Anda di halaman 1dari 15

Penggunaan Formalin Di rumah Sakit

Pendahuluan
Undang-Undang No. 23 tahun 2003 tentang Kesehatan, pasal 23
menyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang
mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit, atau
mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Apabila memperhatikan isi dari
pasal di atas maka jelaslah bahwa rumah sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria
tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan
dampak kesehatan baik terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS
tersebut maupun pasien dan pengunjungnya. Dengan demikian, sudah
sepatutnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS.
Rumah sakit adalah salah satu industri jasa yang memberikan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat dan berfungsi sosial serta menyelenggarakan
kegiatan rumah sakit yang meliputi kuratif (pengobatan penyakit), rehabilitatif
(pemulihan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), dan promotif
(pembinaan kesehatan).
Makin disadari bahwa kegiatan rumah sakit (RS) yang sangat kompleks
tidak saja memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya, tapi juga
mungkin dampak negative berupa cemaran akibat proses kegiatan maupun
limbah yang dibuang tanpa pengelolaan yang benar. Limbah berupa virus dan
kuman yang berasal dan Laboratorium Virologi dan Mikrobiologi maupun
pengggunaan bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan para petugas,
pasien maupun masyarakat bahkan pada lingkungan alam sekitar.

Rumah sakit adalah pengguna bahan kimia terbanyak dibandingkan


fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Hal ini diperlukan mengingat faktor bahaya
biologi yang banyak juga di lingkungan rumah sakit. Bahan kimia adalah health
hazards yang paling dominan. Tingkat bahayanya tergantung kepada Physical
properties, Toxicity, Bagaimana menggunakannya dan Lingkungan dimana
digunakannya. Berbagai bentuk dari bahan kimia di rumah sakit yang berpotensi
toxic atau iritant contohnya adalah Ethylene oxide, Formaldehyde,

1
Glutaraldehyde, Waste anesthetic gases, Hazardous drugs such as cytotoxic
agents, dan lain sebagainya.

Adanya bahan-bahan kimia di rumah sakit dapat menimbulkan Ancaman


bahaya bagi penderita maupun para pekerjanya. Kecelakaan akibat bahan bahan
kimia dapat menyebabkan keracunan kronik. Bahan-bahan kimia tersebut
mempunyai risiko mengakibatkan gangguan kesehatan utama kepada petugas
rumah sakit yang setiap harinya bekerja dengan menggunakan bahan kimia
tersebut serta lingkungan sekitar rumah sakit.

1. Formaldehyde atau Formalin

. Formaldehyde adalah Senyawa kimia formaldehide juga disebut


metanal atau formalin dengan rumus H2CO, yang berbentuk gas, cair atau
padatan parofarrmaldehyde atau trixone. formaldehida awalnya disintesis oleh
kimiawan Rusia Aleksander Butlerov tahn 1859, tapi di indentifikasi oleh
Hotfman tahun 1867 Formaldehyde merupakan bahan kimia berbahaya di
rumah sakit di atur oleh Kepmenkes 432 tahun 2007

Pada umumnya Formaldehyde terbentuk akibat reaksi oksidasi


katalitik pada metanol, oleh sebab itu Formaldehide bisa dihasilkan dari
pembakaran bahan yang mengandung carbon dan terkadang dalam asap
pada kebakaran hutan, knalpot mobil dan asap tembakau dalm atmosfir bumi,
formaldehide dihasilkan dari aksi cahaya mataharidan oksigen terhadap
metana dan hidrocarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam
kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme,
termasuk manusia.

Dirumah sakit Formaldehida digunakan untuk membasmi sebagian


besar bakteri, sehingga sering digunakan sebagai disinfektan dan juga
sebagai bahan pengawet. Sebagai disinfektan, menghilangkan sebagian atau
semua mikroorganisme dari alat kesehatan kecuali endospora bakteri.
Formaldehida juga dipakai sebagai pengawet dalam vaksinasi. sedangkan

2
Dalam industri, Formaldehyde selain dipakai sebagai bahan pengawet
(desinfectan) pada tekstil juga dipergunakan pada industri - industri lain
seperti industri : cat, kulit, wood furniture, polywood, kertas, plastik, dan lain-
lain. Untuk industri pakaian jadi (garmen) rata-rata exposure levelnya cukup
tinggi yaitu 0,64 ppm (Siegel et al. 1993).

Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat


menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air.
Biasanya ditambahkan metanol hingga 15% sebagai pengawet. Formalin
dikenal luas sebagai bahan pembunuh hama (desinfektan ) dan banyak
digunakan dalam industri. Sejauh ini, pemanfaatannya tidak dilarang namun
setiap pekerja yang terlibat dalam pengangkutan dan pengolahan bahan ini
harus ekstra hati-hati mengingat risiko yang berkaitan dengan bahan ini cukup
besar.

Di pasaran, formalin bisa ditemukan dalam bentuk yang sudah


diencerkan, dengan kandungan formaldehid 10 40% serta dalam bentuk
tablet yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram. dengan bau yang
menyengat dan tajam. Formalin biasanya diperdagangkan di pasaran dengan
nama berbeda-beda antara lain : (Formol, Morbicid, Methanal, Formic
aldehyde, Methyl oxide, Oxymethylene, Methylene aldehyde, Oxomethane,
Formoform, Formalith, Karsan, Methylene glycol, Paraforin, Polyoxymethylene
glycols, Superlysoform, Tetraoxymethylene, Trioxane). Larutan formalin yang
sangat encer (<1%) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang
konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut,
perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet.

2. Manfaat dan Kegunaan Formalin

a. Manfaat Formalin

3
Formalin merupakan senyawa kimia yang sdh sejak lama di gunakan
untuk mempersiapkan serta membuat vaksin dengan mengsterilkan bakteri
atau menginaktifkan bakteri maupun virus yang merusak antigenesisnya,
selain itu larutan formalin umumnya dikenal sebagai desinfektan yang
efektif melawan bakteri vegetatif , jamur, dan beberapa virus, aplikasi
formalin yang sering digunakan sebagai desinfektan adalah sterilisasi
menggunakan gas terutama untuk setrilisasi ruangan dan alat alat di
rumah sakit yang tidak disterilkan dengan pemanasan. formalin juga
digunakan sebagai antiseptik kareana kemampuannya membunuh mikroba
(Marlina, 2008)

Formalin juga digunakan daklam industri plastik, pembersih lantai, anti


busa, bahan kostruksi, kertas, karpet cat dan meubel, selain itu formalin
jugadigunakan untuk mengawetkan mayat dan mengontrol parasit pada
ikan (BPOM 2004)

Dalam konsentrasi sangat kecil (kurang dari 1 %), formalin digunakan


sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih
barang rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut kulit, perawatn
sepatu, sampho mobil, lilin, pasta gigi, pembersih karpet.

b. Penggunaan Formalin yang salah

Pengunaan formalin yang salah (misuse) kerap kali dilakukan dalam


mengawetkan pangan walaupun senyawa ini sesungguhnya dilarang
(mengingat bahayanya) untuk digunakan sebagai pengawet pangan.
Praktek yang salah semacam ini dilakukan oleh produsen pangan yang
tidak bertanggung jawab.

Melalui sejumlah survei dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan


sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet.
Praktek yang salah seperti ini dilakukan oleh produsen atau pengelola
pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh prduk yang sering

4
diketahui mengandung formalin misalnya : Ikan segar, Ayam potong, Mie
basah, Tahu, dll.

3. Dampak Formalin Terhadap Kesehatan Lingkungan dan Masyarakat

a. Bahaya terhadap kesehatan lingkungan

Sebetulnya, sehari-hari kita menghirup formalin dari lingkungan sekitar


menurunan kualitas tanah, air dan udara. Polusi yang dihasilkan oleh asap
knalpot dan pabrik, mengandung formalin yang mau tidak mau kita hirup,
kemudian masuk ke dalam tubuh. Asap rokok atau air hujan yang jatuh ke
bumi pun sebetulnya juga mengandung formalin.

di lingkungan kerja seperti dirumah sakit formaldehida dipakai dalam


proses sterilisasi dan desinfeksi untuk menghilangkan sebagian atau
semua mikroorganisme dari alat kesehatan akan digunakan dimana proses
ini biasanya dilakukan dalam ruangan khusus dan tertutup karena resin ini
melepaskan formaldehida pelan-pelan, formaldehida merupakan salah satu
polutan dalam ruangan yang sering ditemukan. Apabila kadar di udara
lebih dari 0,1 mg/kg, Formaldehide bila menguap di udara, berupa gas
yang tidak berwarna, dengan bau yang tajam menyesakkan, bila terhisap
bisa menyebabkan iritasi menyebabkan iritasi kepala dan membra mukosa
yang menyebabkan keluarnya air mata, pusing tenggorokan serasa
terbakar serta kegerahan.

limbah buangan dari penggunakan bahan kimia seperti formalin dan


bahan kimia lainnya dibuang bersama dengan limbah rumah sakit lainnya
dalam bentuk limbah cair. sebelum dibuang kelingkungan limbah cair
tersebut di olah terlebih dahulu di Instalasi Pengelolahan Air Limbah (IPAL)
Rumah Sakit untuk menghilangkan kadar racun, atau menurunkan
kandungan bahan kimia sehingga aman terhadap lingkungan dan
kesehatan masyarakat utamanya disekitar wilayah rumah sakit. limbah
rumah sakit yang dibuang ke lingkungan tanpa melalui pengelolahan yang

5
baik dapat mencemarkan lingkungan sekitar menurunkan kualitas tanah
udara dan air serta sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

b. Bahaya terhadap kesehatan manusia

Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan


manusia, jika kandungan dalam tubuh tinggi, maka formalin akan langsung
memberikan gugus asam amino yang terdapat dalam DNA manusia yang
mengakibatkan formalin menjadi senyawa karsinogenik, proses
bereaksinya formalin secara kimia dengan hampir semua zat didalam
tubuh akan menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang
menyebabakan keracunan dalam tubuh, selain itu kandungan formalin
dalam tubuh juga menyebabkan iritasi lambung, alergi yang bersifat
mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel dan jaringan), dapat
menyebabkan muntah diare bercampur darah, kencing bercampur darah,
formalin bila menguap di udara berupa gas yang tidak berwarna, dengan
bau yang tajam menyesakkan sehingga merangsang hidung, tenggorokan
dan mata (Cahyadi 2009)

Nilai ambang batas yang aman bagi tubuh manusia terhadap formalin
menurut IPCS (International Programme on Chemical Safety) adalah 1 mg
liter (1 ppm). IPCS adalah lembaga khusus dari tiga organisasi di PBB,
yaitu ILO, UNEP, serta WHO, yang mengkhususkan pada keselamatan
penggunaan bahan kimia. Bila formalin masuk tubuh melebihi ambang
batas tersebut maka dapat mengakibatkan gangguan pada organ dan
system tubuh manusia.

Dirumah sakit pengelolaan dan penggunaaan formalin ini dilakukan


pada instalasi farmasi, laboratorium, dan instalasi kamar jenazah sehingga
pekerja rumah sakit yang paling beresiko terkena bahaya bahan kimia
tersebut adalah petugas kamar jenazah, laboratorium dan instalasi farmasi
(Berdasarkan Pedoman manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja K3
rumah Sakit).

4. Toksisitas Formalin
6
Formalin masuk ke dalam tubuh dengan cara terhirup, mengenai kulit
dan tertelan. Dalam tubuh manusia, formaldehida dikonversikan jadi asam
format yang meningkatkan keasaman darah, tarikan nafas menjadi pendek
dan sering, hiportemia, juga koma, atau sampai kepada kematiannya. Di
dalam tubuh, formaldehida bisa menimbulkan terikatnya DNA oleh protein,
sehingga mengganggu ekspresi genetik yang normal. Dan jika dalam tubuh
tinggi, akan bereksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel,
sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang
menyebabkan kerusakan pada organ tubuh.

Akibat dari Formalin sangat berbahaya bagi tubuh. Akibat yang


ditimbulkan dapat berupa : luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran
pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia. Jika kandungan
dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di
dalam sel, sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang
menyebabkan kerusakan pada organ tubuh. Formalin merupakan zat yang
bersifat karsinogenik atau bisa menyebabkan kanker. Beberapa penelitian
terhadap tikus dan anjing pemberian formalin dalam dosis tertentu jangka
panjang secara bermakna mengakibatkan kanker saluran cerna seperti
adenocarcinoma pylorus, preneoplastic hyperplasia pylorus dan
adenocarcinoma duodenum. Penelitian lainnya menyebutkan pengingkatan
resiko kanker faring (tenggorokan), sinus dan cavum nasal (hidung) pada
pekerja tekstil akibat paparan formalin melalui hirupan.

Konsumsi formalin pada dosis yang sangat tinggi dapat mengakibatkan


konvulsi (kejang-kejang), haematuri (kencing darah) dan haematomesis
(muntah darah) yang berakibat dengan kematian. Meskipun dalam jumlah
kecil, dalam jangka panjang formalin juga bisa mengakibatkan banyak
gangguan organ tubuh. Selain itu dalam jumlah sedikit, formalin akan larut
dalam air, serta akan dibuang ke luar bersama cairan tubuh, sehingga
formalin sulit dideteksi keberadaanya di dalam darah. Imunitas tubuh sangat
berperan dalam berdampak tidaknya formalin di dalam tubuh. Jika imunitas
tubuh rendah atau mekanisme pertahanan tubuh rendah, sangat mungkin
formalin dengan kadar rendah pun bisa berdampak buruk terhadap

7
kesehatan. Usia anak khsusnya bayi dan balita adalah salah satu yang rentan
untuk mengalami gangguan ini.

5. Bahaya Formalin Jika Masuk ke Dalam Tubuh. (Port De Entry)

Formalin sangat berbahaya Bahaya utama dapat terjadi dan berpotensi


fatal jika terhirup, berbahaya jika kontak dengan kulit atau tertelan, dapat
menyebabkan kulit melepuh, selaput mukosa terbakar, iritsai saluran
pernafasan dan mata (kemungkinan parah), lakrimasi, reaksi alergi bahaya
kanker (pada manusia).Formalin dapat masuk ke dalam tubuh melalui :

A. Terhirup (lewat pernapasan)

B. Kontak langsung (lewat kulit)

C. Mata

D. Tertelan (lewat mulut)

Bahaya Paparan Jangka Pendek (Akut)


1. Jika Terhirup
Konsentrasi 0,1 - 5,0 bpj dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan
tenggorokan; 10 - 20 bpj dapat menyebab susah bernafas, rasa terbakar
pada hidung dan tenggorokan, dan batuk; 25 - 5 bpj dapat menyebabkan
kerusakan jaringan dan luka saluran pernafasan seperti pneumonitis dan
kadang-kadang udem paru. gejala lain seperti bersin, sulit bernafas,
radang tenggorokan, radang batang tenggorok, sakit kepala, disfagia,
sangat haus (exessive thirst), kelelahan, berdebar-debar, mual dan
muntah. Pada konsentrasi yang sangat tinggi akan menyebabkan
kematian. reaksi hipersensitifitas seperti udem laring, asma bronkhitis,
bronkhitis parah, dan dilaporkan terjadi urtikaria pada orang yang pernah
terpapar.

2. Jika Kontak Dengan Kulit


Uap atau larutan dapat menyebabkan rasa sakit, perubahan warna putih,
keras, mati rasa, dan luka bakar tingkat. Sensitisasi dermatitis yang

8
ditandai dengan eksim, reaksi vesikular disertai dengan erupsi pada
kelopak mata, wajah, leher, skrotum, dan pundak terjadi pada orang yang
pernahterpapar. Juga dilaporan terjadi urtikaria. Dosis letal pada kelinci
sebesar 270 mg/kg.

3. Jika Kontak Dengan Mata


Konsentrasi 0,05 - 3,0 bpj dapat menyebabkan iritasi dengan kemerahan,
gatal, sakit, berair, penglihatan kabur, dan lakrimasi sedang. 4 - 20 bpj
dapat menyebabkan lakrimasi hebat, dan kerusakan mata permanen, dan
kebutaan

4. Jika Tertelan
Kasus tertelan formalin dalam bentuk gas tidak mungkin terjadi, tapi jika
terjadi, dapat menyebabkan mulut, tenggorokan dan lambung terbakar,
sulit bernafas, mual, muntah dan diare, kemungkinan pendarahan, sakit
perut parah, sakit kepala, hipotensi, vertigo, stupor, kejang, pingsan, dan
koma. Perubahan degeneratif dari hati, jantung dan otak, dan gangguan
limpa, pankreas, susunan saraf pusat, dan ginjal dengan albuminuria,
hematuria, anuria, dan asidosis dapat terjadi.

Bahaya Paparan Jangka Panjang (Kronis)


1. Jika Terhirup
Paparan berulang atau jangka panjang dapat menyebabkan sakit kepala,
rinitis mual, mengantuk, gangguan pernafasan, gangguan ginjal, dan
sensitisasi paru. Efek neuropsikologi seperti gangguan tidur, iritabilitas,
ganggguan keseimbangan, penurunan daya ingat, hilang konsentrasi dan
perubahan kejiwaan. Gangguan haid dan sterilitas pada wanita. Efek
reproduktifi pada hewan.
2. Jika Kontak Dengan Kulit
Paparan berulang atau jangka panjang mungkin akan menyebabkan luka
bakar tingkat dua, mati rasa, gatal, gangguan pada kuku, pengerasan dan
penyamakan kulit dan sesitisasi. Dermatitis dapat terjadi atau terlihat
beberapa tahun kemudian dimulai dengan erupsi pada area digital, dan

9
bagian lain tubuh. Kerusakan hati yang parah pada mencit mengikuti
percobaan seperti pada kulit.

3. Jika Kontak Dengan Mata


Efek tergantung pada konsentrasi dan lama paparan. Keterulangan atau
kontak lama dengan bahan korosif dapat menimbulkan konjungtivitas atau
efek seperti pada paparan jangka pendek.

4. Jika Tertelan
Tertelan formalin dalam jumlah sedikit secara berulang dapat menyebabkan
iritasai saluran pencernaan, muntah, dan pusing. Reaksi Sensitisasi pernah
dilaporkan. Pria yang menelan formalin dalan susu selama 15 hari
mengeluh sakit pada lambung dan sakit kepala. gejala lain yang dilaporan
termasuk rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan, dan
empat orang pria mengalami gatal-gatal pada dada dan paha.

6 Pertolongan Pertama Bila Terjadi Keracunan Akut

Pertolongan tergantung konsentrasi cairan dan gejala yang dialami


korban. Sebelum ke rumah sakit : berikan arang aktif ( norit ) bila tersedia.
Jangan melakukan rangsang muntah pada korban karena akan menimbulkan
risiko trauma korosif pada saluran cerna atas.

Tindakan Pertolongan Pertama

a. Bila terhirup ;

Segera pindahkan penderita ke daerah yang bebas dari paparan


formalin.
Jika penderita sukar bernafas gunakan masker berkatup atau alat yang
serupa untuk melakukan pernafasan buatan
Setelah itu segera hubungi dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan
bantuan medis

b. Bila terkena mata;

10
Segera bilas mata dengan air dalam jumlah besar atau dapat juga
digunakan larutan garam fisiologis. Selama membilas kedip-kedipkan
mata atau gerak-gerakan kelopak mata bagian atas dan bawah agar
tidak ada sisa-sisa bahan kimia yang tertinggal. Tutup mata dengan
kasa steril.
Bila perlu segera hubungi dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan
bantuan medis

c. Bila terkena kulit ;

Segera lepaskan pakaian, sepatu, dan perhiasan yang terkontaminasi.


Bilas kulit yang terpapar dengan sabun atau deterjen lunak dengan
menggunakan air bersih mengalir dalam jumlah cukup banyak selama
15 - 20 menit sampai tidak ada sisa-sisa bahan kimia yang tertinggal.
Untuk luka bakar, tutup luka dengan kasa steril
Jika perlu segera hubungi dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan
bantuan medis

d. Bila tertelan;

Tidak disarankan untuk menginduksi muntah karena potensi terjadinya


tekanan sistem syaraf pusat dan kejang. Bila muntah, jaga agar kepala
berada lebih rendah daripada pinggul untuk mencegah terjadinya
aspirasi. jika penderita tidak sadar, letakan kepala menghadap ke
samping
Dekontaminasi umumnya dapat dilakukan dengan larutan ipekak, arang
aktif, dan pencahar yang diberikan dalam waktu 2 jam setelah tertelan.
Pemeriksaan terhadap kejadian gagal ginjal sebaiknya dilakukan
bersamaan. Hemodialisa diperlukan pada kasus keracunan berat.
indikasi tindakan cuci darah ini bila terjadi keadaan asidosis metabolik
berat pada korban.
Untuk menyerap racun dapat diberikan arang aktif dalam bentuk larutan
(240 mL air/30 g arang). Dosis minum 25 hingga 100 g untuk

11
dewasa/remaja, 25 hingga 50 g untuk anak anak usia 1 hingga 12
tahun, 1 g/kg untuk bayi berumur kurang dari 1 tahun. Segera hubungi
dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan bantuan medis.

7. Hirarky Pengendalian Bahaya Bahan Kimia Formalin


1. Eliminasi.
yaitu eliminasi/menghilangkan bahaya dilakukan pada saat desain,
tujuannya adalah untuk menghilangkan kemungkinan kesalahan manusia
dalam menjalankan suatu sistem karena adanya kekurangan pada desain.
Metode pengendalian bahaya formalin melalui metode eliminasi tidak
dapat dihilangkan karena formalin ini masih menjadi pilihan utama dalam
proses pengawetan jenazah dan hewan percobaan untuk kepentingan
penelitian.

2. Substitusi
Pengendalian ini bertujuan untuk mengganti bahan, proses, operasi
ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya.
Metode substitusi dapat dilakukan upaya yaitu dengan menganti formalin
ini dengan bahan desinfektan yang lebih aman terhadap petugas yaitu
dengan menghilangkan cara desinfektan dengan menggunakan formalin
tetapi dengan cara menggunakan sterilisasi dengan cara kering
(autoclave), sterilisasi secara basah (melalui perebusan) penggunakan
sinar ultra violet. atau juga penggunaan betadine atau alkohol .

3. Pengendalian tehnik/engineering control


Pengendalian ini dilakukan bertujuan untuk memisahkan bahaya dengan
pekerja serta untuk mencegah terjadinya kesalahan manusia.
Pengendalian ini terpasang dalam suatu unit sistem mesin atau peralatan.
Metode pengendalian tehnik/engineering control dapat berupa pada proses
pemindahan formalin dari wadah yang satu ke wadah yang lain ini
sebaiknya memakai wadah yang langsung dengan corongnya untuk
menghidari penguapan formalin yang terlalu besar jika tidak menggunakan
corong yang tertutup. selain itu pengendalian bahaya dapat juga dilakukan
dengan caraa menghindari menuang formalin diruangan yang tertutup bila
terjadinya penguapan jika berada pada ruangan tertutup karena akan

12
membuat mata perih sekali serta mudah terhirup sehingga menimbulkan
kesulitan saat bernapas.

4. Pengendalian administratif/ administratif control


Kontrol administratif ditujukan pengandalian dari sisi orang yang akan
melakukan pekerjaan, dengan dikendalikan metode kerja diharapkan orang
akan mematuhi, memiliki kemampuan dan keahlian cukup untuk
menyelesaikan pekerjaan secara aman. Metode pengendalian administratif
terhadap Bahaya formalin adalah membuat informasi tertulis, regulasi
dapat berupa aturan jam kerja, nilai ambang batas, Standar Operasional
prosedur (SOP) penggunaan formalin, Pemasangan Label tanda Bahaya
Kimia pada wadah formalin, Lembar Data Keamanan (LDK) dan cara
penyimpanan

Contoh Pernyataan Bahaya seperti :


Cairan yang dapat menyala
Beracun bila tertelan
Fatal bila kontak dengan kulit
Fatal bila Terhirup
Menyebabkan luka bakar yang hebat pada kulit dan mata
Dapat menyebabkan alergi atau gejala asma atau kesulitan bernafas
bila terhirup
Dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit
Dapat menyebabkan kanker (terutama saluran pernafasan)
Menyebabkan kerusakan genetik

Pernyataan Kehati-hatian :
Simpan dalam lemari terkunci dan jauhkan dari jangkauan anak-anak
Bila kontak dengan mata, basuh dengan air yang banyak dan bawa ke
dokter
Kenakan pakaian pelindung, sarung tangan dan pelindung mata atau
wajah yang cocok

5. Alat Pelindung Diri (APD)

Pemilihan dan penggunaan alat pelindung diri merupakan merupakan hal


yang paling tidak efektif dalam pengendalian bahaya,dan APD hanya
berfungsi untuk mengurangi seriko dari dampak bahaya. Karena sifatnya
hanya mengurangi, perlu dihindari ketergantungan hanya menggandalkan

13
alat pelindung diri dalam menyelesaikan setiap pekerjaan. Alat pelindung
diri yang digunakan bila bekerja dengan bahan kimia formali terdiri dari :
Pakaian (Uniform) khusus untuk melindungi tubuh kemungkinan
terkena larutan formalin juga untuk menghindari kontak dengan
pakaian kerja harian karena sifat hawa/bau formalin yang biasanya
melekat pada pakaian
Menggunakan Kacamata pelindung untuk menghindari iritasi terhadap
mata
Penggunaan Masker untuk melindung saluran pernapasan terhadapa
bahaya formalin jika terhirup.
Penggunaaan sarung tangan saat bekerja untuk menghindari iritasi
pada tangan apabila terkena formalin
Penggunaan sepatu keselamatan sangat dianjurkan.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan :
1. Formalin sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia jika digunakan dengan
benar akan tetapi sebaliknya formalin menjadi sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia jika digunakan secara tidak benar

2. Upaya Pengendalian bahaya ditempat kerja, baik berupa bahaya Biologi


Fisik, Kimia, dapat dilakukan melalui Hirarkhy pengendalian bahaya untuk
mencegah atau menghindar terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat
kerja sebagai pedoman bagi setiap pekerja maupun perusahaan dalam
melaksanakan upaya K3 di tempat kerja.

Saran
1. Diharapkan kepada petugas rumah sakit utamanya petugas Laboratorium,
Farmasi dan Kamar Jenazah yang sangat beresiko terhadap terpaparnya
formalin agar mengetahui resiko yang ditimbulkannya serta dapat
pengendalian bahaya di tempat kerjax

14
2. diharapkan kepada petugas Laboratorium, Farmasi dan Kamar Jenazah
Selalu mengunakan APD selama bekerja untuk menghindari potensi/resiko
bahaya yang kemungkinan bisa terjadi di tempat kerjax. jadikan budaya
safety sebagai suatu kebutuhan saat bekerja.

15

Anda mungkin juga menyukai