Anda di halaman 1dari 12

Amonia (NH3)

Ciri khas dari amonia adalah baunya yang sangat menyengat, mudah larut dalam air dan
bersifat korosif pada tembaga dan timah. Zat amonia kerap digunakan sebagai obat-obatan,
campuran pupuk urea, detergen dan lain sebagainya.

Meskipun memiliki berbagai manfaat baik dalam bidang industri dan rumah tangga,
namun amonia terbilang cukup berbahaya. Larutan pekat amonia dalam air akan
menyebabkan iritasi apabila terkena kulit dan mata. Kontak dengan gas amonia berkonsetrasi
tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru bahkan kematian.

Amonia dalam bentuk cair harus disimpan dalam temperatur sangat rendah karena titik
didihnya yang hanya berkisar -33 °C.

Asam Sulfat (H2SO4)

Zat cair tidak berwarna ini sangat korosif, beracun dan pendehidrasi. Zat yang dapat larut
dalam air ini sangat berbahaya jika mengenai kulit karena sifatnya yang korosif. Selain itu,
dengan sifat pendehidrasinya (penarik air yang sangat kuat), asam sulfat akan menimbulkan
luka seperti luka bakar pada area kulit yang terpapar.

Asam sulfat pekat atau yang biasa disebut dengan oleum, akan merusak paru-paru jika
terhirup. Hal ini dikarenakan oleum menghasilkan gas SO2 yang sangat reaktif jika terhirup.
Sebagai bentuk perlindungan pertama, segera cari udara segar jika terhirup. Segera siram area
kulit yang terpapar asam sulfat dengan air mengalir selama 10-15 menit. Jika asam
sulfat terkena mata, lekas basuh mata dengan air hangat selama sekitar 20 menit. Untuk
penangan lebih jauh, segera pergi ke dokter.

Asam klorida (HCl)
Asam klorida merupakan bahan kimia yang berbentuk larutan, bersifat racun dan
korosif. Asap klorida pekat akan membentuk kabut asap yang berbahaya bagi kesehatan.
Kabut asap ataupun larutan asam klorida akan menyebabkan kerusakan pada kulit, mata dan
alat pernafasan. Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (United States
Environmental Protection Agency) memasukkan asam klorida sebagai bahan beracun.

Oleh karena itu, alat perlindungan seperti sarung tangan PVC, jas lab atau pakai pelindung
lainnya wajib dikenakan saat Anda berinteraksi dengan bahan kimia yang satu ini.

Formalin

Merupakan bentuk cair dari senyawa atau bahan kimia formaldehida. Jika dalam bentuk
padatan dikenal dengan istilah trioxane atau paraformaldehida.

Formalin terbilang cukup berbahaya. Kadar formalin di udara yang melebihi ambang batas


0,1 mg/kg dapat menyebabkan iritasi pada kepala, membran mukosa, rasa pusing,
tenggorokan terbakar, gerah dan mengeluarkan air mata.

Jika terkena formaldehida dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kematian. Selain itu,


dapat meningkatkan keasaman darah, ganguan pernafasan, hipotermia dan koma.

Saat terjadi keracunan, jangan melakukan rangsangan agar korban muntah karena dapat
menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran pencernaan. Segara berikan arang aktif atau
norit untuk ‘mencuci dan membilas’ lambung.

5. Natrium Hidroksida (NaOH)


Zat padat berwarna putih ini merupakan basa kuat, terbilang mudah menyerap uap air, udara,
bersifat racun dan korosif. Apabila terpapar natrium hidroksida akan menyebabkan luka
bakar pada kulit dan mata.

Bahan kimia yang dikenal sebagai soda api ini mempunyai beberapa kegunaan seperti
pembersih peralatan, dapat melarutkan logam, sebagai reagent trans-esterifikasi dan
esterifikasi pada pembuatan sabun dan minyak tanah, serta berbagai kegunaan lainnya.

Meskipun memiliki banyak manfaat, Anda harus tetap hati-hati dalam menggunakan natrium
hidroksida ya.. Mengingat sifatnya yang korosif dan beracun.

Klorofrom (CHCl3)

Bahan kimia cair dan tak berwarna ini memiliki bau yang khas. Di
laboratorium, klorofrom biasa digunakan sebagai obat bius yakni untuk membius hewan saat
praktikum. Selain itu juga banyak digunakan sebagai pelarut nonpolar saat di laboratorium.
Penggunaan kloroform terbukti dapat merusak liver dan ginjal.

Aluminium sulfat (Aluminium sulphate) Al2(SO4)316H2O.


Berupa kristal garam berwarna putih, larut dalam air, dan dapat digunakan
sebagai pengganti tawas.

Etanol C2H5OH

biasanya disebut alkohol berupa zat cair tidak


berwarna, mudah menguap dan terbakar, jika diminum memabukkan.
Etanol digunakan sebagai pelarut, dapat juga sebagai
desinfektan.

Gliserol (Gliserol) CH2OH.CHOH.CH2OH

disebut juga gliserin,


berupa cairan agak kental mudah larut dalam air.

Glukosa (Glucose) C6H12O6.


Kristal tak berwarna, mudah larut
dalam air, termasuk monosakarida.

Kloroform (Cloroform) CHCl2.

Zat cair tak berwarna, bersifat racun,


uapnya dapat menganggu pernapasan, digunakan sebagai
obat bius dan pelarut.

Metilen blue (Methylene blue) C66H18N3SCl zat padat berbentuk


serbuk.

Eosin (Eosin).

Zat padat larut dalam air atau alkohol digunakan


dalam Biologi sebagai pewarna jaringan sehingga mudah diamati,
misalnya dalam pengamatan tranportasi air oleh jaringan
tumbuhan.
Kobalt (II) klorida (Cobalt (II) Clorida) C0CI26H2O.

Zat padat berbentuk


kristal merah, sangat mudah menyerap air dan udara,
dalam keadaan kering berwarna biru, dan digunakan untuk
menguji kelembaban udara atau menguji kadar air dalam suatu
benda.

Yodium kristal (Iodine, Crystal).


Zat padat berwarna abu-abu,
kehitaman, mudah menyublim dengan uap berwarna ungu,
dan korosif. Berbahaya jika tertelan atau terkena kulit. Yodium
digunakan segai reagen dalam uji Amilum seperti halnya Lugol.
Lugol adalah larutan yodium dalam kalium yodida.

o. Fenolftalin (Fenolftalein) C2OH14O4, padat tidak berwarna.

Larutan 1% dalam alkohol digunakan sebagai indikator asam basa. Jika ke dalam larutan basa
ditambahkan dua atau tiga
tetes larutan fenolftalin maka larutan tersebut dapat berubah
menjadi biru tua jika ditetesi dengan larutan kanji.

Natrium klorida (Sodium cloride) NaCl.

Zat padat berupa kristal


warna putih sering disebut garam dapur.

Kalium iodida (Potasium iodide) KI.

Zat padat berupa kristal


tak berwarna, elektrolis larutan ini membebaskan yodium yang
berwarna cokelat pada anoda dan warna cokelat tersebut dapat
berubah menjadi biru tua jika ditetesi dengan larutan kanji.

Kalium permanganat (Potassium permangate) KMNO4.

Zat
padat berupa kristal berwarna ungu tua, larutannya dalam air
berwarna ungu, sebagai oksidator kuat, jika dicampur dengan
gliserin atau senyawa organik lain dapat meimbulkan letusan.

Kalium natrium tartrat (Potassium sodium tartrate) COOK.(CHOHO)2


COONa4H2O.

Zat padat berupa kristal warna putih, larut dalam


air digunakan sebagai larutan fehling untuk menguji adanya
bahan pereduksi seperti aldehida dan gula.
.
Kalsium oksida (Calcium oxide) CaO disebut juga kapur tohor,
dapat digunakan untuk membuat air kapur dengan menambah
air.

Akuades

Karakteristik:
Zat cair hasil penyulingan air, tidak berbahaya. berfungsi sebagai pelarut.

Tindakan Pengamanan:
Simpandi dalam tempat yang tertutup rapat agar akuades tidak tercampur bahan kimia lain.

Bromitol Biru

Karakteristik:
Sebagai indikator asab-basa dengan trayek pH antara 6 - 7. Benda yang diberi laritan
bromitol biru akan berwarna kuning jika pH 6 (asam) dan berwarna biru jika basa (pH 7,6)

Tindakan Pengamanan:
Simpan di dalam tempat yang gelap dan tertutup rapat.

Eter

Karakteristik:
Zat cair yang mudah menguap danterbakar jika didekatkan dengan api, berfungsi juga
sebagai obat bius danjuga dapat digunakan untuk melarutkan lemak.

Tindakan Pengamanan:
Simpan dalam wadah tertutup dan di dalam ruangan berpendingin dan berventiasi. Jauhkan
dari sumber api.

Metanol

Karakteristik:
Zat cair tidak berwarna, mudah terbakar, sebagai pelarut.

Tindakan Pengamanan:
Simpan terpisah dari bahan yang mudah terbakar. Ruang penyimpanan harus mampu
mengkondisikan bahan tetap dingin. Lengkapi botol penyimpanan dengan simbol mudah
terbakar

Metil Merah

Karakteristik:
Indikator asam-basa dengan trayek pH 4,6 - 6,3. Perubahan warna merah-kuning.

Tindakan Pengamanan:
Simpan dalam tempat gelap dan tertutup rapat.

Metil jingga

Karakteristik:
Indikator asam-basa dengan trayek pH 2,8 - 4,6. Perubahan warna merah-kuning.
Tindakan Pengamanan:
Simpan dalam tempat gelap dan tertutup rapat.

Reagen Benedict

Karakteristik:
Bahan penguji kandungan gula pereduksi dalam makanan. Tidak termasuk dalam larutan
yang berbahaya.

Tindakan Pengamanan:
Simpan dalam tempat gelap dan tertutup rapat.

Sodium Nitrat

Karakteristik:
Zat padat, oksidator, dapat menimbulkan letupan jika terpapar panas.

Tindakan Pengamanan:
Simpan dalam tempat bersuhu dingin dan berventilasi. Jauhkan dari bahan bakar, bahan
mudah terbakar, dan bahan yang mempunyai titik api rendah. Pada botol tempat
penyimpanan disertai label yang menunjukkan larutan oksidator.

Simbol Bahaya

Untuk keselamatan kerja dan mengenali sifat bahan-bahan yang


ada di laboratorium, khususnya bahan kimia berbahaya, biasanya
pada botol bahan kimia tertempel label simbol-simbol bahaya. Suatu
bahan kimia dapat mempunyai lebih dari satu simbol. Simbol-simbol

itu antara lain tercantum pada tabel berikut.

Anda mungkin juga menyukai