Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA TANAH

ANALISIS BUTIR SARINGAN


Tugas Mata Kuliah Mekanika Tanah

Dosen Pengampu :
Aryanti Nurhayati, S.T., M.Eng
Kundari Rahmawati, S.Pd., M.Eng

Oleh Kelompok 4 :

1. Anisa Ayu Pertiwi (K1520007)


2. Nadia Wulansari (K1520049)
3. Nurul Firdaus (K1520053)
4. Rocky Kencana Putra (K1520065)
5. Yusuf Ahmad Muzaka (K1520071)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
BAB IV
ANALISIS BUTIR SARINGAN

A. Pendahuluan
Tanah memiliki sifat-sifat tertentu tergantung ukuran butiran tanah. Dengan
dilakukan suatu pengujian pada tanah dengan menggunakan saringan maka dapat
diketahui pembagian besar butiran suatu tanah dan dapat mengetahui klasifikasi suatu
macam tanah tertentu. Distribusi suatu pertikel adalah parameter dari ukuran distribusi
suatu tanah. Partikel-partikel yang dikategorikan sebagai bahan pembentuk tanah adalah
berukuran <2mm dan dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu pasir, debu dan liat.
Batasan dari ketiga fraksi tersebut sangat tergantung pada system klasifikasi yang
digunakan. Dalam menentukan suatu distribusi tanah dapat dilakukan dengan beberapa
metode. Metode yang paling banyak digunakan adalah metode Hydrometer, metode
saringan, dan metode pipet. Selain dari ketiga metode tersebut juga dikenal metode
sedigrap, dimana seberkas sinar dipancarkan melewati suspense dan ditangkap oleh suatu
sensor. Semakin banyak sinar yang tertangkap oleh sensor berarti semakin halus ukuran
partikel yang ada didalam suspense.
Secara umum, tanah merupakan material yang terdiri dari himpunan butiran
mineral-mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yang relatif lepas, yang terletak di
atas batuan dasar. Diantara ruang partikel-partikel terdapat zat cair dan udara yang
mengisi ruang-ruang kosong tersebut. Ukuran partikel tanah dapat bervariasi dan sifat
fisik dari tanah kebanyakan bergantung dari faktor ukuran, bentuk, serta kandungan
kimia dari partikel tersebut. Berdasarkan ukurannya dibagi atas beberapa golongan yaitu
batu ukurannya sebesar dari 10 mm, kerikil antara 2 mm sampai 10mm, pasir antara 0,05
mm sampai dengan 2 mm, debu antara 0,02 sampai dengan 0,05 mm dan liat berukuran
lebih kecil dari 0,02 mm. (Darmawijaya Isa,1992)

B. Tujuan Pengujian
Menentukan gradasi atau pembagian ukuran butir tanah (grain size distribution)
dari suatu sample tanah dengan menggunakan suatu saringan.
C. Bahan

No Bahan Jumlah

1. Sampel Tanah Secukupnya

D. Alat

No Alat Jumlah

1. Oven Listrik 1 buah

2. Loyang 1 buah

3. Timbangan Digital dengan ketelitian 0.01 gram 1 buah

4. Saringan 8 buah

5. Mesin pengguncang saringan (vibrator) 1 buah

6. Mangkok porselin 1 buah

7. Kuas 1 buah

8. Alat Tulis Secukupnya

E. Langkah Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Mengambil sampel sesuai dengan kode sampel yang akan diuji. Sampel yang
belum di uji, selesai diuji, dan dalam masa simpan ditandai menggunakan label
sesuai dengan kode masing-masing.
3. Menuangkan sampel kedalam loyang untuk proses pengeringan dengan
menggunakan oven.
4. Mengeringkan sampel menggunakan oven listrik selama 24 jam pada suhu stabil,
yaitu 110º ± 5° C.
5. Setelah 24 jam sampel dikeluarkan kemudian didiamkan hingga mencapai suhu
ruangan sebelum dilakukan pengujian.
6. Mendiamkan sampel hingga mencapai suhu ruangan sebelum dilakukan
pengujian.
7. Melakukan pengesetan timbangan (tare) untuk memperoleh berat bersih tanah.
8. Menuangkan sampel pada timbangan, kemudian ditimbang dan dicatat pada
formulir pengujian atau kertas kosong.
9. Memasukan sampel yang sudah ditimbang kedalam loyang untuk proses
pengujian.
10. Memilih saringan yang akan digunakan sesuai kebutuhan pengujian dan
memastikan urutan tumpukan saringan sesuai dengan IK pengujian.
11. Memasukkan sampel tanah kedalam tumpukan saringan secara perlahan.
12. Saringan yang berisi sampel dipasang pada mesin pengguncang saringan
(vibator). Saringan dipasang dengan tepat dan tidak goyah. Waktu
pengguncangan diatur otomatis selama 15 menit.
13. Melakukan pengesetan timbangan (tare) untuk memperoleh berat bersih tanah.
14. Memindahkan sampel yang sudah disaring ke cawan timbang secara hati-hati
untuk meminimalisir kehilangan sampel.
15. Menimbang berat sampel yang tertahan pada saringan. Hasil bacaan timbangan
dicatat pada formulir pengujian atau kertas kosong. Proses penimbangan dan
pencatatan dilakukan pada seluruh sampel dengan prosedur yang sama.
F. Data Hasil Pengujian
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Analisis Saringan

Nomor Diameter Berat Butiran Butiran Butiran


Saringan Lubang yang Tinggal Tertingga Lolos (%)
(mm) (gram) l (%)

4 4.75 10 5 95

8 2.36 40 20 75

16 1.18 40 20 55

30 0.6 23 11.5 43.5

50 0.3 20 10 33.5

70 0.21 23 11.5 22

100 0.15 30 15 7

200 0.075 14 7 0

Total Tanah 200

Analisis hasil perhitungan :


a. Berat yang lolos saringan
1.) e1 =Σ d - d1 = 200 - 10 = 190 gr
2.) e2 = e1 - d2 = 190 - 40 = 150 gr
3.) e3 = e2 - d3 = 150 - 40 = 110 gr
4.) e4 = e3 - d4 = 110 - 23 = 87 gr
5.) e5 = e4 - d5 = 87 - 20 = 67 gr
6.) e6 = e5 - d6 = 67 - 23 = 44 gr
7.) e7 = e6 - d7 = 44 - 30 = 14 gr
8.) e8 = e7 - d8 = 14 - 14 = 0 gr
e
b. Persentase tanah yang lolos ( x100% )
w
e1 190
1) Nomer saringan 4 = x100% = x 100% = 95 %
w 200
e2 150
2) Nomer saringan 8 = x100% = x 100% = 75 %
w 200
e3 110
3) Nomer saringan 16 = x100% = x 100% = 55 %
w 200
e4 87
4) Nomer saringan 30 = x100% = x 100% = 43.5 %
w 200
e5 67
5) Nomer saringan 50 = x100% = x 100% = 33.5 %
w 200
e6 44
6) Nomer saringan 70 = x100% = x 100% = 22 %
w 200
e7 14
7) Nomer saringan 100 = x100% = x 100% = 7 %
w 200
e8 0
8) Nomer saringan 200 = x100% = x 100% = 0 %
w 200

G. Pembahasan
Sesuai dengan data diatas ditemukan grafik persebaran butiran tanah sebagai berikut :
Maka dapat dicari D10, D30 dan D60 dari kurva butiran tanah tersebut serta
koefisien keseragaman Cu dan Cc dengan rumus sebagai berikut :

D60 D 30²
Cu = ; Cc =
D10 D10. D 60

Diketahui :
D10 = 0.18
D30 = 0.285
D60 = 1.5
D60 1.5
Cu = = = 8.33
D10 0.18
D 30² 0.285² 0,081225
Cc = = = = 0.30
D10. D 60 0.18 .1.5 0.27

Maka, dari rumus diatas didapatkan nilai Cu = 8.33 dan Cc = 0.3. Sedangkan
klasifikasi tanah dapat di tentukan dengan Sistem Kalsifikasi Tanah Unified (Unified Soil
Classification) seperti pada tabel di bawah:
H. Kesimpulan
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa tanah di klasifikasikan pada jenis tanah
Pasir Kerikil Bersih (SP) dimana Pasir dengan gradasi buruk, pasir berkerikil, sedikit atau
tidak mengandung butiran halus.
Klasifikasi tersebut di dapatkan dari analisis tabel sisitem klasifikasi unfied
(Unified Soil Classification) dimana dikatakan Tanah berbutir kasar jika 50% butiran
tertahan saringan no.200 (0,075 mm) dalam hasil percobaan di dapatkan 0% yang lolos
saringan no.200.
Setelah klasifikasi tanah butiran kasar, selanjutnya pemisahan antara kerikil (G)
atau pasir (S), dikatakan pasir jika lebih dari 50% fraksi kasar lolos saringan no.4 (4,75
mm) dalam hasil percobaan didapatkan 95% lolos saringan no.4.
Selanjutnya klasifikasi gradasi tanah yang dapat dilihat dari factor Cc dan Cu,
gradasi baik jika Cu lebih dari 6 dan Cu bernilai 1 < Cc < 3, dalam hasil percobaan
dihasilkan nilai Cu sama dengan 8.33 (lebih dari 6) dan Cc sama dengan 0.30 (kurang
dari 1). Maka hasil dari sampel percobaan adalah jenis tanah pasir kerikil bersih dengan
gradasi buruk (SP).

Anda mungkin juga menyukai