Anda di halaman 1dari 20

lOMoARcPSD|17135051

7 Laporan Percobaan 3 Dwi Astitie Indah Sari Teknik


Perminyakan 1035
Praktikum Kimia Dasar (Universitas Jember)

StuDocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)
lOMoARcPSD|17135051

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

HUKUM PERBANDINGAN TETAP

Oleh

Nama : Dwi Astitie Indah Sari

NIM : 211910801035

Kelas/Kelompok : A/7

Asisten : Renda Ayu Permata

LABORATORIUM KIMIA DASAR

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER

2021

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

I. Judul
Hukum Perbandingan Tetap
II. Tujuan
- Menyiapkan senyawa tembaga (II) oksida dari logam tembaga.
- Mempelajari hukum perbandingan tetap
III. Pendahuluan
III.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)

3.1.1 Akuades

Akuades juga dapat disebut dengan air murni (H2O) karena


hampir tidak mengandung mineral. Akuades tidak digunakan untuk
makanan, obat, dan produk rumah tangga. Akuades memiliki titik lebur
sebesar 0°C, tidak didih sebesar 100°C, dan tidak memiliki titik beku.
Critical temperature dari akuades sebesar 374, 1°C, sedangkan critical
pressure sebesar 218, 3 atm. Berat jenis atau kepadatan akuades yaitu
0,99823 g/mol dan massa molekul sebesar 18 g/mol. Akuades bersifat
netral, sehingga memiliki pH sebesar 7. Hal-hal tersebut merupakan
sifat fisis dari akuades (LabChem, 2021).
3.1.2 Logam Cu
Tembaga merupakan logam transisi golongan yang memiliki
nomor atom 29 dan berat atom 63,55 g/mol. Rumus molekul dari
tembaga yaitu Cu atau Cuprum. Exact mass dan monoisotopic mass
tembaga sama-sama sebesar 62, 92957. Tembaga dalam bentuk logam
memiliki warna kuning kemerah-merahan, namun lebih sering
ditemukan dalam bentuk berikatan dengan ion-ion lain seperti sulfat
sehingga memiliki warna yang berbeda dari logam tembaga murni.
Tembaga bersifat konduktor panas dan listrik yang bagus untuk aliran
elektron. Tembaga juga bersifat keras apabila tidak murni. Ion tembaga
(II) dapat terlarut dalam air (PubChem, 2021).

3.1.3 Natrium Hidroksida

Natrium hidroksida juga dikenal sebagai alkali atau soda, atau


soda kaustik. Natrium hidroksida adalah padatan kristal putih yang

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

tidak berbau dan menyerap uap air dari udara. Zat ini adalah zat yang
diproduksi secara sintetis. Rumus molekul dari natrium hidroksida
ialah NaOH. Natrium hidroksida memiliki titik leleh dan titik didih
masing-masing sebesar 323°C dan 1388°C. Berat massa molekul
sebesar 40g/mol. Bahan kimia ini memiliki pH sebesar 14 atau sekitar
5%. Natrium hidroksida apabila dilarutkan dalam air atau dinetralkan
dengan asam, maka akan melepaskan sejumlah besar panas, yang
mungkin terbukti cukup untuk menyalakan bahan yang mudah
terbakar. Natrium hidroksida sangat korosif. Natrium hidroksida
umumnya digunakan sebagai padatan atau diencerkan dalam larutan
50%. Bahan kimia ini digunakan untuk memproduksi sabun, rayon,
kertas, bahan peledak, zat warna, dan produk minyak bumi.
Pertolongan pertama apabila bahan kimia ini mengenai mata
yaitu siram dengan air sekaligus selama minimal 15 menit. Apabila
terkena kulit siram dengan air, lalu bilas dengan cuka encer (asam
asetat). Jika tertelan, beri air dan susu dan sangat tidak dianjurkan
untuk menginduksi muntah. Hubungi dokter sekaligus, bahkan ketika
cedera tampaknya ringan. (LabChem, 2021).
3.1.4 Natrium Karbonat
Natrium karbonat memiliki rumus molekul Na 2CO3.
Natrium karbonat adalah garam dinatrium dari asam karbonat dengan
sifat alkalinisasi. Natrium karbonat memiliki pH 11, 6. Titik didih
bahan ini sebesar 1600°C. Natrium karbonat memiliki massa moleku
105, 99 g/mol. Ketika dilarutkan dalam air, natrium karbonat
membentuk asam karbonat dan natrium hidroksida. Sebagai basa kuat,
natrium hidroksida menetralkan asam lambung sehingga bertindak
sebagai antasida.
Paparan akut debu atau uap natrium karbonat dapat
menyebabkan iritasi selaput lendir dengan batuk dan sesak napas
berikutnya. Pertolongan pertama saat terkena kulit, bilas kulit dengan
air yang cukup atau mandi. Pertolongan pertama apabila terkena mata,
bilas dengan banyak air selama beberapa menit (lepaskan lensa kontak

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

jika memungkinkan), kemudian rujuk untuk mendapatkan perhatian


medis. Pertolongan pertama jika tertelan yaitu bilas mulut dan minum
satu atau dua gelas air. Rujuk untuk perhatian medis (PubChem,
2021).
3.1.5 Asam Nitrat
Asam nitrat adalah asam okso nitrogen dari rumus HNO 3 di
mana atom nitrogen terikat pada gugus hidroksi dan dengan ikatan
setara dengan dua atom oksigen yang tersisa. Asam nitrat memiliki pH
1 atau sekitar 6% dan memiliki massa molekul sebesar 63, 01 g/mol.
Titik leleh dari asam nitrat sekitar -42 - -38°C dan titik didih sekitar 83
- 122°C. Bahan kimia ini memiliki peran sebagai pelarut protik dan
reagen. Hal ini adalah asam konjugasi dari nitrat. Asam nitrat muncul
sebagai cairan kuning pucat hingga coklat kemerahan dan
menghasilkan asap merah-coklat serta memiliki bau yang
menyesakkan. Asam nitrat sangat beracun jika terhirup. Korosif
terhadap logam atau jaringan. Paparan konsentrasi rendah dalam
waktu lama atau paparan jangka pendek pada konsentrasi tinggi dapat
mengakibatkan efek kesehatan yang merugikan.
Tindakan pertolongan pertama setelah terhirup adalah
pindahkan korban ke udara segar. Masalah pernapasan: konsultasikan
dengan dokter/pelayanan medis. Tindakan pertolongan pertama
setelah kontak dengan kulit yaitu segera cuci dengan banyak air (15
menit)/mandi. Lepaskan pakaian saat mencuci. Mengerjakan tidak
melepas pakaian jika menempel pada kulit. Tutup luka dengan perban
steril. Konsultasikan ke dokter/pelayanan medis. Jika permukaan yang
terbakar > 10%: bawa korban ke rumah sakit. Tindakan pertolongan
pertama setelah kontak mata ialah segera bilas dengan banyak air
selama 15 menit. Tidak dianjurkan untuk menggunakan agen
penetralisir. Menutupi mata secara aseptik. Bawa ke dokter mata.
Tindakan pertolongan pertama setelah tertelan yaitu bilas mulut
dengan air. Segera setelah tertelan, beri banyak air untuk diminum.
Berikan susu untuk dminum dan jangan memaksakan muntah. Sangat

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

tidak dianjurkan memberikan arang aktif lalu segera konsultasikan ke


dokter/pelayanan medis (LabChem, 2021).
III.2 Tinjauan Pustaka

Hasil kerja Lavoisier pada awal perkembangan kimia secara


modern menunjukkan betapa pentingnya pengukuran yang teliti di
dalam mempelajari aspek kuantitatif dalam perubahan kimia.
Berdasarkan pengamatan kuantitatif terhadap beberapa senyawa kimia
pada awal perkembangan kimia, pada tahun 1799, Joseph Louis
Proust (1754-1826) menemukan satu sifat penting dari senyawa, yang
disebut hukum perbandingan tetap atau hokum Proust. Berdasarkan
penelitian terhadap berbagai senyawa yang dilakukannya, Proust
menyimpulkan bahwa perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu
senyawa adalah tertentu dan tetap. Senyawa yang sama, meskipun
berasal dari daerah yang berbeda atau dibuat dengan cara-cara yang
berbeda, ternyata mempunyai komposisi yang sama.

Proust membandingkan massa unsur yang terkandung dalam


suatu senyawa, misalnya senyawa tersusun dari unsur-unsur dengan
perbandingan tertentu. Senyawa analisis kandungan unsur
perbandingan massa karbon monoksida C = 3 g dan O = 4 g C : O =
3 : 4 Karbon dioksida C = 3 g dan O = 8 g C : O = 3 : 8 Kalsium
oksida Ca = 2,5 g dan O = 1 g Ca : O = 5 : 2 Contoh lain misalnya air,
berapakah perbandingan massa hidrogen dan oksigen bila direaksikan
10 g oksigen ternyata diperlukan 0,125 g hidrogen. Sesuai dengan
hukum Lavoisier akan terbentuk 10,125 g air. Oksigen + hidrogen →
air 10 g 0,125g 10,125 g 8 1 9 32 Jadi, perbandingan massa oksigen
dan hidrogen pada air yaitu 8 : 1.

Pada mulanya sebagian ahli meyakini kebenaran hukum


Proust, tetapi sebagian masih mempertanyakan dan mengujinya
dengan percobaan lain. Ternyata sampai sekarang masih dapat
diterima, walaupun ditemukan beberapa penyimpangan yang masih

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

dapat diterangkan. Dicatat ada dua penyimpangan, yaitu pada senyawa


non stoikiometri dan senyawa yang unsurnya berisotop.

IV. Metodologi Percobaan

4.1 Alat dan Bahan

4.1.1 Alat

- Timbangan
- Cawan
- Gelas kimia 150 mL
- Pemanas (bunsen)
- Corong
- Gelas ukur 50 mL

4.2.2 Bahan

- Logam Cu (lembaran atau kawat)


- NaOH 2 M
- Na2CO3 kristal
- HNO3 pekat
- Akuades
- Kertas saring

4.2 Diagram Alir

Tembaga
- Ditimbang dua sampel tembaga sekitar 0, 01 g dan 1, 1 g.
- Ditambahkan setiap sampel tembaga ke dalam gelas kimia 150
mL.
- Ditambahkan 9 mL HNO3 pekat ke dalam masing-masing
gelas kimia.
- Dibiarkan campuran dingin lalu ditambahkan 40 mL air.

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

- Ditambahkan 50 mL NaOH 2 M ke dalam sampel satu dan


dipanaskan.
- Didinginkan dan disaring endapannya, lalu dikeringkan dan
dipanaskan di cawan.
- Ditambahkan 7 g Na2CO3 ke dalam sampel satu dan
dipanaskan.
- Didinginkan dan disaring endapannya, lalu dikeringkan dan
dipanaskan di cawan.
- Dicatat massanya.

Hasil

4.3 Prosedur Kerja

Percobaan hukum perbandingan tetap dilakukan dengan


menimbang dua sampel dari sekitar 0, 01 g tembaga dan 1, 1 g
(lembaran atau kawat) dan mencatat massa awal dengan teliti.
Langkah berikutnya yaitu memasukkan setiap sampel ke dalam
gelas kimia berukuran 150 mL, lalu menambahkan 9 ml HNO 3
pekat ke dalam masing-masing gelas kimia dan membiarkan
sampai semua tembaga bereaksi. Setelah semua tembaga bereaksi
dan campuran dingin, lalu menambahkan 40 mL air. Menambahkan
50 mL NaOH 2 M ke dalam sampel satu, lalu memanaskan
campuran beberapa saat. Mendinginkan campuran dan menyaring
endapannya yang kemudian dikeringkan dan dipanaskan di cawan
sekitar 30 menit. Menambahkan 7 g Na2CO3 ke dalam sampel yang
lain, lalu memanaskan campuran beberapa saat. Mendinginkan
campuran dan menyaring endapannya yang kemudian dikeringkan
dan dipanaskan di cawan sekitar 30 menit. Lalu, mencatat
massanya.

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

V. Data dan Perhitungan

5.1 Data
5.1.1 Lempengan Cu 0.1 gram
Massa awal lempengan Cu 1 = 1,1 gram
HNO3 pekat = 9 mL
Akuades = 40 mL
Na2CO3 = 7 gram
Massa kertas saring kosong (M0) = 1,69 gram
Massa kertas saring + CuO (Ma) = 1,78 gram

5.1.2 Lempengan Cu 1,1gram


Massa awal lempengan Cu 2 = 0,11 gram
HNO3 pekat = 9 mL
Akuades = 40 mL
NaOH 2M = 50 mL
Massa kertas saring kosong (M0) = 1,74 gram
Massa kertas saring + CuO (Ma) = 3,27 gram

5.2 Perhitungan
5.2.1 Lempengan Cu 0,1 gram
Massa kertas saring kosong (M0) = 1,69 gram
Massa kertas saring + CuO (Ma) = 1,78 gram
Massa CuO = (Ma) - (M0)
= 1,78 – 1,69
= 0,09 gram
Massa O dalam CuO
= Massa CuO – Massa Cu
= 0,09 – 0,1
= -0,01
Perbandingan massa Cu dan O:
1. n O = n CuO

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

x massa CuO = 0,09 = 0,018 gram

2. n Cu = n CuO

0,09 = 0,072 gram

Massa Cu : Massa O = 0,072 : 0,018

=4:1

Rendemen (Cu) x 100%

5.2.2 Lempengan Cu 1,1 gram

Massa kertas saring kosong (M0) = 1,74 gram

Massa kertas saring + CuO (Ma) = 3,27 gram

Massa CuO = (Ma) - (M0)

= 3,27 – 1,74

= 1,53 gram

Massa O dalam CuO = Massa CuO – Massa Cu

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

= 1,53 – 1,1

= 0,43 gram

Perbandingan massa Cu dan O:

1. n O = n CuO

x massa CuO 1,53 = 0,31 gram

2. n Cu = n CuO

x massa CuO 1,53 = 1,22 gram

Massa Cu : Massa O = 1,22 : 0,31

=4:1

Rendemen (Cu) x 100%

= 90,16%

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Hasil

Tabel Hasil Sampel Cu 0,11g dan 1,1g

Sampel Massa O Perbandingan %Rendeme Warna

Massa Cu dan n Endapa


O (Cu) n

-0,02
1 4:1 138% hitam
gram

0,43
2 4:1 90,16% hitam
gram

6.2 Pembahasan

Praktikum kali ini, kita mempelajari tentang Hukum Perbandingan


Tetap. Hukumperbandingan tetap merupakan dasar dari hukum
Stoikiometri. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari hubungan
kuantitatif zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia, baik reaktan
maupun hasil reaksi. Maka hukum ini dapat memberikan kontribusi
pada konsep mengenai senyawa kimia dan dapat memberikan konsep
bagaimana unsur-unsur dapat membentuk senyawa. Percobaan
stoikiometri ini bertujuan untuk mempelajari stoikiometri beberapa
larutan (reaksi kimia). Dalam percobaan ini dipelajari perbandingan
massa tembaga dan oksigen dalam tembaga (II) oksida. Tembaga (II)
oksida akan dibuat menggunakan du acara yang berbeda dari jumlah
tertentu tembaga dan reagen lain yang digunakan sacara berlebih.
Pada cara pertama, setelah tembaga dengan berat tertentu dioksidasi
menjadi Cu2+(aq) direaksikan dengan NaOH sehingga dihasilkan
endapan Cu(OH)2. Cu(OH)2 akan diuraikan menjadi CuO pada
pemanasan. Pada cara kedua, tembaga yang sudah dioksidasi
direaksikan dengan Na2CO3 sehingga dihasilkan CuCO3. CuCO3
dipanaskan untuk mrnghasilkan CuO. Pada praktikum kali ini

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

dibutuhkan dua sampel percobaan. Sampel pertama yaitu 0,01 gram


serbuk tembaga (Cu) dan sampel kedua yaitu 1,1 gram logam Cu
(lembaran/kawat). Masing-masing sampel tersebut dimasukkan ke
dalam gelas kimia yang berbeda.

6.2.1 Menimbang Bahan

Gambar 6.2.1 Penimbangan Bahan


(Sumber: Tim Penyusun, 2021)

Menimbang kedua sampe dari 0,01 gram tembaga dan 1,1 gram
tembaga (lembaran/kawat) dan mencatat massanya dengan teliti
sebelum memasukkan sampel.

6.2.2 Penambahan HNO3 pada Setiap Sampel

Gambar 6.2.2 Penambahan HN03


(Sumber: Tim penyusun, 2021)

Setelah masing-masing sampel tembaga tersebut dimasukkan ke


dalam gelaskimia 150 ml, dilanjutkan dengan menambahkan 9 ml
HNO3 pekat ke dalam masing-masing gelas kimia. Fungsi dari
penambahan HNO3 yaitu untuk mengoksidasi logam Cu agar dapat

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

membentuk larutan Cu(NO3)2 dan akan menimbulkan gas NO


sertaakan ada H2O. Serbuk tembaga (Cu) yang dilarutkan tidak
mengalami perubahan, sedangkan logam Cu (lembaran atau kawat)
yang dilarutkan dalam HNO3 menghasilkan gelembung dan awalnya
lembaran Cu berwarna kuning keemasan mengalami perubahan
menjadi warna biru. Persamaan reaksi yang terjadi antara Cu dengan
asam nitrat (HNO3) adalah sebagai berikut:
3Cu(s) + 4HNO3(aq)  3Cu(NO3)2(aq) + 2NO2(g) + 4H2O(l)……
(6.2.1)

6.2.3 Penambahan Akuades


Setelah semua tembaga bereaksi, dilanjutkan dengan menambahkan
40 mL akuades ke dalam masing-masing sampel yang berisi larutan
Cu dengan HNO3 atau asam nitrat. Fungsi dari penambahan akuades
adalah untuk mengencerkan larutan. Setelah dilakukan penambahan
akuades larutan menjadi lebih encer dan warna biru menjadi tidak
terlalu pekat. Timbang natrium karbonat (Na2CO3) sebanyak 7 gram
dan dimasukkan ke dalam campuran lempengan Cu dengan asam
nitrat pekat. Fungsi dari penambahan natrium karbonat adalah .
Setelah dilakukan penambahan natriumkarbonat muncul gelembung
gas sehingga larutan menjadi berbusa berwarna biru.

6.2.4 Perlakuan terhadap Lempengan Cu

Gambar 6.2.4 Pencampuran Tembaga


(Sumber: Tim Penyusun, 2021)
Campuran diaduk hingga merata dan dilanjutkan dengan campuran
dipanaskan menggunakan bunsen.

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

6.2.5 Campuran Dipanaskan

Gambar 6.2.5 Pemanasan Larutan


(Sumber: Tim Penyusun, 2021)

Tujuan dipanaskan yaitu untuk mengoksidasi larutan dan dihasilkan


berupa endapan, endapan hasil pemanasan tersebut berwarna hijau
kebiruan. Diamati perubahan yang terjadi kemudian tunggu larutannya
sampai dingin setelah itu saring endapannya menggunakan kertas
saring, tujuannya agar diperoleh endapan dari larutannya.

6.2.6 Pemanasan Endapan Larutan


Endapan hasil penyaringan kemudian dipanaskan dan mengalami
perubahan warna menjadi biru kehitaman, lalu dikeringkan. Diperoleh
massa akhir sebesar 1,25 gram dengan 92,45%. Massa teori yaitu
sebesar 1,352 gram sedangkan massa pada percobaan yaitu sebesar
1,25 gram. Hasil akhir pada praktikum ini menyimpang dengan hasil
pada teori. Penyimpangan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya yaitu zat yang digunakan untuk praktikum
terkontaminasi zat lain, human error, dan kebersihan alat yang
digunakan pada praktikum. Persamaan reaksi pada penambahan
natrium karbonat (Na2CO3) adalah sebagai berikut:
Cu(NO3)2(aq) + NaCO3(s)  CuCO3(s) + 2NaNO3(aq)……(6.2.1)
Pada sampel yang lain, terdiri dari serbuk Cu dan asam nitrat yang
ditambahkan akuades 40 mL dan dimasukkan 50 mL NaOH 2M.
Penambahan NaOH pada larutan menghasilkan perubahan warna pada
serbuk Cu, yang bermula bening menjadi warna biru pucat atau biru

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

air. Fungsi dari penambahan NaOH yaitu menetralkan kondisi larutan


yang semula asam.

6.2.7 Penambahan NaOH


Dilanjutkan dengan pemanasan campuran tersebut. Pemanasan
menggunakan bunsen spiritus selama 30 menit, bertujuan untuk
mengoksidasi larutan dan dihasilkan perubahan warna larutan menjadi
putih keruh. Larutan yang sudah dipanaskan lalu didinginkan,
kemudian disaring menggunakan kertas saring untuk memperoleh
endapannya.

6.2.8 Pemanasan Campuran


Proses selanjutnya yaitu menyaring endapan tersebut menggunakan
kertas saring. Dihasilkan endapan yang berwarna abu-abu kehitaman.
Endapan tersebut diletakkan pada cawan dan dipanaskan kembali
selama beberapa menit hingga menghasilkan perubahan warna
menjadi biru kehitaman. Proses selanjutnya yaitu pendinginan dan
ditimbang, yang memperoleh massa sebesar 0,029 gram beserta
233,077% . Massa
pada teori yaitu sebesar 0,013 gram sedangkan pada percobaan yaitu
sebesar 0,029 gram. Hasil akhir pada praktikum ini menyimpang
dengan hasil pada teori. Penyimpangan tersebut dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya yaitu zat yang digunakan untuk
praktikum terkontaminasi zat lain, human error, dan kebersihan alat
yang digunakan pada praktikum. Persamaan reaksi dengan
penambahan NaOH adalah sebagai berikut:
Cu(NO3)2(aq) + 2NAOH(aq)  Cu(OH)2(s) + 2NaNO3(aq)……
(6.2.3)

6.2.9 Pemanasan Endapan


Faktor-faktor yang mempengaruhi stoikiometri diantaranya adalah
konsentrasi zat yang akan dicampurkan. Konsentrasi zat

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

mempengaruhi perhitungan jumlah mol. Pada saat mula-mula


bereaksi, hingga mol sisa setelah terjadinya reaksi. Selain itu juga,
besar kecilnya konsentrasi juga mempengaruhi suhu campuran yang
dihasilkan. Volume zat yang akan dicampurkan. sama halnya dengan
konsentrasi, volume zat juga akan mempengaruhi perhitungan jumlah
mol dari sebelum hingga setelah terjadinya reaksi.

VII. Kesimpulan dan Saran


7.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut:

1. Senyawa tembaga (II) oksida dapat disiapkan dengan menggunakan


tembaga Cu serbuk atau tembaga Cu lempengan dengan mereaksikan
menggunakan HNO3 dan NaCO3, serta dioksidasi dengan cara
dipanaskan.
2. Hukum perbandingan tetap (proust) merupakan suatu senyawa
kimia
yang terdiri dari unsur-unsur dengan perbandingan massa yang selalu
tepat sama.

7.2 Saran
Pada kegiatan praktikum ini, sebaiknya praktikan mempersiapkan
materi-materi yang akan dibuat praktikum agar kegiatan praktikum
dapat berjalan dengan lancar. Alat dan bahan yang akan dibuat
praktikum juga harus dipersiapkan dengan baik agar tidak ada
kesalahan saat kegiatan praktikum dilaksanakan. Ketertiban dan
keselamatan kerja juga harus diperhatikan saat di laboratorium.

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga Harahap.

Proust. 1797. The Law of Definite Proportions. Britannica: Ensyclopedia.

S, Syukri. 1999. Kimia Dasar Jilid 2. Bandung: ITB.

Tim Penyusun. 2021. Modul Praktikum Kimia Dasar. Jember: Universitas Jember.

Tupamahu. 2001. Kimia Dasar. Bandung: PT. Citra Aditia Bakti

LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Aquades. [Serial Online]


http:www.labchem.com/tools/msds/msds/LC26750.pdf (diakses pada tanggal 11
Oktober 2021).

LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Nitric Acid. [Serial Online]
http:www.labchem.com/tools/msds/msds/LC17700.pdf (diakses pada tanggal 11
Oktober 2021).

LabChem. 2021. Material Safety Data Sheet of Sodium Hydroxide. [Serial Online]
http:www.labchem.com/tools/msds/msds/LC23900.pdf (diakses pada tanggal 11
Oktober 2021).

Pubchem. 2021. Material Safety Data Sheet of Copper. [Serial Online]


http:www.pubhem.com/tools/msds/msds/ (diakses pada tanggal 11 Oktober2021).

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)


lOMoARcPSD|17135051

Pubchem. 2021. Material Safety Data Sheet of Sodium Carbonate. [Serial Online]
http:www.pubhem.com/tools/msds/msds/ (diakses pada tanggal 11 Oktober 2021).

Downloaded by Harya Dimas Hendrasmara (haryadimashendrasmara12@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai