DISUSUN OLEH :
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Industri Asam Klorida” ini. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan
menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Mata
kuliah Kimia Industri ‘’ Industri Kimia Asam Klorida ‘’. Disamping itu, kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kamu selama pembuatan makalan
ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.
Penyusun
1. Pendahuluan
1.1 Sejarah dan Pengertian Asam klorida
Asam klorida adalah suatu larutan kimia yang sering kita kenal dengan nama lain HCL,
merupakan larutan kimia murni yang memiliki sifat korosif tinggi, tidak berwarna, memiliki
tekanan uap yang tinggi yaitu sebesar 38% konsentrasi tekanan uap yang berkisar di 28,3 Kpa.
Asam klorida itu sendiri dapat di dihasilkan oleh lambung manusia, nantinya asam klorida ini
akan di gunakan oleh tubuh untuk membantu membunuh kuman yang ada pada tubuh dan juga
untuk mengasamkan makanan. Selain itu, Asam klorida adalah salah satu mineral asam kuat yang
sangat banyak manfaatnya dalam bidang industri.
Pada Tahun 800SM seorang ahli kimia dari Persia bernama Abu Musa Jabir menemukan
senyawa asam klorida dari suatu campuran yang berasal dari asam sulfat dan natrium klorida .
Asam klorida pertama kali di perkenalkan sebagai gas ammonia yang berupa chlorine dalam
bentuk gugus senyawa anorganik.Selanjutnya Davy juga memperkenalkan gugus senyawa
anorganik itu dan dia berhasil membuktikan gas ammonia tersebut mengandung gugus-gugus
Hydrogen dan chlorine sehingga dari saat itu hingga saat ini gas itu di kenal dengan nama
hydrogen klorida (HCl). Asam klorida khususnya dalam industri kimia di gunakan untuk pereaksi
pada bidang industri vinil klorida plastik PVC, dan pada poliuretan yaitu sebagai MDI/TDI.
Sekitar tahun 2000, asam klorida sebagian besar dibuat dengan menyerap produk samping
hydrogen klorida dari produksi senyawa organik industri.
3. Proses kimia
Pada proses pembuatan HCl bisa dilakukan dalam beberapa proses seperti :
1. Sintesis Hidrogen dengan klorin
Pada proses ini Teknik yang terlibat yaitu melalui proses Chloro-Alkali
Process dimana NaCl sebagai bahan baku utamanya diperoleh melalui ekstraksi
air laut. NaCl yang terbentuk akan digunakan dalam proses elektrolisis dengan
bantuan air (H2O) menghasilkan senyawa NaOH dan Cl2 serta H2. Sekitar 97%
klorin didapatkan melalui elektrolisis NaCl[ CITATION KHB00 \l 1033 ] . Proses yang
terjadi dapat dilihat pada Gambar 1.1
Gambar 1.1 skema elektrolisis pada NaCl
Dalam sel membran tersebut, ruang anoda dan ruang katoda dipisahkan
oleh suatu membran yang dapat dilalui oleh kation (ion positif). Larutan garam
natrium klorida jenuh yang mengandung ion-ion Na+ and Cl- dialirkan ke dalam
ruang anoda serta dialirkan sebuah arus listrik searah (DC) ke sel tersebut.
[ CITATION OBr05 \l 1033 ]
Pada anoda, ion-ion Cl- dalam larutan NaCl akan teroksidasi menjadi gas
Cl2 seperti pada reaksi :
2 NaCl(aq) + 2 H2O(l) 2 NaOH(aq) + Cl2(g) + 2H+ + 2e-
Sementara pada katoda ion-ion hidrogen akan tereduksi menjadi gas hidrogen :
2 H+ + 2e+ H2(g)
Setelah terbentuk gas hidrogen dan klorin sintesis dilakukan pada sebuah
reaktor dengan suhu yang sangat tinggi. Reaksi eksotermik ini menghasilkan
suatu gas HCl murni. Adapun reaksi yang terjadi :
H2(g) + Cl2(g) 2 HCl(g) [ CITATION PTA10 \l 1033 ]
Pada proses digunakan suhu tinggi dan jumlah kalor yang besar di dlam
sebuah reaktor sehingga zat yang terlibat fasanya berupa gas. Diperlukan proses
termal di mana reaksi akan berlangsung secara stabil dan terkendali. Proses ini
juga sesuai untuk memurnikan kedua gas mentah dengan tingkat pengotor yang
sangat tinggi dan cairan yang mengandung klor. Ini dapat dikonversi menjadi
hidrogen klorida sehingga dapat diserap tanpa proses pemurnian lebih lanjut,
sehingga memberikan asam klorida bebas klorin dan gas limbah hasil proses
dapat dibuang langsung ke atmosfer[ CITATION Chr99 \l 1033 ] . Disisi lain residu
gas berupa klorobenzena didinginkan sehingga dapat berbentuk cairan hasil
klorinasi yang mana dapat di proses menjadi HCl kembali. Proses tersebut dapat
dilihat pada Gambar 1.3
Gambar 1.3 Proses pembuatan HCl dari residu gas hasil klorinasi
4. EDC Process
Pada proses ini diperlukan bahan baku berupa etilena. Umumnya etilena
dibuat dengan proses thermal cracking, selain itu dapat disebut juga steam
cracking hidrokarbon pada suhu tinggi tanpa katalis. Berbeda dengan
perengkahan katalitik yang digunakan oleh industri perminyakan untuk
mendapatkan bensin dalam jumlah besar, thermal cracking digunakan dan
menghasilkan persentase olefin C2, C3, dan C4 yang lebih besar. Awalnya bahan
baku untuk proses ini sebagian besar adalah etana dan propana dari gas
alam[ CITATION Che02 \l 1033 ]. Etilen yang terbentuk umumya memiliki proses
reaksi maupun polimerisasinya sulit karena harus pada tekanan tinggi dan
membutuhkan banyak biaya[ CITATION Ber01 \l 1033 ]. Gambar 1.4 dibawah ini
merupakan proses pembuatan HCl melalui EDC Process.
4. Penanganan Limbah
Limbah termasuk dalam konteks polusi. Polusi sendiri merupakan segala proses baik
alami maupun buatan manusia yang mengarah pada kenaikan faktor bahaya dan keberadaannya
tidak dapat diterima dalam jumlah apapun didalam ruang lingkup sebuah lingkungan. Polusi
dapat timbul dari pelarian bahan yang tidak disengaja atau dari pembuangan produk limbah.
Pada bagian ini akan dibahas bagaimana suatu limbah dari proses pembuatan HCl dalam
bentuk cairan, gas, maupun padatan sisa hasil proses reaksi kimia dapat diminimalisir
keberadaannya sehingga tidak berdampak buruk bagi lingkungan sekitarnya. Beberapa limbah
yang terdapat pada hasil proses kimia pembuatan HCl yaitu :
1. Emisi gas Cl2
Emisi gas Cl2 terdapat saat proses pembuatan HCl pada metode chlor-
alkali process. Dalam pabrik sintesis HCl ada kemungkinan kebocoran klorin ke
atmosfer dalam kondisi kesalahan tertentu. Batas pelepasan klorin pada tumpukan
adalah 6ppm dan batas paparannya di tanah adalah 2ppm. Jika pelepasan klorin
melebihi batas itu dapat menyebabkan masalah polusi dan pada gilirannya akan
mempengaruhi kehidupan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, dilakukan
sebuah proses berupa proyek pollution control of HCl. Proyek ini mendefinisikan
strategi kontrol untuk membatasi pelepasan gas klor dari tumpukan dengan
mengukur konsentrasi klor di tumpukan dan mengendalikan laju aliran masuk gas
klor ke oven. Sistem kerjanya terdapat pada gambar 2.1 berikut.
Gambar 2.3 Skema proses pembatan HCl dari senyawa organik hasil klorinasi
Pada proses ini cairan hasil klorinasi ditempatkan di evaporator sehingga
merubah fasanya menjadi gas kembali dan zat lain berupa gas hasil klorinasi yang
tertinggal di reaktor. Lalu, dilakukan pembakaran suhu tinggi yang sumbernya
dari gas alam dan uap air yang menyebabkan zat organik didalamnya menjadi
hilang dan menghasilkan gas HCl walaupun belum sepenuhnya murni. Untuk
memurnikannya, dilakukan pendinginan agar fasa menjadi cairan dan
ditambahkan H2O lalu dilakukan proses penyerapan isothermal dan adiabatik
sehingga menghasilkan cairan HCl dengan berbagai konsentrasi.[ CITATION
Hea91 \l 1033 ][CITATION MAb14 \l 1033 ]
Daftar Pustaka
[1] S. Nikfar and M. Abdollahi, Hydrochloric Acid Encyclopedia of Toxicology, Jakarta: Encyclopedia,
2014.
[3] P. J. Chenier, Survey of Industrial Chemistry, New York: Spring Sheet, 2002.
[4] B. K.H, H.-H. Moretto and P. Woditsch, Industrial Inorganic Chemistry, Leverkusen: Willey-VCH,
2000.
[6] PT. Asahimas Chemical, "Asahimas Chemical," Chemical Caustic Production, 2010. [Online].
Available: https://www.asc.co.id/?idm=3&id=14. [Accessed 6 March 2019].
[7] R. N. Shreve and G. T. Austin, Shreve's Chemical process industries, New York: McGraw-Hill,
1984.
[8] S. Innerebner, Pollution Prevention - Fundamentals and Practice, Littleton: Indigo Water Group,
2013.
[10] C. Christ, Production-Integrated Environmental Protection and Waste Management In the Chemical
Industry, Weinheim: Willey VCH, 1999.
[11] A. Bertucco and G. Vetter, High Pressure Process Technology: Fundamentals and Application,
Amsterdam: Elsevier Science, 2001.
[12] P. Girod, "Guichon Valves," Manufacturing Process Dichloroethane, 1921. [Online]. Available:
http://guichon-valves.com/faqs/dichloroethane-ethylene-dichloride-manufacturing-process-for-
dichlorethane/.
[13] M. Emmanuel and S. Sahadev, "Pollution Control of HCl Synthesis Unit in Chloro-Alkali Industry,"
Procedia Technology, pp. 696-703, 2016.