Anda di halaman 1dari 25

GAYA GESEKAN

Masfufa *), Nurlaela, Risman, St. Rahmawati

Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Negeri Makassar 2015

Abstrak Telah dilakukan experiment yang berjudul Gaya Gesekan dengan tujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesekan, memahami konsep gaya gesek statik
dan kinetik dan menentukan kofisien gesek statik dan kinetik. Sebelum melakukan percobaan,
sama halnya dengan percobaan sebelumnya, pertama-tama kita harus menentukan NST pada setiap
alat. Pada percobaan kali ini pula telah dilakukan empat kegiatan yakni pada kegiatan pertama
hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan, kegiatan kedua hubungan antara keadaan
permukaan dengan gaya gesekan, dimana kegiatan pertama dan kedua ini, yang akan kita amati
adalah penunjukkan neraca pegas pada saat balok akan tepat bergerak dan pada saat balok
bergerak lurus beraturan, tetapi yang membedakannya adalah pada kegiatan pertama ditambahkan
beban sedangkan pada kegiatan kedua mengganti permukaan balok yang kasar atau halus.
Selanjutnya adalah kegiatan ketiga yaitu menentukan kofisien gesekan statik pada bidang miring
dengan mencatat sudut kritis pada saat benda tepat akan bergerak dan kegiatan terakhir adalah
menentukan kofisien gesekan kinetik pada bidang miring dengan mengukur waktu tempuh benda
bergerak lurus berubah beraturan. Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah dengan
pengukuran berulang Pada experimen ini dapat disimpulkan bahwa gaya gesekan dipengaruhi
oleh permukaan benda.

Kata kunci: Gaya Normal, Gaya Gesekan Statik, Gaya Gesekan Kinetik, Koefisien Statik,
Koefisien Kineti.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa sajakah factor-faktor yang mempengaruhi gaya gesekan?


2. Bagaimana konsep gaya gesek statik dan kinetik?
3. Bagaimanakah cara menentukan koefisien gesek static dan kinetic?

TUJUAN
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesekan.
2. Memahami konsep gaya gesek statik dan kinetic.
3. Menentukan koefisien gesek static dan kinetic.
METODOLOGI EKSPERIMEN
Teori Singkat
Gaya gesek merupakan jumlah vector dari beberapa gaya yang bekerja antara permukaan
atom sebuah benda dengan permukaan atom benda yang lain. Jika permukaan dua buah
logam yang telah dihaluskan dan dibersihkan dengan hati-hati diletakkan secara
bersamaan ke dalam runag hampa (untuk keduanya tetap bersih), keduanya tidak dapat
dibuat bergeser di atas satu sama lain. Karena permukaanya sangat halus, atom-atom
padasuatu permukaan bersentuhan secara langsung dengan atom-atom pada permukaan
yang lain, dan kedua permukaan akan serentak menyatu membentuk sepotong logam
tunggal ( Halliday / Resnick / Walker. 1960 ).

Sebuah balok yang didorong di atas meja akan bergerak Bila sebuah balok massanya m,
kita lepaskan dengan kecepatan awal Vo pada sebuah bidang horizontal, maka balok itu
akhirnya akan berhenti. Ini berarti di dalam gerakan balok mengalami perlambatan, atau
ada gaya yang menahan balok, gaya ini disebut gaya gesekan. Besarnya gaya gesekan
ditentukan oleh koefisien gesekan antar kedua permukaan benda dan gaya normal.
Besarnya koefisien gesekan ditentukan oleh kekasaran permukaan bidang dan benda.

Gaya gesekan dibagi dua yaitu: gaya gesekan statis (fs) dan gaya gesekan kinetik (fk).
Sebuah balok beratnya W, berada pada bidang mendatar yang kasar, kemudian ditarik
oleh gaya F seperti pada Gambar 2.1 di bawah ini.

F
f

W
Gambar 3.1: Gaya-gaya yang bekerja pada benda

Arah gaya gesekan f berlawanan arah dengan gaya penyebabnya F, dan berlaku:
1. Untuk harga F <fs maka balok dalam keadaan diam.
2. Untuk harga F = fs maka balok tepat saat akan bergerak.
3. Apabila Fase diperbesar lagi sehingga F >fs maka benda bergerak dan gaya
gesekan statis fs akan berubah menjadi gaya gesekan kinetisfk.

Gaya gesekan antara dua permukaan yang saling diam satu terhadap yang lain
disebut gaya gesekan statis. Gaya gesekan statis yang maksimum sama dengan gaya
terkecil yang dibutuhkan agar benda mulai bergerak. Sekali gerak telah dimulai,
gaya gesekan antar kedua permukaan biasanya berkurang sehingga diperlukan gaya
yang lebih kecil untuk menjaga agar benda bergerak beraturan. Gaya yang bekerja
antara dua permukaan yang saling bergerak relatif disebut gaya gesekan kinetik. Jika
fs menyatakan besar gaya gesekan statik maksimum, maka :
fs
s (1)
N

Dengan s adalah koefisien gesekan statik dan N adalah besar gaya normal. Jika fk
menyatakan besar gaya gesekan kinetik, maka :
fk
k (2)
N

dengan k adalah koefisien gesekan kinetik.


Bila sebuah benda dalam keadaan diam pada suatu bidang datar, dan kemudian
bidang tempat benda tersebut dimiringkan perlahan-lahan sehingga membentuk
sudut sampai benda tepat akan bergerak, koefisien gesekan statik antara benda dan
bidang diberikan oleh persamaan,

S = tan c (3)

Dengan c adalah sudut pada saat benda tepat akan bergerak, yang disebut sudut
kritis. Koefisien gesekan statik merupakan nilai tangen sudut kemiringan bidang,
dengan keadaan benda tepat akan bergerak/meluncur. Pada sudut-sudut yang lebih
besar dari c, balok meluncur lurus berubah beraturan ke ujung bawah bidang
miring dengan percepatan :

a x g (sin k cos ) (4)

di mana adalah sudut kemiringan bidang dan k adalah koefisien gesek kinetik
antara benda dengan bidang. Dengan mengukur percepatan ax, maka koefisien
gesekan k dapat dihitung.
Alat dan Bahan

1. Neraca pegas 0-5 N = 1 buah


2. Katrol meja = 1 buah
3. Balok kasar = 1 buah
4. Balok licin = 1 buah
5. Beban @ 50 gram = 3 buah
6. Tali / benang = 2 buah
7. Balok persegi (dengan stecker penyambung) = 1 buah
8. Papan landasan = 1 buah
9. Bidang miring = 1 buah
10. Stopwatch = 1 buah
11. Meteran = 1 buah

Identifikasi Variabel
Kegiatan 1
1. Variable manipulasi : massa benda (kg)
2. Variabel control : permukaan benda
3. Variabel respon : gaya tarik (N)
Kegiatan 2
1. Variabel manipulasi : permukaan benda
2. Variabel control: gaya normal (N)
3. Variabel respon : gaya tarik (N)
Kegiatan 3
1. Variabel manipulasi : massa benda (kg)
2. Variabel control : posisi benda
3. Variabel respon : sudut kritis
Kegiatan 4
1. Variabel manipulasi : jarak tempuh benda (cm)
2. Variabel control : sudut kemiringan (0)
3. Variabel respon : waktu tempuh (s)
Definisi Operasional Variabel
Kegiatan 1
1. Pada kegiatan pertama, variable yang diubah adalah jarak yakni massa benda
.Massa benda yaitu berat suatu benda yang tidak dipengaruhi oleh gaya gravitasi,
dalam hal ini terdapat penambahan massa benda sebanyak dua kali dan diukur
menggunakan neraca pegas.
2. Pada kegiatan pertama variabel yang dikontrol adalah permukaan benda.
Permukaan benda adalah sifat yang dimiliki oleh benda.
3. Pada kegiatan pertama, yang termasuk variabel respon adalah gaya tarik yang
ditunjukkan oleh neraca pegas. Gaya tarik adalah gaya yang digunakan dalam
menarik benda sampai benda tepat akan bergerak danbergerak lurus beraturan.
Kegiatan 2:

1. Variabel manipulasi
Permukaan benda, dalam hal ini permukaan benda ada tiga dalam benda yang
sama
2. Variabel kontrol
Gaya normal adalah gaya yang dimliki oleh benda untuk mempertahankan
keadaannya dan melawan arah gravitasi, dalam hal ini gaya normal benda adalah
1,90N
3. Variabel respon
Gaya tarik adalah gaya yang digunakan dalam menarik benda sampai benda
bergerak lurus beraturan, dalam hal ini diukur menggunakan neraca pegas
Kegiatan 3:
1. Variabel manipulasi
Massa benda yaitu berat suatu benda yang tidak dipengaruhi oleh gaya gravitasi,
dalam hal ini terdapat penambahan massa benda sebanyak tiga kali dan diukur
menggunakan neraca pegas.
2. Variabel kontrol
Posisi benda adalah letak dan keadaan benda, dalam hal ini benda berada pada
posisi yang tidak ditentukan pada bidang miring.
3. Variabel respon
Sudut kritis adalah sudut yang dimiliki oleh bidang miring dimana sudut kritis itu
terbentuk saat benda tepat akan bergerak
Kegiatan 4:
1. Variabel manipulasi
Jarak tempuh adalah panjang lintasan yang dilalui oleh benda pada bidang
miring, dalam hal ini ada tiga jarak (cm) yang digunakan
2. Variabel kontrol
Massa benda yaitu berat suatu benda yang tidak dipengaruhi oleh gaya
gravitasi
Sudut kemiringan benda adalah sudut yang dibentuk oleh bidang miring
3. Variabel respon
Waktu tempuh adalah lamanya benda mencapai permukaan saat diluncurkan pada
bidang miring

Prosedur Kerja
Kegiatan 1Hubungan antara gaya normal dan gaya gesekan
Pertama-tama ambilah Neraca Pegas 0-5 N. Kemudian tentukan NST dari alat
tersebut. Siapkan balok! Sebelum melangkah lebih jauh lagi, kita harus
mengukur massa dari balok tersebut. Pasang, katrol meja tepat di sisi ujung
tengah meja. Dilanjutkan dengan mengaitkan tali pada ujung pengait Neraca
Pegas. Hubungkan tali pada Neraca dengan katrol meja hingga tali tembus
pada sisi depan katrol dan kaitkan pula ujung balok yang telah diberi pengait
dengan tali. Seperti pada gambar dibawah ini

Neraca pegas

Balok
Tali Katrol

Meja

Lakukan pengukuran dan amati penunjukan skala pada Neraca Pegas saat
balok tepat akan bergerak dan pada saat balok bergerak lurus beraturan.
Dalam hal ini, setiap telah melakukan satu kali percobaan, baik saat benda
tepat akan bergerak dan benda bergerak lurus beraturan, kita menambahkan
beban diatas balok tersebut, kemudian mengukur pula besar massa pada
system balok (balok dan beban tambahan) Melakukan beberapa kali dengan
mengubah-ubah penambahan beban di atas balok. Mencatat hasil pengamatan
pada tabel pengamatan.
Kegiatan 2 Hubungan antara keadaan permukaan dengan gaya gesekan.
Mengganti permukaan meja atau balok yang lebih kasar atau halus. Namun
pada percobaan ini, permukaan yang pertama adalah, permukaan licin,
kemudian permukaan sedikit kasar dan terakhir adalah permukaan yang kasar.
Sama seperti kegiatan pertama, hanya saja kegiatan kedua ini tidak lagi
menggunakan penambahan beban. Setelah itu lakukan percobaan, pada saat
balok tepat akan bergerak dan bergerak lurus beraturan. Melakukan kegiatan
ini beberapa kali dengan mengganti permukaan meja tau balok yang lebih
kasar/halus. Kemudian kembali mencatat hasil pengamatan pada tabel
pengamatan.
Kegiatan 3Menentukan koefisien geseka static pada bidang miring
Untuk kegiatan ketiga, setelah kita menghitung NST dari alat. Dimana dalam
hal ini alat yang dimaksud adalah busur. Pertama adalah meletakkan bidang
di atas meja dengan posisi mendatar. Dilanjutkan dengan meletakkan balok
persegi di salah satu ujung bidang tersebut. Mengangkat secara perlahan
ujung bidan tempat balok berada sehingga sudut kemiringan bertambah.
Mencatat sudut kemiringan bidang pada saat benda tepat akan bergerak.
Mengulangi kegiatan tersebut dengan melakukan penambahan beban pada
balok persegi dan memperoleh 4 (empat) data pengukuran sudut.
Kegiatan 4 Menentukan koefisien gesekan kinetic pada bidang miring
Kegiatan keempat sama perihalnya dengan kegiatan ketiga, hanya saja pada
kegiatan ini, telah ditentukan pula nilai derajat yang digunakan untuk
pengukuran ini. Pertama tama adalah mengatur kemiringan bidang dengan
sudut yang lebih besar dari sudut kritis (sudut pada kegiata ketiga) tanpa
beban tambahan. Mencatat waktu tempuh ini sebagai1. Kemudian
meletakkan balok di ujung atas bidang yang telah diketahui panjangnya.
Melepaskan balok bersamaan dengan menjalankan stopwatch untuk mengukur
waktu tempuh balok persegi bergerak lurus berubah beraturan hingga ke ujung
bawah bidang. Mencatat waktu tempuh ini sebagai t1. Mengulangi kegiatan
tersebut sampai dengan 3 data yang akan diperoleh. Dan mencatat hasil
pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Eksperimen
A. Kegiatan 1
Jenis permukaan benda adalah balok persegi
Tabel hubungan antara gaya tarik dengan gaya normal
No Gaya Normal (N) Keadaan benda Gaya Tarik (N)
1. |0,500,05|
Tepat akan bergerak 2. |0,400,05|
3. |0,600,05|
1 m=|1,100,05|
1. |0,600,05|
Bergerak lurus beraturan 2. |0,600,05|
3. |0,600,05|
1. |0,800,05|
Tepat aka bergerak 2. |0,800,05|
3. |0,600,05|
2 m=|1,750,05|
1. |1,100,05|
Bergerak lurus beraturan 2. |1,200,05|
3. |1,000,05|
1. |1,100,05|
Tepat akan bergerak 2. |1,200,05|
3. |1,100,05|
3 m=|2,100,05|
1. |1,400,05|
Bergerak lurus beraturan 2. |1,600,05|
3. |1,700,05|

B. Kegiatan 2

Gaya normal : 1,9 N

Tabel hubungan antara jenis permukaan dengan gaya tarik


Jenis Permukaan Keadaan benda Gaya Tarik (N)
1. |2,600,05|
Tepat akan bergerak 2. |2,700,05|
3. |2,600,05|
I
1. |1,600,05|
Bergerak lurus beraturan 2. |1,500,05|
3. |1,600,05|
1. |2,700,05|
Tepat aka bergerak 2. |2,800,05|
3. |2,900,05|
II
1. |1,600,05|
Bergerak lurus beraturan 2. |1,500,05|
3. |1,600,05|
1. |1,800,05|
III Tepat akan bergerak
2. |1,700,05|
3. |1,900,05|
1. |1,300,05|
Bergerak lurus beraturan 2. |1,200,05|
3. |1,300,05|

C. Kegiatan 3

Tabel gaya gesekan static pada bidang miring


No Gaya Berat (N) Sudut Kritis (0)
1. |13,00,5|
1 |1,100,05| 2. |13,00,5|
3. |13,00,5|
1. |12,00,5|
2 |1,750,05| 2. |13,00,5|
3. |12,00,5|
1. |13,00,5|
3 |2,100,05| 2. |12,00,5|
3. |13,00,5|
1. |14,00,5|
4 |2,600,05| 2. |14,00,5|
3. |13,00,5|

D. Kegiatan 4

Massa beban = 1,1 N

Sudut kemiringan bidang = 270

Tabel gaya gesekan kinetic pada bidang miring


No Jarak Tempuh (cm) Sudut Kritis (0)
1. |1,20,2|
1 |70,000,05| 2. |1,20,2|
3. |1,20,2|
1. |1,00,2|
2 |60,00 0,05| 2. |1,10,2|
3. |1,00,2|
1. |0,80,2|
3 |50,000,05| 2. |0,80,2|
3. |1,00,2|
Analisis Data

Kegiatan 1 Hubungan antara gaya tarik dengan gaya normal

Jenis permukaan adalah balok persegi

Tepat akan bergerak

N = 0

F = 0
fs
=
W

Bergerak lurus beraturan


= 0
N
= 0

Fk F
=

Analisis Data

A. Kegiatan I : Hubungan antara Gaya Normal dengan Gaya Gesekan

No Gaya Normal (N) Keadaan benda Gaya Tarik (N)


1. |0,500,05|
Tepat akan bergerak 2. |0,400,05|
3. |0,600,05| Rata-rata: |0,500,05|
1 m=|1,100,05|
1. |0,600,05|
Bergerak Lurus Beraturan 2. |0,600,05|
3. |0,600,05| Rata-rata: |0,600,05|
1. |0,800,05|
Tepat akan bergerak 2. |0,800,05|
3. |0,600,05| Rata-rata: |0,730,05|
2 m=|1,750,05|
1. |1,100,05|
Bergerak Lurus Beraturan 2. |1,200,05|
3. |1,000,05| Rata-rata: |1,100,05|
1. |1,100,05|
Tepat akan bergerak 2. |1,200,05|
3. |1,100,05| Rata-rata: |1,130,05|
3 m=|2,100,05|
1. |1,400,05|
Bergerak Lurus Beraturan 2. |1,600,05|
3. |1,700,05| Rata-rata: |1,560,05|

Grafik Hubungan antara Gaya Normal dengan Gaya Gesekan saat Benda Tepat akan
Bergerak

Gaya Tarik
1.2
y = 0.5951x - 0.1953
1
R = 0.8974
Gaya Tarik (N)

0.8

0.6
Gaya Tarik
0.4
Linear (Gaya Tarik)
0.2

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Gaya Normal (N)

= +

= = = 0,595

= 2 100% = 0,897 100% = 89,7%
= 100% = 100% 89,7% = 10,3%
10,3% 0,595
= = = 0,061285 = 6,12 102
100% 100%
= | | = |59,5 6,12|102
Grafik Hubungan antara Gaya Normal dengan Gaya Gesekan saat Benda Bergerak Lurus
Beraturan

Gaya Tarik
1.8
1.6 y = 0.9359x - 0.4576
1.4 R = 0.9784

1.2
Gaya Tarik (N)

1
0.8 Gaya Tarik
0.6 Linear (Gaya Tarik)
0.4
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
Gaya Normal (N)

= +

= = = 0,935

= 2 100% = 0,978 100% = 97,8%
= 100% = 100% 97,8% = 2,7%
2,7% 0,935
= = = 0,025245 = 2,52 102
100% 100%
= | | = |93,5 2,52|102

B. Kegiatan 2 Hubungan antara Jenis Permukaan dengan Gaya Tarik


1) Tabel hubungan antara koefisien gesekan setiap permukaan dengan gaya
gesekan.

Tabel hubungan antara koefisien gesekan setiap permukaan dengan gaya


gesekan pada saat benda tepat akan bergerak.
No Keadaan Benda Gaya Tarik (N)
1. |2,60 0,05|
2. |2,70 0,05|
1 |1,38 0,05| Tepatakanbergerak 3. |2,60 0,05|
Rata rata:
|2,63 0,05|
2 |1,47 0,05| Tepatakanbergerak 1. |2,70 0,05|
2. |2,80 0,05|
3. |2,90 0,05|
Rata rata:
|2,80 0,05|
3 1. |1,80 0,05|
2. |1,70 0,05|
|0,94 0,05| Tepatakanbergerak 3. |1,90 0,05|
Rata rata:
|1,80 0,05|

Gaya Gesek Statik


3

2.5
Gaya Gesek Statik (N)

1.5
Gaya Tekan
1 Linear (Gaya Tekan )

0.5 y=0
R = 0
0
0 0.5 1 1.5 2
Gaya Normal

Permukaan I
2,63
=
= 1,90 = 1,38
1 = | 1 - | = |2,60 2,63| = 0,03 N

2 = | 2 - | = |2,70 2,63| = 0,07 N

3 = | 3 - | = |2,60 2,63| = 0,03 N

maks = 0,07 N


= | + |


=|
+ |
0,07 0.05
= |2,63 + 1,90| 1,38
= |0,02 + 0,02|1,38
= 0,0552
0,0552
= 100% = 100% = 0,04%
1,38
= | | = |1,38 0,0552|

Permukaan II
2,80
= = = 1,47
1,90
1 = | 1 - | = |2,70 2,80| = 0,10 N

2 = | 2 - | = |2,80 2,80| = 0 N

3 = | 3 - | = |2,90 2,80| = 0,10 N

maks = 0,10 N


= | + |


=|
+ |
0,10 0.05
= |2,80 + 1,90| 1,47
= |0,035 + 0,02|1,47
= 0,08085

0,08085
= 100% = 100% = 0,055%
1,47
= | | = |1,47 0,08085|

Permukaan III
1,80
=
= 1,90 = 0,94
1 = | 1 - | = |1,80 1,80| = 0 N

2 = | 2 - | = |1,70 1,80| = 0,10 N

3 = | 3 - | = |1,90 1,80| = 0,10 N

maks = 0,10 N


= | + |


=|
+
|
0,10 0.05
= |1,80 + 1,90| 0,94
= |0,05 + 0,02|0,94
= 0,0658
0,0658
= 100% = 100% = 0,07%
0,94
= | | = |0,94 0,0658|

1) Tabel hubungan antara koefisien gesekan setiap permukaan dengan gaya


gesekan pada saat benda bergerak lurus beraturan

No. Keadaan Benda Gaya tarik


1. |1,60 0,05|
2. |1,50 0,05|
Bergerak lurus
1 |0,82 0,05| 3. |1,60 0,05|
beraturan
Rata rata:
|1,56 0,05|
1. |1,60 0,05|
2. |1,50 0,05|
Bergerak lurus
2 |0,82 0,05| 3. |1,60 0,05|
beraturan
Rata rata:
|1,56 0,05|
1. |1,30 0,05|
2. |1,20 0,05|
Bergerak lurus
3 |0,66 0,05| 3. |1,30 0,05|
beraturan
Rata rata:
|1,26 0,05|

Gaya Gesek Kinetik


1.8
1.6
Gaya Gesek Kinetik (N)

1.4
1.2
1 y = 0.5x
Gaya Gesek Kinetik
R = 2E-15
0.8
0.6 Linear (Gaya Gesek
0.4 Kinetik)
0.2
0
0 0.5 1 1.5 2
Gaya Normal
Permukaan I

1,56
=
= 1,90 = 0,82
1 = | 1 - | = |1,60 1,56| = 0,04 N

2 = | 2 - | = |1,50 1,56| = 0,06 N

3 = | 3 - | = |1,60 1,56| = 0,04 N

maks = 0,06 N

= | +
|


= | + |

0,06 0.05
= |1,56 + 1,90| 0,82
= |0,03 + 0,02|0,82
= 0,041

0,041
= 100% = 100% = 0,05%
0,82
= | | = |0,820 0,041|

PermukaanII

1,56
= = = 0,82
1,90

1 = | 1 - | = |1,60 1,56| = 0,04 N

2 = | 2 - | = |1,50 1,56| = 0,06 N

3 = | 3 - | = |1,60 1,56| = 0,04 N

maks = 0,06 N


= | +
|


= |

+ |

0,06 0.05
= |1,56 + 1,90| 0,82
= |0,03 + 0,02|0,82
= 0,041
0,041
= 100% = 100% = 0,05%
0,82
= | | = |0,820 0,041|

Permukaan III

1,26
=
= 1,90 = 0,66

1 = | 1 - | = |1,30 1,26| = 00,04 N

2 = | 2 - | = |1,20 1,26| = 0,06 N

3 = | 3 - | = |1,30 1,26| = 0,04 N

maks = 0,06 N

= | +
|


= | + |

0,06 0.05
= |1,56 + 1,90| 0,82
= |0,03 + 0,02|0,82
= 0,041

0,041
=
100% = 0,66
100% = 0,06%
= | | = |0,660 0,041|

C. Kegiatan 3 Gaya Gesekan Statik pada Bidang Miring


1. Gaya Berat = 1,10 N
13,0+13,0+13,0
=
3
39
= 3

= 13,0
1 = | 13,0 13,0 | = 0
2 = | 13,0 13,0 | = 0
3 = | 13,0 13,0 | = 0
= maks = 0
Maka :
= 0,5( kembali pada kesalahan alat)

KR=
100 %
0,5
KR= 13,0
100 %

KR = 0,0384 100 %
KR = 3,84 % (3 AB)

PF = | |
= | 13,0 0,5 |
s = tan c
s = tan 13,0
s = 0,231
tan cos c cos c - sin c (- sin c )
s = d= d
Cosc 2

2 2
= cos +sin 1
d= =s = sec2
cos2 cos2
Dimana dalam rad

= 180
3,14 = 180
3,14
1 = 180

1 = 0,017 rad
= 0,5 0,017 = 0,0085
1 1 1
s = cos2
= cos2 13,0
0,0085= 0,945
0,0085= 0,0089

0,0089
KR = 0,231
100%

= 3,85% (3 AB)
s = | s s |
= | 0,231 0,010|

2. Gaya Berat = 1,75


12,0+13,0 +12,0
=
3
37
=
3

= 12,3
1 = | 12,0 12,3| = 0,3
2 = | 13,0 12,3 | = 0,7
3 = | 12,0 12,3| = 0,3
= maks = 0,7

KR=
100 %
0,7
KR = 12,3
100 %

KR = 0,057 100 %
KR =5,7 % (3 AB)
PF = | |
= | 12,3 0,700 |
s = tan c
s = tan 12,3
s = 0,218
1
s =
cos2
1
= cos2 12,3
0,0085

1
= 0,0085
0,95
= 0,0089
0,0089
KR = 100%
0,218
= 4,08 % (3AB)
s = | s s |
= | 0,218 0,009|

3. Gaya Berat = 2,10 N


13,0+12,0 +13,0
=
3
38
= 3

= 12,6
1 = | 13,0 12,6 | = 0,4
2 = | 12,0 12,6 | = 0,6
3 = | 13,0 12,6 | = 0,4
= maks = 0,6

KR= 100 %

0,6
KR = 12,6
100 %

KR = 0,476 100 %
KR = 47,6 % (3 AB)
PF = | |
= | 12,60,600 |
s = tan c
s = tan 12,6
s = 0,223
1
s = cos2

1
= cos2 12,6
0,0085

1
= 0,0085
0,952
= 0,0089
0,0089
KR = 100%
0,223
= 3,10 % (3 AB)
s = | s s |
= | 0,223 0,009|

4. Gaya Berat = 2,60 N


14,0+14,0+13,0
= 3
41
= 3

= 13,6
1 = | 14,0 13,6 | = 0,4
2 = | 14,0 13,6 | = 0,4
3 = | 13,0 13,6| = 0,6
= maks = 0,6

KR=
100 %
0,6
KR = 13,6
100 %

KR = 4,41 100 %
KR = 441 % (3 AB)
PF = | |
= | 13,6 0,600 |
s = tan c
s = tan 13,6
s = 0,24
1
s = cos2

1
= 0,0085
cos2 13,6
1
= 0,0085
0,944
= 105,93
105,93
KR = 100%
0,24
= 44137,5% (2 AB)
s = | s s |
= | 0,24 105,93|

D. Kegiatan 4 Gaya Gesekan Kinetik pada Bidang Miring


Massa Beban = 1,1 N
Sudut kemiringan bidang = 27
Tabel Gaya gesekan kinetik pada bidang miring
No Jarak tempuh (cm) Waktu tempuh (s)
1. | 1,2 0,2 |
1 | 70,00 0,05 | 2. | 1,2 0,2 |
3. | 1,2 0,2 | Rata-rata= |1,2000,200|
1. | 1,0 0,2 |
2 | 60,00 0,05 | 2. | 1,1 0,2 |
3. | 1,0 0,2 | Rata-rata= |1,0300,200|
1. | 0,8 0,2 |
3 | 50,00 0,05 | 2. | 0,8 0,2 |
3. | 1,0 0,2 | Rata-rata= |0,8670,200|

Grafik hubungan antara jarak tempuh dengan waktu tempuh kuadrat

Waktu Tempuh
1.4
y = 0.0165x + 0.0433
1.2
R = 0.9997
1
Waktu Tempuh

0.8

0.6 Waktu Tempuh

0.4 Linear (Waktu Tempuh)

0.2

0
0 20 40 60 80
Jarak Tempuh

= +
2 1 1
= 2
= = = = 60,606 2 = 0,60 2
0.0165
= 2 100% = 0.9997 100% = 99,97%
= 100% = 100% 99,97% = 0,03%
0,03% 0.60
= = = 0,00018 2
100% 100%
= | | = |0.60000 0.00018| 2
10 27 0.60
= = = 0,442
10 27
1
= || | + | 2 + ||
2
0.00018 1
= || | + | 2 27 + || 0.2
10 27 (0.60)(10) 2 27

= ||0,00002| + |0,2596 + 0,2099|0.2


= 0,094
0,094
=
100% = 0,442 100% = 21,267%

= 100% = 100% 21,267% = 78.733%


= | | = |0,442 0,094|

PEMBAHASAN
Pada percobaan ini terdiri dari 4 kegiatan yaitu pertama mencari
hubungan antara gaya tarik dan gaya normal, kedua mencari hubungan antara
keadaan permukaan dengan gaya tarik, ketiga menentukan koefisien gesekan
static pada bidang miring, dan terakhir menentukan koefisien gesekan kinetic
pada bidang miring.
Pada kegiatan pertama dilakukan kami terkendala pada lantai yang kami
gunakan. Dimana lantainya sedikit masih terkandung zat yang membuat beban
atau balok tertahan, sehingga kami tidak 3x melakukan percobaan walaupun
demikian dari hasil analisis yang kami kejakan, ternyata terus meningkat sesuai
dengan penambahan bebannya, itu berarti semakin besar gaya normal berarti gaya
geseknya semakin besar. Ini menunjukkan hasil kegiatan pertama sesuai dengan
teori.
Pada kegiatan kedua dengan gaya normal yang sama 1,90 N dan jenis
permukan yang berbeda yaitu halus, agak kasar serta kasar dilakukan percobaan
sebanyak 3 kali. Lalu data yang diambil yaitu pada saat keadaan benda tepat akan
bergerak dan saat bergerak lurus beraturan pada bidang datar (meja) yang masing-
masing sebanyak 3 kali. Dan hasil dari analisis sesuai dengan teori yaitu semakin
kasar permukaan benda maka semakin besar gaya geseknya dan juga > .
Namun kendala yang kami dpatkan selalu sama bila melakukan percobaan diatas
meja. Karena permukaan mejanya yang tidak licin asli, maksudnya benda yang
kami gunakan terkadang tertahan pada bidang karena permukaan meja yang masih
agak sedikit lengket akibat dari cat meja.
Pada kegiatan ketiga dilakukan percobaan sebanyak 4 kali. Lalu balok
tersebut diletakkan diatas papan yang dapat dimiringkan untuk mencari sudut
kritisnya dengan cara mengangkat papan hingga balok meluncur. Setiap gaya
normal dilakukan 3 kali percobaan. Dan hasil dari analisis hampir mendekati teori
karena terdapat data yang tidak sesuai dengan teori yaitu semakin besar gaya
normal maka semakin kecil koefisien gaya statiknya.
Pada kegiatan keempat dilakukan percobaan dengan massa beban tertentu.
Dimana sudut kemiringan lebih besar dari sudut kritis pada kegiatan ketiga
.Dilakukan sebanyak 3 kali dengan jarak yang berbeda yang masing-masing 3 kali
pengambilan data dengan mencatat waktu tempuhnya. Dan hasil dari analisis
hampir mendekati teori teori yaitu > jika dikaitkan dengan kegiatan ke-3.

Hasil keseluruhan dari eksperimen ini hampir mendekati ketepatan, namun


masih ada hasil yang kurang relavan yang disebabkan ketidaktelitian saat melihat
penunjukkan di neraca pegas, adanya perbedaan presepsi untuk menentukan
penunjukkan pada neraca, kondisi mata pengamat yang tidak normal dan berkaca
mata sehingga kurang tepat dalam membaca data karena skala alat yang tertera
sulit dibaca, pembulatan nilai data juga membuat data mengalami perubahan dari
nilai sebenarnya, serta permukaan bidang yang tidak terkadang mnejadi
penghambat, sehingga kesalahan dalam melakukan eksperimen ini masih
ditemukan.

SIMPULAN
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda
bersentuhan. Faktor yang mempengaruhi gaya gesekan adalah keadaan permukaan
yaitu licin atau kasarnya permukaan objek, gaya tarik yang diberikan, dan gaya
normal.
Gaya gesek statik adalah gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda
yang bersentuhan, ketika benda tersebut belum bergerak, sedangkan gaya gesek
kinetik adalah gaya gesekan yang bekerja ketika benda bergerak lurus beraturan.

Keofisien gesek statik pada bidang miring semakin besar apabila objek yang
diamati memiliki gaya berat yang kecil, jadi keofisien gesek statik berbanding
terbalik dengan gaya berat objek, untuk menggerakkan objek yang memiliki
beban berbeda dibutuhkan kemiringan sudut yang berbeda pula. Keofisien gesek
kinetik pada benda yang telah di tentukan sudut kemiringannya akan meluncur
atau bergerak cepat sesuai jarak yang di tentukan pada papan landasan.

DAFTAR RUJUKAN
Herman dan Asisten LFD. 2015. Penuntun praktikum fisika dasar 1. Makassar :
UNM

Anda mungkin juga menyukai