Anda di halaman 1dari 6

al-Kimiya, Vol. 5, No.

2 (68-73) Desember 2018/Rabiul Awal 1439 H

SINTESIS OKSIDA GRAFENA TEREDUKSI (rGO) DARI ARANG


TEMPURUNG KELAPA (Cocos nucifera)
AHMAD HIDAYAT1, SONI SETIADJI1*, DAN EKO PRABOWO HADISANTOSO 1
1
Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
Jl. A. H. Nasution No. 105 Cibiru Kota Bandung
∗alamat email korespondensi: s.setiadji@uinsgd.ac.id

Informasi Artikel Abstrak/Abstract


Riwayat Naskah : Grafena merupakan satu lapis atom karbon yang memiliki hibridisasi sp 2 membentuk struktur
Diterima pada 15 heksagonal dua dimensi. Grafena memiliki potensi yang sangat luas namun ketersediaannya
Desember 2018 masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis oksida grafena tereduksi (rGO) dari
Diterima setelah arang tempurung kelapa dengan menggunakan metode modifikasi Hummer. Modifikasi
direvisi pada 29 dilakukan dengan menghilangkan NaNO3. Sintesis dilakukan dengan ukuran partikel arang
Januari 2019 tempurung kelapa ~ 50 μm dan waktu oksidasi selama 5 hari. Analisis struktur rGO dilakukan
Diterbitkan pada 30 dengan pengujian FTIR, UV-Vis dan difraksi sinar-X (XRD). Hasil pengujian FTIR
Januari 2019 menunjukkan adanya puncak pada panjang gelombang 1604,891 cm-1 dari ikatan C=C
aromatik yang merupakan indikasi terbentuknya rGO. Hasil pengujian UV-Vis menunjukkan
Kata Kunci: rGO; adanya serapan pada panjang gelombang 272 nm yang disebabkan oleh transisi π→π ⃰ dari
modifikasi Hummer; ikatan C=C pada cincin aromatik. Pengujian XRD menghasilkan puncak difraktogram pada
arang tempurung sudut 2θ ~ 24° yang khas untuk material rGO.
kelapa; grafena;
grafit.

Keywords: rGO; Graphene is a layer of carbon atoms, which has sp2 hybridization to form a two-dimensional
Hummer hexagonal structure. Graphene has a very wide potential but its availability is still limited.
modification; This study aims to synthesize reduced graphene oxide (rGO) from coconut shell charcoal that
coconut shell using Hummer modification method. The modification was done by eliminated of NaNO3.
charcoal; graphene; Synthesis was carried out with particle size of coconut shell charcoal ~ 50 μm and oxidation
graphite. time for 5 days. Analysis of rGO sample was carried out through measured from FTIR, UV-
Vis and X-ray diffraction (XRD). FTIR spectra was show a typical peak from wavelength
1604.891 cm-1 that indicates the C=C aromatic bond, which is an indication to formation of
rGO. UV-Vis spectra was shown a absorption at 272 nm that caused by π → π ⃰ transition
from C=C bond on aromatic rings. XRD measurement was resulted a peak diffractogram at
2θ ~ 24°, which is typical for rGO material.

PENDAHULUAN secara kimia. Metode ini melibatkan oksidasi


grafit menjadi grafena oksida (GO) menggunakan
Grafena merupakan material karbon dua
reagen pengoksidasi kuat, lalu GO dapat dirubah
dimensi yang memiliki sifat yang unik dan luar
menjadi grafena melalui proses reduksi
biasa sehingga memiliki potensi yang cukup
menggunakan berbagai reduktan. Keuntungan
besar dalam berbagai aplikasi. Grafena memiliki
dari metode ini adalah pembentukan grafena
banyak potensi aplikasi seperti di bidang baterai,
dalam jumah besar dalam bentuk serbuk, yang
pengisi polimer, sensor, konversi energi, dan
terdispersi baik pada pelarut polar dan pelarut
perangkat penyimpanan energi [1].
non polar. Oksidasi grafit secara kimia
Dengan mempertimbangkan potensi dan
merupakan metode yang menggunakan asam
aplikasi grafena tersebut, sehingga kebutuhan
pekat (asam sulfat, asam nitrat, dan asam fosfat)
akan grafena akan terus dan perlu ditingkatkan.
dan agen pengoksidasi kuat (kalium permanganat
Grafena menjadi bahan baku yang banyak dicari,
dan kalium perklorat). Namun, metode oksidasi
akan tetapi ketersediaan grafena masih terbatas,
biasanya membutuhkan beberapa tahapan dan
sehingga bagaimana menghasilkan bahan ini
pengendalian suhu oksidasi untuk membuat GO.
dalam jumlah yang banyak menjadi perhatian
Untuk mencapai nilai komersial, proses
yang menarik. Salah satunya pengembangan
sintesis GO harus sederhana dan biaya yang
metode sintesis yang sederhana dan efisien untuk
murah. Banyak sekali metode yang dapat
pengadaan grafena sangat dibutuhkan.
digunakan untuk memproduksi GO secara
Metode yang paling banyak digunakan
oksidasi kimia, seperti metode Hummer, metode
untuk sintesis grafena adalah oksidasi grafit
Staudeumaier’s, dan metode Brodie’s [2]. Metode

68
al-Kimiya, Vol. 5, No. 2 (68-73) Desember 2018/Rabiul Awal 1439 H

Hummer merupakan metode oksidasi kimia yang leaching dengan larutan HCl 0,4 M selama 8 jam.
paling luas digunakan untuk memproduksi GO. Kemudian dinetralkan dengan akua DM.
Metode Hummer adalah metode oksidasi secara
kimia dengan cara mencampurkan serbuk grafit Sintesis Oksida Grafena Tereduksi (rGO)
dan NaNO3 ke dalam larutan asam sulfat [3].
Metode ini sangat simpel dan baik sekali untuk Oksida grafena tereduksi (rGO) disintesis
menghasilkan GO. Namun, penggunaan NaNO3 dengan cara mengoksidasi arang tempurung
dalam metode ini akan menghasilkan gas toksik kelapa berdasarkan metode modifikasi Hummer
NO2 dan N2O4 yang dilepaskan selama proses yang telah dilakukan sebelumnya oleh Chen dkk,
oksidasi berlangsung. 2013 [4].
Pemanfaatan arang tempurung kelapa oleh Serbuk arang tempurung kelapa sebanyak
masyarakat luas selama ini hanya digunakan 6 g ditambahkan ke dalam gelas kimia yang
sebagai arang aktif atau adsorben. Salah satu berisi asam sulfat pekat 140 mL. Gelas kimia
pemanfatan limbah tempurung kelapa ini tersebut di simpan di dalam ice-bath, lalu
memungkinkan untuk digunakan sebagai bahan dimasukkan KMnO4 sebanyak 18 g sedikit demi
baku dalam pembuatan grafena oksida yang sedikit supaya suhu campuran tidak melebihi
merupakan bahan baku utama dari grafena. 20°C, kemudian ditambahkan 300 mL akua DM.
Dalam penelitian ini telah dilakukan sintesis Suspensi kemudian diaduk selama dua jam pada
oksida grafena tereduksi (rGO) menggunakan suhu 35°C.
arang tempurung kelapa (Cocos nucifera) melalui Selanjutnya, suspensi didiamkan (proses
metode modifikasi Hummer. Kemudian sampel oksidasi) selama 5 hari. Setelah proses oksidasi
rGO dikarakterisasi melalui pengukuran selesai, tahap selanjutnya adalah menambahkan
difraktometer sinar-X (RINT 2000 wide angle 500 mL akua DM dan H2O2 sebanyak 15 mL
Goniometer, CuKα 1,54 Å), spektrofotometri (proses reduksi), dan tahap ini menyebabkan
FTIR (Agilent technologies, type: Carry 600 larutan berbuih dan suhu campuran meningkat.
series), dan Spektrofotometri UV-Vis (Agilent Selama tahap ini, warna campuran akan berubah
technologies Carry 60 series). dari coklat gelap ke kuning. Campuran kemudian
dicuci dengan larutan HCl sebanyak 1 L (1 : 10 ~
EKSPERIMEN HCl : akua DM) dengan menggunakan kertas
saring dan corong, agar ion logam dapat
Material dihilangkan. Pada tahap ini akan dihasilkan pasta
yang kemudian dikeringkan pada suhu 60 °C
Bahan-bahan yang digunakan dalam selama 6,5 jam, hingga terbentuk padatan,
penelitian ini adalah arang tempurung kelapa padatan tersebut kemudian didispersikan ke
komersil, H2SO4 (95-98%, Merck), KMnO4 dalam 500 mL akua DM dan didiamkan selama
(Merck), H2O2 (30%, Merck), HCl (37%, Merck), 3 jam. Pemurnian dilakukan dengan cara mencuci
etanol, dan akua DM. suspensi dengan akua DM dalam jumlah besar.
pH akan meningkat dari 1 hingga 5 selama proses
Instrumentasi pencucian.
Selanjutnya, pasta yang telah dikumpulkan
Difraktometer sinar-X (RINT 2000 wide dari kertas saring didispersikan kedalam 300 mL
angle Goniometer, CuKα 1,54 Å), air deionisasi kemudian di sonikasi dengan
spektrofotometri FTIR (Agilent technologies, sonikator selama 20 menit. Hasil dispersi
type: Carry 600 series), dan Spektrofotometri berwarna coklat dari oksida grafena tereduksi
UV-Vis (Agilent technologies Carry 60 series). (rGO) kemudian disentrifugasi pada 4000 rpm
selama 30 menit untuk memisahkan grafit oksida
Prosedur yang tidak terkelupas. Setelah proses sentrifugasi,
rGO akan berada di dasar wadah, dan proses
Preparasi Sampel dekantasi akan terjadi secara gravitasi tanpa ada
masalah. Selanjutnya rGO kering akan didapat
Arang tempurung kelapa komersil dengan proses dehidrasi. Tahapan dehidrasi
dibersihkan dengan cara dicuci dengan air hingga dimulai dengan cara memanaskan rGO pada
bersih. Lalu arang tempurung kelapa digerus cawan pada temperatur 30°C selama 2 menit,
hingga berbentuk serbuk. Serbuk arang kemudian 40°C selama 2 menit, 50°C selama
tempurung kelapa kemudian disaring 2 menit, dan terakhir 90°C selama 1 jam.
menggunakan saringan 50 μm (~275 mesh). Serpihan rGO akan diperoleh dengan cara
Arang tempurung kelapa tersebut kemudian di mengerik padatan rGO dari cawan.

69
al-Kimiya, Vol. 5, No. 2 (68-73) Desember 2018/Rabiul Awal 1439 H

HASIL DAN PEMBAHASAN

Oksida grafena tereduksi (rGO) telah


disintesis menggunakan metode modifikasi
Hummer yang disarankan oleh Chen dkk, 2013
[4], dan telah dilakukan ulang dan dioptimasi
oleh Johansen dkk, 2014 [5]. Pada modifikasi
metode Hummer ini penggunaan NaNO3
dihilangkan. Penghilangan ini bertujuan untuk
menghindari terbentuknya gas beracun NO2 dan
N2O4 yang terbentuk selama proses oksidasi.
Sumber karbon yang digunakan pada
Gambar 1. Warna campuran setelah penambahan
penelitian ini berasal dari arang tempurung KMnO4
kelapa komersil. Arang tempurung kelapa digerus
hingga memiliki ukuran partikel sekitar 50 μm Kemudian dilakukan penambahan 300 mL
(275 mesh) untuk memperbesar luas akua DM secara bertahap. Reaksi antara akua
permukaannya supaya mempermudah proses DM dan H2SO4 merupakan reaksi eksotermik
oksidasi, sehingga akan terjadi proses interkalasi sehingga akan terjadi kenaikan temperatur hingga
antar lapisan grafena pada grafit [6], lalu dicuci 98°C.
dengan larutan HCl dan dibilas dengan akua DM Untuk mengurangi efek dari reaksi
berlebih untuk menghilangkan kandungan logam eksotermik antara akua DM dan H2SO4, maka
yang terkandung dalam arang tempurung kelapa proses penambahan akua DM dilakukan terbalik.
[7]. Reaksinya dengan HCl adalah sebagai Campuran yang mengandung larutan H2SO4
berikut: ditambahkan ke dalam akua DM sehingga dapat
2Al + 6HCl → 2Al3+ + 6Cl- + 3H2 ↑ (1) mengurangi efek eksotermik yang dihasilkan.
Selanjutnya campuran dibiarkan selama 5 hari
2K + 2HCl → 2K+ + 2Cl- + H2 ↑ (2)
agar proses oksidasi berlangsung secara
Lalu arang tempurung kelapa dikeringkan melalui optimum. Waktu optimasi ini didasarkan pada
proses pemanasan. penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh
Proses sintesis rGO dimulai dengan Johansen dkk [5].
pembuatan prekursor grafena oksida. Arang Setelah proses oksidasi selesai, campuran
tempurung kelapa dalam larutan asam sulfat ditambahkan 500 mL akua DM dan H2O2 untuk
pekat ditambahkan KMnO4 secara perlahan, menghentikan proses oksidasi. Ketika hidrogen
sehingga diperoleh grafit yang akan teroksidasi peroksida ditambahkan, residu permanganat dan
menghasilkan grafit terinkalasi. Interkalasi ini mangan dioksida direduksi menjadi larutan tak
akan menyebabkan jarak antar lapisan grafena berwarna mangan sulfat dan warnanya akan
membesar dan interaksi antar lapisan melemah berubah dari hitam kecoklatan menjadi kuning.
[8]. Proses selanjutnya yaitu proses pencucian.
Selain menyempurnakan interkalasi dari Proses ini menggunakan larutan HCl encer
grafit dan asam sulfat, penambahan KMnO4 juga dengan perbandingan 1:10 (HCl : akua DM).
membantu dalam oksidasi grafit. Dua reaksi, Tujuan dari proses ini yaitu untuk menghilangkan
yaitu pembentukan grafit bisulfat dan oksidasi ion logam sisa yang dihasilkan selama proses
berlangsung secara serempak. Kalium oksidasi. Kemudian pasta dicuci dengan akua
permanganat adalah salah satu oksidator kuat, DM berlebih, pencucian ini dilakukan untuk
terutama dalam suasana asam. Penetrasi KMnO4 meningkatan pH. pH berpengaruh terhadap sifat
ke dalam lapisan grafena sangat efektif untuk hidrofilik grafena oksida. Oleh karena itu dapat
mengoksidasi grafit. diperoleh sifat yang diinginkan pada pH 7. Pada
Spesies aktif yang bereaksi sebenarnya pH rendah gugus karboksil terprotonisasi seperti
adalah dimangan heptoksida. Bimetalik lembaran grafena menjadi kurang hidrofilik dan
heptoksida jauh lebih reaktif daripada nonmetalik terbentuk agregat. Pada pH tinggi gugus
tetraoksida. Setelah tahap ini, material awal, karboksil terdeprotonisasi sehingga sangat
serbuk grafit telah berubah menjadi grafit oksida. hidrofilik seperti lembaran-lembaran individu
Pada proses ini, warna campuran akan (terpisah) yang lebih larut dalam air seperti
berubah warna dari hijau tua keunguan menjadi garam-garam [5].
coklat tua (Gambar 1). Agar proses oksidasi Oksida grafena tereduksi (rGO) diperoleh
berlangsung sempurna, maka campuran diaduk dengan menggunakan proses sonikasi.
selama 2 jam pada suhu 35°C. Penggunaan sonikasi bertujuan untuk

70
al-Kimiya, Vol. 5, No. 2 (68-73) Desember 2018/Rabiul Awal 1439 H

mendispersikan pasta kedalam air agar grafit oksigen setelah proses oksidasi. Gugus OH yang
oksida terkelupas. Pengelupasan ini dapat terjadi terdapat dalam grafena oksida akan tereduksi. Hal
karena adanya gelombang ultrasonik. Gelombang ini menyebabkan hilangnya pita serapan pada
ultrasonik merupakan salah satu dari gelombang panjang gelombang 3400 cm-1 yang merupakan
mekanik dengan range frekuensi lebih dari pita serapan hasil vibrasi ulur dari gugus OH [9].
20.000 Hz sehingga proses pengelupasan dari Selain itu, pembentukan rGO akan menyebabkan
grafit oksida menjadi grafena oksida dilakukan hilangnya pita serapan pada panjang gelombang
secara mekanik. Proses pengelupasannya diawali disekitar 984 cm-1 dan terdapatnya pita serapan
dengan adanya gaya geser pada grafit oksida pada panjang gelombang disekitar 1628 cm-1
akibat interaksi dengan gelombang ultrasonik dan yang merupakan panjang gelombang dari ikatan
proses kavitasi disebabkan karena adanya C=C aromatik. Ikatan C=C aromatik merupakan
perbedaan tekanan pada saat sonikasi sehingga indikasi terbentuknya rGO [8].
menyebabkan inisiasi proses pengelupasan grafit Gambar 3 menunjukkan hasil analisis
oksida menjadi grafena oksida. arang tempurung kelapa dan rGO menggunakan
Setelah proses pengelupasan secara FTIR. Seperti yang diharapkan, spektrum FTIR
mekanik dengan sonikasi, suspensi disentrifugasi dari rGO mirip dengan spektrum FTIR dari grafit.
untuk memisahkan grafena oksida dan grafit Oksida grafena tereduksi (rGO) dan grafit
oksida yang tidak terkelupas. Oksida grafena memiliki ikatan dan gugus fungsi yang sama. Hal
tereduksi (rGO) akan didapat dengan mudah yang perlu diperhatikan disini adalah lemahnya
melalui proses gravitasi tanpa ada masalah. absorpsi dari ikatan OH pada panjang gelombang
Oksida grafena tereduksi (rGO) akan berada di 3400 cm-1. Gugus fungsi oksigen biasanya
dasar wadah setelah proses sentrifugasi (Gambar memberikan ikatan yang kuat. Ikatan yang kuat
2). biasanya ditandai dengan dalamnya lembah yang
dihasilkan pada spektrum FTIR [10]. Meskipun
begitu, sulit untuk membuat kesimpulan
berdasarkan persentase dari transmitan karna hal
tersebut sangat dipengaruhi oleh banyaknya
sampel saat pengujian, dan hal tersebut tidak
terkontrol dengan baik [5].

Gambar 2. Oksida grafena tereduksi (rGO)


mengendap secara gravitasi

Setelah proses sentrifugasi, pasta rGO


dipindahkan ke dalam cawan. Kemudian
dilakukan pemanasan di dalam oven pada suhu
90°C. Sebagai hasil dari tahap ini, air Gambar 3. Spektrum FTIR grafena (rGO) dari arang
dipindahkan dan lembaran-lembaran grafena tempurung kelapa
oksida tereduksi (rGO) dapat dikerik.
Serapan pada panjang gelombang
Hasil pengujian rGO menggunakan FTIR 1604,8919 cm-1 menunjukkan adanya puncak dari
ikatan C=C aromatik. Ikatan C=C aromatik
Pengujian Fourier Transform - Infrared merupakan indikasi terbentuknya rGO [8] [11].
(FTIR) dilakukan untuk mengetahui gugus fungsi Serapan pada panjang gelombang 1720 cm-1
yang terbentuk selama proses sintesis. Pengujian menunjukkan adanya puncak dari serapan C=O
ini menggunakan FTIR dari Agilent Technologies yang disebabkan oleh pita serapan hasil dari
tipe carry 600 series dengan range panjang vibrasi ulur dari gugus keton yang terdapat dalam
gelombang dari 400-4000 cm-1. lapisan rGO. Serapan pada panjang gelombang
Pada proses reduksi grafena oksida 1074,762 cm-1 menunjukkan adanya pita serapan
menjadi rGO, hal yang harus diperhatikan adalah hasil dari vibrasi ulur gugus C-O yang merupakan
hilangnya gugus fungsi yang mengandung sisa dari gugus karbonil selama proses reduksi
[9]. Dari spekta FTIR juga dapat dilihat bahwa

71
al-Kimiya, Vol. 5, No. 2 (68-73) Desember 2018/Rabiul Awal 1439 H

tidak adanya pita serapan pada pada panjang mana berasal dari serapan yang disebabkan oleh
gelombang 3400 cm-1 yang merupakan pita transisi π→π⃰ dari ikatan C=C pada cincin
serapan hasil vibrasi ulur dari gugus OH. Hal ini aromatik.
menunjukkan bahwa grafena oksida telah Daerah serapan dari transisi elektron yang
tereduksi menjadi lapisan oksida grafena disebabkan oleh transisi π→π ⃰ berada panjang
tereduksi (rGO) [5]. gelombang 200-300 cm-1. Adanya pita serapan
Hasil dari analisis menggunakan FTIR pada panjang gelombang 272 nm menunjukkan
menunjukkan masih adanya pita serapan pada serapan oksida grafena tereduksi (rGO). Hal ini
panjang gelombang yang mengandung gugus sesuai dengan penelitian sebelumnya tentang rGO
oksigen yang menunjukkan bahwa proses reduksi yang dilakukan oleh Krishnamoorthy dkk [11].
berlangsung kurang sempurna. Namun secara
keseluruhan, hasil dari analisis menggunakan Hasil pengujian rGO menggunakan XRD
FTIR menunjukkan bahwa sebagian besar gugus
fungsi yang mengandung oksigen yang terdapat Pengujian menggunakan difraksi sinar-X
dalam grafena oksida berhasil dihilangkan. (XRD) bertujuan untuk menentukan fasa
Grafena oksida dan oksida grafena kristalinitas dari grafena oksida tereduksi (rGO).
tereduksi (rGO) memilki spektrum FTIR yang Pengujian dilakukan dengan range sudut 2θ
hampir mirip, oleh karena itu spektrum FTIR antara 10-80º dan panjang gelombang sebesar
tidak cukup untuk membedakan apakah sampel 1,54 Å.
merupakan grafit, grafena oksida, atau rGO. Difraksi sinar-X penting dilakukan untuk
Untuk itu dibutuhkan hasil karakterisasi menentukan apakah sampel merupakan grafit,
menggunakan XRD untuk menentukan fasa apa grafena oksida atau rGO. Grafit dan rGO
yang terbentuk. memiliki pita 2θ pada 26-28°, sedangkan grafena
oksida memiliki pita 2θ pada 10-12° [11] [12].
Hasil pengujian rGO menggunakan UV-VIS

Pengujian sampel menggunakan instrumen


spektrofotometri UV-Vis dilakukan untuk
mengukur jumlah ikatan rangkap atau konjugasi
aromatik dari material rGO. Jumlah ikatan
rangkap atau konjugasi tersebut disebabkan oleh
transisi π→π ⃰ dan n→π ⃰ dari sistem konjugasi
pada suatu molekul. Spektroskopi UV-Vis secara
umum dapat membedakan diena terkonjugasi dan
diena tidak terkonjugasi, diena terkonjugasi dari Gambar 5. Difraktogram rGO dari arang tempurung
triena terkonjugasi dan sebagainya [10]. kelapa
Pengujian ini menggunakan UV-Vis dari Agilent
Hasil pengujian sampel menggunakan
Technologies carry 60 dengan range panjang
XRD seperti yang ditunjukan pada Gambar 5,
gelombang dari 200-400 cm-1.
menunjukkan adanya pita pada sudut 2θ sebesar
24°dan 43º.
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Prasetya dkk [7], Setiadji dkk [13]
dan Krishnamoorthy dkk [11], fasa rGO memiliki
pita pada sudut 2θ sebesar 25° dan 45º. Oleh
karena itu dari data tersebut dapat dipastikan
bahwa sampel tersebut merupakan rGO. Adanya
perbedaan sudut 2θ terjadi karena masih adanya
pengotor dari gugus fungsi hidroksil dan karbonil
yang disebabkan karena proses reduksi yang
tidak sempurna sehingga menyebabkan
Gambar 4. Spektrum UV-Vis oksida grafena pergeseran puncak ke sebelah kiri.
tereduksi (rGO) dari tempurung kelapa Berdasarkan pita difraktogram, rGO yang
dihasilkan memiliki fasa amorf. Perbedaan pita
Gambar 4 menunjukkan hasil pengujian difraktogram untuk fasa amorf dan kristalin dapat
material rGO menggunakan spektrometri UV- dilihat dari bentuk pita, apakah pita tersebut
Vis. SpektrumUV-Vis menunjukkan bentuk pita tajam atau melebar.
serapan pada panjang gelombang 272 nm, yang

72
al-Kimiya, Vol. 5, No. 2 (68-73) Desember 2018/Rabiul Awal 1439 H

SIMPULAN [7] F A Prasetya, M Nasrullah, A Y Nugraheni,


and Darminto, "Study of raman
Oksida grafena tereduksi (rGO) dapat Spectroscopy on Graphene Phase from Heat
disintesis dengan menggunakan metode Treatment of Coconut (Cocus nucifera)
modifikasi Hummer, dengan ukuran partikel shell," Trans Tech Publications, vol. 827,
arang tempurung kelapa sebesar 50 μm dan pp. 290-293, 2015.
waktu oksidasi selama 5 hari. Oksida grafena [8] L N Azizah and D Susanti, "Pengaruh
tereduksi (rGO) hasil sintesis telah dikarakterisasi Variasi Kadar Zn dan Temperatur
menggunakan XRD dan FTIR, menghasilkan Hydrothermal terhadap Struktur dan Nilai
puncak difraktogram dan pita serapan dari gugus Konduktivitas Material Graphene," JURNAL
fungsi yang khas untuk rGO. Hasil pengujian TEKNIK POMITS, vol. 3, no. 2, pp. 209-
UV-Vis menunjukkan adanya serapan pada 214, 2014.
panjang gelombang 272 nm yang disebabkan
oleh transisi π→π ⃰ dari ikatan C=C pada cincin [9] F T Thema, E D Dikio, M J Moloto, M
aromatik. Khenfouch, N N Nyangiwe, L Kotsedi, and
M Maaza, "Synthesis and Characrerization
REFERENSI of Graphene Thin Film via Hummer's
Method," NSTI-Nanotech, vol. 1, pp. 13-16,
2012.
[1] P Russo, A Hu, and G Compagnini,
"Synthesis, Properties and Potenial [10] U Suparman, Elusidasi Struktur Senyawa
Aplications of Porous Graphene : A Organik. Bandung: Widya Padjajaran, 2010.
Review," Nano-Micro Letters, vol. 5, no. 4, [11] K Krishnamoorthy, R Veeravandian, R
pp. 260-273, 2013. Mohan, and S J Kim, "Investigation of
[2] N M Huang, H N Lim, C H Chia, M A Raman and Photoluminescene of Reduced
Yarmo, and M R Muhamad, "Simple Room- Graphene Oxide Sheets," Applied Physcs A,
Temperature Preparation of High Yield vol. 106, pp. 501-506, 2011.
Graphene Oxide," DovePress, pp. 3443- [12] D R Cooper, B D'Anjou, N Ghattamaneni, B
3448, 2011. Harack, M Hilke, A Horth, N Majlis, M
[3] W S Hummers Jr and R E Offeman, Massicotte, L Vandsburger, E Whiteway,
"Preparation of Graphitic Oxide," Jornal of and V Yu, "Experimental Review of
American Chemical Society, vol. 80, no. 6, Graphene," Montreal, 2011.
pp. 1339-1339, 1958. [13] S Setiadji, B W Nuryadin, H Ramadhan, C
[4] J Chen, B Yao, C Li, and G Shi, "An D D Sundari, T Sudiarti, A Supriadin, and A
Improved Hummers Metode foe Eco- L Ivansyah, "Preparation of reduced
Friendly Synthesis of Grafena Oxide," Graphene Oxide (rGO) Assisted by
Carbon, vol. 64, pp. 225-229, 2013. Microwave Irradiation and Hydrothermal for
Reduction Methods.," IOP Conf. Series:
[5] I Johansen, "Wet Chemicals Ssynthesis of
Graphene for Battery Aplications," Materials Science and Engineering, vol. 1,
Trondheim, 2014. p. 434, 2018.
[6] N E Sorokina, M A Khaskov, V V Avdeev,
and I V Nikol'skaya, "Reaction of Graphite
With Sulfuric Acid in the Presence of
KMnO4," Rusian Journal of General
Chemistry, vol. 75, no. 2, pp. 162-168, 2005.

73

Anda mungkin juga menyukai