Pendahuluan
Undang-Undang No. 23 tahun 2003 tentang Kesehatan, pasal 23
menyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus
diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang
mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit, atau
mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Apabila memperhatikan isi dari
pasal di atas maka jelaslah bahwa rumah sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria
tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan
dampak kesehatan baik terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS
tersebut maupun pasien dan pengunjungnya. Dengan demikian, sudah
sepatutnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS.
Rumah sakit adalah salah satu industri jasa yang memberikan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat dan berfungsi sosial serta menyelenggarakan
kegiatan rumah sakit yang meliputi kuratif (pengobatan penyakit), rehabilitatif
(pemulihan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), dan promotif
(pembinaan kesehatan).
Makin disadari bahwa kegiatan rumah sakit (RS) yang sangat kompleks
tidak saja memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya, tapi juga
mungkin dampak negative berupa cemaran akibat proses kegiatan maupun
limbah yang dibuang tanpa pengelolaan yang benar. Limbah berupa virus dan
kuman yang berasal dan Laboratorium Virologi dan Mikrobiologi maupun
pengggunaan bahan kimia yang dapat membahayakan kesehatan para petugas,
pasien maupun masyarakat bahkan pada lingkungan alam sekitar.
1
Glutaraldehyde, Waste anesthetic gases, Hazardous drugs such as cytotoxic
agents, dan lain sebagainya.
2
Dalam industri, Formaldehyde selain dipakai sebagai bahan pengawet
(desinfectan) pada tekstil juga dipergunakan pada industri - industri lain
seperti industri : cat, kulit, wood furniture, polywood, kertas, plastik, dan lain-
lain. Untuk industri pakaian jadi (garmen) rata-rata exposure levelnya cukup
tinggi yaitu 0,64 ppm (Siegel et al. 1993).
a. Manfaat Formalin
3
Formalin merupakan senyawa kimia yang sdh sejak lama di gunakan
untuk mempersiapkan serta membuat vaksin dengan mengsterilkan bakteri
atau menginaktifkan bakteri maupun virus yang merusak antigenesisnya,
selain itu larutan formalin umumnya dikenal sebagai desinfektan yang
efektif melawan bakteri vegetatif , jamur, dan beberapa virus, aplikasi
formalin yang sering digunakan sebagai desinfektan adalah sterilisasi
menggunakan gas terutama untuk setrilisasi ruangan dan alat alat di
rumah sakit yang tidak disterilkan dengan pemanasan. formalin juga
digunakan sebagai antiseptik kareana kemampuannya membunuh mikroba
(Marlina, 2008)
4
diketahui mengandung formalin misalnya : Ikan segar, Ayam potong, Mie
basah, Tahu, dll.
5
baik dapat mencemarkan lingkungan sekitar menurunkan kualitas tanah
udara dan air serta sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
Nilai ambang batas yang aman bagi tubuh manusia terhadap formalin
menurut IPCS (International Programme on Chemical Safety) adalah 1 mg
liter (1 ppm). IPCS adalah lembaga khusus dari tiga organisasi di PBB,
yaitu ILO, UNEP, serta WHO, yang mengkhususkan pada keselamatan
penggunaan bahan kimia. Bila formalin masuk tubuh melebihi ambang
batas tersebut maka dapat mengakibatkan gangguan pada organ dan
system tubuh manusia.
4. Toksisitas Formalin
6
Formalin masuk ke dalam tubuh dengan cara terhirup, mengenai kulit
dan tertelan. Dalam tubuh manusia, formaldehida dikonversikan jadi asam
format yang meningkatkan keasaman darah, tarikan nafas menjadi pendek
dan sering, hiportemia, juga koma, atau sampai kepada kematiannya. Di
dalam tubuh, formaldehida bisa menimbulkan terikatnya DNA oleh protein,
sehingga mengganggu ekspresi genetik yang normal. Dan jika dalam tubuh
tinggi, akan bereksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel,
sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang
menyebabkan kerusakan pada organ tubuh.
7
kesehatan. Usia anak khsusnya bayi dan balita adalah salah satu yang rentan
untuk mengalami gangguan ini.
C. Mata
8
ditandai dengan eksim, reaksi vesikular disertai dengan erupsi pada
kelopak mata, wajah, leher, skrotum, dan pundak terjadi pada orang yang
pernahterpapar. Juga dilaporan terjadi urtikaria. Dosis letal pada kelinci
sebesar 270 mg/kg.
4. Jika Tertelan
Kasus tertelan formalin dalam bentuk gas tidak mungkin terjadi, tapi jika
terjadi, dapat menyebabkan mulut, tenggorokan dan lambung terbakar,
sulit bernafas, mual, muntah dan diare, kemungkinan pendarahan, sakit
perut parah, sakit kepala, hipotensi, vertigo, stupor, kejang, pingsan, dan
koma. Perubahan degeneratif dari hati, jantung dan otak, dan gangguan
limpa, pankreas, susunan saraf pusat, dan ginjal dengan albuminuria,
hematuria, anuria, dan asidosis dapat terjadi.
9
bagian lain tubuh. Kerusakan hati yang parah pada mencit mengikuti
percobaan seperti pada kulit.
4. Jika Tertelan
Tertelan formalin dalam jumlah sedikit secara berulang dapat menyebabkan
iritasai saluran pencernaan, muntah, dan pusing. Reaksi Sensitisasi pernah
dilaporkan. Pria yang menelan formalin dalan susu selama 15 hari
mengeluh sakit pada lambung dan sakit kepala. gejala lain yang dilaporan
termasuk rasa terbakar pada tenggorokan, penurunan suhu badan, dan
empat orang pria mengalami gatal-gatal pada dada dan paha.
a. Bila terhirup ;
10
Segera bilas mata dengan air dalam jumlah besar atau dapat juga
digunakan larutan garam fisiologis. Selama membilas kedip-kedipkan
mata atau gerak-gerakan kelopak mata bagian atas dan bawah agar
tidak ada sisa-sisa bahan kimia yang tertinggal. Tutup mata dengan
kasa steril.
Bila perlu segera hubungi dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan
bantuan medis
d. Bila tertelan;
11
dewasa/remaja, 25 hingga 50 g untuk anak anak usia 1 hingga 12
tahun, 1 g/kg untuk bayi berumur kurang dari 1 tahun. Segera hubungi
dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan bantuan medis.
2. Substitusi
Pengendalian ini bertujuan untuk mengganti bahan, proses, operasi
ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya.
Metode substitusi dapat dilakukan upaya yaitu dengan menganti formalin
ini dengan bahan desinfektan yang lebih aman terhadap petugas yaitu
dengan menghilangkan cara desinfektan dengan menggunakan formalin
tetapi dengan cara menggunakan sterilisasi dengan cara kering
(autoclave), sterilisasi secara basah (melalui perebusan) penggunakan
sinar ultra violet. atau juga penggunaan betadine atau alkohol .
12
membuat mata perih sekali serta mudah terhirup sehingga menimbulkan
kesulitan saat bernapas.
Pernyataan Kehati-hatian :
Simpan dalam lemari terkunci dan jauhkan dari jangkauan anak-anak
Bila kontak dengan mata, basuh dengan air yang banyak dan bawa ke
dokter
Kenakan pakaian pelindung, sarung tangan dan pelindung mata atau
wajah yang cocok
13
alat pelindung diri dalam menyelesaikan setiap pekerjaan. Alat pelindung
diri yang digunakan bila bekerja dengan bahan kimia formali terdiri dari :
Pakaian (Uniform) khusus untuk melindungi tubuh kemungkinan
terkena larutan formalin juga untuk menghindari kontak dengan
pakaian kerja harian karena sifat hawa/bau formalin yang biasanya
melekat pada pakaian
Menggunakan Kacamata pelindung untuk menghindari iritasi terhadap
mata
Penggunaan Masker untuk melindung saluran pernapasan terhadapa
bahaya formalin jika terhirup.
Penggunaaan sarung tangan saat bekerja untuk menghindari iritasi
pada tangan apabila terkena formalin
Penggunaan sepatu keselamatan sangat dianjurkan.
Kesimpulan :
1. Formalin sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia jika digunakan dengan
benar akan tetapi sebaliknya formalin menjadi sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia jika digunakan secara tidak benar
Saran
1. Diharapkan kepada petugas rumah sakit utamanya petugas Laboratorium,
Farmasi dan Kamar Jenazah yang sangat beresiko terhadap terpaparnya
formalin agar mengetahui resiko yang ditimbulkannya serta dapat
pengendalian bahaya di tempat kerjax
14
2. diharapkan kepada petugas Laboratorium, Farmasi dan Kamar Jenazah
Selalu mengunakan APD selama bekerja untuk menghindari potensi/resiko
bahaya yang kemungkinan bisa terjadi di tempat kerjax. jadikan budaya
safety sebagai suatu kebutuhan saat bekerja.
15