Anda di halaman 1dari 153

Simbol Bahaya Bahan Kimia Di Laboratorium

Simbol-simbol bahaya digunakan untuk keselamatan kerja dan mengenali sifat bahan-bahan
yang ada di laboratorium, khususnya bahan kimia berbahaya, biasanya pada botol bahan
kimia tertempel label simbol-simbol bahaya. Suatu bahan kimia dapat mempunyai lebih dari
satu simbol. Simbol-simbol itu antara lain tercantum pada tabel berikut.

Tabel Simbol Bahaya Bahan Kimia

Arti
Simbol Contoh Keterangan
Simbol
Mudah Minyak Sifat bahan ekstrem mudah menyala, artinya
terbakar tanah,zat cair yang mempunyai suhu kurang dari
0oC dan titik didih kurang atau sama dengan
alkohol,
kerosin35oC. Sangat sudah menyala, artinya bahan
yang dapat terbakar pada keadaan normal.
Cairan dengan suhu nyala di bawah 21oC
termasuk dalam golongan ini. Mudah terbakar,
artinya bahan padat yang mudah terbakar pada
suhu kurang dari atau sama dengan 350oC dan
zat cair dengan suhu nyala sama atau lebih
dari 21oC.
Korosif Asam dan Korosif artinya bahan-bahan yang dapat
Basa Kuat merusak jaringan hidup jika bersentuhan.

Beracun/ Merkuri, Beracun artinya suatu zat yang dapat


toksik sianida menimbulkan kecelakaan, penderitaan,
ataupun kematian apabila tertelan, terhirup,
atau terserap melalu kulit.

Iritasi/ Kloroform Iritasi artinya bahan-bahan yang umumnya


berbahaya tidak korosif tetapi dapat mengakibatkan
ketidaknyamanan apabila bersentuhan dengan
kulit atau bagian tubuh lainnya sehingga dapat
menimbulkan hilangnya pigmen atau
melepuh.
Radioaktif Uranium, Bahan radioaktif artinya bahan-bahan yang
plutonium dapat memancarkan sinar-sinar radioaktif atau
radiasi dapat mengakibatkan efek racun dalam
waktu singkat atau lama.

Mudah Campuran Mudah meledak/eksplotif artinya bahan-bahan


meledak hidrogen yang mudah meledak apabila terkena gesekan,
dan benturan, panas, atau kontak dengan api.
oksigen.

Simbol bahan kimia diatas mengidentifikasikan kondisi bahaya yang dapat diakibatkan oleh
bahan tersebut. Oleh karena itu simbol-simbol diatas perlu kita pahami dan mengerti sebelum
menggunakan bahan kimia dengan simbol seperti ditunjukan pada tabel simbol bahaya bahan
kimia diatas.

Keselamatan kerja dalam laboratorium mencakup cara penyimpanan, pemakaian, dan


perawatan alat atau bahan laboratorium, serta langkah pertolongan/penanggulangan
kecelakaan. Laboratorium yang baik selalu dilengkapi dengan tempat penyimpanan.
Alat/bahan sesuai dengan sifat atau jenis alat/bahan tersebut.

Advertisment

Keselamatan Kerja Dalam Laboratorium

Gambar tersebut menggambarkan situasi dalam ruang laboratorium yang dipenuhi oleh alat-
alat laboratorium lengkap dengan bahan kimia. Agar terhindar dari kejadian yang tidak
diinginkan, kita perlu memperhatikan keselamatan selama bekerja/belajar di ruang
laboratorium.
Khususnya bahan kimia yang mudah menguap, mudah terbakar, beracun atau berbahaya
harus memiliki tempat khusus yang tertutup atau dilengkapi dengan cerobong uap. Bahan
kimia cair sebaiknya tidak diletakkan di tempat yang lebih tinggi dari kepala kita sehingga
mempersulit pengambilan dan harus disimpan dalam botol/wadah tertutup rapat, serta tidak
terkena panas atau cahaya matahari secara langsung. Usahakan semua botol penyimpanan
bahan berlabel untuk menghindari kekeliuran dalam pemakaian. Alat-alat yang rawan rusak
atau rawan pecah disimpan dalam lemari tertutup dan aman. Biasakan segera mencuci tangan
jika terkena atau setelah menggunakan bahan-bahan kimia cair maupun yang padat. Lebih
aman gunakan sarung tangan karet. Jika bahan kimia mengenai mata, cucilah mata dengan air
sebanyak-banyaknya sampai tidak terasa pedih. Pastikan selalu ada perlengkapan P3K dan
alat pemadam kebakaran di laboratorium serta pahami cara penggunaannya.

Bahan-Bahan Kimia Berkaitan Keselamatan Kerja Dalam Laboratorium

1. Aluminium sulfat (Aluminium sulphate) Al2(SO4)316H2O. Berupa kristal garam


berwarna putih, larut dalam air, dan dapat digunakansebagai pengganti tawas.

2. Amoniak (Amonia) NH4OH. Larutan mudah menguap, jika terkena kulit atau mata
menyebabkan iritasi, uapnya dapat mengganggu pernapasan, dan jika tertelan
mengakibatkan kerusakan dalam perut. Semakin pekat larutannya semakin berbahaya.
Amonia digunakan sebagai larutan basa.

3. Asam sulfat teknis (Sulphuric acid, technical) H2SO4. Zat cair tak berwarna, bersifat
racun, sangat korosif jika terkena kulit, menimbulkan luka yang parah, dan dapat
merusak kain. Asam sulfat teknis digunakan sebagai asam kuat.

4. Asam klorida pekat (Hidrochloric acid, concentrated) HCl. Zat cair tidak berwarna
dengan sifat dan fungsinya sama dengan asam sulfat.

5. Etanol C2H5OH biasanya disebut alkohol berupa zat cair tidak berwarna, mudah
menguap dan terbakar, jika diminum memabukkan. Etanol digunakan sebagai pelarut,
dapat juga sebagai desinfektan.

6. Formalin 40% (Formalin). Larutan 40% formaldehida (HCHO) di dalam air, tidak
berwarna, mudah menguap, beracun, berfungsi sebagai pencegah hama atau bahan
pengawet, misalnya untuk mengawetkan hewan-hewan kecil dalam botol.

7. Gliserol (Gliserol) CH2OH.CHOH.CH2OH disebut juga gliserin, berupa cairan agak


kental mudah larut dalam air.

8. Glukosa (Glucose) C6H12O6. Kristal tak berwarna, mudah larut dalam air, termasuk
monosakarida.

9. Kloroform (Cloroform) CHCl2. Zat cair tak berwarna, bersifat racun, uapnya dapat
menganggu pernapasan, digunakan sebagai obat bius dan pelarut.

10. Metilen blue (Methylene blue) C66H18N3SCl zat padat berbentuk serbuk.
11. Eosin (Eosin). Zat padat larut dalam air atau alkohol digunakan dalam Biologi sebagai
pewarna jaringan sehingga mudah diamati, misalnya dalam pengamatan tranportasi
air oleh jaringan tumbuhan.

12. Natrium hidroksida teknis (Sodium Hydroxide, technical) NaOH. Zat padat berupa
kristal putih sangat mudah menyerap uap air dan udara sehingga mudah mencair,
bersifat racun dan korosif, jika terkena kulit menyebabkan luka bakar.

13. Kobalt (II) klorida (Cobalt (II) Clorida) C0CI26H2O. Zat padat berbentuk kristal
merah, sangat mudah menyerap air dan udara, dalam keadaan kering berwarna biru,
dan digunakan untuk menguji kelembaban udara atau menguji kadar air dalam suatu
benda.

14. Yodium kristal (Iodine, Crystal). Zat padat berwarna abu-abu, kehitaman, mudah
menyublim dengan uap berwarna ungu, dan korosif. Berbahaya jika tertelan atau
terkena kulit. Yodium digunakan segai reagen dalam uji Amilum seperti halnya Lugol.
Lugol adalah larutan yodium dalam kalium yodida.

15. Fenolftalin (Fenolftalein) C2OH14O4, padat tidak berwarna. Larutan 1% dalam alkohol
digunakan sebagai indikator asam basa. Jika ke dalam larutan basa ditambahkan dua
atau tiga tetes larutan fenolftalin maka larutan tersebut dapat berubah menjadi biru tua
jika ditetesi dengan larutan kanji.

16. Natrium klorida (Sodium cloride) NaCl. Zat padat berupa kristal warna putih sering
disebut garam dapur.

17. Kalium iodida (Potasium iodide) KI. Zat padat berupa kristal tak berwarna, elektrolis
larutan ini membebaskan yodium yang berwarna cokelat pada anoda dan warna
cokelat tersebut dapat
berubah menjadi biru tua jika ditetesi dengan larutan kanji.

18. Kalium permanganat (Potassium permangate) KMNO4. Zat padat berupa kristal
berwarna ungu tua, larutannya dalam air berwarna ungu, sebagai oksidator kuat, jika
dicampur dengan gliserin atau senyawa organik lain dapat meimbulkan letusan.

19. Kalium natrium tartrat (Potassium sodium tartrate) COOK.(CHOHO) 2 COONa4H2O.


Zat padat berupa kristal warna putih, larut dalam air digunakan sebagai larutan fehling
untuk menguji adanya bahan pereduksi seperti aldehida dan gula.

20. Ada dua macam fehling, yaitu fehling A dan fehling B. Fehling A larutan tembaga
sulfat berwarna biru, sedangkan fehling B adalah larutan natrium tartrate yang
dicampur dengan Natrium Hidroksida, tidak berwarna. Pemakaian fehling A dan
fehling B dicampur sama banyak.

21. Kalsium oksida (Calcium oxide) CaO disebut juga kapur tohor, dapat digunakan
untuk membuat air kapur dengan menambah air.

Tata Tertib Laboratorium


Ruang laboratorium yang ada di dalamnya terdapat beberapa alat dan bahan berbahaya perlu
dilengkapi dengan peraturan-peraturan untuk menjaga keselamatan selama belajar atau
bekerja di ruang laboratorium. Peraturan peraturan tersebut berupa tata tertib yang harus
ditaati. Berikut ini contoh tata tertib laboratorium IPA yang ada di sekolah.

1. Siswa tidak diperkenankan masuk ke dalam laboratorium tanpa seizin guru.

2. Alat serta bahan yang ada di laboratorium tidak diperkenankan untuk diambil keluar
tanpa seizin guru.

3. Alat dan bahan harus digunakan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.

4. Jika ada alat-alat yang rusak atau pecah hendaknya segera melapor pada guru.

5. Jika dalam melakukan percobaan tidak mengerti atau ragu-ragu segeralah bertanya
pada guru.

6. Jika terjadi kecelakaan sekecil apapun segera laporkan pada guru.

7. Etiket bahan yang hilang atau rusak segera diberitahukan guru.

8. Botol besar yang berisi bahan kimia jangan diangkat pada lehernya, karena dengan
mengangkat demikian akan ada kemungkinan botol menjadi pecah.

9. Tutup botol hendaknya dibuka sesuai cara yang dianjurkan dan setelah selesai
menggunakan isinya hendaknya ditutup segera dan dikembalikan ke tempat semula.

10. Dalam melakukan percobaan hendaknya menggunakan bahan sesuai dengan petunjuk.

11. Jika ada bahan kimia yang masuk ke dalam mulut, hendaknya segera dikeluarkan,
kemudian berkumur dengan air sebanyakbanyaknya.

12. Jika tangan atau kulit atau baju terkena asam atau alkali supaya segera dibasuh/dicuci
dengan air sebanyak-banyaknya.

13. Setelah selesai percobaan, alat-alat harus dikembalikan ke tempat semula dalam
keadaan kering dan bersih.

14. Buanglah sampah pada tempat sampah yang sudah disediakan, jangan pada bak cuci.

15. Sebelum meninggalkan laboratorium, meja praktikum harus dalam keadaan bersih,
kran air dan gas ditutup, kontak listrik dicabut.

Beberapa hal terkait keselamatan kerja diatas wajib untuk kita perhatikan dan pahami secara
seksama pada saat melakukan percobaan, hal ini bertujuan untuk menjaga keselamatan kerja
dalam laboratorium.

Menggunakan Mikroskop Dan Merawat Mikroskop


College Loan Consolidation Thursday, January 5th, 2017 - Kelas VII
Untuk menggunakan mikroskop letakkan mikroskop pada meja sedemikian rupa agar kita
lebih mudah melakukan pengamatan melalui tabung mikroskop. Pastikan mikroskop terletak
pada tempat yang aman, atur pencahayaan dan peralatan yang telah siap dipakai, kemudian
lakukan pengaturan pencahayaan.

Advertisment

Cara Menggunakan Mikroskop

Objek pengamatan (preparat) dapat diamati di mikroskop dengan jelas apabila cahaya yang
masuk cukup memadai. Mikroskop ada yang sudah dilengkapi sumber cahaya berupa lampu
sehingga untuk mengatur pencahayaan tinggal menghidupkan lampunya saja. Mikroskop
yang belum dilengkapi dengan sumber cahaya dapat menggunakan cahaya lampu maupun
sinar matahari. Bila menggunakan lampu, arahkan lampu pada jarak kira-kira 20 cm dari
mikroskop. Jika sumber cahaya dari sinar matahari, bagian cermin pada mikroskop diarahkan
pada datangnya sumber cahaya matahari, misalnya dekat pintu/jendela. Aturlah diafragma
dan kedudukan cermin hingga cahaya terpantul melalui lubang meja objek. Jangan
mengarahkan cermin ke arah sinar matahari secara langsung, karena cahaya yang memantul
ke mata dapat mengganggu penglihatan.

Pencahayaan sudah tepat dan memadai, bila diamati dari lensa okuler akan tampak lingkaran
yang terangnya merata. Inilah yang disebut dengan lapangan pandang. Apabila lapangan
pandang sudah tampak namun belum jelas, cobalah putar/ganti lensa objektif dengan cara
memutar revolver.

Setelah pengaturan pencahayaan, maka untuk dapat melihat objek (preparat/ sediaan) melalui
mikroskop gunakan lensa objektif yang memiliki perbesaran lemah dulu, kemudian lakukan
langkahlangkah berikut :

1. Letakkan kaca benda (object glass) beserta objek yang akan diamati
(preparat/sediaan) pada meja objek. Aturlah posisi kaca benda sehingga
objek yang akan diamati berada pada lapangan pandang.

2. Jepitlah kaca benda dengan penjepit yang terletak di atas meja objek.
3. Sambil melihat dari samping, turunkan lensa objektif secara perlahan
dengan menggunakan pemutar kasar hingga jarak lensa objektif dan
preparat yang diamati kira-kira 5 mm. Pada beberapa mikroskop, yang
naik turun bukan lensa objektifnya tetapi meja objek (Hati-hati! Jangan
sampai lensa objektif menyentuh/membentur gelas benda. Hal ini dapat
menyebabkan lensa objektif tergores).

4. Perhatikan bayangan melalui lensa okuler. Gunakan pemutar kasar untuk


menaikkan atau menurunkan lensa objektif sampai preparat terlihat jelas.
Apabila bayangan belum terlihat, ulangi langkah (3).

5. Setelah preparat terlihat, dengan menggunakan pemutar halus, naik


turunkan lensa objektif agar tepat pada fokus lensa (preparat tampak
lebih jelas).

6. Untuk memperoleh perbesaran kuat, kita dapat mengganti/mengubah


lensa objektif dengan cara memutar revolver. Usahakan agar posisi
preparat tidak bergeser. Bila hal ini terjadi maka kita harus mengulangi
dari awal.

Cara Mengukur Menggunakan Mikroskop

Miroskop digunakan untuk mengamati dan mempelajari objek (preparat/spesimen) yang


ukurannya sangat kecil. Ukuran preparat yang kita amati dapat diperkirakan dengan cara
membandingkannya dengan ukuran lapangan pandang yang berbentuk lingkaran. Mari kita
mengukur menggunakan mikroskop.

1. Gunakan lensa objektif dengan perbesaran lemah, misalnya 10.


Letakkan penggaris/mistar plastik transparan (tembus pandang) dengan
skala milimeter di atas meja objek. Unit pengukuran panjang yang
digunakan adalah milimeter atau mikron () 1 milimeter setara dengan
1000 mikron.

2. Aturlah pemutar kasar sehingga mistar terletak pada fokus yang tepat.

3. Perlahan-lahan geserlah mistar sehingga diperoleh bayangan.

4. Jika ukuran lapangan pandang pada mikroskop, berarti ukuran lapangan


pandang pada mikroskop tersebut adalah 12 mm.

5. Gantilah mistar dengan preparat/sediaan yang diamati. Misalkan


preparat/sediaan yang diamati setengah ukuran bidang lapangan
pandang, maka ukuran preparatnya adalah 12 mm = 6 mm.

6. Bagaimana mengetahui ukuran preparat yang diamati? Penggunaan lensa


objektif dengan perbesaran lemah, akan sulit untuk memperkirakan
ukuran bagian yang lebih kecil. Untuk itu, perlu menggunakan lensa
objektif dengan perbesaran kuat, misalnya 40. Jika ukuran bayangan
preparat yang diamati misalkan ukuran lapangan pandang mikroskop,
maka perkiraan ukuran sebenarnya dari benda yang diamati adalah
10/40 6 mm = 0,375 mm (perkiraan).

Cara Membuat Preparat Sederhana

Untuk membuat preparat sederhana, kita perlu menyiapkan alat bantu berupa silet, kaca
objek, kaca penutup, dan bahan pewarna. Bahan pewarna digunakan untuk memudahkan
dalam pengamatan, misalnya lugol, biru metilen (methylene blue), atau eosin. Mari kita
membuat preparat. Caranya adalah sebagai berikut:

1. Gunakan gabus atau batang umbi kayu sebagai alat bantu untuk
mempermudah menyayat bagian tumbuhan (akar/daun/batang) kemudian
sayat/dibelah ditengahnya (gambar a).

2. Selipkan daun pada belahan gabus, kemudian sayatlah dengan silet


setipis mungkin untuk mendapatkan penampang melintang daun (gambar
b).

3. Selipkan akar/batang pada belahan gabus, kemudian sayatlah dengan


silet setipis mungkin, untuk mendapatkan penampang melintang
akar/batang (gambar c).

Setelah mendapatkan sayatan setipis mungkin, langkah berikutnya adalah sebagai berikut.
1. Letakkan jaringan/objek yang akan diamati pada kaca preparat yang telah
ditetesi air, kemudian tutup dengan kaca penutup. (gambar a)

2. Tambahkan setetes pewarna (yodium/metilen biru/merkurokrom agar


objek pengamatan lebih jelas. (gambar b)

3. Jika cairan melimpah, seraplah dengan menggunakan kertas lensa/tisu,


tetapi jangan terlalu banyak cairan yang dikeluarkan. (gambar c)

4. Amati di mikroskop mulai dengan perbesaran lemah. (gambar d)

Merawat Mikroskop

Mikroskop merupakan peralatan biologi yang perlu dirawat dengan baik. Cara membawa
mikroskop dengan baik adalah pegang tangkainya dengan tangan kanan dan letakkan tangan
kiri untuk menopangnya. Jangan mengayun, melambungkan, atau menggetarkannya sewaktu
meletakkan mikroskop dan jangan mengangkat mikroskop pada tubuh tabungnya, karena
akan ada bagian yang lepas atau jatuh apabila hal ini kita lakukan.

Mikroskop yang telah selesai dipakai harus dibersihkan, pakailah penutup plastik atau
masukkan pada kotaknya agar terhindar dari debu. Simpan pada tempat yang kering dan
usahakan dalam lemari yang dilengkapi dengan lampu untuk mengurangi kelembaban. Lensa
yang kotor harus dibersihkan dengan kain lembut, kapas pengisap atau kertas lensa yang telah
dibasahi dengan air bersabun, alkohol, atau xilol. Lakukan dengan hati-hati karena lensa
mudah tergores, yang dapat mengakibatkan pengamatan menjadi kurang jelas saat
menggunakan mikroskop.

Bagian-Bagian Mikroskop
College Loan Consolidation Tuesday, February 3rd, 2015 - Kelas VII

Bagian-bagian mikroskop pada dasarnya terdiri dari 3 bagian utama yaitu bagian optis,
bagian mekanis dan bagian cahaya. Mikroskop yang sering kita jumpai adalah mikroskop
cahaya, oleh karena itu bagian-bagian mikroskop cahaya harus kita pahami secara lebih.
berikut adalah gambar dari bagian-bagian mikroskop cahaya.
Advertisment

Bagian-Bagian Mikroskop

Gambar diatas adalah salah satu jenis mikroskop yang sering dipakai di sekolah, yaitu
mikroskop cahaya. Bentuk dan jenis mikroskop memang bermacam-macam, tetapi pada
intinya hampir sama prinsip kerjanya. Sekarang mari kita pelajari bagian-bagian mikroskop!
Bagianbagian mikroskop dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu bagian optik,
penerangan, dan mekanis.

Bagian Optik Mikroskop

Bagian ini berupa lensa-lensa yang mampu membuat bayangan benda menjadi lebih besar.
Ada dua macam lensa, lensa yang dekat dengan mata disebut lensa okuler atau lubang
pengintai. Kekuatan perbesaran biasanya tertulis pada permukaanya, misalnya 10 dan lain-
lain. Lensa yang dekat dengan benda/objek pengamatan disebut lensa objektif dan terpasang
pada revolver. Kekuatan perbesaran berbeda-beda misalnya 10, 20, maupun 40. Lensa
objektif dapat diatur sesuai dengan pilihan yang kita perlukan dengan cara memutar revolver
(tempat lensa objektif). Masih ada satu lagi lensa kondensor yang berfungsi mengumpulkan
cahaya atau menerangi objek yang diamati.

Perbesaran yang tampak pada pengamatan merupakan hasil kali dari lensa okuler dan lensa
objektif yang digunakan. Contohnya, bila kita menggunakan lensa okuler 10 dan objektif
20 maka perbesarannya adalah 10 20 atau sama dengan 200. Ini berarti benda yang
diamati melalui mikroskop telah diperbesar 200.

Bagian Penerangan Mikroskop

Salah satu syarat sediaan (preparat) dapat diamati dengan jelas adalah pencahayaan yang
cukup. Untuk menangkap dan memantulkan cahaya yang masuk, mikroskop dilengkapi
dengan reflektor berupa cermin. Cermin tersebut memiliki 2 sisi, datar dan cekung.
Permukaan yang datar digunakan jika sumber cahaya cukup terang, sedangkan bagian yang
cekung digunakan bila cahaya kurang terang.

Di bawah meja objek, dapat kita temukan bagian yang berfungsi mengatur banyaknya cahaya
yang masuk. Bagian ini disebut diafragma, di dalamnya terdapat lubang-lubang berupa
lingkaran yang dapat diputar, ada yang besar maupun kecil. Semakin kecil diafragma yang
digunakan semakin kecil pula cahaya yang masuk ke dalam mikroskop, demikian juga
sebaliknya.

Bagian Mekanis Mikroskop

Bagian mekanis berguna untuk menggerakkan dan memudahkan penggunaan mikroskop.


Bagian tersebut di antaranya lkitasan/dasar/kaki mikroskop dan pegangan mikroskop. Selain
itu, ada bagian yang berguna untuk pengatur fokus, yaitu pemutar kasar (makrometer) dan
pemutar halus (mikrometer) pada bagian mikroskop.

Mikroskop dan Jenis-Jenisnya


College Loan Consolidation Tuesday, February 3rd, 2015 - Kelas VII

Mikroskop (bahasa Yunani: micron = kecil dan scopos = tujuan) adalah sebuah alat untuk
melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Tanpa bantuan
mikroskop kita tidak dapat mengamati bagianbagian sel/jaringan dengan jelas dan terperinci.
Mikroskop dapat membuat objek pengamatan yang kecil terlihat lebih besar.

Advertisment

Sejarah Mikroskop

Mikroskop awalnya dibuat tahun 1590 oleh Zaccharias Janssen dan Hans, seorang tukang
kacamata dari Belkita. Selanjutnya pada tahun 1610, Galileo, ahli fisika modern dan
astronomi menggunakan mikroskop untuk mengamati gejala alam. Beberapa tahun kemudian
Antonie van Leuwenhoek dari Belkita membuat mikroskop dengan satu lensa yang dapat
membesarkan objek yang diamati sampai 300 kali. Tahun 1663 Robert Hooke, ilmuwan
Inggris meneliti serangga dan tumbuhan dengan mikroskop. Ia menemukan sel-sel kecil pada
gabus.

Jenis-Jenis Mikroskop

Bentuk dan jenis mikroskop berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Mikroskop yang paling sederhana adalah mikroskop cahaya, mikroskop stereo
sampai yang modern seperti mikroskop elektron. Semakin modern, perbesaran yang
dihasilkan semakin besar dan rinci.

Berdasarkan pada kenampakan objek yang diamati, mikroskop dibagi dua jenis, yaitu
mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo).
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan
mikroskop elektron.

Mikroskop Cahaya

Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop jenis ini
memiliki tiga lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa objektif dan
lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler pada mikroskop ada
yang berlensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Lensa kondensor berperan untuk
menerangi objek dan lensa-lensa mikroskop lain. Dengan pengaturan yang tepat maka akan
diperoleh daya pisah maksimal.

Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang
relatif besar dengan perbesaran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini
dapat terlihat secara tiga dimensi. Komponen pada mikroskop stereo hampir sama dengan
mikroskop cahaya. Perbedaannya pada ruang ketajaman lensa mikroskop stereo jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga kia dapat melihat bentuk tiga
dimensi benda yang diamati.

Mikroskop Elektron

Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali. Elektron digunakan sebagai
pengganti cahaya. Ada dua tipe pada mikroskop elektron, yaitu mikroskop elektroscanning
(SEM) dan mikroskop elektron transmisi (TEM).

Mikroskop
College Loan Consolidation Saturday, September 20th, 2014 - Kelas VII

Mikroskop adalah alat untuk melihat benda-benda atau objek yang sangat kecil. Objek yang
tidak dapat dilihat dengan mata biasa dapat dilihat jelas melalui mikroskop. Apa saja bagian-
bagian mikroskop?

Advertisment
Bagian-Bagian Mikroskop dan Fungsinya

Bentuk Mikroskop Dan Bagian Mikroskop

1. Lensa okuler, memperbesar bayangan benda yang diamati

2. Tabung mikroskop, mengatur fokus, dapat dinaikkan dan diturunkan

3. Pengatur fokus, menaikkan atau menurunkan tabung mikroskop

4. Revolver, memilih perbesaran lensa objektif yang akan digunakan

5. Lensa objektif, memperbesar bayangan benda yang diamati

6. Meja preparat, meletakkan preparat (objek) yang akan diamati

7. Pengatur meja preparat, menggeser meja preparat ke kiri, kanan, atas,


atau bawah

8. Penjepit objek, menjepit preparat agar kedudukannya stabil dan tidak


bergeser selama pengamatan

9. Pengatur diafragma, mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk


ke mikroskop

10.Cermin, memantulkan cahaya ke dalam lubang diafragma dan menuju ke


lubang yang terdapat pada meja preparat

11.Kaki mikroskop, menjaga mikroskop agar dapat berdiri dengan mantap


di atas meja

12.Lengan mikroskop, untuk memegang mikroskop saat diangkat

Cara Menggunakan Mikroskop


Kita harus menggunakan mikroskop dengan cara yang benar. Ikutilah langkah-langkah
berikut, kemudian praktikkan!

1. Letakkan mikroskop di atas meja datar dengan bagian lengan tepat


berada di hadapanmu.

2. Perhatikan lensa okuler yang tertera perbesaran 10. Hal ini berarti objek
akan diperbesar 10 kali dari ukuran objek sesungguhnya oleh lensa okuler.
Lensa okuler ini dapat diganti sesuai perbesaran yang diinginkan.

3. Perhatikan lensa objektif! Amati lensa dan perbesarannya! Gunakan


perbesaran lemah (perbesaran 10) pada lensa okuler maupun lensa
objektif untuk pengamatan awal! Dengan demikian, berarti bayangan
benda diperbesar 10 10 = 100.

4. Aturlah diafragma agar lensa okuler mendapatkan cahaya yang cukup


terang!

5. Aturlah cermin yang berada di bawah meja preparat! Kesesuaian cahaya


dapat kita ketahui melalui diafragma. Namun, ada juga jenis mikroskop
yang dilengkapi lampu. Pengaturan cahaya dilakukan dengan memutar
alat pengatur lampu.

6. Letakkan gelas preparat yang akan diamati di atas meja preparat! Aturlah
agar objek yang diamati berada tepat di tengah lubang meja preparat!
Jepit gelas preparat dengan penjepit objek!

7. Putarlah tombol pengatur fokus untuk menurunkan tabung mikroskop


sehingga lensa objektif hampir menyentuhpreparat (berjarak 0,5 cm)!

8. Putarlah tombol pengatur fokus sambil melihat preparat dengan lensa


okuler! Tujuannya untuk menaikkan atau menurunkan tabung mikroskop
perlahan-lahan hingga preparat terlihat jelas. Preparat dapat digeser-geser
dengan mengubah posisi meja preparat bila letaknya belum tepat.

9. Putarlah revolver untuk mengganti lensa objektif perbesaran lemah


dengan perbesaran kuat! Hal ini dilakukan jika ingin melihat bagian
tertentu pada preparat dengan jelas.

Perbesaran Mikroskop

Lensa okuler dan objektif pada sebuah mikroskop mempunyai perbesaran yang bekerja
secara bersamaan. Keduanya bekerja sama untuk memperbesar bayangan (penampakan)
objek yang diamati. Lensa okuler memiliki perbesaran 10, 15, dan 40, sedangkan lensa
objektif memiliki perbesaran 10, 40, dan 100. Perbesaran yang bekerja secara bersamaan
disebut perbesaran total. Perbesaran total mikroskop dapat dibedakan menjadi perbesaran
lemah (<500) dan perbesaran kuat (>500).
Objek yang diamati menggunakan mikroskop dapat diperkirakan ukuran sebenarnya. Kita
dapat menggunakan bidang pandang mikroskop dan bayangan objek untuk mengetahui
ukuran sel sebenarnya. Bagaimanakah caranya?

1) Bidang Pandang Mikroskop

Bidang pandang mikroskop adalah penampakan wilayah terang yang digunakan untuk
pengamatan suatu objek. Coba perhatikan gambar berikut.

Diameter bidang pandang mikroskop dapat diukur menggunakan mikrometer. Setiap


perbesaran menunjukkan diameter bidang pandang yang berbeda. Semakin tinggi tingkat
perbesaran, semakin kecil diameter bidang pandang yang terlihat.

2) Menentukan Ukuran Objek


Pada saat menentukan ukuran objek yang sebenarnya, selain bidang pandang mikroskop,
bayangan objek juga harus diketahui.

Ukuran objek dapat ditentukan dengan memperkirakan luas wilayah yang ditempati oleh
bayangan objek pada bidang pandang saat pengamatan. Ukuran bidang pandang mikroskop
dan bayangan objek digunakan untuk memperkirakan ukuran objek yang sebenarnya.
Caranya dengan membandingkan ukuran bayangan objek yang diamati dengan diameter
bidang pandang lensa mikroskop.

Penerapan GLB dan GLBB dalam kehidupan sehari-hari dapat kita jumpai pada kegiatan
menggeser benda dirumah atau pada gerakan mobil yang melaju di jalan. Gerak benda yang
bergerak lurus dikelompokkan dalam Gerak Lurus Beraturan (GLB) dan Gerak Lurus
Berubah Beraturan (GLBB). Benda dengan kecepatan tetap dan lintasannya lurus dikatakan
melakukan gerak lurus beraturan. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak
benda pada lintasan lurus dengan kecepatannya berubah secara teratur tiap detik.

Advertisment

Memahami Konsep GLB Dan GLBB

Gerak suatu benda dapat diselidiki menggunakan pewaktu ketik (ticker timer). Alat ini
dilengkapi dengan pemukul getar dengan frekuensi listrik PLN 50 Hz atau sebanyak 50 kali
ketikan dalam satu detik. Hal ini berarti satu ketikan memerlukan waktu 0,02 detik. Alat ini
juga dilengkapi dengan troli (kereta dinamik), papan luncur, dan pita rekaman.

Ticker Timer

Jenis gerakan benda dapat dilihat dari pita rekaman. Benda bergerak lurus beraturan (GLB)
akan menghasilkan tanda ketikan yang jaraknya selalu sama dalam selang waktu tertentu.
Hasil Ketikan Ticker Timer untuk GLB

Benda yang dipercepat akan menghasilkan tanda ketikan yang jaraknya semakin besar dan
perubahannya secara teratur, sebaliknya apabila dihasilkan tanda ketikan semakin kecil
berarti benda melakukan gerak diperlambat.

Hasil Ketikan Ticker Timer pada GLBB


Dipercepat

Hasil Ketikan Ticker Timer pada GLBB


Diperlambat

Penerapan GLB Dan GLBB Dalam Kehidupan Sehari-


Hari
Beberapa peristiwa gerak lurus berubah beraturan dalam kehidupan sehari-hari antara lain,
gerak mobil yang dipercepat dengan cara menekan pedal gas, gerak mobil yang diperlambat
dengan cara menekan pedal rem, gerak jatuh bebas buah mangga dari tangkainya. Benda-
benda di alam semesta banyak melakukan gerak lurus beraturan, seperti gerak planet-planet
mengelilingi matahari. Penerapan GLBB dalam kehidupan sehari-hari di antaranya adalah
sebagai berikut.

Benda jatuh bebas.

Gerak seorang penerjun payung.

Gerak mobil dalam balapan mobil.

Gerak sebutir peluru yang ditembakkan oleh pemburu.

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


College Loan Consolidation Thursday, November 13th, 2014 - Kelas VII

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak dengan lintasan berupa garis lurus
dan kecepatannya berubah secara teratur. Gerak lurus berubah beraturan terjadi ketika kita
mengendarai sepeda motor pada jalan lurus angka speedometer dalam selang waktu tertentu
bergerak naik secara teratur.

Advertisment

Ciri-ciri Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


1. Kecepatan berubah secara teratur (tiap detik menempuh jarak yang tidak
sama).

2. Percepatan konstan/tetap (ada pertambahan kecepatan tiap satuan


waktu).

Contoh Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Contoh benda yang melakukan Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) antara lain :

1. Benda jatuh bebas. Benda jatuh bebas dari ketinggian tertentu, semakin
lama kecepatannya semakin besar.

2. Naik sepeda tanpa di kayuh pada jalan yang menurun. Sepeda akan
bergerak semakin lama semakin cepat.

3. Naik mobil pada jalan lurus dengan menginjak pedal gas secara teratur.
Gerak mobil semakin lama semakin cepat.

Dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan gerak suatu benda kecepatannya berubah setiap
saat, dapat dipercepat ataupun diperlambat. Misalnya, sebuah benda yang dijatuhkan dari
ketinggian tertentu, kecepatannya sedikit demi sedikit akan berubah menjadi suatu nilai
tertentu yang semakin lama akan semakin cepat atau semakin lambat. Gerak semacam ini
disebut gerak lurus berubah beraturan.

Percobaan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Papan luncur, mobil-mobilan (troly), pita kertas, ticker timer, power suply (PS) dilihat dari
samping sebagai berikut :

Percobaan Gerak Lurus Berubah Beraturan


(GLBB)

Kemiringan papan dibuat sedemikian rupa ( dengan sudut 300) sehingga troly dapat
bergerak dengan dipercepat. Sebelum ticker timer dihidupkan Troly tertahan oleh pita kertas.
Ketika ticker timer dihidupkan maka troly meluncur, pada pita kertas akan terbentuk titik-titik
karbon sebagai berikut :

Apabila pita kertas hasil dari ticker timer dipotong tiap 4 titik, kemudian diletakkan pada
grafik watu (t) dengan kecepatan (v) maka diperoleh hasil potongan sebagai berikut :
Terlihat bahwa ada perubahan kecepatan ( kenaikan kecepatan ) tiap satuan waktu. Pada
gerak lurus berubah beraturan (GLBB) kecepatannya berubah. Perubahan kecepatannya tetap
tiap satuan waktu maka dikatakan mempunyai percepatan tetap.

Analisa Grafik Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Apabila diperhatikan, bentuk grafik gerak lurus berubah beraturan (GLBB) antara selang
waktu (t) dengan kecepatan (v) berupa trapesium. Luas daerah yang dibatasi persegi panjang
dan segitiga tersebut merupakan jarak (s) yang ditempuh oleh benda yang melakukan gerak
lurus berubah beraturan.

Maka besarnya jarak yang ditempuh :

s = L. persegi panjang + L. segitiga

s = (Vo . t) + (1/2 . [Vt Vo] . t)

s = (Vo . t) + (1/2 . . t . t)
s = (Vo . t) + (1/2 . a . t2)

Keterangan:

s = jarak yang ditempuh/perpindahan (m)


Vo = kecepatan gerak mula-mula (m/s)
Vt = kecepatan gerak akhir (m/s)
a = percepatan gerak (m/s2)
t = waktu tempuh (s)

Jarak yang ditempuh selama waktu t adalah :

s = Vo . t + 1/2 . a . t2 dan Vt = Vo + a . t

Gerak lurus berubah beraturan dapat terjadi pada dua peristiwa, yakni ketika perubahan
kecepatannya semakin cepat dan ketika perubahan kecepatan nya semakin lambat.

Gerak Lurus Berubah Beraturan Dipercepat

Jika dihitung perubahan tiap detiknya, keadaan diam ke detik pertama pe rubah an
kecepatannya (2 m/s 0 m/s) = 2 m/s, perubahan detik pertama ke detik kedua (4 m/s 2
m/s) = 2 m/s, begitu pula perubahan kecepatan dari detik kedua ke detik ketiga (6 m/s 4
m/s) = 2 m/s. Jadi, gerak sepeda tersebut memiliki perubahan ke cepatan setiap detiknya yang
sama sebesar 2 m/s. Gerak apakah itu? Ya, gerak semacam ini disebut gerak lurus berubah
beraturan dipercepat.

Gerak Lurus Berubah Beraturan Diperlambat

Pada saat kita sedang mengendarai sepeda di jalan yang datar dengan kecepatan 10 m/s.
Ketika kita menghentikan kayuhannya sehingga kecepatan sepeda semakin lama semakin
kecil dan akhirnya berhenti. Misalnya, permulaan detik pertama 10 m/s, detik kedua 8 m/s,
detik ketiga 6 m/s, dan seterusnya sampai detik keenam kecepatannya menjadi 0 m/s
(berhenti). Dari detik ke detik, kecepatan sepeda tersebut berubah secara beraturan semakin
lama semakin lambat. Gerak semacam ini disebut gerak lurus berubah beraturan diperlambat.

Pola yang dibentuk pita ketik yang ditarik oleh benda yang bergerak lurus berubah beraturan
diperlambat ditunjukkan oleh gambar berikut.

Jika kerjamu baik dan benar, terlihat bahwa panjang potongan pita semakin lama semakin
memendek dengan perubahan secara teratur. Hal ini membuktikan bahwa kecepatan benda
berubah secara beraturan diperlambat. Gerak seperti ini disebut gerak lurus berubah beraturan
diperlambat.

Gerak Lurus Beraturan (GLB)


College Loan Consolidation Thursday, November 13th, 2014 - Kelas VII

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak dengan lintasan berupa garis lurus. Perubahan
jarak yang di tempuh tiap waktunya selalu sama atau mempunyai kelajuan yang tetap. Contoh
gerak lurus beraturan terjadi ketika kita mengendarai sepeda motor pada jalan lurus angka
speedometer dalam selang waktu tertentu menunjuk angka tetap.

Advertisment

Dalam kehidupan sehari-hari jarang sekali kita menemui benda atau sesuatu yang benar-benar
bergerak lurus beraturan. Kita dapat mengendarai sepeda motor dalam waktu tertentu dengan
kelajuan tetap (kecepatan tetap) tetapi tidak mungkin kita bergerak dengan jalur yang sangat
lurus.

Kita dapat menggerakkan suatu benda pada jalur yang sangat lurus tetapi kemungkinan
kelajuannya tidak berubah adalah sangat kecil. Jarum jam merupakan contoh gerak dengan
kecepatan tetap tetapi lintasannya tidak lurus (lintasan berupa lingkaran). Kelereng dalam
pipa paralon yang miring merupakan contoh gerak dengan lintasan yang lurus tetapi
kelajuannya (kecepatannya) berubah (semakin lama semakin cepat).

Gerak lurus beraturan (GLB)


Ciri-ciri gerak lurus beraturan (GLB) adalah :

1. Kecepatan tetap (setiap detik menempuh jarak yang sama).

2. Percepatan nol (tidak ada pertambahan kecepatan tiap satuan waktu)

Percobaan Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Untuk memahami gerak lurus beraturan, kita dapat melakukan analisa sebagai berikut.
Sebuah percobaan menggunakan papan luncur, mobil-mobilan (troly), pita
kertas, ticker timer, power suply (PS) di lihat dari samping sebagai berikut :

Skema Percobaan Gerak Lurus Beraturan


(GLB)

Apabila pita kertas dilihat dari atas sebelum digunakan tampak sebagai berikut :

Kemiringan papan dibuat sedemikian rupa (dengan sudut sekecil mungkin) sehingga troly
bergerak mendekati laju tetap (steady speed). Sebelum ticker timer dihidupkan Troly tertahan
oleh pita kertas. Ketika ticker timer dihidupkan maka troly meluncur, pada pita akan
terbentuk titik-titik oleh karbon sebagai berikut :

Apabila pita kertas hasil dari ticker timer dipotong tiap 5 titik, kemudian diletakkan pada
grafik watu (t) dengan kecepatan (v) maka diperoleh hasil potongan sebagai berikut :
Dari grafik terlihat bahwa kecepatan (v) gerak trolly tidak berubah terhadap perubahan waktu
(t) atau dapat dikatakan bahwa pada gerak lurus beraturan (GLB) kecepatannya tetap.

Analisa Grafik Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Apabila diperhatikan maka bentuk grafik gerak lurus beraturan (GLB) antara besaran waktu
(t) dengan kecepatan (v), berupa kotak empat persegi panjang. Luas daerah yang dibatasi
kotak tersebut merupakan jarak (s) yang ditempuh dari benda yang melakukan gerak lurus
beraturan.

s=vxt

Keterangan:

s = jarak yang ditempuh/perpindahan (m)


v = kelajuan/kecepatan gerak (m/s)
t = waktu tempuh (s)

Sehingga grafik gerak lurus beraturan (GLB) dapat digambarkan sebagai berikut :

Grafik Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Gerak Lurus
College Loan Consolidation Wednesday, December 28th, 2016 - Kelas VII

Gerak suatu benda disebut gerak lurus bila gerakan benda tersebut menghasilkan lintasan
berupa garis lurus. Gerak lurus dengan kecepatan selalu tetap disebut gerak lurus beraturan.
Gerak lurus beraturan tidak mengalami percepatan. Contohnya: gerak mobil mainan yang
dijalankan dengan baterai atau gerak mobil di jalan tol yang penunjukan speedometernya
tetap.

Advertisment

Gerak Lurus
Gerak lurus yang mengalami percepatan, kecepatannya akan berubah-ubah. Bila besar
percepatannya tetap disebut gerak lurus berubah beraturan. Contohnya: gerak benda yang
jatuh bebas atau gerak benda yang kita lempar vertikal ke atas. Gerak jatuh bebas mengalami
percepatan oleh gravitasi sehingga kecepatannya semakin besar. Gerak vertikal ke atas
mengalami perlambatan oleh gravitasi, karena itu kecepatannya semakin kecil.

Grafik Gerak Lurus

Grafik membantu kita untuk melihat gerak suatu benda selama selang waktu tertentu.
Sebagai contoh grafik jarak terhadap waktu pada gambar dibawah yang menunjukkan
bagaimana kemampuan dua pelari selama 30 sekon.

Garis yang atas menunjukkan kemampuan pelari pertama yang menempuh jarak 40 meter
selama 10 sekon. Pelari pertama ini kecepatannya tetap, yakni 4 m/s. Garis yang bawah
menggambarkan kemampuan pelari kedua yang bergerak dengan kecepatan tidak tetap.
Selama 10 sekon pertama kecepatannya 2 m/s; 10 sekon kedua istirahat, berarti kecepatannya
0 m/s; dan 10 sekon terakhir kecepatannya meningkat menjadi 4 m/s.

Selain grafik jarak terhadap waktu, gerak dapat pula diungkapkan dalam grafik kecepatan
terhadap waktu. Gambar (a) menunjukkan grafik kecepatan terhadap waktu dari pelari
pertama. Gambar (b) menunjukkan grafik kecepatan terhadap waktu dari pelari kedua.
Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak dengan lintasan berupa garis lurus. Perubahan
jarak yang di tempuh tiap waktunya selalu sama atau mempunyai kelajuan yang tetap. Contoh
gerak lurus beraturan terjadi ketika kita mengendarai sepeda motor pada jalan lurus angka
speedometer dalam selang waktu tertentu menunjuk angka tetap.

Dalam kehidupan sehari-hari jarang sekali kita menemui benda atau sesuatu yang benar-benar
bergerak lurus beraturan. Kita dapat mengendarai sepeda motor dalam waktu tertentu dengan
kelajuan tetap (kecepatan tetap) tetapi tidak mungkin kita bergerak dengan jalur yang sangat
lurus.

Kita dapat menggerakkan suatu benda pada jalur yang sangat lurus tetapi kemungkinan
kelajuannya tidak berubah adalah sangat kecil. Jarum jam merupakan contoh gerak dengan
kecepatan tetap tetapi lintasannya tidak lurus (lintasan berupa lingkaran). Kelereng dalam
pipa paralon yang miring merupakan contoh gerak dengan lintasan yang lurus tetapi
kelajuannya (kecepatannya) berubah (semakin lama semakin cepat).

Ciri-ciri gerak lurus beraturan (GLB) :

1. Kecepatan tetap (setiap detik menempuh jarak yang sama).

2. Percepatan nol (tidak ada pertambahan kecepatan tiap satuan waktu)

Analisa grafik GLB

Apabila diperhatikan maka bentuk grafik gerak lurus beraturan (GLB) (gambar dibawah)
antara besaran waktu(t) dengan kecepatan (v), berupa kotak empat persegi panjang. Luas
daerah yang dibatasi kotak tersebut merupakan jarak (s) yang ditempuh dari benda yang
melakukan gerak lurus beraturan, maka :

s=vxt

Keterangan:

s = jarak yang ditempuh/perpindahan (m)


v = kelajuan/kecepatan gerak (m/s)
t = waktu tempuh (s)
Grafik Gerak Lurus Beraturan (GLB)

Besaran-Besaran Dalam Gerak Lurus


College Loan Consolidation Thursday, January 29th, 2015 - Kelas VII

Besaran-besaran dalam gerak lurus diantaranya adalah jarak dan perpindahan, kecepatan
dan kelajuan dan percepatan. Gerak dan kecepatan adalah besaran-besaran fisika.

Advertisment

Besaran-Besaran Dalam Gerak Lurus

Jarak Dan Perpindahan

Jarak dan perpindahan mempunyai pengertian yang berbeda. Misalkan Fira berjalan ke barat
sejauh 4 km dari rumahnya, kemudian 3 km ke timur. Berarti Fira sudah berjalan menempuh
jarak 7 km dari rumahnya, sedangkan perpindahannya sejauh 1 km.

Berbeda halnya dengan contoh berikut. Seorang siswa berlari mengelilingi lapangan satu kali
putaran. Berarti ia menempuh jarak sama dengan keliling lapangan, tetapi tidak menempuh
perpindahan karena ia kembali ke titik semula.
Contoh lain, ada seorang pejalan kaki bergerak ke utara sejauh 3 km, kemudian berbelok ke
timur sejauh 4 km, lalu berhenti. Jarak yang ditempuh siswa tersebut berarti keseluruhan
lintasan yang ditempuh yaitu 3 km + 4 km = 7 km, sedangkan perpindahannya sepanjang
garis putus-putus pada gambar berikut.

Dengan demikian, jarak didefinisikan sebagai panjang seluruh lintasan yang ditempuh.
Perpindahan merupakan jarak dan arah dari kedudukan awal ke kedudukan akhir atau selisih
kedudukan akhir dengan kedudukan awal. Jarak merupakan besaran skalar, sedangkan
perpindahan merupakan besaran vektor.

Kecepatan dan Kelajuan

Istilah kecepatan dan kelajuan dikenal dalam perubahan gerak. Kecepatan termasuk besaran
vektor, sedangkan kelajuan merupakan besaran skalar. Besaran vektor memperhitungkan arah
gerak, sedangkan besaran skalar hanya memiliki besar tanpa memperhitungkan arah gerak
benda. Kecepatan merupakan perpindahan yang ditempuh tiap satuan waktu, sedangkan
kelajuan didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh tiap satuan waktu. Secara matematis
dapat ditulis sebagai berikut.
Kelajuan adalah perubahan jarak terhadap posisi awalnya dalam suatu selang waktu tertentu
tanpa memerhatikan arahnya, sedangkan kecepatan adalah kelajuan dengan memerhatikan
arahnya.

Suatu benda yang bergerak lurus, jarak terhadap posisi awalnya (s) terus berubah sesuai
dengan selang waktunya (t). Secara matematis, persamaan kelajuan dapat didefinisikan
sebagai berikut.

Keterangan:

v = kelajuan (m/s)
s = jarak (m)
t = selang waktu (s)

Benda yang bergerak dengan laju tetap, dapat dinyatakan dalam grafik laju (v) terhadap
waktu (t) dan jarak (s) terhadap waktu (t), seperti yang ditunjukkan gambar berikut.

Kecepatan Rata-Rata dan Kelajuan Rata-Rata

Kecepatan rata-rata didefinisikan sebagai perpindahan yang ditempuh terhadap waktu. Jika
suatu benda bergerak sepanjang sumbu-x dan posisinya dinyatakan dengan koordinat-x,
secara matematis persamaan kecepatan rata-rata dapat ditulis sebagai berikut :
Keterangan:

v = kecepatan rata-rata (m/s)


x = xakhir xawal= perpindahan (m)
t = perubahan waktu (s)

Kelajuan rata-rata merupakan jarak yang ditempuh tiap satuan waktu. Secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut :

Keterangan:

v = kecepatan rata-rata (m/s )


s = jarak tempuh (m)
t = waktu tempuh (s)

Percepatan

Suatu benda akan mengalami percepatan apabila benda tersebut bergerak dengan kecepatan
yang tidak konstan dalam selang waktu tertentu. Misalnya, ada sepeda yang bergerak
menuruni sebuah bukit memiliki suatu kecepatan yang semakin lama semakin bertambah
selama geraknya. Gerak sepeda tersebut dikatakan dipercepat. Jadi percepatan adalah
kecepatan tiap satuan waktu. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.

Keterangan:

a = percepatan (m/s2)
v = kecepatan (m/s)
t = waktu (s)

Percepatan merupakan besaran vektor

Percepatan dapat bernilai positif (+a) dan bernilai negatif (-a) bergantung pada arah
perpindahan dari gerak tersebut. Percepatan yang bernilai negatif (-a) sering disebut dengan
perlambatan. Pada kasus perlambatan, kecepatan v dan percepatan a mempunyai arah yang
berlawanan.

Berbeda dengan percepatan, percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan kecepatan


terhadap selang waktu.
Percepatan rata-rata memiliki nilai dan arah

Berdasarkan grafik terlihat bahwa hubungan antara perubahan kecepatan terhadap waktu
adalah linier. Artinya perubahan kecepatan (v) pada setiap ruas di dalam grafik dibagi
dengan selang waktu (t) akan menghasilkan sebuah nilai tetap, yang disebut percepatan
rata-rata. Percepatan rata-rata dari grafik tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.

Keterangan:

v = perubahan kecepatan (m/s)


t = perubahan waktu (s)
a = percepatan rata-rata (m/s2)

Besaran-besar yang telah diuraikan diatas merupakan besaran-besaran dalam gerak lurus.

Pengertian Gerak
College Loan Consolidation Thursday, January 29th, 2015 - Kelas VII

Pengertian gerak banyak dipaljari karena gerak merupakan gejala alam yang banyak diteliti
karena bidang penerapannya yang luas. Kita dapat melihat kendaraan seperti sepeda, becak,
sepeda motor, mobil atau bus yang berlalu lalang di jalan raya. Kendaraan-kendaraan tersebut
dapat kita gunakan sebagai alat transportasi. Kita menggunakan kendaraan-kendaraan
tersebut untuk menempuh jarak tertentu atau mengangkut barang. COntoh tersebut
merupakan bentuk umum dari benda atau objek yang mengalami gerak.

Advertisment
Pengertian Gerak

Suatu benda dikatakan bergerak karena mengalami perubahan kedudukan dari titik acuan.
Jadi, gerak adalah perubahan posisi atau kedudukan terhadap titik acuan tertentu. Gerak juga
dapat dikatakan sebagai perubahan kedudukan suatu benda dalam selang waktu tertentu. Titik
acuan adalah suatu titik untuk memulai pengukuran perubahan kedudukan benda. Adapun
titik-titik yang dilalui oleh suatu benda ketika bergerak disebut lintasan.

Pengertian Gerak Lurus

Suatu benda dikatakan bergerak terhadap benda lain jika mengalami perubahan kedudukan
terhadap benda lain yang dijadikan titik acuan. Sedangkan gerak lurus adalah suatu gerak
yang mempunyai lintasan lurus. Mobil yang berjalan di jalan lurus dan kereta api yang
berjalan merupakan contoh gerak lurus.

Contoh Objek Bergerak Dalam Pengertian Gerak Fisika

Berbeda halnya dengan peristiwa berikut, orang berlari di mesin lari fitnes (mesin
kebugaran), anak yang bermain komputer dan lain sebagainya. Apakah mereka mengalami
perubahan posisi atau kedudukan dalam selang waktu tertentu?
Kegiatan tersebut tidak mengalami perubahan posisi atau kedudukan karena kerangka
acuannya diam. Penempatan kerangka acuan dalam peninjauan gerak merupakan hal yang
sangat penting, mengingat gerak dan diam itu mengandung pengertian yang relatif. Sebagai
contoh, ada seorang yang duduk di dalam kereta api yang sedang bergerak, dapat dikatakan
bahwa orang tersebut diam terhadap kursi yang didudukinya dan terhadap kereta api tersebut,
namun orang tersebut bergerak relatif terhadap stasiun maupun terhadap pohon-pohon yang
dilewatinya.

Mobil yang berjalan dan yang pesawat bergerak meninggalkan lkitasan jelas dapat dikatakan
bergerak. Bagaimana dengan penumpang mobil dan penumpang pesawat?

Sebenarnya, benda yang diam dapat juga dikatakan bergerak. Hal ini bergantung pada titik
acuan yang dipakai dan kedudukan benda yang berubah terhadap titik acuannya. Berdasarkan
pengertian tersebut, penumpang mobil dan pesawat dapat dikatakan bergerak. Jika kita
memkitang mobil sebagai titik acuan, maka penumpang mobil dikatakan diam. Sedangkan
jika kita memkitang lkitasan pesawat sebagai acuan, maka penumpang pesawat
dikatakan bergerak terhadap lkitasan.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Kimia


College Loan Consolidation Tuesday, January 27th, 2015 - Kelas VII

Faktor yang memengaruhi reaksi kimia di antaranya ukuran partikel zat, suhu, pengadukan
dan kadar zat. Reaksi kimia pada dasarnya karena tumbukan antar zat-zat pereaksi sehingga
semakin sering terjadi tumbukan maka semakin cepat terjadinya reaksi. Dengan demikian
kita dapat menjawab mengapa gula pasir jika dimasukan dalam air dan diaduk akan cepat
larut.

Advertisment
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Kimia

Ukuran partikel zat

Suhu

Pengadukan

Kadar zat

Ukuran Partikel

Ukuran partikel reaktan sangat mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. Semakin kecil ukuran
partikel reaktan, maka semakin cepat reaktan bereaksi. Semakin besar ukuran partikel
reaktan, maka semakin lama waktu yang diperlukan untuk bereaksi.

Suhu

Semakin tinggi suhu larutan, semakin mudah zat larut dalam larutan tersebut. Hal ini
disebabkan pada suhu tinggi, partikel-partikel zat bergerak lebih cepat sehingga tumbukan
antar partikel lebih banyak. Pada umumnya, peningkatan suhu sebesar 10C akan menjadikan
reaksi dua kali lebih cepat. Jika pada suhu 25C kecepatan reaksi sebesar x, pada suhu 35C
kecepatannya menjadi 2x, pada suhu 45C kecepatannya menjadi 4x, begitu seterusnya.
Dengan demikian, semakin tinggi suhu reaksi, semakin cepat reaksi itu berlangsung.

Dari bebrapa faktor tersebut diatas dapat diketahui semakin tinggi suhu maka reaksi akan
menjadi lebih cepat, mengapa hal itu terjadi? Jika temperatur dinaikan maka gerakan partikel
semakin cepat dan tumbukkan menjadi lebih banyak dan mengakibatkan reaksi semakin
cepat. Dengan demikian kita bisa menjawab mengapa gula cepat larut dalam air panas dari
pada air es.
Sifat Zat

Setiap zat memiliki sifat yang berbeda. Dalam reaksi kimia, sifat zat yang perlu diperhatikan
antara lain titik leleh, titik didih, titik beku, mudah terbakar atau beracun.

Pengadukan

Reaksi kimia terjadi ketika partikel-partikel bertabrakan. Kecepatan reaksi meningkat jika
terjadi lebih banyak tabrakan setiap detik. Pengadukan menjadikan partikel-partikel zat
bergerak dan bersentuhan dengan partikel lainnya sehingga suatu reaksi dapat berjalan
dengan cepat.

Kadar Zat

Kadar zat yang lebih tinggi memiliki partikel zat terlarut banyak. Makin banyak partikel zat
terlarut bergerak, makin banyak partikel yang bertabrakan. Banyaknya partikel yang
bertabrakan menjadikan reaksi kimia berjalan lebih cepat.

Ukuran materi dan suhu mempengaruhi kecepatan reaksi selain itu kecepatan reaksi juga
dipengaruhi kepekatan dan katalis. Kepekatan akan mempengaruhi laju reaksi sedangkan
katalis akan mempercepat terbentuknya produk dari reaksi.

Ciri-Ciri Reaksi Kimia


College Loan Consolidation Wednesday, November 12th, 2014 - Kelas VII

Ciri-ciri reaksi kimia adalah timbulnya zat baru dari proses perubahan kimia atau reaksi
kimia. Jika kita menggunting selembar kertas sehingga menjadi lebih kecil, menggerus
sepotong kapur tulis sehingga menjadi bentuk serbuk, atau memotong kayu hingga ukurannya
menjadi jauh lebih kecil maka semua perubahan yang terjadi pada ketiga zat merupakan
bentuk perubahan fi sika. Pada perubahan zat tersebut tidak terbentuk zat baru. Adapun
peristiwa terbakarnya rumah, membusuknya makanan, meledaknya petasan, berkaratnya
pagar besi, dan lapuknya kayu merupakan contoh dari perubahan kimia karena peristiwa
tersebut membentuk zat baru yang tidak sama dengan zat sebelumnya.

Advertisment

Ciri-Ciri Reaksi Kimia

Begitu banyak perubahan zat yang terjadi. Untuk membedakan apakah suatu perubahan zat
termasuk perubahan kimia atau fisika, dapat dikenali dari beberapa gejala yang timbul.
Terbentuknya zat baru yang merupakan syarat dari perubahan kimia, dapat dikenali dari
timbulnya ciri-ciri berikut ini.

1. Timbulnya Gas

Banyak reaksi kimia menghasilkan zat baru yang ditandai terbentuknya gas pada suhu kamar.
Sebagai contoh, apabila kapur tulis dimasukkan ke dalam larutan asam klorida encer maka
akan timbul gelembung-gelembung gas yang keluar dari larutan. Gelembung-gelembung gas
tersebut merupakan zat baru (gas karbon dioksida) hasil reaksi antara larutan asam klorida
dan kapur.

Gelembung gas keluar saat tablet berbuih (effervescent)


dimasukkan ke dalam air

Contoh lain reaksi yang menghasilkan gas adalah reaksi antara logam seng dan larutan asam
sulfat. Gelembung gas yang keluar dari reaksi tersebut merupakan gas hidrogen. Oleh karena
pada kedua peristiwa tersebut dihasilkan zat baru (yang keduanya berwujud gas pada suhu
kamar) maka kedua peristiwa tersebut merupakan contoh reaksi kimia. Dengan demikian,
timbulnya gas dapat menjadi petunjuk bahwa suatu reaksi kimia telah terjadi.

2. Timbulnya Endapan

Banyak reaksi kimia menghasilkan zat baru yang tidak berwujud gas pada suhu kamar,
melainkan berupa endapan seperti gambar berikut.

Endapan timbul saat larutan natrium kromat ditetesi


larutan perak nitrat

Sebagai contoh, jika kita meniupkan napas ke dalam air kapur, air kapur yang tadinya jernih
akan menjadi keruh. Kekeruhan ini terjadi karena terbentuknya zat baru berupa endapan
putih. Endapan putih ini merupakan hasil reaksi antara zat yang ada dalam udara hasil
pernapasan kita dan air kapur. Contoh lain adalah jika kita meneteskan larutan perak nitrat ke
dalam air ledeng, air ledeng akan tampak keruh. Kekeruhan ini terbentuk karena adanya
reaksi antara larutan perak nitrat dan partikel yang ada dalam air ledeng, kemudian
membentuk zat baru berbentuk endapan dalam air ledeng. Endapan yang ada dalam kedua
contoh di atas merupakan zat baru yang terbentuk akibat pencampuran dua macam zat. Jadi,
kedua peristiwa tersebut termasuk reaksi kimia. Melalui dua contoh tersebut kita bisa
mengatakan bahwa timbulnya endapan dapat menjadi petunjuk telah terjadi reaksi kimia.

3. Timbulnya Perubahan Warna

Banyak reaksi kimia yang terjadi tidak disertai oleh timbulnya endapan atau gas, tetapi
ditandai oleh timbulnya warna yang baru. Sebagai contoh, jika kita memanaskan padatan
terusi (tembaga sulfat berhidrat) yang berwarna biru dalam sebuah tabung reaksi, terusi akan
berubah menjadi zat lain yang berwarna putih dan dalam dinding tabung akan terbentuk
tetesan cairan, seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

Perubahan warna dan pembentukan tetesan air


padapemanasan terusi

Pada perubahan ini terbentuk dua macam zat baru. Contoh reaksi lain yang ditandai oleh
adanya perubahan warna adalah jika kita memanaskan lempeng tembaga yang berwarna
merah dengan serbuk belerang yang berwarna kuning. Setelah dipanaskan maka akan
terbentuk zat baru yang berwujud padatan berwarna hitam. Pada kedua contoh peristiwa ini
terjadi perubahan kimia karena terbentuk zat yang baru. Dengan demikian, adanya perubahan
warna dapat menjadi petunjuk telah terjadi perubahan kimia.

4. Timbulnya Perubahan Suhu

Timbulnya perubahan suhu dapat juga menjadi petunjuk terjadinya reaksi kimia seperti pada
gambar dibawah. Sebagai contoh, jika kita memasukkan sedikit kapur tohor ke dalam air
yang terdapat dalam tabung reaksi, kita akan merasakan suhu air yang terdapat dalam tabung
tersebut meningkat.

Kenaikan suhu terjadi pada saat logam natrium dimasukkan


ke dalam air

Pada peristiwa ini telah terbentuk zat baru hasil reaksi antara air dan kapur tohor. Contoh lain
adalah reaksi antara butiran karbit dengan air yang terdapat dalam tabung reaksi. Reaksi ini
pun menyebabkan naiknya suhu air dalam tabung reaksi. Pada peristiwa ini terbentuk zat baru
yang larut dalam air dan zat baru yang berwujud gas pada suhu kamar. Jadi, selain timbul
panas, pada reaksi ini juga timbul gelembung gas. Melalui dua contoh tadi kita dapat
menyatakan bahwa timbulnya panas dapat menunjukkan telah terjadi perubahan kimia atau
reaksi kimia.

Seringkali reaksi kimia tidak hanya menimbulkan satu gejala, melainkan lebih. Dalam satu
reaksi kimia bisa saja dua atau lebih gejala dapat teramati, seperti halnya reaksi antara butiran
karbit dan air. Reaksi ini tidak hanya menimbulkan perubahan suhu, tetapi juga menimbulkan
adanya gas. Sebaliknya, kita harus berhati-hati terhadap timbulnya suatu gejala yang belum
tentu menunjukkan adanya reaksi kimia. Kita harus ingat bahwa suatu perubahan zat dapat
dikatakan sebagai perubahan kimia atau reaksi kimia jika terbentuk zat baru.

Perubahan Kimia (Reaksi Kimia)


College Loan Consolidation Wednesday, November 12th, 2014 - Kelas VII

Perubahan kimia atau sering juga dinamakan reaksi kimia adalah perubahan komposisi
yang terjadi pada suatu zat. Selain memiliki sifat-sifat fi sika, setiap zat juga memiliki sifat-
sifat kimia. Sifat-sifat kimia suatu zat hanya dapat diamati jika zat tersebut mengalami
perubahan komposisinya atau mengalami perubahan kimia.

Advertisment

Penulisan Perubahan Kimia (Reaksi Kimia)


Dalam suatu reaksi kimia, satu atau lebih zat berubah menjadi zat-zat baru. Dalam hal ini,
zat-zat yang mengalami perubahan disebut pereaksi (reaktan) dan zatzat yang baru terbentuk
disebut hasil reaksi. Suatu reaksi kimia biasa digambarkan dalam bentuk persamaan reaksi.
Dalam suatu persamaan reaksi tercantum pereaksi yang ditulis di sebelah kiri dan hasil
reaksinya yang ditulis di sebelah kanan. Dalam suatu persamaan reaksi, tertulis pula arah
perubahannya yang disimbolkan dengan tanda anak panah.

Agar persamaan reaksi dipahami oleh orang di seluruh dunia, dituliskan dalam bentuk simbol
atau rumus sebagai berikut.

Simbol-simbol tersebut menunjukkan karbon padat untuk C(s), gas oksigen untuk O 2(g), dan
gas karbon dioksida untuk CO2(g).

Contoh Perubahan Kimia (Reaksi Kimia)

Berikut ini merupakan contoh beberapa peristiwa sehari hari yang merupakan perubahan
kimia atau reaksi kimia.

Perubahan Kimia (Reaksi Kimia) Pada Pembakaran

Semua pembakaran yang terjadi, baik itu pembakaran bahan bakar minyak, kayu, arang,
kertas, lilin, ataupunpembakaran zat-zat makanan dalam tubuh merupakan contoh dari
perubahan kimia. Dalam semua peristiwa tersebut, terbentuk zat baru, seperti pembakaran
kayu. Pembakaran minyak tanah pada kompor atau pembakaran zat-zat makanan dalam tubuh
dihasilkan zat-zat baru, yaitu gas karbon dioksida dan air.

Biasanya, orang menggunakan air untuk memadamkan kebakaran api. Namun, tidak semua
kobaran api boleh dipadamkan dengan menggunakan air. Menyiramkan api ke dalam kobaran
api yang berasal dari minyak panas hanya akan memperbesar kobaran api. Air akan
tenggelam ke dalam minyak, kemudian menguap dengan cepat. Saat menguap, minyak panas
yang sudah terbakar seolah-olah tertiup ke segala arah. Akibatnya, api menjadi semakin
meluas. Oleh karena itu, jika terjadi kebakaran karena kompor minyak, kita tidak usah panik.
Ambillah kain lap basah dan tutupi kompor dengan lap tersebut. Dengan cara ini, nyala api
akan segera padam.

Perubahan Kimia (Reaksi Kimia) Pada Pembusukan

Jika makanan dan minuman dibiarkan terlalu lama, setelah jangka waktu tertentu makanan
dan minuman tersebut akan membusuk yang biasanya ditandai dengan perubahan tampilan,
misalnya perubahan warna dan timbulnya bau busuk.

Timbulnya perubahan warna dan bau busuk menunjukkan telah terjadi zat-zat baru yang
sebelumnya tidak ada dalam makanan dan minuman tersebut. Dengan demikian, pembusukan
merupakan salah satu contoh dari perubahan kimia.

Perubahan Kimia (Reaksi Kimia) Pada Peragian

Jika kita meragikan beras ketan atau singkong dengan bantuan ragi, setelah beberapa hari
beras ketan dan singkong tersebut akan terasa lebih manis dari sebelumnya. Hal ini
disebabkan karena ragi telah mengubah sebagian zat-zat yang ada dalam kedua bahan
tersebut menjadi zat lain yang rasanya manis, yaitu glukosa. Jika peragian dibiarkan
berlangsung terus, glukosa ini pun akan diubah lagi oleh ragi menjadi zat lain yang disebut
alkohol. Pada peristiwa peragian terbentuk zat baru sehingga peragian termasuk perubahan
kimia.

Roti yang sering kita konsumsi merupakan hasil dari proses peragian. Ragi akan
mengeluarkan enzim. Enzim inilah yang menyebabkan roti mengembang dengan
menghasilkan gas karbon dioksida.

Perubahan Kimia (Reaksi Kimia) Pada Pengaratan

Jika sepotong paku atau barang-barang lain yang terbuat dari besi dibiarkan terbuka (tanpa
dicat) di udara yang lembap dalam waktu yang lama, pada permukaan benda tersebut akan
terbentuk zat berwarna kecokelatan yang disebut karat.
Karat ini merupakan zat baru yang dihasilkan dari reaksi kimia antara besi dan oksigen dari
udara. Pada peristiwa pengaratan terbentuk zat baru sehingga pengaratan merupakan contoh
dari perubahan kimia.

Perubahan Kimia (Reaksi Kimia) Pada Fotosintesis

Pada peristiwa fotosintesis, air yang berasal dari tanaman dan gas karbon dioksida yang
berasal dari udara dengan bantuan sinar matahari akan diubah oleh klorofi l menjadi
karbohidrat dan gas oksigen, seperti terlihat pada gambar berikut.

Karbohidrat yang terbentuk kemudian disimpan pada bagian-bagian tertentu tanaman,


sementara oksigen yang terbentuk dilepaskan ke udara. Pada peristiwa fotosintesis dihasilkan
zat-zat yang baru, maka fotosintesis yang terjadi dalam tumbuhan berklorofi l merupakan
contoh lain dari perubahan kimia.

Pada dasarnya setiap bentuk perubahan suatu zat menjadi zat lain melalui pemutusan ikatan-
ikatan yang sudah ada dan membentuk ikatan-ikatan yang baru merupakan perubahan kimia
(reaksi kimia).

Perubahan Fisika
College Loan Consolidation Wednesday, February 3rd, 2016 - Kelas VII

Perubahan fisika adalah perubahan yang tidak menimbulkan zat baru. Jika suatu zat
membeku, mendidih, menguap, tersublimasi, atau terkondensasi, maka zat tersebut
mengalami perubahan fisika. Pada perubahan fisika ini terjadi perubahan energi, namun
jenis zat atau identitas suatu unsur dan senyawa tidak mengalami perubahan.

Advertisment

Pengertian Perubahan Fisika


Perubahan materi dapat terjadi pada saat memasak air. Air mendidih mengeluarkan uap. Uap
berwujud gas. Di sini terjadi perubahan wujud zat dari cair menjadi gas.

Pada air yang mendidih terjadi perubahan


wujud fisis yang memerlukan energi panas. Perubahan wujud ini adalah dari zat cair
menjadi zat gas.

Perubahan fisika ini memerlukan panas dan tidak menghasilkan zat baru. Contoh lain adalah
air yang dimasukkan ke dalam kulkas. Air di dalam kulkas melepaskan energi panas, maka
semakin lama akan terbentuk es. Perubahan ini termasuk proses melepaskan panas, dan
wujud zat dari cair menjadi padat. Kedua contoh perubahan wujud zat di atas termasuk
perubahan fisis. Air dicampur dengan gula menghasilkan larutan gula. Sifat air tetap cair, dan
sifat gula tetap terasa manis. Yang berubah hanyalah wujud gula, dari padat menjadi larut
dalam air. Perubahan seperti itu juga termasuk perubahan fisis. Dengan demikian, perubahan
fisis adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat baru, dan sifat komponen penyusunnya
masih tetap ada.

Macam-macam Perubahan Fisika

Apabila es batu dimasukan ke dalam gelas dan diberi panas, tidak lama kemudian es akan
mencair. Apabila pemanasan terus dilakukan, pada suhu 100C air akan mendidih dan
menjadi uap. Perubahan fisis ini memerlukan energi panas. Air panas yang telah mendidih
dimasukkan ke dalam gelas dan ditutup rapat sehingga berubah menempel pada tutup gelas.
Uap yang menempel pada tutup itu akan melepaskan energi panas sehingga uap menjadi air.
Perubahan wujud zat sebagai perubahan fisis yang menggunakan dan melepaskan energi
panas

Perubahan fisis ini berupa perubahan wujud zat dan perubahan yang melepaskan energi
panas. Dengan demikian, perubahan fisis itu ada yang berupa :

1. perubahan wujud zat,

2. perubahan bentuk,

3. perubahan warna,

4. melarutkan zat,

5. memerlukan energi panas, dan

6. melepaskan panas.

Semua perubahan fisis bersifat sementara, karena setelah berubah dapat dikembalikan ke
sifat asalnya. Setiap zat memiliki sifat fisis. Sifat fisis tersebut dapat diamati dengan indra
kita, seperti :

1. Tanpa mengubah zat, di antaranya dengan wujud zat, kekerasan zat,


warna zat, dan aroma zatnya.

2. Dengan mengubah zat secara fisika di antaranya dengan melarutkan zat,


mengalirkan arus listrik, menguapkan, dan mengalirkan panas.

Perubahan ukuran, bentuk, atau keadaan zat disebut perubahan fisika. Terkadang perubahan
warna menunjukkan perubahan fisika. Perubahan fisika tidak mengubah identitas zat dalam
suatu materi. Seperti halnya sifat fisika, perubahan fisika juga dapat digunakan untuk
memisahkan suatu campuran.
Materi dan Perubahannya
College Loan Consolidation Monday, February 15th, 2016 - Kelas VII

Materi adalah segala sesuatu di alam ini. Pada dasarnya segala sesuatu yang memiliki massa
dan menempati ruang dapat digolongkan sebagai materi. Sebagai contoh, batu dan air
tergolong suatu materi, karena keduanya memiliki massa dan volume.

Advertisment

Wujud Materi Dan Perubahannya

Apa saja wujud materi itu? Materi dapat berwujud padat, cair, dan gas. Materi berwujud
padat mempunyai bentuk tertentu, materi berwujud cair dan gas memiliki bentuk mengikuti
bentuk wadahnya. Materi berwujud padat dan cair mempunyai volume tertentu, sedangkan
gas memiliki volume yang tidak tentu, tergantung tempatnya. Materi berwujud padat tidak
dapat ditekan, materi cair
sukar ditekan, tetapi gas dapat ditekan karena massa jenisnya kecil. Dapatkah kita
membedakan antara materi padat, cair, dan gas? Apakah contoh materi yang berwujud padat,
cair, dan gas?

Perubahan Fisika

Apa yang terjadi jika air dimasukkan ke dalam lemari pendingin? Apa yang terjadi jika es
kita letakkan di udara terbuka? Mengapa hal itu dapat terjadi? Peristiwa perubahan tersebut
tergolong perubahan fisika. Pada perubahan fisika, hanya terjadi perubahan yang tidak
menghasilkan zat baru. Perubahan ini hanya menimbulkan perubahan wujud zat saja.
Contoh perubahan fisika

Apakah contoh perubahan fisika yang lain? Logam besi dipanaskan pada suhu tinggi akan
membara, lunak dan mencair. Warnanya pun berubah kemerahan dengan suhu yang sangat
panas, namun bila suhunya turun, besi akan kembali seperti semula. Pada perubahan ini, tidak
menghasilkan zat baru, sehingga digolongkan perubahan fisika.

Perubahan Kimia

Pernahkah kita menggunakan obat nyamuk bakar? Apa yang terjadi pada obat nyamuk
setelah terbakar? Obat nyamuk yang dibakar akan menimbulkan bau, asap, dan abu. Abu,
asap, dan bau yang terjadi merupakan zat baru hasil pembakaran. Zat baru tersebut tidak
dapat dikembalikan ke bentuk asalnya. Hal ini disebabkan susunan materinya mengalami
perubahan setelah mengalami pembakaran.

Perubahan pada zat yang menimbulkan zat yang baru disebut perubahan kimia. Perhatikanlah
gambar diabawah, besi yang berada di alam bebas lama kelamaan akan berkarat atau
mengalami korosi. Apakah peristiwa ini tergolong perubahan kimia?

Contoh perubahan kimia (pengaratan)

Contoh lain dari perubahan kimia adalah mobil yang sudah berkarat, gula yang dibakar
menjadi karbon dan asap, proses fotosintesis, dan fermentasi.
Pemisahan Campuran
College Loan Consolidation Saturday, September 20th, 2014 - Kelas VII

Proses pemisahan campuran yang dapat kita amati dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya
sangat banyak. Misalnya proses pemisahan sekam, kerikil, biji padi dari beras, dan proses
penyaringan kelapa santan. Proses tersebut merupakan pemisahan campuran secara
tradisional.

Advertisment

Alat-alat modern atau canggih digunakan untuk memisahkan campuran yang lebih kompleks
dan rumit. Pada campuran, zat-zat penyusunnya dipisahkan secara mudah dengan proses
fisika, yaitu dengan cara penyaringan, penguapan, dan pemanasan.

Pemisahkan Campuran Berdasarkan Karakteristiknya

Campuran dapat dipisahkan menjadi zat-zat atau komponen penyusunnya. Bagaimana cara
memisahkannya? Pemisahan campuran dapat dilakukan berdasarkan karakteristik campuran
tersebut, di antaranya sebagai berikut.

a. Pemisahan Campuran Berdasarkan Jenis Ukuran Partikel

Pada saat membuat bahan adukan dari semen dan pasir. Tukang bangunan menyaring pasir
terlebih dahulu dengan penyaring, sehingga serbuk pasir terpisah kerikil atau batu-batuan
lainnya. Pemisahan campuran seperti itu merupakan cara pemisahan berdasarkan ukuran
partikelnya. Pasir memiliki partikel yang lebih kecil dari kerikil dan batuan-batuan lainnya.
Saringan sebagai alat yang digunakan untuk memisahkan pasir dan kerikil. Begitu juga pada
kegiatan memisahkan pasir dari air. Partikel pasir lebih besar dari partikel air, sehingga ketika
disaring, partikel air yang kecil masuk menembus saringan, sedangkan pasir yang berukuran
besar terhalangi oleh saringan. Coba kita temukan contoh yang lainnya!

b. Pemisahan Campuran Berdasarkan Titik Didihnya

Semua zat padat dan cair apabila dipanaskan akan mendidih. Titik didih setiap zat berbeda-
beda. Ada yang pada suhu rendah sudah mendidih, dan ada yang baru mendidih pada suhu
yang sangat tinggi. Berdasarkan perbedaan titik didih ini, maka campuran dapat dipisahkan
dengan cara pemanasan. Cara pemanasannya ada yang dipanaskan seperti biasa sehingga
menguap, dan ada yang melalui proses distilasi.

Pada kegiatan memisahkan campuran air garam, kita telah melakukan pemisahan secara
penguapan. Larutan garam dibiarkan dalam wadah terbuka, maka volumenya akan berkurang
karena pelarutnya (ar) menguap. Sedangkan garamnya tidak. Setelah berapa lama, larutan
menjadi jenuh dan kristal-kristal garam yang semula larut mulai terbentuk seiring dengan
menguapnya air.

2. Penerapan Metode Pemisahan Campuran

Dari penjelasan kegiatan tadi, sekiranya dapat membantumu untuk melakukan berbagai
pemisahan campuran yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Berikutnya kita
akan diajak untuk menerapkan metode pemisahan campuran, sehingga kita memperoleh
pengetahuan yang nyata dan praktis untuk dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari.

a. Filtrasi (Penyaringan)

Di Indonesia masih banyak yang menggunakan air sungai untuk keperluan mencuci,
memasak, dan minum. Padahal air sungai itu sangat kotor.

Bila dicampur dengan air, debu kapur tulis tidak melarut, tetapi partikel-partikel padatan
halus tersebar ke seluruh cairan. Untuk memisahkan campuran seperti ini, metode yang
paling tepat adalah denmgan cara penyaringan. Tuangkan campuran ini ke dalam corong
yang sudah diletakkan selembar kertas saring di atasnya. Air akan melewati kertas, tetapi
partikel kapur tidak. Cairan yang disaring disebut filtrat, dan zat padat yang tertinggal di
kertas disebut residu.

b. Penguapan

Semua masakan menggunakan garam. Garam merupakan benda padat. Garam diperoleh dari
air laut. Air laut merupakan campuran yang homogen karena di dalamnya terlarut berbagai
mineral, seperti garam dapur (NaCl). Untuk memisahkan campuran seperti itu dapat
dilakukan dengan jalan pemanasan dan penguapan sehingga garam dapurnya dapat diambil.
Petani garam di pantai membuat tambakan untuk menampung air laut. Air laut diratakan dan
dibiarkan tersinari matahari setiap hari. Air laut terkena panas sehingga menguap. Yang
tersisa pada tambakan hanya garam. Begitulah petani garam membuat garam dari air laut
yang diuapkan.

c. Distilasi

Masukkan air panas ke dalam gelas kemudian ditutup, dan biarkan beberapa menit. Angkat
tutupnya, maka pada tutup gelas tampak ada butiran air.

Saat menanak nasi, memasak air, atau memasak lainnya yang menggunakan air dan ditutup,
setelah airnya mendidih dan tutupnya dibuka, maka pada tutup itu akan tampak butiran air,
bahkan butiran air itu apabila banyak mengucur dari tutup tersebut. Keluarnya air dari
peristiwa itu merupakan salah satu bentuk dari distilasi. Dengan kegiatan berikut, kita akan
mampu mengubah air asin menjadi tidak asin.

Bila suatu larutan garam mendidih, uap yang muncul dari larutan garam adalah uap murni.
Uap air keluar melalui selang dingin dan berubah menjadi air murni. Pada alat distilasi, uap
itu melewati sebuah pipa yang berpendingin air yang disebut kondensor. Setelah semua air
menguap, garam dari larutan tertinggal di dasar wadah.

Distilasi digunakan untuk memisahkan cairan dari larutan dengan cara mendidihkannya.
Dengan demikian distilasi merupakan cara pemisahan campuran zat-zat cair yang memiliki
titik didih yang amat berbeda.

d. Sublimasi

Bukalah kapur barus atau kamper dari bungkusnya, apa yang terjadi? Kapur barus yang
terbuka tertiup udara berarti kapur barus itu menerima panas. Semakin lama kapur barus itu
mengecil dan menghilang menjadi gas. Apabila gas itu dikumpulkan kembali akan
membentuk kapur barus kembali. Peristiwa perubahan itu disebut sublimasi.

Apabila kita akan memisahkan campuran antara kapur barus dengan benda lainnya dapat
menggunakan metode sublimasi seperti tadi. Coba kita lakukan kegiatan untuk memisahkan
campuran kamper dari pasir, buatkan rancangan kegiatannya.

e. Kromotografi

Untuk memisahkan campuran senyawa berwarna, misalnya tinta, dapat digunakan dengan
cara kromotografi. Cairan pelarut menyebar melalui secarik kertas penyerap dan membawa
pewarna campuran. jarak gerak setiap warna bergantung pada seberapa kuat warna tersebut
melekat pada kertas.

f. Sentrifugasi
Bila debu kapur tulis dicampur dengan air, maka akan terbentuk suspensi putih. Sebelumnya
sudah dijelaskan bahwa suspensi tersebut dapat dipisahkan dengan cara penyaringan. Akan
tetapi, terdapat beberapa suspensi yang memiliki partikel yang sangat halus dan bisa
menembus kertas saring. Untuk memisahkan suspensi yang sulit yang sulit dilakukan dengan
cara lain dapat dilakukan sentrifugasi.

Sentrifugasi merupakan sebuah alat yang di dalamnya terdapat batang vertikal yang akan
berputar sangat cepat sehingga apabila suatu tabung berisis suspensi diputar dengan alat ini,
suspensi akan mengendap dalam waktu tergantung ukuran partikel. Dengan demikian,
sentrifugasi adalah salah satu metode memisahkan campuran dengan cara pengendapan.

Sifat Zat
College Loan Consolidation Wednesday, February 4th, 2015 - Kelas VII

Sifat zat memiliki pengaruh besar terhadap suatu barang hasil produksi, oleh karena itu sifat
zat harus diketahui dan dipahami agar barang hasil produksi sesuai dengan keinginan.

Advertisment

Sifat zat

Sifat zat ada 2 yaitu sifat fisik dan sifat kimia. Agar dapat memanfaatkan bahan-bahan
tersebut secara maksimal kita harus tahu sifat masing-masing zat. Besi misalnya, bahan ini
sangat kuat dan tahan terhadap panas, namun bila sering kena air akan cepat berkarat atau
mengalami korosi sehingga mudah rusak.

Sifat Fisika

Sifat fisika merupakan sifat materi yang dapat dilihat secara langsung dengan indra. Sifat
fisika antara lain wujud zat, warna, bau, titik leleh, titik didih, massa jenis, kekerasan,
kelarutan, kekeruhan, dan kekentalan. Beberapa contoh sifat-sifat fisik yang lainnya meliputi
sifat mekanik, sifat termik, dan sifat listrik.

Wujud zat

Wujud zat dibedakan atas zat padat, cair, dan gas. Coba perhatikan sifat-sifat dari ketiga
wujud zat tersebut pada tabel berikut.

Perbedaan sifat zat padat, zat cair dan zat gas

Padatan memiliki bentuk tetap karena partikel-partikelnya diikat erat bersama, sering dalam
pola teratur yang disebut dengan kisi (lattice). Dalam suatu cairan, gaya antarpartikel terlalu
lemah untuk menahannya dalam formasi yang tetap sehingga partikel-partikel ini dapat
bergeser dengan mudah dan saling melewati satu sama lain. Energi kinetik partikelpartikel
gas cukup besar. Gas juga memiliki energi kinetik yang cukup untuk menyebar dan
memenuhi seluruh tempat atau wadahnya. Perhatikan susunan partikel-partikel zat padat, cair
dan gas pada gambar berikut.

(a)Susunan partikel zat padat, (b) zat cair, dan


(c) zat gas

Kekeruhan (Turbidity)

Kekeruhan terjadi pada zat cair. Kekeruhan cairan disebabkan adanya partikel suspensi yang
halus. Jika sinar cahaya dilewatkan pada sampel keruh maka intensitasnya akan berkurang
karena dihamburkan. Hal ini bergantung konsentrasinya. Alat untuk mengetahui intensitas
cahaya pada zat cair yang keruh ini atau untuk mengetahui tingkat kekeruhan disebut
turbidimetry.

Kekentalan (Viskositas)

Kekentalan atau viskositas adalah ukuran ketahanan zat cair untuk mengalir. Untuk
mengetahui kekuatan mengalir (flow rate) zat cair digunakan viskometer. Flow rate
digunakan untuk menghitung indeks viskositas. Aliran atau viskositas suatu cairan dibanding
dengan aliran air memberikan viskositas relatif untuk cairan tersebut. Angka pengukuran
viskositas relatif cairan disebut dengan indeks viskositas. Indeks viskositas dapat dirumuskan
seperti berikut.

Angka indeks viskositas suatu cairan di bawah 1 berarti viskositasnya di bawah viskositas air.
Adapun angka indeks viskositas di atas 1 berarti viskositasnya di atas viskositas air.
Viskositas cairan terjadi karena gesekan antara molekulmolekul. Viskositas sangat
dipengaruhi oleh struktur molekul cairan. Jika struktur molekulnya kecil dan sederhana maka
molekul tersebut dapat bergerak cepat, misalkan air. Jika molekulnya besar dan saling
bertautan maka zat tersebut akan bergerak sangat lambat, misalkan oli. Molekul-molekul
cairan yang bergerak cepat dikatakan memiliki viskositas atau kekentalan rendah sedangkan
molekul cairan yang bergerak lambat dikatakan memiliki kekentalan tinggi.

Titik Didih
Titik didih merupakan suhu ketika suatu zat mendidih. Mendidih berbeda dengan menguap.
Mendidih terjadi pada suhu tertentu, yaitu pada titik didih sedangkan menguap terjadi pada
suhu berapa saja di bawah titik didih. Misal pada saat kita menjemur pakaian, maka airnya
menguap bukan mendidih. Titik didih berbagai zat berbeda, bergantung pada struktur dan
sifat bahan. Perhatikan titik didih beberapa zat pada tekanan 1 atm pada tabel berikut.

Titik didih berbagai zat pada tekanan 1 atm

Titik Leleh

Titik leleh merupakan suhu ketika zat padat berubah menjadi zat cair. Misal garam dapur jika
dipanaskan akan meleleh menjadi cairan. Perubahan ini dipengaruhi oleh struktur kristal zat
padat tersebut. Zat cair dan zat gas juga memiliki titik leleh tetapi perubahannya tidak dapat
diamati pada suhu kamar. Perhatikan titik leleh beberapa zat pada tabel berikut.

Titik leleh berbagai zat pada tekanan 1 atm

Kelarutan

Larutan merupakan campuran homogen. Dalam larutan terdapat dua komponen yaitu pelarut
dan terlarut. Pelarut merupakan zat yang melarutkan dan biasanya jumlahnya lebih banyak,
sedangkan terlarut merupakan zat yang terlarut, biasanya jumlahnya lebih kecil. Misal larutan
garam, maka zat terlarutnya garam dan pelarutnya air.

Pada umumnya larutan berupa cairan tetapi larutan juga terjadi dalam bentuk gas dan padat.
Contoh larutan gas adalah udara yang terdiri dari oksigen, nitrogen, karbon dioksida dan gas-
gas lain. Contoh larutan padatan adalah stainless steel.

Kelarutan menerangkan tingkat suatu zat saling melarutkan. Ahli kimia menerangkan
kelarutan dengan istilah berupa banyaknya zat terlarut tertentu yang akan melarut ke dalam
larutan tertentu pada suhu tertentu. Kemampuan melarut bergantung pada gaya tarik partikel
zat terlarut dengan partikel pelarutnya. Misal dalam proses pelarutan garam dalam air, maka
molekul air pertama-tama menarik molekul garam menjauh satu dengan lain hingga suatu
saat tercapai suatu keadaan molekul air tidak mampu memisahkan molekul garam dari yang
lain atau disebut jenuh. Perhatikan gambar berikut.
Butiran garam terdiri atas ion natrium dan klorida yang terikat bersama dalam formasi yang
disebut kisi kristal. Air melarutkan garam dengan menarik ion dari kisi kristal dan
mengelilinginya. Kelarutan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain seperti berikut.

suhu

volume pelarut

ukuran zat terlarut

jenis zat terlarut

jenis pelarut

Dengan mengenal sifat fisis suatu zat, maka akan membantu kita dalam memanfaatkan zat
itu. Tabel berikut menyajikan perbedaan sifat fisik antara tembaga dengan baja.

Sifat Kimia

Sifat kimia merupakan sifat yang dihasilkan dari perubahan kimia, antara lain mudah
terbakar, mudah busuk, dan korosif. Sifat-sifat ini karakteristik.

Mudah terbakar

Pada peristiwa ini terjadi perubahan kimia. Pada mulanya kembang api dibuat dari campuran
antara kalium nitrat (KNO3) , belerang dan arang kayu. Namun sekarang kembang api telah
dibuat dengan warna-warni, yaitu dari strontium dan litium (warna merah), natrium (warna
kuning), barium (warna hijau), dan tembaga (warna biru). Contoh lain yang mudah terbakar
adalah fosfor. Fosfor dapat terbakar bila kena udara, membentuk senyawa fosfor oksida. Oleh
karena itu fosfor disimpan di dalam air. Fosfor dimanfaatkan untuk membuat korek api.

Mudah busuk
Jika buah dan sayur dibiarkan di udara terbuka maka lama kelamaan buah dan sayur tersebut
akan membusuk. Buah dan sayur yang busuk akan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Proses pembusukan ini karena adanya mikroorganisme.

Korosif

Perkaratan atau korosi merupakan peristiwa rusaknya logam oleh pengaruh lingkungan, yaitu
adanya oksigen dan kelembapan. Besi adalah salah satu contoh logam yang mudah berkarat.
Pada proses korosi terbentuk zat yang jenisnya baru yaitu karat. Gejala yang tampak pada
korosi adalah terjadi perubahan warna. Pada umumnya logam bersifat korosif kecuali emas,
platina, dan air raksa.

Jadi, sifat kimia adalah sifat zat yang berkaitan dengan perubahan kimia yang dialami oleh
suatu zat. Contoh lain dari sifat kimia misalnya, suatu zat mudah atau sukar berkarat. Besi
mudah sekali berkarat apabila terkena udara lembab, air hujan sehingga penggunaan besi
dapat digantikan dengan baja anti karat untuk membangun jembatan. Perhatikan pula pipa air
minum yang terpendam dalam tanah! Sekarang sudah banyak digunakan pipa PVC sebagai
pengganti pipa besi karena sifat berkarat besi sangat cepat dan mudah bereaksi dengan sifat
zat lain.

Pemanfaatan Kalor Dalam Kehidupan Sehari-Hari


College Loan Consolidation Friday, February 6th, 2015 - Kelas VII

Pemanfaatan kalor dalam kehidupan sehari-hari dapat kita jumpai dari eralatan rumah
tangga disekitar kita. Kalor adalah salah satu bentuk energi maka satuan kalor pun sama
dengan satuan energi, yaitu joule atau kalori. Kalor dapat menaikkan suhu suatu zat dan dapat
mengubah wujud zat. Benda yang mendapat kalor suhunya naik, sedang yang melepas kalor
suhunya turun.

Advertisment

Pemanfaatan Kalor Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Pemanfaatan kalor dalam kehidupan sehari-hari antara lain pada termos, seterika, panci, dan
alat-alat dapur lainnya.

Pemanfaatan Kalor Pada Termos

Termos berfungsi untuk menyimpan zat cair yang berada di dalamnya agar tetap panas dalam
jangka waktu tertentu. Termos dibuat untuk mencegah perpindahan kalor secara konduksi,
konveksi, maupun radiasi.
Pemanfaatan Kalor Pada Termos

Dinding termos dibuat sedemikian rupa, untuk menghambat perpindahan kalor pada termos,
yaitu dengan cara:

a. permukaan tabung kaca bagian dalam dibuat mengkilap dengan lapisan


perak yang berfungsi mencegah perpindahan kalor secara radiasi dan
memantulkan radiasi kembali ke dalam termos,

b. dinding kaca sebagai konduktor yang jelek, tidak dapat memindahkan


kalor secara konduksi, dan

c. ruang hampa di antara dua dinding kaca, untuk mencegah kalor secara
konduksi dan agar konveksi dengan udara luar tidak terjadi.

Pemanfaatan Kalor Pada Seterika

Seterika terbuat dari logam yang bersifat konduktor yang dapat memindahkan kalor secara
konduksi ke pakaian yang sedang diseterika. Adapun, pegangan seterika terbuat dari bahan
yang bersifat isolator.

Pemanfaatan Kalor Pada Panci Masak


Panci masak terbuat dari bahan konduktor yang bagian luarnya mengkilap. Hal ini untuk
mengurangi pancaran kalor. Adapun pegangan panci terbuat dari bahan yang bersifat isolator
untuk menahan panas.

Pemanfaatan Kalor Pada Lemari Pendingin (Kulkas)

Penurunan suhu dalam kulkas disebabkan oleh penguapan freon yang mengalir dalam pipa
yang melewati kulkas. Apabila freon menguap dalam pipa yang terletak di dalam ruang
pembeku, maka freon akan menyerap kalor dari ruang pembekuan.

Bagian dan Prinsip Kerja Kulkas

Pompa listrik mengalirkan freon yang sudah dimampatkan melalui pipa. Freon melepaskan
kalor, terjadi pengembunan. Freon berubah wujud dari gas ke cair. Pada waktu pengembunan,
sirip pipa di bagian belakang terasa panas. Freon cair dialirkan ke dalam ruang pembekuan.
Freon menyerap kalor, mengakibatkan suhunya menjadi turun. Uap freon terus dialirkan dan
keluar ruang pembekuan, kemudian dimampatkan lagi. Dan seterusnya secara berulang-
ulang.

Beberapa contoh diatas merupakan konsep pemanfaatan kalor dalam kehidupan sehari-
hari.

Perpindahan Kalor
College Loan Consolidation Tuesday, November 11th, 2014 - Kelas VII
Perpindahan kalor sangat besar manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya,
perpindahan kalor dari matahari ke bumi dan perpindahan kalor dari api ke panci, lalu ke
bahan makanan yang kita masak. Dari pengalaman sehari-hari, kalor berpindah dari benda
yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah.

Advertisment

Cara Perpindahan kalor

Perpindahan kalor dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.

Perpindahan Kalor Dengan Cara Konduksi

Jika sebatang tongkat logam dipanaskan pada salah satu ujungnya maka partikel-partikel
pada ujung-ujung logam tersebut akan bergerak dengan cepat. Gerakan partikel yang sangat
cepat akan mempengaruhi partikel-partikel di sebelahnya, demikian seterusnya. Akibatnya,
kalor yang diberikan pada salah satu ujung batang logam oleh partikel-partikel akan
diteruskan ke ujung logam yang lain. Walaupun partikel-partikel tersebut bergetar,
perpindahan kalor ini tidak menyebabkan partikel ikut berpindah. Perpindahan kalor dengan
cara seperti ini disebut konduksi (hantaran), yaitu perpindahan kalor dalam suatu zat tanpa
diikuti perpindahan partikel zat tersebut.

Pada umumnya, perpindahan kalor pada zat padat akan berlangsung secara konduksi.
Konduksi kalor dapat terjadi jika ada perbedaan suhu. Ada zat yang dapat menghantarkan
kalor dengan baik, tetapi ada juga zat yang kurang dapat menghantarkan kalor. Kecepatan
aliran kalor tergantung pada :

1. perbedaan suhu antara ujung-ujung penghantar;

2. luas penampang lintang penghantar;

3. jarak kedua ujung yang berbeda suhunya;

4. jenis bahan penghantar.

Setiap bahan memiliki nilai konduktivitas berbeda-beda. Nilai konduktivitas bahan


menentukan mudah tidaknya bahan tersebut dalam menghantarkan kalor. Makin besar nilai
konduktivitasnya maka makin baik sifatnya dalam menghantarkan kalor. Penghantar kalor
yang baik disebut konduktor, misalnya perak. Sebaliknya, bahan yang nilai konduktivitasnya
rendah, sulit menghantarkan kalor. Bahan seperti ini disebut isolator, misalnya kayu.

Perpindahan Kalor Dengan Cara Konveksi

Konveksi hanya terjadi pada zat-zat yang dapat mengalir, yaitu zat cair dan gas. Konveksi
yang terjadi pada zat cair dapat dilihat pada gambar berikut.
Bagian minyak yang dipanaskan akan memuai. Karena memuai,
massa jenisnya menjadi kecil sehingga minyak naik ke permukaan. Tempatnya akan
digantikan oleh minyak dari tempat lain dan terjadilah aliran. Aliran minyak dapat diamati
dengan melihat aliran pewarna makanan.

Molekul minyak mengalir dari bawah ke atas. Dalam perjalanannya, molekul akan
bertumbukan dengan molekul-molekul minyak yang dilewatinya. Tumbukan antarmolekul ini
terjadi terusmenerus sehingga semua bagian minyak akan menjadi panas.

Dalam peristiwa di atas, perpindahan kalor disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat
yang dilewatinya disebut konveksi. Contoh konveksi kalor pada gas adalah terjadinya angin
di pegunungan dan di pantai.

Sinar matahari memanaskan seluruh bumi. Tanah lebih cepat panas dibandingkan dengan
udara. Hal ini mengakibatkan jalan di lereng bukit menjadi lebih cepat panas di pagi hari.
Tanah yang lebih cepat panas akan memanaskan udara yang berada tepat di atasnya. Udara
mengembang dan menjadi lebih ringan. Udara akan mulai naik, tetapi tidak tegak lurus ke
atas karena di atas udara tersebut masih ada udara sejuk yang menekan ke bawah. Udara yang
hangat akan mendaki lereng yang hangat sehingga terjadi angin lembah.

Hal yang sebaliknya terjadi di sore hari.


Matahari mulai meninggalkan lereng sehingga lereng mulai kehilangan panasnya. Dalam
waktu singkat, lereng menjadi lebih dingin daripada udara. Lapisan udara tepat di atas tanah
menjadi lebih dingin dibandingkan dengan udara di atasnya. Udara ini akan meluncur ke
bawah sehingga terjadilah angin gunung.

Perpindahan Kalor Dengan Cara Radiasi


Pernahkah kita berdiam di sekitar api unggun? Apakah badanmu merasa hangat? Kita dapat
merasakan hangat dari api unggun karena terjadi perpindahan kalor secara radiasi (pancaran),
yaitu perpindahan kalor tanpa melalui medium (zat antara). Energi kalor dari matahari
dipancarkan ke bumi dengan cara radiasi, yaitu melalui pemancaran gelombang
elektromagnetik. Jika menyentuh suatu benda, gelombang elektromagnetik akan berubah
menjadi kalor.

Alat yang digunakan untuk menyelidiki sifat pancaran dan penyerapan berbagai permukaan
benda terhadap kalor adalah termoskop. Dengan termoskop, diketahui bahwa benda yang
permukaannya hitam akan bersifat sebagai pemancar dan penyerap kalor yang baik.
Sebaliknya, benda yang permukaannya mengkilap bersifat sebagai pemantul dan sulit
menyerap kalor.

Pemanfaatan Perpindahan Kalor Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Adakalanya kalor perlu dipindahkan, tetapi tidak jarang kita berkepentingan agar kalor dapat
diisolasi supaya awet dan digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu.
a. Mencegah perpindahan kalor pada termos penyimpan panas, Kita
pasti sudah mengenal termos untuk menyimpan air panas. Agar air tetap
awet panasnya, air harus diisolasi. Caranya, tabung termos bagian dalam
yang merupakan tempat menyimpan air, permukaannya dibuat mengkilap
sehingga tidak menyerap kalor. Selain itu, agar kalor tidak berpindah
secara konduksi dan konveksi maka antara bagian tabung dalam dan
tabung bagian luar dibuat hampa udara. Dengan demikian, kalor tidak
akan keluar dari termos tersebut.

b. Perpindhan kalor pada panci masak, Mengapa panci dibuat dari


logam? Logam mudah sekali menghantarkan kalor. Kalor dari api akan
sampai ke panci dengan radiasi dan konduksi sehingga terjadi konduksi
kalor hingga ke air oleh logam panci. Selanjutnya, kalor menyentuh
molekul-molekul air dan air. Kalor ini akan dipindahkan ke seluruh bagian
air dengan cara konveksi. Dengan demikian, kalor akan merata ke seluruh
bagian air.

c. Perpindahan pada strika pakaian, Setrika dipanaskan oleh sumber


panas berupa kumparan yang dialiri arus listrik. Kumparan akan
memanaskan logam setrika dengan cara konduksi. Logam setrika yang
panas, saat digunakan akan menyentuh molekul-molekul kain. Dengan
konduksi dan radiasi, kain yang kusut akan menjadi halus karena
diratakan oleh panas dari setrika.

Pemanfaatan perpindahan kalor dalam dunia industri salah satunya pada tungku boiler, oven
dan pada pembangkit listrik energi panas bumi, dimana pemanfaatan perpindahan kalor
digunakan untuk menghasilkan energi listrik.

Kalor Dapat Mengubah Wujud Zat


College Loan Consolidation Thursday, February 5th, 2015 - Kelas VII
Kalor dapat mengubah wujud zat apabila zat tersebut diberi kalor terus-menerus dan
mencapai suhu maksimum, maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga
berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya.

Advertisment

Kalor Dapat Mengubah Wujud Zat

Oleh karena itu, selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat, juga dapat
digunakan untuk mengubah wujud zat. Perubahan wujud suatu zat akibat pengaruh kalor
dapat digambarkan dalam skema berikut.

Skema Perubahan Wujud Zat

Keterangan:

1. = mencair/melebur

2. = membeku

3. = menguap

4. = mengembun

5. = menyublim

6. = mengkristal

Proses Perubahan Wujud Zat Oleh Kalor

Selain dapat menaikkan suhu zat, kalor dapat juga mengubah wujud zat. wujud zat ada tiga,
yaitu padat, cair, dan gas. Es merupakan salah satu contoh dari wujud zat padat. Es
dipanaskan berarti es diberi energi kalor. Karena es diberi energi kalor, suhunya menjadi naik,
sehingga es mencair atau melebur menjadi air. Perubahan wujud zat ini disebut mencair atau
melebur.
Es mencair pada suhu 0C

Apabila air dipanaskan, berarti air diberi energi kalor. Karena air diberi energi kalor, suhu air
naik, sehingga air mendidih. Air mendidih ditandai dengan adanya gelembung-gelembung air
yang bergerak pada suhu 100C dan adanya asap yang mengepul menguap menjadi gas.
Perubahan wujud zat seperti itu disebut menguap.

Setelah es menjadi air, air dipanaskan sampai suhu 100C mendidih


dan menguap menjadi gas.

Apabila gas melepaskan kalornya, gas akan berubah menjadi air atau zat cair, sehingga terjadi
perubahan wujud zat yang disebut mengembun. Apabila air melepaskan kalornya secara
terusmenerus akan menjadi es. Perubahan wujud zat seperti itu disebut membeku. Kapur
barus atau kamper dalam keadaan terbuka akan menerima energi kalor dari udara, sehingga
ukuran kamper itu mengecil dan kemudian habis menjadi gas. Peristiwa perubahan wujud
padat menjadi gas disebut menyublim.

Dari kegiatan dan penjelasan tersebut, dapat dinyatakan bahwa kalor dapat mengubah wujud
zat dari padat ke cair, dari cair ke gas, dari gas ke cair, dari cair ke padat.

Faktor Penguapan

Air yang dipanaskan akan mendidih dan menghasilkan uap sehingga terjadilah peristiwa yang
disebut penguapan. Untuk lebih memahami tentang peristiwa penguapan, kita dapat
melakukan kegiatan dengan meneteskan alkohol ke kulit tangan.
Setelah beberapa saat alkohol diteteskan ke kulit tangan, akan terasa dingin. Ketika alkohol
diteteskan ke kulit, alkohol menerima energi kalor dari kulit. Suhu pada alkohol menjadi
meningkat, yang mengakibatkan alkohol menguap habis di tangan menjadi gas. Peristiwa
perubahan wujud alkohol dari cair menjadi gas disebut penguapan. Selama terjadi penguapan,
alkohol terus- menerus mengambil energi kalor dari kulit untuk penguapannya. Akibat energi
kalor pada kulit digunakan untuk penguapan alkohol, kulit kehilangan energi kalor, ditandai
dengan timbulnya rasa dingin pada kulit tangan. Coba kita sebutkan contoh zat lainnya yang
mudah menguap selain alkohol dan spiritus!

Cepat lambatnya proses penguapan dapat dibantu dengan beberapa faktor sebagai berikut.

Memanaskan Zat Cair

Pemanasan pada zat cair dapat meningkatkan volume ruang gerak zat cair sehingga ikatan-
ikatan antara molekul zat cair menjadi tidak kuat dan akan mengakibatkan semakin
mudahnya molekul zat cair tersebut melepaskan diri dari kelompoknya yang terdeteksi
sebagai penguapan. Contohnya pakaian basah dijemur di tempat yang mendapat sinar
matahari lebih cepat kering dari pada dijemur di tempat yang teduh.

Memperluas Permukaan Zat Cair

Peristiwa lepasnya molekul zat cair tidak dapat berlangsung secara serentak akan tetapi
bergiliran dimulai dari permukaan zat cair yang punya kesempatan terbesar untuk melakukan
penguapan. Dengan demikian untuk mempercepat penguapan kita juga bisa melakukannya
dengan memperluas permukaan zat cair tersebut. Contohnya air teh panas dalam gelas akan
lebih cepat dingin jika dituangkan ke dalam cawan atau piring.

Mengurangi Tekanan pada Permukaan Zat Cair

Pengurangan tekanan udara pada permukaan zat cair berarti jarak antar partikel udara di atas
zat cair tersebut menjadi lebih renggang. Akibatnya molekul air lebih mudah terlepas dari
kelompoknya dan mengisi ruang kosong antara partikel-partikel udara tersebut. Hal yang
sering terjadi di sekitar kita adalah jika kita memasak air di dataran tinggi akan lebih cepat
mendidih daripada ketika kita memasak di dataran rendah.

Meniupkan Udara di Atas Zat Cair

Pada saat pakaian basah dijemur, proses pengeringan tidak sepenuhnya dilakukan oleh panas
sinar matahari, akan tetapi juga dibantu oleh adanya angin yang meniup pakaian sehingga
angin tersebut membawa molekul-molekul air keluar dari pakaian dan pakaian menjadi cepat
kering.

Jumlah Kalor Ketika Melebur dan Menguap

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran pada kegiatan sebelumnya, bahwa es yang
terus-menerus diberi panas akan berubah wujudnya dari padat sampai mencair semuanya.
Peristiwa itu disebut melebur atau mencair. Suatu zat melebur pasti memerlukan kalor.
Banyaknya kalor tampak pada perubahan suhu yang terus meningkat. Ketika es melebur
suhunya tidak mengalami perubahan. Suhu tetap ketika melebur disebut titik lebur. Sekalipun
suhunya tetap pada saat melebur, tetapi kalornya terus meningkat. Coba kita perhatikan
grafiknya, tentukan banyaknya kalor pada saat es melebur sampai menjadi air semuanya!

Grafik hubungan suhu dengan energi kalor


yang diperlukan pada perubahan zat

A. Es yang diberi kalor akan mencair

B. Mencair, es yang tadiinya padat berubah menjadi air semuanya, sebagai


titik lebur es dan titik beku air

C. Air dari es, air ini dipanaskan sampai mendidih

D. Air medidih dan menguap menjadi gas, sebagai titik didih dan titik embun

Titik lebur es terjadi pada suhu 0C. Suhu titik lebur merupakan suhu dari membekunya air
menjadi es, maka titik lebur sama besarnya dengan titik beku. Perbedaan titik lebur dengan
titik beku hanya pada prosesnya. Titik lebur terjadi pada saat zat berubah dari padat ke cair,
sedangkan titik beku terjadi pada saat zat berubah dari cair menjadi padat.

Titik lebur atau Titik Beku dalam C dan


Kalor Lebur atau Kalor Beku dalam J/kg

Banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk melebur sebanding dengan massa zat
dan kalor lebur zat. Kalor lebur, yaitu banyaknya kalor yang digunakan oleh setiap 1 kg zat
untuk melebur pada titik leburnya. Sedangkan kalor yang digunakan untuk membeku
sebanding dengan massa zat dan kalor bekunya. Kalor beku, yaitu banyaknya kalor yang
dilepaskan oleh 1 kg zat untuk membeku pada titik bekunya. Kalor lebur bernilai sama
dengan nilai kalor beku. Besarnya titik lebur atau titik beku dan kalor lebur atau kalor beku
pada beberapa zat dapat diamati pada tabel.

Hubungan antara banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan (Q), massa zat (m), dan
kalor lebur digunakan atau yang dilepaskan (L), maka akan terbentuk dalam persamaan:

Q=m.L

Sewaktu kita memanaskan air dan minyak kelapa, ternyata minyak kelapa lebih cepat
bertambah suhunya, dan apabila pemanasan diteruskan, maka akan mendidih. Suatu zat
dikatakan mendidih apabila sudah terbentuk gelembung-gelembung uap zat yang
meninggalkan zat itu. Mendidihnya minyak kelapa lebih cepat dari pada air, sehingga jenis
zat memengaruhi banyaknya kalor yang dibutuhkan.

Suhu didih setiap zat berbeda-beda, tergantung kepada jenis zatnya, seperti suhu air mendidih
lebih tinggi dari minyak. Suhu yang dibutuhkan untuk mendidih disebut titik didih.

Mendidihnya zat yang dipanaskan ditandai dengan


adanya gelembung-gelembung uap zat yang meninggalakan zat itu sendiri akhirnya terjadilah
penguapan

Apabila pemanasan terus dilakukan, suhunya tetap tidak berubah, volume air berkurang, dan
terjadilah uap air dalam bentuk gas, peristiwa ini disebut penguapan. Apabila uap air dalam
gas melepaskan kalor maka akan mengembun yang membentuk air. Suhu yang dibutuhkan
untuk mengembun disebut titik embun. Besarnya titik embun sama dengan titik
didih, karena dua peristiwa ini terjadi pada suhu yang sama. Dengan demikian, ketika
menguap pada titik didihnya dan mengembun pada titik embunnya ternyata membutuhkan
energi kalor.
Titik lebur atau Titik Beku dalam C dan
Kalor Lebur atau Kalor Beku dalam J/kg

Banyaknya energi kalor yang diperlukan untuk mendidih, mengembun, dan menguap
bergantung kepada massa zat dan kalor uap. Kalor uap yaitu banyaknya kalor yang
dibutuhkan oleh 1 kg zat untuk menguap pada titik didihnya. Satuan kalor uap dinyatakan
dengan joule per kilogram (J/kg). Besarnya kalor uap pada beberapa zat dapat kita amati pada
tabel. Hubungan antara banyaknya energi kalor yang diperlukan untuk menguap pada titik
didihnya (Q), massa zat yang akan menguap (m), dan kalor uap (U) dapat dituliskan dalam
persamaan:

Q=m.U

Apabila kita perhatikan, antara proses melebur, membeku, menguap, dan mengembun,
memiliki suhu yang tidak mengalami perubahan meskipun terus diberi kalor. Kalor yang
diberikan oleh api tidak menaikkan suhu, tetapi digunakan untuk mengubah wujud zat.
Pengaruh kalor tidak begitu tampak, seolah-olah tersembunyi. Oleh karena itu kalor yang
tersembunyi yang digunakan untuk mengubah wujud zat seperti itu disebut kalor laten

Kalor Dapat Mengubah Suhu Benda


College Loan Consolidation Thursday, February 5th, 2015 - Kelas VII

Kalor dapat mengubah suhu suatu benda, sebagai contoh air panas memiliki suhu yang
tinggi. Air dingin memiliki suhu yang rendah. Apabila kedua kondisi suhu tersebut dicampur,
akan diperoleh suhu yang baru pada air. Perubahan suhu terjadi karena panas dari suhu air
yang lebih tinggi berpindah ke air yang suhunya lebih rendah. Suhu rendah meningkat,
karena menerima panas dari suhu tinggi. Panas yang bergerak dari suhu yang tinggi ke suhu
yang rendah itu disebut kalor.

Advertisment
Kalor Dapat Mengubah Suhu Benda

Sewaktu air dipanaskan, air menerima energi panas dari api melalui cerek yang
mewadahinya. Air menerima energi panas, ditandai dengan adanya kenaikan suhu. Semakin
besar energi panas yang diterima air, semakin besar pula kenaikan suhu pada air.

Kalor dan Perubahan Suhu

Peristiwa itu menunjukkan semakin besar kalor yang diterima suatu benda, semakin besar
pula kenaikan suhu pada benda tersebut. Pertambahan kalor sebanding dengan perpindahan
panas dari api ke benda yang menerimanya, dan sebanding pula dengan kenaikan suhunya.
Apabila banyaknya kalor dinyatakan dengan Q, dan perubahan suhu dinyatakan dengan DT
(perubahan suhu), maka hubungan kalor dengan perubahan suhu dapat dinyatakan dengan
persamaan :

Q T

Dengan demikian, kalor merupakan salah satu bentuk energi, karena kalor adalah energi
panas yang mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih
rendah. Kalor diukur dengan satuan kalori. Satu kalori yaitu banyaknya energi panas yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu sebesar 1C pada 1 gram air. Air yang massanya 1.000
gram dinaikkan suhunya dari 24C menjadi 25C dibutuhkan energi sebesar 1.000 kalori.

Alat percobaan Joule

Sedangkan berdasarkan satuan SI, energi kalor dinyatakan dengan joule (J). Joule berasal dari
percobaan James Prescott Joule, bahwa 1 kalori sebanding dengan 4,186 yang dibulatkan
menjadi 4,2 joule (1 kalori = 4,2 joule) sehingga 1 joule itu sebanding dengan 4,2 kalori (1
joule = 4,2 kalori).

Jumlah Kalor yang Dibutuhkan untuk Menaikkan Suhu Zat

Setelah kita mengetahui perubahan suhu selama pemanasan sebagai salah satu faktor yang
memengaruhi bayaknya kalor untuk menaikkan suhu suatu zat, maka dari kegiatan berikut ini
kita akan memahami faktor lainnya.

Salah satu faktor banyaknya kalor ketika pemanasan air berupa


peningkatan suhu

Ketika memanaskan air semakin lama waktunya semakin tinggi kenaikan suhunya, dan
semakin tinggi suhunya semakin banyak pula energi kalor yang diperlukannya. Dengan
demikian perubahan suhu berpengaruh terhadap banyaknya energi kalor yang diperlukan.

Selain perubahan suhu, ada dua faktor lagi yang dapat memengaruhi banyaknya energi kalor
yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu zat. Berikut ini uraian dua faktor yang lainnya itu.

Dari kegiatan yang sudah kita lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa waktu yang
diperlukan untuk menaikkan suhu zat cair dipengaruhi oleh jumlah zat cair. Semakin banyak
zat cair maka semakin lama waktu yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat. Dengan
demikian, kalor yang diperlukan lebih banyak.
Grafik perubahan suhu air dengan massa

Banyaknya benda yang dipanaskan pada umumnya dinyatakan dengan massa benda. Massa
benda dilambangkan dengan m dengan satuan kilogram (kg). Maka, banyaknya kalor yang
dibutuhkan (Q) sebanding dengan massa benda atau secara bentuk persamaannya :

Qm

Banyaknya kalor yang diperlukan antara air dan minyak goreng yang sama massanya akan
berbeda. Minyak goreng akan lebih cepat panas dibandingkan air, sehingga kalor yang
dibutuh-kan air intuk mencapai suhu tersebut, lebih banyak. Dengan demikian faktor ketiga
yang memengaruhi jumlah kalor yang dibutuhkan adalah jenis zat.

Banyaknya kalor yang diperlukan setiap kilogram zat untuk menaikkan suhu satu Kelvin
disebut kalor jenis. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhunya sebanding
dengan kalor jenis benda itu. Kalor jenis dilambangkan dengan c, dan banyaknya kalor
dengan Q, maka terbentuk persamaan :

Q=c

Besarnya kalor jenis pada beberapa zat berbeda-beda. Satuan kalor jenis dalam SI adalah
joule per kilogram Kelvin (J/kg.K), atau dalam joule per kilogram derajat Celsius (J/kgC).
Besarnya kalor jenis pada beberapa zat dapat kita amati pada tabel berikut.

Kalor Jenis Beberapa Zat


Dengan demikian, kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau menurunkan suhu benda
bergantung kepada massa (m) dengan satuannya kilogram (kg), kalor jenis (c) dengan
satuannya J/kg.K atau J/kg C, dan perubahan suhu (T) dengan satuannya Kelvin atau C.
Hubungan antara banyaknya kalor (Q), massa benda (m), kalor jenis (c), dan perubahan suhu
(T) dapat dinyatakan dengan persamaan :

Q = m.c. T

Selain dengan menggunakan rumus, untuk mengetahui banyaknya kalor yang diterima atau
yang dilepaskan benda dapat menggunakan alat yang disebut kalorimeter.

Kalorimeter sederhana, alat untuk mengetahui


banyaknya kalor yang diterima atau dilepaskan suatu benda.

Pengertian Kalor
College Loan Consolidation Friday, September 19th, 2014 - Kelas VII

Pengertian kalor adalah energi panas yang mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke
benda yang bersuhu lebih rendah. Sebelum memahami kalor kita harus mengetahui energi
panas. Energi panas adalah energi total partikel-partikel penyusun zat. Pada suhu yang sama,
zat yang massanya lebih besar mempunyai energi panas yang lebih besar pula. Besi yang
lebih besar memiliki massa yang lebih besar. Besi ini memiliki energi panas yang lebih besar
meskipun suhunya sama dengan suhu yang dimiliki besi yang lebih kecil.

Advertisment

Pengertian Kalor

Secara alami kalor selalu mengalir dari benda yang bersuhu lebih tinggi (panas) ke benda
yang bersuhu lebih rendah (dingin). Kita tidak mungkin berharap dingin apabila kita berdiri
di dekat api. Kalor diukur dalam satuan kalori. Satu kalori adalah jumlah energi panas yang
dibutuhkan untuk menaikkan suhu sebesar 1 Co dari 1 gram air. Akan dibutuhkan 500 kalori
untuk memanaskan 500 gram air dari 20 oC menjadi 21 oC. Namun, satuan kalor dalam SI
adalah joule. Satu kalori sama dengan 4,184 joule, dan sering dibulatkan menjadi 4,2 joule.
Tubuhmu mengubah beberapa makanan yang kita makan menjadi energi panas. Energi panas
yang disediakan oleh makanan diukur dalam kalori (kilokalori). Satu kilokalori (kkal)
makanan sama dengan 1000 kalori. Kita menggunakan kilo kalori untuk makanan karena
kalori terlalu kecil untuk dipakai mengukur energi pada makanan yang kita makan.

Kalor Jenis

Pada saat kita mencebur ke sungai atau danau di siang hari yang panas, apakah air terasa
lebih dingin? Meskipun banyak energi pancaran yang dipindahkan dari matahari ke air, suhu
air itu masih lebih dingin daripada suhu sekitarnya.

Jumlah energi panas yang diperlukan oleh 1 kg bahan untuk menaikkan suhunya sebesar 1
kelvin disebut kalor jenis. Setiap bahan memiliki kalor jenis yang berbeda. Satuan kalor
jenis adalah joule per kilogram per kelvin [J/(kg.K)], atau dalam joule per kilogram per
celsius derajat [J/(kg.Co)]. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan bahwa perubahan suhu 1
kelvin sama dengan 1 celsius derajat.

Tabel Kalor Jenis Beberapa Bahan

Dari tabel diatas terlihat bahwa kalor jenis air lebih tinggi dibandingkan dengan kalor jenis
beberapa bahan lainnya. Air, alkohol, dan bahan-bahan lain yang memiliki kalor jenis tinggi
dapat menyerap banyak energi panas dengan sedikit perubahan suhu. Kalor jenis dari suatu
bahan bergantung pada susunan kimia dari bahan itu.

Penghitungan Kalor

Perubahan energi panas (kalor yang diterima atau kalor yang diberikan) suatu benda tidak
dapat diukur secara langsung, namun dapat dihitung. Kalor jenis dapat dipakai untuk
penghitungan kalor tersebut. Misalnya, kita meletakkan benda yang panas di kalorimeter
seperti gambar dibawah. Dengan mengukur kenaikan suhu air dalam kalorimeter, kita dapat
menghitung kalor yang diterima air.
Sekarang anggap saja kita mengambil 32 g sendok perak dari sebuah panci yang berisi air
dengan suhu 60 oC dan biarkan dingin hingga mencapai suhu kamar, yaitu sekitar 27 oC. Kita
memiliki cukup informasi untuk menemukan kalor yang dikeluarkan oleh sendok dengan
menggunakan persamaan di bawah ini.

Q = m C T

Dimana :

Q = perubahan energi panas

m = massa

C = kalor jenis

T = perubahan suhu

Simbol (delta) berarti perubahan, jadi adalah perubahan suhu. Perubahan yang
ditunjukkan oleh Q, merupakan simbol perubahan energi panas (benda menerima kalor atau
melepas kalor).

T = T akhir T awal

Apabila positif, Q juga positif; ini berarti bahwa benda mengalami kenaikan suhu dan
mendapat energi panas (menerima kalor). Apabila DT negatif, Q juga negatif; benda
kehilangan energi panas (melepas kalor) dan mengalami penurunan suhu.

Pemuaian Pada Gas


College Loan Consolidation Thursday, February 5th, 2015 - Kelas VII
Pemuaian pada gas terjadi pada saat gas tersebut dipanaskan, pemuaian pada gas ini terjadi
pada semua jenis gas. Ban mobil meletus terjadi karena pemuaian udara atau gas di dalam
ban. Pemuaian pada gas tersebut terjadi karena adanya kenaikan suhu udara di ban mobil
akibat gesekan roda dengan aspal.

Advertisment

Proses Pemuaian Pada Gas

Salah satu bukti adanya pemuaian gas di antaranya labu didih yang berisi gas akan
menghasilkan gelembung-gelembung udara yang ke luar dari pipa kapiler.
Gelembunggelembung udara tersebut merupakan akibat dari pemuaian gas yang terjadi di
dalam labu didih yang dipanaskan. Apabila pemanasannya dihentikan, maka suhu gas dalam
labu itu akan turun, yang berakibat terjadinya penyusutan gas dan air akan masuk ke dalam
labuh itu. Besarnya koefisien muai untuk berbagai jenis gas adalah sama nilainya, yaitu
sebesar 1/273 K.

Pembuktian Proses Pemuaian Pada Gas

Sifat muai gas itu dapat digunakan untuk pembuatan termometer gas. Termometer gas ini
digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah seperti di dalam laboratorium. Apabila
reservoir gas dimasukkan ke dalam ruangan yang suhunya lebih tinggi daripada keadaan
awalnya, maka gas akan memuai dan mendesak raksa yang terdapat di dalam pipa U.

Pemuaian pada gas adalah pemuaian volume yang dirumuskan sebagai

V = Vo(1 + t)

adalah koefisien muai volume. Nilai sama untuk semua gas, yaitu 1/273 oC-1

Jenis-Jenis Pemuaian Pada Gas

Pemuaian gas dibedakan tiga macam, yaitu

a. pemuaian gas pada suhu tetap (isotermal),

b. pemuaian gas pada tekanan tetap, dan


c. pemuaian gas pada volume tetap.

Pemuaian Gas pada Suhu Tetap (Isotermal)

Pernahkah kita memompa ban dengan pompa manual. Apa yang kita rasakan ketika baru
pertama kali menekan pompa tersebut? Apa yang kita rasakan ketika kita menekannya lebih
jauh? Awalnya mungkin terasa ringan. Namun, lama kelamaan menjadi berat. Hal ini karena
ketika kita menekan pompa, itu berarti volume gas tersebut mengecil.

Pemuaian gas pada suhu tetap berlaku hukum Boyle, yaitu gas di dalam ruang tertutup yang
suhunya dijaga tetap, maka hasil kali tekanan dan volume gas adalah tetap. Dirumuskan
sebagai

P V = tetap

atau

P 1 V1 = P 2 V2

Keterangan,

P = tekanan gas (atm)


V = volume gas (L)

Pemuaian Gas pada Tekanan Tetap (Isobar)(Pengayaan)

Pemuaian gas pada tekanan tetap berlaku hukum Gay Lussac, yaitu gas di dalam ruang
tertutup dengan tekanan dijaga tetap, maka volume gas sebanding dengan suhu mutlak gas.
Dalam bentuk persamaan dapat dituliskan sebagai

Dimana :

V = volume (L)
T = suhu (K)

Pemuaian Gas Pada Volume Tetap (Isokhorik) (Pengayaan)

Pemuaian gas pada volume tetap berlaku hukum Boyle-Gay Lussac, yaitu jika volume gas di
dalam ruang tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya.
Hukum Boyle-Gay Lussac dirumuskan sebagai
Dengan menggabungkan hukum boyle dan hukum Gay Lussac diperoleh persamaan

Keterangan:

P = tekanan (atm)
V = volume (L)
T = suhu (K)

Pemuaian Zat Cair


College Loan Consolidation Thursday, February 5th, 2015 - Kelas VII

Pemuaian zat cair terjadi pada saat zat cair tersebut dipanaskan. Pada zat cair tidak
melibatkan muai panjang ataupun muai luas, tetapi hanya dikenal muai ruang atau muai
volume saja. Semakin tinggi suhu yang diberikan pada zat cair itu maka semakin besar muai
volumenya.

Advertisment

Pemuaian Zat Cair

Pemuaian zat cair untuk masing-masing jenis zat cair berbeda-beda, akibatnya walaupun
mula-mula volume zat cair sama tetapi setelah dipanaskan volumenya menjadi berbeda-beda.
Pemuaian volume zat cair terkait dengan pemuaian tekanan karena peningkatan suhu. Titik
pertemuan antara wujud cair, padat dan gas disebut titik tripel.

Titik Tripel Pemuaian Zat Cair

Titik tripel

Proses Pemuaian Zat Cair

Apabila dinaikkan suhunya atau dipanaskan zat cair akan memuai, bahkan dengan kenaikan
suhu yang sama pemuaian zat cair akan lebih besar daripada zat padat.
Ketinggian air pada pipa kapiler sebelum dipanaskan berada di bawah, begitu dimasukkan ke
dalam air hangat ketinggiannya meningkat, selanjutnya ketinggiannya bertambah lagi ketika
dimasukkan ke dalam air panas. Terlebih ketika langsung dikenai panas oleh alat pemanas
sampai mendidih, airnya mencapai puncak tertinggi bahkan keluar meluber dari pipanya.
Bertambahnya tinggi air pada saat terkena panas menunjukkan adanya pemuaian pada zat
cair.

Selain zat cair, pipa kapiler dan tabung erlenmeyer pun ikut memuai. Pemuaian pada pipa dan
tabung itu tidak begitu terlihat apabila dibandingkan dengan pemuaian pada zat cair. Dengan
demikian, pemuaian pada zat cair lebih besar daripada pemuaian zat padat.

Pemuaian pada Beberapa Jenis Zat Cair

Seperti halnya dengan zat padat, pemuaian berbagai jenis zat cair juga tidak sama, tergantung
kepada jenis zat cairnya.

Pemuaian pada zat cair menyangkut dimensi volume. Besarnya nilai pemuaian pada beberapa
jenis zat cair berbeda-beda. Pemuaian pada alkohol lebih besar daripada pemuaian gliserin.
Pemuaian pada minyak parafin lebih besar daripada pemuaian gliserin. Pemuaian pada
gliserin lebih besar daripada pemuaian pada raksa. Pemuaian pada alkohol lebih besar dari
pemuaian air. Pemuaian pada air lebih besar daripada pemuaian minyak kelapa. Dengan
demikian, pemuaian pada zat cair dipengaruhi oleh jenis zat cairnya. Untuk dapat
membedakan pemuaian antara satu jenis zat cair dengan zat cair lainnya, berikut ini
tercantum nilai koefisien muai volume pada beberapa jenis zat cair.

Koefisien Muai Volume pada Beberapa Jenis Zat Cair dalam Satuan /C

Koefisien Muai Volume pada Beberapa Jenis


Zat Cair

Sifat pemuaian zat cair, yang lebih besar dibandingkan dengan pemuaian zat padat menjadi
dasar dari cara bekerjanya termometer raksa dan termometer alkohol. Pemuaian pada air akan
mengalami keanehan. Apabila kita mengamati perubahan air pada saat dipanaskan sampai
suhu 4C akan menampakkan keanehan. Pada kondisi tersebut, permukaan air menurun yang
berarti volumenya mengecil, sedangkan massa jenisnya terbesar. Peristiwa keanehan air pada
suhu tersebut disebut anomali air.

Anomali Air

Khusus untuk air, pada kenaikan suhu dari 0 C sampai 4 C volumenya tidak bertambah,
akan tetapi justru menyusut. Pengecualian ini disebut dengan anomali air. Oleh karena itu,
pada suhu 4C air mempunyai volume terendah. Hubungan volume dengan suhu pada air
dapat digambarkan pada grafik berikut.

Grafik Hubungan antara Volume dengan Suhu air

Pada suhu 4 C, air menempati posisi terkecil sehingga pada suhu itu air memiliki massa jenis
terbesar. Jadi air bila suhunya dinaikkan dari 0 C 4 C akan menyusut, dan bila suhunya
dinaikkan dari 4 C ke atas akan memuai. Hubungan antara suhu dan volume air dapat
digambarkan pada gambar diatas. Biasanya pada setiap benda bila suhunya bertambah pasti
mengalami pemuaian. Peristiwa yang terjadi pada air itu disebut anomali air. Hal yang sama
juga terjadi pada bismuth dengan suhu yang berbeda. Kecepatan pemuaian pada berbagai
macam zat berbeda-beda, begitu juga pemuaian zat cair.

Pemuaian Zat Padat


College Loan Consolidation Tuesday, November 11th, 2014 - Kelas VII

Pemuaian zat padat dapat ditinjau dari pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian
volume. Pemuaian zat padat terjadi karena bedan padat tersebut mengalami perubahan suhu
dari suhu rendah ke tinggi. Besarnya pemuaian zat padat tergantung dari koefisien muai dari
benda padat tersebut.

Advertisment

Pemuaian Zat Padat

Hampir semua zat padat akan memuai jika dipanaskan. Setiap benda padat yang dipanaskan
akan mengalami pemuaian panjang, pemuaian luas dan pemuaian volume. Pemuaian itu
dapat berupa bertambah panjang (linear), bertambah luas, atau bertambah volumenya. Hal ini
karena partikel-partikel benda akan bergerak lebih cepat jika suhunya dinaikkan. Karena
gerakan inilah partikel membutuhkan ruang yang lebih luas untuk bergerak. Akibatnya,
volume zat padat tersebut bertambah besar.

Jenis Pemuaian Pada Zat Padat

Muai Panjang / Muai Linear Zat Padat


Muai panjang berbagai macam benda padat dapat diselidiki dengan alat Musschenbroek. Jika
batang logam yang dipasang pada alat Musschenbroek dipanaskan maka batang logam akan
bertambah panjang. Namun, pertambahan panjang batang logam yang satu dengan yang lain
berbeda. Artinya, tingkat pemuaian logam-logam tersebut juga berbeda. Logam yang paling
besar pemuaiannya akan mendorong jarum penunjuk hingga berputar paling jauh, sedangkan
logam yang pemuaiannya paling kecil akan mendorong jarum penunjuk berputar paling
dekat. Jika digunakan batang logam aluminium, baja, dan besi maka logam aluminium
memuai paling besar, sedangkan besi adalah logam yang memuai paling kecil.

Alat Ukur Muai Panjang Musschenbroek

Alat Musschenbroek dapat menunjukkan

a. pemuaian dan pertambahan panjang zat padat jika dipanaskan;

b. pemuaian zat padat tergantung pada jenis zat padat itu;

c. pemuaian zat padat sebanding dengan kenaikan suhunya.

Pemuaian panjang zat padat ditentukan oleh koefisien muai panjang zat padat itu.

Koefisien Muai Panjang

Untuk memahami koefisien muai panjang zat padat, mari kita perhatikan uraian berikut ini.
Sebatang tongkat tembaga pada suhu 0oC panjangnya 10 m. Jika tongkat tembaga tersebut
dipanaskan sampai 100oC maka panjangnya menjadi 10,017 m. Berapakah pertambahan
panjang tembaga jika suhunya hanya naik 1oC? Pada suhu 0oC, panjang tembaga 10 m (l0),
pada suhu 100oC (t) panjangnya 10,017 m (lt).

Pertambahan panjang 10 m tembaga jika suhu naik dari 0oC 100oC

= 10,017 m 10 m
= lt l0

Pertambahan panjang 10 m tembaga jika suhu naik dari 0oC 1oC

Pertambahan panjang 1 m tembaga jika suhunya naik dari 0oC 1oC adalah

Pertambahan panjang 1 m benda tiap kenaikan suhu 1 oC ini disebut koefisien muai panjang
(). Jadi, koefisien muai panjang suatu benda adalah bilangan yang menunjukkan
pertambahan panjang suatu benda tiap satuan panjang jika suhu benda tersebut naik 1 oC.
Dengan demikian, jika dinyatakan bahwa koefisien muai panjang tembaga adalah
0,000017/oC maka berarti setiap 1 meter tembaga yang suhunya dinaikkan 1oC akan
bertambah panjang 0,000017 meter. Jika ditulis dalam persamaan maka :

atau dapat juga dituliskan dalam bentuk


Sebatang tongkat logam pada suhu t1 panjangnya l1 dan pada suhu t2 panjangnya l2. Dengan
proses matematika dapat diperoleh persamaan sebagai berikut.

Satuan koefisien muai panjang ini adalah /oC atau /K.

Koefisien Muai Panjang Zat Padat

Muai Luas Zat Padat

Pemuaian dalam zat padat sebenarnya terjadi ke semua arah, yaitu memanjang, melebar, dan
menebal. Namun, pengukuran pemuaian panjang pada benda padat sudah dianggap cukup
memadai untuk mewakili pemuaian luas. Misalnya, menghitung pemuaian luas sebuah benda
yang berupa lembaran tipis berbentuk persegi panjang dengan menghitung terlebih dahulu
muai panjang dan muai lebarnya dengan persamaan yang berlaku pada pemuaian panjang.

Jika pada suhu t1 luas benda adalah A1 dan pada suhu t2 luasnya A2 maka berlaku persamaan
muai luas dengan pendekatan sebagai berikut.

A2 = A1 {1+2 (t2-t1)}

atau

A2 = A1 {1+ (t2-t1)}

A2 = A1 {1+ . t}

= 2

= koefisien muai luas

Persamaan di atas cukup memadai untuk menghitung persoalan sederhana sehubungan


dengan pemuaian luas benda padat (terutama untuk benda-benda padat dengan koefisien
muai panjang yang kecil).
Koefisien muai luas zat padat adalah bilangan yang menunjukkan pertambahan luas suatu
benda tiap satuan luas jika suhunya naik 1oC.

Muai Ruang / Muai Volume Zat Padat

Masih ingatkah kita, muai apa yang terjadi pada benda yang berbentuk pipa dan berbentuk
keping? Bagaimana pada benda yang berbentuk bola? Untuk membuktikan adanya muai
ruang pada benda yang berbentuk bola dapat menggunakan alat sGravesande.

Jika bola dipanaskan, bola memuai, volumenya bertambah besar sehingga tidak dapat masuk
ke dalam gelang. Setelah beberapa saat, gelang ikut panas dan bola dapat masuk kembali ke
dalam gelang. Itu berarti, panas pindah dari bola ke gelang dan diameter gelang membesar.

Alat Ukur Muai Ruang/Muai Volume gelang


sGravesande

Dengan gelang sGravesande dapat dibuktikan bahwa

a. zat padat jika dipanaskan akan memuai dan volumenya bertambah besar;

b. pemuaian benda berongga akan memperbesar rongganya (arah


pemuaiannya kel uar rongga);

c. panas dapat berpindah dari satu benda ke benda lainnya.

Pemuaian volume zat tergantung jenis zat padatnya. Sebuah benda padat pada suhu 0 oC
volumenya V0, pada suhu toC, volumenya Vt. Pertambahan volume tiap satuan suhu benda
padat adalah sebesar :
Bilangan yang menunjukkan pertambahan volume suatu benda tiap satuan volume jika
suhunya naik 1oC disebut koefisien muai ruang (). Jadi,

Persamaan di atas dapat diubah menjadi persamaan berikut ini.

Vt = V0 (1 + t)

Jika volume zat padat pada t1 adalah V1 dan volume pada t2 adalah V2 maka berlaku

Untuk zat padat yang angka muainya sangat kecil, berlaku persamaan

V2 = V1 {1 + (t2-t1)}

V2 = V1 {1 + t}

Hubungan antara koefisien muai ruang () dengan koefisien muai panjang () dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut.

= 3

Pada konstruksi jembatan, pada setiap sambungan diberikan ruang kosong (spasi) yang
berfungsi untuk menghindari tekanan antara bagian jembatan dengan jalan akibat terjadinya
pemuaian zat padat.

Pemuaian Zat Padat


College Loan Consolidation Tuesday, November 11th, 2014 - Kelas VII

Pemuaian zat padat dapat ditinjau dari pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian
volume. Pemuaian zat padat terjadi karena bedan padat tersebut mengalami perubahan suhu
dari suhu rendah ke tinggi. Besarnya pemuaian zat padat tergantung dari koefisien muai dari
benda padat tersebut.

Advertisment

Pemuaian Zat Padat

Hampir semua zat padat akan memuai jika dipanaskan. Setiap benda padat yang dipanaskan
akan mengalami pemuaian panjang, pemuaian luas dan pemuaian volume. Pemuaian itu
dapat berupa bertambah panjang (linear), bertambah luas, atau bertambah volumenya. Hal ini
karena partikel-partikel benda akan bergerak lebih cepat jika suhunya dinaikkan. Karena
gerakan inilah partikel membutuhkan ruang yang lebih luas untuk bergerak. Akibatnya,
volume zat padat tersebut bertambah besar.

Jenis Pemuaian Pada Zat Padat

Muai Panjang / Muai Linear Zat Padat

Muai panjang berbagai macam benda padat dapat diselidiki dengan alat Musschenbroek. Jika
batang logam yang dipasang pada alat Musschenbroek dipanaskan maka batang logam akan
bertambah panjang. Namun, pertambahan panjang batang logam yang satu dengan yang lain
berbeda. Artinya, tingkat pemuaian logam-logam tersebut juga berbeda. Logam yang paling
besar pemuaiannya akan mendorong jarum penunjuk hingga berputar paling jauh, sedangkan
logam yang pemuaiannya paling kecil akan mendorong jarum penunjuk berputar paling
dekat. Jika digunakan batang logam aluminium, baja, dan besi maka logam aluminium
memuai paling besar, sedangkan besi adalah logam yang memuai paling kecil.

Alat Ukur Muai Panjang Musschenbroek

Alat Musschenbroek dapat menunjukkan

a. pemuaian dan pertambahan panjang zat padat jika dipanaskan;

b. pemuaian zat padat tergantung pada jenis zat padat itu;

c. pemuaian zat padat sebanding dengan kenaikan suhunya.

Pemuaian panjang zat padat ditentukan oleh koefisien muai panjang zat padat itu.

Koefisien Muai Panjang

Untuk memahami koefisien muai panjang zat padat, mari kita perhatikan uraian berikut ini.
Sebatang tongkat tembaga pada suhu 0oC panjangnya 10 m. Jika tongkat tembaga tersebut
dipanaskan sampai 100oC maka panjangnya menjadi 10,017 m. Berapakah pertambahan
panjang tembaga jika suhunya hanya naik 1oC? Pada suhu 0oC, panjang tembaga 10 m (l0),
pada suhu 100oC (t) panjangnya 10,017 m (lt).

Pertambahan panjang 10 m tembaga jika suhu naik dari 0oC 100oC

= 10,017 m 10 m
= lt l0

Pertambahan panjang 10 m tembaga jika suhu naik dari 0oC 1oC

Pertambahan panjang 1 m tembaga jika suhunya naik dari 0oC 1oC adalah

Pertambahan panjang 1 m benda tiap kenaikan suhu 1 oC ini disebut koefisien muai panjang
(). Jadi, koefisien muai panjang suatu benda adalah bilangan yang menunjukkan
pertambahan panjang suatu benda tiap satuan panjang jika suhu benda tersebut naik 1 oC.
Dengan demikian, jika dinyatakan bahwa koefisien muai panjang tembaga adalah
0,000017/oC maka berarti setiap 1 meter tembaga yang suhunya dinaikkan 1oC akan
bertambah panjang 0,000017 meter. Jika ditulis dalam persamaan maka :

atau dapat juga dituliskan dalam bentuk


Sebatang tongkat logam pada suhu t1 panjangnya l1 dan pada suhu t2 panjangnya l2. Dengan
proses matematika dapat diperoleh persamaan sebagai berikut.

Satuan koefisien muai panjang ini adalah /oC atau /K.

Koefisien Muai Panjang Zat Padat

Muai Luas Zat Padat

Pemuaian dalam zat padat sebenarnya terjadi ke semua arah, yaitu memanjang, melebar, dan
menebal. Namun, pengukuran pemuaian panjang pada benda padat sudah dianggap cukup
memadai untuk mewakili pemuaian luas. Misalnya, menghitung pemuaian luas sebuah benda
yang berupa lembaran tipis berbentuk persegi panjang dengan menghitung terlebih dahulu
muai panjang dan muai lebarnya dengan persamaan yang berlaku pada pemuaian panjang.

Jika pada suhu t1 luas benda adalah A1 dan pada suhu t2 luasnya A2 maka berlaku persamaan
muai luas dengan pendekatan sebagai berikut.

A2 = A1 {1+2 (t2-t1)}

atau

A2 = A1 {1+ (t2-t1)}

A2 = A1 {1+ . t}

= 2

= koefisien muai luas

Persamaan di atas cukup memadai untuk menghitung persoalan sederhana sehubungan


dengan pemuaian luas benda padat (terutama untuk benda-benda padat dengan koefisien
muai panjang yang kecil).
Koefisien muai luas zat padat adalah bilangan yang menunjukkan pertambahan luas suatu
benda tiap satuan luas jika suhunya naik 1oC.

Muai Ruang / Muai Volume Zat Padat

Masih ingatkah kita, muai apa yang terjadi pada benda yang berbentuk pipa dan berbentuk
keping? Bagaimana pada benda yang berbentuk bola? Untuk membuktikan adanya muai
ruang pada benda yang berbentuk bola dapat menggunakan alat sGravesande.

Jika bola dipanaskan, bola memuai, volumenya bertambah besar sehingga tidak dapat masuk
ke dalam gelang. Setelah beberapa saat, gelang ikut panas dan bola dapat masuk kembali ke
dalam gelang. Itu berarti, panas pindah dari bola ke gelang dan diameter gelang membesar.

Alat Ukur Muai Ruang/Muai Volume gelang


sGravesande

Dengan gelang sGravesande dapat dibuktikan bahwa

a. zat padat jika dipanaskan akan memuai dan volumenya bertambah besar;

b. pemuaian benda berongga akan memperbesar rongganya (arah


pemuaiannya kel uar rongga);

c. panas dapat berpindah dari satu benda ke benda lainnya.

Pemuaian volume zat tergantung jenis zat padatnya. Sebuah benda padat pada suhu 0 oC
volumenya V0, pada suhu toC, volumenya Vt. Pertambahan volume tiap satuan suhu benda
padat adalah sebesar :
Bilangan yang menunjukkan pertambahan volume suatu benda tiap satuan volume jika
suhunya naik 1oC disebut koefisien muai ruang (). Jadi,

Persamaan di atas dapat diubah menjadi persamaan berikut ini.

Vt = V0 (1 + t)

Jika volume zat padat pada t1 adalah V1 dan volume pada t2 adalah V2 maka berlaku

Untuk zat padat yang angka muainya sangat kecil, berlaku persamaan

V2 = V1 {1 + (t2-t1)}

V2 = V1 {1 + t}

Hubungan antara koefisien muai ruang () dengan koefisien muai panjang () dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut.

= 3

Pada konstruksi jembatan, pada setiap sambungan diberikan ruang kosong (spasi) yang
berfungsi untuk menghindari tekanan antara bagian jembatan dengan jalan akibat terjadinya
pemuaian zat padat.

Pemuaian Zat Padat


College Loan Consolidation Tuesday, November 11th, 2014 - Kelas VII

Pemuaian zat padat dapat ditinjau dari pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian
volume. Pemuaian zat padat terjadi karena bedan padat tersebut mengalami perubahan suhu
dari suhu rendah ke tinggi. Besarnya pemuaian zat padat tergantung dari koefisien muai dari
benda padat tersebut.

Advertisment

Pemuaian Zat Padat

Hampir semua zat padat akan memuai jika dipanaskan. Setiap benda padat yang dipanaskan
akan mengalami pemuaian panjang, pemuaian luas dan pemuaian volume. Pemuaian itu
dapat berupa bertambah panjang (linear), bertambah luas, atau bertambah volumenya. Hal ini
karena partikel-partikel benda akan bergerak lebih cepat jika suhunya dinaikkan. Karena
gerakan inilah partikel membutuhkan ruang yang lebih luas untuk bergerak. Akibatnya,
volume zat padat tersebut bertambah besar.

Jenis Pemuaian Pada Zat Padat

Muai Panjang / Muai Linear Zat Padat

Muai panjang berbagai macam benda padat dapat diselidiki dengan alat Musschenbroek. Jika
batang logam yang dipasang pada alat Musschenbroek dipanaskan maka batang logam akan
bertambah panjang. Namun, pertambahan panjang batang logam yang satu dengan yang lain
berbeda. Artinya, tingkat pemuaian logam-logam tersebut juga berbeda. Logam yang paling
besar pemuaiannya akan mendorong jarum penunjuk hingga berputar paling jauh, sedangkan
logam yang pemuaiannya paling kecil akan mendorong jarum penunjuk berputar paling
dekat. Jika digunakan batang logam aluminium, baja, dan besi maka logam aluminium
memuai paling besar, sedangkan besi adalah logam yang memuai paling kecil.

Alat Ukur Muai Panjang Musschenbroek

Alat Musschenbroek dapat menunjukkan

a. pemuaian dan pertambahan panjang zat padat jika dipanaskan;

b. pemuaian zat padat tergantung pada jenis zat padat itu;

c. pemuaian zat padat sebanding dengan kenaikan suhunya.

Pemuaian panjang zat padat ditentukan oleh koefisien muai panjang zat padat itu.

Koefisien Muai Panjang

Untuk memahami koefisien muai panjang zat padat, mari kita perhatikan uraian berikut ini.
Sebatang tongkat tembaga pada suhu 0oC panjangnya 10 m. Jika tongkat tembaga tersebut
dipanaskan sampai 100oC maka panjangnya menjadi 10,017 m. Berapakah pertambahan
panjang tembaga jika suhunya hanya naik 1oC? Pada suhu 0oC, panjang tembaga 10 m (l0),
pada suhu 100oC (t) panjangnya 10,017 m (lt).

Pertambahan panjang 10 m tembaga jika suhu naik dari 0oC 100oC

= 10,017 m 10 m
= lt l0

Pertambahan panjang 10 m tembaga jika suhu naik dari 0oC 1oC

Pertambahan panjang 1 m tembaga jika suhunya naik dari 0oC 1oC adalah

Pertambahan panjang 1 m benda tiap kenaikan suhu 1 oC ini disebut koefisien muai panjang
(). Jadi, koefisien muai panjang suatu benda adalah bilangan yang menunjukkan
pertambahan panjang suatu benda tiap satuan panjang jika suhu benda tersebut naik 1 oC.
Dengan demikian, jika dinyatakan bahwa koefisien muai panjang tembaga adalah
0,000017/oC maka berarti setiap 1 meter tembaga yang suhunya dinaikkan 1oC akan
bertambah panjang 0,000017 meter. Jika ditulis dalam persamaan maka :

atau dapat juga dituliskan dalam bentuk


Sebatang tongkat logam pada suhu t1 panjangnya l1 dan pada suhu t2 panjangnya l2. Dengan
proses matematika dapat diperoleh persamaan sebagai berikut.

Satuan koefisien muai panjang ini adalah /oC atau /K.

Koefisien Muai Panjang Zat Padat

Muai Luas Zat Padat

Pemuaian dalam zat padat sebenarnya terjadi ke semua arah, yaitu memanjang, melebar, dan
menebal. Namun, pengukuran pemuaian panjang pada benda padat sudah dianggap cukup
memadai untuk mewakili pemuaian luas. Misalnya, menghitung pemuaian luas sebuah benda
yang berupa lembaran tipis berbentuk persegi panjang dengan menghitung terlebih dahulu
muai panjang dan muai lebarnya dengan persamaan yang berlaku pada pemuaian panjang.

Jika pada suhu t1 luas benda adalah A1 dan pada suhu t2 luasnya A2 maka berlaku persamaan
muai luas dengan pendekatan sebagai berikut.

A2 = A1 {1+2 (t2-t1)}

atau

A2 = A1 {1+ (t2-t1)}

A2 = A1 {1+ . t}

= 2

= koefisien muai luas

Persamaan di atas cukup memadai untuk menghitung persoalan sederhana sehubungan


dengan pemuaian luas benda padat (terutama untuk benda-benda padat dengan koefisien
muai panjang yang kecil).
Koefisien muai luas zat padat adalah bilangan yang menunjukkan pertambahan luas suatu
benda tiap satuan luas jika suhunya naik 1oC.

Muai Ruang / Muai Volume Zat Padat

Masih ingatkah kita, muai apa yang terjadi pada benda yang berbentuk pipa dan berbentuk
keping? Bagaimana pada benda yang berbentuk bola? Untuk membuktikan adanya muai
ruang pada benda yang berbentuk bola dapat menggunakan alat sGravesande.

Jika bola dipanaskan, bola memuai, volumenya bertambah besar sehingga tidak dapat masuk
ke dalam gelang. Setelah beberapa saat, gelang ikut panas dan bola dapat masuk kembali ke
dalam gelang. Itu berarti, panas pindah dari bola ke gelang dan diameter gelang membesar.

Alat Ukur Muai Ruang/Muai Volume gelang


sGravesande

Dengan gelang sGravesande dapat dibuktikan bahwa

a. zat padat jika dipanaskan akan memuai dan volumenya bertambah besar;

b. pemuaian benda berongga akan memperbesar rongganya (arah


pemuaiannya kel uar rongga);

c. panas dapat berpindah dari satu benda ke benda lainnya.

Pemuaian volume zat tergantung jenis zat padatnya. Sebuah benda padat pada suhu 0 oC
volumenya V0, pada suhu toC, volumenya Vt. Pertambahan volume tiap satuan suhu benda
padat adalah sebesar :
Bilangan yang menunjukkan pertambahan volume suatu benda tiap satuan volume jika
suhunya naik 1oC disebut koefisien muai ruang (). Jadi,

Persamaan di atas dapat diubah menjadi persamaan berikut ini.

Vt = V0 (1 + t)

Jika volume zat padat pada t1 adalah V1 dan volume pada t2 adalah V2 maka berlaku

Untuk zat padat yang angka muainya sangat kecil, berlaku persamaan

V2 = V1 {1 + (t2-t1)}

V2 = V1 {1 + t}

Hubungan antara koefisien muai ruang () dengan koefisien muai panjang () dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut.

= 3

Pada konstruksi jembatan, pada setiap sambungan diberikan ruang kosong (spasi) yang
berfungsi untuk menghindari tekanan antara bagian jembatan dengan jalan akibat terjadinya
pemuaian zat padat.

Pemuaian Zat Padat


College Loan Consolidation Tuesday, November 11th, 2014 - Kelas VII

Pemuaian zat padat dapat ditinjau dari pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian
volume. Pemuaian zat padat terjadi karena bedan padat tersebut mengalami perubahan suhu
dari suhu rendah ke tinggi. Besarnya pemuaian zat padat tergantung dari koefisien muai dari
benda padat tersebut.

Advertisment

Pemuaian Zat Padat

Hampir semua zat padat akan memuai jika dipanaskan. Setiap benda padat yang dipanaskan
akan mengalami pemuaian panjang, pemuaian luas dan pemuaian volume. Pemuaian itu
dapat berupa bertambah panjang (linear), bertambah luas, atau bertambah volumenya. Hal ini
karena partikel-partikel benda akan bergerak lebih cepat jika suhunya dinaikkan. Karena
gerakan inilah partikel membutuhkan ruang yang lebih luas untuk bergerak. Akibatnya,
volume zat padat tersebut bertambah besar.

Jenis Pemuaian Pada Zat Padat

Muai Panjang / Muai Linear Zat Padat

Muai panjang berbagai macam benda padat dapat diselidiki dengan alat Musschenbroek. Jika
batang logam yang dipasang pada alat Musschenbroek dipanaskan maka batang logam akan
bertambah panjang. Namun, pertambahan panjang batang logam yang satu dengan yang lain
berbeda. Artinya, tingkat pemuaian logam-logam tersebut juga berbeda. Logam yang paling
besar pemuaiannya akan mendorong jarum penunjuk hingga berputar paling jauh, sedangkan
logam yang pemuaiannya paling kecil akan mendorong jarum penunjuk berputar paling
dekat. Jika digunakan batang logam aluminium, baja, dan besi maka logam aluminium
memuai paling besar, sedangkan besi adalah logam yang memuai paling kecil.

Alat Ukur Muai Panjang Musschenbroek

Alat Musschenbroek dapat menunjukkan

a. pemuaian dan pertambahan panjang zat padat jika dipanaskan;

b. pemuaian zat padat tergantung pada jenis zat padat itu;

c. pemuaian zat padat sebanding dengan kenaikan suhunya.

Pemuaian panjang zat padat ditentukan oleh koefisien muai panjang zat padat itu.

Koefisien Muai Panjang

Untuk memahami koefisien muai panjang zat padat, mari kita perhatikan uraian berikut ini.
Sebatang tongkat tembaga pada suhu 0oC panjangnya 10 m. Jika tongkat tembaga tersebut
dipanaskan sampai 100oC maka panjangnya menjadi 10,017 m. Berapakah pertambahan
panjang tembaga jika suhunya hanya naik 1oC? Pada suhu 0oC, panjang tembaga 10 m (l0),
pada suhu 100oC (t) panjangnya 10,017 m (lt).

Pertambahan panjang 10 m tembaga jika suhu naik dari 0oC 100oC

= 10,017 m 10 m
= lt l0

Pertambahan panjang 10 m tembaga jika suhu naik dari 0oC 1oC

Pertambahan panjang 1 m tembaga jika suhunya naik dari 0oC 1oC adalah

Pertambahan panjang 1 m benda tiap kenaikan suhu 1 oC ini disebut koefisien muai panjang
(). Jadi, koefisien muai panjang suatu benda adalah bilangan yang menunjukkan
pertambahan panjang suatu benda tiap satuan panjang jika suhu benda tersebut naik 1 oC.
Dengan demikian, jika dinyatakan bahwa koefisien muai panjang tembaga adalah
0,000017/oC maka berarti setiap 1 meter tembaga yang suhunya dinaikkan 1oC akan
bertambah panjang 0,000017 meter. Jika ditulis dalam persamaan maka :

atau dapat juga dituliskan dalam bentuk


Sebatang tongkat logam pada suhu t1 panjangnya l1 dan pada suhu t2 panjangnya l2. Dengan
proses matematika dapat diperoleh persamaan sebagai berikut.

Satuan koefisien muai panjang ini adalah /oC atau /K.

Koefisien Muai Panjang Zat Padat

Muai Luas Zat Padat

Pemuaian dalam zat padat sebenarnya terjadi ke semua arah, yaitu memanjang, melebar, dan
menebal. Namun, pengukuran pemuaian panjang pada benda padat sudah dianggap cukup
memadai untuk mewakili pemuaian luas. Misalnya, menghitung pemuaian luas sebuah benda
yang berupa lembaran tipis berbentuk persegi panjang dengan menghitung terlebih dahulu
muai panjang dan muai lebarnya dengan persamaan yang berlaku pada pemuaian panjang.

Jika pada suhu t1 luas benda adalah A1 dan pada suhu t2 luasnya A2 maka berlaku persamaan
muai luas dengan pendekatan sebagai berikut.

A2 = A1 {1+2 (t2-t1)}

atau

A2 = A1 {1+ (t2-t1)}

A2 = A1 {1+ . t}

= 2

= koefisien muai luas

Persamaan di atas cukup memadai untuk menghitung persoalan sederhana sehubungan


dengan pemuaian luas benda padat (terutama untuk benda-benda padat dengan koefisien
muai panjang yang kecil).
Koefisien muai luas zat padat adalah bilangan yang menunjukkan pertambahan luas suatu
benda tiap satuan luas jika suhunya naik 1oC.

Muai Ruang / Muai Volume Zat Padat

Masih ingatkah kita, muai apa yang terjadi pada benda yang berbentuk pipa dan berbentuk
keping? Bagaimana pada benda yang berbentuk bola? Untuk membuktikan adanya muai
ruang pada benda yang berbentuk bola dapat menggunakan alat sGravesande.

Jika bola dipanaskan, bola memuai, volumenya bertambah besar sehingga tidak dapat masuk
ke dalam gelang. Setelah beberapa saat, gelang ikut panas dan bola dapat masuk kembali ke
dalam gelang. Itu berarti, panas pindah dari bola ke gelang dan diameter gelang membesar.

Alat Ukur Muai Ruang/Muai Volume gelang


sGravesande

Dengan gelang sGravesande dapat dibuktikan bahwa

a. zat padat jika dipanaskan akan memuai dan volumenya bertambah besar;

b. pemuaian benda berongga akan memperbesar rongganya (arah


pemuaiannya kel uar rongga);

c. panas dapat berpindah dari satu benda ke benda lainnya.

Pemuaian volume zat tergantung jenis zat padatnya. Sebuah benda padat pada suhu 0 oC
volumenya V0, pada suhu toC, volumenya Vt. Pertambahan volume tiap satuan suhu benda
padat adalah sebesar :
Bilangan yang menunjukkan pertambahan volume suatu benda tiap satuan volume jika
suhunya naik 1oC disebut koefisien muai ruang (). Jadi,

Persamaan di atas dapat diubah menjadi persamaan berikut ini.

Vt = V0 (1 + t)

Jika volume zat padat pada t1 adalah V1 dan volume pada t2 adalah V2 maka berlaku

Untuk zat padat yang angka muainya sangat kecil, berlaku persamaan

V2 = V1 {1 + (t2-t1)}

V2 = V1 {1 + t}

Hubungan antara koefisien muai ruang () dengan koefisien muai panjang () dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut.

= 3

Pada konstruksi jembatan, pada setiap sambungan diberikan ruang kosong (spasi) yang
berfungsi untuk menghindari tekanan antara bagian jembatan dengan jalan akibat terjadinya
pemuaian zat padat.

Pemuaian
College Loan Consolidation Friday, September 19th, 2014 - Kelas VII

Pemuaian ruang adalah peristiwa pemuaian yang menyebabkan terjadinya pertambahan


volume pada benda yang memuai. Ketika digunakan untuk memasak air, panci tersebut
mengalami pemanasan sehingga terjadilah pemuaian yang berakibat volume panci lebih
besar. Namun, mengapa air pada panci tetap tumpah padahal volume panci telah bertambah?
Hal ini terjadi karena air yang dimasak juga mengalami pemuaian yang berakibat
bertambahnya volume air. Peristiwa ini menunjukkan bahwa pemuaian air tenyata lebih besar
daripada pemuaian panci sehingga air yang mendidih tetap bisa tumpah. Pemuaian yang
terjadi pada air dan panci ini disebut sebagai pemuaian ruang.

Advertisment

Pemuaian
Semua wujud zat mengalami pemuaian yang dapat berakibat bertambahnya panjang, luas,
atau volume zat yang bersangkutan. Kenaikan suhu, panjang, luas, atau volume semula, dan
jenis zat dapat mempengaruhi pemuaian yang terjadi pada zat tersebut. Besarnya
pertambahan yang diakibatkan oleh pemuaian, dapat dihitung dengan mengetahui koefisien
muai yang dialami oleh zat tersebut. Misalnya, koefisien muai luas () untuk zat yang
mengalami pertambahan panjang akibat pemuaian, koefisien muai luas () untuk zat yang
mengalami pertambahan luas akibat pemuaian, koefisien muai volume () untuk zat yang
mengalami pertambahan volume akibat pemuaian, dan koefisien muai gas untuk perubahan
yang dialami zat berwujud gas yang diakibatkan oleh pemuaian. Pada kesempatan ini, akan
dibahas tiga koefisien muai, yaitu panjang, luas, dan volume.

Gambar Percobaan Pemuaian

Jenis-Jenis Koefisien Dalam Pemuaian

Koefisien Muai Panjang

Koefisien muai panjang adalah bilangan yang menunjukkan besarnya pertambahan panjang
tiap satu meter pada suhu 1 K atau 1 C. Pada suhu dan panjang mula-mula suatu zat berturut-
turut adalah T0 (K atau C) dan L0 (m), maka panjang benda setelah dipanaskan hingga suhu
T (K atau C) adalah Lt (m). Secara matematis dirumuskan :

Lt = L0 { 1 + ( T T0) }

Tabel berikut ini menunjukkan nilai koefisien muai panjang untuk beberapa jenis zat.

Tabel Koefisien Muai Panjang Zat

Koefisien Muai Luas


Pernahkah kita mengamati pemasangan kaca jendela? Luas bingkai jendela dibuat lebih besar
daripada luas kaca yang dipasang. Perlakuan ini bertujuan untuk mengantisipasi pecahnya
kaca ketika pemuaian terjadi. Koefisien muai luas adalah bilangan yang menunjukkan
besarnya pertambahan luas tiap satu meter persegi pada suhu 1 K atau 1 C. Luas benda
setelah dipanaskan hingga suhu tertentu dapat dihitung dengan rumus berikut :

At = A0 {1 + (T T0)}

dengan :

At = Luas benda setelah dipanaskan (m2)


A0 = Luas benda mula-mula (m2)
= Koefisien muai luas ( C-1 atau K-1)
T = Suhu benda setelah dipanaskan ( C atau K)
T0 = Suhu benda mula-mula ( C atau K)

Koefisien Muai Volume

Koefisien muai volume adalah bilangan yang menunjukkan besarnya pertambahan volume
tiap satu meter kubik pada suhu 1 K atau 1 C. Untuk mengetahui volume benda setelah
dipanaskan hingga suhu tertentu, dapat digunakan persamaan :

Vt = V0 {1 + ( T T0)}

dengan :

Vt = Volume benda setelah dipanaskan (m3)


V0 = Volume benda mula-mula (m3)
= 3 = koefisien muai volume ( C-1 atau K-1)
T = Suhu benda setelah dipanaskan ( C atau K)
T0 = Suhu benda mula-mula ( C atau K)

Berikut adalah koefisien muai volume beberapa zat cair dan udara.

Tabel Koefisien Muai Volume Zat

Pemuaian dapat terjadi pada zat padat,zat cair dan gas.


Penerapan Prinsip Pemuaian Zat Dalam Kehidupan
College Loan Consolidation Thursday, February 5th, 2015 - Kelas VII

Penerapan prinsip pemuaian zat dalam kehidupan sangat banyak, diantaranya adalah
dibidang transportasi, pembagunan dan teknologi. Prinsip pemuaian dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Penerapan dan pemanfaatan prinsip pemuaian dipergunakan pada
teknologi konstruksi, rel dan roda roli kereta api, bimetal, pengelingan, dan pemasangan
kaca.

Advertisment

Penerapan Prinsip Pemuaian Zat Dalam Kehidupan

Prinsip pemuaian zat banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah
beberapa contoh penerapannya.

Penerapan Prinsip Pemuaian Zat Dalam Bidang Konstruksi

Para ahli konstruksi dan arsitek bangunan, jembatan, dan jalan raya harus mengetahui sifat
pemuaian dan penyusutan benda padat yang disebabkan oleh perubahan suhu. Jalan raya pada
musim kemarau banyak yang rusak dan retak-retak, karena pemuaian baja dan aspalnya.
Jembatan dan jalan raya dibuat dari besi baja yang saling disambungkan satu dengan yang
lainnya. Selama proses penyambungan, ahli konstruksi harus benar-benar memperhitungkan
sifat pemuaian dan penyusutan besi baja karena adanya perubahan suhu, baik di siang hari
yang panas maupun di malam hari yang dingin.

Penerapan Prinsip Pemuaian Zat Dalam


Bidang Konstruksi

Agar sambungan besi baja tidak melengkung akibat pemuaian atau pun penyusutan maka
sambungan-sambungan besi baja tidak dipasang rapat, satu dengan yang lainnya. Harus ada
rongga yang cukup di antara sambungan-sambungan tersebut agar tidak timbul kerusakan
pada jembatan dan jalan yang disebabkan pemuaian dan penyusutan besi baja tersebut.

Penerapan Prinsip Pemuaian Zat Dalam Bidang Teknologi Transportasi


Apabila kita melewati lintasan kereta api kami akan melihat rel melengkung. Sebagaimana
halnya dengan jembatan dan jalan raya, besi baja yang digunakan untuk rel kereta api pun
harus dipasang renggang berongga untuk mencegah terjadinya kecelakaan kereta api yang
disebabkan oleh relnya melengkung akibat pemuaian dari pemanasan di siang hari.

Penerapan Prinsip Pemuaian Zat Dalam


Bidang Teknologi Transportasi

Selain pada rel kereta api, cara pemasangan ban roda lori kereta api pun menggunakan
prinsip pemuaian. Sebelum dipanaskan, ukuran diameter ban sedikit lebih kecil daripada
diameter rodanya. Apabila ban akan dipasang, harus dipanaskan terlebih dahulu supaya
memuai. Selanjutnya, masukkan ban tersebut ke dalam roda. Setelah masuk, biarkan suhunya
turun. Setelah dingin, ban menyusut dan akan melekat kuat pada rodanya, tanpa harus
menggunakan baut.

Penerapan Prinsip Pemuaian Zat Dalam Teknologi Bimetal

Bimetal adalah alat yang terdiri dari dua logam yang berbeda nilai koefisien muai panjangnya
atau yang berbeda kecepatan pemuaiannya, direkatkan menjadi satu. Misalnya bimetal
terbuat dari besi dan tembaga sebelum dipanaskan bimetal itu dalam keadaan lurus kemudian
setelah dipanaskan, bimetal akan melengkung ke arah logam (besi) yang nilai koefisien muai
panjangnya kecil atau lambat memuai. Selanjutnya, apabila bimetal didinginkan akan
melengkung ke arah logam (tembaga) yang nilai koefisien muai panjangnya besar atau cepat
memuai.
Penerapan Prinsip Pemuaian Zat Dalam Teknologi
Bimetal

Alat-alat teknologi yang menggunakan prinsip bimetal, antara lain termostat, sakelar otomatis
pada setrika, alat pemberitahu kebakaran, dan termometer.

Termostat

Ruangan hotel-hotel mewah yang terdapat di daerah sejuk atau dingin, seperti di kawasan
Puncak-Bogor, Lembang-Bandung, atau daerah lainnya memiliki pengaturan panas ruangan.
Model termostat dapat kita lihat pada gambar. Apabila udara di ruangan dingin, lempengan
bimetal akan menyusut, lurus, dan menyentuh lempengan logam biasa sehingga kedua ujung
lempengan tersebut saling bersentuhan. Sentuhan antara kedua ujung logam itu menjadikan
adanya kontak dengan arus listrik, arus listrik masuk dan rangkaian pemanas tertutup yang
menyalakan pemanas sehingga ruangan menjadi hangat. Sebaliknya, apabila ruangan telah
cukup hangat, maka lempengan bimetal akan mengembang dan kembali ke posisi semula,
yaitu membengkok, tidak kontak dengan arus listrik, arus listrik terputus, sehingga
rangkaiannya terbuka, pemanas terputus, dan pemanasan ruangan selesai.

Sakelar Otomatis pada Setrika Otomatis

Suhu pada setrika secara otomatis, maka disebut setrika otomatis. Pada setrika otomatis
terdapat alat untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik secara otomatis, yang
disebut sakelar otomatis. Prinsip kerja sakelar otomatis dapat kita amati pada gambar. Apabila
suhu sudah cukup tinggi, bimetal akan melengkung menjauhi kontak (K), arus listriknya
putus, setrika akan menjadi dingin. Ketika dingin, bimetal menyentuh kontak (K), maka arus
listrik mengalir kembali, sehingga setrika kembali panas.

Alat Pemberitahu Kebakaran


Apabila ada kenaikan suhu di sekitar alat ini, bimetal menyentuh kontak sehingga arus listrik
mengalir menuju bel listrik. Bel listrik akan berbunyi, yang menkitakan ada kebakaran atau
panas.

Termometer Bimetal

Termometer ini terbuat dari bimetal yang melengkung. Salah satu ujungnya dijepit sehingga
tidak dapat bergerak. Ujung yang satunya lagi bebas bergerak dan dihubungkan dengan jarum
penunjuk. Apabila suhu naik, bimetal menjadi lebih melengkung. Jarum penunjuk bergerak
ke kanan. Sebaliknya apabila suhu turun, bimetal menjadi lebih lurus. Jarum bergerak ke kiri.

Cara Pemasangan Kaca Jendela

Tentunya kita pernah menyaksikan tukang kayu pada saat membuat daun jendela atau bingkai
jendela. Pada bingkai ada celah yang dibuat untuk menempatkan kaca. Kaca dipasang pada
bagian itu dengan ukuran kaca lebih kecil sedikit daripada ruang atau tempat kaca. Hal ini
bertujuan untuk menjaga keamanan kaca agar tidak pecah, saat mengalami pemuaian pada
siang hari atau pada musim kemarau.

Zat
College Loan Consolidation Monday, April 11th, 2016 - Kelas VII

Zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruangan. Banyak benda yang dapat
dilihat dan dijumpai di kehidupan sehari-hari. Misalnya pensil, kacamata, batu, kursi, air,
balon berisi udara, tabung LPG berisi gas, es, baja, dan daun. Benda-benda tersebut tersusun
dari zat yang berbeda, misalnya pensil dan batu. Namun dapat pula tersusun dari zat yang
sama, misalnya air dan es.

Advertisment

Pengertian Zat

Berbagai macam benda yang kita jumpai memiliki kesamaan, yaitu benda-benda tersebut
memerlukan ruang atau tempat untuk keberadaannya. Air di dalam gelas, menempati ruang
bagian dalam gelas itu, batu di pinggir jalan menempati ruang di pinggir jalan di mana
ruangan itu tidak ditempati oleh benda lain sebelum batu itu disingkirkan.

Udara dalam balon menempati ruang bagian dalam balon itu. Manusia juga menempati ruang,
misalkan dalam lift hanya cukup ditempati paling banyak 8 orang dewasa, lebih dari itu ruang
dalam lift tidak mencukupi lagi.

Benda atau zat juga memiliki massa, sebagai contoh batu bila ditimbang dengan neraca
menunjukkan nilai massa tertentu. Balon berisi udara bila dibandingkan massanya dengan
balon yang kempis, akan lebih berat balon berisi udara. Hal itu menunjukkan bahwa udara
memiliki massa. Dapat disimpulkan bahwa zat adalah sesuatu yang memiliki massa dan
menempati ruangan.

Jenis Zat

Menurut wujudnya zat digolongkan menjadi tiga yaitu :

1. zat padat,

2. zat cair, dan

3. zat gas.

Sifat Zat

Untuk mempelajari atau mengetahui sifat zat dapat dilakukan dengan mengamati kejadian
dari peristiwa berikut. Ambillah balok kayu dan letakkan di lantai, amati bentuk dan
hitunglah volumenya bila mungkin. Kemudian pindahkan ke atas meja, apakah terjadi
perubahan pada bentuk maupun volumenya? Ambillah sesendok air. Amati bentuknya dan
perkirakan volumenya. Kemudian tuangkan air tersebut ke sebuah piring. Bagaimana
perubahan yang terjadi pada bentuknya? Apakah volumenya berubah? Apabila minyak wangi
disemprotkan ke suatu ruangan biasanya dengan cepat aromanya menyebar sampai ke setiap
sudut ruangan itu. Hal itu membuktikan bahwa zat minyak wangi itu berubah dari bentuk
semula, yaitu botol langsung berubah bentuk memenuhi seluruh ruangan tersebut.

Pada suhu ruang, ketiga wujud zat tersebut memiliki sifat-sifat seperti ditunjukkan tabel sifat
zat berikut.

Tabel Sifat Zat

Perubahan Wujud Zat


College Loan Consolidation Friday, September 19th, 2014 - Kelas VII
Perubahan wujud zat terjadi karena zat tersebut menerima panas (kalor). Es dipanaskan
akan mencair. Air dipanaskan akan menguap menjadi uap air (gas). Apabila uap air
didinginkan menjadi embun dan kembali menjadi air. Air didinginkan menjadi es.
Proses perubahan wujud zat tersebut dapat diamati pada diagram. Perubahan zat padat
menjadi zat cair disebut mencair atau melebur, perubahan zat cair menjadi padat disebut
membeku, perubahan zat cair menjadi gas disebut menguap, dan perubahan uap menjadi cair
disebut mengembun, serta dari padat ke gas disebut menyublim.

Advertisment

Perubahan Wujud Zat

Keterangan :

a. Model struktur wujud zat padat

b. Model struktur wujud zat cair

c. Model struktur wujud zat gas

Dalam keadaan berwujud padat, suatu zat tersusun atas partikel-partikel terkecil dari zat
tersebut. Partikel tersebut teratur susunannya dan masing-masing tetap berada pada
tempatnya (tidak berpindah tempat) disebabkan ikatan yang kuat antar partikel (gambar a).
Namun, partikel-partikel tersebut masih tetap membuat gerakan berupa getaran (vibrasi) di
tempatnya masing-masing. Getaran ini akan semakin cepat dengan bertambahnya suhu zat.
Jika kecepatan getaran ini terus meningkat, suatu saat ikatan antarpartikelnya tidak mampu
lagi mem pertahankan keteraturan dalam susunannya. Perubahan susunan partikel dari teratur
menjadi tidak teratur, akan teramati oleh mata kita sebagai peristiwa meleleh atau mencair.
Suhu pada saat zat meleleh disebut titik leleh. Sebagai contoh, air memiliki titik leleh 0 oC
pada tekanan 1 atm. Titik leleh suatu zat sama dengan titik bekunya ( suhu saat zat
membeku).

Dalam keadaan berwujud cair, jarak antar partikel terkecil dari suatu zat masih relatif
berdekatan, namun sudah tidak memiliki susunan lagi atau tidak beraturan (gambar b). Ikatan
antara satu partikel dan partikel lainnya lemah sehingga tiap-tiap partikel bisa berpindah dari
satu tempat ke tempat lain. Seperti halnya zat padat, gerakan partikel-partikel dalam zat cair
akan semakin cepat dengan bertambahnya suhu. Jika gaya tarik antarpartikel tidak mampu
menahan kecepatan gerakan ini, partikel tersebut akan meninggalkan kelompok partikel-
partikel lain atau disebut juga menguap.
Dengan semakin tingginya suhu, partikel-partikel yang meninggalkan kelompoknya akan
semakin banyak. Jika suatu cairan sudah memiliki atau mencapai suhu tertentu, pemanasan
tidak akan dapat menaikkan suhu cairan tersebut. Suhu pada saat pemanasan suatu cairan
tidak lagi menghasilkan kenaikan suhu merupakan titik didih cairan tersebut. Sebagai contoh,
titik didih air murni pada tekanan satu atmosfer adalah 100oC.

Dalam keadaan berwujud gas, suatu zat tersusun atas partikel-partikel terkecil dari zat
tersebut yang tidak teratur susunannya. Jarak antarpartikelnya lebih besar dibandingkan jarak
antarpartikel dalam keadaan zat tersebut berwujud cair (gambar c). Setiap partikel dapat
bergerak bebas dalam ruangan yang ditempatinya dan tidak ada gaya tarik lagi
antarpartikelnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam setiap wujud zat,
antarpartikel terkecil penyusun materi dipisahkan oleh ruang hampa (vakum).

Perubahan wujud suatu zat terjadi karena adanya perubahan dalam susunan partikel terkecil
zat tersebut. Perubahan struktur antarpartikel bisa terjadi dari satu bentuk ke bentuk lain.
Berikut ini daftar seluruh perubahan struktur dan wujud yang dapat terjadi pada wujud zat
beserta nama peristiwanya.

Tabel Perubahan Wujud Zat

Skema perubahan wujud zat yang terjadi dapat digambarkan sebagai berikut.

Skema Perubahan Wujud Zat


Susunan Dan Gerak Partikel Pada Berbagai Wujud Zat
College Loan Consolidation Monday, February 6th, 2017 - Kelas VII

Susunan dan gerak partikel pada berbagai wujud zat dapat kita perkirakan secara nalar.
Sebagai contoh pakaian basah yang dijemur di terik matahari? Ketika menjadi kering, ke
manakah air yang berada dalam pakaian basah tersebut? Tentunya dapat dijawab bahwa air
itu menguap. Apakah kita dapat melihat uapnya? Tentu tidak karena partikel-partikel uap air
itu sedemikian kecilnya, sehingga tidak tampak oleh mata. Partikel-partikel kecil itu disebut
molekul.

Advertisment

Susunan Dan Gerak Partikel Pada Berbagai Wujud Zat

Molekul diartikan sebagai bagian terkecil benda yang masih memiliki sifat seperti zat semula.
Molekul-molekul tersusun oleh partikel lebih kecil lagi yang disebut dengan atom. Atom
berasal dari bahasa Yunani yaitu atomos yang berarti bagian terkecil yang tidak dapat dibagi
lagi. Dua atom atau lebih secara kimia dapat bergabung membentuk molekul. Oleh karena
itu, dapat dikatakan semua zat terdiri atas molekul-molekul atau atom-atom penyusunnya.

Teori molekul atau teori atom dapat digunakan untuk menjelaskan perubahan wujud zat.

Zat padat mempunyai bentuk yang tetap, karena letaknya berdekatan dan teratur. Selain itu,
molekul-molekul zat padat tidak dapat bergerak bebas karena satu sama lain mempunyai gaya
tarik menarik yang sangat kuat. Hal itulah yang menyebabkan molekul-molekul zat padat
tidak mudah dipisahkan. Gerak molekul-molekul zat padat hanya sebatas bergetar dan
berputar pada tempatnya.
Susunan Molekul Zat Padat, Zat Cair, dan Gas

Zat cair memiliki bentuk yang tidak tetap dan selalu menyesuaikan tempatnya. Hal itu
disebabkan karena molekul-molekul zat cair letaknya berdekatan, tetapi gerakannya lebih
bebas dibanding gerak molekul zat padat. Molekul-molekul zat cair dapat dengan mudah
berpindah tempat, namun tidak mudah meninggalkan kelompoknya karena masih ada gaya
tarik menarik antar molekul-molekulnya. Untuk memahami bahwa zat cair memiliki bentuk
yang tidak tetap, lakukan kegiatan berikut.

1. Tuangkan air ke dalam piring sampai penuh.

2. Amati dan gambarkan bentuk air dalam piring.

3. Ulangi langkah 1 dan 2 dengan tempat air yang lain (botol, mangkok, dan
gelas).

Pertanyaan, berdasarkan kegiatan tersebut, apakah bentuk air tetap? Jika berubah, itukarena
sifat zat cair yang bentuknya kan mengikuti tempatnya.

Zat gas memiliki bentuk dan volume yang berubah-ubah, karena molekul-molekul gas dapat
bergerak bebas. Jarak antara molekulmolekulnya berjauhan apabila dibandingkan ukuran
molekulnya sendiri sehingga gaya tarik menariknya sangat lemah.

Kohesi Dan Adhesi


College Loan Consolidation Wednesday, December 10th, 2014 - Kelas VII

Kohesi dan Adhesi merupakan bentuk gaya tarik menarik antar partikel. Ikatan antar partikel
zat tidak hanya terjadi pada zat yang sama. Tetapi dapat juga terjadi pada dua zat yang
berbeda. Ikatan yang terjadi merupakan gaya tarik-menarik antar partikel. Gaya tarik antar
partikel dibedakan menjadi dua, yaitu gaya kohesi dan gaya adhesi.

Advertisment
Konsep kohesi dan adhesi

Pengertian Gaya Kohesi Dan Adhesi

Gaya Kohesi

Gaya kohesi adalah gaya tarikmenarik dua partikel atau lebih dari partikel yang sejenis.
Mengakibatkan sebuah zat tidak dapat menempel pada zat yang lain. Contoh: Air tidak dapat
menempel pada daun talas.

Contoh gaya kohesi, air tidak menempel pada


daun talas

Setiap zat memiliki partikel-partikel yang senantiasa tarik-menarik. Akibat tarik-menarik itu
terjadilah kohesi. Kohesi adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang sejenis.
Contohnya pada sebuah gelas terjadi tarik menarik antara partikel-partikel gelas, pada air
terjadi tarik menarik antara partikel-partikel air, dan pada raksa terjadi tarik-menarik antara
partikel-partikel raksa.

Gaya Adhesi

Gaya adhesi adalah gaya tarik-menarik dua partikel atau lebih dari partikel yang tidak sejenis.
Mengakibatkan sebuah zat dapat menempel pada zat yang lain (tetapi bukan gaya magnet
atau gaya tarik grafitasi bumi). Contoh: Cat dapat menempel pada tembok, kapur dapat
menempel pada papan tulis.

Contoh gaya adhesi, cat yang menempel pada


kayu

Ketika air dimasukkan ke dalam gelas, terjadilah tarik menarik antara partikel-partikel air
dengan partikel-partikel gelas, sehingga terjadi adhesi. Adhesi adalah gaya tarikmenarik di
antara partikel-partikel yang tidak sejenis. Contohnya pada gelas yang diisi air, terjadi gaya
tarikmenarik antara partikel-partikel gelas dengan partikel-partikel raksa, pada gelas yang
diisi raksa terjadi gaya tarikmenarik antara partikel-partikel gelas dengan partikel-partikel air,
pada papan tulis dengan kapur terjadi gaya tarik menarik antara partikel-partikel papan tulis
dengan partikel kapur, dan pada kertas dengan pensil terjadi gaya tarik-menarik antara
partikel-partikel kertas dengan partikel-partikel pensil.

Percobaan Kohesi Dan Adhesi

Alat dan bahan percobaan kohesi dan adhesi

Dua buah tabung reaksi.

Minyak goreng.

Langkah kerja percobaan kohesi dan adhesi

Siapkan dua buah tabung reaksi A dan tabung reaksi B.

Tabung reaksi A olesilah dengan minyak goreng, Tabung reaksi B tidak


diolesi minyak goreng.

Tuanglah air pada kedua tabung reaksi tersebut.

Amati permukaan air pada tabung reaksi A dan tabung reaksi B. Samakah
kelengkungan permukaannya? Mengapa demikian?

Hasil percobaan kohesi dan adhesi

Hasil Percobaan Kohesi Dan Adhesi

Ternyata permukaan air pada kedua tabung reaksi tersebut tidak sama. Tabung reaksi A yang
diolesi minyak goreng ternyata kelengkungan permukaan airnya berbentuk cembung
(meniskus cembung). Sedangkan tabung reaksi B kelengkungan permukaan airnya berbentuk
cekung (meniskus cekung). Apa yang dapat kita jelaskan dari peristiwa itu?

Pada tabung reaksi A terjadi peristiwa kohesi air lebih besar daripada adhesi air dengan
permukaan tabung reaksi yang diolesi minyak goreng. Pada tabung reaksi B kohesi air lebih
kecil dari pada adhesi air dengan permukaan tabung reaksi. Permukaan zat cair yang
bersentuhan dengan dinding tabung membentuk sudut disebut sudut kontak. Sudut kontak
meniskus cembung mempunyai nilai lebih besar dari 90 0 , sedangkan meniskus cekung
memiliki sudut kontak lebih kecil dari 900.
Meniskus Cekung dan Meniskus Cembung

Gaya adhesi dan kohesi dapat menyebabkan beberapa bentuk permukaan zat cair berbeda-
beda. Ada yang berbentuk cembung dan ada yang berbentuk cekung, yang disebut dengan
miniskus. Miniskus cembung terjadi apabila zat cair tidak membasahi dinding. Sedangkan
miniskus cekung terjadi apabila zat cair dapat membasahi dinding.

Bentuk permukaan air pada tabung reaksi terlihat cekung, peristiwa ini dinamakan meniskus
cekung. Meniskus cekung terjadi karena gaya tarikmenarik antarpartikel air dan kaca (adhesi)
lebih besar daripada gaya tarik-menarik antarpartikel air (kohesi). Hal ini menyebabkan air
membasahi dinding kaca.

Bentuk permukaan raksa pada tabung reaksi terlihat cembung, peristiwa ini dinamakan
meniskus cembung. Meniskus cembung terjadi karena gaya tarik-menarik antarpartikel air
dan kaca (adhesi) lebih kecil daripada gaya tarik-menarik antarpartikel air (kohesi). Hal ini
menyebabkan raksa tidak membasahi dinding kaca. Pernahkah kita memerhatikan air pada
daun talas? Air tidak dapat membasahi daun talas karena tetesan air di daun talas selalu
membentuk bola-bola kecil. Atau dapat dikatakan gaya kohesi molekul-molekul air lebih
besar dari gaya adhesi molekul air dengan molekul daun talas.

Selain mengakibatkan bentuk permukaan zat (miniskus) cair berbeda-beda. Adanya gejala
kapilaritas dan tegangan permukaan merupakan akibat gaya kohesi dan adhesi.

Kapilaritas
College Loan Consolidation Wednesday, December 10th, 2014 - Kelas VII

Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya permukaan zat cair pada pipa kapiler (pembuluh
yang sempit). Ternyata permukaan air pada pipa kapiler lebih tinggi dari pada permukaan air
pada bejana A. Sedangkan permukaan air raksa pada pipa kapiler lebih rendah dari pada
permukaan air raksa pada bejana B. Semakin kecil diameter pipa kapiler ternyata
mengakibatkan semakin tinggi permukaan zat cair pada pipa kapiler untuk zat yang
membasahi dinding tabung, atau semakin rendah permukaan zat cair pada pipa kapiler untuk
zat yang tidak membasahi dinding. Peristiwa naik atau turunnya zat cair di dalam pipa kapiler
ini yang disebut dengan efek kapilaritas.
Advertisment

Kapilaritas Pada Air

Permukaan Air Dalam Pipa Kapiler

Kita dapat mengamati bahwa tinggi permukaan air dalam pipa kapiler lebih tinggi daripada
tinggi air dalam bejana. Hal ini berarti permukaan air naik dalam pipa kapiler. Jika diameter
pipa kapiler makin kecil, tinggi permukaan air dalam pipa kapiler makin tinggi.

Pasti kita pernah menyalakan kompor ketika akan memasak. Pernahkah kita berpikir
mengapa minyak tanah yang ada di bawah dapat bergerak naik sehingga api kompor
menyala? Minyak tanah naik bergerak melalui sumbunya yang terbuat dari kain yang berpori-
pori kecil. Begitu juga dari kegiatan tadi, ketika air berada pada pipa kapiler ternyata air naik
pada bagian pipa yang terkecil. Peristiwa ini dinamakan kapilaritas. Yaitu peristiwa naiknya
zat cair pada pembuluh atau celah kecil atau pori-pori kecil. Air pada pembuluh atau celah
kecil akan lebih tinggi dari yang lainnya itu, akibat adhesi (partikel air dan partikel gelas)
lebih besar dari kohesinya (partikel air).

Kapilaritas Pada Air Raksa

Permukaan Air Raksa Dalam Pipa Kapiler

Lain lagi dengan raksa. Raksa pada pembuluh atau celah kecil akan lebih rendah dari yang
lebih besar lainnya, akibat kohesi antar partikel raksa lebih besar dari pada adhesi partikel
raksa dan partikel gelas.

Peristiwa kapilaritas Dalam Kehidupan

Contoh peristiwa kapilaritas dalam kehidupan sehari-hari:

naiknya minyak tanah pada sumbu kompor sehingga kompor dapat


menyala,
naiknya minyak tanah pada sumber lampu tempel sehingga lampu itu
menyala,

naiknya air pada musim hujan sehingga dinding rumah basah,

naiknya air tanah melalui akar dengan pembuluh-pembuluh tumbuhan,

air menggenang dapat diserap dengan kain pel, spons, atau kertas isap,
dan

cairan tinta yang tumpah dapat diserap oleh kapur tulis atau kertas isap.

Dari contoh peristiwa kapilaritas tersebut diatas maka efek kapilaritas ini memiliki manfaat
seperti pada penerapan naiknya minyak tanah pada sumbu kompor sehingga kompor dapat
menyala. Sedangkan peristiwa naiknya air pada musim hujan sehingga dinding rumah basah
adalah salah satu peristiwa yang merugikan dari efek kapilaritas.

Massa Jenis Dan Pengukurannya


College Loan Consolidation Sunday, February 1st, 2015 - Kelas VII

Massa jenis merupakan ciri dari suatu zat oleh karena itu kita harus mengetahui tentang
massa jenis dan pengukurannya. Sebagai contoh sebuah kelereng dapat ditimbang massanya
dan dihitung volumenya. Hasil perbandingan antara massa dan volume kelereng
menunjukkan kerapatan molekul-molekul di dalam kelereng. Hasil tersebut tentunya berbeda
dengan perhitungan yang didapat dari perbandingan massa suatu bola gabus dengan
volumenya.

Advertisment

Massa Jenis Dan Pengukurannya

Kerapatan molekul-molekul kelereng lebih tinggi daripada kerapatan molekul-molekul gabus.


Dalam ilmu alam, kerapatan sering disebut dengan massa jenis. Pengertian massa jenis adalah
massa tiap satuan volume. Massa jenis dilambangkan dengan simbol (dibaca rho), salah
satu huruf Yunani.

Keterangan:
= massa jenis (kg/m3 atau g/cm3)
m = massa benda (kg atau gram)
V = volume benda m atau cm3)
3

Massa Jenis Zat

Massa jenis benda sering disebut dengan kerapatan benda dan merupakan ciri khas setiap
jenis benda. Massa jenis tidak tergantung pada jumlah benda. Apabila jenisnya sama maka
nilai massa jenisnya juga sama. Misalnya, setetes air dan seember air mempunyai nilai massa
jenis sama yaitu 1 gram/cm3.

Berbagai logam memiliki nilai massa jenis besar dikarenakan atom-atom dalam susunan
molekulnya memiliki kerapatan yang besar. Gabus atau stirofoam mempunyai massa jenis
kecil karena susunan atom-atom dalam molekulnya memiliki kerapatan kecil.

Kerapatan Molekul Kecil Menunjukkan Massa


Jenis kecil

Beberapa nilai massa jenis benda dapat dilihat dalam tabel massa jenis zat berikut :

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kerapatan logam tertentu seperti platina atau emas
jauh lebih besar dibandingkan zat-zat lainnya. Massa jenis berbagai zat berbeda-beda
walaupun benda-benda tersebut jumlah atau volumenya sama.
Massa jenis zat yang umum digunakan sebagai patokan adalah massa jenis air dan massa
jenis raksa. Massa jenis air dalam wujud cair, yaitu 1000 kg/m3 atau 1 g/cm3, sedangkan raksa
atau mercury memiliki massa jenis 13.600 kg/m3 atau 13,6 g/cm3.

Berat Jenis Zat

Selain massa jenis, dikenal pula berat jenis. Berat jenis adalah berat benda (w) tiap satuan
volume (V). Bila berat jenis dapat dilambangkan dengan S, dapat dinyatakan dengan
persamaan.

Keterangan:

S = berat jenis (N/m3 atau dyne/cm3)


w = berat benda (N atau dyne)
V = volume benda (m atau cm3)
3

Berat benda merupakan hasil kali antara massa benda (m) dengan percepatan gravitasi bumi
(g), atau dapat ditulis sebagai.

w = m.g

Keterangan:

w = berat benda (N)


m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

Dengan demikian, berat jenis dapat ditulis dalam bentuk lain sebagai berikut.

Karena maka dapat ditulis

S=.g

Jadi, berat jenis benda adalah hasil kali antara massa jenis dengan percepatan gravitasi.

Massa Jenis Dalam Kehidupan Sehari-Hari


College Loan Consolidation Thursday, February 5th, 2015 - Kelas VII

Massa jenis dalam kehidupan sehari-hari dapat kita temui pada banyak bidang diantaranya
transportasi, pembangunan dan pertambangan. Penggunaan konsep massa jenis dalam
kehidupan sehari-hari ini dapat diterapkan karena massa jenis adalah massa tiap satuan
volume. Massa jenis benda sering disebut dengan kerapatan benda dan merupakan ciri khas
setiap jenis benda. Massa jenis adalah massa tiap satuan volume.

Advertisment

Massa Jenis Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Berikut adalah beberapa contoh konsep penggunaan massa jenis dalam kehidupan sehari-hari.

Konsep Massa Jenis Di Bidang Industri Transportasi

Kendaraan transportasi seperti pesawat terbang dan kendaraan bermotor menggunakan bahan
baku yang berbeda. Pada umumnya pesawat terbang
menggunakan bahan aluminium dan titanium, karena bahan-bahan ini memiliki massa jenis
kecil sehingga ringan tetapi kuat. Hal ini telah dijelaskan pada penjelasan sebelumnya.

Kapal selam dapat terapung dan tenggelam di air. Ketika terapung massa jenis total kapal
selam lebih kecil dari air laut dan sewaktu tenggelam massa jenis total kapal selam lebih
besar dari air laut. Kapal selam memiliki tangki pemberat yang berisi air dan udara. Tangki
tersebut terletak di antara lambung kapal sebelah dalam dan luar. Tangki dapat berfungsi
membesar atau memperkecil massa jenis total kapal selam. Ketika air laut dipompa masuk ke
dalam tangki pemberat, massa jenis kapal selam lebih besar dan sebaliknya agar massa jenis
total kapal selam menjadi kecil, air laut dipompa keluar.

Bahan kendaraan bermotor tidak lagi menggunakan logam seperti zaman dahulu, untuk
sekarang bahan kendaraan bermotor menggunakan fiberglass. Mobil balap seperti Formula
menggunakan fiberglass, agar lebih ringan dan lentur. Begitu juga motor sekarang
menggunakan fiberglass dalam bagian tertentu.

Konsep Massa Jenis Di Bidang Pembangunan


Bahan bangunan menggunakan zat atau bahan yang bermassa jenis besar, kuat, dan tidak
mudah patah. Pembangunan jalan tol dan jembatan layang menggunakan konstruksi beton
dengan menggunakan rangka baja, agar kuat dan tidak roboh untuk dipakai oleh berbagai
kendaraan berat.

Konsep Massa Jenis Di Bidang Penambangan Mineral

Para ahli Geologi menaruh perhatian yang besar terhadap pengetahuan tentang massa jenis
batuan. Makin ke dasar bumi, maka massa jenis batuan-batuan bumi makin besar. Batuan
yang terdapat di permukaan bumi di antaranya granit, memiliki masa jenis 2.700 kg/m 3.
Batuan dari vulkanik lebih besar lagi, karena dihasilkan dari lava yang terletak di bagian
bawah permukaan bumi.

Para ahli geologi memanfaatkan sifat benda terapung, melayang, dan tenggelam di dalam zat
cair. Benda yang terapung berarti massa jenisnya lebih kecil dari massa jenis zat cair. Benda
melayang berarti massa jenisnya sama dengan massa jenis zat cair. Sedangkan benda yang
tenggelam berarti massa jenisnya lebih besar dari massa jenis zat cair.

Seiring perkembangan sains dan teknologi, maka para ahli geologi dapat memisahkan biji
yang mengandung uranium dari granit. Ini dilakukan karena uranium memiliki nilai ekonomi
yang tinggi. Biji tersebut itu dipecah-pecah menjadi kecil, kemudian dimasukkan ke dalam
zat cair yang terbuat dari kromoform yang massa jenisnya 4.000 kg/m 3. Akhirnya granit
mengapung karena massa jenisnya lebih kecil, yaitu 2.700 kg/m 3, dan uranium tenggelam
karena massa jenisnya 7.000 kg/m3

Perbedaan Antara Senyawa Dan Campuran


College Loan Consolidation Thursday, February 5th, 2015 - Kelas VII

Perbedaan antara senyawa dan campuran dapat dilihat dari beberapa hal diantaranya
penyusun materi, sifat materi, proses pembentukan materi tersebut.

Advertisment
Perbedaan Antara Senyawa Dan Campuran

Perbedaan antara senyawa dan campuran dilihat dari penyusunnya

Senyawa disusun oleh unsur-unsur dan hanya dipisahkan secara kimia

Campuran disusun oleh zat dan dapat dipisahkan secara fisik

Perbedaan antara senyawa dan campuran dilihat dari sifatnya

Senyawa memiliki sifat yang berbeda dengan unsur-unsur penyusunnya.

Campuran memiliki sifat zat penyusunnya masih tampak

Perbedaan antara senyawa dan campuran dilihat dari pembentukannya

Proses pembentukan suatu senyawa terjadi reaksi kimia

Proses pembentukan suatu campuran terjadi perubahan fisika

Perbedaan antara senyawa dan campuran dilihat dari perbandingannya

Pada senyawa perbandingan unsur-unsur penyusunnya tetap dan tertentu

Pada campuran perbandingan massa zat penyusun tidak tentu

Mengklasifikasikan Materi

Materi merupakan segala sesuatu yang mempunyai massa dan menempati ruang. Materi
menurut wujudnya terdiri dari padat, cair, dan gas. Materi menurut sifat listriknya terdiri dari
konduktor, isolator, dan semikonduktor. Sedangkan menurut kimia, materi terdiri atas unsur,
senyawa, dan campuran. Hubungan antara materi, unsur, senyawa, dan campuran dapat
dijelaskan pada diagram berikut ini.

Klasifikasi Materi

Perbandingan Sifat Unsur, Senyawa, dan Campuran

Untuk mengetahui perbandingan sifat antara unsur, senyawa, dan campuran di antaranya
dapat kita amati melalui tabel berikut ini.
Tabel Perbedaan Antara Unsur, Senyawa, dan
Campuran

Sifat-Sifat Unsur, Senyawa, Dan Campuran


College Loan Consolidation Thursday, January 15th, 2015 - Kelas VII

Setiap unsur, senyawa dan campuran memiliki sifat dan karakteristik tersendiri. Sehingga
dengan mengenal sifat suatu unsur dan senyawa maka kita dapat membandingkan sifat-sifat
unsur dengan sifat senyawa untuk membedakan antara unsur dan senyawa tersebut.

Advertisment

Sifat-Sifat Unsur

Sampai saat ini telah dikenal tidak kurang dari 114 macam unsur yang terdiri dari 92 unsur
alam dan 22 unsur buatan. Berdasarkan sifatnya, unsur dapat digolongkan menjadi unsur
logam, unsur nonlogam, serta unsur metaloid. Contoh unsur logam di antaranya besi, seng,
dan tembaga. Contoh unsur nonlogam di antaranya karbon, nitrogen, dan oksigen. Silikon
dan germanium tergolong metaloid. Coba carilah beberapa contoh dari unsur logam, unsur
non logam, dan unsur metaloid!

Bagaimana sifat-sifat dari unsur logam dan non logam? Cobalah kita amati sifat besi!
Bagaimana wujud besi? Padat, cair, atau gas? Bagaimana sifat kekerasannya, keras atau
lunak? Dapatkah besi menghantarkan arus listrik atau panas? Apakah logam dapat ditempa
menjadi tipis? Apakah besi dapat dibuat menjadi kawat? Bagaimana pula sifat dari unsur non
logam? Belerang, tergolong unsur non logam. Coba kita cari contoh unsur non logam yang
lain! Kemudian bandingkan sifatnya.

Untuk mengetahui perbedaan sifat antara logam, nonlogam, serta metaloid, kita dapat
mebedakan berdasarkan beberapa hal berikut :

wujud atau fase zat

daya hantar listrik dan panas

tingkat kekerasan

sifat fisik

Sifat-Sifat Senyawa
Apakah air dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana lagi? Ya, kita dapat
mencobanya dengan alat elektrolisis air. Unsur-unsur pembentuk air adalah oksigen dan
hidrogen. Jadi, air terdiri dari gas oksigen dan gas hidrogen yang bergabung melalui reaksi
kimia. Air dengan rumus kimia H2O, memiliki sifat yang berbeda dengan unsurunsur
pembentuknya, yaitu H2 dan O2 yang berupa gas. Air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur
pembentuknya, sehingga disebut senyawa. Adapun hidrogen serta oksigen disebut unsur. Jadi,
senyawa adalah zat yang terbentuk dari unsur-unsur dengan perbandingan tertentu dan tetap
melalui reaksi kimia. Jadi, sifat senyawa tidak sama dengan sifat unsur pembentuknya.
Senyawa dapat dipisahkan menjadi unsur-unsur atau menjadi senyawa yang lebih sederhana
melalui reaksi kimia.

Di dalam tiap senyawa unsur-unsur penyusunnya mempunyai perbandingan massa yang tetap
dan tertentu. Misalnya,

a. Air (H2O), perbandingan massa unsur-unsur penyusunnya yaitu Hidrogen :


Oksigen adalah 1 : 8

b. Gula (C12 H22 O11), perbandingan massa unsur-unsur penyusunnya yaitu


Karbon : Oksigen : Hidrogen adalah 72 : 88 : 11

c. Etanol (C2 H5OH), perbandingan massa unsur-unsur penyusunnya yaitu


Karbon : Oksigen : Hidrogen adalah 12 : 8 : 3

Beberapa contoh senyawa yang ada dalam kehidupan sehari-hari tercantum dalam tabel
berikut.

Contoh Senyawa dalam Kehidupan Sehari-hari

Sifat Campuran

Cobalah kita mengambil segenggam tanah! Perhatikan dengan saksama apa yang terdapat
dalam segenggam tanah tadi? Apakah ada pasir, plastik, kayu, dan kerikil?

Tanah diklasifikasikan dalam campuran, yaitu campuran berbagai macam unsur dan senyawa.
Sifat asli zat-zat pembentuk campuran masih tampak, sehingga komponen penyusun
campuran tersebut dapat dikenali dan dapat dipisahkan lagi. Perbandingan zat-zat
penyusunnya tidak tentu seperti pada senyawa.

Ada dua macam campuran, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
a. Campuran Homogen

Amati dengan saksama segelas air sirup. Apakah jernih atau keruh? Apakah gula atau sirup
dapat bercampur? Bila air sirup tersebut jernih dan bercampur merata, dapat digolongkan
sebagai campuran homogen. Campuran homogen ini biasa disebut larutan. Pada larutan, tiap-
tiap bagian mempunyai susunan yang sama. Jadi di dalam larutan sirup tersebut terdapat dua
penyusun larutan, yakni air dan gula. Air disebut pelarut, sedangkan gula disebut zat terlarut.
Contoh campuran homogen lainnya adalah minuman ringan (soft drink) dan larutan
pembersih lantai.

b. Campuran Heterogen

Amati segelas air yang dicampur dengan pasir. Apa yang terdapat di dasar gelas? Apa yang
terapung? Apakah warna air tersebut jernih? Apakah campuran pasir dan air itu merata?
Apabila zat-zat penyusunnya bercampur secara tidak merata dan campuran ini tiap-tiap
bagian tidak sama susunannya maka disebut campuran heterogen (perhatikan gambar
dibawah). Contoh campuran heterogen yang lain adalah air kopi (bentuk cair) dan campuran
tepung dengan air (bentuk padat).

Susunan zat dalam suatu campuran sering dinyatakan dengan kadar dari zat-zat pembentuk
campuran itu. Kadar suatu zat dalam campuran dapat dinyatakan sebagai jumlah zat dalam
campuran dibandingkan jumlah seluruh campuran. Jumlah zat dapat dinyatakan dalam dalam
massa (g, kg) atau volume (ml, l).

Adapun perbandingan tersebut dinyatakan dalam persen (%).


Unsur, Lambang Dan Rumus Kimia Unsur
College Loan Consolidation Sunday, August 31st, 2014 - Kelas VII

Unsur didefinisikan sebagai zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat-zat lain
yang lebih sederhana dengan reaksi kimia biasa. Dengan reaksi kimia biasa karbon, oksigen,
dan hidrogen tidak dapat diuraikan lagi. Karbon, hidrogen, dan oksigen tergolong unsur.
Unsur memiliki nama dan lambang unsur agar lebih mempermudah cara penulisan dan
mengenalnya.

Advertisment

Ribuan tahun yang lalu, orang percaya bahwa materi tersusun dari unsur-unsur. Aristoteles,
yang hidup 2.400 tahun lalu percaya bahwa materi tersusun dari empat unsur yakni tanah,
api, air, dan udara. Astrologi Cina kuno percaya adanya lima unsur yakni tanah, api, air, kayu,
dan logam. Semua benda di bumi pasti tersusun dari kombinasi antara unsur-unsur tersebut.
Tetapi hal ini berakhir setelah ditemukannya banyak unsur. Sampai tahun 1800 saja telah
ditemukan 35 buah unsur

Lambang Atom Beberapa Unsur

Adapun lambang unsur yang pernah dibuat adalah sebagai berikut.

Lambang Unsur Menurut Pendapat Para Ahli Kimia Pada Abad Pertengahan

Lambang unsur berupa lambang dari macam-macam alat atau benda seperti pada gambar
lambang unsur dibawah. Ternyata lambang tersebut sulit dimengerti orang. Perhatikan
gambar lambang unsur menurut para alhi pada abad pertengahan berikut.

Lambang Unsur Menurut Pendapat John Dalton (17661844)

Lambang unsur yaitu berupa lingkaran seperti pada gambar lambang unsur John Dalton
dibawah. Lambang-lambang unsur menurut Dalton ini kurang praktis apabila digunakan
untuk menuliskan zat yang majemuk.

Lambang Beberapa Unsur oleh John Dalton


Lambang Unsur Menurut Pendapat Jons Jacob Berzelius

Lambang unsur yang sekarang digunakan adalah seperti yang diusulkan oleh Jons Jacob
Berzelius pada tahun 1813. Cara penulisan unsur tersebut dengan ketentuan diambil huruf
pertama dari nama unsur dan ditulis dengan huruf kapital. Apabila ada dua unsur yang huruf
depannya sama, maka unsur yang lain tadi selain memakai huruf pertama yang ditulis dengan
huruf kapital diikuti salah satu huruf kecil yang terdapat dalam nama unsurnya.

Contoh Lambang Unsur menurut Berzelius :

Unsur Carbon dilambangkan C

Unsur Calsium dilambangkan Ca

Unsur Clorin dilambangkan Cl

Unsur Cobalt dilambangkan Co

Unsur Nitrogen dilambangkan N

Unsur Natrium dilambangkan Na

Unsur Neon dilambangkan Ne

Beberapa jenis unsur beserta lambangnya menurut Berzelius dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel Lambang Unsur Berzelius


Rumus Kimia

Rumus kimia menunjukkan satu molekul dari suatu unsur atau suatu senyawa. Rumus kimia
juga disebut rumus molekul. Rumus kimia digolongkan sebagai berikut :

Rumus Kimia Suatu Unsur

Dalam rumus kimia suatu unsur tercantum lambang atom unsur itu, yang diikuti satu angka.
Lambang unsur menyatakan nama atom unsurnya dan angka yang ditulis agak ke bawah
menyatakan jumlah atom yang terdapat dalam satu molekul unsur tersebut.

Contoh Rumus Kimia Suatu Unsur :

O2 berarti 1 molekul, gas oksigen. Dalam 1 molekul gas oksigen terdapat


2 atom oksigen
P4 berarti 1 molekul fosfor. Dalam 1 molekul fosfor terdapat 4 atom fosfor.
Berbeda halnya dengan 2 O dan 4 P.

2 O berarti 2 atom oksigen yang terpisah dan tidak terikat secara kimia.

4 P berarti 4 atom fosfor yang terpisah dan tidak terikat secara kimia

Rumus Kimia Suatu Senyawa

Pada rumus kimia suatu senyawa tercantum lambang atom unsur-unsur yang membentuk
senyawa itu, dan tiap lambang unsur diikuti oleh suatu angka yang menunjukkan jumlah atom
unsur tersebut di dalam satu molekul senyawa.

Contoh Rumus Kimia Suatu Senyawa :

H2O berarti 1 molekul air Dalam 1 molekul air terdapat 2 atom hidrogen
dan 1 atom oksigen

CO2 berarti 1 molekul gas karbon dioksida Dalam 1 molekul gas


karbondioksida terdapat 1 atom karbon dan 2 atom oksigen.

C12H22O11 berarti 1 molekul gula Dalam 1 molekul gula terdapat 12


atom karbon, 22 atom hidrogen, dan 11 atom oksigen.

Unsur pada abad pertengahan memiliki simbol atau lambang yang sulit dipahami, kemudian
oleh Berzelius unsur-unsur tersebut diberikan lambang unsur dengan suatu simbol huruf
yang mudah dimengerti.

Penentuan Skala Keasaman Dan Kebasaan


College Loan Consolidation Friday, January 30th, 2015 - Kelas VII

Penentuan skala keasaman dan kebasaan dapat kita ketahui dengan mengukur tingkat
keasaman dan kebasaan suatu senyawa dapat diketahui dari nilai pH (power of hydrogen).

Advertisment

Penentuan Skala Keasaman Dan Kebasaan

Tingkat pH berkisar antara 0 sampai 14. Nilai 7 menunjukkan suatu zat bersifat netral (tidak
asam dan tidak basa). Suatu senyawa dikatakan bersifat asam jika mempunyai nilai pH yang
lebih kecil daripada 7. Senyawa basa mempunyai nilai pH yang lebih besar daripada 7.
Perhatikan skala pH dan warna standar yang ditunjukkan oleh indikator pada gambar berikut.
Jika ujung kertas indikator kita masukkan ke dalam suatu larutan, tiga jenis indikator asam-
basa pada kertas itu akan berubah warna. Untuk mengetahui pH-nya, bandingkan ketiga
warna pada kertas dengan warna standar pada wadah.

Derajat keasaman suatu senyawa berbeda-beda. Ada yang bersifat asam kuat dan ada pula
yang bersifat asam lemah. Semakin kecil nilai pH atau semakin mendekati skala nol, maka
tingkat keasamannya semakin kuat. Sebaliknya, jika nilai pH semakin besar atau mendekati
skala 7, maka tingkat keasamannya semakin lemah.

Begitu juga dengan basa, semakin besar nilai pH atau semakin mendekati nilai 14 maka
tingkat kebasaannya semakin kuat. Sebaliknya, jika nilai pH semakin kecil atau semakin
mendekati nilai 7 maka tingkat kebasaannya semakin lemah.

Kekuatan Asam dan Basa

Kekuatan suatu asam atau basa tergantung bagaimana senyawa tersebut dapat diuraikan
menjadi ion-ion dalam air. Peristiwa terurainya suatu zat menjadi ion-ionnya dalam air
disebut ionisasi. Asam atau basa yang terionisasi secara sempurna dalam larutan merupakan
asam kuat atau basa kuat. Sebaliknya asam atau basa yang hanya terionisasi sebagian
merupakan asam lemah atau basa lemah.

Jika ingin mengetahui kekuatan asam dan basa kita dapat melakukan percobaan sederhana.
Perhatikan nyala lampu saat mengadakan percobaan uji larutan elektrolit. Bila nyala lampu
redup berarti larutan tergolong asam atau basa lemah, sebaliknya apabila nyala lampu terang
berarti larutan tersebut tergolong asam atau basa kuat.

Asam kuat atau asam lemah pada konsentrasi


yang sama menghantarkan listrik yang berbeda. Nyala lampu pada gambar (a) diatas tampak
redup. Ini berarti larutan yang diuji berupa asam lemah atau basa lemah. Adapun pada
gambar (b) lampu menyala terang, menkitakan bahwa larutan yang diuji berupa asam kuat
atau basa kuat.

Derajat Keasaman dan Kebasaan (pH dan pOH)

Pada dasarnya derajat/tingkat keasaman suatu larutan (pH = potenz Hydrogen)) bergantung
pada konsentrasi ion H+ dalam larutan. Semakin besar konsentrasi ion H+ semakin asam
larutan tersebut.

Umumnya konsentrasi ion H+ pada larutan sangat kecil, maka untuk menyederhanakan
penulisan digunakan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi ion H+. Nilai pH sama
dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+ dan secara matematika dinyatakan dengan
persamaan.

pH = log (H+)

Analog dengan pH, konsentrasi ion OH juga dapat dinyatakan dengan cara yang sama, yaitu
pOH (Potenz Hydroxide) dinyatakan dengan persamaan berikut.

pOH = log (OH)

Derajat keasaman suatu zat (pH) ditunjukkan dengan skala 014.

a. Larutan dengan pH < 7 bersifat asam.

b. Larutan dengan pH = 7 bersifat netral.

c. Larutan dengan pH > 7 bersifat basa.

Jumlah harga pH dan pOH = 14. Misalnya, suatu larutan memiliki pOH = 5, maka harga pH
= 14 5 = 9. Harga pH untuk beberapa jenis zat yang dapat kita temukan di lingkungan
sehari-hari dinyatakan dalam tabel berikut.

Penentuan Skala Keasaman Dan Kebasaan Dengan Menentukan pH Suatu


Larutan

Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan menggunakan indikator universal,
indikator stick, larutan indiaktor, dan pH meter.
a. Indikator Universal

Indikator universal merupakan campuran dari bermacammacam indikator yang dapat


menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam
yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan.

b. Indikator Kertas (Indikator Stick)

Indikator kertas berupa kertas serap dan tiap kotak kemasan indikator jenis ini dilengkapi
dengan peta warna. Penggunaannya sangat sederhana, sehelai indikator dicelupkan ke dalam
larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian dibandingkan dengan peta warna yang tersedia.

c. Larutan Indikator

Salah satu contoh indikator universal jenis larutan adalah larutan metil jingga (Metil Orange
= MO). Pada pH kurang dari 6 larutan ini berwarna jingga, sedangkan pada pH lebih dari 7
warnanya menjadi kuning.

d. pH Meter

Pengujian sifat larutan asam basa dapat juga menggunakan pH meter. Penggunaan alat ini
dengan cara dicelupkan pada larutan yang akan diuji, pada pH meter akan muncul angka
skala yang menunjukkan pH larutan.
pH meter untuk penentuan skala keasaman dan kebasaan

Identifikasi Asam, Basa, dan Garam


College Loan Consolidation Friday, January 30th, 2015 - Kelas VII

Identifikasi asam, basa, dan garam dapat dilakukan dengan mnggunakan indikator.
Indikator yang dapat digunakan adalah indikator asam basa. Indikator adalah zat-zat yang
menunjukkan indikasi berbeda dalam larutan asam, basa, dan garam. Cara menentukan
senyawa bersifat asam, basa, atau netral dapat menggunakan kertas lakmus dan larutan
indikator atau indikator alami.

Advertisment

Identifikasi Asam, Basa, dan Garam

Berikut adalah beberapa cara menguji sifat larutan.

Identifikasi dengan Kertas Lakmus

Warna kertas lakmus dalam larutan asam, larutan basa dan larutan bersifat netral berbeda.
Ada dua macam kertas lakmus, yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Sifat dari masing-
masing kertas lakmus tersebut adalah sebagai berikut.

a. Lakmus merah dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan
basa berwarna biru.
b. Lakmus biru dalam larutan asam berwarna merah dan dalam larutan basa
berwarna biru.

c. Lakmus merah maupun biru dalam larutan netral tidak berubah warna.

Identifikasi Larutan Asam dan Basa Menggunakan Indikator Buatan

Indikator buatan sering disebut indikator universal. Indikator universal berupa kertas yang
mengandung bahan tertentu. Indikator ini dapat berubah warna tertentu sesuai tingkat
keasaman atau kebasaan zat. Perubahan warna terjadi ketika indikator dicelupkan ke dalam
asam atau basa. Indikator universal dapat digunakan untuk menentukan asam, basa, atau
garam, sekaligus nilai pH-nya.

Cara menentukan pH dengan mencelupkan kertas indikator universal ke dalam larutan yang
diuji. Perubahan warna pada kertas indikator universal dicocokkan dengan kertas warna pada
kemasan. Warna indikator menyatakan nilai pH.

Indikator-indikator di atas hanya menunjukkan perubahan warna tanpa menunjukkan harga


pH (tingkat keasaman atau kebasaan yang tepat). Jadi, harga pH hanya perkiraan sesuai
trayek pH-nya.

Oleh karena itu, sekarang ini digunakan pH-meter. pH-meter yaitu alat yang dapat
menunjukkan pH suatu zat secara langsung. Alat ini lebih akurat dan mudah daripada
menggunakan indikator lainnya. pH-meter menggunakan elektroda yang dihubungkan
dengan skala pH-meter seperti gambar berikut. pH-meter dapat digunakan untuk mengukur
pH tanah, air sungai, dan berbagai jenis larutan.
pH menyatakan ukuran tingkat keasaman atau kebasaan suatu zat. pH mempunyai skala dari
1 hingga 14. Zat yang bersifat asam mempunyai pH kurang dari 7. Semakin kuat tingkat
keasaman zat, nilai pH-nya semakin rendah. Zat dengan pH = 1 mempunyai sifat yang sangat
asam, misalnya asam klorida. Zat dengan pH = 7 dikatakan mempunyai pH netral. pH netral
berarti tidak bersifat asam maupun basa, contohnya air murni. Sebaliknya, zat yang bersifat
basa mempunyai pH di atas 7. Semakin kuat tingkat kebasaan suatu zat, nilai pH-nya semakin
tinggi. Zat dengan pH = 14 bersifat sangat basa, misalnya natrium hidroksida (NaOH).

Identifikasi Larutan Asam dan Basa Menggunakan Indikator Alami

Percobaan yang telah kita lakukan adalah mengidentifikasi suatu larutan bersifat asam, basa
atau netral dengan menggunakan kertas lakmus. Adakah cara lain untuk mengidentifikasi
suatu larutan? Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan sendiri di rumah, yaitu dengan
menggunakan indikator alami. Berbagai bunga yang berwarna atau tumbuhan, seperti daun,
mahkota bunga, kunyit, kulit manggis, dan kubis ungu dapat digunakan sebagai indikator
asam
basa. Ekstrak atau sari dari bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam
larutan asam basa.
Sebagai contoh, ambillah kulit manggis, tumbuklah sampai halus dan campur dengan sedikit
air. Warna kulit manggis adalah ungu (dalam keadaan netral). Jika ekstrak kulit manggis
dibagi dua dan masing-masing diteteskan larutan asam dan basa, maka dalam larutan asam
terjadi perubahan warna dari ungu menjadi cokelat kemerahan. Larutan basa yang diteteskan
akan mengubah warna dari ungu menjadi biru kehitaman.

Dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa indikator-indikator yang dapat kita gunakan
untuk mengidentifikasi asam, basa dan garam yaitu indikator dengan kertas lamus indikator
buatan dan indikator alami. Dari indikator tersebut diatas secara sederhana kita dapat melihat
perubahan warna yang ada, sehingga kita dapat melakukan identifikasi asam, basa dan garam.

Sifat-Sifat Asam, Basa, dan Garam


College Loan Consolidation Friday, January 30th, 2015 - Kelas VII

Sifat-sifat asam, basa, dan garam diantaranya dapat diketahui dari rasanya. Rasa pahit
merupakan salah satu sifat zat yang bersifat basa. Memang, sejak zaman dahulu asam, basa,
dan garam sudah dikenal, karena banyak bahan makanan atau minuman yang digunakan
dalam kehidupan sehari-hari bersifat asam, basa atau garam.

Advertisment

Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Seperti diketahui, zat
utama dalam cuka adalah asam asetat. Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu.

Sifat-Sifat Asam, Basa, dan Garam


Seperti halnya dengan sabun, basa bersifat kaustik (licin), selain itu basa juga bersifat alkali
(bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian).
Kita dapat mengenali asam dan basa dari rasanya. Namun, kita dilarang mengenali asam dan
basa dengan cara mencicipi karena cara tersebut bukan merupakan cara yang aman.
Bagaimanakah cara mengidentifikasi asam dan basa yang baik dan aman? Kita dapat
mengenali asam dan basa dengan menggunakan indikator. Indikator yaitu suatu bahan yang
dapat bereaksi dengan asam, basa, atau garam sehingga akan menimbulkan perubahan warna.

Asam

Kita sudah mengetahui jika asam merupakan salah satu penyusun dari berbagai bahan
makanan dan minuman, misalnya cuka, keju, dan buah-buahan. Menurut Arrhenius, asam
adalah zat yang dalam air akan melepaskan ion H+. Jadi, pembawa sifat asam adalah ion H+
(ion hidrogen), sehingga rumus kimia asam selalu mengandung atom hidrogen. Ion adalah
atom atau sekelompok atom yang bermuatan listrik. Kation adalah ion yang bermuatan listrik
positif. Adapun anion adalah ion yang bermuatan listrik negatif.

Sifat khas lain dari asam adalah dapat bereaksi dengan berbagai bahan seperti logam,
marmer, dan keramik. Reaksi antara asam dengan logam bersifat korosif. Contohnya, logam
besi dapat bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk Besi (II) klorida (FeCl2).

Berdasarkan asalnya, asam dikelompokkan dalam 2 golongan, yaitu asam organik dan asam
anorganik. Asam organik umumnya bersifat asam lemah, korosif, dan banyak terdapat di
alam. Asam anorganik umumnya bersifat asam kuat dan korosif. Karena sifat-sifatnya itulah,
maka asam-asam anorganik banyak digunakan di berbagai kebutuhan manusia.

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan
genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami,
selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Asam
sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat. Asam ini penting dalam
metabolisme makhluk hidup, sehingga ditemukan pada hampir semua makhluk hidup. Zat ini
juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan.

Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran. Asam sitrat yang konsentrasi
tinggi, mencapai 8% bobot kering, terdapat pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis
dan jeruk purut). Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7.
Basa (Hidroksida)

Jika kita mencuci tangan dengan sabun, apa yang kita rasakan pada tanganmu? Dalam
keadaan murni, basa umumnya berupa kristal padat dan bersifat kaustik. Beberapa produk
rumah tangga seperti deodoran, obat maag (antacid) dan sabun serta deterjen mengandung
basa.

Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan ion
hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus
OH. Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan
menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida.

Garam

Umumnya zat-zat dengan sifat yang berlawanan, seperti asam dan basa cenderung bereaksi
membentuk zat baru. Bila larutan asam direaksikan dengan larutan basa, maka ion H+ dari
asam akan bereaksi dengan ion OH- dari basa membentuk molekul air.

Karena air bersifat netral, maka reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan.

Apakah terjadi reaksi antara ion negatif dari asam dan ion positif logam dari basa? Ion-ion ini
akan bergabung membentuk senyawa ion yang disebut garam. Bila garam yang terbentuk ini
mudah larut dalam air, maka ion-ionnya akan tetap ada di dalam larutan. Tetapi jika garam itu
sukar larut dalam air, maka ion-ionnya akan bergabung membentuk suatu endapan. Jadi,
reaksi asam dengan basa disebut juga reaksi penggaraman karena membentuk senyawa
garam. Mari kita simak contoh reaksi pembentukan garam berikut!

Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi (garam) tidak
selalu bersifat netral. Sifat asam basa dari larutan garam bergantung pada kekuatan asam dan
basa penyusunnya.
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral, disebut garam normal,
contohnya NaCl dan KNO3. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah bersifat
asam dan disebut garam asam, contohnya adalah NH4 Cl. Garam yang berasal dari asam
lemah dan basa kuat bersifat basa dan disebut garam basa, contohnya adalah CH3COONa.

Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH, Ca(OH)2 termasuk
basa kuat.

Larutan Asam, Basa, dan Garam Bersifat Elektrolit

Sebenarnya air murni adalah penghantar listrik yang buruk. Akan tetapi bila dilarutkan asam,
basa, atau garam ke dalam air maka larutan ini dapat menghantarkan arus listrik. Zat-zat yang
larut dalam air dan dapat membentuk suatu larutan yang menghantarkan arus listrik
dinamakan larutan elektrolit. Contohnya adalah larutan garam dapur dan larutan asam
klorida. Zat yang tidak menghantarkan arus listrik dinamakan larutan nonelektrolit.
Contohnya adalah larutan gula dan larutan urea.

Untuk mengetahui suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik atau tidak, dapat diuji
dengan alat penguji elektrolit. Alat penguji elektrolit sederhana terdiri dari dua elektroda yang
dihubungkan dengan sumber arus listrik searah dan dilengkapi dengan lampu, serta bejana
yang berisi larutan yang akan diuji. Mari kita lakukan kegiatan berikut untuk mengetahui
apakah asam, basa, dan garam dapat menghantarkan arus listrik.

Pengertian Asam, Basa Dan Garam


College Loan Consolidation Wednesday, December 28th, 2016 - Kelas VII

Asam, Basa dan Garam merupakan nama senyawa suatu zat. Berdasarkan bahan yang
dikandung oleh benda tersebut, maka benda-benda tersebut dapat dikelompokkan ke dalam
golongan asam, basa, atau garam. Sabun mandi yang sering kita gunakan untuk
membersihkan badan, daun sirih merupakan contoh benda yang bersifat basa. Rasa dari
minuman atau tablet yang mengandung Vitamin C diakibatkan oleh senyawa asam yang
terkandung di dalamnya. Dan senyawa yang terkandung dalam air atau gula tidak
mengandung senyawa asam ataupun senyawa basa. Zat yang seperti itu dinamakan senyawa
garam (netral).

Advertisment

Sifat Asam, Basa Dan Garam


Untuk menentukan kandungan senyawa asam, basa, atau garam dalam suatu zat yang dapat
dikonsumsi sangat mudah. Kita tinggal mencicipi rasanya saja. Bagaimana cara untuk
menentukan kandungan senyawa asam, basa, atau garam dalam suatu zat yang tidak dapat
dikonsumsi atau zat berbahaya?

Contoh Benda Dengan Sifat Asam, Basa Dan Garam

Dalam artikel ini, kita akan mempelajari cara menentukan jenis senyawa asam, basa, dan
garam. Selain itu, kita juga akan belajar membedakan sifat-sifat senyawa asam, basa, dan
garam.

Identifikasi Sifat Asam

Istilah asam dalam ilmu kimia adalah zat yang dapat menghasilkan ion hidrogen (H+) ketika
dilarutkan ke dalam air. Asam dalam kehidupan sehari-hari mudah ditemukan dalam bentuk
makanan atau minuman. Seperti pada buah-buahan yang masih mentah akan terasa masam.
Karena senyawa asam yang dikandungnya. Asam dapat merusak jaringan kulit dan
menyebabkan luka bakar.

Asam dapat menghantarkan arus listrik, sehingga termasuk elektrolit. Pengujian larutan asam
menggunakan kertas lakmus merah. Apabila lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan
asam, lakmus akan tetap berwarna merah.

Identifikasi Sifat Basa

Istilah basa dalam ilmu kimia adalah zat yang dapat menghasilkan ion hidroksida negatif
(OH) ketika dilarutkan ke dalam larutan air. Basa dalam kehidupan sehari-hari mudah
ditemukan dalam bentuk padat ataupun cairan, seperti kapur tulis, abu, sabun, larutan kapur,
detergen, dan lain-lain. Basa terasa pahit dan licin seperti sabun sehingga bersifat kaustik.
Basa dapat menghantarkan arus listrik, sehingga termasuk larutan elektrolit. Pengujian
larutan basa menggunakan kertas lakmus merah, apabila lakmus merah dicelupkan ke dalam
larutan basa lakmus merah berubah menjadi biru.

Identifikasi Sifat Garam


Apabila air jeruk sebagai asam dengan air kapur sebagai basa dicampur, maka saat diuji
dengan kertas lakmus, warna kertas lakmus tidak berubah. Campuran semacam ini termasuk
garam. Pada reaksi kimia, apabila asam direaksikan dengan basa akan menghasilkan garam
dan air, reaksi ini disebut reaksi penggaraman.

Mengidentifikasi Senyawa Asam, Basa, dan Garam

Untuk menentukan adanya senyawa asam, basa, atau garam dalam suatu zat dapat digunakan
zat penunjuk atau indikator. Indikator adalah zat yang dapat berubah warna sesuai dengan
sifat lingkungannya. Beberapa jenis indikator yang dapat digunakan untuk menentukan
kandungan senyawa asam atau basa adalah kertas lakmus, indikator universal, dan pH-meter.

Kertas lakmus adalah indikator asam basa yang dibuat dari senyawa kimia yang dikeringkan
pada kertas. Kertas lakmus ada dua jenis, yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.
Kertas lakmus dapat digunakan untuk menentukan jenis larutan asam, larutan basa atau
larutan garam. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan sifat lingkungannya.

Warna kertas lakmus merah akan tetap merah pada zat yang mengandung senyawa asam dan
senyawa garam (netral). Pada zat yang mengandung senyawa basa, kertas lakmus merah akan
berubah warna menjadi warna biru.

Warna kertas lakmus biru akan tetap biru pada zat yang mengandung senyawa basa dan
senyawa garam (netral). Warna kertas lakmus biru akan berubah menjadi berwarna merah
pada zat yang mengandung senyawa asam.

Keselamatan Kerja Dalam Pengukuran


College Loan Consolidation Wednesday, February 4th, 2015 - Kelas VII

Keselamatan kerja dalam pengukuran merupakan poin penting yang harus diperhatikan
setiap siswa pada saat melakukan pengukuran atau percobaan di ruang laboratorium. Hal ini
perlu menjadi perhatian setiap siswa karena dapat membahayakan keselamatan bersama,
mengingat di laboratorium banyak bahan berbahay atau peralatan yang dapat melukai.

Advertisment

Keselamatan Kerja Dalam Pengukuran

Belajar fisika tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium. Dalam melaksanakan
percobaan dan kegiatan di laboratorium mungkin saja terjadi kecelakaan. Oleh karena itu,
penting sekali untuk menjaga keselamatan dalam bekerja. Salah satu usaha menjaga
keselamatan kerja dan mencegah terjadinya kecelakaan adalah dengan memperhatikan dan
melaksanakan tata tertib di laboratorium.
Pentingnya Mengutamakan Keselamatan Kerja Dalam Pengukuran

Mengapa kecelakaan dapat terjadi? Kecelakaan di laboratorium dapat terjadi disebabkan


beberapa hal, antara lain :

1. tidak mematuhi tata tertib laboratorium,

2. tidak bersikap baik dalam melaksanakan kegiatan laboratorium,

3. kurangnya pemahaman dan pengetahuan terhadap alat, bahan, serta cara


penggunaannya,

4. kurangnya penjelasan dari guru atau tenaga laboratorium, dan

5. tidak menggunakan alat pelindung.

Adapun bahaya-bahaya yang mungkin perlu diantisipasi di lingkungan laboratorium adalah


sebagai berikut:

1. luka bakar akibat panas,

2. bahaya listrik,

3. bahaya radioaktif, dan

4. bahaya kebakaran.

Kejadian-kejadian diatas tidak akan terjadi apabila setiap orang dilingkungan laboratorium
saling mengutamakan keselamatan kerja dalam pengukuran.
Suhu Dan Pengukurannya
College Loan Consolidation Friday, January 29th, 2016 - Kelas VII

Definisi Suhu

Pengertian suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat panas atau
dinginnya suatu benda. Sebagai gambaran tentang suhu adalah saat mandi menggunakan air
hangat. Untuk mendapatkan air hangat tersebut kita mencampur air dingin dengan air panas.
Ketika tangan kita menyentuh air yang dingin, maka kita mengatakan suhu air tersebut
dingin. Ketika tangan kita menyentuh air yang panas maka kita katakan suhu air tersebut
panas. Ukuran derajat panas dan dingin suatu benda tersebut dinyatakan dengan besaran
suhu.

Advertisment

Alat Ukur Suhu Adalah Termometer

Suhu termasuk besaran pokok. Alat untuk untuk


mengukur besarnya suhu suatu benda adalah termometer. Termometer yang umum
digunakan adalah termometer zat cair dengan pengisi pipa kapilernya adalah raksa atau
alkohol. Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa kapiler termometer adalah
sebagai berikut:

1. raksa tidak membasahi dinding kaca,

2. raksa merupakan penghantar panas yang baik,

3. kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas yang kecil
cukup dapat mengubah suhunya,

4. jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -39 C dan titik didihnya
357C.
Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya menggunakan termometer alkohol. Alkohol
memiliki titik beku yang sangat rendah, yaitu -114C. Namun demikian, termometer alkohol
tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu benda yang tinggi sebab titik didihnya hanya
78C.

Pada pembuatan termometer terlebih dahulu ditetapkan titik tetap atas dan titik tetap
bawah. Titik tetap termometer tersebut diukur pada tekanan 1 atmosfer. Di antara kedua titik
tetap tersebut dibuat skala suhu. Penetapan titik tetap bawah adalah suhu ketika es melebur
dan penetapan titik tetap atas adalah suhu saat air mendidih.

Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala termometer.

a. Termometer Celcius

Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 100. Diantara titik tetap
bawah dan titik tetap atas dibagi 100 skala.

b. Termometer Reaumur

Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi angka 80. Di antara titik tetap
bawah dan titik tetap atas dibagi menjadi 80 skala.

c. Termometer Fahrenheit

Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas diberi angka 212. Suhu es yang
dicampur dengan garam ditetapkan sebagai 0F. Di antara titik tetap bawah dan titik tetap atas
dibagi 180 skala.

d. Termometer Kelvin

Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka nol. Titik ini disebut suhu mutlak, yaitu
suhu terkecil yang dimiliki benda ketika energi total partikel benda tersebut nol. Kelvin
menetapkan suhu es melebur dengan angka 273 dan suhu air mendidih dengan angka 373.
Rentang titik tetap bawah dan titik tetap atas termometer Kelvin dibagi 100 skala.

Perbandingan Skala Termometer

Perbandingan skala antara temometer Celcius, termometer Reaumur, dan termometer


Fahrenheit adalah
C : R : F = 100 : 80 : 180
C:R:F= 5 : 4 : 9

Dengan memperhatikan titik tetap bawah 0C = 0R = 32F, maka hubungan skala C, R, dan F
dapat ditulis sebagai berikut:

Hubungan skala Celcius dan Kelvin adalah

tK = tC + 273 K

Kita dapat menentukan sendiri skala suatu termometer. Skala termometer yang kita buat
dapat dikonversikan ke skala termometer yang lain apabila pada saat menentukan titik tetap
kedua termometer berada dalam keadaan yang sama.

Misalnya, kita akan menentukan skala termometer X dan Y.


Termometer X dengan titik tetap bawah Xb dan titik tetap atas Xa. Termometer Y dengan titik
tetap bawah Yb dan titik tetap atas Ya. Titik tetap bawah dan titik tetap atas kedua termometer
di atas adalah suhu saat es melebur dan suhu saat air mendidih pada tekanan 1 atmosfer.

Dengan membandingkan perubahan suhu dan interval kedua titik tetap masing-masing
termometer, diperoleh hubungan sebagai berikut.
Keterangan:

Xa = titik tetap atas termometer X


Xb = titik tetap bawah termometer X
Tx = suhu pada termometer X
Ya = titik tetap atas termometer Y
Yb = titik tetap bawah termometer Y
Ty = suhu pada termometer Y

Pengukuran SMP Kelas VII


College Loan Consolidation Friday, December 23rd, 2016 - Kelas VII

Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat
ukur yang digunakan sebagai satuan. Misalnya, kita melakukan kegiatan pengukuran
panjang meja dengan pensil. Dalam kegiatan tersebut artinya kita membandingkan panjang
meja dengan panjang pensil. Panjang pensil yang kita gunakan adalah sebagai satuan. Sesuatu
yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran, sedangkan
pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan untuk
melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang disebut satuan
baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang
tidak sama untuk orang yang berlainan disebut satuan tidak baku.

Advertisment

Contoh Pengukuran

Tabel berikut adalah beberapa contoh pengukuran suatu benda atau kegiatan dalam kehidupan
sehari hari yang dapat dijadikan referensi untuk memahami konsep dasar suatu pengukuran.

No. Pengukuran Besaran Nilai Satuan

1. Panjang meja 1 meter Panjang 1 meter

2. Massa beras 1,5 kilogram Massa 21,5 kilogram

3. Waktu tempuh dari rumah Waktu 10 menit


ke sekolah 10 menit

4. Panjang papan tulis 15 Panjang 15 pensil


pensil

Dari contoh di atas panjang, massa dan waktu disebut besaran, sedangkan untuk satuan meter,
kilogram, dan menit disebut satuan baku. Untuk pensil disebut satuan tidak baku. Cobalah
cari dan sebutkan berdasarkan apa yang kita temukan di sekitarmu besaran fisika beserta
satuan baku dan satuan tidak baku.
Pengukuran Panjang

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah sesuai dengan ukuran
benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita gunakan pengaris, sedangkan untuk
mengukur lebar jalan raya lebih mudah menggunakan meteran kelos.

Pengukuran Panjang Dengan Mistar

Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang berbentuk lurus,
berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam, mistar tukang kayu, dan penggaris
berbentuk pita (meteran pita). Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan
meteran pita dapat mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau
0,1 cm.

Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca skala mistar. Hal ini
untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut kemiringan
dalam melihat atau disebut dengan kesalahan paralaks.

Pengukuran Panjang Dengan Jangka Sorong

Bagaimanakah mengukur kedalaman suatu tutup pulpen? Untuk mengukur kedalaman tutup
pulpen dapat kita gunakan jangka sorong. Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang
mempunyai batas ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm.

Jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan diameter bagian
dalam sebuah pipa. Bagian-bagian penting jangka sorong yaitu :
1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm

2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius
mempunyai selisih 1 mm.

Pengukuran Panjang Dengan Mikrometer Sekrup

Tahukah kita alat ukur apa yang dapat digunakan untuk mengukur benda berukuran kurang
dari dua centimeter secara lebih teliti? Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau
0,001 cm. Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai
ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat, dan onderdil
kendaraan yang berukuran kecil.

Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar, skala utama, skala putar, dan silinder
bergerigi. Skala terkecil dari skala utama bernilai 0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk
skala putar sebesar 0,01 mm. Berikut ini gambar bagian-bagian dari mikrometer.

Pengukuran Massa Benda

Pernahkah kita pergi ke pasar? Ketika di pasar kita mungkin akan melihat berbagai macam
alat ukur timbangan seperti dacin, timbangan pasar, timbangan emas, bahkan mungkin
timbangan atau neraca digital. Timbangan tersebut digunakan untuk mengukur massa benda.
Prinsip kerjanya adalah keseimbangan kedua lengan, yaitu keseimbangan antara massa benda
yang diukur dengan anak timbangan yang digunakan. Dalam dunia pendidikan sering
digunakan neraca OHauss tiga lengan atau dua lengan. Perhatikan beberapa alat ukur berat
berikut ini.

Bagian-bagian dari neraca OHauss tiga lengan adalah sebagai berikut:

Lengan depan memiliki skala 010 g, dengan tiap skala bernilai 1 g.

Lengan tengah berskala mulai 0500 g, tiap skala sebesar 100 g.

Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap skala 10 g.


Pengukuran Besaran Waktu

Ketika bepergian kita tidak lupa membawa jam tangan. Jam tersebut kita gunakan untuk
menentukan waktu dan lama perjalanan yang sudah ditempuh. Berbagai jenis alat ukur waktu
yang lain, misalnya: jam analog, jam digital, jam dinding, jam atom, jam matahari, dan
stopwatch. Dari alat-alat tersebut, stopwatch termasuk alat ukur yang memiliki ketelitian
cukup baik, yaitu sampai 0,1 s.

Mengonversi Satuan Panjang, Massa, Dan Waktu


College Loan Consolidation Wednesday, February 4th, 2015 - Kelas VII

Mengonversi Satuan Panjang, Massa, Dan Waktu

Hasil suatu pengukuran belum tentu dinyatakan dalam satuan yang sesuai dengan keinginan
kita atau yang kita perlukan. Contohnya panjang meja 1,5 m, sedangkan kita memerlukan
dalam satuan cm, satuan gram dinyatakan dalam kilogram, dari satuan milisekon menjadi
sekon. Untuk mengonversi atau mengubah dari suatu satuan ke satuan yang lainnya
diperlukan tangga konversi. Gambar dibawah menunjukkan tangga konversi panjang, massa,
dan waktu, beserta dengan langkah-langkah penggunaannya.

Advertisment

Tangga Konversi Satuan Panjang

Tangga Konversi Satuan Masa


Tangga Konversi Satuan Waktu

Awalan Satuan dan Sistem Satuan di Luar Sistem Metrik

Di samping satuan sistem metrik, juga dikenal satuan lainnya yang sering dipakai dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya liter, inci, yard, feet, mil, ton, dan ons. Satuan-satuan
tersebut dapat dikonversi atau diubah ke dalam satuan sistem metrik dengan patokan yang
ditentukan. Konversi besaran panjang menggunakan acuan sebagai berikut:

1 mil = 1760 yard, (1 yard adalah jarak pundak sampai ujung jari tangan
orang dewasa).

1 yard = 3 feet, (1 feet adalah jarak tumit sampai ujung jari kaki orang
dewasa).

1 feet = 12 inci, (1 inci adalah lebar maksimal ibu jari tangan orang
dewasa).

1 inci = 2,54 cm

1 cm = 0,01 m

Satuan mil, yard, feet, inci tersebut dinamakan satuan sistem Inggris. Untuk besaran massa
berlaku juga sistem konversi dari satuan sehari-hari maupun sistem Inggris ke dalam sistem
SI. Contohnya sebagai berikut.

1 ton = 1000 kg

1 kuintal = 100 kg

1 slug = 14,59 kg
1 ons (oz) = 0,02835 kg

1 pon (lb) = 0,4536 kg

Satuan waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat dikonversi ke dalam sistem SI yaitu detik
atau sekon. Contohnya sebagai berikut.

1 tahun = 3,156 x 107 detik

1 hari = 8,640 x 104 detik

1 jam = 3600 detik

1 menit = 60 detik

Di dalam sistem metrik juga dikenal sistem awalan dari sistem MKS baik ke sistem makro
maupun ke sistem mikro.

Awalan Satuan Sistem Metrik Besaran


Panjang

Penelitian jagad mikro dengan konversi sistem mikro banyak berkembang dalam bidang
teknolgi dewasa ini, contohnya teknologi nano yang menyelidiki jagad renik seperti sel,
virus, bakteriofage, dan DNA. Adapun penelitian jagad makro menggunakan konversi sistem
makro karena objek penelitiannya mencakup wilayah lain dari jagad raya, yaitu objek alam
semesta di luar bumi.

Mengonversi Satuan Besaran Turunan

Besaran turunan memiliki satuan yang dijabarkan dari satuan besaranbesaran pokok yang
mendefinisikan besaran turunan tersebut. Oleh karena itu, seringkali dijumpai satuan besaran
turunan dapat berkembang lebih dari satu macam karena penjabarannya dari definisi yang
berbeda. Sebagai contoh, satuan percepatan dapat ditulis dengan m/s2 dapat juga ditulis
dengan N/kg. Satuan besaran turunan dapat juga dikonversi. Perhatikan beberapa contoh di
bawah ini!

1 dyne = 10-5 newton


1 erg = 10-7 joule

1 kalori = 0,24 joule

1 kWh = 3,6 x 106 joule

1 liter = 10-3 m3 = 1 dm3

1 ml = 1 cm3 = 1 cc

1 atm = 1,013 x 105 pascal

1 gauss = 10-4 tesla

Satuan Standart Sistem Internasional (SI)


College Loan Consolidation Monday, January 25th, 2016 - Kelas VII

Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari suatu besaran.
Sebuah besaran tidak hanya memiliki satu satuan saja. Besaran panjang ada yang
menggunakan satuan inci, kaki, mil, dan sebagainya. Untuk massa dapat menggunakan
satuan ton, kilogram, gram, dan sebagainya. Adanya berbagai macam satuan untuk besaran
yang sama akan menimbulkan kesulitan. Kita harus melakukan penyesuaian-penyesuaian
tertentu untuk memecahkan persoalan yang ada. Dengan adanya kesulitan tersebut, para ahli
sepakat untuk menggunakan satu sistem satuan, yaitu menggunakan satuan standar Sistem
Internasional, disebut Systeme Internationale dUnites (SI).

Advertisment

Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya secara internasional serta
memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk menghindari kesalahpahaman
yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya perbedaan satuan yang digunakan. Pada
awalnya, Sistem Internasional disebut sebagai Metre Kilogram Second (MKS).
Selanjutnya pada Konferensi Berat dan Pengukuran Tahun 1948, tiga satuan yaitu newton
(N), joule (J), dan watt (W) ditambahkan ke dalam SI. Akan tetapi, pada tahun 1960, tujuh
Satuan Internasional dari besaran pokok telah ditetapkan yaitu meter, kilogram, sekon,
ampere, kelvin, mol, dan kandela.
Sistem MKS menggantikan sistem metrik, yaitu suatu sistem satuan desimal yang mengacu
pada meter, gram yang didefinisikan sebagai massa satu sentimeter kubik air, dan detik.
Sistem itu juga disebut sistem Centimeter Gram Second (CGS).

Satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak baku dan satuan baku. Standar satuan
tidak baku tidak sama di setiap tempat, misalnya jengkal dan hasta. Sementara itu, standar
satuan baku telah ditetapkan sama di setiap tempat.

Satuan Standart Panjang

Satuan besaran panjang berdasarkan SI dinyatakan dalam meter (m). Ketika sistem metrik
diperkenalkan, satuan meter diusulkan setara dengan sepersepuluh juta kali seperempat garis
bujur bumi yang melalui kota Paris. Tetapi, penyelidikan awal geodesik menunjukkan
ketidakpastian standar ini, sehingga batang platinairidium yang asli dibuat dan disimpan di
Sevres dekat Paris, Prancis. Jadi, para ahli menilai bahwa meter standar itu kurang teliti
karena mudah berubah. Para ahli menetapkan lagi patokan panjang yang nilainya selalu
konstan. Pada tahun 1960 ditetapkan bahwa satu meter adalah panjang yang sama dengan
1.650.763,73 kali panjang gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh atom-atom gas
kripton-86 dalam ruang hampa pada suatu loncatan listrik. Definisi baru menyatakan bahwa
satuan panjang SI adalah panjang lintasan yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa
selama selang waktu (1/299.792.458) sekon.

Angka yang sangat besar atau sangat kecil oleh ilmuwan digambarkan menggunakan awalan
dengan suatu satuan untuk menyingkat per atau pembagian dari suatu satuan. Singkatan
sistem metriksnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Sistem Metrik

Satuan Standart Masa

Satuan standar untuk massa adalah kilogram (kg). Satu kilogram standar adalah massa sebuah
silinder logam yang terbuat dari platina iridium yang disimpan di Sevres, Prancis. Silinder
platina iridium memiliki diameter 3,9 cm dan tinggi 3,9 cm. Massa 1 kilogram standar
mendekati massa 1 liter air murni pada suhu 4 C.

Satuan Standart Waktu

Satuan SI waktu adalah sekon (s). Mula-mula ditetapkan bahwa satu sekon sama dengan
(1/86.400) rata-rata gerak semu matahari mengelilingi Bumi. Dalam pengamatan astronomi,
waktu ini ternyata kurang tepat akibat adanya pergeseran, sehingga tidak dapat digunakan
sebagai patokan. Selanjutnya, pada tahun 1956 ditetapkan bahwa satu sekon adalah waktu
yang dibutuhkan atom cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.

Satuan Standart Arus Listrik

Satuan standar arus listrik adalah ampere (A). Satu ampere didefinisikan sebagai arus tetap,
yang dipertahankan untuk tetap mengalir pada dua batang penghantar sejajar dengan panjang
tak terhingga, dengan luas penampang yang dapat diabaikan dan terpisahkan sejauh satu
meter dalam vakum, yang akan menghasilkan gaya antara kedua batang penghantar sebesar 2
107 Nm1.

Satuan Standart Suhu

Suhu menunjukkan derajat panas suatu benda. Satuan standar suhu adalah kelvin (K), yang
didefinisikan sebagai satuan suhu mutlak dalam termodinamika yang besarnya sama dengan
(1/273,16) dari suhu titik tripel air. Titik tripel menyatakan temperatur dan tekanan saat
terdapat keseimbangan antara uap, cair, dan padat suatu bahan. Titik tripel air adalah 273,16
K dan 611,2 Pa. Jika dibandingkan dengan skala termometer Celsius, dinyatakan sebagai
berikut:

T = 273,16 + tc

dengan:

T = suhu mutlak, dalam kelvin (K)


tc = suhu, dalam derajat celsius (C)

Satuan Standart Intensitas Cahaya

Intensitas cahaya dalam SI mempunyai satuan kandela (cd), yang besarnya sama dengan
intensitas sebuah sumber cahaya yang memancarkan radiasi monokromatik dengan frekuensi
540 1012 Hz dan memiliki intensitas pancaran (1/683) watt per steradian pada arah tertentu.

Satuan Standart Jumlah Zat

Satuan SI untuk jumlah zat adalah mol. Satu mol setara dengan jumlah zat yang mengandung
partikel elementer sebanyak jumlah atom di dalam 1,2*10-2 kg karbon-12. Partikel elementer
merupakan unsur fundamental yang membentuk materi di alam semesta. Partikel ini dapat
berupa atom, molekul, elektron, dan lain-lain.

Besaran Fisika Dan Satuan


College Loan Consolidation Wednesday, February 4th, 2015 - Kelas VII

Besaran fisika meliputi massa, panjang dan waktu. Karena dalam kehidupan sehari-hari
banyak terdapat kegiatan yang berhubungan dengan pengukuran besaran fisika, maka
sangatlah penting bagi kita untuk mempelajari pengukuran besaran fisika dan satuan
tersebut secara baik.

Advertisment

Besaran Fisika Dan Satuan

Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempunyai pengaruh besar terhadap


perkembangan ilmu pengetahuan yang lainnya, misalnya teknologi elektronika, teknologi
informasi, dan teknologi alat ukur. Hal ini disebabkan di dalam fisika mengandung
prinsipprinsip dasar mengenai gejala-gejala alam yang ada di sekitar kita. Fenomena dan
gejala-gejala alam tersebut meliputi besaran-besaran fisika di antaranya: gerak, cahaya, kalor,
listrik, dan energi. Penerapan besaran-besaran fisika dalam aktivitas kegiatan sehari-hari
senantiasa berkaitan dengan pengamatan dan pengukuran. Sebagai contoh, informasi
kecepatan gerak pesawat terbang bagi seorang pilot berguna untuk mengoperasikan pesawat
yang dikendalikannya. Besarnya suhu badan kita merupakan informasi untuk mengetahui
apakah badan kita sehat atau tidak. Sepatu dan pakaian yang kita gunakan mempunyai ukuran
tertentu.

Pengertian Besaran Fisika, Besaran Pokok, dan Besaran Turunan

Tinggi atau panjang dan massa adalah sesuatu yang dapat kita ukur dan dapat kita nyatakan
dengan angka dan satuan. Panjang dan massa merupakan besaran fisika. Jadi, besaran fisika
adalah ukuran fisis suatu benda yang dinyatakan secara kuantitas.

Selain besaran fisika juga terdapat besaran-besaran yang bukan besaran fisika, misalnya
perasaan sedih, gembira, dan lelah. Karena perasaan tidak dapat diukur dan tidak dapat
dinyatakan dengan angka dan satuan, maka perasaan bukan besaran fisika.

Besaran fisika dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
Besaran pokok adalah besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu. Adapun, besaran
turunan merupakan besaran yang dijabarkan dari besaran-besaran pokok.

Sistem satuan besaran fisika pada prinsipnya bersifat standar atau baku, yaitu bersifat tetap,
berlaku universal, dan mudah digunakan setiap saat dengan tepat. Sistem satuan standar
ditetapkan pada tahun 1960 melalui pertemuan para ilmuwan di Sevres, Paris. Sistem satuan
yang digunakan dalam dunia pendidikan dan pengetahuan dinamakan sistem metrik, yang
dikelompokkan menjadi sistem metrik besar atau MKS (Meter Kilogram Second) yang
disebut sistem internasional atau disingkat SI dan sistem metrik kecil atau CGS (Centimeter
Gram Second).
Satuan Besaran Pokok dalam Sistem Metrik

Selain tujuh besaran pokok di atas, terdapat dua besaran pokok tambahan, yaitu sudut bidang
datar dengan satuan radian (rad) dan sudut ruang dengan satuan steradian (sr).

Beberapa Besaran Turunan beserta Satuannya

Satuan Dalam Fisika

Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di seluruh negara dan berguna untuk
perkembangan ilmu pengetahuan dan perdagangan antarnegara. Kita dapat membayangkan
betapa kacaunya perdagangan apabila tidak ada satuan standar, misalnya satu kilogram dan
satu meter kubik.

Satuan Internasional untuk Panjang

Meter standart dari platina dan iridium sebagai


satuan internasional untuk panjang

Hasil pengukuran besaran panjang biasanya dinyatakan dalam satuan meter, centimeter,
milimeter, atau kilometer. Satuan besaran panjang dalam SI adalah meter. Pada mulanya satu

meter ditetapkan sama dengan panjang sepersepuluh juta dari jarak kutub utara ke
khatulistiwa melalui Paris. Kemudian dibuatlah batang meter standar dari campuran Platina-
Iridium. Satu meter didefinisikan sebagai jarak dua goresan pada batang ketika bersuhu 0C.
Meter standar ini disimpan di International Bureau of Weights and Measure di Sevres, dekat
Paris.

Batang meter standar dapat berubah dan rusak karena dipengaruhi suhu, serta menimbulkan
kesulitan dalam menentukan ketelitian pengukuran. Oleh karena itu, pada tahun 1960 definisi
satu meter diubah. Satu meter didefinisikan sebagai jarak 1650763,72 kali panjang
gelombang sinar jingga yang dipancarkan oleh atom gas krypton-86 dalam ruang hampa pada
suatu lucutan listrik.

Pada tahun 1983, Konferensi Internasional tentang timbangan dan ukuran memutuskan

bahwa satu meter merupakan jarak yang ditempuh cahaya pada selang waktu
sekon. Penggunaan kecepatan cahaya ini, karena nilainya dianggap selalu konstan.

Satuan Internasional untuk Massa

Kilogram standart dari paltina dan iridium sebagai


satuan internasional untuk massa

Besaran massa dalam SI dinyatakan dalam satuan kilogram (kg). Pada mulanya para ahli
mendefinisikan satu kilogram sebagai massa sebuah silinder yang terbuat dari bahan
campuran Platina dan Iridium yang disimpan di Sevres, dekat Paris. Untuk mendapatkan
ketelitian yang lebih baik, massa standar satu kilogram didefinisikan sebagai massa satu liter
air murni pada suhu 4C.

Satuan Internasional untuk Waktu


Jam atom sebagai satuan internasional untuk
waktu

Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik atau sekon dalam SI. Pada awalnya satuan
waktu dinyatakan atas dasar waktu rotasi bumi pada porosnya, yaitu 1 hari. Satu detik

didefinisikan sebagai kali satu hari rata-rata. Satu hari rata-rata sama dengan 24 jam =
24 x 60 x 60 = 86400 detik. Karena satu hari matahari tidak selalu tetap dari waktu ke waktu,
maka pada tahun 1956 para ahli menetapkan definisi baru. Satu detik adalah selang waktu
yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak 9192631770 kali.

Anda mungkin juga menyukai