IN IMMUNOCOMPETENT ADULTS
Pembimbing :
dr. Toton Suryotono, Sp.PD
PENDAHULUAN
Sekitar 179 juta kasus diare akut terjadi di Amerika Serikat
setiap tahunnya, dengan jumlah 0,6 kejadian penyakit per
orang per tahunnya.
3 7%, dengan kejadian tergantung usia, dan 8% terjadi pada
anak usia 5 tahun atau lebih muda.
Di Amerika Serikat, 83% kematian karena diare akut terjadi
pada dewasa usia 65 tahun.
Diare terkait infeksi hospital-associated Clostridium difficile
merupakan penyebab paling sering pada kasus kasus fatal,
diikuti oleh infeksi norovirus, dan keduanya orang yang tinggal
di rumah perawatan.
Penyebab dan Faktor Host Umum
Di Amerika Serikat, norovirus adalah penyebab utama gastroenteritis dan
bertanggung jawab pada setidaknya 50% wabah diare, 26% kasus diare di unit
gawat darurat, dan 13% kunjungan klinik untuk diare.
Norovirus terutama umum ditemukan di populasi padat seperti kapal pesiar,
rumah perawatan, asrama, dan rumah sakit.
Data dari Centers for Disease Control and Prevention mengindikasikan bahwa
infeksi akibat patogen bakteri yang dideteksi dengan urutan menurun dari angka
kejadian per 100.000 penduduk di Amerika Serikat tahun 2012 adalah sebagai
berikut:
salmonella 16,4 kasus;
campylobacter 14,3 kasus,
Escherichia coli O157 penghasil toksin shiga 1,1 kasus;
vibrio 0,4 kasus;
versinia 0,3 kasus.
Pada tahun 2011, angka infeksi shigella di Amerika Serikat mencapai 2,3 kasus
per 100.000 penduduk.
Norovirus adalah patogen paling umum yang menyebabkan infeksi terkait
makanan, dan unggas berkaitan dengan proporsi kematian tertinggi (19%),
yang terutama akibat infeksi salmonella atau listeria.
Nilai anjuran laboratorium harus dikembangkan dengan maksimal untuk
mendeteksi diare akibat patogen tidak umum seperti Vibrio cholerea O1
(diidentifikasi pada pekerja Amerika Serikat di Haiti pada tahun 2010), E.
coli O104:H4 (ditemukan di Eropa pada tahun 2011), dan cyclospora
(penyebab wabah di banyak negara bagian Amerika Serikat karena
kontaminasi salad campuran selama musim panas 2013).
Faktor host sangat penting untuk berkembangnya suatu diare infeksius.
Angka kejadian diare infeksius lebih tinggi terjadi pada individu dengan
usia ekstrim, orang dengan perubahan sistem imum karena penyakit atau
obat, dan pada orang dengan ciri fisik dari saluran cerna yang berubah
karena medikasi, meliputi agen penurun asam lambung seperti penghambat
pompa proton dan antibiotik yang mengubah flora usus dan keseimbangan
saluran cerna.
Dosis dan Daya Infeksi
Penelitian intervensi melibatkan uji sukarela dan studi epidemiologi menunjukkan
bahwa infeksi shigella, E.coli yang memproduksi toksin shiga, norovirus,
rotavirus, giardia, dan cryptosporidium dapat dengan mudah tersebar dengan low
inoculums of agents yang sering menyebabkan penyebaran sekunder dari infeksi.
Shigella dan norovirus, patogen paling mudah menular, memiliki potensi tinggi
untuk penyebaran person-to-person.
Data yang terbatas dari studi intervensi sukarela menyarankan sebuah respon dosis
intermediet untuk kebanyakan strain salmonella dan campylobacter.
Penyebaran sekunder biasanya terjadi dengan strain salmonella, dan angka infeksi
pada bayi adalah tinggi, menyarankan bahwa transmisi terjadi dengan jumlah
inokulum yang lebih sedikit.
Patogen dosis moderat dan dosis tinggi menyebabkan penyakit yang umumnya
terjadi ketika seseorang mengkonsumsi makanan terkontaminasi dimana
organisme yang telah bereplikasi berhasil mencapai jumlah inokulum yang cukup
untuk menimbulkan penyakit.
Faktor yang relevan untuk menyebabkan diare
meliputi perjalanan internasional sebelumnya;
Evaluasi pengobatan dengan antibiotik, kemoterapi, atau
PPI ; perilaku seksual berisiko; bekerja di pusat
Klinis perawatan, dan adanya gangguan imunosupresif
yang diketahui.
Ketika muntah adalah temuan yang paling
menonjol, gastroenteritis virus atau keracunan
makanan akibat toksin adalah penyebab yang
mungkin. Pada kondisi wabah, periode inkubasi
dapat digunakan untuk membedakan antara
infeksi virus dan keracunan makanan
Adanya nyeri perut berat pada pasien usia lebih
dari 50 tahun atau tanda peritoneum atau ileus
pada pemeriksaan sebaiknya menggiring pada
dilakukannya pemeriksaan lebih lanjut untuk
menyingkirkan kemungkinan penyakit
intraabdominal yang serius.
Status hidrasi pasien sebaiknya dievaluasi
dengan memeriksa tanda vitalan, membran
mukosa, dan sensorium dan melihat adanya
hipotensi postural.
Uji Tes Darah