Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seperti pada umumnya semua pembersih atau sabun digunakan untuk membersihkan
bagian yang kotor. Begitu pula dengan pembersih porselen yang berfungsi untuk
membersihkan porselen dalam hal ini yaitu lantai kamar mandi. Toilet, bak kamar mandi,
kloset, tangki tandon air , wastafel atau pipa saluran sering kali di hinggapi kerak kotoran,
ini terjadi akibat pengendapan dari kotoran, zat kapur,kaporit atau karat yang terbawa
oleh air. Kualitas air tergantung dari daerah mana berasal, air yang bersumber pada
daerah industri tentu berbeda dengan air dari pedesaan.

Kita membutuhkan pembersih porselen yang berbeda dengan pembersih lantai biasa,
karena pembersih ini digunakan untuk membersihkan lantai kamar mandi atau lantai
yang biasanya terkena sabun dan basah. Lantai seperti ini biasanya akan timbul kerak dan
tumbuh semacam alga atau jamur yang membuat lantai tersebut terlihat kusam dan licin.
Terlebih lagi jika lantai tersebut jarang dibesihkan dan dibiarkan dalam keadaan kering
dalam waktu lama, maka akan timbul kerak yang sangat sulit dibersihkan.Untuk itu
diperlukan cairan pembersih yang ampuh membersihkan kerak dan alga tersebut,
pembersih porselen harus mengandung bahan aktif yang berupa asam yang dapat
menghilangkan kotoran tersebut.Larutan asam pekat diencerkan dengan perbandingan
tertentu dan ditambahkan pewangi. Daya bersih larutan pembersih tergantung dari
kandungan larutan asamnya. Semakin tinggi kandungan asamnya, maka daya bersihnya
akan semakin baik dan biasanya harganya semakin mahal.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang didapat dari percobaan ini adalah bagaimana cara
menghilangkan kotaran dan kerak yang menahun di toilet yang sulit dibersihkan dengan
cara biasa.

1.3. Tujuan Percobaan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari percobaan ini adalah membuat
suatu cairan yang dapat membersihkan kerak dan kotoran membandel di toilet dengan
cepat dan hasil yang maksimal.
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Asam Klorida (HCL)

Larutan asam klorida atau yang biasa kita kenal dengan larutan HCl dalam air,
adalah cairan kimia yang sangat korosif dan berbau menyengat. HCl termasuk bahan
kimia berbahaya atau B3. Di dalam tubuh HCl diproduksi dalam perut dan secara alami
membantu menghancurkan bahan makanan yang masuk ke dalam usus. Dalam skala
industri, HCl biasanya diproduksi dengan konsentrasi 38%. Ketika dikirim ke industri
pengguna, HCl dikirim dengan konsentrasi antara 32~34%. Pembatasan konsentrasi HCl
ini karena tekanan uapnya yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan kesulitan ketika
penyimpanan.

Beberapa kegunaan HCL dalam skala industri maupun skala rumah tangga, yaitu:
a. HCL (Asam Klorida) merupakan senyawa yang termasuk dalam asam kuat yang
berfungsi sebagai agen pembersih terhadap jamur atau kerak pada porselen.
b. Asam klorida digunakan pada industri logam untuk menghilangkan karat atau kerak
besi oksida dari besi atau baja.
c. Sebagai bahan baku pembuatan vinyl klorida, yaitu monomer untuk pembuatan
plastik polyvinyl chloride atau PVC.
d. HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan
polyalumunium chloride (PAC), yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan
baku koagulan dan flokulan. Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan air.
e. Asam klorida dimanfaatkan pula untuk mengatur pH (keasaman) air limbah cair
industri, sebelum dibuang ke badan air penerima.
f. HCl digunakan pula dalam proses regenerasi resin penukar kation (cation exchange
resin).
g. Di laboratorium, asam klorida biasa digunakan untuk titrasi penentuan kadar basa
dalam sebuah larutan.
h. Asam klorida juga berguna sebagai bahan pembuatan cairan pembersih porselen.
i. HCl digunakan pada proses produksi gelatin dan bahan aditif pada makanan.
j. Pada skala industri, HCl juga digunakan dalam proses pengolahan kulit.
k. Campuran asam klorida dan asam nitrat (HNO3) atau biasa disebut dengan aqua
regia, adalah campuran untuk melarutkan emas.
l. Kegunaan-kegunaan lain dari asam klorida diantaranya adalah pada proses produksi
baterai, kembang api dan lampu blitz kamera.

2.2. Asam Oksalat (H2C2O4)

Asam oksalat adalah senyawa kimia yang memiliki rumus H 2C2O4 dengan nama
sistematis asam etanadioat. Asam dikarboksilat paling sederhana ini biasa digambarkan
dengan rumus HOOC-COOH. Merupakan asam organik yang relatif kuat, 10.000 kali
lebih kuat daripada asam asetat.
Asam oksalat ada 2 macam yaitu asam oksalat anhidrat dan asam oksalat dihidrat.
Asam oksalat anhidrat (H2C2O4) yang mempunyai berat molekul 90,04 gr/mol dan
mempunyai melting point 187ºC. Sifat dari asam oksalat anhidrat adalah tidak berbau
berwarna putih, dan tidak menyerap air. Asam oksalat dihidrat merupakan jenis asam
oksalat yang dijual di pasaran yang mempunyai rumus bangun (C2H4O2.2H2O),
dengan berat molekul 126,07 gr/mol dan melting point 101,5ºC dan mengandung 71,42
% asam oksalat anhidrat dan 28,58 % air, bersifat tidak bau dan dapat kehilangan
molekul air apabila dipanaskan sampai suhu 100ºC.

Pada percobaan ini asam oksalat adalah senyawa asam kuat yang berfungsi
sebagai pemutih sekaligus pembersih pada porselen.

Dalam dunia industri asam oksalat juga digunakan yaitu untuk:


a. Metal Treatment
Asam oksalat digunakan pada industri logam untuk pembersih kotoran- kotoran
yang menempel pada permukaan logam yang akan di cat. Hal ini dilakukan karena
kotoran tersebut dapat menimbulkan korosi pada permukaan logam setelah proses
pengecatan selesai dilakukan. Banyak industri yang mengaplikasikan cara ini
berdasarkan sifatnya dan keasamannya.
b. Oxalate Coatings
Pelapisan oksalat telah digunakan secara umum, karena asam oksalat dapat
digunakan untuk melapisi logam stainless stell, nickel alloy, kromium dan titanium.
Sedangkan lapisan lain seperti phosphate tidak dapat bertahan lama apabila
dibandingkan dengan menggunakan pelapisan oksalat.
c. Anodizing
Proses pengembangan asam oksalat dikembangkan di Jepang dan dikenal lebih jauh
di Jerman. Pelapisan asam oksalat menghasilkan tebal lebih dari 60 μm dapat
diperoleh tanpa menggunakan teknik khusus. Pelapisannya bersifat keras, abrasi dan
tahan terhadap korosi dan cukup atraktif warnanya sehingga tidak diperlukan
pewarnaan. Tetapi bagaimanapun juga proses asam oksalat lebih mahal apabila
dengan dibandingkan dengan proses asam sulfat.
d. Metal Cleaning
Asam oksalat adalah senyawa pembersih yang digunakan untuk automotive radiator,
boiler, “railroad cars” dan kontaminan radioaktif untuk plant reaktor pada proses
pembakaran. Dalam membersihkan logam besi dan non besi asam oksalat
menghasilkan kontrol pH sebagai indikator yang baik. Banyak industri yang
mengaplikasikan cara ini berdasarkan sifatnya dan keasamannya.
e. Textiles
Asam oksalat banyak digunakan untuk membersihan tenun dan zat warna. Dalam
pencucian, asam oksalat digunakan sebagai zat asam, kunci penetralan alkali dan
melarutkan besi pada pewarnaan tenun pada suhu pencucian, selain itu juga asam
oksalat juga digunakan untuk membunuh bakteri yang ada didalam kain.
f. Dyeing
Asam oksalat dan garamnya juga digunakan untuk pewarnaan wool. Asam oksalat
sebagai agen pengatur mordan kromium florida. Mordan yang terdiri dari 4 kromium
florida dan 2% berat asam oksalat. Wool di didihkan dalam waktu 1 jam. Kromic
oksida pada wool diangkat dari pewarnaan.

2.3. Air

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O. Satu molekul air tersusun atas
dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100
kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang
penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti
garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.

2.4. Pewangi

Pewangi merupakan bahan kimia yang biasanya terdapat dalam parfum, pengharum
ruangan, pengharum lantai, pengharum pakaian, dan pengharum toilet.Kebanyakan
pewangi menggunakan zat-zat kimia.

Produk pewangi ada yang alami dan ada yang buatan. Beberapa contoh pewangi
alami adalah berbagai macam bunga dan buah-buahan segar. Pada zaman dahulu
pewangi dibuat dengan penyulingan dari tumbuh-tumbuhan asli dan agak sulit
didapatkan. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pewangi menjadi
sangat mudah diperoleh. Pewangi tidak dibuat dengan tumbuh-tumbuhan alami, namun
cukup dibuat dari sintesa senyawa-senyawa kimia.

Pada percobaan ini menggunakan pewangi sintetis yang beraroma lavender dengan
kandungan zat kimia yaitu linalool.
Bab III
Metodologi Penelitian

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat
a. Wadah plastik
b. Pengaduk
c. Gayung
d. Corong
e. Masker
f. Botol
g. Karet

3.1.2. Bahan
a. HCl 100 cc
b. Asam Oksalat 50 gr
c. Air 2L
d. Pewangi lavender secukupya

3.2. Cara Pembuatan


a. Sediakan alat dan bahan.
b. Masukkan air ke dalam wadah plastik yang telah disediakan.
c. Masukkan HCl ke dalam air lalu aduk hingga rata.
d. Kemudian tambahkan asam oksalat ke dalam campuran dan aduk lagi hingga larut .
e. Tambahkan pewangi pada campuran sesuai dengan keinginan .
f. Masukkan campuran ke dalam botol dengan menggunakan corong agar tidak tumpah.
g. Tutup rapat botol dan simpan.
Bab IV
Analisis dan Pembahasan

Cairan pembersih yang telah dibuat mengandung senyawa asam kuat HCl, asam
oksalat, pewangi sintetis beraroma bunga lavender, dan air sebagai media pelarut. Ketika HCl
dan asam oksalat dicampurkan dengan air, tidak ada perubahan warna pada campuran. Tetapi
ketika ditambahkan pewangi sintetis pada campuran, warna campuran menjadi putih keruh,
sedikit berminyak dan beraroma bunga lavender. Hal ini disebabkan karena pewangi sintetis
mengandung minyak.
Lalu larutan tesebut di uji cobakan pada toilet. dan hasilnya, kerak dan kotoran yang
menempel pada keramik mulai menghilang dan memberikan perbedaan yang signifikan
sebelum dan sesudahnya.
Bab IV
Penutup

4.1. Kesimpulan

HCl merupakan salah satu asam kuat yang memiliki beberapa fungsi salah satunya untuk
membersihkan kotoran pada keramik dan porselen.
Dalam percobaan ini, HCl dan asam oksalat dan air dicampurkan untuk menghasilkan sebuah
larutan yang berfungsi untuk menghilangkan kotoran dan kerak pada keramik dan porselen.

Larutan ini memiliki ciri fisik berwarna putih keruh, tekstur yang berminyak dan beraroma
bunga lavender karena pada larutan tersebut ditambahkan pewangi sintetis.
Larutan tersebut kami uji cobakan pada keramik toilet yang kotor. Setelah dituangkan, larutan
tersebut mulai bereaksi dan kotoran yang menempel pada keramik perlahan-lahan terlepas
dan kotoran mulai hilang.

4.2. Saran

Dalam percobaan ini dianjurkan untuk memakai masker dan sarung tangan karena senyawa
HCl memiliki bau yang menyengat dan berdampak buruk jika terhirup serta akan menibulkan
rasa gatal dan panas jika sampai terkena kulit.
Daftar Pustaka
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai