Anda di halaman 1dari 22

RESUMAN STRUKTUR GEOLOGI

Oleh :

NAMA : IN MUNTADHIMAH

NIM : 193010501018

MATA KULIAH : GEOLOGI REKAYASA

DOSEN PENGAMPU : FATMA SARIE, S.T.,M.T

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

2020
A. Macam-macam struktur geologi

1. Kekar / Joint

DEFINISI DAN KARAKTERISTIK KEKAR

Salah satu struktur geologi yang dijumpai pada batuan sebagai hasil dari gaya-gaya yang bekerja pada
batuan adalah kekar. Kekar adalah struktur yang dihasilkandari batuan yang brittle (Hobbs, 1976),
dimana batuan relatif belum mengalamidislokasi/pergeseran, hanya peregangan (extension). Kekar
terbentuk akibat deformasiyang bersifat rapuh (brittle) dan banyak ditemui di berbagai jenis batuan
(Montgomery,1987). Sistem kekar terbentuk dari kumpulan beberapa set kekar yang memiliki
orientasi berbeda (Goldstein and Marshak, 1988). Kekar ialah berupa bidang retak tanpa pergeseran
pada tubuh batuan dan dapat hadir secara sistematis karena terbentuk oleh gaya tektonik dan dapat
dianalisis sebagai interpretasi gaya tektonik pembentuknya dari data sistematisnya. (McClay,
1987).Kekar terbentuk akibat dari gagalnya sebuah batuan untuk menahanelastisitasnya dari stress
yang mengenai suatu batuan. Karakteristik umum yangditemui pada kekar, ialah:

1.Pemotongan bidang perlapisan batuan

2. Biasanya terisi mineral lain/mineralisasi seperti kalsit, kuarsa, dan sebagainya. Olehkarena sifatnya
sebagai bidang retak, ia seringkali menjadi jalur perpindahan fluida.Kekar yang diisi mineral disebut
urat (vein), sedangkan yang tidak terisi mineral disebut joint.

3. Dapat dikelompokkan berdasarkan sifat dan karakter retakan/rekahan, serta arahgaya yang bekerja
pada batuan tersebut.Kekar memiliki berbagai ukuran, mulai dari ukuran milimiter (kekar mikro)
hinggaratusan kilometer (kekar mayor). Kekar dapat dijumpai pada semua batuan beku
dalam,sebagian besar batuan lelehan, sedimen yang tidak mengalami gangguan tektonik danmasih
lepas, lapisan batubara yang sedikit terangkat, serta pegunungan lipatan dan batuan kristalin berumur
pratersier (pola kekar rumit).

KLASIFIKASI KEKAR

Klasifikasi kekar dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk, ukuran, proses terjadinya, keaktifan gaya
yang membentuknya, serta kerapatannya.

1.Berdasarkan bentuknya :

a. Kekar sistematik, ialah bentuknya berpasangan dan arahnya sejajar satu sama lain. Kekar sistematis
dapat dikenali dengan melihat bidang permukaan yang halus, terpisah dalam jarak teratur dengan
bidang kekar didekatnya, dan memanjang mengikuti satu arah tertentu. Data kekar sistematik bersifat
konsisten dalam suatu wilayah yang relatif luas, sehingga biasa digunakan untuk interpretasi tektonik
suatu daerah. Kekar jenis ini biasanya terjadi akibatdari proses tektonik. 

b. Kekar nonsistematik, ialah kekar dengan bentuk tidak teratur, biasanya melengkung, bertemu atau
bersilangan, bahkan tidak memotong kekar lainnya.
Joint sistematis dan nonsistematis

2. Berdasarkan ukuran/dimensinya :
a. Master joint, yakni memotong melalui sejumlah lapisan batuan atau bahkansatuan batuan dan
mmepunyai ukuran hingga ratusan meter 
b. Mayor joint, yakni ukuran yang lebih kecil dari master joint dan masih bisauntuk analisis
struktur
c. Minor joint, yakni dengan ukuran beberapa meter hingga satu inchi. Kekar jenisini tidak
dapat digunakan untuk analisis tektonik.
d. Mikro joint, yakni dengan ukuran dari 1 inchi hingga 0.5 mm.

3. Berdasarkan proses terjadinya :


Proses terjadiya kekar dapat diakibatkan oleh proses tektoik maupun nontektonik.

a. Proses tektonik ialah kekar terjadi akibat gaya-gaya tektonik. Beberapa contoh jenis kekar
dari klasifikasi ini adalah :
1) Shear Joint (Kekar Gerus). Kekar yang pada umuya bersifat tertutup inimmebentuk pola
saling berpotongan membentuk sudut lancip searah gayautama. Kekar ini terjadi akibat
stress yang cenderung mengelincir bidangsatu sama lainnya yang berdekatan. Ciri-ciri
jenis kekar ini jika dilihat dilapangan adalah sebagai berikut :
- Biasanya bidangnya licin
- Memotong seluruh batuan
- Memotong komponen batuan
- Bidang rekahnya relatif kecil
- Adanya joint set berpola belah ketupat
Contoh sheeting join

2). Tensional Joint (Kekar Tarikan). Kekar ini terbentuk dengan arah tegaklurus dari arah gaya
tarikannya (gaya tension). Tubuh batuan yang didapatikekar jenis ini akan saling menjauhi akibat
stress pada arah yang berlawanan. Ciri ciri yang dapat ditemui di lapangan, sebagai berikut :

-Bidang kekar tidak rata

-Selalu terbuka, sehingga dapat mengalami mineralisasi (vein)

-Polanya sering tidak teratur, atau teratur namun dengan pola kotak-kotak

Contoh gambar tensional joint

Kekar tarikan dapat dibedakan pula berdasarkan :

-Tension fracture, kekar tarikan yang bidang rekahannya searah dengantegasan.

-Release fracture, kekar tarikan yang terbentuk akibat hilangnya atau berkurangnya tekanan.
Orientasi rekahan ini tegak lurus terhadap arahutama dan struktur ini dapat disebut juga dengan
Stylolite.

b. Proses nontektonik ialah kekar terbentuk bukan karena gaya-gaya tektonik,melainkan dapat
terbentuk dari pendinginan magma/batuan beku pun akibat pembebanan. Contoh dari proses ini
adalah : mudcrack, columnar joint dansheeting joint.1)
Kekar lembar (Sheet Joint), yakni sekumpulan kekar yang kira-kira sejajardengan permukaan tanah,
terutama pada batuan beku. Kekar ini terbentukakibat penghilangan beban batuan yang tererosi.
Penghilangan beban initerjadi akibat :

-batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh

-terjadinya erosi yang dipercepat secara tiba-tiba di atas batuan

-sering terjadi pada sebuah intrusi konkordan (sill) dangkal

2 . Kekar pengerutan (Srinkage Joint), yakni disebabkan karena pendinginan(pada batuan beku) atau
pengeringan (pada batuan sedimen) yang biasanya berbentuk polygonal yang memanjang. Pada
batuan beku, kekar ini dapat berupa seperti tiang/kolom. Pada umunya kekar kolom terjadi akibat
intrusidangkal dengan bentuknya yang seperti pilar-pilar berbentuk segi empatatau enam. Contoh dari
jenis ini adalah Columnar Joint.

Gambar columnar Joint

Berdasarkan keaktifan gaya yang membentuknya :

a. Kekar orde pertama, yakni sebagai hasil langsung dari gaya pemebentuk kekar.Pada umunya,
jenis kekar ini mempunyai bentuk dan pola teratur denganukuran yang relatif besar.
b. Kekar orde kedua, yakni sebagai hasil pengaruh gaya lanjutan untuk mencapaikesetimbangan
massa batuan.

Berdasarkan kerapatan :

Kekar dengan kalsifikasi ini dinyatakan dengan jumlah/satuan jarak lintasan pengamatan yang dibuat
tegak lurus pada arah kekar. Kerapatan kekar juga tidakmerata, yakni berbeda-beda menuruti jenis
batuannya. Untuk setiap batuanditentukan oleh ukuran batuan tersebut. Kerapatan kekar ditentukan
oleh derajat pelenturan/deformasi. Sebagai berikut adalah aspek kerapatan kekar :

-Kerapatan kekar beberapa ratus ribu kali lipat daripada sesar


-Kerapatan tidak merata tetapi berbeda-beda berdasarkan jenis batuan

-Kerapatan untuk setiap jenis batuan tergantung dari ukuran atauketebalan batuan

-Kerapatan dioengaruhi oleh derajat pelenturan

KEKAR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRUKTUR

Kekar yang berhubungan dengan struktur dapat terbentuk pada lingkungan geologi regional yang
berbeda-beda, seperti pada lapisan yang mendatar, daerah yang terdeformasi laut, batuan plutonik dan
vulkanik, serta pada batuan metamorfik.Beberapa jenis kekar yang berhubungan dengan struktur
adalah sebagai berikut :

1. Vein/kekar urat, yakni tempat terjadinya mineralisasi


2. Striated surface/gores-garis, yakni sebagai pncerminan atau jejak pergeseran
3. Stylolitik joint, yakni sebagai pencerminan tegasan utama yang dapat ditentukangerak
relatifnya.
4. Kekar akibat perlipatan

Kekar yang terbentuk akibat perlipatan

PENGUKURAN KEKAR
Pendeteksian kekar di lapangan biasanya berupa rekahan-rekahan yang ada di batuan.
Kenampakan kekar biasanya berupa rekahan lurus atau tidak lurus, bidangnyarata
ataupun tidak rata, dan dapat berpasangan atau tunggal, serta dapat memotong fragmen
batuan. Kekar dapat pula dijumpai sebagai bentukan lelehan magma berupaintrusi basa
sampai intermediet dengan ciri membentuk kolom-kolom. Pengukurankekar guna untuk
perolehan data lapangan sama seperti pengukuran bidang sesar dan bidang perlapisan.
Berikut adalah komponen data dari pengukuran kekar :
1.Strike atau jurus, ialah arah garis dari perpotongan bidang planar dengan
bidanghorizontal ditinjau dari arah utara. Bidang planar ialah bidang yang relatif
lurus,dalam hal ini adalah bidang kekar.

2.Dip, ialah sudut antara bidang planar dan bidang horizontal yang arahnya tegaklurus
dari arah strike.

3.Dip direction sebagai pelengkap


4.Spasi, yakni jarak antar kekar yang satu dengan kekar yang lain yang sejajar.Semakin
jauh spasi antar kekar, maka kekar akan semakin kuat ketahanan batuannya, dan berlaku
sebaliknya.

5.Bukaan, yakni besarnya lubang kekar yang terbentuk. Kekar yang memiliki bukaan,
batuannya lebih lemah dibandingkan kekar yang tidak memiliki bukaan.

6.Panjang kekar, ialah panjang yang terjadi pada permukaan batuan. Pengukuran ini
dilakukan untuk mendapat besar gaya yang pernah terjadi pada suatu tubuh batuan.

7.Isi kekar, yakni berupa hasil mineralisasi yang dapat membedakan kualitas
batuan.Kualitas batuan yang termineralisasi lebih kuat dibanding yang
tidaktermineralisasi.

8.Kekuatan kekar, dilakukan dengan menguji kekuatan bidang atau dinding kekar.

9.Blok kekar, yakni tergantung pada kerapatan kekar.

10.Keterdapatan air, yakni dilihat dari kering, lembab, menetes, dan mengalir

11.Set kekar, yakni pasangan kekar.

12.Kekasaran, kedaan permukaan dari kekar yang dapat mempengaruhi kualitas batuan.
Semakin kasar, semakin berkualitas

13.Litologi, sebagai interpretasi kandungan mineral yang dijumpai pada batuan ketika
pengukuran

14. Tingkat pelapukan batuan, kadar atau keterdapatan air yang berguna untukinterpretasi
vegetasi suatu daerah. Tingkat pelapukan berbanding lurus denganvegetasi.

Komponen pengukuran kekar

2. STRUKTUR SESAR (FAULT)

Sesar adalah suatu rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran sehingga
terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan dengan arah yang sejajar
dengan bidang patahan.Hal ini terjadi apabila blok batuan yang dipisahkan oleh rekahan
telah bergeser sedemikian rupa hingga lapisan batuan sediment pada blok yang satu
terputus atau terpisah dan tidak bersambungan lagi dengan lapisan sediment pada blok
yang lainnya.Ukuran panjang maupun kedalaman sesar dapat berkisar antara beberapa
centimeter saja sampai mencapai ratusan kilometer.
Istilah-istilah penting yang berhubungan dengan gejala sesar antara lain :

1. Bidang Sesar
Merupakan bidang rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran.

2. Bagian-bagian yang tersesarkan (tergeser)


Bagian ini terdiri dari Hanging Wall dan Foot Wall.

a. Hanging Wall (Atap sesar)


Adalah bongkahan patahan yang berada dibagian atas bidang sesar.
b. Foot Wall (Alas sesar)
Adalah bongkahan patahan yang berada dibagian bawah bidang sesar.

3. Throw dan Heave


a. Throw,adalah jarak yang memisahkan lapisan atau vein yang terpatahkan yang diukur
pada sesar dalam bidang tegak lurus padanya.
b. Heave,adalah jarak horizontal yang diukur normal (tegak lurus) pada sesar yang
memisahkan bagian-bagian dari lapisan yang terpatahkan.

Berdasarkan pada sifat geraknya,sesar dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

1. Sesar Normal (Gravity Fault), yaitu gerak relatif Hanging Wall turun terhadap Foot
Wall.Disebut juga sebagai Sesar Turun.

2. Sesar Naik (Reverse Fault), yaitu gerak relatif Hanging Wall naik terhadap Foot
Wall.Posisi Hanging Wall lebih tinggi daripada Foot Wall.Namun jika Hanging Wall
bergeser naik hingga menutupi Foot Wall,maka sesar tersebut.
3. disebut Thrust Fault yang bergantung pada kuat stress horizontal dan dip (kemiringan
bidang sesar).

4. Sesar Mendatar (Horizontal Fault),yaitu gerak relative mendatar pada bagian-bagian


yang tersesarkan. Hanging Wall dan Foot Wall bergeser Horizontal yang diakibatkan oleh
kerja shear stress.

Disamping itu juga terdapat sesar-sesar yang lain ,diantaranya :


a. Strike Dip Fault,yaitu kombinasi antara sesar turun dan sesar horizontal
b. Hing Fault,yaitu Sesar Rotasional

3. Perlipatan ( Fault)

Lipatan merupakan salah satu struktur geologi yang paling umum dijumpai pada
batuan sedimen, dan dapat pula ditemukan pada batuan bekudan metamorf. Salah satu ciri
khas batuan sedimen adalah dijumpainya bidang perlapisan batuan yang terbentuk pada saat
sedimentasi. Apabila kita perhatikan pada singkapan batuan di lapangan, bidang perlapisan
tersebut mempunyai bidang kedudukan yang bervariasi, hal ini tergantung pada tektonik
yang melatar belakanginya.Dalam dunia pertambangan, lipatan sangat dicari dan
menguntungkan karena pada lipatan terdapat bahan tambang yang berharga. Lipatan yang
dicari biasanya yang berbentuk antiklin dan sinklin karena berhubungan dengan endapan gas
dan minyak bumi.Sebelum suatu urutan batuan sedimen mengalami perlipatan, batuan
tersebut diendapkan dalam keadaan mendatar, tetapi ada kalanya batuan tersebut sudah
mengalami perubahan bentuk. Hal ini disebabkan oleh keadaan cekungannya yang sifat
permukaannya tidak rata. Kemudian saat pengendapannya, lapisan-lapisan sedimen tersebut
telah mengalami tekanan-tekanan atau tarikan-tarikan oleh gaya-gaya yang berasal dari
dalam.Kebanyakan berupa gaya tekan. Dengan kata lain, sedimen tersebut secaraterus
menerus mengalami perubahan-perubahan sepanjang sejarah pembentukannya, dan
mengakibatkan terjadinya lipatan-lipatan berukuran besar ataupun kecil.

Mekanisme yang menyebabkan terbentuknya lipatan ada dua macam,yaitu :

1. Buckling (Melipat)

Buckling disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya sejajar dengan permukaan
lempeng

2. Bending (Pelengkungan)

Bending disebabkan oleh adanya gaya tekan yang arahnya tegaklurus permukaan
lempeng.

Pengklasifikasian lipatan antara lain :

1. Secara diskriptif atau secara geometrisKlasifikasi ini didasarkan pada kedudukan


dari bidang sumbu (axial plane/surface) dan garis sumbu ( fold axis). Contohnya lipatan
tegak, lipatanmiring, lipatan menunjam dan sebagainya.

2.Secara morfologi Klasifikasi ini didasarkan pada bentuk lipatan keseluruhan atau
bentuk penampang/kenampakan denah (plan view). Contohnya lipatan simetri, lipatan paralel.

3. Mekanisma cara terjadinya Klasifikasi ini didasarkan pada sifat pelenturan yang
terjadi pada proses perlipatan. Proses ini akan tergantung pada sifat bahan dan perlapisannya,
misalnya sifat perlipatan pada perlapisan batulempung yang sifatnya ductile dan batupasir
yang sifatnya brittle, akan menimbulkan pengaruh yang berbeda. Contohnya Flexur, Shear,
Flow folding.

Klasifikasi ini juga akan tercermin pada sifat pada klasifikasimorfologi, misalnya
lapisan yang seragam, bersifat brittle akan membentuk lipatan yang paralel.Berdasarkan
proses lipatan dan bentuk lipatan secara morfologi, lipatan dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu :

1.Concentric Foldm(Parallel Fold )

Concentric Fold (Parallel Fold ) adalah sebutan untuk perlapisan dimana jarak-jarak
(tebal) tiap lapisan yang terlipat tetap sama

2. Similar Fold

Similar Fold adalah sebutan untuk perlipatan dimana lapisan-lapisanyang terlipat atau
dilipat dengan bentuk-bentuk yang sama sampai kedalam.

3.Supratenuous FoldSupratenuous Fold adalah lipatan yang terbentuk karena adanya


perbedaan kompaksi sedimen pada saat pengendapan terjadi di punggung bukit.

Berdasarkan bentuk lengkungannya, lipatan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
antiklin dan sinklin.

1.Antiklin
Antiklin merupakan punggung lipatan yang kemiringan keduasayapnya ke arah saling
berlawanan dan saling menjauh (bentuk concav dengan cembung ke atas). Bagian tengah dari
antiklin disebut inti antiklin.

Antiklin

2. Sinklin

Sinklin merupakan lembah lipatan yang kemiringan keduasayapnya menuju ke suatu arah dan saling
mendekat (bentuk concav) dengan cekungnya mengarah ke atas. Bagian tengah dari sinklin disebut
inti sinklin.

Sinklin

Berdasarkan mekanisme gaya yang terjadi, lipatan dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :

1.Lipatan Tegak

Lipatan tegak adalah lipatan yang garis sumbunya membagi secarasimetris atau sama besar antara
antiklin dan sinklin
Lipatan tegak

Lipatan tegak juga terbagi menjadi :

a. Lipatan simetri, yaitu lipatan dimana axial plane-nya vertikal.

b. Lipatan asimetri, yaitu lipatan dimana axial plane-nya condong.

c. Overturned fold , yaitu lipatan dimana axial plane-nya condong dankedua sayapnya miring
ke arah yang sama dan biasanya pada sudutyang berbeda.

d.Recumbent fold , yaitu lipatan dimana axial plane-nya horisontal.

e.Vertical isoclinal fold , yaitu lipatan dimana axial plane-nya vertical.

f.Isoclined isoclinal fold , yaitu lipatan dimana axial plane-nya condong.

g. Recumbent isoclinal fold, yaitu lipatan dimana axial plane-nyahorisontal.

h.Box fold , yaitu lipatan dimana crest-nya luas dan datar.

i.Fan fold, yaitu lipatan dimana sayapnya membalik.

j.Monocline, yaitu lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal terjal.

k. Structure terrace

l. Homocline, yaitu lapisan yang miring dalam satu arah pada sudut yang relatif sama.

2.Lipatan Miring Lipatan miring adalah lipatan yang garis sumbunya tidak
simetris,membentuk sudut.
3. Lipatan Menggantung

Lipatan menggantung adalah lipatan mirip lipatan miring,


tetapi bagian puncaknya terdorong sangat tinggi sehingga bentuknya sepertimenggantung.

4. Lipatan Isoklinol

Lipatan isoklinol adalah lipatan dengan sayap sejajar yangdisebabkan oleh tekanan yang terus
menerus.

4. Ketidakselarasan (Unconformity)

Dalam stratigrafi ada suatu fenomena yang disebut dengan ketidakselarasan (unconformity).


Ketidakselarasan berhubungan dengan sedimentasi antara satu lapisan batuan dengan batuan lain.
Dalam proses sedimentasi, jika sedimentasi normal maka alur perlapisan batuan akan terlihat normal
dan tidak ada perbedaan yang mencolok tiap lapisan. 

Akan tetapi kadangkala terdapat kasus dimana sedimentasi hilang pada satu waktu sehingga terjadi
ketidakselarasan (unconformity) antara lapisan atas dan bawah. Berikut adalah beberapa macam
ketidakselarasan dalam perlapisan batuan

1. Non-conformity

Adalah fenomena adanya lapisan batuan beku/metamorf yang dibawah lapisan sedimen. 

2. Angular unconformity

Adalah fenomena dimana beberapa lapisan sedimen memiliki perbedaan sudut yang tajam
dengan lapisan di atasnya (ketidakselarasan menyudut).

3. Disconformity

Adalah hubungan antara lapisan batuan sedimen yang dipisahkan oleh bidang erosi.
Fenomena ini terjadi karena sedimentasi terhenti beberapa waktu dan mengakibatkan lapisan paling
atas tererosi sehingga menimbulkan lapisan kasar.
4. Paraconformity

Adalah hubungan antara dua lapisan sedimen yang bidang ketidakselarasannya sejajar dengan
perlapisan sedimen. Pada kasus ini sangat sulit sekali melihat batas ketidakselarasannya karena tidak
ada batas bidang erosi. Cara yang digunakan untuk melihat keganjilan antara lapisan tersebut adalah
dengan melihat fosil di tiap lapisan. Karena setiap sedimen memiliki umur yang berbeda dan fosil
yang terkubur di dalamnya pasti berbeda jenis.

Proses terbentuknya Angular unconformity

 
 1.       Jadi pertama terjadi pengendapan tanah seperti biasa, menghasilkan lapisan tanah yang
mendatar.

 2.       Lalu lapisan tanah itu termiringkan.

 3.       Setelah termiringkan lalu lapisan itu tererosi bagian atasnya sehingga menjadi datar.

 4.       Lalu ada endapan lagi yang datang, akhirnya terjadilah ketidakselarasan antar lapisan.

Macam Lipatan lain yang lebih kompleks.

Cara mengidentifikasi kemiringan bidang

                Contoh Struktur Bidang = perlapisan batuan, permukaan lereng dll

Untuk mengidentifikasi strukturbidang kita perlu mengetahui terlebih dahulu hal-hal apa saja
yang harus kita ukur, yaitu :

v  Strike

Sudut yang terbentuk antara perpotongan perlapisan dengan bidang horisontal dan arah utara.
Cara penulisannya dengan simbolisasi sebagai berikut :

N __˚ E

Keterangan : ___ diisi dengan besar sudut yang di dapatkan dari pengukuran.

v  Dip
Sudut yang menunjukkan besarnya kemiringan struktur bidang.

Cara mengidentifikasi kemiringan garis

                Contoh Struktur Garis = gores garis sesar, kekar dll

Untuk mengidentifikasi struktur garis kita perlu mengetahui terlebih dahulu hal-hal apa saja
yang harus kita ukur, yaitu :

v  Plunge

Sudut yang menunjukkan arah penunjaman struktur garis

v  Pitch

Sudut yang terbentuk antara struktur garis dan strike

v  Trend

Sudut yang terbentuk antara hasil proyeksi mendatar dari struktur garis terhadap arah utara.
Cara penulisannya dengan simbolisasi sebagai berikut :

N __˚ E

Keterangan : ___ diisi dengan besar sudut yang di dapatkan dari pengukuran.

Perbedaan True dip dan Apparent dip

True dip = Dip yang didapatkan jika mengukur dip dengan tegak lurus terhadap strike

Apparent dip = Dip yang didapatkan jika mengukur dip dengan membentuk sudut >90˚
terhadap strike.
Deformasi merupakan perubahan struktur atau bentuk dari suatu objek yang disebabkan oleh

adanya gaya serta perubahan suhu, waktu serta komposisi objek. Untuk menyatakan struktur geologi,
diperlukan posisi atau kedudukan garis atau bidang setelah mengalami deformasi.

Structural geology atau struktur geologi merupakan kenampakan yang dihasilkan  oleh gerak


tektonik yang dipengaruhi oleh arus konveksi dari dalam bumi, sebagai hasil dari deformasi.

Posisi atau kedudukan bidang-bidang tersebut dinyatakan dalam jurus atau strike dan
kemiringan atau dip yang dipergunakan untuk menyatakan kedudukan semua bidang di alam.

STRIKE dan DIP

Dalam penelitian lapisan dan struktur geologi kita harus mengetahui kedudukan batuan di
permukaan bumidengan mengukur arah penyebarannya dan juga kemiringan batuan. Dalam ilmu
Geologi, kedua elementersebut dinamakan Strike dan Dip. Apa itu St

rike Dip ?

Strike atau Jurus adalah arah garis yang dibentuk dari perpotongan bidang planar dengan
bidanghorizontal ditinjau dari arah utara. Sedangkan Dip adalah derajat yang dibentuk antara bidang
planar dan bidang horizontal yang arahnya tegak lurus dari garis strike. Apa itu bidang planar? Bidang
planar ialahbidang yang relatif lurus, contohnya ialah bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar,
dll.

Strike dip pada perlapisan batuan dapat diukur dengan menggunakan kompas Geologi.

KompasGeologi mumpuni untuk mengukur strike dip karena memiliki klinometer juga bulls
eye. Klinometer adalah rangkaian alat yang berguna untuk mengukur kemiringan dan Bulls eye
adalah tabung isi gelembungudara berguna untuk memposisikan kompas geologi agar menjadi

horizontal.

Langkah- langkah dalam mengukur Strike dan dip adalah:

Mencari arah jurus pada bidang (strike)

1. Kenali dulu arah utara pada kompas, agar kita tidak terbalik menentukan arah.

2. Tempelkan sisi kompas yang bertanda "E" (sisi kompas bagian timur) pada bidang yangakan kita
ukur.

3. Posisikan kompas secara horizontal dengan memanfaatkan gelembung udara pada bulleyes berada
di tengah.

4. Catat derajat yang di bentuk oleh jarum magnet yang mengarah ke utara. Itulah angka Strike. Buat
garis lurus searah strike untuk menentukan dip.

Mencari kemiringan bidang (dip)

1. Pada garis lurus yang dibentuk strike

, tempelkan sisi kompas yang bertanda "W" (sisikompas bagian barat) secara tegak lurus.

2. Putar tuas klinometer agar gelembung udara di dalam nya berada di tengah.

3. Catat angka yang tertera pada jarum klinometer. Itulah angka Dip.
Disamping menggunakan kompas Geologi, strike dip bidang dapat ditentukan dengan metode 3 titik.
Intinya adalah mengetahui pelamparan batuan berikut kemiringannya di lapangan. Contoh ekonomis
yang kita miliki dalam menentukan strike dip ini dapat diaplikasikan dalam eksplorasi batubara, emas,
danmineral-mineral lainnya.

B. Gaya Endogen

Proses proses geologi adalah semua aktivitas yang terjadi di bumi baik yang berasal dari dalam bumi
(endogen) maupun yang berasal dari luar bumi (eksogen). Gaya endogen adalah gaya yang berasal
dari dalam bumi seperti orogenesa dan epirogenesa, magmatisme dan aktivitas volkanisme, sedangkan
gaya eksogen adalah gaya yang bekerja di permukaan bumi seperti pelapukan, erosi dan mass-wasting
serta sedimentasi. Gaya endogen maupun eksogen merupakan gaya-gaya yang memberi andil
terhadap perubahan bentuk bentangalam (landscape) yang ada di permukaan bumi.

Gaya endogen terbagi menjadi 4 yaitu :

1. kompresi (gaya tekan)

Gaya yang cenderung menekan pada arah berlawanan pada suatu garis. Gaya berupa kompresi dapat
menghasilkan struktur berupa pelipatan, pensesaran dan penunjaman.

2. tensi ( gaya tarik )

Gaya yang cenderung menarik pada arah yang berlawanan pada suatu garis. Gaya berupa tensi dapat
menghasilkan struktur berupa patahan.

3. kopel (gaya ganda)


Terdiri dari 2 gaya yang sama dan bekerja pada arah yang berlawanan dalam bidang yang sama, tetapi
sepanjang satu garis.

4. Torsi ( Gaya Putar)

Gaya yang bekerja pada dua ujung benda dan berputar berlawanan arah atau memuntir

Anda mungkin juga menyukai