2. Dasar Teori
Sifat zat adalah karakteristik dari suatu zat yang memungkinkan kita untuk
mengidentifikasi dan membedakannya dari zat lain. Identifikasi langsung suatu zat
dapat dilakukan dengan mengamati wujud, warna, ukuran, bentuk, tekstur, dan
bau. Sifat fisik suatu zat umumnya dapat diamati tanpa harus mengubah
komposisi zat. Apabila pengamatan langsung seperti wujud, warna dan lainnya
tidak cukup digunakan untuk identifikasi secara tepat, maka sifat fisik lainnya
seperti titik leleh, titik didih, kelarutan, densitas, viskositas, dan indeks refraktif
Kelarutan merupakan keadaan suatu senyawa baik padat, cair, ataupun gas
yang terlarut dalam padatan, cairan, atau gas yang akan membentuk larutan
homogen. Kelarutan tersebut bergantung pada pelarut yang digunakan serta suhu
massa jenis pada umumnya dengan menimbang berat zat cair tersebut dan
membaginya dengan volume zat cair yang terukur, maka dengan cara ini
pengukuran tidak efisien karena harus mengukur terlebih dahulu massa zat dan
Titik didih suatu zat adalah suhu yang tekanan uap jenuhnya sama dengan
tekanan di atas permukaan zat cair. Titik Didih suatu zat cair dipengaruhi oleh
tekanan udara, artinya semakin besar tekanan udara maka semakin besar pula titik
didih zat cair tersebut. (Firmansyah, 2018) Pada saat tekanan atmosfer tinggi,
cairan tersebut akan mendidih pada suhu yang tinggi, begitu juga sebaliknya.
Meskipun suatu cairan mendidih pada suhu yang berbeda tergantung dari tekanan
atmosfernya, terdapat suatu titik didih acuan yang sering digunakan. Titik didih
acuan adalah suhu dimana suatu cairan mendidih pada tekanan 760 mmHg.
Selain sifat-sifat di atas, warna nyala yang dihasilkan saat suatu zat saat
dibakar dapat pula digunakan untuk mengidentifikasi zat tersebut. Setiap atom,
ini, uji nyala akan dilakukan terhadap garam-garam dari kelompok alkali dan
a. Alat
Neraca analitik
Gelas ukur 10 mL
Pipet gondok 10 mL
Pembakar Bunsen/Pemanas
Kassa pembakar
Rak tabung
Kawat nikrom
Plat tetes
b. Bahan
Kristal garam untuk uji nyala (KCl, LiNO3, NaCl, BaCl2, Sr(NO3)2,
HCl pekat
Air
a. Kelarutan
Tabung Reaksi
Larutan
b. Densitas
Neraca Analitik
Hasil
c. Titik didih
Tabung reaksi
T 1 +T 2
Dihitung menggunakan rumus
2
Hasil
d. Uji nyala
Plat tetes
Diberi label
Gelas kimia 50 mL
Hasil
6. Data & Pengamatan
Reaksi yang
1 mL zat terlarut ditambahkan pada 3 No Nama Bahan terjadi
mL pelarut air pada tabung reaksi s sp i
1 Heksana ✓
1 2 Kloroform ✓
3 Metanol ✓
Tabung reaksi ditutup dan dikocok
4 Etil Alkohol ✓
5 Sikloheksana ✓
Timbang gelas kimia 100 mL sampai
skala 0,01 g Massa Jenis
No Nama Bahan
Memasukkan 100 mL cairan yang (g/mL)
akan di timbang massa nya. 1 Heksana 0,66
2 Mengamati massa yang terlihat pada 2 Kloroform 1,48
neraca analitik. 3 Metanol 0,79
Dihitung densitas nya dengan 4 Etil Alkohol 0,8
m 5 Sikloheksana 0,77
menggunakan rumus ρ=
V
3 Masukkan cairan yang akan Titik Didih
No Nama Bahan
ditentukan titik didihnya dalam (oC)
sebuah tabung reaksi 1 Heksana 69
Tempatkan tabung reaksi di sebelah 2 Kloroform 61,2
thermometer dan ikat dengan karet 3 Metanol 64,7
4 Etil Alkohol 78,4
gelang
5 Sikloheksana 80,7
Memasukkan pipa kapiler sepanjang
5-10 cm ke dalam tabung reaksi
dengan posisi terbalik
Simpan set tabung reaksi,
thermometer, dan pipa kapiler ke
dalam gelas kimia berisi cairan
paraffin (water bath). Tinggi air
harus lebih tinffi dari cairan di dalam
tabung reaksi.
Memasukkan batu didih ke dalam
water bath, lalu panaskan perlahan
sambal mengaduk air dalam water
bath.
Menghentikan pemanasan saat
gelembung mulai banyak terbentuk
dan secara massif terlepas
meninggalkan pipa kapiler. Catat
suhu sebagai T1.
Gelembung gas akan melambat saat
cairan mendingin. Saat aliran
gelembung tepat berhenti, catat suhu
sebagai T2.
Hitung titik didih menggunakan
rumus
Hitung titik didih pada 1 atm
Masukkan kristal garam yang akan
diuji ke dalam plat tetes, dan beri
label
Siapkan sedikit larutan HCl pekat
pada gelas kimia 50 mL
Set pembakar Bunsen dan atur Warna yang
No Kristal
struktur nyala api dihasilkan
Bersihkan kawat nikrom dengan cara 1 KCl Ungu
mencelupkan ujung loop kawat 2 LiNO3 Merah
3 NaCl Kuning
4 nikrom ke dalam larutan HCl pekat,
Hijau
lalu bakar hingga membara 4 BaCl2
kekuningan
Celupkan kembali ujung kawat 5 Sr(NO3)2 Merah
nikrom ke dalam larutan HCl pekat, 6 CaCl2 Merah cerah
kemudian celupkan ke dalam kristal 7 CuSO4 Hijau
yang akan diuji hingga kristal
menempel
Bakar kembali ujung kawat,
kemudian catat warna nyala yang
dihasilkan
7. Pembahasan
7.1 Kelarutan
ini digunakan berbagai bahan yaitu heksana, kloroform, methanol, etil alkohol,
Heksana adalah senyawa nonpolar, akibatnya gaya tarik antar molekul lemah.
Heksana tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut
nonpolar atau sedikit polar seperti dietil eter atau benzena. Kelarutannya
disebabkan oleh gaya tarik Van der Walls antara pelarut dan zat terlarut. (Brieger,
1969).
yang bersifat polar ia tidak bisa larut, karena pelarut nonpolar tidak dapat
mengurangi gaya tarikmenarik antara ion-ion elektrolit kuat dan lemah karena
bersifat polar seperti golongan fenol. Metanol disebut juga methyl acohol, wood
spirit, carbinol, wood alcohol, dan wood naphta. Metanol bersifat larut dalam air,
etanol, eter, dan cairan organik lainnya. (ICSA 1997; CPRS,1999; HSDB,1999)
Etil alkohol adalah senyawa polar yang dapat digunakan sebagai pelarut.
Istilah umum yang sering dipakai untuk senyawa tersebut adalah alkohol. Etil
bahan bakar, bahan depressant dan kemampuan khususnya sebagai bahan kimia
hidrogen sehingga tidak dapat larut dalam air dan larut dalam pelarut organik.
digunakan larut dalam air, hal tersebut disebabkan oleh sifat kepolaran
senyawanya. Air bersifat polar sehingga air hanya dapat berikatan dengan
senyawa polar.
dipengaruhi oleh massa dan volume suatu larutan. Pada percobaan ini digunakan
berbagai bahan yaitu heksana, kloroform, methanol, etil alkohol, dan sikloheksana
untuk di identifikasi besar massa jenisnya. Semakin besar densitas berarti semakin
tersebut. Hal ini disebabkan oleh partikel yang rapat sehingga mempunyai gaya
Urutan massa jenis larutan dari yang terkecil hingga terbesar ialah heksana,
sikloheksana, methanol, etil alkohol, dan yang paling tinggi massa jenisnya ialah
kloroform. Hal ini diakibatkan oleh kerapatan larutan heksana lebih renggang
Percobaan ketiga yaitu mengukur besarnya titik didih suatu larutan. Pada
percobaan ini digunakan berbagai bahan yaitu heksana, kloroform, methanol, etil
alkohol, dan sikloheksana untuk di identifikasi besar titik didihnya. Titik didih
dipengaruhi oleh besarnya energi yang diperlukan untuk membuat perubahan dari
fasa satu ke fasa lainnya. Saat terjadi perubahan fasa, akan ada ikatan yang lepas
yaitu gaya antar molekul. Semakin besar gaya antar molekul maka semakin tinggi
titik didihnya.
Gaya antar molekul adalah gaya magnet yang terjadi antara molekul-molekul.
Gaya antarmolekul memiliki sifat tarik menarik dan tolak menolak antar molekul.
Gaya tolak-menolak antar muatan yang sama akan timbul dan semakin tinggi
energi tolaknya. Oleh karena itu, akan dibutuhkan energi yang lebih tinggi untuk
methanol, heksana, etil alkohol, dan yang paling tinggi massa jenisnya ialah
sikloheksana. Hal ini diakibatkan oleh gaya antar molekul larutan sikloheksana
Percobaan ketiga yaitu menguji warna nyala api pada suatu kristal garam.
Pada percobaan ini digunakan berbagai bahan kristal garam yaitu KCl, LiNO 3,
NaCl, BaCl2, Sr(NO3)2, CaCl2, dan CuSO4 untuk di identifikasi uji nyalanya.
Dihasilkan warna pada kristal garam tersebut secara berurutan ialah ungu, merah,
energi itu berpindah ke tingkat yang lebih tinggi yang disebut dengan ekstasi
elektron. Namun, keadaan ini tidak stabil sehingga energi tersebut terpancar
memancarkan energi radiasi. Spektrum tersebut dipancarkan oleh unsur itu apabila
unsur itu memancarkan energi pada saat kembali dari keadaan bereksitasi ke
keadaan awal.
panjang gelombang atau frekuensi tertentu), dapat dinyatakan bahwa unsur itu
c
E=h ∙ v=h
λ
Warna yang berbeda itu disebabkan oleh panjang gelombang yang berbeda.
Jarak orbital dari setiap unsur selalu berbeda sehingga beberapa kristal garam
Sifat fisika adalah sifat yang berhubungan dengan perubahan fisik zat.
Sifat fisika dapat digunakan untuk menerangkan penampilan suatu zat. Sifat-
sifat yang tergolong sifat fisika yaitu: warna, bau, rasa, kerapatan, titik didih,
titik lebur, titik beku, daya hantar, kemagnetan, kelarutan, dan kekerasan.
Berapakah densitasnya?
Massa jenis merupakan besaran hasil turunan dari besaran massa (kg)
dan dibagi besaran volume (m3). Rumus Fisika yang dihasilkan adalah seperti
m
ini ρ= .
V
10,02 g
ρ= =1,15 g /mL
8,692 mL
juga berfungsi untuk menunjang proses analisis yang akurat dan presisi.
sikloheksana?
Bromoform sedikit larut dalam air, sedangkan sikloheksana tidak dapat
8.5. Ketika air dan toluen dicampurkan, dua lapisan terbentuk. Cairan
Air, karena massa jenis air lebih besar yaitu 0.998g/mL. Sementara
KCl : Ungu
LiNO3 : Merah
NaCl : Kuning
BaCl2 : Hijau
Sr(NO3)2 : Merah
CaCl2 : Jingga
nyala api yang akan memberikan warna tertentu pada nyala tertentu. Semua
logam alkali lunak, putih mengkilap seperti perak dengan titik leleh terendah.
Sifat ini karena atom-atom alkali hanya memiliki satu elektron terluar yang
terlibat dalam ikatan logam, sehingga energi kohesi antar atom dalam kristal
emisi yang khas jika dibakar pada nyala api bunsen. Adapun warna-warna
biru.
Logam-logam golongan II A memiliki jari-jari yang lebih kecil jika
kerapatan serta energi ionisasi yang lebih tinggi. Hal ini karena logam-logam
alkali memiliki dua elektron sehingga ikakatan antar atom lebih kuat. Garam –
garam alkali tanah jika dibakar pada nyala bunsen akan menimbulkan
dan Be tidak memberikan spektrum emisi yang khas. Logam alkali tanah juga
bersifat reduktor dan jika bereaksi dengan air akan membentuk basa dan gas
H2.
Pada dasarnya, apabila suatu senyawa kimia dipanaskan, maka akan terurai
energi tinggi (keadaan tereksitasi). Pada keadaan energi tinggi, atom logam
bentuk cahaya. Besarnya energi yang diserap atau yang dipancarkan oleh
setiap atom unsur logam bersifat khas. Hal ini dapat ditujukkan dari warna
nyala atom-atom logam yang mampu menyerap radiasi cahaya didaerah sinar
tampak.
air? Mengapa?
Tidak, karena kadmium nitrat larut dalam air. Oleh karena itu, saat
mengukur volume zat padat dengan mengukur perubahan volume dalam air,
9.2 Tuliskan metode lain yang dapat digunakan untuk menentukan densitas
a. Alat Hidrometer
Massa jenis zat cair dapat diukur langsung dengan menggunakan alat
b. Alat piknometer
Piknometer adalah alat yang terbuat dari gelas yang memiliki volume
(m1−m 0)
ρ=
Vp
gelombang dari emisi radiasi yang dihasilkan (dalam satuan nm). Ubah
besarnya energi setiap radiasi yang dihasilkan pada pengujian nyala yang
10. Kesimpulan
Sifat zat adalah karakteristik dari suatu zat yang memungkinkan kita untuk
suatu zat dapat dilakukan dengan mengamati wujud, warna, ukuran, bentuk,
Sifat fisika adalah sifat yang menggambarkan ciri khas suatu zat yang dapat
diukur dan diamati tanpa mengubah zat-zat penyusunan. Sifat-sifat fisis zat
tersebut, antara lain warna, bentuk, ukuran, keadatan, kelarutan, daya hantar
listrik, kemagnetan, massa jenis, titik didih, titik lebur, dan titik beku.
Sifat kimia adalah sifat yang menunjukan reaksi kimia antarzat yang
Contoh sifat-sifat kimia adalah mudah terbakar, berkarat, mudah meledak, dan
beracun.
Kelarutan merupakan keadaan suatu senyawa baik padat, cair, ataupun gas
yang terlarut dalam padatan, cairan, atau gas yang akan membentuk larutan
Densitas adalah besarnya massa jenis suatu senyawa, yang berkaitan dengan
kerapatan antar molekulnya, semakin panjangnya rantai karbon maka semakin kuat
Titik didih suatu zat adalah suhu yang tekanan uap jenuhnya sama dengan
tekanan di atas permukaan zat cair. Titik Didih suatu zat cair dipengaruhi oleh
tekanan udara, artinya semakin besar tekanan udara maka semakin besar pula
Warna nyala yang dihasilkan saat suatu zat saat dibakar dapat pula digunakan
untuk mengidentifikasi zat tersebut. Setiap atom, jika diberi energi akan
11. Referensi
Hamka L, Ms. H., Sitti Saenab, M., & Sitti Rahma Yunus, Mp. (2017). Sumber
Belajar Penunjang Plpg 2017 Mata Pelajaran Ipa Bab Iv Zat Dan
Prawira, N. B., & Rouf, A. (2018). Perancangan Alat Ukur Massa Jenis Zat Cair
https://doi.org/10.22146/ijeis.24481
Purnawan, C., & A.N, R. (2013). Struktur atom dan Sistem Periodik Unsur.
Kimia, 29–70.
http://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/view/10866
Yuliani, G., & Siti, H. (2012). Panduan Praktikum Kimia Dasar. 1–6.