FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2020
2. Patahan merupakan hasil akhir dari deformasi pada batuan. Deformasi adalah
perubahan kedudukan, bentuk, atau sifat-sifat batuan akibat gaya yang bekerja
padanya.Terjadinya deformasi pada batuan dipengaruhi oleh sifat-sifat batuan sebagai
berikut:
a. Kekenyalan batuan (elastisitas/ductility batuan), Semakin ductile, suatu batuan,
maka batuan akan cenderung tidak membentuk patahan
b. Keplastikan batuan (plastisitas batuan), semakin plastis, suatu batuan, maka
batuan akan semakin mudah mengalami deformasi
c. Kerapuhan batuan (brittleness batuan), semakin brittle, suatu batuan, maka
batuan akan semakin mudah patah
d. Ketegaran batuan (rigidity batuan), semakin rigid, suatu batuan, maka batuan
akan semakin mudah patah
e. Kelikatan/kekentalan batuan (viscocity batuan), semakin kental magma
penyusunnya maka batuan semakin tidak mudah mengalami patahan.
f. Kekuatan/kekerasan batuan (hardness batuan), semakin keras, suatu batuan,
maka batuan akan semakin tidak mudah patah
3. Teori tektonika Lempeng (Plate Tectonics) adalah sebuah teori besar dalam bidang
geologi yang dikembangkan untuk memberikan penjelasan terhadap adanya bukti-bukti
pergerakan skala besar yang dilakukan secara alami oleh litosfer bumi. Teori ini telah
mencakup sekaligus menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu
dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang
dikembangkan pada tahun 1960-an.
Pergerakan benua dalam skala besar didukung oleh gaya-gaya sebagai berikut:
a. Tarikan (Tension)
Gaya ini memicu pembentukan mid oceanic ridge yang merupakan tempat
terbentuknya lempengan baru. Gaya tarikan menyebabkan munculnya suatu bukaan
pada samudera yang identic dengan sesar turun. Bukaan ini memberikan celah bagi
magma pada astenosfer, sehingga magma akan naik dan membeku, membentuk
suatu lempengan samudra baru.
b. Tekanan (compression)
Gaya ini merupakan gaya konvergen yang memicu pembentukan zona subduksi,
yaitu zona penunjaman antara kerak benua dan kerak samudra. Adapun gaya ini
dapat menyebabkan terbentuknya lipatan sebagai hasil deformasi, dan membentuk
bentang alam sabuk pegunungan di sekitar wilayah subduksi. Wilayah ini merupakan
wilayah penghancuran/penguraian lempeng yang telah berusia tua.
Kedua gaya ini mendukung pergeseran benua yang diungkapkan oleh teori
tektonik lempeng. Contoh hasil dari gaya tension yang merupakan bukti teori
tektonik lempeng adalah mid oceanic ridge (MOR) di antara benua Amerika dan
Afrika. Keberadaan MOR ini mendukung bukti bahwa benua Amerika dan Afrika
bergerak saling menjauh.
Adapun contoh untuk gaya tekanan (compression) berupa pegunungan Himalaya
yang terbentuk akibat gaya konvergen dari daratan India yang mendekat dan
menyatu dengan benua Asia.