Anda di halaman 1dari 43

Pengaruh Rasio Antara Limbah Kaleng Minuman

Dan Asam Klorida Dalam Pembuatan


Polialuminium Klorida Untuk Pengolahan Limbah

Oleh :
Ali Hotman Dzul F.
Andi Raju
Angga Tri Prasetyo
Dennis Ronaldo
Muhamad Jamalludin
Miftahuzaka
Yudi Yudhistira

BAB I
LATAR BELAKANG

Pemanfaatan barang bekas (limbah) untuk menjadi sesuatu


produk yang bernilai masih jarang dilakukan, padahal
limbah tersebut bila diolah secara baik maka dapat
menghasilkan suatu produk yang bernilai jual dan juga
bermanfaat
Limbah kemasan makanan ringan pada umum nya
dimanfaatkan untuk hiasan, pernak pernik dan sebagai nya
yang berkaitan dengan kerajinan tangan padahal dengan
kandungan aluminium yang sangat tinggi limbah tersebut
dapat dimanfaatkan untuk pembuatan Polyaluminium
Chloride yang bernilai jual lebih tinggi dibandingkan barang
barang produksi lain nya
Koagulan PAC dapat menurunkan kekeruhan, warna, dan
logam berat. Proses pembuatannya membutuhkan logam
Aluminium dengan polimerisasi pada suhu dan waktu
tertentu menjadikan harga jual produk ini cukup mahal

Kandungan Aluminium dalam kaleng minuman berkisar


antara 92,5-97,5% limbah kaleng minuman berdampak
negatif terhadap lingkungan
Untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat dari
limbah kaleng minuman, kita dapat mengolah limbah
kemasan makanan ringan ini menjadi sesuatu yang lebih
bermanfaat
Pemilihan bahan kaleng minuman dalam penelitian
pembuatan PAC ini dapat menghasilkan produk yang lebih
ekonomis dengan tingkat kinerja yang dapat dibandingkan
dengan PAC komersial di pasaran dalam pengolahan air
limbah PT. Chandra Asri Petrochemical skala laboratorium
dengan metode jartest

RUMUSAN MASALAH
Identifikasi masalah:
Bagaimana pengaruh ratio antara HCl dan limbah kaleng
minuman terhadap kadar Al2O3

Bagaimanakah tingkat efektifitas PAC dalam penjernihan air


limbah PT. Chandra Asri Petrochemical

Dari beberapa identifikasi masalah, maka diperlukan


penelitian dengan variable ratio perbandingan antara
bahan baku dan HCl . Selain itu, dilakukan aplikasi PAC
terhadap penjernihan air limbah PT. Chandra Asri
Petrochemical

TUJUAN

Mempelajari proses pembuatan Poly Aluminium Chloride


skala laboratorium dengan memanfaatkan limbah kaleng
minuman.
Menentukan ratio optimum antara Bahan baku (limbah
kaleng minuman) dan HCl
Menguji tingkat efektifitasnya dengan PAC komersial
terhadap pengolahan air limbah PT. Chandra Asri
Petrochemical.

MANFAAT PENELITIAN

Mengurangi limbah anorganik yang tidak bisa diurai oleh


bakteri dan menambah nilai ekonomis dari limbah kaleng
minuman terutama recovery dari logam-logam seperti
aluminium
Mengembangkan potensi dan melatih mahasiswa/i lebih
kreatif, inovatif dan kooperatif.

BAB II
Tinjauan Pustaka
Bahan baku :
1. Kaleng minuman
Kaleng minuman merupakan tempat logam yang didesain
untuk menahan sejumlah porsi larutan seperti minuman
ringan berkarbonasi, minuman beralkohol, teh, kopi dan
lain sebagainya. Sebanyak 75% produksi kaleng minuman
di dunia terbuat dari logam aluminium, sedangkan sisanya
sebesar 25% terbuat dari timah berlapis baja (tin-plated
stell).
Bahan dasar kaleng minuman yang digunakan di Asia
terdiri dari campuran Aluminium sebanyak 92,5-97,5%,
Magnesium sebanyak 1%, Mangan sebanyak 1%, Besi
sebanyak 0,4%, Silikon sebanyak 0,2% dan Tembaga
sebanyak 0,15%.

2. Aluminium
Aluminium merupakan unsur kimia dengan lambang Al,
nomor atomnya 13. Aluminiumbukan merupakan jenis
logam berat, namun merupakan elemen yang berjumlah
sekitar 8% dari permukaanbumidan paling berlimpah
ketiga setelah oksigen dan silikon. Jumlahnya sekitar 7,6%
dari berat kerak bumi. Aluminium mudah dilengkungkan
dan dibuat mengkilat, serta larut dalam asam klorida dan
asam sulfat berkonsentrasi di atas 10%, tetapi tidak larut
dalam asam organik. (Diah Permata, 2009)
3. Asam Klorida (HCl)
Asam Klorida adalah asam kuat, dan terbuat dari atom
hidrogen dan klorin. Asam klorida bersifat korosif, yang
berarti akan merusak dan mengikis jaringan biologis bila
tersentuh.

4. Natrium hidroksida (NaOH)


Natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda
kostik, adalah sejenis basa logam kostik. Kostik merupakan
istilah yang digunakan untuk basa kuat. Natrium hidroksida
membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke
dalam air
5. Sodium carbonat (Na2CO3)
Sodium carbonat (Na2CO3) adalah bahan lunak yang larut
dalam air dingin dan kelarutan dalam air kira-kira 30%
berat larutan, dalam industri kimia di kenal dengan soda
ash

6. Poly Aluminium Chloride (PAC)


Poly Aluminium Chloride (PAC) adalah suatu persenyawaan
anorganik komplek, ion hidroksil serta ion aluminium
bertarap klorinasi yang berlainan sebagai
pembentukpolynuclearmempunyai rumus umum
Alm(OH)nCl(3m-n). PAC mudah larut dalam air dan digunakan
pada proses penjernihan air sebagai koagulan.
Pada pengolahan air, tujuan koagulasi adalah untuk
memisahkan kontaminan padat yang sulit dipisahkan
dengan proses filtrasi
Pembuatan PAC :
2 Al(OH)3 + n HCl AlCl3 + n H2O
m AlCl3 + n NaOH Alm(OH)nCl(3m-n) + n NaCl

PROSES
Polimerisasi

Polimerisasi
Penggolongan polimer didasarkan kepada :
1. Jenis monomer, apakah monomernya sama atau berbeda.
2. Susunan unit monomer, apakah teratur ataukah tidak.
3. Struktur polimer, apakah lurus, bercabang atau network.

Polimerisasi
Polimerisasi Kondensasi

Polimerisasi

Polimerisasi
Kondensasi
Proses pembentukan polimer melalui penggabungan
molekul-molekul kecil melalui reaksi yang melibatkan gugus
fungsi, dengan atau tanpa diikuti lepasnya molekul kecil.
Dengan
kata
lain,
polimerisasi
kondensasi
hanya
dilangsungkan oleh monomer yang mempunyai gugus
fungsional. Molekul kecil yang dilepaskan biasanya adalah
air. Selain itu, metanol juga sering dihasilkan sebagai efek
samping polimerisasi kondensasi. (Kartika, 2013)
Contoh polimerisasi kondensasi adalah pembentukan selulosa dari
monomer (unit ulangan) yaitu glukosa.

Gambar 2. Polimerisasi Selulosa dari


Glukosa

Contoh lain: poliester, polikarbonat, poliurea, nilon, aramid, dan


poliuretan. Termasuk PAC merupakan bentuk polimerisasi
kondensasi dari garam aluminium.

Polimerisasi Adisi
Penambahan unit monomer yang terus menerus dipacu oleh
suatu intermediet, yang biasanya berupa radikal, anion atau
kation membentuk polimer. Polimerisasi adisi biasanya terjadi
pada unit monomer yang mempunyai ikatan rangkap. Reaksi
adisi mengakibatkan terbukanya ikatan rangkap menjadi ikatan
tunggal. ebagai contoh, etena yang mempunyai ikatan rangkap
jika dipanaskan dengan katalis tertentu akan menjadi polimer:

Gambar 3. Polimerisasi Etena

Berdasarkan jenis intermediet, polimerisasi adisi dapat


dikategorikan menjadi tiga jenis, yaitu polimerisasi adisi
radikal bebas, polimerisasi adisi katonik, dan polimerisasi
adisi anionik.

Polimerisasi Adisi Radikal


Bebas
Ketika polimerisasi diinisiasi (dipicu) oleh peroksida, radikal
bebas akan terbentuk sebagai intermediet. Banyaknya senyawa
tak jenuh seperti alkena dan alkadiena membuat polimerisasi
adisi dapat dilangsungkan dengan adanya peroksida seperti
benzoil peroksida atau asetil peroksida dengan suhu dan
tekanan tinggi.
Sebagai contoh, polimerisasi etena membentuk polietena diikuti
oleh polimerisasi radikal bebas. Reaksi dapat berlangsung pada
suhu 350-370 K dan tekanan 1000-2000 atm dengan adanya
benzoil peroksida sebagai inisiator.
Peroksida menghasilkan radikal bebas yang bereaksi dengan
etena membentuk radikal yang lain, yang mana berperan dalam
tahap propagasi membentuk rantai polimer. Kombinasi rantai
polimer melalui radikal diakhiri saat pereaksi habis.

Polimerisasi Adisi Katonik

Polimerisasi adisi kationik terinisiasi oleh asam yang


ditambahkan pada senyawa berikatan rangkap dua membentuk
suatu kation. Kation ini akan berperan pada tahap propagasi
untuk membentuk rantai polimer. Contoh polimerisasi adisi
kationik adalah pembentukan karet poliisobutilen dari bahan
isobutilena. Asam yang digunakan biasanya adalah asam fosfat
dan asam sulfat, yang berperan sebagai inisitor.

Koagulasi

HIPOTESA

Semakin Tinggi Ratio maka semakin


tinggi kadar Al2O3 yang didapat

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tempat
a. Laboraturium PT Chandra Asri Petrochemical
b. Laboraturium Kimia Analisis Fakultas Teknik
Universitas Serang Raya

Waktu
Penelitian dilakukan selama 4 bulan mulai dari
bulan
November 2015 sampai dengan bulan Maret
2016.
Program recana penelitian

Program Rencana Penelitian:

Tabel 1. Jadwal Kegiatan


Penelitian

BAHAN DAN ALAT


Proses Sintesis
Alat:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Gelas Piala
Pengaduk
Neraca Digital
Kaca Arloji
Corong
Erlenmeyer
Gelas Ukur 100
ml
8. Pegaduk
9. Hot Plate
10.Gunting
11.Termometer

Bahan:
1. Limbah kaleng
minuman yang
telah dibersihkan
2. HCl 37%
3. HCl 4N
4. NaOH 50%
5. Na2CO3 25%
6. Aquadest

BAHAN DAN ALAT

Analisis Kualitas PAC

Table 2. Alat dan Bahan Analisis PAC

BAHAN DAN ALAT


Analisis Kualitas Air

Table 3. Alat dan Bahan Analisis Kualitas Air

METODE PENELITIAN
Metode Sintesis Poly Aluminium Chlorida

METODE PENELITIAN
Metode Sintesis Poly Aluminium Chlorida

Setiap ratio kadar Al2O3


dibandingkan dengan
standar SNI SNI 06-3822.12000

METODE PENELITIAN

Table 4. Variable Sample dan HCl

METODE PENELITIAN
Metode Penjernihan Air Menggunakan PAC Sintesis

*Limbah yang digunakan merupakan limbah dari PT Chandra Asri Petrochemical

METODE ANALISIS
Metode
Analisis
Analisis
Sintesis PAC

ANALISIS SINTESIS PAC


Spesifikasi Poli Aluminium Klorida cair untuk pengolahan air
berdasarkan SNI 06-3822.1-2000 seperti pada tabel berikut :

Table 6. Spesifikasi PAC


menurut SNI 06-3822.12000

BERAT JENIS DENGAN


PIKNOMETER
Piknometer

ALUMINIUM OKSIDA

ALUMINIUM OKSIDA
Sesudah

UJI pH
Ambil sampel yang akan dianalisis dengan gelas piala.
Menggunakan pH meter TOADK

METODE PENJERIHAN AIR

METODE PENJERIHAN AIR

METODE ANALISIS KUALITAS


AIR LIMBAH

KEKERUHAN
Menggunakan HACH Turbidimeter

UJI pH
Menggunakan pH meter HACH sensION 1

Kaleng minuman

Air

Pencucian

Pengecilan ukuran

Penimbangan sampel
menggunakan neraca digital

Ratio HCl & Sample


(1%,2%,3%,4%,5%)

Dilarutkan dengan HCl(p), Waktu


8 jam

Pengendapan

Endapan

DIAGRAM
ALIR

Pelarutan

Polimerisasi

Hidrolisis selama 24 jam

Poly Aluminium
Chlorida

Ratio HCl & sample optimum

Ditambahkan NaOH
50%

Analisa Al2O3

Ditambahkan HCl 4N

Ditambahkan Na2CO3
25%

Terimakasih

DAFTAR PUSTAKA

Kartika, Ratna Anggun. 2013. Sintesis PoliAluminium Klorida


berbahan dasar Bauksit sebagai Koagulan. Bogor : Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian
Bogor.

Rinaldi, Diah Permata. 2009. Pemanfaatn Limbah Industri


Logam Aluminium Sebagai Bahan Baku PolyAluminium
Chlorida dalam Menurunkan Kekeruhan Limbah Industri
Tekstil. Bogor : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Institut Pertanian Bogor.

Al-Dawery, SK and Al-Joubouri, OH. 2010. Preparation and


Usage of Polyaluminum Chloride as a Coagulating Agent.
Iraq.

DAFTAR PUSTAKA

Senyan , Hermanus. 2003. Pengaruh variasi massa Natrium


Hidroksida pada pembuatan Zirkonium Oksida dari Pasir
Mineral Zirkon . Pontianak : Program Studi Kimia, Fakultas
MIPA, Universitas Tanjungpura

Astawan, M, Prof. Dr. 2008. Keunggulan Alumunium Foil &


Logam. http://portal.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?
x=Nutrition&y=cybershopping|0|0|6|474. Diakses tanggal
30 Maret 2015.

Julianti, E dan Mimi, N. 2007. Tehnologi Pengemasan.


http://www.usu.ac.id/elearning/Teknologi
%20Pengemasan/Textbook/thp-407-textbook-teknologipengemasan.pdf. Diakses tanggal 30 Maret 2015.

Syarief. R., S. Santausa dan Isyana. 1989. Teknologi

Anda mungkin juga menyukai