Anda di halaman 1dari 18

.: FORMALIN :.

CIRI UMUM

Formaldehid adalah senyawa organic dengan struktur CH20, dihasilkan dari pembakaran tak sempurna dari
sejumlah senyawa organic. Terdapat dalam asap batubara dan kayu, terutama asap yang dihasilkan untuk
mengasapi daging babi dan ikan. Ditemukan di udara, terutama kota-kota besar. Dibuat secara komersial
menggunakan oksidasi fase uap katalitik methanol menggunakan udara sebagai pengoksidasi dan perak,
tembaga, alumina, atau batubara arang sebagai katalisnya.

Formaldehid merupakan senyawa kimia berbentuk gas atau larutan dan kedalamnya ditambahkan
methanol 10 - 15% untuk mencegah polimerisasi. Dalam perdagangan tersedian larutan folmaldehid 37%
dalam air yang dikenal sebagai formalin. Larutan ini mempunyai sifat tidak berwarna atau hamper tidak
berwarna seperti air, sedikit asam baunya sangat menusuk dan korosif, terurai jika dipanaskan dan
melepaskan asam formiat. Formaldehid merupakan reduktor kuat yang bereaksi kuat dengan bahan
pengoksidasi dan berbagai senyawa organic. Bereaksi dengan asam klorida menghasilkan senyawa
biskloromrtil eter (BCME) yang sangat beracun. Formalin memiliki titik didih 101°C; pH: 2,8 – 4,0;
densitas:1,067 (udara=1); pKa = 13,27 pada suhu 25°C; titik nyala 85°C; larut dalam alcohol, eter, aseton
dan benzene. Kelarutan dalam air: 4 x 105 mg/L pada suhu 20°C.

Formalin dikenal luas sebagai pembunuh hama (disinfectant) dan pengawet spesimen (Fiksatif), dan
banyak digunakan dalam industri termasuk industri plywood sebagai perekat. Sejauh ini pemanfaatannya
tidak dilarang namun setiap pekerja yang terlibat pengangkutan dan pengolahan bahan ini harus hati-hati
mengingat resiko yang berkaitan dengan bahan ini cukup besar. Formalin 2 – 8% digunakan sebagai
germisida.
Pengunaan formalin yang salah (misuse) kerap kali dilakukan dalam mengawetkan pangan walaupun
senyawa ini sesungguhnya dilarang (mengingat bahayanya) untuk digunakan sebagai pengawet pangan.
Praktek yang salah semacam ini dilakukan oleh produsen pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa
contoh produk pangan yang mengandung formalin meliputi ikan asin, ikan segar, ayam potong, mie basah,
dan tahu yang beredar dipasaran. Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua produk pangan mengandung
formalin.

NAMA LAIN

Methylene oxide
Formoform
Morbicid
Formalith
Oxymethylene
Formic Aldehyde
Oxomethane
Formol
Paraform
Ivalon
Polyoxymethylene
Karsan
glycols
Lysoform
Superlysoform
Methanal
Tetraoxymethylene
Methyl aldehyde
Trioxane
Methylene glycol
Veracur

PENGUNAAN UTAMA

 Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, dan
pakaian
 Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain
 Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna cermin, kaca dan bahan peledak
 Dalam dua fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas
 Bahan penbuatan pupuk lepas lambat (sustained release) dalam bentuk urea-formaldehyde
 Bahan untuk pembuatan produk parfum
 Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku
 Pencegah korosi untuk sumur minyak
 Bahan untuk insulasi busa
 Bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood)
 Dalam konsetrasi yang sangat kecil (<1%) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang
konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu,
sampo mobil, lilin dan pembersih karpet

STABILITAS DAN REAKTIVITAS

Larutan formalin stabil pada suhu dan tekanan normal. Dapat mengalami swa-polimerisasi membentuk
endapan putih. Formalin tidak boleh dicampurkan (incompatible) dengan asam, basa, bahan
pengoksidasi, pereduksi, logam, garam logam, halogen, bahan yang mudah terbakar, dan peroksida.
Formalin dengan peroksida, nitrogen dioksida, dan asam performat bereaksi menyebabkan ledakan.
Formalin dapat menyebabkan korosi pada baja.

ASPEK TOKSIKOLOGI DAN BATAS PAPARAN


DATA TOKSISITAS

LD50 (oral, tikus) = 100 mg/kg


LD50 (oral, mencit) = 42 mg/kg
LD50 (oral, marmut) = 260 mg/kg
LD50 (oral, kelinci) = 270 ul/kg
LD50 (subkutan, tikus) = 420 mg/kg
LD50 (intravena, tikus) = 87 mg/kg

DATA KARSINOGENISITAS

IARC : Karsinogenik pada manusia (Kelas 1)


ACGIH : Menyebabkan kanker pada manusia (Kelas A2)

BATAS PAPARAN
OSHA : 0,75 ppm
OSHA STEL : 2 ppm 15 menit
OSHA : 0,5 ppm
ACGIH ciling : 0,3 ppm (0,37 mg/m3)
NIOSH direkomendasi TWA 0,016 ppm 10 jam
NIOSH direkomendasi ceiling 0,1 ppm 15 menit

BAHAYA UTAMA TERHADAP KESEHATAN


Bahaya utama dapat terjadi dan berpotensi fatal jika terhirup, berbahaya jika kontak dengan kulit atau
tertelan, dapat menyebabkan kulit melepuh, selaput mukosa terbakar, iritsai saluran pernafasan dan
mata (kemungkinan parah), lakrimasi, reaksi alergi bahaya kanker (pada manusia).

Bahaya Paparan Jangka Pendek (Akut)

1. Jika Terhirup
konsentrasi 0,1 - 5,0 bpj dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan; 10 - 20 bpj dapat
menyebab susah bernafas, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan, dan batuk; 25 - 5- bpj dapat
menyebabkan kerusakan jaringan dan luka saluran pernafasan seperti pneumonitis dan kadang-
kadang udem paru. gejala lain seperti bersin, sulit bernafas, radang tenggorokan, radang batang
tenggorok, sakit kepala, disfagia, sangat haus (exessive thirst), kelelahan, berdebar-debar, mual dan
muntah.
Pada konsentrasi sangat tinggi akan menyebabkan kematian. REaksi hipersensitifitas seperti udem
laring, asma bronkhitis, bronkhitis parah, dan dilaporkan terjadi urtikaria pada orang yang pernah
terpapar.
2. Jika Kontak Dengan Kulit
Uap atau larutan dapat menyebabkan rasa sakit, perubahan warna putih, keras, mati rasa, dan luka
bakar tingkat. Sensitisasi dermatitis yang ditandai dengan eksim, reaksi vesikular disertai dengan
erupsi pada kelopak mata, wajah, leher, skrotum, dan pundak terjadi pada orang yang
pernahterpapar. Juga dilaporan terjadi urtikaria. Dosis letal pada kelinci sebesar 270 mg/kg.
3. Jika Kontak Dengan Mata
KOnsentrasi 0,05 - 3,0 bpj dapat menyebabkan iritasi dengan kemerahan, gatal, sakit, berair,
penglihatan kabur, dan lakrimasi sedang. 4 - 20 bpj dapat menyebabkan lakrimasi hebat, dan
kerusakan mata permanen, dan kebutaan.
4. Jika Tertelan
Kasus tertelan formalin dalam bentuk gas tidak mungkin terjadi, tapi jika terjadi, dapat menyebabkan
mulut, tenggorokan dan lambung terbakar, sulit bernafas, mual, muntah dan diare, kemungkinan
pendarahan, sakit perut parah, sakit kepala, hipotensi, vertigo, stupor, kejang, pingsan, dan koma.
Perubahan degeneratif dari hati, jantung dan otak, dan gangguan limpa, pankreas, susunan saraf
pusat, dan ginjal dengan albuminuria, hematuria, anuria, dan asidosis dapat terjadi.
Bahaya Paparan Jangka Panjang (Kronis)
1. Jika Terhirup
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan sakit kepala, rinitis mual, mengantuk,
gangguan pernafasan, gangguan ginjal, dan sensitisasi paru. Efek neuropsikologi seperti gangguan
tidur, iritabilitas, ganggguan keseimbangan, penurunan daya ingat, hilang konsentrasi dan perubahan
kejiwaan. Gangguan haid dan sterilitas pada wanita. Efek reproduktifi pada hewan.
2. Jika Kontak Dengan Kulit
Paparan berulang atau jangka panjang mungkin akan menyebabkan luka bakar tingkat dua, mati rasa,
gatal, gangguan pada kuku, pengerasan dan penyamakan kulit dan sesitisasi. Dermatitis dapat terjadi
atau terlihat beberapa tahun kemudian dimulai dengan erupsi pada area digital, dan bagian lain
tubuh. Kerusakan hati yang parah pada mencit mengikuti percobaan seperti pada kulit.
3. Jika Kontak Dengan Mata
Efek tergantung pada konsentrasi dan lama paparan. Keterulangan atau kontak lama dengan bahan
korosif dapat menimbulkan konjungtivitas atau efek seperti pada paparan jangka pendek.
4. Jika Tertelan
Tertelan formalin dalam jumlah sedikit secara berulang dapat menyebabkan iritasai saluran
pencernaan, muntah, dan pusing. Reaksi Sensitisasi pernah dilaporkan. Pria yang menelan formalin
dalan susu selama 15 hari mengeluh sakit pada lambung dan sakit kepala. gejala lain yang dilaporan
termasuk rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan, dan 4 orang pria mengalami gatal-
gatal pada dada dan paha.

LANGKAH-LANGKAH PENGAMANAN / PENGURANGAN RISIKO


A. Aspek Pengamanan

1. Penyimpanan

Kemasan:

Simpanan pada wadah tertutup rapat, penyimpanan dan penanganan sesuai dengan peraturan dan
standar yang berlaku

Cara Penyimpanan:

 Penyimpanan dan penanganan sesuai dengan peraturan yang berlaku.


 terpisah dari senyawa yang tidak dapat tercampurkan ( incompatible), dari pengoksidasi
dan senyawa alkali.
 hindarkan dari kerusakan fisik.
 jaga tetap kering, pasang ventilasi pada lantai dasar. Formalin ke dalamnya ditambahkan
metanol 10 - 15% untuk mencegah polimerisasi.
2. Kondisi yang Harus Dihindari

 Panas, nyala api, bunga api dan sumber nyala lainnya. Wadah dapat rusak atau meledak
jika terpapar panas.
 Kontak dengan bahan yang tidak boleh dicampurkan seperti asam, basa, dan bahan
pengoksidasi, pereduksi, logam, garam logam, halogen, bahan yang mudah terbakar,
peroksida.
 Jauhkan dari saluran persediaan air dan saluran air
3. Label Berdasarkan GHS

Pernyataan Bahaya:
 Cairan yang dapat menyala
 Beracun bila tertelan
 Fatal bila kontak dengan kulit
 Fatal bila Terhirup
 Menyebabkan luka bakan yang hebat pada kulit dan mata
 Dapat menyebabkan alergi atau gejala asma atau kesulitan bernafas bila terhirup
 Dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit
 Dapat menyebabkan kanker (terutama saluran pernafasan)
 Menyebabkan kerusakan genetik
 Diduga merusak fertilitas atau janin
 Beracun terhadap lingkungan akuatik
Pernyataan Kehati-hatian :
 Simpan dalam lemari terkunci dan jauhkan dari jangkauan anak-anak
 Bila kontak dengan mata, basuh dengan air yang banyak dan bawa ke dokter
 Kenakan pakaian pelindung, sarung tangan dan pelindung mata atau wajah yang
cocok
 Bila terjadi kecelakaan atau anda merasa tidak sehat, jika memungkinkan
segera bawa ke dokter (perlihatkan kemasan atau label)
4. Lembar Data Keamanan (LDK)
 Lembar Data Keamanan (LDK)/Safety Data Sheet (SDS) adalah petunjuk gambar yang
berisi informasi bahan berbahaya tentang sifat fisika, kimia, bahaya, cara penanganan,
alat pelindung diri dan penanggulangan keadaan darurat. LDK wajib dibuat atau tersedia
untuk setiap produk yang mengandung satu atau lebih komponen berbahaya. Kriteria
penyusunan LDK ditetapkan oleh instansi yang berwenan atau oleh suatu bahan yang
diakui atau disetujui oleh yang berwenang sesuai dengan standar nasional atau
internasional. Nama lazim Bahan Kimia yang digunakan untuk mengenalnya pada LDK
harus sama dengan nama yang tercantum pada label.
 LDK dimaksudkan bagi perkerja yang menangani bahan kimia di tempat kerja, majikan
yang perlu mengetahui misalnya cara penyimpanan yang tepat atau petugas tanggap
darurat seperti petugas pemadam kebakaran, para pekerja yang berhubungan dengan
bahan kimia berbahaya, teknisi kedaruratan medik, dan petugas ruang tanggap darurat.
LDK dibuat oleh produsen atau importir bahan kimia dan selalu berada dekat dengan
petugas yang menangani bahan kimia.

Berdasarkan GHS, LDK terdiri dari 16 bagian (section) yaitu:


1. Identifikasi zat atau campuran dan pemasok:
 Penanda Produk
 Cara-cara identifikasi lain
 Penggunaan yang dianjurkan dan pembatasan penggunaan
 Keterangan rinci mengenai pemasok (termasuk nama, alamat, nomor telepon,
dll)
 Nomor telepon keadaan darurat
2. Identifikasi bahaya mencakup
 Klasifikasi untuk campuran/unsur dan informasi nasional atau regional
 Elemen label, termasuk pernytaan kehati-hatian (simbol bahaya dapat diberikan
sebagai reproduksi grafis simbol dan warna hitam dan putih atau nama simbol
yaitu nyala api, simbol tengkorak dan tulang bersilang)
 Bahaya lain yang tidak tergantung pada klasifikasi (seperti bahaya ledakan debu)
atau bahaya yang tidak tercakup dalam GHS
3. Komposisi / informasi tentang bahan penyusun

Bahan :
 Identitas bahan kimia
 Nama dagang, sinonim, dll
 Nomor CAS (Chemical Abstract Service) dan identitas khusus lain
 Kemurnian dan stabilitas bahan aditif yang memberikan kontribusi pada
klasifikasi unsur
Campuran:
 Identitas dan konsentrasi bahan kimia atau kisaran konsentrasi dari semua
bahan penyusun yang termasuk kategori bahaya dalam GHS dan berada diatas
tingkatan maksimumnya (cut-off).
 Catatan: untuk informasi tentang bahan penyusun , aturan-aturan pejabat yang
berwenang untuk Confidential Business Information (CBI) harus diperioritaskan
di atas identifikasi produk.
4. Tindakan Pertolongan Pertama
 Uraian tindakan yang diperlukan, yang dibedakan berdasarkan rute paparan,
yaitu apabila terhirup, kontak dengan kulit, terkena mata dan tertelan
 Gejala/efek paling penting, akut dan kronis
 Indikasi perawatan medis dan perawatan khusus yang diperlukan, jika siperlukan
5. Tindakan Pemadaman Kebakaran
 Media pemadaman yang tepat (dan tidak tepat)
 Bahaya spesifik yang timbul dari bahan kimia (misalnya bahaya produk apabila
terbakar)
 Tindakan pencegahan dan peralatan pelindung diri untuk petugas pemadaman
kebakaran
6. Tindakan Penanganan Tumpahan / Bocoran
 Tindakan pencegahan pribadi, peralatan pelindung diri dan prosedur keadaan
darurat
 Tindakan pencegaha lingkungan
 Material dan metoda untuk penanganan dan pembersihan
7. Penanganan dan Penyimpanan
 Tindakan pencegahan untuk penanganan yang aman
 Kondisi-kondisi penyimpanan yang aman, termasuk bahan-bahan yang tidak
boleh tercampur
8. Kontrol Paparan / Perlindungan diri
 Parameter kendali misalnya nilai batas paparan di tempat kerja atau nilai batas
biologik
 Kontrol rancang bangun yang sesuai
 Tindakan perlindungan individu, seperti peralatan pelindung diri
9. Sifat Fisika dan Kimia
 Penampilan (keadaan fisik, warna dll)
 Bau
 Ambang batas bau
 pH
 Titik lebur/titik beku
 Tititk didih awal dan rentang pendidihan
 Titik nyala
 Laju penguapan
 Flammabilitas (padat, gas)
 Flammabilitas atas / bawah atau batas ledakan
 Tekanan Uap
 Densitas Uap
 Densitas Nisbi
 Kelarutan
 Koefisien partisi : n-oktanol/air
 Temperatur swa-nyala
 Temperatur peruraian (dekomposisi)
10. Stabilitas dan Reaktivitas
 Stabilitas bahan kimia
 Kemungkinan reaksi yang berbahaya
 Kondisi-kondisi yang harus dihindari (meliputi muatan statik, getaran atau
goncangan)
 Bahan lain yang tidak cocok
 Produk perurain/dekomposisi yang berbahaya
11. Informasi Toksikologi
 Uraian ringkas tetapi jelas dan lengkap tentang berbagai efek toksikologi
(kesehatan) dan data yang tersedia yang digunakan untuk mengidentifikasi efek
tersebut, meliputi:
 Informasi tentang rute paparan yang mungkin terjadi (terhirup, kontak dengan
kulit, terkena mata dan tertelan)
 Gejala yang berhubungan dengan sifat fisika, kimia dan toksikologi
 Efek segera dan yang tertunda dan juga efek kronis dari paparan singkat dan
jangka panjang
 Ukuran toksisitas kuantitatif (seperti perkiran toksisitas akut)
12. Informasi Ekologi
 Ekotoksisitas (akuatik dan terestrial, jika ada)
 Persistensi dan degradasi
 Potensi bioakumulasi
 Mobilitas di tanah
 Efek kurang baik lain
13. Pertimbangan Pembuangan/Pemusnahan
 Uraian residu limbah dan informsai tentang metoda dan penanganan
pembuangan yang aman, mencakup pembuangan kemasan yang terkontaminasi
14. Informasi Transportasi
 Informasi mengenai dasar klasifikasi untuk pengangkutan/pengiriman dari unsur
atau campuran berbahaya melalui jalan, rel, udara, atau laut.
15. Informasi yang Berkaitan Dengan Regulasi
 Peraturan mengenai keselamatan, kesehatan dan lingkungan spesifik untuk
produk yang bersangkutan
16. Informasi lain termasuk Informasi yang Diperlukan dalam Pembuatan dan Revisi SDS

5. Tindakan Pencegahan dan Perlindungan Diri


a. Jika terhirup
Dalam kondisi sering digunakan atau pada paparan yang tinggi, alat pelindung pernafasan mungkin
diperlukan. Alat pelindung pernafasan diurut secara beraturan dari mimimum ke maksimum.
Pertimbangkan sifat peringatan sebelum alat digunakan'

Pada konsentrasi berapapun yang terdeteksi gunakan:


 Alat bantu pernafasan jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh, dan
dioperasikan dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan positif
lainnya.
 Respirator pemasok udara jenis apa saja dengan pelindung wajah dan
dioperasikan dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan posotof
lainnya, dikombinasikan dengan peralatan pelepasan udara yang terpisah.
Tindakan Penyelamatan Diri:

Respirator pemurnian udara dengan pelindung wajah penuh jenis apa saja yang
dilengkapi dengan selongsong pencegah masuknya bahan ini.
 Alat pelindung jenis apa saja, dengan alat bantu pernafasan sendiri
Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau yang segera berbahaya terhadap kehidupan
atau kesehatan
 Respirator pemasok udara jenis apa saja dengan pelindung wajah dan
dioperasikan dengan tekanan yang dibutuhkan atau mode tekanan posotof
lainnya, dikombinasikan dengan peralatan pelepasan udara yang terpisah.
 Alat bantu pernafasan jenis apa saja dengan pelindung wajah penuh
b. Jika kontak dengan kulit
 Gunakan Pakaian pelindung, dan sarung tangan tahan bahan kimia yang sesuai.
c. Jika kontak dengan mata
 Gunakan kacamata keselamatan tahan percikan. Siapkan kran pencuci mata (eye
wash fountain) dan pancuran air deras (quick drench shower) untuk keadaan
darurat di area tempat kerja
d. Jika Tertelan
 Jangan makan, minum, merokok atau mengenakan kosmetik selama bekerja
atau berada dalam ruangan digunakan. Setelah keluar dari tempat kerja atau
ruang penyimpanan, lepaskan pakaian pelindung dan cuci tangan sampai bersih.
B. ASPEK PENANGGULANGAN

1. Tindak Penanganan Tumpahan Dan Kebocoran

Hentikan tumpahan jika dapat dilakukan tanpa risiko. kurangi uap dengan penyemprotan air.

Tumpahan Sedikit :
Serap dengan pasir atau bahan lain yang tidak mudah terbakar. Kumpulkan tumpahan dalam wadah
tertutup yang sesuai untuk pembuangan selanjutnya. pindahkan ketempat yang aman
Tumpahan Banyak :
Bendung/sekat tumpahan untuk pembuangan selanjutnya. Jauhkan dari sumber nyala. Isolasi daerah
bahaya dan tanda dilarang masuk bagi yang tidak berkepentingan.
2. Tindakan Penanggulngan Kebakaran

Media Pemadam:
 Kebakarn kecil: bahan kimia kering, karbon dioksida, air, busa biasa dn busa
tahan alkohol.
 Kebakaran Besar: Gunakan busa biasa atau penyemprotan dengan butiran air
halus.
Tindakan Pemadaman Api:

Pindahkan wadah dari area kebakan jika dapat dilakukan tanpa risiko. Hindari penyebaran tumpahan
dengan aliran air bertekanan. Bendung tumpahan untuk pembuangan lebih lenjut. Gunakan alat
pemadam api yang sesuai. Hindarkan menghirup bahan atau produk hasil pembakaran. berdirilah pada
tempat yang lebih rendah dan berlawanan dengan arah angin.
Risiko Khusus:
 Bahaya kebakaran sedang. Membentuk campuran dengan udara yang mudah
meledak pada sekitar titik nyala.
 Peralata pelindung khusus untuk kebakaran
 Jangan ada di area berbahaya tanpa pakaian pelindung tahan kimia dan
peralatan pelindung pernafasan yang sesuai. untuk menghindari kontak dengan
kulit, jaga jarak aman dan gunakan pakaian pelindung yang cocok.
3. Tindakan Pertolongan Pertama

a. Jika Terhirup

 Segera pindahkan penderita ke daerah yang bebas dari paparan formalin.


 Jika penderita sukar bernafas gunakan masker berkatup atau alat yang serupa
untuk melakukan pernafasan buatan
 Setelah itu segera hubungi dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan bantuan
medis
b. Jika Kontak Dengan Kulit

 Segera lepaskan pakaian, sepatu, dan perhiasan yang terkontaminasi.


 Bilas kulit yang terpapar dengan sabun atau deterjen lunak dengan
menggunakan air bersih mengalir dalam jumlah cukup banyak selama 15 - 20
menit sampai tidak ada sisa-sisa bahan kimia yang tertinggal.
 Untuk luka bakar, tutup luka dengan kasa steril
 Jika perlu segera hubungi dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan bantuan
medis
c. Jika Terkena Mata

 Segera bilas mata dengan air dalam jumlah besar atau dapat juga digunakan
larutan garam fisiologis. Selama membilas kedip-kedipkan mata atau gerak-
gerakan kelopak mata bagian atas dan bawah agar tidak ada sisa-sisa bahan
kimia yang tertinggal. Tutup mata dengan kasa steril.
 Bila perlu segera hubungi dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan bantuan
medis
d. Jika Tertelan
 Tidak disarankan untuk menginduksi muntah karena potensi terjadinya tekanan
sistem syaraf pusat dan kejang. Bila muntah, jaga agar kepala berada lebih
rendah daripada pinggul untuk mencegah terjadinya aspirasi. jika penderita tidak
sadar, letakan kepala menghadap ke samping
 Dekontaminasi umumnya dapat dilakukan dengan larutan ipekak, arang aktif,
dan pencahar yang diberikan dalam waktu 2 jam setelah tertelan. Pemeriksaan
terhadap kejadian gagal ginjal sebaiknya dilakukan bersamaan. Hemodialisa
diperlukan pada kasus keracunan berat.
 Untuk menyerap racun dapat diberikan arang aktif dalam bentuk larutan (240 mL
air/30 g arang). Dosis minum: 25 hingga 100 g untuk dewasa/remaja, 25 hingga
50 g untuk anak-anak usia 1 hingga 12 tahun, 1 g/kg untuk bayi berumur kurang
dari 1 tahun. Segera hubungi dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan
bantuan medis.

Anda mungkin juga menyukai