Anda di halaman 1dari 5

Nama / NIM : Khairy Yunda M.

/ 1940053

Kelas : Akselerasi

Kelompok :5

LAPORAN PRAKTIK ELEKTROKIMIA

Judul :

Hubungan Antara Potensial elektroda Logam Terhadap Kepekaan Ion Sejenis

Tujuan :

1. Menerapkan hukum Nerst untuk pengukuran secara potensiometri.


2. Membuat kurva standar antara kepekatan ion logam terhadap potensial elektroda.
3. Membedakan “Potensial Elektroda” dengan “Potensial Elektroda Standar”.
4. Melaksanakan penetapan ion-ion menggunakan ion-meter.

Prinsip :

Logam yang dicelupkan ke dalam suatu larutan, jika terjadi proses pelarutan, akan
bermuatan negative. Hal ini terjadi karena logam yang terkororsi akan melarut dalam bentuk
kation sambil melepaskan electron ke katoda. Semakin banyak kation yang melarut, nilai
potensial katoda yang bersangkutan akan semakin besar (potensial katoda akan semakin
negative). Potensial akan mencapai nol jika tidak ada logam yang bisa melarut. Kondisi ini bisa
terjadi jika logam dicelupkan ke dalam larutan yang tidak melarutkan logam tersebut baik
dikarensakan sifat larutan yang tidak lagi korosif ataupun karena larutan yang sudah jenuh
dengan logam sehingga logam tidak dapat lagi melarut.

Jika sejenis logam dicelupkan ke dalam larutan elektrolitnya, akan terdapat 2


kemungkinan proses yang terjadi. Kemungkinan yang pertama, logam masih bisa larut ke dalam
larutan elektrolit tersebut, dan menjadi berpotensial negative. Kemungkinan kedua, kation-kation
dari larutan akan mengendap pada logam. Pada kasus ini logam akan bermuatan positif. Ada
kemungkinan yang lain, yaitu jika larutan bersifat korosif, maka logam akan melarut, berapapun
kandungan ion logam bersangkutan di dalam larutan. Pada kasus ini, tidak ada hubungan antara
potensial elektroda dengan kepekatan ion logam terlarut.
Reaksi :

Ketika logam larut di dalam larutan elektrolit :

Cu(s)  Cu +2 (aq) + 2e-

Ketika kation dari larutan elektrolit mengendap pada logam :

2Cu+2 (aq)  4H+ (aq) + O2 + 4e-

2Cu+ + 2H2O (aq)  2Cu (s) + 4H+ (aq) +O2 (g)

Cara Kerja :

1. Larutan CuSO4 0,5 M dibuat sebanyak 250 ml


2. 150 ml larutan CuSO4 0,5 M diencerkan menjadi 250 ml sehingga diperoleh larutan
CuSO4 0,3 M
3. 150 ml larutan CuSO4 0,3 M ditambahkan 75 mL air sehingga diperoleh larutan CuSO 4
0,2 M
4. 125 mL larutan CuSO4 0,2 M diencerkan menjadi 250 ml sehingga diperoleh larutan
CuSO4 0,1 M
5. Dengan cara yang sama dibuatkan larutan CuSO4 0,05 M 0,025 M 0,01 M dan 0,005 M
6. Elektroda Cu dan elektroda C dicelupkan ke larutan dengan kepekatan terendah
kemudian diukur dan dicatat potensialnya menggunakan milivoltmeter
7. Potensial elektrode diukur untuk semua larutan CuSO 4. Mulailah dari larutan dengan
kepekatan terendah ke larutan dengan kepekatan tertinggi
8. Pengukuran di atas diulangi hingga 3x.

Data Pengamatan :

Kepekatan Ulangan Pengukuran (mV) Rerata Hasil


Pengukuran Perhitungan
(M) 1 2 3
(mV) (mV)
0,005 -157,9 -158,0 -156,7 -157,5 408,1
0,010 -173,5 -185,3 -172,2 -177,0 399,2
0,025 -180,2 -193,6 -190,4 -188,1 387,4
0,050 -194,8 -210,5 -210,8 -205,4 378,4
Perhitungan :

A. Pembuatan larutan CuSO4


Vp.Cp=Ve.Ce
1. CuSO4 0,3M

1M¿
100ml.0, 3 M¿ ¿
= =30ml¿
Vpekat

2. CuSO4 0,005M

0,3 M¿
100ml.0,005M¿ ¿
Vpekat = =1,7 ml¿

3. CuSO4 0,010M

0,3 M¿
100ml.0,010M¿ ¿
Vpekat = =3,3ml¿
4. CuSO4 0,025M

0,3M ¿
100ml.0,025M¿ ¿
Vpekat = =8,3ml¿
5. CuSO4 0,05M

0,3M¿
100ml.0,050M¿ ¿
Vpekat = =16,7ml¿
B. Perhitungan perbedaan potensial secara teoritis
0 , 0592 a
Esel=E 0 sel− . log reduksi
n a oksidasi
0 , 0592
Esel=E 0 sel− . log [ Cu+ 2 ]
2

1. 0,005 M
0 , 0592
Esel=0 ,34− . log [ 0 ,005 M ] =408 ,1 mV
2
2. 0,010 M
0 , 0592
Esel=0 ,34− . log [ 0 ,010 M ] =399 , 2 mV
2
3. 0,025 M
0 , 0592
Esel=0 ,34− . log [ 0 ,025 M ] =387 , 4 mV
2
4. 0,050 M
0 , 0592
Esel=0 ,34− . log [ 0 ,050 M ] =378 , 5 mV
2

Pembahasan :

Persamaan Nenst adalah suatu persamaan yang berhubungan dengan potensial reduksi
atau setengah sel (atau total tegangan, seperti gaya elektromotif dari sel penuh) terhadap
potensial elektroda standar, suhu dan aktivitas (sering diperkirakan menggunakan konsentrasi)
suatu spesies kimia yang melakukan reduksi dan oksidasi. Persamaan tersebut dinamai sesusai
nama ahli fisika Jerman yang pertama kali merumuskannya, yaitu Walther Nernst.

Secara teoritis berdasarkan persmaan Nernst ini ,pengaruh kepekatan larutan elektrolit
dengan ion sejenis dengan katoda nya dari hasil perhitungan semakkin tinggi konsetrasi larutan
berbanding lurus dengan partikel elektrodanya. Sesuai dengan rumus yang berlaku, ketika E
bernilai positif maka reaksi berlangsung spontan, dan ketika E bernilai negative maka reaksi
berlangsung tidak spontan. E dapat bernilai negative dapat disebabkan karena terjadinya proses
pelarutan logam. Logam yang terkorosi akan melarut dalam bentuk kation sambil melepaskan
electron si katoda. Semakin banyak kation yang melarut, nilai potensial katodanya akan semakin
besar (potensial katoda akan semakin negative). Hal ini sesuai dengan yang dilakukan saat
praktikum, sebab saat praktikum ditambahkan asam yang digunakan untuk mencegah terjadinya
proses pengendapan saat larutan CuSO4 diencerkan dengan air.

Dari grafik hubungan antara konsentrasi dengan hasil pengukuran yang telah dibuat,
terjadi penyimpangan yang sangat jauh. Pada standar grafik hubungan berada di nilai positif,
sedangkan hasil pengukuran sampel berada di nilai negative. Walaupun bentuk grafik tidak
menunjukan peyimpangan, namun letaknya yang sangat berbeda dapat disebabkan oleh suatu hal
yaitu pelarut yang digunakan tidak murni. Pelarut yang digunakan seharusnya adalah air
deionisasi, yaitu air yang tidak mengandung ion-ion bermuatan. Ion bermuatan yang terdapat
pada pelarut yang digunakan (dalam percobaan kali ini digunakan air destilasi) dapat ikut terukur
pada saaat proses pengukuran. Semakin rendah konsentrasi CuSO 4 maka ion bermuatan dari air
dstilasi semakin dominan terukur, hal ini lah yang menyebabkan hasil pengukuran pada sampel
menjadi terlalu negative.

Kesimpulan :

Hubungan antaara potensial elektoda dengan kepekatan ion logam sejenis dengan
menggunakan katoda Cu, anoda C, dan larutan elektrolin CuSO 4 dari berbagai kepekatan
diperoleh hasil yang jauh dari teori persamaan nerst yang dihitung, seharus nya semakin tinggi
kepekatan semakin tinggi nilai potensial dan hasil yang didapat negatif menunjukan terjadi
nya pelarutan elektroda logam oleh larutan elektrolit juga disebabkan penggunaan pelarut yang
tidaksesuai sehingga memengaruhi hasil pembacaan.

Daftar Pustaka

https://www.ilmukimia.org/2016/12/persamaan-nernst.html

Anda mungkin juga menyukai