Anda di halaman 1dari 21

BAB IV

GRAIN SIZE ANALYSIS

4.1 TUJUAN

Untuk menentukan distribusi dari partikel berbutir dengan menggunakan


saringan ukuran mesh 4, 8, 10, 16, 30, 50, 100, 200, dan PAN.

4.2 TEORI DASAR


Pengukuran ukuran butiran tanah merupakan hal penting dalam
mengetahui sifat sifat tanah sangat tergantung pada ukuran butirnya.
Disamping itu ukuran tanah juga digunakan dalam pengklasifikasian beragam
macam tanah tertentu. Ada dua cara yang umum digunakan untuk
mendapatkan distribusi ukuran butir tanah yaitu analisis saringan dan analisis
hidrometer
Sieve analysis (analisa saringan) adalah suatu percobaan menyaring
contoh tanah melalui satu set ayakan, dimana lubang-lubang ayakan tersebut
makin kecil secara berurutan kebawah, cara ini biasanya digunakan untuk
menyaring material/partikel berdiameter ≥ 0,075 mm.
Ukuran butiran tanah ditentukan dengan menyaring sejumlah tanah
melalui seperangkat saringan yang disusun dengan lubang yang paling besar
berada paling atas dan makin kebawah makin kecil. Jumlah tanah yang
tertahan pada saringan tersebut disebut salah satu dari ukuran butir contoh
tanah itu. Pada kenyataannya pekerjaannya hanya mengelompokan sebahagian
dari tanah terlekat di antara dua ukuran.
Ukuran butir tanah tergantung dari diameter partikel tanah yang
membentuk dari masa tanah itu. Karena pada pemeriksaan mikroskopis masa
tanah menunjukkan bahwa hanya sedikit apabila memang ada partikel-partikel
yang bundar dan mempunyai diameter, kita dapat menarik kesimpulan bahwa
ini adalah deskripsi mengenai tanah yang agak longsor.
Analisis saringan dari sebuah contoh tanah melibatkan penentuan
persentase berat partikel dalam rentan ukuran yang berbeda. Distribusi ukuran
partikel tanah berbutir kasar dapat ditentukan dengan metode pengayakan

67 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


(sieving). Contoh tanah tersebut dilewatkan melalui satu set saringan standar
yang memiliki lubang makin kecil ukurannya dari atas kebawah. Berat tanah
yang tertahan ditiap saringan ditentukan dan persentase kumulatif dari berat
tanah yang melewati tiap saringan dihitung beratnya.
Ukuran-ukuran saringan berkisar dari lubang berdiameter 4,750 mm
(No.4) sampai 0,075 mm (No.200). Semua lubang berbentuk bujur sangkar
jadi apa yang disebut sebagai diameter partikel tanah sebenarnya hanyalah
merupakan patokan akademis saja, sebab kemungkinana lolosnya suatu
partikel pada suatu saringan yang berukuran tertentu akan tergantung pada
ukuran dan orientasinya terhadap lubang saringan.
Hasil dari analisa saringan umumnya digambarkan di dalam kertas semi
logaritma, yang dikenal sebagai kurva distribusi ukuran butiran. Diameter
partikel butiran digambarkan dalam skala logaritma dan persentasi dari butiran
yang lolos saringan tersebut. Dimana koordinat semi logaritma adalah
persentase berat partikelnya yang lebih kecil dari ukuran absisinya yang
diketahui. Makin landai kurva distribusi, makin rentang distribusinya, makin
curam kurva, makin kecil rentang distribusinya. Tanah berbutir kasar
dideskripsikan bergradadsi baik jika tidak ada partikel partikel ukurannya
menyolok dalam suatu rentang distribusi dan jika masih terdapat partikel –
partikel yang berukuran sedang secara umum tanah bergradasi baik diwakili
oleh kurva distribusi yang cembung dan mulus.

68 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


4.3 ALAT DAN BAHAN
A. ALAT
a. 1 Set Saringan b. Timbangan Elektronik

c. Sieve shaker d. Kuas pembersih

e. Spatula f. Wadah

69 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


B. BAHAN

Sampel B Sampel D

Tanah sekis grafit Pasir sungai

4.4 PROSEDUR KERJA


1. Disiapkan alat yang akan digunakan.

2. Dibersihkan semua saringan yang akan


digunakan.

70 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


3. Ditimbang berat kosong masing-masing
saringan sampai PAN dan wadah, catat
masing-masing beratnya.

4. Dimasukan sampel tanah ke dalam wadah


dan timbang.

5. Setelah itu, dimasukkan tanah ke dalam


saringan.

6. Disimpan saringan ke dalam mesin


penggetar (Sieve shaker) dan hidupkan
mesin selama 3 menit.

7. Kemudian ditimbang masing-masing saringan


yang berisi tanah sampai PAN dan catat
masing-masing beratnya.

71 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


4.5 HASIL DAN PEMBAHASAN

A.HASIL

Tabel hasil pengujian pada sampel B

Diameter Berat Berat tanah Berat tanah


Nomor lubang kosong yang tertahan yang tertahan
peraga saringan saringan + saringan saringan
(mm) (gram) (gram) (gram)
4 4,750 416,86 441,65 24,79
8 2,000 373,01 447,99 74,98
10 0,850 401,94 457,92 55,98
16 0,425 394,79 518,69 123,9
30 0,250 374,76 693,31 318,55
50 0,180 352,08 469,15 117,07
100 0,150 347,27 535,14 187,87
200 0,075 326,65 435,89 109,24
PAN - 315,26 422,53 107,27
BERAT TOTAL (W1) 1119,65

BERAT TANAH KERING YANG DIUJI (W) 1120,52

Rumus-rumus yang digunakan :


1. Berat tanah = (Berat tanah + saringan) - Berat saringan
2. Berat tanah tertahan tiap saringan = Berat tanah tiap saringan x 100 %
Berat tanah total

3. Persentase tanah yang tertinggal di setiap saringan +


persentase tanah yang tertinggal pada saringan sebelumnya

4. 100 % - persentase kumulatif tertahan

72 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


W – W1 X 100

W
Dimana : - W = Berat tanah kering yang diuji
- W1 = Berat total

1.) Perhitungan persentase tanah yang tertahan tiap saringan :


Rumus :
 Berat tanah = (Berat tanah + saringan) - Berat saringan
 Berat tanah tertahan tiap saringan = Berat tanah tiap saringan x 100 %
Berat tanah total
a.) Saringan No. 4 = 24,79 x 100 % = 2,214 %
1119,65
b.) Saringan No. 8 = 74,98 x 100 % = 6,696 %
1119,65

c.) Sarinagn No. 10 = 55,98 x 100 % = 4,999 %

d.) Saringan No. 16 = 123,9 x 100 % = 11,065 %


1119,65
e.) Saringan No. 30 = 318,55 x 100 %` = 28,450 %
1119,65
f.) Saringan No. 50 = 117,07 x 100 % = 10,445 %
1119,65
g.) Saringan No. 100 = 187,87 x 100 % = 16,779 %
1119,65
h.) Saringan No. 200 = 109,24 x 100 % = 9,756 %
996,31
i.) Pan = 107,27 x 100 % = 9,580 %
1119,65

2.) Persentase kumulatif tanah yang tertahan di setiap saringan

73 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


Rumus : persentase tanah yang tertinggal di setiap saringan +
persentase tanah yang tertinggal pada saringan sebelumnya
a.) Saringan No.4 = persentase tanah pada # + persentase tanah yang
tertahan pada # no.4
= 0 % + 2,214 %
= 2,214 %
b.) Saringan No. 8 = persentase tertahan pada # + persentase yang
tertahan pada # no.8
= 2,214 % + 6,696 %
= 8,91 %
c.) Saringan No. 10 = persentase tertahan pada # + persentase yang
tertahan pada # no. 10
= 8,91 % + 4,999 %
= 13,909 %
d.) Saringan No. 16 = persentase tertahan pada # + persentase yang
tertahan pada # no. 16
= 13,909% + 11,065 %
= 24,974 %
e.) Saringan No. 30 = persentase tertahan pada # + persentase yang
tertahan pada # no. 30
= 24,074 % + 28,458 %
= 53,424 %
f.) Sringan No. 50 = presentase tertahan + presentase yang tertahan
Pada No. 50
= 53,424% + 10,445 %
= 63,869 %
g.) Saringan No. 100 = persentase tertahan pada # + persentase yang
tertahan pada # no. 100
= 63,869 % + 16,779 %
= 80,648 %
h.) Saringan No. 200 = persentase tertahan pada # + persentase yang
tertahan pada # no. 200

74 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


= 80,648 % + 9,756 %
= 90,404 %
i.) Pan = persentase tertahan pada # + persentase yang
tertahan pada pan
= 90,404 % + 9,580 %
= 99,984 %

3.) Persentase kumulatif tanah yang lolos di setiap saringan :


Rumus : 100 % - persentase kumulatif tertahan
a.) Saringan No.4 = 100 % - persentase kumulatif yang tertahan
= 100 % - 0,2479 %
= 99,75 %
b.) Saringan No. 8 = 100 % - persentase kumulatif yang tertahan
= 100 % - 0,7498 %
= 99,25 %
c.) Saringan No. 10 = 100 % - persentase kumulatif yang tertahan
= 100 % - 0,5598 %
= 99,44 %
d.) Saringan No. 16 = 100 % - persentase kumulatif yang tertahan
= 100 % - 1,239 %
= 98,76 %
e.) Saringan No. 30 = 100 % - persentase kumulatif yang tertahan
= 100 % - 3,1855 %
= 98,81 %
f.) Saringan No. 50 = 100 % - persentase kumulatif yang tertahan
= 100 % - 1,1707 %
= 98,82 %
g.) Saringan No. 100= 100 % - persentase kumulatif tertahan
= 100 % - 1,8787 %
= 98,12 %
h.) Saringan No.200 = 100 % - persentase kumulatif tertahan
= 100 % - 1,0924 %

75 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


= 98,90 %
i.) Pan = 100 % - persentase kumulatif tertahan
= 100 % - 1,0727 %
= 98,92 %

Kehilangan tanah selama pengujian :

W – W1 X 100

= 1120,52 – 1119,65 x 100


1120,52
= 0,92 x 100
1120,52
= 0,0821 %

76 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


Tabel hasil analysis pada sampel B

Nomor Diameter Berat Persentase Persentse Persentase


Saringan saringan Tanah tertahan kumulatif tanah lolos
(mm) tertahan (%) tetahan saringan
(gr) (%) (%)
4 4,750 462,69 24,79 0,2479 99,75
8 2,000 472,31 74,98 0,7498 99,25
10 0,850 472,28 55,98 0,5598 99,44
16 0,425 492,42 123,9 1,239 98,76

30 0,250 745,46 138,55 3,1855 98,81


50 0,180 594,95 117,07 1,1707 98,82
100 0,150 502,34 187,87 1.8787 98,12
200 0,075 329,13 109,24 1,0924 98,90

PAN 0 320,5 107,27 1,0727 98,92

BERET TANAH KERING 1119,61


YANG DI UJI (W)
BERAT TOTAL TANAH
(W1) 1120,52
% TANAH YANG HILANG
0,0821

77 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


Tabel hasil pengujian pada sampel D
Diameter Berat Berat tanah Berat tanah
Nomor lubang kosong yang tertahan + yang
peraga saringan saringan saringan tertahan
(MM) (gram) (gram) saringan
4 4,750 416,89 462,69 45,8
8 2,000 373,01 472,31 99,3
10 0,850 401,94 472,27 70,33
16 0,425 394,79 492,42 97,63
30 0,250 374,76 745,46 370,7
50 0,180 352,08 594,95 242,87
100 0,150 347,27 502,34 155,07
200 0,075 326,65 329,13 2,45
PAN - 315,26 320,5 5,24
BERAT
TOTAL 1089,42
(W1)

BERAT TANAH KERING YANG


DIUJI (W) 1090,61

1.) Perhitungan persentase tanah yang tertahan tiap saringan :


Rumus :
 Berat tanah = (Berat tanah + saringan) - Berat saringan
 Berat tanah tertahan tiap saringan = Berat tanah tiap saringan x 100 %
Berat tanah total

a.) Saringan No. 4 = 45,8 x 100 % =`4,20 %


1089,42

b.) Saringan No. 8 = 99,3 x 100 % = 9,11 %

78 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


1089,42
c.) Saringan No. 10 = 70,33 x 100 = 6,45 %

d.) Saringan No. 16 = 97,63 x 100 % = 8,96 %


1089,42
e.) Saringan No. 30 = 370,7 x 100 %` = 34,04 %
1089,42
f.) Saringan No. 50 = 242,87 x 100 % = 22,29 %
1089,42
g.) Saringan No. 100 = 155,07 x 100 % = 14,23 %
1089,42
h.) Saringan No. 200 = 2,42 x 100 % = 0,22 %
1089,42
i.) Pan = 5,24 x 100 % = 0,48 %
1089,42

2.) Persentase kumulatif tanah yang tertahan di setiap saringan


Rumus : persentase tanah yang tertinggal di setiap saringan +
persentase tanah yang tertinggal pada saringan sebelumnya
a.) Saringan No.4 = persentase tanah pada # + persentase tanah yang
tertahan pada # no.4
= 0 % + 4,20 %
= 4,20 %
b.) Saringan No. 8 = persentase tertahan pada # + persentase yang
tertahan pada # no.8
= 4,20 % + 9,11 %
= 13,31 %
c.) Saringan No. 10 = persentase tertahan pada # + persentase yang
tertahan pada # No. 10
=13,31 % + 6,45 %
=19,76 %

79 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


d.) Saringan No. 16 = persentase tertahan pada # + persentase yang
tertahan pada # no. 16
= 19,76 % + 8,96 %
= 28,72 %
e.) Saringan No. 30 = persentase tertahan pada # + persentase yang
tertahan pada # no. 30
= 28,72 % + 34,04 %
= 62,76 %
f.) Saringan No. 50 = persentase tertahan pada # + persentase yang
tertahan pada # no. 50
= 62,76 % + 22,29 %
= 85,05 %
g.) Saringan No. 100= persentase tertahan pada # + persentase yang
tertahan pada # no. 100
= 85,05 % + 14,23 %
= 99,28 %
h.) Saringan No. 200 = persentase tertahan pada # + persentase yang
tertahan pada # no. 200
= 99,28 % + 0,22 %
= 99,5
i.) Pan = persentase tertahan pada # + persentase yang
tertahan pada pan
= 99,5 % + 0,48 %
= 99,98 %

3.) Persentase kumulatif tanah yang lolos di setiap saringan :


Rumus : 100 % - persentase kumulatif tertahan
a.) Saringan No.4 = 100 % - persentase kumulatif yang tertahan
= 100 % - 0,458 %
=99,542 %
b.) Saringan No. 8 = 100 % - persentase kumulatif yang tertahan

80 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


= 100 % - 0,993 %
= 99,007 %
c.) Saringan No. 10 = 100% - persentase kumulatih yang tertahan
= 100 % - 0,703 %
= 99,297 %
d.) Saringan No. 16 = 100 % - persentase kumulatif yang tertahan
= 100 % - 0,976 %
= 99,024 %
e.) Saringan No. 30 = 100 % - persentase kumulatif yang tertahan
= 100 % - 3,707 %
= 96,293 %
f.) Saringan No. 50 = 100 % - persentase kumulatif yang tertahan
= 100 % - 2,428 %
= 97,572 %
g.) Saringan No. 100= 100 % - persentase kumulatif tertahan
= 100 % - 1,550
= 98,45 %
h.) Saringan No.200 = 100 % - persentase kumulatif tertahan
= 100 % - 0,024 %
= 99,976 %
i.) Pan = 100 % - persentase kumulatif tertahan
= 100 % - 0,052%
= 99,948 %.

Kehilangan tanah selama pengujian :

W – W1 X 100

= 1090,61 – 1089,42 x 100


1090,61

81 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


= 1,19 x 100
1090,61
= 0,1091 %

Tabel hasil analisis pada sampel D

Nomor Diameter B. Tanah Persentase Persentse Persentase


Saringan saringan tertahan tertahan kumulatif tanah lolos
(mm) saringan (%) tetahan saringan
(gr) (%) (%)
4 4,750 462,69 45,8 0,458 99,542
8 2,000 472,31 99,3 0,993 99,007
10 0,850 472,27 70,33 0,703 99,297
16 0,425 492,42 97,63 0,976 99,024
30 0,250 745,46 370,7 3,707 99,293
50 0,180 594,95 242,87 2,428 97,572
100 0,150 502,34 155,07 1,550 98,45
200 0,075 329,13 2,45 0,024 99,976
PAN 0 320,5 5,24 0,052 99,948

BERET TANAH KERING YANG DI UJI (W1) 1089,42


BERAT TOTAL 1090,61
(W)
% TANAH YANG HILANG 0,1091

82 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


B. PEMBAHASAN

Berdasarkan percobaan pratikum yang telah dilakukan, untuk


menentukan distribusi dari partikel berbutir dengan menggunakan saringan
ukuran mesh 4, 8, 10, 16, 30, 50, 100, 200, dan PAN Dengan ukuran-ukuran
saringan berdiameter 4,75 mm (No.4) sampai dengan 0,075 mm (No.200).
Berdasarkan analisa saringan (Sieve Analysis) dari sampel tanah yang diambil
berat tanah kering yang di uji (W) yaitu pada sampel B 1119,65 gram dan
sampel D 1090,61
Dari hasil pengamatan dan perhitungan grain size analysis diperoleh
data pada saringan 4 denagan diameter saringan 4,750 (mm) dengan berat tanah
tertahan saringan 462,69 (gr) dan persentase tertahan 24,79 (%) serta
persentase kumulatif tertahan 0,2479 (%) dan persentase tanah lolos saringan
99,75 (%). Dan pada saringan 8 denagan diameter saringan 2,000 (mm) dengan
berat tanah tertahan saringan 472,31 (gr) dan persentase tertahan 74,98 (%)
serta persentase kumulatif tertahan 0,7498 (%) dan persentase tanah lolos
saringan 99,25(%). Dan pada saringan 10 denagan diameter saringan 0,850
(mm) dan berat tanah tertahan saringan 472,28 (gr) dan persentase tertahan
55,98 (%) dengan persentase kumulatif tertahan 0,5598 (%) dan persentase
tanah lolos saringan 99,44(%).Dan pada saringan 16 denagan diameter saringan
0,425 (mm) dan berat tanah tertahan saringan 492,42 (gr) dan persentase
tertahan 123,9 (%) serta persentase kumulatif tertahan 1,239 (%) dan
persentase tanah lolos saringan 98,76(%).Dan pada saringan 30 denagan
diameter saringan 0,250 (mm) dengan berat tanah tertahan saringan 745,46 (gr)
dan persentase tertahan 138,55 (%) serta persentase kumulatif tertahan 3,1855
(%) dan persentase tanah lolos saringan 98,81(%).Dan pada saringan 50
denagan diameter saringan 0,180 (mm) denagn berat tanah tertahan saringan
594,95 (gr) dan persentase tertahan 117,07 (%) serta persentase kumulatif
tertahan 1,1707 (%) dan persentase tanah lolos saringan 98,82(%).Dan pada
saringan 100 denagan diameter saringan 0,150 (mm) dengan berat tanah
tertahan saringan 502,34 (gr) dan persentase tertahan 187,87 (%) serta
persentase kumulatif tertahan 1,8787 (%) dan persentase tanah lolos saringan

83 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


98,12(%).Dan pada saringan 200 denagan diameter saringan 0,075 (mm)
dengan berat tanah tertahan saringan 329,13 (gr) dan persentase tertahan
109,24 (%) dan persentase kumulatif tertahan 1,0924 (%) dan persentase tanah
lolos saringan 98,90(%).Dan pada saringan PAN denagan diameter saringan 0
(mm) dan berat tanah tertahan saringan 320,5 (gr) dan persentase tertahan
107,27 (%) dan persentase kumulatif tertahan 1,0727 (%) dan persentase tanah
lolos saringan 98,92(%). Dan berat tanah kering yang di uji (W1) sebesar
1119,61 dan berat total tanah (W) 1120,52 dan dapat disimpulkan bahwa
tanahyang hilang adalah sebesar 0,0821 %.
Dari hasil pengamatan dan perhitungan grain size analysis diperoleh
data pada saringan 4 denagan diameter saringan 4,750 (mm) dan berat tanah
tertahan saringan 462,69 (gr) dan persentase tertahan 45,8 (%) dan persentase
kumulatif tertahan 0,458 (%) dan persentase tanah lolos saringan 99,542 (%).
Dan pada saringan 8 denagan diameter saringan 2,000 (mm) dan berat tanah
tertahan saringan 472,31 (gr) dan persentase tertahan 99,3 (%) dan persentase
kumulatif tertahan 0,993 (%) dan persentase tanah lolos saringan 99,007(%).
Dan pada saringan 10 denagan diameter saringan 0,850 (mm) dan berat tanah
tertahan saringan 472,27 (gr) dan persentase tertahan 70,33 (%) dan persentase
kumulatif tertahan 0,703 (%) dan persentase tanah lolos saringan
99,297(%).Dan pada saringan 16 denagan diameter saringan 0,425 (mm) dan
berat tanah tertahan saringan 492,42 (gr) dan persentase tertahan 97,63 (%) dan
persentase kumulatif tertahan 0,976 (%) dan persentase tanah lolos saringan
99,024(%).Dan pada saringan 30 denagan diameter saringan 0,250 (mm) dan
berat tanah tertahan saringan 745,46 (gr) dan persentase tertahan 370,7 (%) dan
persentase kumulatif tertahan 3,707 (%) dan persentase tanah lolos saringan
99,293(%).Dan pada saringan 50 denagan diameter saringan 0,180 (mm) dan
berat tanah tertahan saringan 594,95 (gr) dan persentase tertahan 242,87 (%)
dan persentase kumulatif tertahan 2,428 (%) dan persentase tanah lolos
saringan 97,972(%).Dan pada saringan 100 denagan diameter saringan 0,150
(mm) dan berat tanah tertahan saringan 502,34 (gr) dan persentase tertahan
155,07 (%) dan persentase kumulatif tertahan 1,550 (%) dan persentase tanah
lolos saringan 98,45(%).Dan pada saringan 200 denagan diameter saringan

84 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


0,075 (mm) dan berat tanah tertahan saringan 329,13 (gr) dan persentase
tertahan 2,45 (%) dan persentase kumulatif tertahan 0,024 (%) dan persentase
tanah lolos saringan 99,976(%).Dan pada saringan PAN denagan diameter
saringan 0 (mm) dan berat tanah tertahan saringan 320,5 (gr) dan persentase
tertahan 5,24 (%) dan persentase kumulatif tertahan 0,052 (%) dan persentase
tanah lolos saringan 99,948(%). Dan berat tanah kering yang di uji (W1)
sebesar 1089,42 dan berat total tanah (W) 1090,61 dan dapat disimpulkan
bahwa tanahyang hilang adalah sebesar 0,1090 %.
Sieve sendiri merupakan alat yang digunakan untuk pemilahan ukuran
butir material dengan cara melewatkan material dari atas ayakan, material yang
lebih kecil dari lubang ayakan dapat lolos kebawah ayakan sebagai produk
halus (undersize) sedangkan partikel yang lebih kasar dari ayakan tertahan
diatas ayakan sebagai produk kasar (oversize).
Kemanfaatan grain size analiysis sangat penting dalam dunia
pertambangan. Grain size analysis yang stabil akan menciptakan kondisi yang
baik dalam melakukan kegiatan pertambangan. Agregat dapat menciptakan
lingkungan fisik yang baik untuk kestabilan lereng tambang melalui
pengaruhnya terhadap porositas. Tanah yang agregatnya, kurang stabil terkena
gangguan maka akan agregat tanah tersebut akan mudah hancur. Butir-butir
halus hasil hancuran akan menghambat pori-pori tanah sehingga bobot isi tanah
meningkat, aerasi buruk dan permeabilitas menjadi lambat. Kemanfaatan
agregat sangat menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi.
Pembentukan struktur tanah yang baik merupakan modal bagi perbaikan
sifat fisik tanah yang lain. Sifat-sifat fisik tanah yang diperbaiki akibat
terbentuknya struktur tanah yang baik seperti perbaikan porositas tanah,
perbaikan permeabilitas tanah serta perbaikan dari pada tata udara tanah.
Perbaikan dari struktur tanah juga akan berpengaruh langsung terhadap
kegiatan pertambangan.

85 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


4.6 PENUTUP

A. Kesimpulan
sampel tanah yang diambil berat tanah kering yang akan di uji (W) B
1120,52 gram dan berat total tanah (W1) pada sampel B yaitu sebesar
1119,61. Dan dan dapat di simpulkan persentase tanah yang hilang pada
sampel B yaitu sebesar 0,0821.Dan pada sampel tanah yang diambil berat
tanah kering yang akan di uji (W) pada sampel D 1089,42 gram dan berat
total tanah (W1) pada sampel B yaitu sebesar 1090,61. Dan dan dapat di
simpulkan persentase tanah yang hilang pada sampel D yaitu sebesar
0,1091%.

B. Saran
Pada percobaan selanjutnya, akan lebih baik lagi apabila saat di
laboratorium, pratikan dibinbing baik-baik oleh masing-masing asisten
dosen agar pratikum dapat berjalan lebih lancar.
Saran Untuk laboratorium, agar ditambahkan AC atau pendingin
ruangan agar ruangan laboratorium lebih sejuk. Saran untuk Praktikum,
agar sampel yang akan di praktikumkan dikurangi. Saran untuk Asisten
laboratorium, agar lebih tegas dalam menghadapi praktikan malas.

86 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH


DAFTAR PUSTAKA

Aninda, Putri Ayu.2016.Laporan Praktikum Mekanika Tanah.Universitas Swadaya


Gunung Jati.Cirebon

ASTM D 422 - Standard Test Method for Particle-Size Analysis of Soil

Pabwi, Syardilia.2014.Laporan Praktikum Mekanika Tanah.Institut Teknologi


Medan. Medan

SNI-3423-2008-Cara Uji Analisis Ukuran Butir Tanah

87 | LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

Anda mungkin juga menyukai