Abstrak: Telah dilakukan praktikum gaya gesekan, yang bertujuan untuk:mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi gaya gesekan,memahami konsep gaya gesek statik dan kinetik,
menentukan koefisien statik dan kinetik. Alat yang diperlukan yaitu Neraca pegas 0-5 N, katrol
meja, balok kasar dan licin,beban, tali, papan landasan, bidang miring, balok, stopwatch dan
meteran.pada prosedur kerjanya,terdapat 4 kegiatan dalam praktikum ini.dimana pada Kegiatan
pertama dilakukan dengan menarik balok yang memiliki beban berbeda menggunakan neraca
pegas 0-5 N untuk menentukan hubungan gaya normal dengan gaya gesekan. Kegiatan kedua
dilakukan dengan menarik balok yang memiliki keadaan permukaan yang berbeda yaitu halus,
sedang, dan kasar menggunakan neraca pegas 0-5 N untuk mengetahui hubungan keadaan
permukaan dengan gaya gesekan. Kegiatan ketiga dilakukan dengan meletakkan balok persegi
pada sebuah bidang datar yang kemudian sehingga terbentuk sudut kritis pada saat balok tepat
akan bergerak. dengan menambahkan beban pada balok persegi. Sedangkan kegiatan 4 dilakukan
dengan mengatur kemiringan bidang dengan sudut yang lebih besar dari sudut kritis kemudian
mengukur waktu yang dibutuhkan oleh balok persegi yang telah diletakkan pada ujung atas bidang
untuk bergerak lurus berubah beraturan. dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap jarak yang
berbeda. Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa permukaan
benda mempengaruhi gaya geseknya, semakin kasar permukaan benda yang bergesekan maka
semakin besar pula koefisien gaya geseknya begitupun sebaliknya.
Kata Kunci : gaya gesekan, statik, benda diam, benda bergerak lurus beraturan
RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesekan?
2. Bagaimana konsep gaya gesek statik dan kinetik?
3. Berapa besar koefisien gaya gesek statik dan kinetik?
TUJUAN PENULISAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesekan
2. Mahasiswa dapat memahami konsep gaya gesek statik dan kinetik
3. Mahasiswa dapat menentukan besar koefisien gaya gesek statik dan kinetik
TEORI SINGKAT
Sebuah balok yang didorong di atas meja akan bergerak bila sebuah balok
massanya m, kita lepaskan dengan kecepatan awal V 0 pada sebuah bidang horizontal,
maka balok tersebut akhirnya akan berhenti. Ini berarti didalam gerakan balok mengalami
perlambatan, atau ada gaya yang menahan balok, gaya inilah yang kita sebut dengan gaya
gesekan.
Besarnya gaya gesekan ditentukan oleh koefisien gesekan antar kedua permukaan
benda dan gaya normal. Besarnya koesidien gesekan ditentukaan oleh keakasaran
permukaan bidang dari benda. sehingga gaya gesekan dibagi atas dua yaitu gaya gesekan
f
statik( s
f
W
s =
Dengan
fs
N
(1.1)
adalah koefisien gesekan statik dan N adalah besar gaya normal. Jika fk
k =
fk
N
(1.2)
Dengan
Bila sebuah benda dalam keadaan diam pada suatu bidang datar, dan kemudian
bidang tempat benda tersebut dimiringkan perlahan-lahan sehingga membentuk sudut
sampai benda tepat akan bergerak, koefisien gesekan statik antara benda dan bidang
Dengan
s=tan c
(1.3)
adalah sudut pada saat benda tepat akan bergerak, yang disebut
dengan sudut kritis. Koefisien gesekan statik merupakan nilai tangen sudut kemiringan
bidang, dengan keadaan benda tepat akan bergerak/meluncur. Pada sudut-sudut yang
lebih besar dari
ax=g(sink cos)
Dimana
(1.4)
kinetik antara benda dengan bidang. Dengan mengukur percepatan a x, maka koefisien
gesekan
METODE EKSPERIMEN
Alat dan bahan
Alat
1. Neraca pegas 0-5 N
(1 buah)
2. Katrol meja
(1 buah)
3. Papan landasan
(1 buah)
4. Bidang miring
(1 buah)
5. Stopwatch
(1 buah)
6. Meteran
(1 buah)
7. Tali
(1 buah)
8. Busur Derajat
(1 buah)
Bahan
1. Balok persegi
2. Balok kasar
3. Balok licin
4. Beban 50 g
(1 buah)
(1 buah)
(1 buah)
(3 buah)
Identifikasi Variabel
Kegiatan 1. Hubungan antara gaya normal dan gaya gesekan
1. Variabel kontrol
: jenis permukaan benda
2. Variabel manipulasi
: gaya normal(N)
3. Variabel respon
: gaya tarik (N)
: sudut kritis(
: sudut kritis(
5. Variabel manipulasi
6. Variabel respon
: jarak tempuh(cm)
: waktu tempuh(s)
2. Jarak tempuh adalah panjang lintasan yang ditempuh oleh objek/benda dari satu
titik ke titik lain , yang diukur dengan alat ukur panjang yaitu mistar dalam
satuan cm dengan NST 0,1
3. Waktu tempuh adalah lamanya waktu yang diperlukan oleh objek(beban) untuk
berpindah dari satu titik ke titik lain yang diukur dengan stopwatch dalam
satuan sekon (s) dengan NST 0,1.
PRODSEDUR KERJA
Kegiatan 1
Menarik balok dengan neraca pegas seperti pada gambar 1.2 di bawah ini.
Neraca pegas
Balok
Tali
Katrol
Meja
Gambar 1.2. Rangkaian percobaan kegiatan 1
Kemudian amati penunjukan neraca pegas pada saat balok tepat akan bergerak dan pada
saat balok bergerak lurus beraturan. Kemudian menambahkan beban di atas balok, dan
amati kembali penunjukan neraca pegas pada saat balok tepat akan bergerak dan pada
saat balok bergerak lurus beraturan. Kegiatan ini dilakukan beberapa kali dengan
mengubah-ubah penambahan beban di atas balok dan mencatat hasil pengamatan pada
tabel pengamatan.
Kegiatan 2
Kita mengganti permukaan balok Mengganti permukaan meja atau balok yang
lebih kasar/halus. Kemudian amati penunjukan pegas pada saat balok tepat akan bergerak
dan pada saat balok bergerak lurus beraturan. Kegiatan ini dilakukan beberapa kali
dengan mengganti permukaan meja atau balok yang lebih kasar/halus dan mencatat hasil
pengamatan pada tabel pengamatan.
Kegiatan 3
Kita menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Kemudian letakkan bidang di
atas meja dengan posisi mendatar ( = 0). Selanjutnya letakkan balok persegi di salah
satu ujung bidang tersebut dan mengangkat secara perlahan ujung bidang tempat balok
persegi berada sehingga sudut kemiringan bidang bertambah. mencatat sudut kemiringan
bidang pada saat benda tepat akan bergerak dan mengulangi kegiatan sebelumnya dengan
menambah beban pada balok persegi hingga diperoleh sedikitnya 3 (tiga) data
pengukuran sudut.
Kegiatan 4
Kita mengatur kemiringan bidang dengan sudut yang lebih besar dari sudut kritis
(c) yang telah diperoleh pada kegiatan 3 di atas untuk balok persegi tanpa beban
tambahan dan mencatat sudut kemiringan ini sebagai 1. Selanjutnya meletakkan balok di
ujung atas bidang yang telah diketahui panjangnya dan melepaskan balok bersamaan
dengan menjalankan stopwacth untuk mengukur waktu tempuh balok persegi bergerak
lurus berubah beraturan hingga ke ujung bawah bidang. Mencatat waktu tempuh ini
sebagai t1 dan mengulangi kegiatan sebelumnya dengan jarak tempuh yang berbeda beda paling sedikit 3 data. Kemudian mencatat hasil pengamatan yang diperoleh pada
tabel hasil pengamatan.
HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS DATA
Hasil Pengamatan
NST Neraca pegas
NST stopwatch
: 0,1 N
: 0,1 s
:1
NST meteran
: 0,1 cm
Balok tanpa beban
: 1,10 N
Balok dengan beban 1
: 1,60 N
Balok dengan beban 2
: 2,10 N
Balok dengan beban 3
: 2,60 N
Balok tanpa beban (kgt.2)
: 1,70 N
Kegiatan 1
Jenis permukaan adalah benda 1
Tabel 1. Hubungan antara gaya tarik dengan gaya normal
N
Gaya Normal
Keadaan benda
Gaya Tarik
o
1
|1,5 0,05|
|2,00 0,05|
Tepat akan bergerak
|2,10 0,05|
|1,00 0,05|
Bergerak lurus beraturan
|1,0 0 0,05|
|1,10 0,05|
|1,0 0 0,05|
|2,40 0,05|
Tepat akan bergerak
|2,30 0,05|
|2,30 0,05|
|2,0 0,05|
|1,30 0,05|
Bergerak lurus beraturan
|1,30 0,05|
|1,30 0,05|
|2,60 0,05|
Tepat akan bergerak
|2,80 0,05|
|2,60 0,05|
|2,5 0,05|
|1,50 0,05|
Bergerak lurus beraturan
|1,70 0,05|
|1,70 0,05|
Kegiatan 2
Gaya Normal =
|2,50 0,05|
|2,40 0,05|
|2,50 0,05|
|1,40 0,05|
Bergerak lurus beraturan
|1,40 0,05|
|1,50 0,05|
|2,80 0,05|
Tepat akan bergerak
|2,90 0,05|
|2,80 0,05|
II
|1,60 0,05|
Bergerak lurus beraturan
|1,50 0,05|
|1,60 0,05|
|3,40 0,05|
III
|3,40 0,05|
|3,40 0,05|
|1,90 0,05|
Bergerak lurus beraturan
|1,80 0,05|
|1,90 0,05|
Kegiatan 3
Tabel 3. Gaya gesek statik pada bidang miring
No
Sudut Kritis ( )
|1,10 0,05|
|1,60 0,05|
|2,10 0,05|
|2,60 0,05|
1.
|19,0 0,5|
2. .
|19,0 0,5|
3. .
|20,0 0,5|
1.
|18,0 0,5|
2.
|17,0 0,5|
3. .
|18,0 0,5|
1.
|17,0 0,5|
2.
|17,0 0,5|
3.
|16,0 0,5|
1.
|16,0 0,5|
2. .
|15,0 0,5|
3. .
|14,0 0,5|
Kegiatan 4
No
Massa beban
|24,0 0,5|
|30,00 0,05|
|60,00 0,05|
|90,00 0,05|
1.
|0,9 0,1|
2. .
|1,1 0,1|
3. .
|1,1 0,1|
1.
|1,8 0,1|
2. .
|1,8 0,1|
3.
|1,8 0,1|
1.
|2,4 0,1|
2.
|2,1 0,1|
3.
|120 0,05|
4.
|2,3 0,1|
1.
|3,5 0,1|
2.
|3,5 0,1|
3.
|3,5 0,1|
ANALISIS DATA
Kegiatan 1 : Hubungan antara gaya normal dengan gaya gesekan
1. Gaya Normal :
|1,50 0,05| N
|2,00 0,05|N
fs.1.2 =
|2,10 0,05|N
fs.1.3 =
|1,90 0,05| N
f s .1 =
1.2 = | f s .1
1.2
1.3
|2,002,00| N = 0,00 N
max. =
KR =
fs.1 =
s.1
- fs.1.1| =
= 0,10 N
f s .1
f s .1 100 % =
0,10 N
2,00 N
100 % = 5% (3 AB)
|2,00 0,100|N
|1,00 0,05| N
fk.1.2 =
|1,10 0,05| N
fk.1.3 =
|1,00 0,05| N
f k .1 =
1.1 = | f k .1
1.2
1.3
|1,001,03| N = 0,03 N
karena max. =
KR =
- fk.1.1| =
k.1
= 0,07 N
f k .1
f k . 1 100 % =
0,07 N
1,03 N
fk.1 =
|1,03 0,0700| N
|2,00 0,05|N
2. Gaya Normal :
|2,40 0,05|N
|2,30 0,05|N
( 2,40+ 2,30+2,30 ) N
7N
f s .2 =
=
3 = 2,33 N
3
2.1 =
|2,402,33|N = 0,07 N
2.2 =
|2,302,33|N = 0,07 N
2.3 =
|2,302,33|N = 0,03 N
max. =
KR =
f s .2
f s .2 100 % =
fs.2
|2,33 0,0700| N
s.1
= 0,07 N
0,07 N
2,33 N
|1,30 0,05| N
fk.2.2 =
|1,30 0,05| N
fk.2.3 =
|1,30 0,05| N
f k .2
( 1,30+1,30+ 1,30 ) N
7N
=
3 = 1,30 N
3
2.1 =
|1,301,30| N = 0,00 N
2.2 =
|1,301,30| N = 0,00 N
2.3 =
|1,301,30| N = 0,00 N
max. =
k.1
= 0,05 N
KR
f k .1
f k . 1
fk.2 =
100 % =
0,05 N
1,30 N
|1,30 0,0500| N
|2,50 0,05|N
3. Gaya Normal :
|2,60 0,05|N
fs.3.2 =
|2,80 0,05|N
fs.3.3 =
|2,60 0,05|N
( 2,60+ 2,80+2,60 ) N
7N
f s .3 =
=
3 = 2,67 N
3
|2,602,67| N = 0,07 N
= |2,802,67| N = 0,13 N
= |2,602,67| N = 0,07 N
2.1 =
2.2
2.3
max. =
KR =
f s .3
f s .3
fs.3
s.3
0,13 N
100 % =
0,13 N
2,67 N
|2,67 0,130| N
|1,50 0,05| N
fk.3.2 =
|1,70 0,05| N
fk.3.3 =
|1,70 0,05| N
f k .3
( 1,50+1,70+ 1,70 ) N
4,9 N
=
= 1,63 N
3
3
2.1 =
|1,501,63| N = 0,13 N
2.2 =
|1,701,63| N = 0,07 N
2.3 =
|1,701,63| N = 0,07N
max =
KR
fk.3
k.1
f k .3
f k . 3
0,13 N
100 % =
0,13 N
1,63 N
|1,63 0,130| N
|1,50 0,05|
|2,00 0,05|
|2,50 0,05|
Keadaan benda
|2,00 0,100|N
Bergerak lurus
beraturan (fk)
|1,03 0,0700| N
|2,33 0,0700| N
Bergerak lurus
beraturan (fk)
|1,30 0,0500| N
|2, 67 0,130| N
Bergerak lurus
beraturan (fk)
|1, 63 0,130| N
3
2.5
2
Gaya Gesek statik(N)
1.5
1
0.5
0
1.4
1.6
1.8
2.2
2.4
Gaya Normal(N)
2.6
y
y
= mx + c
= 0,67x + 0,993
y
x
= m = 0,67
DK =
KR S
100
0,1 0,67
100
= 0,00067
|0,6700+0,0006700|
1.8
1.6
1.4
1.2
1
Gaya gesekan statik(N) 0.8
0.6
0.4
0.2
0
1.4
1.6
1.8
2.2
2.4
Gaya Normal(N)
= mx + c
= 0,6 x + 0,12
y
x
= m = 0,6
DK =
KR S
100
s
99,6 0,6
100
=
s
= 0,5976
2.6
|0,6000+0,5976|
|2,50 0,05|N
|2,50 0,05|N
f s 1.1 +f s1.2 +f s 1.3
=
3
f s .1 =
1.2 = | f s .1
( 2,50+ 2,40+2,50 ) N
3
- fs.1.1| = |2,502,46| N
= 2,46 N
= 0,04 N
1.2 = | f s .1 - fs.1.2| =
1.3
|2,402,46| N = 0,06 N
max. =
KR =
f s .1
f s .1 100 % =
s.1
= 0,06 N
|2,46 0,0600| N
s .1 =
f s. 1 2,46
=
=1,44
N
1,70
s .1 =
f s .1
N
fs.1
Jadi,
0,06 N
2,46 N
s .1 =f s .1 N 1
d s .1=
||
s .1
s .1
d f s .1 +
dN
f s .1
N
||
f s .1 N 1
N 1
d f s .1 +
dN
s
s .1
d s.1
s .1
| || |
| |
|
|
d f s .1 dN
+
f s .1
N
d s .1=
d f s .1 dN
+
f s .1 N s.1
s.1 =
f s. 1 N
+
N s .1
f s. 1
0,05
+
1,4
|0,0600
2,46 1,70 |
s.1 =
s .1
s .1
100 % =
0,0774
1,44
s .1 = |1,44 0,0774|
|1,40 0,05| N
fk.1.2 =
|1,40 0,05| N
fk.1.3 =
|1,50 0,05| N
f k .1 =
( 1,40+1,40+ 1,50 ) N
=
3
4,3 N
3
1.1 = | f k .1
1.2
1.3
|1,401,43| N = 0,03 N
max. =
KR =
f k .1
f k . 1 100 % =
fk.1 =
jadi,
k.1
= 0,06 N
|1,43 0,0600| N
0,06 N
1,43 N
= 1,43
k .1
k 1=
f k .1 1,43
=
=0,841
N
1,70
f k1
N
k 1=f k 1 N 1
k .1 =
f k . 1 N
+
N k .1
f k . 1
0,05
+
0,841
|0,0600
1,43 1,70 |
k .1 =
k .1 =|0,041958+0,02941|0,841
k .1 =0, 0600
KR
k .1
k .1
100 % =
0,0600
0,841
k .1=|0,841 0,0600|
Jenis permukaan II
2.1 Tepat akan bergerak :
fs.2.1
|2,80 0,05| N
fs.2.2
|2,90 0,05| N
fs.2.3
|2,80 0,05| N
(2,80+2,90+2,80) N
3
f s .2=
= 2,83 N
1.1 = | f k .1
- fk.1.1| =
|2,802,83|N = 0,03 N
1.2 = | f k .1
- fk.1.2| =
|2,902,83|N = 0,07 N
1.3 = | f k .1
- fk.1.3| =
|2,802,83|N = 0,3 N
max.
KR
s.2
0,07 N
f s .2
f s .2 100 % =
0,07 N
2,83 N
|2,83 0,0700| N
fs.2
Jadi,
s .2 =
f s. 2 2,83
=
= 1,664
N
1,70
s 2 =
f k2
N
s 2=f k 1 N 1
s2 =
f k .2 N
+
N k .2
f k .2
0,05
+
1,664
|0,0700
2,83 1,70 |
s.2 =
s.2 = |0,024735+0,02941|1,664
s2 =0,0900
KR
DK
s .2
s .2
100 % =
0,0900
1,664
s .2 =|1,67+0,0900|
2.2 Bergerak lurus beraturan :
fk.2.1
|1,60 0,05| N
fk.2.2
|1,50 0,05| N
fk.2.3
|1,60 0,05| N
f k .2=
(1,60+1,50+1,60) N
3
2.1 =
|1,601,56|N = 0,04 N
2.2
|1,501,56|N = 0,05 N
23 =
max.
|1,6001,56|N = 0,04 N
f
k.2
= 0,05N
= 1,56 N
KR
fk.2
f k .2
f k .2
100 % =
0,05 N
1,56 N
|1,56 0,0500|N
Jadi,
k .2=
fk.2 1,56
=
=
N
1,70
k 2=
f k2
N
0,917
k 2=f k 2 N 1
k .2 =
fk.2 N
+
2
N k .2
0,05
+
0,917
|0,0500
1,56 1,70 |
k .2 =
k .2 = |0,0320513+0,02941|0,917
k .2 =0,05636
KR
DK
k .2
k .2
100 % =
0,05636
0,917
k .2=|0,917 0,0563|
Jenis permukaan III
3.1 Tepat akan bergerak :
fs.3.1
|3,40 0,05| N
fs.3.2
|3,40 0,05| N
fs.3.3
|3,40 0,05| N
f s .3= 3,40 N
max.
KR
fs.3
s.3
f s .3
f s .3
= 0,05 N
100 % =
|3,40 0,0500| N
0,05 N
3,40 N
Jadi,
s .3 =
fs.3 3,40
=
= 2,00
N
1,70
s 2 =
f s1
N
s 2=f s 1 N1
s2 =
fs.3 N
+
N s .3
fs.3
0,05
+
2,00
|0,0500
2,00 1,70 |
s.2 =
s.2 = |0,25+0,02941|2,00
s2 =0,558
KR
s .3
s .3
100 % =
0,558
2,00
s .3 =|2,0 0,558|
3.2 Bergerak lurus beraturan :
fk.3.1
|1,90 0,05| N
fk.3.2
|1,80 0,05| N
fk.3.3
|1,90 0,05| N
f k .3=
max.
KR
fk.3
1,86 N
k.1
= 0,06 N
f k .3
f k . 3
100 % =
|1,86 0,06| N
Jadi
k .3 =
fk.3 1,86
=
= 1,09
N
1,70
0,06 N
1,86 N
k 3=
f k3
N
k 3=f k 3 N
k .3 =
fk.3 N
+
2
N k .3
0,05
+
1,09
|0,0600
1,86 1,70 |
k .3 =
k .3 = |0,03222581+0,02941|1,09
k .3 =0,067
KR
k .3
k .3
100 % =
0,067
1,09
k .3 =|1,09 0,0670|
Tabel 6. Hubungan antara jenis permukaan dan gaya tarik
Jenis
permukaa
n
fs
|1,44 0,0744|
|0,841 0,0600|
II
|1,67+0,0900|
|0,917 0,0563|
III
|2,00 0,558|
|1,09 0,0670|
(N)
1=tan 19,3 =
0,350
s1=tan
2=tan 17,6 =
0,318
s2=tan
3=tan 16,6 =
0,300
s3=tan
fk
(N)
4 =tan 15,0 =
0,268
s4=tan
Tabel 7. Hubungan gaya berat dengan koefisien gesekan statik
No
|1,10 0,05|
0,350
|1,60 0,05|
0,318
|2,10 0,05|
0,300
|2,60 0,05|
0,268
1=|19,0 0,5|
2=|19,0 0,5|
3=|20,0 0,5|
=
1=|19,019,3|=0,3
2=|19,019,3|=0,3
3=|20,019,3|=0,7
=maks=0,7
=
. ( 0,7 ) (3,14)
=
=0,012
180
180
Analisis ketidakpastian
s=
|
| tan
|sec . |
s sec 2
=
s
s
tan
1
cos
.
s
2
cos sin
1 2
sin 2
2
|sin22 |
2
=|
sin 2 |
2
=
( 0,012 )|
|sin 2(19,3
)
2
=|
( 0,012 )|0,350
0,623
s=
s.1
s1
s.1
s1
s.1
s.1 =0,013 N
KR=
S .1
0,013
x 100 =
x 100 =3,71 (3 AB)
S .1
0,350
s .1 =|s .1 s .1|
s .1
2. Gaya berat
|0,350 0,013|
|1,60 0,05|
1=|18,0 0,5|
2=|17,0 0,5|
3=|18,00 0,5|
=
1=|18,017,6|=0,4
2=|17,017,6|=0,6
3=|18 ,017,6|=0,4
=maks=0,6
=
. ( 0,6 ) (3,14)
=
=0,010
180
180
|sin22 |
2
=
( 0,010 )|
|sin 2(17,6
)
2
=|
( 0,010 )|0,318
0,576
s.2 =
s.2
s.2
s1
s1
s.2 =0,011 N
KR=
S .1
0,011
x 100 =
x 100 =3,45 (3 AB)
S .1
0,318
s .2
|0,318 0,011|
1=|17,0 0,5|
2=|17,0 0,5|
3=|16,0 0,5|
=
=
1=|17,016,6|=0,4
2=|17,016 , 6|=0,4
3=|16 , 016,6| =0,6
=maks=0,6
=
. ( 0,6 ) (3,14)
=
=0,010
180
180
|sin22 |
2
=|
( 0,010 )|
sin 2(16,6 )
2
=|
( 0,010 )|0,300
0,547
s.3 =
s.3
s.3
s1
s1
s.3 =0,010 N
KR=
S .1
0,010
x 100 =
x 100 =3,33 (3 AB)
S .1
0,300
|0,30 0,010|
Gaya berat
|2,60 0,05|
1=|16,0 0,5|
2=|15,0 0,5|
3=|14,0 0,5|
=
1=|16,015,0|=1,0
2=|15,015,0|=0
3=|14 , 015,0| =1,0
=maks=1,0
=
. ( 1,0 ) (3,14 )
=
=0,017
180
180
|sin22 |
2
=|
( 0,017 )|
sin 2(15,0 )
2
=|
( 0,017 )| 0,268
0,5
s.4 =
s.4
s.4
s1
s1
s.4 =0,018 N
KR=
S .1
0,018
x 100 =
x 100 =6,71 (2 AB)
S .1
0,268
|0,268 0,018|
|1,10 0,05|
|0,350 0,013|
|1,60 0,05|
|0,318 0,011|
|2,10 0,05|
|0,30 0,010|
|2,60 0,05|
|0,268 0,018|
140
120
100
80
Jarak tempuh (cm)
60
40
20
0
0.5
1.5
2.5
3.5
Grafik1.3 Hubungan antara jarak tempuh (s) dengan waktu tempuh kuadrat (t 2)
y=mx +c
a=
2s y
cm
= =m=36,75 2
2
x
t
s
a=
(3 AB)
KR a 3,6 36,75
=
=1,32
100
100
cm
2
s
k cos =sin
a
g
sin
k =
a
g
cos
a
k =tan g
cos
k =tan 24,0 -
Jika, A = tan
a
g
cos 23,0
a
g
cos 24,0
, dan B =
A=
|
| tan
|sec . |
A sec 2
=
A
A
tan
1
cos
.
A
2
cos sin
1
1
sin 2
2
|sin22 | A
2
A=|
A
sin 2 |
A=
|sin22 | A
2
A=|
( 0,5 )|
sin 2.(24,0)
2
A=|
( 0,009 )|0, 445
0,743
A=
0,445
A=0,010 N
a
36,75
g
980
B=
=
=0,041
cos cos 24
1
| da+
|gcos
|ag cossin|d
dB=
| || |
a sin
1
g cos 2
dB gcos
=
da+
d
B
a
a
gcos
gcos
|
|
a
B=| + tan |
a
dB da sin
=
+
d
B
a cos
0,5
0,010
+ tan 24,0 0,041
36,75
B=
+( 0,445) 0,009|
|0,010
36,75
B=
0,041
k = AB=0,4450,041=0,404
k =| A+ B| k =|0,010+ 0,000274|0,404=0,004
KR=
k
0.004
100 =
100 =0,99
k
0,404
2 AB
fs =
|1,03 0,0700| N
dan
fk=
|2,00 0,100|N
kemudian untuk
|1,50 0,05|
gaya
gesekan
|2,00 0,05|N
fk.1
|2,33 0,0700| N
(fs)
bahwa besarnya gaya normal selalu berbanding lurus dengan besarnya gaya gesekan.
Semakin besar gaya normalnya maka gaya gesekan yang ditimbulkan semakin besar pula
dan juga dapat kita simpulkan bahwa besarnya gaya gesekan statis selalu lebih besar
dibandingkan gaya gesekan kinetic. Pada percobaan 2 yaitu mengamati hubungan antara
keadaan permukaan dengan gaya gesekan diperoleh hasil pada permukaan I diperoleh =
|1,44 0,0774|
diperoleh
k =|0,841 0,0600|
dan
diperoleh diatas dapat dikatakan bahwa benda yang bergerak pada permukaan yang lebih
kasar memiliki nilai gaya gesek yang lebih besar dibandingkan dengan benda yang
bergerak pada permukaan yang licin hal ini disebabkan karena pada bidang sentuh
tersebut memiliki koefisisen gesek yang lebih besar. Pada percobaan 3 yaitu mengamati
gaya gesekan statis pada bidng miring, hasil yang diperoleh adalah
|0,350 0,013| s .2
s .4
|0,318 0,011|
s .3
|0,30 0,010|
s .1
dan
|0,268 0,018|
Dari data diatas dapat dikatakan bahwa besar koefisien statis pada gaya normal
statisnya sama. Hal ini membuktikan bahwa massa suatu benda dapat mempengaruhi
besarnya koefisien gesek statis pada bidang datar saja sedangkan pada bidang miring
massa benda itu sama sekali tidak berpengaruh. Sedangkan pada percobaan 4 yaitu
mengamati gaya gesekan kinetik, untuk mendapatkan besarnya koefisien kinetic maka
perlu dilakukan perhitungan pada bidang miring diperoleh hasil
k =|0,404 0,004|
Dari data tersebut maka diketahui bahwa pada bidang miring mempengaruhi besarnya
koefisien gesekan, panjang lintasan bidang miring juga mempengaruhi waktu tempuh
balok untuk sampai ke ujung lintasan. Semakin panjang lintasannya maka semakin lama
waktu yang dibutuhkan balok untuk melintasi lintasan.berdasarkan teori yang ada
besarnya suatu koefisien kinetik sama dikarenakan koefisien kinetik hanya dipengaruhi
oleh sifat bahan.
SIMPULAN
sehingga diperoleh nilai F = f s maka gaya gesek statis bernilai maksimum dan benda
tepat bergerak (a=0). Dan jika benda diperbessar kembali sehingga kecepatannya konstan,
diperoleh nilai F > fs maka fs berubah menjadi fk dan benda sudah bergerak (a 0 .
Besar gaya gesek tepat saat akan bergerak (f smax) memliki gaya gesek yang lebih besar
dibanding dengan saat benda belum bergerak dan bergerak lurus beraturan . Besar
).
SARAN
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik maka lakukan praktikum dengan
menggunakan alat-alat praktikum yang memiliki kualitas yang bagus. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan mengecek terlebih dahulu keadaan setiap alat yang akan digunakan
sebelum praktikum dimulai. Selain itu dibutuhkan juga ketelitian, kesabaran serta
kerjasama dari para praktikan dalam melakukan setiap rangkaian kegiatan pada
praktikum ini. Pengetahuan yang cukup mengenai setiap praktikum yang akan dilakukan
sangat dibutuhkan, sehingga kita tidak akan mengalami kendala yang berarti pada saat
praktikum berlangsung.
REFERENSI
[1]
Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999. Fisika Jilid 1 Edisi Ketiga (terjemahan).
Jakarta: Erlangga.
[2]
Tipler, Paul A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 1 (Terjemahan).Jakarta:
Erlangga
[3]
Herman. 2015. Penuntun Praktikum Fisika Dasar . Makassar: Universitas Negeri
Makassar
[4]