Anda di halaman 1dari 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/316876574

Analisa Komposisi Fasa Lempung Kalimantan Selatan Berdasarkan Data


Difraksi Sinar X

Article · January 2016

CITATIONS READS

0 796

2 authors, including:

Muhammad Saukani
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary, Banjarmasin
19 PUBLICATIONS   20 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Sintesis Geopolimer Berbasis Kaolin Lokal/Abu layang View project

All content following this page was uploaded by Muhammad Saukani on 12 May 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Fisika FLUX
Volume 13, Nomor 2, Agustus 2016
ISSN : 1829-796X (print); 2514-1713(online)
http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/f/

Analisa Komposisi Fasa Lempung Kalimantan Selatan


Berdasarkan Data Difraksi Sinar X

Muhammad Saukani1*), Rullyana Febrianti2)


1) Jurusan Teknik Mesin, Universitas Islam Kalimantan MAAB

2) Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam Kalimantan MAAB

*) Penulis korespondensi: saukani@fatek.uniska-bjm.ac.id

ABSTRAK-Penelitian tentang karaktersisasi mineral lempung Kalimantan Selatan sebagai bahan dasar
geopolymer telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi kimia yang terkandung
dalam masing-masing sampel dan menganalisa potensinya sebagai bahan geopolymer. Sampel diambil di
Sungai Tabuk, Cintapuri dan Tatakan. Informasi kandungan fasa dalam sampel lempung tersebut
dikarakterisasi menggunakan difraktometer sinar X yang dianalisa secara kualitatif dengan metode search-
match dan kuantitatif dengan metode Rietveld. Agar analisa difraksi sinar X lebih mudah, sampel juga
dilakukan karakterisasi menggunakan XRF. Hasil karakterisasi XRF menginformasikan bahwa ketiga
sampel lempung tersebut mengandung unsur Si, Al, Fe, K dan Ti. Seluruh puncak-puncak kristalin yang
dianalisis dari data XRD secara kualitatif menggunakan perangkat lunak X’Pert HighScore Plus
menunjukkan adanya fasa mayor Quartz (SiO2) dan Kaolinit (Al2Si2O5(OH)4). Analisa secara kuantitatif
menggunakan perangkat lunak Rietica menunjukkan kandungan Quartz dan kaolinit berturut-turut untuk
sampel CT02 29,4%, 70,6%, ST02 30,7%, 69,3% dan TT02 5,4%, 94,6%. Berdasarkan data kuantitatif ini
menunjukkan bahwa seluruh sampel berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan dasar geopolymer.
Kata Kunci: Geopolimer, Kaolinit, Rietica, XRD.

I. PENDAHULUAN Lempung (clay) adalah salah satu


Istilah geopolymer pertama kali bahan yang ketersediaannya melimpah,
diperkenalkan oleh Davidovits pada tahun namun belum dikelola secara optimal.
1980an yang digunakan untuk polimer Lempung secara alami membentuk alumino-
inorganik yang diproduksi dari aktivasi silicate hydrate dengan berbagai variasi
terhadap bahan yang mengandung jumlah besi, magnesium, logam alkali dan
alumino-silikat (Bergaya dan Lagaly, logam-logam alkali tanah (Bergaya dan
2013). Geopolimer dapat dipabrikasi Lagaly, 2013). Mineral lempung
dengan material alam seperti kalsinasi diklasifikasikan berdasarkan rasio silika
lempung, kaolin, metakaolin, smektit atau terhadap alumina diantaranya kaoilinit (1:1),
limbah industri seperti abu layang dan illit (2:1) Smektit (2:2) dan klorit (2:1:1)
lumpur yang kaya silika-aluminat (Ogundiran dan Kumar, 2015).
(Damilola, 2013). Geopolimer merupakan Potensi aplikasi material ini sebagai
bentuk baru dari polimer inorganik yang bahan dasar pembuatan geopolimer semakin
terpolarisasi dan mencapai kestabilan besar mengingat ketersediaan lempung
secara dimensional pada suhu di bawah khususnya di Kalimantan Selatan sangat
100°C serta dapat mensubtitusi semen melimpah, sebagai langkah awal untuk
portland, plastik, bahan keramik (bata memanfaatkan lempung sebagai bahan
tahan panas) dan produk-produk mineral geopolimer maka perlu dilakukan
lainnya. karakterisasi bahan ini menggunakan XRD

117
118 Jurnal Fisika FLUX, 13(2), 2016. Hal. 117-120

yang dibantu dengan karaktersisasi XRF untuk sampel yang bersifat amorf dideteksi
untuk mengetahui fasa yang terkandung di sebagai background.
dalamnya.

II. METODE PENELITIAN


Sampel lempung yang diambil pada 3
lokasi yang berbeda, Larutan H2O2 dan H2SO4
digunakan untuk purifikasi sampel. Sampel
yang telah dipurifikasi dan lolos ayak 170
mesh dikarakerisasi unsur yang terkandung
di dalamnya menggunakan EDXRF Analyzer
(Thermo Fisher Scientific) dan karakterisasi
struktur menggunakan Difraktometer Sinar-
X (Philips X’Pert Pro) panjang gelombang
radiasi Cu K 1,54060 Å. Pola difraksi sinar-
Gambar 1. Hasil analisa kualitatif sampel
X dianalisis secara kualitatif menggunakan
lempung Tatakan, Cintapuri dan Sungai Tabuk.
perangkat X’Pert HighScore Plus dengan
metode search-match sedangkan analisa
Tabel 1. Komposisi unsur dalam sampel.
kuantitatif menggunakan perangkat lunar
% Massa
Rietica yang bekerja berdasarkan metode Unsur
%CT02 ST02 TT02
Rietveld Refinement dengan pendekatan
Si 34,86 35,24 34,12
kuadrat terkecil (Pratapa, 2011). Fe 8,28 4,74 1,63
Al 4,48 7,14 11,16
III. HASIL DAN PEMBAHASAN K 2,28 1,47 0,897
Sampel lempung yang telah diambil Ti 1,21 1,39 1,44
dari lapangan dipreparasi dan dikarakterisasi OCC 0,67 0,22 0,08
menggunakan metode Difraksi Sinar X (XRD)
dan Florusensi Sinar-X (XRF). XRD Hasil analisa secara kualitatif
digunakan untuk mengetahui senyawa menunjukkan bahwa ketiga sampel lempung
kristalin yang terkandung dalam sampel, membentuk fasa kristalin Quartz (SiO2)
sudut pengamatan (2) antara 10-90 dengan dengan nomor PDF #01-085-0504 dan
langkah scan 0,02, hasil karakterisasi ketiga Kaolinit (Al2Si2O5(OH)4) dengan nomor PDF
sampel disajikan pada gambar 1. Sedangkan #00-029-1448. Jika dibandingkan dengan hasil
XRF digunakan untuk mengetahui unsur- karakterisasi menggunakan XRF, unsur yang
unsur yang terkandung pada sampel, luas bisa dideteksi dan analisa XRD hanya unsur
areal cakupan pengamatan adalah 132,7 mm2, Al dan Si sedangkan unsur Fe, K dan Ti tidak
hasil pengujian ketiga sampel disajikan pada terdeteksi. Hal ini diduga senyawa yang
Tabel 1. dibentuk oleh unsur tersebut masih
Data komposisi unsur yang didapatkan berbentuk amorf.
dari pengujian XRF digunakan untuk Komposisi fasa yang terkandung dalam
mempermudah analisa secara kualitatif data sampel dari data XRD dapat dilakukan
XRD. Metode analisa kualitatif digunakan dengan analisa kuantitatif. Analisa yang
dengan teknik search and match menggunakan populer digunakan dan dapat diterima
perangkat lunak X’Pert HighScore Plus yang kebenarannya adalah dengan metode rietveld-
telah dilengkapi dengan database PDF (powder refinment. Metode ini telah dikomputasikan
diffraction file). Informasi senyawa yang dalam perangkat lunak Rietica. Metode
terkandung dalam material uji bisa terdeteksi rietveld menggunakan pendekatan kuadrat
sebagai puncak hanyalah puncak kristalin, terkecil (least square), dengan
Saukani, M., & Febrianty R. Analisa Komopisisi Fase Lempung.... 119

membandingkan pola difraksi terhitung dengan pembakaran (kalsinasi) pada suhu


sebagai referensi data (model) terhadap pola diatas 600C sehingga akan muncul sifat
difraksi terukur (sampel analisis). Parameter semennya (Subaer, 2007).
pencocokan yang dilakukan adalah tinggi
puncak, posisi puncak dan lebar puncak IV. KESIMPULAN
(Pratapa, 2011). Hasil refinement akan 1. Fasa kristalin yang terkandung dalam
diterima dan dipercaya kebenarannya jika sampel lempung pada tiga titik lokasi
nilai goodness-of-fit (GoF) atau dilambangkan adalah CT02 (SiO2 29,37%, Al2Si2O5(OH)4
dengan  kurang dari 4% (Kisi, 1994). 70,63%), ST02 (SiO2 30,66%,
Al2Si2O5(OH)4 69,12%) dan TT02 (SiO2
5,37%, Al2Si2O5(OH)4 94,63%).
2. Ketiga sampel berpotensi digunakan
sebagai bahan geopolimer, kandungan
fasa kaolinit yang terkandung di
dalamnya lebih dari 60%.

V. UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapatan terima kasih ditujukan kepada
Universitas Islam Kalimantan Muhammad
Arsyad Al-Banjari yang telah memberikan
pendanaan penuh melalui dana APBU 2016.
Selain itu ucapan terima kasih juga ditujukan
kepada Saudara Nurul Hidayat yang telah
membantu dalam karakterisasi Difraksi Sinar
Gambar 2. Komposisi fase kristalin yang X.
terkandung dalam sampel lempung

VI. DAFTAR PUSTAKA


Nilai GoF hasil refinement untuk
Bergaya, F., Lagaly, G., 2013. Chapter 1 -
masing-masing sampel adalah CT02 2,06%, Introduction to Clay Science: Techniques
ST02 1,89% dan TT02 = 2,46%. Berdasarkan and Applications, in: Lagaly, F.B. and G.
nilai GoF tersebut maka, hasil refinement (Ed.), Developments in Clay Science,
keseluruhan seluruh sampel dapat diterima. Handbook of Clay Science. Elsevier, pp. 1–
Komposisi fasa seluruh sampel ditunjukkan 7.
pada Gambar 3. Jika diperhatikan komposisi Damilola, O.M., 2013. Syntheses,
fasa yang didapatkan dari hasil refinement characterization and binding strength of
sampel yang diambil dari tatakan memiliki geopolymers: A review. Int. J. Mater. Sci.
kadar kaolinit terbesar hampir mencapai 95% Appl. 2, pp. 185–193.
dan diikuti lempung dari sungai tabuk dan
Karmous, M.S., 2011. Theoretical study of
cintapuri dimana kedua sampel ini memiliki kaolinite structure; energy minimization
kadar kaolinit lebih dari 50%. Hal ini
and crystal properties. World J. Nano Sci.
menunjukkan bahwa ketiga jenis lempung ini
Eng. 1, pp. 62.
dapat digunakan sebagai bahan dasar Murray, H.H., 2006. Applied Clay Mineralogy:
geopolimer. Pengaplikasian lempung pada
Occurrences, Processing and Applications of
ketiga tempat sampling dapat digunakan Kaolins, Bentonites, Palygorskitesepiolite,
sebagai bahan dasar geopolimer dengan and Common Clays. Elsevier.
syarat perlu dilakukan hidroksilasi OH, Okoye, F.N., Durgaprasad, J., Singh, N.B.,
sehingga senyawa kristalin berubah menjadi
2015. Mechanical properties of alkali
amorf. Perubahan ini dapat dilakukan activated flyash/Kaolin based
120 Jurnal Fisika FLUX, 13(2), 2016. Hal. 117-120

geopolymer concrete. Constr. Build. on Fly-Ash-Based Geopolymerization.


Mater. 98, pp.685–691. Ind. Eng. Chem. Res. 45, pp. 3559–3568.
Ogundiran, M.B., Kumar, S., 2015. Synthesis Subaer, 2007. Pengantar fisika geopolimer.
and characterisation of geopolymer from Jakarta: Direktorat Penelitian dan
Nigerian Clay. Appl. Clay Sci. 108, Pengabdian Masyarakat.
pp.173–181. Pratapa, S., 2011. Analisis Data Difraksi
Sindhunata, van Deventer, J.S.J., Lukey, G.C., Menggunakan Metode Rietveld. Surabaya:
Xu, H., 2006. Effect of Curing Institut Teknologi Sepuluh November.
Temperature and Silicate Concentration

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai