Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1

GAYA GESEK

Nama : Alika Nazwa Maulida


NIM : 2305036017
Program Studi : Pendidikan Fisika
Kelas : Reguler A
Kelompok : IV (Empat)
GAYA GESEK

A. Dasar Teori
Gaya adalah suatu tarikan dan dorongan yang diberikan kepada suatu
benda sehingga benda mengalami perubahan posisi atau kedudukan
(bergerak) serta berubah bentuk. Selain itu, gaya juga dapat diartikan
sebagai suatu tarikan atau dorongan yang dikerahkan oleh sebuah benda
terhadap benda lain. Gaya memilki banyak cabang, salah satunya adalah
gaya gesek.1
Gaya gesekan yaitu antara dua permukaan benda yang bersentuhan
akan ada gaya yang mengarah tangensial terhadap permukaan sentuh.
Gaya ini merupakan pasangan dari gaya normal/gaya kontak dan secara
bersama mendeskripsikan total gaya yang bekerja antara dua benda yang
bersentuhan. Gaya tangensial ini lebih sering dikenal sebagai gaya
gesekan, karena sifatnya yang menghambat gerak dari benda yang
bersentuhan.2
Secara mikroskopis, gaya gesek disebabkan oleh interaksi melalui
terbangunnya gaya ikat antara molekul-molekul yang berada dipermukaan
suatu benda dengan molekul-molekul pada permukaan benda yang lain
ketika keduanya saling bersentuhan. Benda yang dapat bersentuhan atau
bergesekan ini dapat berupa benda padat, cair, dan gas. Gaya gesek antar
benda padat adalah gesekan antara tanah dengan sepatu yang kita pakai.
Antara benda cair dan padat juga dapat terjadi gaya gesek, misalya saat
kita berenang, maka akan terjadi gaya gesek antara sang perenang dengan
air. Begitu pula gaya gesek antara benda padat dengan gas. Misalnya gaya
gesek yang terjadi pada pesawat terbang dan udara.3

1
Hardiansyah, I. W. 2021. Penerapan Gaya Gesek Pada Kehidupan Manusia. INKUIRI: Jurnal
Pendidikan IPA, 10 (1). Ponorogo. Hal. 70.
2
Satriawan, M. 2012. Fisika Dasar. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Hal. 33.
3
Hardiansyah, I. W. 2021. Penerapan Gaya Gesek Pada Kehidupan Manusia. INKUIRI: Jurnal
Pendidikan IPA, 10 (1). Ponorogo. Hal. 71.

1
Gaya gesek memliki arah gerak yang berlawanan dengan
kecenderungan benda yang bergerak. Gaya gesek dapat terjadi pada benda
yang memiliki permukaan halus maupun kasar. Semakin halus permukaan
benda, maka semakin kecil gaya geseknya. Sebaliknya, semakin kasar
permukaan benda maka semakin besar gaya geseknya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa besar kecilnya gaya dapat disebabkan oleh halus atau
kasarnya permukaan benda. Pada benda yang memiliki permukaan licin
tetap dapat terjadi gaya gesek meskipun sangat kecil.4
Dipostulatkan bahwa gaya gesekan ini sebading dengan gaya
normal, karena bila gaya normal tidak ada berarti tidak terjadi persentuhan
dan tidak akan ada gesekan. Koefisien kesebandingannya disebut sebagai
koefisien gesekan. Ketika sebuah benda dalam keadaan diam di atas suatu
permukaan ternyata dibutuhkan gaya yang lebih besar pada awalnya untuk
memulai gerakan. Hal ini karena antara atom-atom ataupun molekul kedua
permukaan telah terbentuk ikatan-ikatan antara molekul maupun atom.
Sehingga dibutuhkan lebih banyak gaya untuk memutus ikatan tersebut.
Karena itu ada dua jenis koefisien gesekan, koefisien gesekan statis µs,
yang terkait dengan benda yang diam dan koefisien gesekan kinetik µk,
untuk benda yang bergerak.5
Gaya gesek yaitu gaya sentuh yang muncul jika permukaan dua zat
padat bersentuhan secara fisik, dimana arah gaya gesekan sejajar dengan
permukaan bidang dan selalu berlawanan dengan arah gerak relatif antara
kedua benda tersebut. Ada dua jenis gaya gesekan yang bekerja pada
benda, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis (dinamis).6
Gaya gesekan statis bekerja saat benda dalam keadaan diam dan
nilainya mulai dari nol sampai suatu harga maksimum. Jika gaya
tarik/dorong yang bekerja pada suatu benda lebih kecil dari gaya gesekan
statis maksimum, maka benda masih dalam keadaan diam dan gaya

4
Hardiansyah, I. W. 2021. Penerapan Gaya Gesek Pada Kehidupan Manusia. INKUIRI: Jurnal
Pendidikan IPA, 10 (1). Ponorogo. Hal. 71.
5
Satriawan, M. 2012. Fisika Dasar. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Hal. 34.
6
Nurlina dan Riskawati. 2017. Fisika Dasar I. Makassar: LPP Unismuh Makassar. Hal. 44.

2
gesekan yang bekerja pada benda mempunyai besar yang sama dengan
nilai gaya tarik/dorong pada benda tersebut. Besarnya gaya gesekan statis
maksimum adalah:
(Persamaan 6.1)

dimana µs adalah koefisien gesekan statis dan N adalah gaya


Normal.7
Jika gaya penggerak diperbesar terus maka gaya gesekan statis juga
akan membesar tetapi benda tetap diam. Namun gaya gesekan statis
memiliki batas nilai maksimum. Selama gaya penggerak lebih kecil dari
batas maksimum dari gaya gesekan statis maka benda tetap diam. Begitu
gaya penggerak melampaui batas gaya gesekan statis maksimum maka
benda mulai bergerak. Dan begitu benda bergerak maka gaya gesekan
berganti menjadi gaya gesekan kinetik.8
Gaya gesekan kinetis yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda
ketika benda sudah bergerak. Nilai gaya gesekan kinetis selalu tetap, dan
dirumuskan dengan:
(Persamaan 6.2)

Fy = N - W.cos θ = 0, sehingga N = W.cos θ


Fx = W.sin θ - fk = 0, sehingga fk = W.sin θ
dengan:
fk = Gaya Gesek Kinetis
Fy = Jumlah gaya yang bekerja pada sumbu y
Fx = Jumlah gaya yang bekerja pada sumbu x
W = Gaya Berat Benda
θ = Sudut Kemiringan Benda
µk = Koefisien Gesek Kinetis
N = Gaya Normal

7
Nurlina dan Riskawati. 2017. Fisika Dasar I. Makassar: LPP Unismuh Makassar. Hal. 44.
8
Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar I. Bandung : ITB. Hal. 262.

3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh jenis permukaan benda terhadap nilai besar
sudut?
2. Bagaimana pengaruh jenis permukaan benda terhadap massa benda?

C. Hipotesis
1. Semakin kasar jenis permukaan, semakin besar koefisien geseknya dan
semakin besar nilai sudut yang dihasilkan.
2. Semakin kasar jenis permukaan, semakin besar beban yang diberikan.

D. Uji Hipotesis
1. Variabel
a. Bidang miring
1) Variabel Kontrol : Bidang miring
2) Variabel Bebas : Jenis permukaan
3) Variabel Terikat : Sudut, koefisien
b. Sistem 2 benda
1) Variabel Kontrol : Meja Katrol
2) Variabel Bebas : Jenis permukaan
3) Variabel Terikat : Koefisien gesek dan massa beban
2. Definisi Operasional
a. Bidang miring
1) Pada balok terdapat tiga jenis permukaan yaitu permukaan
kayu, plastik dan karet.
2) Besar sudut adalah hasil yang didapatkan dari tingkat
kemiringan bidang saat balok akan mulai bergerak.
3) Koefisien gaya gesek dipengaruhi oleh jenis permukaan balok.
b. Sistem 2 benda
1) Pada balok terdapat tiga jenis permukaan yaitu permukaan
kayu, plastik dan karet.

4
2) Massa beban adalah hasil dari gerak balok terhadap meja katrol.
3) Koefisien gaya gesek dipengaruhi oleh jenis permukaan balok.
3. Definisi Konsepsional
a. Bidang miring
1) Jenis permukaan adalah ciri terluar dari lapisan terluar benda.
2) Sudut adalah besaran rotasi suatu ruas garis dari satu titik
pangkalnya ke posisi lain.
3) Koefisien gaya gesek adalah besaran yang dipengaruhi
kekerasan kedua permukaan benda yang bersentuhan.
b. Sistem 2 benda
1) Jenis permukaan adalah ciri terluar dari lapisan terluar benda.
2) Massa beban adalah jumlah materi yang dimiliki oleh suatu
beban.
3) Koefisien gaya gesek adalah besaran yang dipengaruhi
kekerasan kedua permukaan benda yang bersentuhan.

5
E. Alat dan Bahan
Bidang Miring
1. Alat
a. Bidang miring 1 Unit
b. Busur 1 Buah
c. Penyangga bidang miring 1 Buah
d. Balok kayu 3 permukaan 1 Unit
Sistem 2 Benda
1. Alat
a. Neraca ohauss 2610 1 Unit
b. Meja katrol 1 Unit
c. Beban 3 Set
d. Balok kayu 2 permukaan 1 Unit
2. Bahan
Tali Secukupnya

6
F. Prosedur Kerja
1. Bidang miring
a. Disiapkan sebuah bidang miring dengan posisi mendatar.
b. Diletakkan balok kayu di atas bidang miring.
c. Diperbesar sudut menggunakan penyangga dengan perlahan-lahan
sampai saat
d. balok akan mulai bergerak. Dicatat nilai sudutnya.
e. Diulangi hingga 3 kali untuk mendapatkan variasi data.
2. Sistem 2 benda
a. Diatur sebuah balok di atas meja katrol yang telah terikat dengan
tali diujungnya. Ditaruh tali pada katrol.
b. Dikaitkan beban secara bertahap dari yang teringan hingga terberat
pada ujung tali hingga balok akan mulai bergerak. Dicatat massa
beban 2. Setelah ditimbang pada neraca ohaus 2610.
c. Ditambah beban pada balok hingga balok tidak bergerak. Dicatat
massa beban 1 setelah ditimbang pada neraca ohaus 2610.
d. Diulangi hingga 3 kali tanpa mengurangi beban yang sudah ada
untuk mendapatkan variasi data.
e. Diulangi percobaan yang sama untuk permukaan balok yang
berbeda.

7
I. Pembahasan
Gaya gesek adalah gaya sentuh yang muncul jika permukaan dua zat
padat bersentuhan secara fisik, dimana arah gaya gesekan sejajar dengan
permukaan bidang dan selalu berlawanan dengan arah gerak relatif antara
kedua benda tersebut. Ada dua jenis gaya gesekan yang bekerja pada
benda, yaitu gaya gesekan kinetis (fk) dan gaya gesekan statis (fs). Gaya
gesekan kinetis yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda ketika benda
sudah bergerak. Nilai gaya gesekan kinetis selalu tetap, dan gaya gesekan
statis (fs).
Gaya gesekan statis bekerja saat benda dalam keadaan diam dan
nilainya mulai dari nol sampai suatu harga maksimum. Jika gaya
tarik/dorong yang bekerja pada suatu benda lebih kecil dari gaya gesekan
statis maksimum, maka benda masih dalam keadaan diam dan gaya
gesekan yang bekerja pada benda mempunyai besar yang sama dengan
nilai gaya tarik/dorong pada benda tersebut.
Pada percobaan praktikum berjudul gaya gesek yang memiliki tujuan
untuk mempelajari gaya gesek dan menentukan koefisien gesek statik. Alat
dan bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini yaitu bidang miring 1
unit, busur 1 buah, penyangga bidang miring 1 buah, balok kayu 3
permukaan 1 unit, neraca ohauss 2610 1 unit, meja katrol 1 unit, beban 3
set, balok kayu 2 permukaan 1 unit, dan tali secukupnya.
Adapun prosedur kerja pada percobaan bidang miring yaitu siapkan
sebuah bidang miring dengan posisi mendatar, letakkan balok kayu di atas
bidang miring, perbesar sudut menggunakan penyangga dengan perlahan-
lahan sampai saat balok akan mulai bergerak, catat nilai sudutnya, ulangi
hingga 3 kali untuk mendapatkan variasi data.
Prosedur kerja pada percobaan bidang miring yaitu atur sebuah balok
di atas meja katrol yang telah terikat dengan tali diujungnya, taruh tali
pada katrol, kaitkan beban secara bertahap dari yang teringan hingga
terberat pada ujung tali hingga balok akan mulai bergerak, catat massa
beban 2, setelah ditimbang pada neraca ohaus 2610, tambah beban pada

26
balok hingga balok tidak bergerak, catat massa beban 1 setelah ditimbang
pada neraca ohaus 2610, ulangi hingga 3 kali tanpa mengurangi beban
yang sudah ada untuk mendapatkan variasi data, dan ulangi percobaan
yang sama untuk permukaan balok yang berbeda.
Data yang didapatkan dalam percobaan koefisien gesek statik pada
bidang miring berbeda-beda setiap permukaannya. Pada permukaan kayu-
plastik didapatkan besar sudut θ yaitu 20˚, 19˚, dan 18˚. Pada permukaan
kayu-karet didapatkan besar sudut 31˚, 28˚, dan 30˚. Pada permukaan
kayu-kayu didapatkan data 16˚, 17˚, dan 19˚. Dari data besar sudut θ yang
di dapatkan dapat terlihat bahwa permukaan kayu-karet memiliki besar
sudut yang paling besar dibanding dengan 2 permukaan yang lainnya yaitu
kayu-plastik dan kayu-kayu. Dimana dibutuhkan sudut kemiringan yang
tinggi agar benda bergerak. Permukaan kayu-kayu memiliki data besar
sudut yang paling rendah, artinya agar benda bergerak dibutuhkan sudut
kemiringan yang kecil atau rendah.
Pada percobaan koefisien gesek statik sistem 2 benda didapatkan data
berat massa 1 dan 2 yang semakin meningkat setiap percobaannya. Hal ini
dikarenakan penambahan berat pada massa 2 yang mempengaruhi berat
massa 1 . Pada permukaan kayu aluminium didapatkan data M1 297.5,
519.6, dan 603.2. Data M2 yang didapatkan yaitu 70.19, 132.6, dan 148.
Sedangkan pada permukaan triplek aluminium didapatkan data M1 yaitu
309.2, 481.5, dan 554. Data M2 yang didapatkan yaitu 91.9, 110, dan 143.
Pada saat pelaksaan praktikum terdapat beberapa kesalahan yaitu pada
percobaan koefisien gesek statik sistem 2 benda. Pada saat benda belum
bergerak ditambahkan beban terus menerus yang seharusnya penambahan
beban dilakukan saat benda mulai bergerak sehingga membuat benda
berhenti. Terdapat pula kekeliruan dalam pengambilan data pertama yaitu
pada permukaan kayu aluminium dimana data yang seharusnya meningkat
malah menurun sehingga harus dilakukan pengambilan data ulang.
Gaya gesek adalah gaya yang sangat sering terjadi dalam kehidupan
kita sehari-hari. Ada banyak contoh penerapan gaya gesek dalam

27
kehidupan sehari-hari baik itu contoh gaya gesek statis maupun contoh
gaya gesek dinamis. Contoh penerapan gaya gesek statis dalam kehidupan
sehari hari antara lain saat kita mencoba untuk mendorong atau menarik
sebuah benda yang berat seperti mendorong lemari, menarik meja,
mendorong piano, dan benda berat lainnya. Berdiri di atas tanah atau lantai
juga termasuk contoh penerapan gaya gesek statis pada kehidupan sehari
hari. Contoh penerapan gaya gesek kinetis dalam kehidupan sehari-hari
antara lain saat kita menggelindingkan bola maupun melemparkan bola,
penggunaan rem pada kendaraan juga termasuk dalam penerapan gaya
gesek kinetis dalam kehidupan sehari hari seperti penggunaan rem pada
mobil, motor, kereta, dan kendaraan yang lainnya. Rem pada kendaraan
termasuk dalam contoh gaya gesek kinetis karena rem bekerja dengan cara
menghasilkan gaya gesek yang mengurangi kecepatan kendaraan. Ketika
kita mengerem, gesekan antara bantalan rem dan cakram atau drum rem
mengubah energi kinetis kendaraan menjadi energi panas melalui gesekan.
Ini mengakibatkan pengurangan kecepatan kendaraan, yang merupakan
salah satu contoh utama dari gaya gesek kinetis dalam fisika. Gaya gesek
ini bertujuan untuk mengatasi gerakan kendaraan dan membuatnya
berhenti.

28
J. Kesimpulan

Berdasarkan dari kegiatan praktikum dan hasil data serta perhitungan dari
percobaan tersebut, maka kesimpulan dari kegiatan ini adalah:
1. Semakin kasar jenis permukaan suatu benda, maka semakin besar sudut
yang dihasilkan pada bidang miring. Sebaliknya semakin halus jenis
permukaan benda maka semakin kecil sudut yang dihsilkan pada
bidang miring.
2. Semakin besar massa benda yang ditambahkan, maka gaya gesek yang
dihasilkan pada permukaan benda akan semakin kecil.

29
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar I. Bandung : ITB. Hal. 262.

Hardiansyah, I. W. 2021. Penerapan Gaya Gesek Pada Kehidupan Manusia.


INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA, 10 (1). Ponorogo. Hal. 70-71.

Nurlina dan Riskawati. 2017. Fisika Dasar 1. Makassar : LPP Unismuh


Makassar. Hal. 44.

Satriawan, M. 2012. Fisika Dasar. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Hal. 33-
34.
LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 20 Oktober 2023

Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan

Maulidya Yulianti Alika Nazwa Maulida


NIM. 2205036017 NIM. 2305036017

Anda mungkin juga menyukai