Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/303711805

Sintesis dan Karakterisasi Grafena dengan Metode Reduksi Grafit Oksida


Menggunakan Pereduksi Zn

Article in Jurnal Kimia VALENSI · May 2016


DOI: 10.15408/jkv.v2i1.2233

CITATIONS READS

12 8,339

2 authors, including:

Irdhawati Irdhawati
Udayana University
23 PUBLICATIONS 37 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Irdhawati Irdhawati on 14 June 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Ilmu Kimia, 2(1), Mei 2016, 17-23

Available online at Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/valensi

Sintesis dan Karakterisasi Grafena dengan Metode Reduksi Grafit Oksida


Menggunakan Pereduksi Zn

Yudha Taufantri, Irdhawati, Ida Ayu Raka, Astiti Asih

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana
Jl. By Pass Ngurah Rai, Kampus Bukit Jimbaran, Bali 80364 Indonesia

Email: irdhawati@unud.ac.id

Received: Desember 2015; Revised: Mei 2016; Accepted: Mei 2016; Available Online: Mei 2016

Abstrak

Grafena merupakan material tipis dan memiliki struktur heksagonal 2D yang sangat menarik untuk
dikembangkan.Saat ini penggunaan grafena berpotensi besar dalam berbagai aplikasi, termasuk sebagai
adsorben.Dalam penelitian ini telah dilakukan sintesis grafena dari grafit.Selanjutnya grafena digunakan untuk
penentuan adsorpsi terhadap dikloro difenil trikloroetana (DDT).Grafena disintesis dengan modifikasi metode
Hummer secara hidrotermalmenggunakan reduktor Zn. Karakterisasi grafena dilakukan menggunakan Scanning
Electron Microscope (SEM) dan X-Ray Diffraction (XRD). Hasil analisis dengan XRD menunjukkan
karakteristik grafena pada sudut 2θ yang terbentuk adalah 23.9369 dengan jarak d-spacing 3.7176 Å,
dibandingkan dengan karakteristik grafit oksida pada sudut 2θ yang terbentuk adalah 11.2055 dengan jarak d-
spacing 7.8965 Å. Hasil analisis dengan SEM menunjukkan lembaran pada material grafena adalah satu lapis
dengan struktur heksagonal planar dan tampak transparan yang terdiri atas single layer dan multi layers. Uji
adsorpsi grafena terhadap DDT dianalisismenggunakan spektrofotometer UV-Visible. Hasil penelitian
menunjukkan luas permukaan grafena adalah 46.8563 m2/g. Berat DDT yang terserap oleh satu gram sampel
grafena pada waktu kontak 15 menit adalah 7.5859 mg/g. Interaksi adsorpsi ini diduga karena adanya orbital
ikatan π-π dan hidrogen pada grafena dan DDT.

Kata kunci: Adsorpsi, dikloro difenil trikloroetana, grafena

Abstract

Graphene is a thin material, has a hexagonal two-dimentional lattice and is considered as an interesting material
for adsorption process. Nowadays, graphene has been known as a potential material for diverse application, such
as adsorbent. In this study graphene was synthesized from graphite. Furthermore, graphene was applied for
adsorption of dichloro diphenyl trichloroethane (DDT). Graphene was synthesized by Hummer’s method using
hydrothermal and reduced by Zn. The samples were characterized by Scanning Electron Microscope (SEM) and
X-Ray Diffraction (XRD) methods. The results of the XRD showed graphene structure in the 2θ, appeared at
23.9369 with interlayer spacing was about 3.71763 Å, compared with graphite oxide structure in the 2θ appeared
at 11.2055 with interlayer spacing was about 7.89649 Å. The results of SEM analysis showed graphene has one
layer with planar hexagonal structure and seems transparent whose single layer and multi layers. The graphene
adsorption was analyzed by using the UV-Visible spectrophotometer. The results indicated the surface area of
graphene was shown as 46.8563 m2/g. The amount of DDT adsorbed by graphene during 15 minutes was 7.5859
mg/g. This adsorption mechanism of DDT and graphene might be due to π-π and hydrogen interactions.

Keywords: Adsorption, dichloro diphenyl trichloroethane (DDT), graphen1.

DOI: http://dx.doi.org/10.15408/jkv.v2i1.2233

Copyright © 2016, Published by Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia,
P-ISSN: 2460-6065
Jurnal Kimia VALENSI, Vol 2, No. 1, Mei 2016 [17-23] P-ISSN : 2460-6065

1. PENDAHULUAN beracun, dan dapat bereaksi dalam kondisi


asam maupun basa.
Kemajuan teknologi saat ini Dalam penelitian ini, grafena hasil
menyebabkan banyaknya pengembangan sintesis dimanfaatkan sebagai adsorben untuk
material kimia dalam berbagai disiplin senyawa dikloro difenil trikloroetana (DDT).
ilmu.Salah satu material baru yang Adsorben grafena dipilih dan dijadikan bahan
berkembang akhir-akhir ini adalah penyerap karena stabilitas kimia yang baik,
grafena.Grafena memiliki susunan atom besar luas permukaan yang spesifik, distribusi
berkerangka heksagonal yang mirip sarang ukuran pori yang besar, dan kelayakannya
lebah dan membentuk satu lembaran setipis dalam produksi yang besar (Xu et al., 2012).
satu atom.Secara eksperimental, alotropi
karbon ini ditemukan tahun 2004 pada lapisan 2. METODE PENELITIAN
terluar dari karbon (Novoselov et al., 2004).
Salah satu karakteristik yang paling menarik Alat dan Bahan
darigrafena adalah susunan atom karbon sangat Furnace Thermo Scientific,wadah es, pH
teratur dan hampir sempurna. Kisi meter ATC tipe pH-009, termometer Alla
grafenatersusun atas dua lapisan atom karbon France, labu ukur, pipet volume, pipet tetes,
yang memiliki ikatan σ. Terrones et al., (2010) pengaduk magnetik, gelas ukur, gelas beaker,
menyatakan bahwa setiap atom karbon pada erlenmeyer, botol semprot, corong, kertas
lapisan ini memiliki orbital π. Berdasarkan saring Whatman 41, timbangan analitik Galaxy
sifatnya yang unik ini, grafena telah banyak 160 Ohaus, cawan porselen, teflon dan wadah
digunakan secara luas dalam pengembangan stainless steel, ultrasonic cleanerKrisbow,
material nanokomposit untuk aplikasi yang centrifuge Health H-C-8, instrumen X-Ray
berbeda seperti superkapasitor (Stoller et al., Difraction (XRD) Philips Analytical, Scanning
2008), sensor (Ang et al., 2008), solar panel Electron Microscope (SEM) FEI Inspect S550,
(Wang et al., 2008), dan sebagai adsorben (Xu dan spektrofotometer UV-Visible Variant
et al., 2012). Meski telah banyak penelitian DMS 80. dikloro difenil trikloroetana (DDT)
mengenai aplikasi grafena, di Indonesia masih 99% (1,1-dichloro-2,2-bis(4-chlorophenyl)
belum banyak dilakukan pengembangan ethane) (Aldrich),serbuk grafit (Merck),
material ini. natrium nitrat 99.3% (Merck), asam sulfat 98%
Secara umum metode sintesis grafena (Merck), kalium permanganat (Merck),
seperti metode penumbuhan grafena dari hidrogen peroksida (Merck), asam klorida
silikon karbida (SiC) serta Chemical Vapor (Merck), etanol 96% (Brataco), serbuk Zn
Deposition (CVD) pada logam Ni dan Cu (Merck), metilen biru (Merck), dan akuades.
dinilai kurang efisien dan membutuhkan biaya
yang relatif mahal, sehingga dikembangkan Sintesis Grafena
metode sintesis sederhana yang mampu Proses sintesis grafena dilakukan dengan
memproduksi grafena secara murah dan menggunakan modifikasi metode Hummer.
berskala besar. Metode sintesis yang Sebanyak 2 gram serbuk grafit dilarutkan
digunakan ini adalah hasil dari modifikasi dalam 98 mL H2SO4 98%, kemudian 4 gram
metode Hummer (Hummers dan Offeman, NaNO3 ditambahkan saat proses pengadukan
1958) yaitu metode reduksi grafit oksida (GO). berlangsung selama 1 jam. Penambahan 8
Metode reduksi GO telah banyak dilakukan gram KMnO4 dilakukan secara bertahap ke
oleh beberapa peneliti untuk mendapatkan dalam campuran setelah pengadukan
grafena dengan sifat yang lebih unggul. berlangsung 2 jam. Selama 4 jam temperatur
Stankovich et al., (2007) menggunakan dijaga pada rentang suhu 20-0 °C. Campuran
senyawa hidrazin hidrat dan Shin et al., (2008) diaduk perlahan sampai berubah menjadi
menggunakan larutan 150 mM NaBH4. warna hitam kehijauan. Proses pengadukan
Penggunaan senyawa N2H4 dan NaBH4 dilanjutkan selama 20 jam pada suhu 35 °C.
dianggap berbahaya karena sifatnya yang Setelah 24 jam pengadukan, campuran berubah
beracun sehingga dikembangkan penelitian warna menjadi coklat muda. Campuran dicuci
lebih lanjut untuk memilih agen pereduksi lain. dengan akuades sebanyak 200 mL dan diaduk
Zn dipilih sebagai agen pereduksi dalam selama 1 jam. Untuk menghilangkan sisa
sintesis grafena karena memiliki banyak KMnO4, campuran ditambahkan 20 mL H2O2
keunggulan yaitu tidak berbahaya, tidak 30%. Selanjutnya campuran disentrifugasi dan
dilanjutkan dengan proses pencucian dengan
18
Pengaruh Aktivasi Arang Aktif dari Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Taufantri, et.al.

80 mL HCl dan akuades secara berulang absorbansinya pada panjang gelombang antara
dengan tujuan menetralkan pH dan 500-750 nm untuk menentukan panjang
mengurangi sisa ion SO42-. Untuk mengetahui gelombang maksimum. Selanjutnya
apakah ion SO42- telah habis dan pH menjadi pengukuran adsorban dilakukan pada panjang
netraldiuji dengan pH meter dan kertas lakmus. gelombang maksimum untuk mendapatkan
Jika pH telah netral maka campuran berat teradsorpsi maksimum (mg/g).
dikeringkan pada suhu 110 °C selama 12 jam
untuk mendapatkan lembaran grafitoksida. Adsorpsi Dikloro Difenil Trikloroetana
Sebanyak 40 mg grafit (DDT) oleh Grafena
oksidaditambahkan 40 ml akuades dan diaduk Sebanyak masing-masing 2 mili gram
selama 1 jam untuk mendapatkan larutan yang sampel grafena dimasukkan ke dalam 3 buah
homogen, kemudian dilakukan ultrasonikasi erlenmenyer 50 mL, kemudian ditambahkan
pada pancaran gelombang ultrasonik 50/60 Hz 10 mL larutan DDT dalam etanol dengan
selama 90 menit. Grafit oksida direduksi konsentrasi 6 ppm. Selanjutnya masing-masing
dengan penambahan 08 gram Zn dan 10 mL larutan diaduk dengan pengaduk magnetik
HCl 35%, kemudian diaduk selama 1 jam. dengan variasi waktu 5, 15, dan 30 menit.
Setelah 1 jam pengadukan, larutan Campuran disaring dalam setiap waktu tertentu
ditambahkan lagi 10 mL HCl 35% dan diikuti dan filtrat yang diperoleh kemudian dianalisis
proses pengadukan selama 5-30 menit, jumlah DDT yang tersisa dengan metode
kemudian dicuci dengan menggunakan spektrofotometri UV-Visible.
akuades dan HCl 5%. Proses pencucian
dilakukan berulang kali menggunakan akuades 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
sampai pH campuran menjadi netral. Hasil
endapan pada proses pencucian dimasukkan ke Reaksi oksidasi pada sintesis grafena
dalam teflon kecil di dalam tabung stainless dilakukan untuk menghasilkan grafit
steeldan dipanaskan dalam tanur pada suhu oksidakemudian direduksi menjadi grafena
160 °C selama 18 jam. dengan menggunakan agen pereduksi Zn.
Reaksi oksidasi berlangsung dalam suasana
Karakterisasi Grafena asammenghasilkan campuran berwarna coklat
Sampel grafena dikarakterisasi tua. Adanya perubahan warna dari hijau tua
menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) pekat menjadi coklat tua yang terjadi akibat
pengamatan difraksi sinar x pada sudut 2θ = reaksi antara grafit, H2SO4, dan KMnO4
50-900 dengan λ Cu-Kα 154060 Å. Pengamatan menunjukkan indikasi bahwa proses oksidasi
morfologi grafena dilakukan menggunakan grafit telah dimulai. Graphite Intercalation
Scanning Electron Microscope (SEM) dengan Compound (GIC) terbentuk dari grafit
tegangan sebesar 10.000 KV. sehingga lebih mudah untuk dioksidasi.
Selama proses ini, beberapa gugus fungsi
Penentuan Luas Permukaan Grafena seperti gugus fenol, gugus epoksi, gugus keton,
dengan Metilen Biru gugus karboksil, dan gugus karbonil terbentuk
Sebanyak 0002 gram pada karbon (Shao et al., 2012). Gugus fungsi
grafenadimasukkan ke dalam erlenmenyer 50 ini menyebabkan material bersifat sangat
mL, kemudian ditambahkan 200 mL larutan hidrofilik dan mudah terkelupas menjadi grafit
metilen biru 2 ppm dan diaduk dengan oksida.
pengaduk magnetik (Kipling dan Wilson
1960). Larutan disaring dan diukur
COOH COOH OH OH

COOH
O O
O O O
OH
KMnO 4 HO Zn
OH
H2 SO 4 COOH
OH O O
O O
O
OH

COOH COOH
Grafit Grafit Oksida Grafena

Gambar 1. Reaksi oksidasi grafit menjadi grafit oksida


19
Jurnal Kimia VALENSI, Vol 2, No. 1, Mei 2016 [17-23] P-ISSN : 2460-6065

Reduktor Zn dalam reaksi reduksi grafit gugus karbonil.Penambahan molekul H2O dan
oksida berfungsi untuk mengembalikan cacat gugus oksigenjuga menyebabkan grafit oksida
struktural pada kisi karbon dengan memiliki d-spacing yang lebih lebar.Gambar
mengembalikan konjugasi π dan untuk difraktogram grafit, grafit oksida, dan grafena
menghilangkan gugus fungsi. Gugus epoksi ditunjukkan pada Gambar 2.
membentuk gugus hidroksi akibat reaksi Zn Pola XRD grafena (Gambar 3C) hasil
dengan HCl. Gugus hidroksi juga dihasilkan proses reduksi menunjukkan puncak yang
pada saat reduksi gugus karbonil.Adanya muncul adalah 23.9369 dengan d-spacing
gugus hidroksi pada kondisi asam 3.7176 Å. Perubahan jarak d-spacing ini
menyebabkan terlepasnya hidrogen dan menunjukkan bahwa proses reduksi grafit
menghasilkan olefin. reduksi grafena oksida oksida telah berjalan dengan baik. Pergeseran
pada Gambar 2. sudut 2θ ke arah kanan terjadi pada saat
Pengamatan hasil uji sintesis grafena transformasi grafit oksida menjadi grafena
dilakukan menggunakan XRD dengan difraksi yang disebabkan oleh hilangnya gugus fenol,
sinar x pada sudut 2θ = 50-900 dan λ Cu-Kα gugus epoksi, gugus keton, gugus karboksil,
1.54060 Å. Pada ambar 3A dapat diamati dan gugus karbonil pada grafit oksida karena
puncak grafit yang muncul adalah 26.5872 proses reduksi. Hasil difraktogram grafena
dengan d-spacing 3.3527Å. Pada grafit oksida menunjukkan bahwa material cenderung
(3B) membentuk puncak baru yaitu 11.2055 berubah menjadi amorf atau tingkat
dengan d-spacing 7.8965 Å. Adanya kristalinitasnya berkurang.Dari pola XRD pada
perubahan pola sudut XRD yang bergeser ke grafena dapat diamati bahwa terdapat puncak
arah kiri lebih rendah menunjukkan terjadinya lain di sebelah puncak grafena yang
perubahan material sifat kristalinitas grafit teridentifikasi sebagai puncak grafit. Puncak
oksida menjadi berkurang.Pelebaran jarak grafit ini memiliki sudut 26.6644 dengan d-
antar lapisan dari grafit sebesar 3.3527 Å spacing 3.3432 Å. Pola puncak grafit muncul
menjadi grafit oksida sebesar 7.8965 Å terjadi disebabkan karena grafit oksida pada saat
karena terbentuknya gugus fenol, gugus proses reduksi tidak bereaksi dan menjadi
epoksi, gugus keton, gugus karboksil, dan pengotor pada material grafena.

H
O +
Zn Zn H
e e

OZn OZn OH

H+
- H2 O

H
O Zn OZn Zn OZn H+
e e OH
H H H H

H+
- H2 O

O O
H H
OH H+ O H -CO2
+

Gambar 2. Mekanisme reduksi grafena oksida dengan Zn (Dey et al., 2012)

20
Pengaruh Aktivasi Arang Aktif dari Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Taufantri, et.al.

Gambar 3. Hasil XRD (A) grafit, (B) grafit oksida, dan (C) grafena

Gambar 4. Morfologi (A) grafit, (B) grafit oksida (Junaidi, 2014), dan (C) grafena dengan perbesaran 5000 kali

Gambar 5. Hasil SEM grafena perbesaran (A) 500 kali, (B) 2500 kali, (C) 5000 kali, dan (D) 10000 kali

Pengamatan morfologi grafena diuji (Gambar 4A) adalah serpihan kasar dengan
dengan SEM. Di bawah ini disajikan gambar ukuran yang bervariasi. Grafit oksida (Gambar
morfologi grafit, grafit oksida, dan grafena. 4B) berbentuk lembaran-lembaran berlipat,
Gambar morfologi grafit dan grafit oksida sedangkan grafena (4C) berbentuk lembaran
diambil dari penelitian Junaidi (2014), yang lebih tipis dari grafit oksida.Lembaran
sedangkan gambar morfologi grafena didapat grafena terdiri dari satu lapis struktur
dari proses sintesis dengan agen pereduksi heksagonal planar sehingga tampak agak
Zn.Pada ambar 4 dapat diamati bahwa terjadi transparan yang terdiri atas single layer dan
perubahan morfologi grafit setelah mengalami multi layer.
reaksi oksidasi dan reduksi.Bentuk grafit

21
Jurnal Kimia VALENSI, Vol 2, No. 1, Mei 2016 [17-23] P-ISSN : 2460-6065

Pengamatan grafena pada ambar 5D pemanasan dengan suhu 160 0C. gambar grafik
menunjukkan lembaran grafena yang menekuk waktu setimbang adsorpsi grafena.
ke dalam dan pada perbesaran 500 kali
(Gambar 5A) tampak adanya pola bintik atau
pengotor. Pola bintik yang muncul ini
menandakan proses pencucian pada tahap
reduksi grafit oksida kurang bersih yang
mengakibatkan masih tersisanya grafit yang
tidak bereaksi saat direduksi. Gambar
perbesaran material grafena.

Adsorpsi DDT oleh Grafena


Hasil perhitungan luas permukaan
spesifik adsorben pada grafena sebesar 468563
m2/g dengan menggunakan persamaan:
Gambar 6. Waktu setimbang adsorpsi grafena
Xm  N  a
s (4.2) terhadap DDT
Mr

Dengans merupakan luas permukaan grafena Proses adsorpsi ini terjadi berdasarkan
(m2/g), Xm merupakan berat adsorbat mekanisme molekul organik dengan ikatan
teradsorpsi (mg/g), N merupakan bilangan rangkap C=C atau cincin benzena pada
Avogadro (6.022.1023 mol-1), a merupakan luas permukaan grafena. DDT memiliki elektron π
penutupan oleh 1 molekul metilen biru yang berinteraksi dengan elektron π grafena
(197.10-20 m2), dan Mr merupakan massa sehingga bergabung membentuk ikatan
molekul relatif metilen biru (320.5 g/mol). elektron π-π (Xu et al., 2012). Skema interaksi
Dari Gambar 6 terlihat jumlah DDT grafena dengan DDT dapat dilihat pada
yang terserap pada waktu kontak 15 menit Gambar 7. DDT dan grafena memiliki cincin
meningkat dari waktu kontak 5 menit dan benzena, hal ini menunjukkan bahwa ikatan
menurun setelah diinteraksikan pada waktu utama yang terjadi pada penyerapan DDT oleh
kontak 30 menit. Waktu kontak 15 menit grafena adalah karena interaksi π-π. Beberapa
menunjukkan waktu optimum adsorpsi dengan gugus fungsi pada grafena yang tersisa selama
penyerapan DDT tertinggi sebesar 759 mg/g. proses reduksi dengan Zn seperti gugus
Hasil ini mengindikasikan bahwa penyerapan hidroksi yang mengandung –OH membentuk
tidak berlangsung secara maksimal karena ikatan hidrogen dengan atom hidrogen pada
sedikitnya situs aktif seperti gugus hidroksil DDT. Dua jenis interaksi kimia ini
yang tersisa akibat proses hidrotermal. bertanggung jawab dalam proses adsorpsi
Kandungan air pada grafena menurun pada DDT oleh grafena.

Gambar 7. Skema nteraksi katan lektron π-π dan hidrogen antara DDT dan Grafena

22
Pengaruh Aktivasi Arang Aktif dari Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Taufantri, et.al.

4. SIMPULAN Kipling JJ, Wilson RB. 1960. Adsorption of


methylene blue in the determination of
Sintesis grafena dilakukan dengan surface areas. J. App. Chem. 10(3): 109-113.
metode reduksi grafit oksida (GO) dengan
Novoselov KS, Geim AK, Morozov SV, Jiang D,
reduktor Zn melalui proses hidrotermal. Hasil Zhang Y, Dubonos SV, Grigorieva LI,
pengujian dengan XRD menunjukkan Firsov AA. 2004. Electric field effect in
karakteristik grafena pada sudut 2θ yang atomically thin carbon films. Science.
terbentuk adalah sebesar 23.9369 dengan jarak 303(10): 666.
d-spacing sebesar 3.7176 Å. Hasil pengujian
SEM menunjukkan lembaran pada material Shao G, Lu Y, Wu F, Yang C, Zeng F, Wu Q.
grafena terdiri dari satu lapis struktur 2012. Graphene oxide: the mechanisms of
heksagonal planar yang tampak agak oxidation and exfoliation. J. Mater. Sci.
transparan.Luas permukaan grafena adalah 47(10): 4400-4409.
46.8563 m2/g. Berat DDT yang terserap oleh
Shin HJ, Kim KK, Benayad A, Yoon SM, Park HK,
satu gram sampel grafena adalah 7.5859 mg/g. Jung IS, Jin MH, Jeong HK, Kim JM, Choi
JY, Lee YH. 2008. Efficient reduction of
UCAPANTERIMAKASIH graphite oxide by sodium borohydride its
effect on electrical conductance. Adv. Func.
Penulis mengucapkan terimakasih Materials. 19(2): 1987-1992.
kepada Laboratorium Penelitian Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Udayana dan Stankovich S, Dikin DA, Piner RD, Kohlhaas KA,
Kleinhammes A, Jia Y, Wu Y, Nguyen ST,
Laboratorium Kimia Material Jurusan Teknik
Ruoff RS. 2007. Synthesis of graphene-
Material dan Metalurgi Institut Teknologi based nanosheet via chemical reduction of
Sepuluh Nopember Surabaya yang telah exfoliated graphite oxide. Carbon. 45(7):
memberikan dukungan untuk melakukan 1558-1565.
penelitian sintesis grafena.
Stoller MD, Park S, Zhu Y, An J, Ruoff RS. 2008.
DAFTARPUSTAKA Graphene-based ultracapacitors. Nano Lett.
8(10): 3498-3502.
Ang PK, Chen W, Wee AT, Loh KP. 2008.
Solution-gated epitaxial graphene as pH Terrones AR, Botello-Mendez AR, Campos-
sensor. J. Am. Chem. Soc. 130(44): 14392- Delgado J, Lopez-Urias F, Vega-Cantu YI,
14393. Rodriguez-Macias FJ, Elias AL, Munoz-
Sandoval E, Cano-Marquez AG, Charlier J,
Dey RS, Hajra S, Sahu RK, Raj RC, Panigrahi MK. Terrones H. 2010. Graphene and graphite
2012. A rapid room temperature chemical nanoribbons: morphology, properties,
route for the synthesis of graphene: metal- synthesis, defects and applications. Nano
mediated reduction of graphene oxide. Today. 5(4): 351-372.
Chem. Comm. 48(12): 1787-1789.
Wang X, Zhi L, Mullen K. 2008. Transparent
Hummers WS, Offeman RE. 1958. Preparation of conductive graphene electrodes for dye-
graphitic oxide. J. Am. Chem. Soc. 80(6): sensitized solar cells. Nano Lett. 8(1): 323-
1339-1339. 327.

Junaidi M. 2014. Pengaruh Variasi Waktu Xu J, Wang L, Zhu Y. 2012. Decontamination of


Ultrasonikasi dan Waktu Tahan Proses bisphenol a from aqueous solution by
Hydrothermal Terhadap Struktur dan graphene adsorption. Langmuir. 28(22):
Konduktivitas Elektrik Material Graphene 8418-8425.
Hasil Sintesis dengan Metode Hydrothermal.
Skripsi, Jurusan Teknik Material dan Zhu Y, Murali S, Cai W, Li X, Suk JW, Potts JR,
Metalurgi, Fakultas Teknologi Industri, Ruoff RS. 2010. Graphene and graphene
Institut Teknologi Sepuluh Nopember. oxide: synthesis, properties, and
applications. Adv. Mater. 22(46): 3906-
3924.

23

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai