Anda di halaman 1dari 3

1.

Sistem Isometrik

Sistem ini juga disebut sistem reguler, bahkan sering dikenal sebagai sistem
kubus/kubik. Sistem kristal isometric adalah sistem kristal dimana setiap unit sel-
nya berbentuk kubus. Sistem kristal ini merupakan sistem kristal yang paling
sederhana yang dapat ditemukan dalam kristal dan mineral. Sistem kristal ini
mempunyai 5 buah kelas dan ada tiga buah bravais lattice dari jenis kristal ini
yaitu simple cubic, body centered cubic, face centered cubic (Warmada, 2004 ).
Semua kristal yang mempunyai tiga buah sumbu yang identik dan saling tegak
lurus termasuk ke dalam golongan sistem kristal cubic. Sumbu pertama terletak
vertikal, sumbu kedua memanjang dari depan ke belakang dan sumbu ketiga
bergerak dari kiri ke kanan. Ketiga sumbu tersebut dapat saling bertukar dan
masing masing sumbu dinamai dengan huruf a. Kelas -kelas dalam sistem
kristal ini yaitu hexoctahedral calss, pentagonal icostetrahedral class,
hextetrahedral class, dyakisdodecahedral class dan tetrahedral pentagonal
dodecahedral class. Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu
dengan yang lainnya. Masing-masing sumbu sama panjangnya ( Justiana, 2009 )

2. Sistem Tetragonal

Sama dengan sistem isometrik, sistem ini mempunyai 3 sumbu kristal yang
masing-masing saling tegak lurus. Dalam kristalografi, tetragonal merupakan
satu dari tujuh sistem kristal dan mempunyai tujuh buah kelas. Tetragonal
merupakan hasil dari pemanjangan bentuk dasar cubic sehingga bentuk dasar
cubic tersebut menjadi prism. Tetragonal mempunyai dua buah bentuk bravais
lattice yaitu simple tetragonal dan centered tetragonal (Warmada, 2004 ).
Sistem kristal tetragonal meliputi semua kristal yang mempunyai 3 buah sumbu
yang tegak lurus, dua di antaranya sama panjang dan terletak di bidang
horizontal yang dinamakan dengan sumbu lateral dan diberi tanda dengan huruf
a. Sumbu yang ketiga tegak lurus dengan bidang yang terbentuk dari sumbu
lateral dan disebut dengan sumbu c yang panjangnya bisa lebih panjang atau
lebih pendek daripada sumbu lateral. Sedangkan sumbu yang membagi dua
sama rata sumbu yang terbentuk dari perpotongan sumbu a adalh sumbu
intermediate yang ditukis dengan huruf b. Sistem kristal ini terbagi menjadi tujuh
kelas yaitu: ditetragonal bipyramidal class,tetragonal trapezohedral class,
ditetragonal pyramidal class, tetragonal scalenohedral class, tetragonal
bipyramidal class, tetragonal pyramidal class, tetragonal bisphenoidal
classSumbu a dan b mempunyai satuan panjang yang sama. Sedangkan sumbu
c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang)
(Justiana, 2009).

3. Sistem Orthorombis

Dalam kristalografi, orthorombic merupakan satu dari tujuh sistem kristal dan
mempunyai tiga buah kelas dan mempunyai empat buah bentuk bravais lattices
yaitu simple orthorhombic, base centered orthorhombic, body centered
orthorhombic dan face centered orthorhombic (Warmada, 2004).Sistem ini
meliputi kristal yang mempunyai tiga buah sumbu yang tidak sama panjangnya
dan saling tegak lurus. Satu sumbu vertikal yang disebut dengan sumbu c. satu
sumbu yang lainnya memanjang ke belakang dari arah depan yang disebut
sumbu a atau sumbu brachy. Sumbu yang ketiga dari kiri ke kanan disebut
sumbu b atau sumbu macro. Tidak ada yang namanya sumbu pokok dalam
sistem kristal ini. Semua sumbu dapat menjadi sumbu vertikal atau sumbu c.
sistem kelas ini terbagi menjadi 3 buah yaitu: orthorhombic bipyramidal class,
orthorhombic bisphenoidal class, orthorombic pyramidal class (Justiana, 2009).

4. Sistem Hexagonal

Dalam kristalografi, hexagonal merupakan satu dari tujuh sistem kristal dan
mempunyai tujuh buah kelas. Semua kelasnya mempunyai simetri yang sama
dengan bentuk dasar dari hexagonal. Untuk bravais lattice hanya terdapt satu
untuk sistem kristal hexagonal. Sistem kristal ini mencakup semua kristal yang
mempunyai empat buah sumbu. Tiga di antaranya sama panjang dan terletak di
bidang horizontal serta perpotongan antara masing masing sumbu membentuk
sudut 60.Mereka dinamai sumbu lateral dan diberi tanda huruf a dan dapat
saling ditukar tukar. Sumbu keempat tegak lurus terhadap bidang yang
terbentuk dari sumbu lateral dan disebut dengan sumbu c, panjang nya bisa
lebih panjang atau lebih pendek dari sumbu lateral. Sistem kristal ini mempunyai
tujuh buah kelas yaitu: dihexagonal bipyramidal class, hexagonal trapezohedral
class, dihexagonal pyramidal class, ditrigonal bipyramidal class, hexagonal
bipyramidal class, hexagonal pyramidal class, trigonal bipyramidal class. Sumbu
a, b, dan d mempunyai panjang yang sama. Sedangkan panjang c berbeda,
dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang) (Justiana,
2009).

5. Sistem Trigonal

Beberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem heksagonal demikian


pula cara penggambarannya juga sama. Dalam kritalografi, trigonal merupakan
salah satu dari tujuh sistem kristal dan mempunyai lima buah kelas dan hanya
satu buah bentuk bravais lattices. Sistem kristal ini dideskripsikan dengan tiga
buah vektor dasar dan mempunyai vektor yang sama panjangnya. Trigonal dapat
juga disebut sebagai sistem kristal isometric yang mengalami perpanjangan
menyeluruh secara diagonal sehingga : a = b = c; Pada awalnya sistem kristal
trigonal menjadi satu dengan sistem kristal hexagonal sehingga cirri-cirinya
sama. Namun ada beberapa ahli kristalografi yang kemudian membedakannya
dengan sistem kristal hexagonal karena pada sistem ini, sumbu c bernilai 3.
Sistem kristal ini mempunyai 5 kelas yaitu: ditrigonal scalenohedral class,
trigonal trapezohedral class, ditrigonal pyramidal class, trigonal rhombohedral
class,trigonal pyramidal class. Perbedaannya bila pada trigonal setelah terbentuk
bidang dasar, yang berbentuk segienam kemudian dibuat segitiga dengan
menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya (Justiana,
2009).

6. Sistem Monoklin

Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu
yang dimilikinya. Dalam kristalografi, sistem monoclinic merupakan sistem
kristal yng mempunyai tiga buah kelas dan dua buah bravais lattices yaitu
simple monoclinic dan centered monoclinic lattices. Dalam sistem kristal
monoclinic, kristal digambarkan mempunyai vector-vektor yang tidak sama
panjang dan mempunyai sudut lebih dari 90. Sumbu a tegak lurus terhadap
sumbu b; b tegak lurus terhadap c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap
sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama,
umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b yang paling pendek.
Sistem kristal ini adalah kristal yang mempunyai tiga buah sumbu tidak sama
panjang, dua di antaranya (a dan c) saling memotong dan membentuk sudut
tidak sama besar dan sumbu ketiga (b) tegak lurus terhadap keduanya. Sumbu c
adalah sumbu vertikal, sumbu a adalah sumbu yang memanjang ke belakang
dari depan dan mempunyai nama sumbu clino, sumbu b adalah sumbu yang dari
kiri ke kanan dan mempunyai nama sumbu ortho. Sistem kristal ini terbagi
menjadi tiga kelas yaitu: prismatic class, sphenoidal class, domatic class
(Justiana, 2009).

7. Sistem Triklin

Dalam kristalografi, triclinic mempunyai dua buah kelas saja yang dibedakan
menurut ada atau tidaknya sumbu simetri selain itu triclinic merupakan satu
satunya yang tidak mempunyai bidang cermin. Penggambarannya hambir sama
dengan orthorhombic, namun tiga vektor yang digambarkan tidak tegak lurus
satu sama lain (Warmada, 2004).

Sistem kristal ini merujuk pada kristal yang mmpunyai tiga buah sumbu tidak
sama panjang dan berptongan membentuk sudut yang tidak sama besar.
Penamaan sumbunya mengikuti penamaan pada sistem kristal orthorhombic
yaitu a adalah sumbu brachy, b adalah sumbu macro dan c adalah sumbu
vertikal. Biasanya sumbu brachy merupakan sumbu yang terpendek di antara
ketiganya. Sistem kristal ini terbagi menjadi dua kelas yaitu : pinacoidal class,
pedial class. Sistem ini mempunyai tiga sumbu yang satu dengan lainnya tidak
saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama
(Justiana, 2009).

Anda mungkin juga menyukai