Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SANITASI INDUSTRI DAN PENGOLAHAN LIMBAH

“PEMBERSIH ASAM”

Dosen Pengampu: Ir. Nazarudin

OLEH

KELOMPOK II

1. SEPTIA NOVIANA FALENSIA HARIS


2. CITRA FITRI AGUSTIN
3. PUSPAHIDAYANI
4. PUTRI AYU RAHAYU

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
rahmatnya kepada kita semua. Sehingga saya dapat menyusun Makalah ini yang
berjudul “PEMBERSIH ASAM” tepat pada waktunya dan tidak lupa pula kita
sanjungkan kepada nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari
alam yang gelap gulita ke alam yang terang menderang.
Saya menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak,untuk itu dalam kesempatan ini kami mengaturkan rasa
hormat dan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya terima kasih yang sebesar besarnya kami sampaikn kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Mataram, 23 Oktober 2023

Kelompok II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sanitasi merupakan suatu faktor penting dalam industri pangan. Sanitasi
dalam arti yang luas merupakan suatu usaha pengendalian terhadap seluruh
faktor-faktor kontaminasi fisik, kimia, dan biologi dalam lingkungan hidup
manusia, yang dapat menimbulkan suatu kerusakan atau terganggunya
perkembangan dan kesehatan baik fisik, mental maupun sosial serta kelangsungan
kehidupan manusia (Holah, 2014). Pada industri pengolahan pangan, kontaminasi
mikroorganisme yang ada di peralatan pengolahan produk pangan terhadap
produk pangan merupakan permasalahan yang sering ditemui. Dengan teknik
sanitasi yang tidak tepat, mikroorganisme akan tersisa pada peralatan pengolahan
pangan. Mikroorganisme patogen tersebut, dapat membentuk suatu biofilm yang
sangat berisiko terhadap keamanan pangan dan dapat menurunkan kualitas dari
produk yang dihasilkan tersebut (Grinstead, 2009). Pada industri pangan, proses
sanitasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu sanitasi dengan
menggunakan uap, sanitasi dengan menggunakan air panas, sanitasi radiasi dan
sanitasi kimia (Schmidt, 2012).
Upaya untuk memastikan kualitas produk tetap konsisten salah satunya
adalah dengan proses pembersihan atau sanitasi alat. Proses pembersihan alat
yang baik dapat meminimalkan kemungkinan kontaminasi pada saat proses
produksi. Ada dua jenis sistem cleaning dalam industri pangan, yaitu pembersihan
konvensional/clean out of place/clean out place (COP) dan automatic cleaning
atau clean in place (CIP). Alat yang dibersihkan dengan metode clean on place
(COP) adalah alat yang dapat dibongkar atau dilepas, seperti cetakan (mold) dan
filler. Alat yang dibersihkan dengan metode clean in place (CIP) adalah alat yang
tidak dapat dibongkar pasang, seperti permukaan dalam pipa, tempat
penampungan, dan tangki. Cleaning in Place (CIP) adalah suatu proses
pembersihan peralatan yang dilakukan secara mekanik dan kimia yang dibutuhkan
untuk mempersiapkan alat-alat sebelum digunakan untuk produksi atau setelah
digunakan produksi tanpa pembongkaran objek. Kriteria yang harus dipenuhi
untuk menjadi objek CIP adalah alat harus tahan terhadap bahan kimia dan suhu
tinggi, internal surface smooth, pipa dan equipment-nya harus di desain self drain
(tidak ada air menggenang), tidak ada dead end, minimize elbow, lubricant food
grade, terdapat instrument yang mengukur kecukupan aliran dan waktu CIP, serta
access yang cukup.
Bahan Pembersih adalah suatu bahan yang dipergunakan untuk
membersihkan atau menghilangkan sisa-sisa makanan, kotoran, debu dan noda
serta benda-benda yang merusak pandangan. Bahan pembersih kimia adalah
bahan kimia yang digunakan untuk membersihkan noda dan kotoran yang melekat
pada perabotan, perkakas, mesin, kain pembersih dan peralatan pengolahan
pangan. Bahan pembersih dapat dibagi lagi jenisnya menjadi alkali (basa), netral
dan asam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembersih asam ?
2. Apa saja jenis-jenis pembersih asam dan manfaatnya dalam sanitasi
pengolahan ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pembersih asam
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis pembersih asam dan manfaatnya
dalam sanitasi pengolahan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pembersih Asam


Pembersih asam adalah salah satu jenis pembersih bahan kimia yang
memiliki PH di bawah 7 (netral) hingga paling rendah 1 (keasaman ekstrim).
Pembersih asam cocok untuk berbagai tugas dan dapat digunakan dengan
berbagai metode dengan efek yang luar biasa. Mereka efisien dalam
menghilangkan noda air sadah, noda makanan, garam anorganik, dan
permukaan yang ternoda. Gunakan pada pasangan bata, beton, dan logam.
Mereka juga bertindak untuk menetralisir alkali, sehingga berguna melawan
korosi alkali dan mengubah warna pada logam.
Asam kuat memerlukan kehati-hatian untuk menggunakannya dengan
aman karena risiko luka bakar pada kulit dan mata, serta menghirup asap.
Pembersih berbahan dasar asam digunakan untuk menghilangkan endapan
anorganik seperti kerak. Dalam bentuknya di saluran udara, bahan ini dapat
melarutkan rambut, tisu toilet, dan minyak. Beberapa bahan kimia deterjen
yang bersifat asam dengan PH berkisar antara 1-6 digunakan untuk
membersihkan karpet, vinil, ubin dan membersihkan lebih efektif
dibandingkan bahan kimia netral. Namun, bahan tersebut memerlukan
netralisasi setelah digunakan untuk menghindari kerusakan permukaan akibat
paparan permukaan yang terlalu lama terhadap keasaman.
B. Jenis-Jenis Pembersih Asam Dan Manfaatnya Dalam Sanitasi
Pengolahan
1. Asam sitrat
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada
daun dan buah tumbuhan genus sitrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini
merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai
penambah rasa asam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia,
asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat, yang
penting dalam metabolisme makhluk hidup. Asam sitrat dapat juga
digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai
antioksidan. Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran,
namun ditemukan pada konsentrasi yang tinggi, yang dapat mencapai 8%
bobot kering pada jeruk, lemon, dan limau (Harsanti, 2010).
Kemampuan asam sitrat untuk mengkelat logam menjadikannya
berguna sebagai bahan sabun dan deterjen. Dengan meng-kelat logam
pada air sadah, asam sitrat memungkinkan sabun dan deterjen membentuk
busa dan berfungsi dengan baik tanpa penambahan zat penghilang
kesadahan. Demikian pula, asam sitrat digunakan untuk memulihkan
bahan penukar ion yang digunakan pada alat penghilang kesadahan dengan
menghilangkan ion - ion logam yang terakumulasi pada bahan penukar ion
tersebut sebagai kompleks sitrat (Dalimunthe, 2009)
Asam sitrat juga digunakan sebagai bahan pembersih dalam
industri makanan. Dapat digunakan untuk menghilangkan endapan mineral
dari peralatan dan permukaan, serta untuk membersihkan dan mensanitasi
mesin pengolah makanan.
2. Asam Oksalat
Asam oksalat termasuk asam karboksilat bermartabat dua disebut
juga asam etanadioat atau asam dikarboksilat. Asam oksalat bila
dipanaskan dengan H2SO4 pekat akan terurai menjadi CO2, CO dan H2O.
Asam oksalat dengan KMnO4 dan H2SO4 encer pada suhu 60 ℃ akan
terurai menjadi CO2, H2O, K2SO4 dan MnSO4. Rumus molekul asam
oksalat adalah HOOCCOOH (Fessenden , 1999)
Standar mutu asam oksalat di Indonesia tercantum dalam Standar
Nasional Indonesia SNI 06-0941-1989. Kegunaan utamanya adalah
sebagai bahan pembersih karena efektif dalam menghilangkan noda dan
karat dari logam atau kegunaan lain diantaranya:
a. Industri logam: menghilangkan kotoran yang menempel pada
permukaan logam sebelum di cat finishing serta pelapis logam
stainless stell, kromium dan titanium.
b. Industri tekstil: produksi pewarnaan tenun, pewarnaan wol dan
membunuh bakteri
c. Industri lainnya: membersihkan noda pada reaktor dan menjadi katalis
pada proses hidrolisis
3. Asam sulfamat
Asam sulfamat juga disebut sebagai asam sulfat tengah adalah
padatan kristal putih yang non-higroskopis dan stabil. Ini larut
dalam formamida dan air, dan sedikit larut dalam asam sulfat pekat,
metanol, aseton, dan eter. Karena asam sulfamat adalah bahan pembersih
kerak yang sangat efisien, asam sulfamat digunakan untuk membersihkan
sejumlah peralatan rumah tangga dan peralatan industri. Digunakan untuk
membersihkan alat penukar panas, ketel uap, kondensor, membersihkan
kerak pada toilet, jaket dan kumparan, menghilangkan endapan mineral
lainnya, menghilangkan kelebihan nat pada ubin, dll. Membantu
menghilangkan endapan protein, kerak air sadah, bir dan batu susu,
tembaga korosi, dan karat ringan. Beberapa kegunaan lain dari asam
sulfamat tercantum di bawah ini.
a. Pembersih kerak, penghilang karat, dan pembersih.
b. Pembersih kerak dan peralatan produk susu seperti evaporator susu,
saluran pipa pemerah susu.
c. Descaler dan cleaner untuk peralatan brewery seperti tong, saluran
pipa, dll.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada industri pangan, proses sanitasi dapat dilakukan dengan berbagai
cara, yaitu sanitasi dengan menggunakan uap, sanitasi dengan menggunakan
air panas, sanitasi radiasi dan sanitasi kimia. Proses pembersihan alat yang
baik dapat meminimalkan kemungkinan kontaminasi pada saat proses
produksi. Bahan pembersih kimia adalah bahan kimia yang digunakan untuk
membersihkan noda dan kotoran yang melekat pada perabotan, perkakas,
mesin, kain pembersih dan peralatan pengolahan pangan. Bahan pembersih
dapat dibagi lagi jenisnya menjadi alkali (basa), netral dan asam.
Pembersih asam adalah salah satu jenis pembersih bahan kimia yang
memiliki PH di bawah 7 (netral) hingga paling rendah 1 (keasaman ekstrim).
Pembersih asam cocok untuk berbagai tugas dan dapat digunakan dengan
berbagai metode dengan efek yang luar biasa. Mereka efisien dalam
menghilangkan noda air sadah, noda makanan, garam anorganik, dan
permukaan yang ternoda. Gunakan pada pasangan bata, beton, dan logam.
Mereka juga bertindak untuk menetralisir alkali, sehingga berguna melawan
korosi alkali dan mengubah warna pada logam. Pembersih asam yang dapat
digunakan dalam sanitasi pengolahan diantaranya asam sitrat, asam oksalat
dan asam sulfamat.
Daftar Pustaka

Dalimunthe, N. A. (2009). Pemanfaatan Minyak jelantah Menjadi Sabun Mandi


Padat. Jurusan Teknik Kimia. Tesis: Universitas Sumatra Utara.
Fessenden, R. J. & Fessenden J. S., 1999. Kimia Organik, edisi 3 jilid II.
(Pudjaatmaka, A.H., penerjemah). penerbit Erlangga, Jakarta, hal. 11-
25, 436-440.
Grinstead, D. (2009). Cleaning and sanitation in food processing environments for
the prevention of biofilm formation, and biofilm removal. Biofilms in
the Food and Beverage Industries, 331–358.
Harsanti, D. 2010. Sintesis dan Karakteristik Boron Karbida dari Asam Borat,
Asam Sitrat dan Karbon Aktif. Jurnal Sains dan Teknologi Modifikasi
Cuaca. 11(1) : 29-40.
Holah JT. 2014. Cleaning and disinfection practices in food processing. In
Hygiene in Food Pro- Processing (2d ed). 259-304. Woodhead
Publishing, Cambridge, UK. DOI: 10.1533/9780857
Schmidt, R. H. (2012). Basic Elements of Equipment Cleaning and Sanitizing in
Food Processing and Handling Operations 1. IFAS Extension,
University of Florida, 1–11.

Anda mungkin juga menyukai