gambar berikut :

Gambar 2.1.1
Sebuah balok meluncur di atas permukaan kasar akan merasakan gaya gesekan
(Sumber: Tim Penyusun, 2022)

Keterangan :

N = gaya normal permukaan terhadap benda


W = gaya berat benda

fs = gaya gesek statis

 = sudut bidang permukaan terhadap bidang datar.

Benda bermassa m berada di atas permukaan yang membentuk sudut 


terhadap bidang horisontal dan tepat akan bergerak (Gambar 2.1.1). Dengan hukum
I Newton dapat ditunjukkan bahwa saat benda tepat akan bergerak maka berlaku :
s = tan 

Jadi koefisien gesek statis benda di atas permukaan tidak tergantung sama
sekali terhadap massa benda tersebut. Gambar di atas dapat pula dimodifikasi
menjadi seperti Gambar 2.1.2 berikut

Gambar 2.1.2
Dua buah benda dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan sebuah tali
yang dilakukan pada katrol tak bermassa
(Sumber: Tim Penyusun, 2022)

Jika benda mengalami percepatan seperti pada gambar dan gaya gesekan
pada katrol diabaikan, dengan Hukum II Newton diperoleh hubungan

.........(2.2)

Bila sudut  = 00 maka persamaan diatas tereduksi menjadi


..........................(2.3)
Keterangan :
k = koefisien gesek kinetik
a = percepatan system (m/s2 )
g = percepatan gravitasi bumi = 9,81 (m/s2 )
m1 = massa bahan (kg)
m2 = massa beban (kg)
(Tim Penyusun. 2022).

Gaya gesekan juga selalu terjadi antara permukaan benda padat yang
bersentuhan, sekalipun benda tersebut sangat licin. Permukaan benda yang sangat
licin pun sebenarnya sangat besar dalam skala mikroskopis, ketika kita mencoba
menggerakan sebuah benda, tonjolan-tonjolan mikroskopis ini mengganggu gerak
tersebut. Ketika sebuah benda bergerak misalnya kita dorong sebuah buku pada
permukaan meja, gerakan buku tersebut mengalami hambatan dan akhirnya
berhenti, karena terjadi gesekan antara permukaan dimana bawah buku dengan
permukaan meja serta gesekan antara permukaan bukti dengan udara, dimana dalam
skala mikroskopis hal ini terjadi akibat pembentukan dan pelepasan ikatan tersebut.
Gaya gesekan pada benda yang bergerak selalu berlawanan arah dengan arah
gesekan benda tersebut. Selain menghambat gerak benda, gesekan dapat
menimbulkan arus dan kerusakan (Husna, 2011).
BAB 3

METODE EKSPERIMEN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum Getaran Selaras pada
Pegas dan Ayunan Sederhana yaitu :

1. Benda dan bahan


Berfungsi untuk ditentukan koefisien geseknya
2. Set alat bidang miring
berfungsi sebagai media peluncur benda yang akan menimbulkan gesekan terhadap
benda.
3. Neraca
berfungsi untuk mengukur berat benda yang akan ditentukan koefisien geseknya.
4. Stopwatch
berfungsi untuk mengukur waktu saat melakukan percobaan.
5. Mistar
berfungsi untuk mengukur Panjang lintasan.
6. Busur derajat
berfungsi untuk mengukur derajat kemiringan lintasan.
7. Benang bol
berfungsi untuk menyambungkan dua benda saat percobaan menggunakan katrol.

3.2 Desain Eksperimen


A. Menentukan Koefisien Gesek Statis (s)

Menentukan Koefisien Gesek Statis (s)

Timbanglah bahan yang akan ditentukan koefisien geseknya.


Catatlah massanya.
Letakkan bahan di atas bidang miring berlandasan kayu dengan
kemiringan awal

Secara perlahan-lahan perbesarlah sudut kemiringan bidang


miring hingga bahan tepat mulai meluncur turun. Ukurlahlah sudut
yang dibentuk bidang miring dengan horizontal pada saat itu
(tanyakan asisten).

Lakukan langkah 2 dan 4 hingga mendapatkan 5 data pengamatan


untuk massa pertama.

Di atas bahan, tambahkan beban yang telah diketahui massanya,


kemudian ulangi langkah 2 sampai dengan 5 untuk 3 kali
penambahan beban.

Ulangi langkah 1 sampai dengan 6 untuk bahan landasan yang


berbeda.

B. Menentukan Koefisien Gesek Kinetik.

Menentukan Koefisien Gesek Kinetik.

Timbanglah beban 1

Susunlah perlatan seperti gambar 5.2., dengan sudut kemiringan


terntentu (tanyakan pada asisten)
Letakkan benda 1 pada posisi tertentu (sesuai petunjuk asisten),
catat 2 buah titik acuan pada landasan, titik awal benda 1 dan titik
lain pada jarak tertentu.

Berilah beban benda 2 (Gambar 5.2) sedemikian rupa sehingga


sistem bergerak getaran dipercepat.

Catat waktu yang perlukan benda 1 untuk bergerak dari titik awal
ke titik acuan yang telah ditentukan (langkah 3)

Timbanglah beban benda 2, catat massanya.

Ulangi langkah 1 s/d 6 untuk beban yang berbeda

Ulangi langkah 1 s/d 7 untuk sudut kemiringan yang berbeda.

3.2.1 Variabel Eksperimen


A. Variabel Bebas
Variabel bebas yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :

• Percobaan koefisien gesek statis : sudut (ø) dan tekstur permukaan


bahan.
• Percobaan koefisien gesek kinetis : sudut (ø), massa benda 2 dan
tekstur permukaan benda 2
B. Variabel Terikat

Variabel terikat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :

• Percobaan koefisien gesek statis : koefisien gesek statis (s).


• Percobaan koefisien gesek kinetis : waktu (t) dan koefisien gesek
statis (μs)
C. Variabel Kontrol

Variabel kontrol yang digunakan pada praktikum kali ini adalah :

• Percobaan koefisien gesek statis : massa bahan (mb).


• Percobaan koefisien gesek kinetis : massa katrol (M), massa benda 1
(m1) dan panjang lintasan bidang miring (S)

3.2.2 Prosedur Eksperimen


a. Menentukan Koefisien Gesek Statis (s)
1. Timbanglah bahan yang akan ditentukan koefisien geseknya. Catatlah
massanya.
2. Letakkan bahan di atas bidang miring berlandasan kayu dengan kemiringan
awal 00 .
3. Secara perlahan-lahan perbesarlah sudut kemiringan bidang miring hingga
bahan tepat mulai meluncur turun. Ukurlahlah sudut yang dibentuk bidang
miring dengan horizontal pada saat itu (tanyakan asisten).
4. Lakukan langkah 2 dan 4 hingga mendapatkan 5 data pengamatan untuk massa
pertama.
5. Di atas bahan, tambahkan beban yang telah diketahui massanya, kemudian
ulangi langkah 2 sampai dengan 5 untuk 3 kali penambahan beban.
6. Ulangi langkah 1 sampai dengan 6 untuk bahan landasan yang berbeda

b. Menentukan Koefisien Gesek Kinetik. (k)


1. Timbanglah beban 1.
2. Susunlah peralatan seperti Gambar 2.1.2, dengan kemiringan sudut tertentu
3. Letakkan benda 1 pada posisi tertentu (sesuai petunjuk asisten), catat 2 buah
titik acuan pada landasan, titik awal benda 1 dan titik lain pada jarak tertentu.
4. Berilah beban benda 2 (Gambar 2.1.2) sedemikian rupa sehingga sistem
bergerak dipercepat.
5. Catat waktu yang perlukan benda 1 untuk bergerak dari titik awal ke titik
acuan yang telah ditentukan (langkah 3).
6. Timbanglah beban benda 2, catat massanya.
7. Ulangi langkah 1 s/d 6 untuk beban yang berbeda.
8. Ulangi langkah 1 s/d 7 untuk sudut kemiringan yang berbeda

3.3 Tabel Pengamatan


a. Menentukan Koefisien Gesek Statis (μs)
b. Menentukan Koefisien Gesek Kinetis (μk)

3.4 Ralat
a. Untuk mencari koefisien gesek statis :
μs = tan 𝜃
b. Untuk mencari Standar deviasi dari koefisien gesek statis :

(𝑐𝑜𝑠 2𝜃 + 𝑠𝑖𝑛2 𝜃)2


∆𝜇𝑠 = √
(𝑐𝑜𝑠 2𝜃 )2

c. Untuk mencari I % :
1
I = 2 𝑛𝑠𝑡

d. Untuk mencari K % :

100% − 𝐼

e. Untuk Mencari ∆𝑃 :

∆𝜇𝑠
1 − log
𝜇𝑠
f. untuk mencari μk :

1 𝑚2 𝑎
(( + 1) (1 − ) − 1) − tan 𝜃
cos 𝜃 𝑚1 𝑔

g. untuk mencari ∆μk :


1 𝑎 𝑚2 𝑚2
| − | |∆𝑚2| + | + 𝑚12 cos 𝜃| |∆𝑚1| +
𝑚1 𝑚1.𝑔.cos 𝜃 𝑚12 cos 𝜃
𝑚2 𝑚2 tan 𝜃 𝑚2 𝑎
| + 𝑔 cos 𝜃| |∆𝑎| + [|cos 𝜃 (𝑚1 + 1) (1 − 𝑔) − 1|]-1
𝑚2 𝑔 cos 𝜃
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil untuk praktikum Getaran Selaras pada Pegas dan Ayunan Sederhana
sebagai berikut :
4.1.1 Tabel
1. Koefisien Gesek Statis (𝜇𝑠 )
a. Permukaan Kasar Gesek Statis
No Mb 0⁰ 𝜇s ∆µs I (%) K (%) AP
1 42 0.900404
2 38 0.781286
3 152,2 44 0.965689 0.14846788 0.3826% 99.62% 3.4
4 30 0.57735
5 40 0.8391
1 45 1
2 40 0.8391
3 172,2 40 0.8391 0.15612986 0.3631% 99.64% 3.4
4 50 1.191754
5 40 0.8391
1 40 0.8391
2 45 1
3 192,2 43 0.932515 0.066743 0.1538% 99.85% 3.8
4 44 0.965689
5 45 1
1 40 0.8391
2 38 0.781286
3 202,2 39 0.809784 0.0259015 0.0657% 99.93% 4.2
4 40 0.8391
5 40 0.8391
b. Permukaan Licin Gesek Statis
No Mb 0⁰ 𝜇s ∆µs I (%) K (%) AP
1 37 0.753554
2 35 0.700208
3 120,9 38 0.781286 0.058673 0.1586% 99.84% 3.8
4 40 0.8391
5 35 0.700208
1 35 0.700208
2 31 0.600861
3 140,9 33 0.649408 0.047841 0.1477% 99.85% 3.83
4 33 0.649408
5 30 0.57735
1 27 0.509525
2 29 0.554309
3 160,9 30 0.57735 0.048239 0.1711% 99.83% 3.77
4 25 0.466308
5 30 0.57735
1 30 0.57735
2 28 0.531709
3 179,9 25 0.466308 0.047257 0.1688% 99.83% 3.77
4 27 0.509525
5 30 0.57735

2. Koefisien Gesek Kinetis (𝜇𝑘 )


a. Landasan Kasar (15°)
No M1 M2 t Ө° a µk ∆µk I (%) K (%) AP
1 3.2 21.875 5.276012502
2 3.1 7.284079 1.462481383
3 150 3 7.777778 1.591516099 1.6631222 184.0% -84.0% 1.14
4 3 7.777778 1.591516099
5 3 7.777778 1.591516099
1 1.3 41.42012 11.74310266
2 1.2 48.61111 13.93352739
3 152.2 200 1.2 15 48.61111 13.93352739 2.1375755 55.2% 44.8% 0.16
4 1.1 57.85124 16.74813266
5 1.1 57.85124 16.74813266
1 1 70 23.04333252
2 0.9 86.41975 28.75494613
3 250 0.9 86.41975 28.75494613 3.1283796 30.0% 70.0% 0.07
4 0.9 86.41975 28.75494613
5 1 70 23.04333252
b. Landasan Kasar (20°)
No M1 M2 t Ө° a µk ∆µk I (%) K (%) AP
1 4.1 4.164188 -1.848202577
2 4 4.375 -1.950774303
3 150 4 4.375 -1.950774303 0.0458715 1.1% 98.9% 2.94
4 4 4.375 -1.950774303
5 4 4.375 -1.950774303
1 1 70 -38.71110595
2 1 70 -38.71110595
3 152.2 200 1 20 70 -38.71110595 3.0808756 33.1% 66.9% 0.52
4 1.1 57.85124 -31.82205877
5 1 70 -38.71110595
1 1 70 -43.54123904
2 0.9 86.41975 -54.17401177
3 250 0.9 86.41975 -54.17401177 5.8238095 16.5% 83.5% 0.22
4 1 70 -43.54123904
5 1 70 -43.54123904

c. Landasan Licin (15°)


No M1 M2 t Ө° a µk ∆µk I (%) K (%) AP
1 1 70 17.67182426
2 0.9 86.41975 21.9134572
3 200 1.1 57.85124 14.53349557 2.6266471 38.1% 61.9% 0.58
4 1 70 17.67182426
5 1 70 17.67182426
1 0.9 86.41975 24.33390029
2 0.9 86.41975 24.33390029
3 207.8 250 1 15 70 19.57220445 2.1294951 43.2% 56.8% 0.64
4 0.9 86.41975 24.33390029
5 0.9 86.41975 24.33390029
1 1 70 21.0925086
2 1.1 57.85124 17.26156201
3 290 1 70 21.0925086 1.7132514 59.5% 40.5% 0.77
4 1 70 21.0925086
5 1 70 21.0925086

d. Landasan Licin (20°)


No M1 M2 t Ө° a µk ∆µk I (%) K (%) AP
1 1.9 1.66 -0.67694804
2 2 1.62 -0.657712066
3 200 1.8 1.58 -0.638476093 0.0177998 0.9% 99.1% 3.03
4 1.9 1.57 -0.6336671
5 2 1.63 -0.66252106
1 1 0.78 0.289878958
2 0.9 0.73 0.316872057
3 207.8 250 1.1 20 0.95 0.198102422 0.0440906 4.4% 95.6% 2.36
4 1 0.83 0.262885859
5 1 0.82 0.268284479
1 1 0.65 0.801101598
2 1.1 0.62 0.818712561
3 290 1 0.57 0.848064166 0.0192918 1.9% 98.1% 2.72
4 1 0.65 0.801101598
5 1 0.63 0.81284224
4.2 Pembahasan
Berdasarkan percobaan koefisien gesek bahan pada permukaan datar telah
diperoleh hasil beserta perhitungannya di tabel hasil. Hasil perhitungan diketahui
bahwa sudut bidang miring mempengaruhi gaya gesek pada benda. semakin besar
sudutnya maka akan semakin besar pula koefisien geseknya. Dalam percobaan ini
digunakan berat bahan yang berbeda-beda. Pengaruh berat benda terhadap
koefisien geseknya berdampak pada kecepatan benda pada saat tepat akan bergerak.
Berdasarkan hasil diketahui bahwa benda yang memiliki beban lebih berat akan
lebih cepat tepat akan bergerak dibanding benda yang beratnya lebih kecil.
Sehingga sudut yang dibentuk lebih kecil ketika bidang miring dimiringkansampai
benda yang berada dipermukaan tepat akan bergerak. Hal ini terjadi pada koefisien
gesek statis, koefisien gesek statis tidak memerlukan waktu dan percepatan
bendanya untuk mengetahui koefisien geseknya.

Percepatan gaya gesek kinetik terhadap benda berbeda dengan koefisien


gaya gesek statis. Dalam percobaan ini untuk menentukan koefisien gesek
kinetisnya diperlukan waktu untuk mengukur benda pada saat bergerak ke titik
tertentu. Sehingga pada gaya gesek kinetik akan diketahui percepatan terhadap
waktu. Sedangkan pada gaya gesek kinetis tidak.

Pengaruh koefisien gesek terhadap benda mempengaruhi kecepatan benda.


Apabila tidak terdapat koefisien gesek atau koefisien geseknya /, maka benda akan
meluncur dengan cepat. Biasanya hal ini terjadi apabila benda meluncur pada
permukaan yang licin sekali. Koefisien gesek pada penerapannya adalah ketika kita
sedang berjalan di permukaan tanah. Apabila tidak terdapat gesekan antara
permukaan tanah dengan kaki, maka kita akan terpeleset.

Peristiwa dalam kehidupan sehari-hari seperti pada saat berjalan dapat juga
terjadi pada benda yang diluncurkan pada permukaan kasar dan permukaan licin.
Diketahui dari hasil pengamatan bahwa benda bergerak di atas permukaan licin
lebih cepat dibandingkan pada permukaan kasar. Hal ini terjadi karena koefisien
gesekan pada permukaan licin lebih kecil sehingga benda cepat bergerak dan
koefisien gesek pada permukaan kasar lebih besar sebagai akibat persinggungan
benda dengan permukaan tersebut sehingga benda bergerak lambat.
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Gaya gesek merupakan suatu akibat dari dua buah benda yang saling
bersinggungan saat melakukan suatu gaya.
2. Gaya gesek statis adalah gaya gesekan antara dua buah benda yang
dalamkeadaan diam.
3. Gaya gesek kinetis adalah gaya gesekan antara dua buah benda yang saling
bergerak.
4. Apabila tidak terdapat koefisien gesek atau koefisien geseknya, maka benda
akan meluncur dengan cepat.
5. Semakin besar sudutnya maka akan semakin besar pula koefisien geseknya.
6. Benda yang memiliki beban lebih berat akan lebih cepat bergerak
dibandingkan benda yang beratnya lebih kecil, sehingga sudut yang
dibentuk lebih kecil ketika bidang miring dimiringkan.

5.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini sebaiknya alat dan bahan praktikum
disediakan sesuai dengan jumlah kelompok, hal ini ditujukan agar waktu yang
diperlukan untuk praktikum lebih efisien. Dan juga sebaiknya para praktikan lebih
teliti dalam mencatat waktu tempuh benda gesek untuk meluncur, karena masih
menggunakan stopwatch manual, agar hasil pengukuran lebih teliti dan akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Giancolli, Dauglas C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga.


Halliday. 2001. Fisika Dasar Edisi ke 1 Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Husna. 2011. Laporan Praktikum Fisika Dasar. Sulawesi: Fmipa Biologi
Universitas Cokroaminoto.
Sutrisno. 2000. Fisika Dasar Mekanika. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Tim penyusun. 2022. Koefisien Gesek Bahan : Universitas Jember.
Zaelani, Ahmad, dkk. 2006. Belajar Itu Berbeda Apa Tidak?. Bandung
:YramaWidya.
LAMPIRAN

Gambar 6.1. Mengukur Massa Beban


Pada gambar diatas dilakukan percobaan Mengukur Massa Beban 1. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak beban yang akan digunakan di
percobaan.

Gambar 6.2. Mengukur besar sudut


Pada gambar diatas dilakukan percobaan pengukuran sudut pada percobaan
koefisien gesek statis. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar sudut yang berpengaruh terhadap gaya gesek benda.
Gambar 6.3. Percobaan untuk menentukan Koefisien Gesek Kinetis
Pada Gambar diatas dilakukan percobaan untuk menentukan koefisien gesek kinetis.
Hal ini dilakukan dengan mengukur besar sudut terlebih dahulu, kemudian disiapkan
beban 1 dan beban 2.

Anda mungkin juga menyukai