Disusun Oleh :
Nurhuda Faturrahman (19251151)
Gitfirul Aziz S.Adjam (19251140)
Daftar Isi
Kata Pengantar.....................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................3
C. Tujuan........................................................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................4
A. PENGERTIAN FORMALIN............................................................................................................4
B. SIFAT FORMALIN........................................................................................................................5
C. PEMBUATAN FORMALIN............................................................................................................5
D. MANFAAT DAN KEGUNAAN FORMALIN....................................................................................5
E. BAHAYA FORMALIN BAGI KESEHATAN......................................................................................6
F. DAMPAK BURUK FORMALIN BAGI TUBUH MANUSIA................................................................7
G. MENGHINDARI PRODUK BERFORMALIN....................................................................................7
H. PERAN PEMERINTAH DALAM MEMBERANTAS PENYALAHGUNAAN FORMALIN DI INDONESIA 8
BAB III PENUTUP...................................................................................................................................8
A. KESIMPULAN..............................................................................................................................8
B. SARAN........................................................................................................................................9
C. DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9
D. Lampiran....................................................................................................................................9
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Formalin ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen pada mata kuliah Kimia
Lingkungan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Formalin bagi
para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Endah
Ayuningtyas, S.Pd., M.Sc., selaku Dosen Kimia Lingkungan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Nurhuda Faturrahman
Gitfirul Al Azis
BAB I PENDAHULUAN
Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di sektor industri sebenarnya
formalin sangat banyak manfaatnya. Formaldehid memiliki banyak manfaat, seperti anti bakteri atau
pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian,
pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Dalam dunia fotografi biasaya digunakan untuk pengeras
lapisan gelatin dan kertas. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea, bahan pembuatan produk
parfum, pengawet produk kosmetika, pengeras kuku dan bahan untuk insulasi busa. Formalin juga
dipakai sebagai pencegah korosi untuk sumur minyak.. Di bidang industri kayu sebagai bahan
perekat untuk produk kayu lapis (plywood). Dalam konsentrasi yag sangat kecil (<1 persen)
digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga,
cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet. Di industri
perikanan, formalin digunakan untuk menghilangkan bakteri yang biasa hidup di sisik ikan.
Formalin diketahui sering digunakan dan efektif dalam pengobatan penyakit ikan akibat ektoparasit
seperti fluke dan kulit berlendir. Meskipun demikian, bahan ini juga sangat beracun bagi ikan.
Ambang batas amannya sangat rendah, sehinggga terkadang ikan yang diobati malah mati akibat
formalin daripada akibat penyakitnya. Formalin banyak digunakan dalam pengawetan specimen ikan
untuk keperluan penelitian dan identifikasi. Di dunia kedokteran formalin digunakan untuk
pengawetan mayat manusia untuk dipakai dalam pendidikan mahasiswa kedokteran. Untuk
pengawetan biasanya digunakan formalin dengan konsentrasi 10%.
Besarnya manfaat di bidang industri ini ternyata disalahgunakan untuk penggunaan pengawetan
industri makanan. Biasanya hal ini sering ditemukan dalam industri rumahan, karena mereka tidak
terdaftar dan tidak terpantau oleh Depkes dan Balai POM setempat. Bahan makanan yang diawetkan
dengan formalin biasanya adalah mi basah, tahu, bakso, ikan asin dan beberapa makanang minnya.
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin
terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air, sebagai bahan pengawet biasanya
ditambahkan metanol hingga 15 persen. Bila tidak diberi bahan pengawet makanan seperti tahu
atau mi basah seringkali tidak bisa tahan dalam lebih dari 12 jam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini,
yaitu :
1. Apakah formalin itu?
2. Apakah dampak makanan yang mengandung formalin bagi kesehatan?
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN FORMALIN
Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin), merupakan aldehida dengan
rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan
yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh
kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867.
Pada umumnya, formaldehida terbentuk akibat reasi oksidasi katalitik pada metanol. Oleh sebab itu,
formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon dan terkandung
dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi,
formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon
lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit
kebanyakan organisme, termasuk manusia.
Formalin merupakan salah satu pengawet yang akhir-akhir ini banyak digunakan dalam makanan,
padahal jenis pengawet tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan. Formalin merupakan larutan
tidak berwarna, berbau tajam, mengandung formaldehid sekitar 37% dalam air, biasanya
ditambahkan metanol 10-15%.
Formalin mempunyai banyak nama atau sinonim, seperti formol, morbicid, methanal, formic
aldehyde, methyl oxide, oxymethylene, methyl aldehyde, oxomethane, formoform, formalith,
oxomethane, karsan, methylene glycol, paraforin, poly-oxymethylene glycols, superlysoform,
tetraoxymethylene dan trioxane.
B. SIFAT FORMALIN
Pengawet ini memiliki unsur aldehida yang bersifat mudah bereaksi dengan protein,
karenanya ketika disiramkan ke makanan seperti tahu, formalin akan mengikat unsur protein mulai
dari bagian permukaan tahu hingga terus meresap kebagian dalamnya. Dengan matinya protein
setelah terikat unsur kimia dari formalin maka bila ditekan tahu terasa lebih kenyal . Selain itu
protein yang telah mati tidak akan diserang bakteri pembusuk yang menghasilkan senyawa asam,
Itulah sebabnya tahu atau makanan berformalin lainnya menjadi lebih awet.
Formaldehida membunuh bakteri dengan membuat jaringan dalam bakteri dehidrasi
(kekurangan air), sehingga sel bakteri akan kering dan membentuk lapisan baru di permukaan.
Artinya, formalin tidak saja membunuh bakteri, tetapi juga membentuk lapisan baru yang
melindungi lapisan di bawahnya, supaya tahan terhadap serangan bakteri lain. Bila desinfektan
lainnya mendeaktifasikan serangan bakteri dengan cara membunuh dan tidak bereaksi dengan
bahan yang dilindungi, maka formaldehida akan bereaksi secara kimiawi dan tetap ada di dalam
materi tersebut untuk melindungi dari serangan berikutnya.
Melihat sifatnya, formalin juga sudah tentu akan menyerang protein yang banyak terdapat
di dalam tubuh manusia seperti pada lambung. Terlebih, bila formalin yang masuk ke tubuh itu
memiliki dosis tinggi.
Masalahnya, sebagai bahan yang digunakan hanya untuk mengawetkan makanan, dosis
formalin yang digunakan pun akan rendah. Sehingga efek samping dari mengkonsumsi makanan
berformalin tidak akan dirasakan langsung oleh konsumen.
Banyak pihak mengingatkan formalin juga memiliki sifat karsinogen atau dapat menyebabkan
kanker.Tetapi kemunculan kanker akibat bahan berbahaya ini dengan kanker dari penyebab yang
lain hampir sulit dibedakan, keduanya membutuhkan waktu panjang untuk menyerang tubuh
manusia.
Isu kandungan formalin dalam berbagai produk makanan mendapat tanggapan serius dari
pemerintah, karena dalam jangka panjang dapat memicu terjadinya kanker. Menurut Kepala Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), sampai kadar tertentu, formalin diizinkan untuk pengawet
kosmetik, yaitu untuk pasta gigi maksimum 0,1% dan untuk produk kosmetik lainnya 0,2%.
Ketentuan ini sesuai dengan aturan yang berlaku secara internasional seperti ASEAN Cosmetic
Directive, European Union Directive, dan SK BPOM untuk kosmetik.
C. PEMBUATAN FORMALIN
Metanol cair dengan temperatur ± 30°C dipompa dari metanol tank dan dipanaskan di
preheater (MP) sampai temperatur 65°C lalu dimasukkan dalam vaporizer (VP). Di dalam vaporizer
terjadi perubahan fase dari cair menjadi gas dengan suhu dalam vaporizer 65–75°C. Metanol gas dari
vaporizer dipanaskan lagi dengan super heater (SH) di bagian atas vaporizer sampai suhu 95°C dan
langsung dimasukkan ke mix gas (MG).
Udara dihisap melalui air filter (penyaring udara) dengan blower. Setelah dipanaskan dengan
pemanas udara sampai suhu ±110°C lalu dimasukkan ke dalam mix gas (MG). Steam masuk melalui
steam filter pada suhu 140 oC ke mix gas (MG).
Formalin selain harganya murah, mudah didapat dan pemakaiannya pun tidak sulit sehingga
sangat diminati sebagai pengawet oleh produsen pangan yang tidak bertanggung jawab.
Hasil survei dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan, sejumlah produk pangan menggunakan
formalin sebagai pengawet.
Anjuran penggunaan formalin yang benar adalah:
sebagai pembunuh kuman, sehingga banyak dipakai dalam pembersih lantai, pakaian, kapal dan
gudang,
pembasmi lalat dan serangga lainnya,
salah satu bahan dalam pembuatan sutera buatan, zat pewarna cermin kaca dan bahan peledak,
pengeras lapisan gelatin dan kertas foto,
bahan pembuatan pupuk urea, parfum, pengeras kuku dan pengawet produk kosmetik,
pencegah korosi pada sumur minyak,
bahan untuk insulasi busa, dan,
bahan perekat kayu lapis.
Dalam konsentrasi kurang dari 1%, formalin digunakan sebagai pengawet dalam pembersih rumah
tangga, cairan pencuci piring, pelembut, sampo mobil, lilin, dan karpet.
o Bila tertelan
Apabila tertelan maka mulut,tenggorokan, dan perut terasa terbakar, sakit saat menelan, mual,
muntah, diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi
( tekanan darah rendah ), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat terjadi kerusakan
hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan saraf pusat, dan ginjal.
Kulit : Iritatif, kulit kemerahan, kulit seperti terbakar, alergi kulit.
Mata : Iritatif, mata merah dan berair, kebutaan.
Hidung : Mimisan.
Saluran Pernapasan : Sesak napas, suara serak, batuk kronis, sakit tenggorokan.
Saluran Pencernaan : Iritasi lambung, mual muntah, mules.
Hati : Kerusakan hati.
Paru-paru : Radang paru-paru karena zat kimia (pneumonitis).
Saraf : Sakit kepala, lemas, susah tidur, sensitif, sukar konsentrasi, mudah lupa.
Ginjal : Kerusakan ginjal.
Organ Reproduksi : Kerusakan testis, ovarium, gangguan menstruasi, infertilitas sekunder.
Keberadaan formaldehida sendiri ada dalam berbagai macam produk. Formaldehida juga
ditemukan pada asap rokok dan udara yang tercemar asap kendaraan bermotor. Selain itu bisa
didapat juga pada produk-produk termasuk antiseptik, obat, cairan pencuci piring, pelembut cucian,
perawatan sepatu, pembersih karpet dan bahan adhesif. Formaldehida juga ada dalam kayu lapis
terutama bila masih baru. Kadar formaldehida akan turun seiring berjalannya waktu.
Formaldehida secara natural sudah ada dalam bahan makanan mentah dalam kisaran 1 mg per kg
hingga 90 mg per kg.
Deteksi formalin secara akurat baik secara kualitatif maupun kuantitatif hanya dapat
dilakukan di laboratorium. Namun demikian, untuk menghindarkan terjadinya keracunan,
masyarakat harus dapat membedakan bahan/produk makanan yang mengandung formalin dan yang
sehat. Beberapa ciri produk berformalin antara lain:
Ikan asin:
Tahan lama pada suhu kamar (25oC), lebih dari 1 bulan.
Warna bersih dan cerah (tidak kuning kecoklatan).
Tekstur keras, tidak berbau khas ikan asin dan tidak mudah hancur.
Tidak dihinggapi lalat. Ikan basah/udang.
Insang berwarna merah tua dan tidak cemerlang.
Warna putih bersih dengan tekstur yang kenyal.
Awet sampai 3 hari pada suhu kamar, tidak mudah busuk dan bau.
Ayam potong:
Warna putih bersih.
Awet dan tidak mudah busuk.
Tahu mentah:
Tekstur kenyal, tidak padat tetapi tidak mudah hancur.
Awet sampai 3 hari pada suhu kamar, tahan sampai 15 hari dalam lemari es.
Aroma menyengat bau formalin (kadar 0,5-1,0 ppm).
Mi basah:
Mengkilat, tidak lengket dan sangat berminyak.
Awet sampai 2 hari pada suhu kamar, tahan sampai 15 hari dalam lemari es.
Aroma menyengat (tidak berbau mi) dan tidak mudah basi.
Bakso:
Tidak rusak selama 5 hari pada suhu kamar.
Tekstur sangat kenyal.
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Pembuatan isi makalah tentang formalin ini masih jauh dari kata sempurna. Penyusun berharap
adanya kritik dan saran dari para pembaca.
C. DAFTAR PUSTAKA
Kajianpustaka.com
Alfalabchemika.com
Academia.edu
D. Lampiran