A. TUJUAN
- Mengenal dan memahami alat-alat kimia di laboratorium beserta fungsi dan jenisnya
- Mampu menggunakan dan memahami teknik penggunaan alat-alat laboratorium
kimia
B. DASAR TEORI
Ada beberapa faktor yang sangat penting dalam mengetahui alat-alat yang ada
dilaboratorium, yaitu masalah alat-alat yang digunakan dan adanya ketelitian praktikan dalam
melakukan pengukuran dan perhitungan. Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang
aman bagi para pekerja atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan
kecelakaan fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya.
Alat laboratorium kimia merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan di
laboratorium kimia yang dapat dipergunakan berulang-ulang. Contoh alat laboratorium kimia
: pembakar spiritus, thermometer, tabung reaksi, gelas ukur dan lain sebagainya. Alat yang
digunakan secara tidak langsung di dalam praktikum merupakan alat bantu laboratorium,
seperti pemadam kebakaran dan kotak Pertolongan Pertama . Sebelum memulai melakukan
praktikum di laboratorium, praktikan harus mengenal dan memahami cara penggunaan semua
pelaratan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia serta menerapkan K3 di
laboratorium.
Terdapat dua kelompok alat-alat ukur yang digunakan pada analisa kuantitatif, yaitu:
Alat-alat yang teliti (kuantitatif) dan alat-alat yang tidak teliti (kualitatif). Untuk alat-alat
yang teliti (kuantitatif) terdiri dari : buret, labu ukur, pipet. Sedangkan untuk alat-alat yang
tidak teliti (kualitatif) terdiri dari gelas ukur, erlenmeyer, dan lainnya. Penggunaan alat-alat
gelas tersebut haruslah sesuai dengan fungsinya agar pekerjaan tersebut dapat berjalan
dengan baik dan tepat. Apabila terjadi suatu kesalahan atau kekeliruan dalam penggunaannya
akan mempengaruhi hasil yang diperoleh.
D. PROSEDUR KERJA
Penggunaan alat-alat gelas kimia
1. Siapkan alat-alat kimia
2. Identifikasi ukuran alat-alat tersebut
3. Identifikasi fungsi alat-alat tersebut
4. Bandingkan setiap fungsi dari setiap alat
5. Identifikasi cara menggunakan alat-alat tersebut sesuai dengan fungsinya
E. TABEL PENGAMATAN
Nama Alat/Gambar Ukuran Fungsi
F. PERTANYAAN
1. Sebutkan fungsi dari minimal lima alat gelas kimia!
2. Apa fungsi dari ruang asam?
3. Apa fungsi dari desikator?jelaskan!
PERCOBAAN II
D. PROSEDUR KERJA
E. TABEL PENGAMATAN
Nama Rumus Higroskopi
Wujud Bentuk Warna Bahaya
Senyawa senyawa s
F. PERTANYAAN
1. Sebutkan bahan-bahan atau zat kimia yang bersifat higroskopis (minimal 3)!
2. Sebutkan 3 zat kimia yang memiliki sifat korosif!
PERCOBAAN III
PENGENALAN K3 DI LABORATORIUM
A. TUJUAN
- Mengenal dan memahami K3 di laboratorium
B. DASAR TEORI
D. PROSEDUR KERJA
1) Siapkan alat-alat K3
2) Identifikasi nama alat-alat tersebut
3) Identifikasi fungsi alat-alat tersebut
4) Bandingkan setiap fungsi dari setiap alat
5) Identifikasi cara menggunakan alat-alat tersebut sesuai dengan fungsinya
E. TABEL PENGAMATAN
Nama Fungsi Cara menggunakan
A. TUJUAN
- Mengenal dan memahami bahan-bahan berbahaya dan beracun
- Mampu menganalisis MSDS
- Mampu menganalisis keterangan pada label bahan kimia
- Mampu mencegah terjadinya resiko oleh Bahan berbahaya dan beracun
B. DASAR TEORI
Pengertian B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun menurut OSHA (Occupational Safety
and Health of the United State Government) adalah bahan yang karena sifat kimia maupun
kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia, kerusakan
properti dan atau lingkungan. Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun, B3 didefinisikan sebagai bahan
yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lainnya. Bahan berbahaya dan beracun ini banyak terdapat di laboratorium, kimia
khususnya, oleh sebab itu pemahaman mengenai B3 ini harus ditingkatkan guna menjaga
agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan ataupun kecelakaan dalam bekerja dengan
bahan-bahan kimia. Adapun klasifikasi B3 beserta simbolnya, diantaranya:
D. PROSEDUR KERJA
E. TABEL PENGAMATAN
Cara pencegahan dan
Nama Zat Wujud Analisis Bahaya
penanggulangan
A. TUJUAN
- Mengenal dan memahami cara pembuatan larutan standar
- Mampu membuat larutan standar dan larutan kerja
- Memahami dan dapat melakukan pengenceran dan pemekatan larutan
B. DASAR TEORI
Larutan adalah campuran yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang bercampur
secara homogen. Suatu larutan standar (baku) adalah larutan yang mengandung reagensia
dengan bobot yang diketahui dalam suatu volume tertentu larutan atau larutan yang
konsentrasinya diketahui dengan tepat dan dapat digunakan untuk menentuksn konsentrasi
larutan yang lain. Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut yang terdapat di dalam
sejumlah tertentu pelarut dan atau larutan. Pelarut tersebut diasumsikan sebagai zat cair dan
terlarut adalah suatu zat cair atau padat (Raymond chang, 2005). Konsentrasi yang paling
lazim digunakan adalah dalam satuan molaritas (yaitu jumlah mol per liter) dan normalitas
(jumlah ekivalen per liter) dengan satuan dasar kuantitas mol. Mol merupakan jumlah zat
yang mengandung unit dasar yang sama banyaknya dengan banyaknya atom yang terdapat
dalam 0,012 k
ilogram karbon-12.
Ada dua macam larutan baku, diantaranya:
- Larutan baku primer adalah larutan baku yang konsentrasinya ditentukan dengan cara
menghitung dari berat zat yang dilarutkan dan volume larutan dibuat secara teliti dari zat
baku primer. Zat Atau senyawa yang digunakan untuk membuat larutan baku primer
dinamakan zat (senyawa) baku primer. Adapun syarat zat baku primer tersebut, yaitu:
b. Murni atau mudah dibuat menjadi murni
c. Diketahui dengan tepat rumus senyawanya
d. Stabil, tidak mudah berubah oleh suhu udara lingkungan terutama selama penimbangan
e. Memiliki massa molekul relatif (Mr) yang besar
D. PROSEDUR KERJA
E. TABEL PENGAMATAN
Perlakuan Gambar Pengamatan
PERCOBAAN VI
A. TUJUAN
- Mengetahui indikasi-indikasi terjadinya reaksi kimia
- Mampu membedakan indikasi perubahan antara zat-zat asal (reaktan) dengan hasil
reaksi (produk)
B. DASAR TEORI
Reaktan-reaktan yang bereaksi akan menghasilkan zat-zat hasil reaksi yang dapat teramati
melalui sifat fisik dan kimia yang ditampilkan oleh adanaya zat-zat hasil reakksi yang
dimaksud. Sebagai akibat dari terjadinya suatu reaksi yang menghasilkan senyawa hasil
reaksi, berbagai perubahan dapat teramati pada sistem reaksi, seperti terjadinya perubahan
warna, suhu, terbentuknya gas, endapan. Terjadinya perubahan-perubahan tersebut dapat
terlihat dengan melakukan pengukuran suhu reaksi, melihat perubahan warna secara
langsung, pembentukkan endapan ataupun kekeruhan. Kemudian pembentukkan gas dapat
diamati secara langsung dari gelembung gas yang timbul, terutama dari media reaksi yang
berupa larutan ataupun gas yang berwarna serta bau yang ditimbulkan.
Reaksi kimia ini dapat berupa eksoterm maupun endoterm bila didasarkan pada
perubahan suhu, yaitu eksoterm akan menghasilkan kalor sedangkan endoterm akan
menyerap kalor. Reaksi ini dapat dilakukan dengan mereaksikan zat yang satu dengan yang
lainnya pada kondisi tertentu, sehingga akan menghasilkan perubahan. Namun, pada reaksi
kimia yang memungkinkan menghasilkan gas, perlu dilaksanakan reaksi gas yang dimaksud
dengan pereaksi kimia tertentu yang dapat menegaskan terjadinya gas melalui perubahan
warna, pembentukkan endapan, maupun perubahan secara kimia ataupun fisika lainnya. Hasil
reaksi dari zat berwarna, kemungkinan akan membentuk larutan ataupun endapan yang
berwarna, akan banyak membantu dalam penegasan hasil reaksi yang mungkin terjadi.
Sehingga hasil reaksi adalah hasil reaksi yang sebenarmya dari reaksi kimia yang terjadi.
D. PROSEDUR KERJA
Reaksi yang menghasilkan gas
1. 1 mL larutan Na2CO3 dalam tabung reaksi ditambah dengan beberapa tetes HCl encer
kemudian amati gas yang terjadi. Tempatkan batang pengaduk yang telah dibasahi
dengan larutan Ca(OH)2 di atas gas yang dihasilkan, dan amati perubahan yang terjadi
pada permukaan batang pengaduk.
2. 1 ml larutan HCl dalam tabung reaksi ditambah 1 butir logam Zn kemudian panaskan
dan amati gas yang dihasilkan.
TABEL PENGAMATAN
Reaksi yang terjadi Pengamatan
PERCOBAAN VII
MENGENAL TEKNIK VOLUMETRI
Indikator dan kondisi eksperimen harus dipilih sedemikian sehingga perbedaan antara
titik-titik akhir terlihat dan titik ekuivalen adalah sekecil mungkin. Sehingga, pada reakis
yang terjadi dalam titrimetri ini terdapar beberapa kondisi yang harus dipenuhi, diantaranya
harus ada suatu reaksi sederhana yang dinyatakan dengan persamaan kimia, reaksi diusahakn
berjalan dengan cepat dengan dapat pula ditambahan katalis untuk mempercepat kecepatan
reaksi, harus ada perubahan yang mencolok dalam energi bebas yang dapat menimbulkan
perubahan sifat fisika atau kimia larutan pada titik ekuivalen, dan harus tersedia suatu
indikator.
Titrasi dapat dilakukan dengan cara:
5. Titrasi langsung (direct titration)
Pada titrasi langsung, larutan baku direaksikan dengan larutan zat yang ditentukan.
6. Titrasi tak langsung (indirect titration)
Pada titrasi tak langsung, larutan baku direaksikan dengan hasil dari larutan zat yang telah
ditentukan dengan pereaksi lainnya.
7. Titrasi kembali (back titration)
D. PROSEDUR KERJA
Standarisasi NaOH ±0,1N dengan H2C2O4.2H2O
1) Timbang 1,60 gram H2C2O4.2H2O
2) Larutkan dalam lanu ukur 250 mL dengan aqua dm
3) Isi buret 50 mL dengan larutan NaOH yang akan ditentukan konsentrasinya
4) Pipet 10 mL larutan NaOH ke dalam labu erlenmeyer 250 mL
5) Tambahkan beberapa (3-5) tetes indikator phenolphtalein
6) Titrasi dengan larutan NaOH ±0,1N hingga terjadi perubahan warna dari tidak
berwarna menjadi merah sangat muda
7) Lakukan titrasi hingga diperoleh volum peniter konstan
8) Hitung [NaOH]
E. TABEL PENGAMATAN
Tabel Titrasi Standarisasi NaOH ±0,1N dengan H2C2O4.2H2O
Titrasi ke- 1 2 3
Volume awal
(mL)
Volume akhir
(mL)
Volume
PERCOBAAN VIII
MENGENAL TEKNIK GRAVIMETRI
A. TUJUAN
Mengenal dan memahami teknik gravimetri
Mampu melakukan analisis penentuan Kadar Al3+ secara Gravimetri
E. TABEL PENGAMATAN
Tabel Pengamatan Penentuan Kadar Al3+ secara Gravimetri
Perlakuan Gambar Pengamatan
Reaksi:
Al3+(aq) + 3 NH4OH(aq) Al(OH)3(s) + 3 NH4(aq)
2 Al(OH)3(s) Al2O3(s) + 3 H2O(g)
Perhitungan:
Berat Al3+ = x Berat endapan
% Al3+ =